Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 1, Hal 72 - 78, Mei 2019 e-ISSN 2548-7051

Persatuan
Jurnal Perawat
Perawat Nasional
Indonesia, Indonesia
Volume 3 NoJawa Tengah
1, Hal 72 - 78, Mei 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK GAMELAN JAWA


TERHADAP TINGKAT KECEMASAN LANSIA
Utami Dwi Yusli1, Nurullya Rachma2
1
Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Divisi Keperawatan Jiwa dan Komunitas, Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Diponegoro
nurullyarachma@fk.undip.ac.id

Abstrak
Kecemasan lansia di panti wreda cenderung meningkat setiap hari. Kondisi ini dapat mengakibatkan
ketidakmampuan berlebihan dan gangguan pada kualitas kehidupan lebih lanjut pada lansia. Terapi
musik gamelan adalah salah satu alternatif terapi pada lansia dengan kecemasan, terutama kecemasan
ringan sampai sedang yang sangat mudah untuk dilakukan dan tanpa efek samping. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi Musik Gamelan Jawa terhadap kecemasan pada lansia di
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif dengan quasi experiment design dengan rancangan pretest-postest one
group design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 40
responden. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner Geriatric Anxiety Scale (GAS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi musik gamelan jawa terhadap tingkat kecemasan
Lansia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang dengan nilai p value 0,000.
Terapi musik gamelan dapat menjadi salah satu alternatif intervensi keperawatan yang dapat dilakukan
oleh para caregiver di panti wreda untuk dapat diimplementasikan kepada lansia dengan masalah
kecemasan.

Kata kunci: Musik gamelan, lansia, kecemasan

Abstract
The effect of javanese gamelan music therapy intervention on elderly anxiety level. Elderly anxiety
level in nursing homes tend increase every day. This condition can lead to excessive incompetence and
further interference in quality of life. Gamelan music therapy is an alternative therapy management in
the elderly with anxiety. It can control mild to moderate anxiety level which is very easy to do without
side effects. The purpose of this study was to determine the effect of javanese gamelan music therapy
intervention on elderly anxiety level at Elderly Social Services Home of Pucang Gading Semarang. The
method of this study was quantitative used quasi-experimental design with pretest-posttest one group
design. Sampling technique used was purposive sampling with 40 respondents as the sample. Retrieving
data using a Geriatric Anxiety Scale (GAS) questionnaire sheet . The results show that there was a
significant influence of Javanese gamelan music therapy on anxiety level of the Elderly at Elderly
Social Services Home of Pucang Gading Semarang with p value of 0.000. Gamelan music therapy can
be an alternative nursing intervention and can be done by the care giver in a nursing home for elderly
with anxiety problems.

Keywords: Gamelan music, elderly, anxiety

Pendahuluan dapat menurunkan daya tahan tubuh,


Lansia merupakan tahap akhir pada membuat lansia rentan terkena infeksi
siklus kehidupan dengan munculnya tanda- penyakit menular (Pusat Data dan
tanda penuaan (Pusat Data dan Informasi, Informasi, 2016). Lansia juga dapat
2016). Pada masa ini banyak permasalahan mengalami masalah kesehatan mental yang
yang dapat terjadi pada lansia yaitu, dapat dihubungkan dengan sejumlah faktor
masalah, ekonomi, mental, sosial, risiko psikososial seperti penurunan fungsi
pekerjaan, dan kesehatan (Demartoto, kognitif, kehilangan peran sosial,
2006) (Wong, 2008). Masalah kesehatan kehilangan keluarga, isolasi sosial, serta
pada lansia karena penurunan fungsi berkurangnya interaksi sosial (Tamher S,
fisiologis ditandai dengan munculnya 2009) (Kemkes RI, 2016). Masalah lansia
masalah degeneratif. Masalah kesehatan juga dipengaruhi oleh lingkungan yang
72
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 1, Hal 72 - 78, Mei 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

