Anda di halaman 1dari 8

1

PEMULIHAN PTSD ANAK-ANAK KORBAN BENCANA TANAH LONGSOR DENGAN


PLAY THERAPY

Mukhadiono, Widyo Subagyo, Wahyudi

Poltekkes Semarang Prodi Keperawatan Purwokerto


email: mukhadiono@gmail.com

ABSTRACT
Children as victims susceptible to Post Traumatic Stress Disorders (PTSD) deserve serious
treatment so that the impact is not prolonged and can hinder development. One form of
intervention that can be applied namely play therapy. This research aims to determine the
PTSD symptom and effect of play therapy on PTSD at the children victims of landslide in
Banjarnegara Regency. Research design using quasy experimental pre-posttest with control
group. The sample was children victims of landslide aged 4-12 years who experience post-
disaster psychological disorders. Sampling method used total sampling. Data analysis used
pair t test. The results showed there were significant differences in scores PTSD before and
after the play therapy (p 0.001) in the intervention group. In the control group there was no
significant difference in score of PTSD before and after the play therapy (p 0.163). The play
therapy was recommended to manage the psychological impact of disaster on childeren,
and their neighborhood may participate in providing toys wihic are suitable for the local
cultures.
Keywords: PTSD, play therapy; disaster; trauma

ABSTRAK
Anak sebagai korban bencana yang rentan mengalami Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD) perlu mendapat penanganan yang serius agar akibat yang ditimbulkan tidak
berkepanjangan dan dapat menghambat perkembangannya. Salah satu bentuk intervensi
yang dapat diterapkan yaitu terapi bermain (play therapy). Penelitian ini bertujuan
mengetahui gejala PTSD dan pengaruh play therapy terhadap PTSD pada anak-anak
korban bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara. Desain penelitian menggunakan
quasy experiment pre posttest with control group. Sampel penelitian ini adalah pada anak-
anak korban bencana tanah longsor usia 4-12 tahun yang mengalami gangguan psikologis
pasca bencana. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling. Analisis data
dengan pair t test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan kelompok
intervensi dengan skor PTSD sebelum dan sesudah play therapy (p 0,001). Pada kelompok
kontrol tidak terdapat perbedaan signifikan skor PTSD sebelum dan sesudah play therapy
(p 0,163). Saran penelitian adalah terapi bermain dapat dijadikan sebagai salah satu
program penanganan dampak psikologis anak korban bencana, dan lingkungan tempat
tinggal anak perlu menyediakan sarana permainan untuk anak yang disesuaikan budaya
setempat.
Kata kunci: PTSD, play Theray
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

PENDAHULUAN berkepanjangan dan menghambat


Bencana tanah longsor yang melanda perkembangannya. Anak-anak korban
Dusun Jemblung, Desa Sampang, bencana memiliki karakteristik yang khas,
Kecamatan Karangkobar, Kabupaten sehingga memerlukan bentuk-bentuk
Banjarnegara pada hari Jumat, 12 intervensi yang sesuai dengan
Desember 2014 menimbun sekitar 35 karakteristik dan tahap
rumah, mengakibatkan kerugian harta perkembangannya agar gangguan stres
benda dan korban jiwa. Data Badan pasca trauma yang dialami dapat
Nasional Penanggulangan Bencana menurun (Masykur, 2006).
(BNPB) menyebutkan tidak kurang dari Salah satu bentuk intervensi
95 orang ditemukan tewas dan 13 orang yang dapat diterapkan untuk memulihkan
dinyatakan hilang (Tempo Online, 22 kondisi psikologis anak-anak korban
Desember 2014). bencana adalah konseling melalui terapi
Bencana yang terjadi di bermain (play therapy). Dengan bermain
Kabupaten Banjarnegara menimbulkan anak diberi kesempatan berada dalam
dampak psikologis yang tidak ringan bagi dunia naturalnya sebagai anak
warga di daerah bencana. Laporan Badan (Sukmaningrum, 2001). Melalui anak
Penelitian dan Pengembangan Jawa akan merasa aman dalam
Tengah (2008), menyebutkan bahwa mengekpresikan dan melakukan
korban bencana seringkali secara eksplorasi terhadap dirinya baik
perasaan, pikiran, pengalaman, maupun
psikologis terjangkit gangguan stres
pasca trauma/bencana yang pada tingkah laku, karena anak tidak
umumnya dalam dunia kesehatan disebut berhadapan langsung dengan kondisi
post traumatic stress disorder (PTSD). yang mengingatkan pada trauma yang
dialami namun hanya menggunakan
PTSD pada umumnya dapat materi-materi yang bersifat simbolik
disembuhkan apabila segera dapat (Landreth, 2001). Jadi, terapi bermain
terdeteksi dan mendapatkan penanganan yang diterapkan pada anak yang
yang tepat. Apabila tidak terdeteksi dan mengalami gangguan stres pasca
dibiarkan tanpa penanganan, maka dapat bencana bertujuan untuk menurunkan
mengakibatkan komplikasi medis maupun gangguan tersebut dengan membantu
psikologis yang serius yang bersifat anak belajar menerima diri sendiri dan
permanen yang akhirnya akan mengembalikan kontrol diri serta
mengganggu kehidupan sosial maupun merasakan kebebasan dalam
pekerjaan penderita (Flannery, 1999). berekspresi.
Umumnya PTSD dapat disembuhkan dan
prinsip pertolongan pada korban bencana Permasalahan yang dikaji daam
yang mengalami PTSD adalah berupa penelitian ini adalah gejala PTSD dan
pendampingan pada korban untuk pengaruh play therapy terhadap (PTSD)
mengembalikan kondisi seperti sediakala pada anak-anak korban bencana tanah
(NICE, 2005, dalam Mashar, 2011). longsor di Kabupaten Banjarnegara.

