ABSTRAK
Latar Belakang: Bencana tanah longsor merupakan bencana alam yang dapat memberikan
dampak yang negatif bagi penyintas bencana tanah longsor. Dampak yang ditimbulkan baik
berupa dampak fisik, sosial, lingkungan maupun dampak psikologis. Dampak psikologis yang
ditimbulkan setelah bencana yaitu Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) yang menunjukkan
beberapa gejala berupa Re-experiencing, Avoidance, Negative alteration in mood and cognition,
dan Hyperarousal.
Tujuan: Mengetahui gambaran Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada korban bencana
tanah longsor.
Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Teknik
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling, sampel dalam
penelitian ini berjumlah 38 responden. Analisa data menggunakan analisis univariat untuk
mengetahui karakteristik responden yang meliputi umur, pekerjaan, jenis kelamin, agama, suku,
Pendidikan, usia saat terjadi bencana dan gambaran gejala PTSD.
Hasil: Responden yang mengalami gejala PTSD sebanyak 30 responden (78,9%), sedangkan
responden yang tidak mengalami gejala PTSD sebanyak 8 responden (21,1%).
Kesimpulan: Sebagian besar responden mengalami PTSD.
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 3, DESEMBER 2018 | Halaman 127
Endiyono, N I Hidayah │ Gambaran Post Traumatic Stress Disorder Korban Bencana Tanah Longsor
di Dusun Jemblung Kabupaten Banjarnegara
berlebihan, mudah tersinggung, tidak bisa resonden, teknik sampel dalam penelitian ini
tidur, tegang, dan berbagai reaksi lainnya. adalah total sampling.
Gangguan stress pasca trauma (PTSD) Instrument pengambilan data
kemungkinan berlangsung berbulan-bulan, menggunakan kuesioner Post Traumatic
bertahun-tahun atau sampai beberapa Stress Disorder (PTSD) yang diadopsi dari
dekade dan mungkin baru muncul Gulo, 2015 yang telah memodifikasi
setelah beberapa bulan atau tahun setelah kuesioner dari kuisioner Post Traumatic
adanya pemaparan terhadap peristiwa Stress Disorder (PTSD) screening (PCL) yang
traumatic (Durand & Barlow, 2006). bersumber dari National Center for PTSD
Bencana tanah longsor yang melanda (NCPTSD) yang terdiri dari 17 item
Dusun Jemblung, Desa Sampang, pernyataan. Data yang diperoleh dianalisis
Kecamatan Karangkobar, Kabupaten menggunakan analisis deskriptif sederhana.
Banjarnegara pada Hari Jumat, 12 Desember
2014 menimbun sekitar 35 rumah, HASIL
mengakibatkan kerugian harta benda dan Sebagian besar jenis kelamin
korban jiwa. Setelah dilakukan studi responden adalah perempuan sebanyak 23
pendahuluan pada tanggal 22 desember 2017 responden (60,5%), mayoritas responden
terkait data korban bencana tanah longsor berusia 26-45 tahun sebanyak 16 responden
menurut Badan Penanggulangan Bencana (42,1%). Seluruh responden dalam penelitian
Daerah Kabupaten Banjarnegara (BPBD) ini beragama islam (100%), mayoritas
menyebutkan bahwa jumlah korban bencana pendidikan responden adalah sekolah dasar
tanah longsor yang mengalami trauma fisik (SD) sebanyak 26 responden (68,4).
atau tidak berjumlah 117 jiwa, korban Sebagian besar pekerjaan responden adalah
meninggal dunia berjumlah 125 jiwa, dan 20 sebagai petani dan buruh (lain-lain) sebanyak
korban tidak ditemukan (BPBD, 2017). Hal ini 13 responden (34,2%), dan semua responden
tentu saja menimbulkan dampak psikologis bersuku jawa (100%) (Tabel 1). Hasil
yang tidak ringan bagi warga di daerah penelitian menunjukkan bahwa responden
bencana. yang mengalami gejala PTSD sebanyak 30
responden (78,9%), sedangkan responden
METODE yang tidak mengalami gejala PTSD sebanyak
Penelitian ini merupakan penelitian 8 responden (21,1%) (Tabel 2).
deskriptif menggunakan pendekatan survey.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
warga yang berusia diatas 12 tahun dan
berada saat dilakukan penelitian di tempat
relokasi korban bencana tanah longsor Dusun
Jemblung Kabupaten Banjarnegara,
penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 38
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 3, DESEMBER 2018 | Halaman 128
Endiyono, N I Hidayah │ Gambaran Post Traumatic Stress Disorder Korban Bencana Tanah Longsor
di Dusun Jemblung Kabupaten Banjarnegara
Tabel 2. Gambaran Gejala PTSD Korban Bnecana Tanah Longsor di Dusun Jemblung
Kabupaten Banjarnegara (n=38).