berbeda, misalnya tempat tinggal. umumnya menggunakan obat psikotropik,


Beberapa masalah dapat muncul pada namun penanganan tersebut dapat
lansia yang tinggal di panti wreda (Pusat menimbulkan risiko seperti penurunan
Data dan Informasi, 2016). pemulihan fisik, ketergantungan, dan
Lansia yang tinggal di panti wreda sindroma pemutusan obat (Maas, 2011).
memiliki latar belakang kehidupan dan Manfaat dan risiko pengobatan tersebut
alasan yang berbeda-beda. Hal ini bisa harus dipertimbangkan dengan penanganan
menjadi stresor atau sumber stres setiap lain. Pemberian terapi yang tidak
lansia di panti wreda (Pusat Data dan berhubungan dengan obat harus
Informasi, 2016). Sumber stres tersebut diutamakan terutama untuk pasien dengan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara tingkat kecemasan ringan sampai sedang,
lain lingkungan, sosial, dan hidup tanpa misalnya dengan kegiatan spiritual, mass
keluarga yang dapat menyebabkan age, hipnotis, dan teknik relaksasi (Maas,
munculnya perubahan dan respon 2011) (Sholeh, 2011).
psikologis, seperti kognisi, perilaku sosial, Berdasarkan National Safety
dan emosi. Emosi yang dekat dengan stres Council terdapat bermacam-macam teknik
adalah kecemasan. Kecemasan adalah relaksasi untuk kecemasan, yaitu teknik
respon psikologis, tingkah laku, dan emosi napas dalam, relaksasi 5 jari, dan teknik
terhadap stres (Junaidi & Noor, 2010) distraksi yaitu imajinasi dan terapi musik
(Setyawan, M F., 2013) (Wiyono & (Junaidi & Noor, 2010). Menurut
Widodo, 2010). Indonesia Hypnosis Assotiation teknik ini
Kecemasan lansia yang tinggal di berperan dalam pelepasan perasaan
panti wreda disebabkan oleh penurunan individu pada masalah emosional,
kondisi fisik, mental, paparan terhadap memunculkan suasana hati yang positif,
kematian yang meningkat, serta dukungan membantu pemecahan masalah, dan
sosial yang berangsur-angsur menurun memperbaiki konflik pribadi (Daryani,
karena jauh dari keluarga (Mumpuni, 2014). Menurut Purwadi, musik
2014). Para lansia di Rumah Pelayanan mempunyai kekuatan untuk mengobati
Sosial Pucang Gading Semarang, penyakit dan ketidakmampuan yang
menceritakan perasaan yang dialami, yaitu dialami setiap individu, karena saat musik
rasa takut atau khawatir terhadap kematian, diaplikasikan menjadi terapi, musik dapat
penyakit yang dapat dialami, pendapatan meningkatkan, memulihkan, memelihara
atau penghasilan, kehidupan yang akan kesehatan fisik, spiritual, emosional, dan
datang, usia lanjut tanpa ditemani anak meningkatkan kesehatan psikologis
karena tidak mempunyai anak, dan terjatuh (Widiastuti, 2013) (Sari, PR. dkk, 2013)
pada saat berjalan. Perasaan tersebut (Wendy L.dkk, 2002). Tujuan penelitian
biasanya disebabkan karena teringat anak ini adalah untuk mengetahui pengaruh
dan istri di rumah, penyakit hipertensi atau pemberian terapi music gamelan jawa
penyakit lain yang sedang dialami, mimpi terhadap tingkat kecemasan lansia di panti
terjatuh, tidak mempunyai anak dan istri, wreda.
penghasilan setiap hari, masa mendatang,
dan kelelahan yang sering terjadi. Metode
Kecemasan lansia di panti wreda, Jenis penelitian ini adalah quasi
cenderung meningkat setiap hari, dan eksperiment. Rancangan yang digunakan
kondisi ini dapat mengakibatkan dalam penelitian ini adalah one group
ketidakmampuan berlebihan dan gangguan pretest- posttest design. Populasi dalam
pada kualitas kehidupan lebih lanjut pada penelitian ini adalah lansia dengan tingkat
lansia (Junaidi & Noor, 2010) (Maas, kecemasan ringan hingga sedang di Rumah
2011). Menurut Hocking & Koening, Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang
penanganan kecemasan pada lansia Gading Semarang. Besar sampel dalam
73
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 1, Hal 72 - 78, Mei 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