Anak sebagai korban bencana METODE PENELITIAN


yang rentan mengalami PTSD, perlu Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
mendapat penanganan yang serius agar desain penelitian quasy experiment pre
akibat yang ditimbulkan tidak post test with control group. Populasi

24
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

Tabel 1 Perbedaan PTSD Sebelum dan Tabel 2 Selisih skor PTSD Bencana
Sesudah Play Therapy (N=38) (N=38) pada Kelompok Intervensi dan
Kontrol
Kelpk Mean (SD) Rang p
e Kelpk Mean (SD) SE p
Intervensi 0,001 Intervensi 1,53 (1,65) 0,38 0,003
A0 22,63 (2,97) 17-28 Kontrol 0,21 (0,63) 0,15
A1 21,11 (2,33) 17-24

Kontrol 0,163 paling menonjol adalah sembunyi jika


A0 24,74 (2,2) 21-30 mendengar suara keras seperti sirene,
A1 24,53 (12,25) 21-30 ambulan dan lain-lain. Sebanyak 23 anak
Ket: A0: sebelum perlakuan, A1: setelah menunjukkan perilaku dimaksud pada
perlakuan kategori sering.
Gangguan perilaku yang
penelitian anak-anak korban bencana
menonjol pada anak-anak korban
tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara
bencana tanah longsor hasil posttest
yang mengalami gangguan psikologis
adalah tampak cemas, mengalami mimpi
pasca bencana. Kriteria inklusi sampel
buruk, tampak sedih, dan mudah marah.
adalah anak usia 4-12 tahun dan
Perilaku tersebut berbeda dengan hasil
mengikuti sesi play therapy sampai
pretest. Selain itu, frekuensi data
selesai. Kriteria eksklusinya adalah tidak
terbanyak juga berubah. Hasil pretest
mengalami gangguan jiwa berat.
frekuensi data yang menonjol pada
Instrumen penelitian menggunakan
kategori sering, sedangkan frekuensi data
kuesioner. Analisis data menggunakan
hasil posttest yang menonjol pada
paired t test dan independent t test.
kategori kadang-kadang.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. menunjukkan rata-rata
Gangguan perilaku yang skor PTSD kelompok intervensi sebelum
menonjol pada anak-anak korban play therapy 22,63 dan sesudah play
bencana tanah longsor di Kabupaten therapy 21,11. Rentang skor sebelum
Banjarnegara dari hasil pretest adalah play therapy 17-28, sedangkan sesudah
sembunyi jika mendengar suara keras play therapy 17-24.
seperti sirene, ambulan dan lain-lain,
Pada kelompok kontrol, rata-rata
mengalami ketakutan tanpa alasan yang
skor PTSD sebelum play therapy 22,74
jelas, tampak cemas, tampak sedih, dan
dan sesudah play therapy 24,53. Rentang
menunjukkan perilaku agresif. Minimal
skor sebelum play therapy 21-30 dan play
separuh dari anak-anak korban bencana
therapy 21-30. Dapat disimpulkan bahwa
tanah longsor menunjukkan beberapa
terdapat perbedaan yang signifikan pada
gangguan perilaku tersebut.
kelompok intervensi dengan skor PTSD
Beberapa gangguan perilaku sebelum dan sesudah Play Therapy (p
yang menonjol berada pada frekuensi value 0,001). Sementara kelompok
sering merefleksikan kondisi kejiwaan kontrol tidak terdapat perbedaan
anak-anak korban bencana tanah longsor signifikan skor PTSD sebelum dan
dalam kondisi stress dan trauma akibat sesudah Play Therapy (p value 0,163).
bencana yang terjadi beberapa waktu
sebelumnya. Gangguan perilaku yang