Gambaran Gejala PTSD Frekuensi Persentase
PTSD 30 78.9%
Tidak PTSD 8 21.1%
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 3, DESEMBER 2018 | Halaman 129
Endiyono, N I Hidayah │ Gambaran Post Traumatic Stress Disorder Korban Bencana Tanah Longsor
di Dusun Jemblung Kabupaten Banjarnegara
banyak merespon gejala panik, flashback, yang diulang), dan upaya untuk menghindari
respon terkejut perasaan kaku di leher dan ingatan dan emosi negative. Oleh karena itu
tenggorokan. Peristiwa traumatis mengirim seseorang yang mengalami PTSD akan
sinyal pada amygdala (bagian otak yang menghindari stimuli yang mengingatkan
berperan dalam melakukan pengolahan dan tentang pengalaman trauma yang pernah
ingatan terhadap reaksi emosi) yang direspon dialami.
dengan persepsi adanya ancaman. Gejala dapat bemanifestasi sebagai
Pengaktifan amygdala meningkatkan kesulitan untuk memulai tidur atau
ingatan yang dimediasi oleh Hippocampus. mempertahankannya akibat mimpi buruk
Peningkatan yang ekstrim mengganggu berulang mengenai peristiwa traumatic,
fungsi hippocampal (bagian otak yang hypervigilance atau sikap waspada
menyimpan ingatan). Peningkatan yang berlebihan. Individu yang telah mengalami
berlebihan di amygda dalam menyebabkan trauma akan bersikap waspada terhadap
respon emosional dan impresi sensorik yang memori yang mengganggu. Mereka juga
terjadi karena berdasarkan penggalan cenderung berhati-hati untuk memastikan
informasi, daripada persepsi yang utuh pada bahwa cedera lebih lanjut tidak terjadi.
objek. Dalam penelitian ini responden yang
Ingatan dari peristiwa traumatis ini mengaami gejala hyperarousal yaitu
kemudian disimpan namun tidak sebanyak 84,2% jumlah yang paling rendah
diintegrasikan ke dalam ingatan semantic. disbanding gejala negative alteration in mood
Oleh sebab itu, informasi disimpan pada and cognition, Re-experiencing, dan
bentuk keadaan yang spesifik serta tidak avoidance. Hal ini dimungkinkan karena
dapat sepenuhnya diproses dan trauma sudah berlangsung cukup lama
diintegrasikan. Peningkatan tersebut sehingga individu sudah beraktivitas seperti
menyebabkan terganggunya integrase biasa.
pemrosesan informasi. Ini merupakan Gejala-gejala PTSD bisa hilang timbul
penyebab mengapa seseorang yang sepanjang hidup penderita, sehingga dapat
terdiagnosis PTSD. mengganggu fungsi kerja dan keefektifan
Menurut teori yang dikemukakan oleh hidup. Hasil penelitia yang dilakukan oleh
(Foa, 2000) tentang pengolahan trauma Giacco, dkk (2013) menyatakan bahwa
kognitif sangat sulit dilakukan oleh orang yang gangguan PTSD berkaitan erat dengan
mengalami PTSD, hal ini dikarenakan dalam penurunan kualitas hidup seseorang. Analisis
mengaktifkan struktur ketakutan berati hasil penelitian terhadap pengaruh ketiga
mengaktifkan unsur respon, sehingga ketika kelompok gejala PTSD terhadap perubahan
individu merasakan emosi yang luar biasa kualitas hidup menunjukkan adanya pengaruh
seseorang kemudian mencoba untuk berhenti yang signifikan antara perubahan gejala
berpikir tentang kejadian masa lalu. Kemudian hyperarousal dengan perubahan kualitas
berkembang antara upaya untuk hidup.
mengasimilasi (yang mengarah ke pengalan
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 3, DESEMBER 2018 | Halaman 130
Endiyono, N I Hidayah │ Gambaran Post Traumatic Stress Disorder Korban Bencana Tanah Longsor
di Dusun Jemblung Kabupaten Banjarnegara
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 3, DESEMBER 2018 | Halaman 131