penelitian ini adalah 40 orang dengan yaitu analisa univariat dalam penelitian ini
teknik pengambilan sampel purposive dilakukan untuk mengetahui distribusi
sampling. Variabel bebas dalam penelitian persentase tiap variabel. Analisa bivariat
ini adalah terapi musik gamelan jawa, dalam penelitian ini adalah untuk
sedangkan variabel terikat dalam penelitian mengetahui apakah ada pengaruh
ini adalah tingkat kecemasan lansia. Alat pembeian terapi musik gamelan jawa
penelitian yang digunakan adalah Geriatric terhadap tingkat kecemasan lansia. Peneliti
Anxiety Scale (GAS) yang telah dilakukan menggunakan uji bivariat dengan
alih bahasa oleh Sang Ayu Ketut menggunakan uji beda 2 mean dependen
Candrawati dan digunakan pada yaitu T-test karena data terdistribusi
penelitiannya. Pengambilan data pretest normal hasil uji dependen T-test nilai p =
dan posttest dilakukan pada Bulan Mei 0.000.
2018. Analisa data dalam penelitian ini

Hasil
Tabel 1.
Usia responden (n=40)
Karakteristik F %
Usia
45-59 tahun 2 5
60-74 tahun 25 62,5
75-90 tahun 12 30
>90 tahun 1 2,5
Jenis Kelamin
Laki-laki 16 40
Perempuan 24 60
Lama tinggal
< 2 tahun 18 45
> 2 tahun 22 55

Tabel 2.
Tingkat kecemasan Lansia sebelum dilakukan Terapi Musik Gamelan Jawa (n=40)
Tingkat kecemasan f % Mean Min Max SD
Ringan 32 80
29,82 21 55 10,20
Sedang 8 20

Tabel 3.
Tingkat Kecemasan lansia sesudah dilakukan Terapi Musik Gamelan Jawa (n=40)
Tingkat kecemasan f % Mean Min Max SD
Minimal 23 57,5
Sedang 4 10 20,87 10 45 9,95
Ringan 13 32,5

74
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 1, Hal 72 - 78, Mei 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tabel 4.
Pengaruh Terapi Musik Gamelan Jawa terhadap tingkat kecemasan lansia (n=40)
Mean Std. t df Sig. (2-
Deviation tailed)
Kecemasan Lansia Sebelum Terapi 29,82 10,20 22,362 38 ,000
Musik Gamelan Jawa 20,87 9,95
Kecemasan Lansia Sesudah Terapi
Musik Gamelan Jawa
Tabel 8 menunjukkan nilai sig.(2- disebabkan oleh kecemasan dapat
tailed) nilai probabilitas dalam uji T- test berkurang (Junaidi & Noor, 2010).
adalah .000. melihat hasil nilai sig.(2- Lansia yang mengalami gejala
tailed) dibandingkan dengan taraf kognitif seperti kadang-kadang merasa
signifikasi 5% (0,05), maka sig.(2- tailed) linglung sebanyak 22 lansia (55%) turun
< 0,05, maka terdapat perbedaan yang menjadi tidak sama sekali merasa linglung
signifikan antara kecemasan lansia sebanyak 19 lansia (60%), kadang-kadang
sebelum dan sesudah diberikan terapi tidak bisa mengendalikan kekhawatiran
musik gamelan jawa. Dapat dikatakan sebanyak 21 lansia (52,5%) turun menjadi
bahwa ada pengaruh terapi musik gamelan tidak pernah sama sekali sebanyak 15
jawa terhadap tingkat kecemasan lansia di lansia (37,5%). Mendengarkan musik
Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia dapat mensinkronisasi ritme tubuh dengan
Pucang Gading Semarang. cara adanya fibrasi serta menstimulasi
seseorang untuk merasakan ketenangan
Pembahasan (Pratiwi, 2008). Selanjutnya, menikmati
Hasil penelitian ini menunjukkan musik akan menekan pengeluaran hormon
bahwa terdapat pengaruh pemberian terapi kortisol atau hormon stres sehingga lambat
musik gamelan jawa terhadap tingkat laun pembentukan imunitas tidak
kecemasan lansia. Berdasarkan hasil uji T- terganggu. Peningkatan imunitas ini adalah
test nilai probabilitas .0001 yaitu lebih dengan cara meningkatkan opiat endogen
kecil <0,05 maka terdapat perbedaan yang (endorfin dan enkefalin) serta menurunkan
signifikan antara kecemasan lansia katekolamin sehingga daya tahan tubuh
sebelum dan sesudah diberikan terapi penderita meningkat. Kemudian
musik gamelan jawa. Berdasarkan hasil mekanisme terciptanya kenyamanan jiwa,
penelitian ini, dapat dikatakan bahwa ketika telinga kita menangkap suara musik
terapi musik mempengaruhi penurunan yang lembut dapat memperlambat detak
gejala-gejala tersebut. Lansia yang jantung, memperluas kerja nafas dan
mengalami gejala somatik seperti kadang- akhirnya menyamankan jiwa (Junaidi &
kadang merasa sakit perut sebanyak 23 Noor, 2010).
lansia (57,5%) turun menjadi tidak Rasa nyaman yang timbul pada saat
merasakan sakit perut sebanyak 15 lansia mendengarkan musik dapat diakibatkan
(37,5%), dan kadang-kadang merasa lelah karena kelenjar hipofisis melepaskan
sebanyak 23 lansia (57,5%) turun menjadi endorfin, yang terjadi akibat aktivitas
tidak merasa lelah sebanyak 15 lansia elektrik yang tersebar di regio-regio otak
(37,5%). Penggunaan musik dapat yang berhubungan dengan sistem limbik
membantu penurunan ketegangan otot dan dan pusat kontrol otonomi. Sehingga,
kecemasan (Junaidi & Noor, 2010). Pada mendengarkan musik yang disukai
bagian otot, penggunaan musik yang membuat seseorang akan merasa lebih
dikenal dan disukai dapat menurunkan santai dan akhirnya bisa menurunkan
sekresi asam laktat dan zat-zat kimia ketegangan dan kecemasan terhadap
sehingga rasa sakit atau nyeri yang
75
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 1, Hal 72 - 78, Mei 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