25
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

Tabel 2 menunjukkan rata-rata dengan pendapat Grinage mengenai


selisih skor PTSD sebelum dan sesudah beberapa gangguan yang terjadi dalam
play therapy pada kelompok intervensi PTSD. Menurut Grinage (2003, dalam
1,53 dan pada kelompok kontrol 0,21. Mashar, 2011) PTSD ditandai oleh
Disimpulkan terdapat perbedaan beberapa gangguan, yaitu: (1) gangguan
signifikan PTSD sebelum dan sesudah fisik/perilaku yang ditandai: sulit tidur,
play therapy pada kelompok intervensi terbangun pagi sekali; (2) Gangguan
dan kontrol (p value 0,003). kemampuan berpikir ditandai; mudah
PEMBAHASAN curiga dan perasaan selalu takut disakiti,
teringat kembali pada kajadian traumatis
Hasil pretest menunjukkan hanya dengan melihat, mencium, atau
bahwa gangguan perilaku yang menonjol mendengar sesuatu. (3) Gangguan emosi
pada anak-anak korban bencana tanah ditandai; sedih dan putus asa, mudah
longsor di Kabupaten Banjarnegara tersinggung dan cemas, kemarahan dan
adalah sembunyi jika mendengar suara rasa bersalah, perasaan takut mengalami
keras seperti sirene, ambulan dan lain- kembali kejadian traumatis tersebut,
lain, mengalami ketakutan tanpa alasan perasaan kehilangan dan kebingungan,
yang jelas, tampak cemas, tampak sedih, emosi yang naik turun. Gangguan lain
dan menunjukkan perilaku agresif. yang juga sering dijumpai adalah tidur
Minimal separuh dari anak-anak korban terganggu sepanjang malam dan gelisah,
bencana tanah longsor yang diteliti terbangun dengan keringat dingin, selalu
menunjukkan beberapa gangguan merasa lelah walaupun tidur sepanjang
perilaku yang menonjol tersebut dan malam, mimpi buruk dan berulang, sakit
frekuensinya berada pada kategori kepala, gemetar dan mual.
sering. Hal ini merefleksikan kondisi
kejiwaan anak-anak korban bencana Berbagai macam gangguan
tanah longsor dalam kondisi stres dan tersebut dijumpai pada anak-anak korban
trauma akibat bencana yang terjadi bencana tanah longsor di Kabupaten
beberapa waktu sebelumnya. Banjarnegara, meskipun gejala yang
muncul antara satu anak dengan anak
Hasil posttest menunjukkan yang lain berbeda-beda. Hal itu tidak
gangguan perilaku yang menonjol pada terlepas dari aspek-aspek kondisional
anak-anak korban bencana tanah longsor yang melingkupi si anak, seperti umur,
di Kabupaten Banjarnegara adalah pendidikan, kepribadian, faktor keluarga,
tampak cemas, mengalami mimpi buruk, dan lainnya.
tampak sedih, dan mudah marah.
Perilaku tersebut sudah berbeda dengan Penelitian ini mendapatkan hasil
hasil pretest. Perbedaan juga terlihat pada kelompok intervensi rata-rata skor
pada frekuensi data perilaku yang PTSD anak-anak korban bencana tanah
menonjol, yakni sering pada hasil pretest, longsor yaitu 22,63 sebelum play therapy
sedangkan frekuensi data hasil posttest dan 21,11 sesudah play therapy.
yang menonjol pada kategori kadang- Sementara pada kelompok kontrol, rata-
kadang. rata skor PTSD pada anak-anak korban
bencana sebelum dan sesudah play
Perilaku yang ditunjukkan pada therapy adalah 22,74 dan 24,53.
anak-anak korban bencana tanah longsor
di Kabupaten Banjarnegara sejalan Penelitian menyimpulkan pada
kelompok intervensi yang mendapatkan

26
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

play therapy terdapat perbedaan dilakukan oleh Nuryani (2014),


signifikan skor Post Traumatic Stres menyatakan bahwa permainan berbasis
Disorder (PTSD) antara sebelum dan budaya lokal dapat meningkatkan
sesudah play therapy (p value 0,001). kemampuan sosialisasi siswa taman
Sementara pada kelompok kontrol dapat kanak-kanak di Hunian Tetap
disimpulkan tidak terdapat perbedaan Cangkringan Sleman Yogyakarta.
signifikan skor Post Traumatic Stres
Jenis penanganan psikoterapi
Disorder (PTSD) sebelum dan sesudah
pada masalah Post Traumatic Stres
Play Therapy (p value 0,163).
Disorder (PTSD) meliputi 3 macam, yaitu:
Selanjutnya, terdapat perbedaan
anxiety management, cognitive therapy
signifikan selisih skor Post Traumatic
dan exposure therapy. Pada anxiety
Stres Disorder (PTSD) antara sebelum
management, terapis akan mengajarkan
dan sesudah play therapy pada kelompok
beberapa ketrampilan untuk membantu
intervensi dan kontrol (p value 0,003).
mengatasi gejala PTSD dengan lebih baik
Soemitro (1991) menyatakan melalui: 1) relaxation training, yaitu
bahwa bermain adalah belajar belajar mengontrol ketakutan dan
menyesuaikan diri dengan keadaan. kecemasan secara sistematis dan
Melalui bermain anak berusaha untuk merelaksasikan kelompok otot-otot
beradaptasi dengan situasi dan kondisi utama, 2) breathing retraining, yaitu
lingkungan tertentu dalam bentuk, berat, belajar bernafas dengan perut secara
isi, sifat, jarak, waktu dan bahasa. perlahan-lahan, santai dan menghindari
Bermain juga merupakan suatu sarana bernafas dengan tergesa-gesa yang
pelepasan atau pembebasan dari menimbulkan perasaan tidak nyaman,
tekanan tekanan yang dihadapi anak. bahkan reaksi fisik yang tidak baik seperti
Dengan bermain anak diberi kesempatan jantung berdebar dan sakit kepala, 3)
berada dalam dunia naturalnya sebagai positive thinking dan self-talk, yaitu
anak (Sukmaningrum, 2001), sehingga belajar untuk menghilangkan pikiran
anak akan merasa aman dalam negatif dan mengganti dengan pikiran
mengekspresikan dan melakukan positif ketika menghadapi hal±hal yang
eksplorasi terhadap diri mereka baik membuat stress (stresor), 4)
pikiran, perasaan, pengalaman maupun assertiveness training, yaitu belajar
tingkah laku, karena anak tidak bagaimana mengekspresikan harapan,
berhadapan langsung dengan kondisi opini dan emosi tanpa menyalahkan atau
yang mengingatkan pada trauma yang menyakiti orang lain, 5) thought stopping,
dialami namun hanya menggunakan yaitu belajar bagaimana mengalihkan
materi-materi yang bersifat simbolik pikiran ketika kita sedang memikirkan hal-
(Landreth, 2001). hal yang membuat kita stress.
Dalam penelitian yang dilakukan Dalam cognitive therapy, terapis
oleh Melisha, dkk (2010) menyebutkan membantu untuk merubah kepercayaan
bahwa play therapy dengan jenis yang tidak rasional yang mengganggu
permainan SIAGA dapat bermanfaat emosi dan kegiatan sehari-hari klien.
untuk media informasi bagi anak dalam Dalam exposure therapy para terapis
menghadapi bencana sehingga anak membantu menghadapi situasi yang
menjadi siap secara fisik dan psikologis. khusus, orang lain, obyek, memori atau
Sejalan juga dengan penelitian yang emosi yang mengingatkan pada trauma

27
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

dan menimbulkan ketakutan yang tidak tangan memiliki fungsi terapeutik dan
realistik dalam kehidupannya. Terapi memunculkan katarshis, finger painting
dapat berjalan dengan cara: exposure in dapat memproyeksikan dan
the imagination, yaitu bertanya pada mengekspresi-kan fantasi dan asosiasi
penderita untuk mengulang cerita secara bebas. Sedangkan bercerita dapat
detail sampai tidak mengalami hambatan mengeluarkan konflik dalam diri,
menceritakan; atau exposure in reality, mengenal cara adaptasi yang sehat dan
yaitu membantu menghadapi situasi yang menanamkan nilai-nilai dan ketrampilan
sekarang aman tetapi ingin dihindari menyelesaikan masalah.
karena menyebabkan ketakutan yang
Minggu kedua diberikan
sangat kuat.
permainan puzzle dengan tingkat
Play therapy menjadi alternatif kerumitan yang berbeda. Permainan ini
penanganan yang cukup efektif untuk berfungsi sebagai cognitive therapy
membantu mengatasi gejala PTSD pada menstimulasi kemampuan kognitif,
anak-anak korban bencana. Terapi ini membantu anak merubah kepercayaan
dilakukan dengan berbagai jenis yang tidak rasional yang mengganggu
permainan yang sesuai dengan kondisi emosi dan kegiatan sehari-hari.
kelompok sasaran (anak-anak korban
Menurut Kathleen Stassen
bencana dan lingkungannya. Terapis Berger dalam Tejasaputra (2001) bermain
memakai permainan untuk memulai topik puzzle bertujuan untuk menguasai
yang tidak dapat dimulai secara langsung.
ketrampilan tertentu. Dengan bermain
Hal ini dapat membantu anak lebih puzzle, anak diharapkan meningkat
merasa nyaman dalam berproses dengan kemampuan kognitifnya, dan dapat
pengalaman traumatiknya. berpikir logis terhadap realitas.
Jenis permainan pada minggu Bermain balon dan bermain
ke-1 adalah menggambar dan bercerita ketapel diberikan minggu ketiga. Bermain
yang ditujukan bagi kelompok intervensi ketapel termasuk salah satu permainan
anak usia TK dan SD. Dalam aplikasinya, tradisional dan board games yang cocok
anak diminta untuk menggambar bagi anak pada masa laten untuk
peristiwa/ kejadian traumatik/ tidak mengembangkan achievment,
menyenangkan yang pernah dialami, kompetensi, menguasai lingkungan dan
kemudian minta anak untuk menceritakan self esteem (Masykur, 2006). Dengan
gambar yang dibuatnya itu. bermain mencari balon, memecah balon
Buku cerita dan bercerita dapat dan bermain ketapel merupakan salah
mendorong atau membesarkan hati anak. satu psikoterapi jenis exposure therapy.
Anak dapat memproyeksikan jalan keluar Dengan suara balon meletus dan suara
yang sesuai dengan diri mereka sendiri dentingan ketapel, terapis membantu
bahkan karakter-karakter dalam cerita. anak menghadapi situasi traumatik yang
Menggambar dapat memberikan pernah dihadapi anak dan menimbulkan
pengalaman kepada anak-anak untuk ketakutan yang tidak realistik (Mashar
membuat gambar-gambar berisi peristiwa ,2011).
traumatis yang dialami, anak dapat Permainan minggu ke empat
melukiskan kekuatan dan konrol diri yaitu permainan plastisin. Anak diminta
mereka (Mashar, 2011). Menurut membuat bentuk bebas sesuai imajinasi
Masykur (2006), menggambar dengan

28
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

yang dimiliki. Permainan ini termasuk art mengalami mimpi buruk, tampak sedih,
technique dan imagery technique. Anak dan mudah marah. Frekuensi data
dapat memproyeksikan dan perilaku tersebut pada kategori kadang-
mengekspresikan fantasi dan asosiasi kadang. Jadi, ada perubahan jenis
bebas, memunculkan insight, gangguan perilaku dan kategori
menanamkan nilai dan ketrampilan frekuensinya. Pasca dilakukannya play
menyelesaikan masalah (Masykur, 2006). therapy, gangguan yang dialami menjadi
Menurut Teori Psikoanalitik dari Sigmund lebih sedikit, ada perubahan jenis
Freud bermain seperti halnya berfantasi gangguan dan frekuensinya.
dan berangan-angan. Melalui bermain
KESIMPULAN
dan berangan-angan anak dapat
memproyeksikan harapan-harapannya, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
maupun konflik pribadinya. Dengan yang dialami anak-anak korban bencana
bermain plastisin anak dapat berimajinasi tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara
dan berangan-angan membuat sebuah hasil pretest meliputi sembunyi jika
bentuk sesuai yang dipikirkan, juga dapat mendengar suara keras seperti sirene,
menstimulasi motorik dan sensorik ambulan dan lain-lain, mengalami
tangan. Melalui bermain plastisin anak ketakutan tanpa alasan yang jelas,
dapat memindahkan perasaan negatif ke tampak cemas, tampak sedih, dan
obyek pengganti, yaitu plastisin. menunjukkan perilaku agresif, sedangkan
hasil posttest meliputi tampak cemas,
Berbagai macam permainan
mengalami mimpi buruk, tampak sedih,
tersebut memberikan dampak yang nyata
dan mudah marah. Play therapy
terhadap anak-anak korban bencana
berpengaruh signifikan terhadap Post
tanah longsor yang menjadi subjek
Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada
penelitian ini. Indikasinya terlihat pada
anak-anak korban bencana tanah longsor
perubahan perilaku yang terkait dengan
di Kabupaten Banjarnegara, dibuktikan
gangguan PTSD yang dialami kelompok
dengan selisih skor Post Traumatic Stres
sasaran dan perbedaan selisih skor
Disorder (PTSD) sebelum dan sesudah
PTSD pada kedua kelompok yang diteliti
Play therapy pada kelompok intervensi
(intervensi dan kontrol).
dan kontrol (p value 0,003).
Hasil pretest menunjukkan
KEPUSTAKAAN
gangguan perilaku yang menonjol anak-
anak korban bencana tanah longsor di Flannery, R.B. (1999) Psychological
Kabupaten Banjarnegara adalah Trauma and Post Traumatic Stress
sembunyi jika mendengar suara keras Disorder: a.review, International
seperti sirene, ambulan dan lain-lain, Journal of Emergency Mental Health.
mengalami ketakutan tanpa alasan yang 1 (2) p 77 ± 82
jelas, tampak cemas, tampak sedih, dan Heni, Anastasia. (2008). Manual
menunjukkan perilaku agresif. Gangguan Psikoedukasi Informasi Psikososial
perilaku tersebut frekuensinya berada Dasar Bagi Masyarakat Pasca
pada kategori sering. Hasil posttest Bencana. Jakarta: CWS.
menunjukkan bahwa gangguan perilaku Kaplan, H.I., B. J. Sadock, J.A. Grebb.
yang menonjol pada anak-anak korban (1998), Sinopsis Psikiatri:Ilmu
bencana tanah longsor di Kabupaten Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis,
Banjarnegara adalah tampak cemas, 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

29
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

Kharismawan, Kuriake. (2008). Panduan 2006 (Sebuah Studi Kualitatif di


Program Psikososial Paska Kecamatan Wedi dan Gantiwarno,
Bencana. Semarang: Center For .ODWHQ ´ Jurnal Psikologi Universitas
Trauma Recovery Unika Diponegoro Vol.3 No. 1, Juni 2006.
Soegijapranata Roan,W., (2003) ³0HOXSDNDQ .HQDQJDQ
Landreth, G.L. 1991. Play therapy: The 0HQJKDSXV 7UDXPD´ GDODP Intisari,
Art of the Relationship. Indiana: Edisi Desember 2003.Mohon di cek.
Accelerated Development Inc Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2002).
Landreth, G.L. (2001). Innovations in Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Play Therapy: Issues, Process, and Klinis (2th ed). Jakarta: CV. Sagung
Special Populations. Brunner- Seto.
Routledge: Taylor & Francis. Sugiyono, (2012), Statistik Untuk
Laporan Badan Penelitian dan Penelitian. Edisi 4, Bandung: IKAPI
Pengembangan Jawa Tengah. 6XNPDQLQJUXP ( ³7HUDSL
(2008). Semarang: Badan Litbang Bermain sebagai Salah Satu
Provinsi Jawa Tengah. Alternatif Penanganan Pasca
Mashar, Riana. (2011). Konseling Pada Trauma Karena Kekerasan
Anak Yang Mengalami Stress Pasca (Domestic Violence) 3DGD $QDN´
Trauma Bencana Merapi Melalui Jurnal Psikologi. Vol. 8. No. 2, 14-23.
Play Therapy. Bandung : Universitas Tempo Online. Longsor Banjarnegara,
Pendidikan Indonesia. Fokus Bergeser ke Pengungsi. 22
0DV\NXU $FKPDG 0 ³3RWUHt Desember 2014.
Psikososial Korban Gempa 27 Mei

30

Anda mungkin juga menyukai