stressor yang dihadapi (Junaidi & Noor, mengurangi hambatan terhadap timbulnya
2010). kecemasan (Sholeh, n.d.).
Jenis musik yang digunakan pada Dampak lain yang dialami oleh
penelitian adalah musik gamelan jawa nada lansia ketika mendengarkan musik
laras slendro yang mempunyai alunan gamelan laras slendro yaitu, meningkatnya
lembut, menenangkan, dan sesuai dengan produksi endorphin dan dopamine yang
lansia (Shalehuddin M, 2010). akan menstimulasi system limbic yang
Mendengarkan musik tempo lamban atau merupakan pusat pengaturan emosi untuk
sekitar 60-100 bpm dapat memperlambat menghasilkan emosi yang positif yaitu
dan menyeimbangkan gelombang otak bahagia dan rileks (Dong Soo Kim, 2011)
yang menandakan ketenangan (Salve, HR., & Prabowo, 2007). Hal
(Shalehuddin M, 2010) (Suryana, 2012) tersebut dapat merangsang saraf
(Schou, 2008). Hal ini terjadi karena parasimpatis untuk mendilatasi pembuluh
dengan stimulasi binaural-beat dapat darah sehingga terjadi penurunan tekanan
mendorong seseorang untuk kembali darah. Dong Soo Kim dalam penelitiannya
kedalam kesadaran (Junaidi & Noor, 2010) pada pasien post stroke, terapi musik
(Salve, HR., & Prabowo, 2007). Pada studi memberikan efek dalam menurunkan
yang dilakukan oleh Raymond Bahr dalam depresi dan kecemasan pasien (Mulyawati
waktu satu setengah jam mendengarkan & Erawati, 2012).
musik yang lembut memiliki efek terapi Responden mendapat terapi musik
yang sama seperti dengan menggunakan gamelan jawa nada laras slendro sebanyak
obat penenang Valium 10 mg (IHA, 2010). 3 kali dalam 3 hari berturut-turut, dengan
Musik antara 56 sampai 60 beat lama pemberian terapi selama 30 menit
per detik dapat digunakan untuk melatih untuk setiap kali intervensi. Hasil dari
relaksasi dan gelombang otak menuju penelitiaan Wendy L. Magee di London
kekeadaan alfa (Salve, HR., & Prabowo, juga menyimpulkan bahwa musik terapi
2007). Campbell menjelaskan bahwa yang diberikan dalam jangka waktu yang
musik dapat menyeimbangkan gelombang singkat dapat memberikan perubahan yang
otak. Gelombang otak dapat dimodifikasi positif pada mood seseorang (Widiastuti,
oleh musik ataupun suara yang 2013). Durasi yang seringkali diberikan
ditimbulkan sendiri. Kesadaran terdiri atas pada saat melakukan terapi musik adalah
gelombang beta, yang bergetar dari 14 selama 20-35 menit, tetapi untuk masalah
hingga 20 hertz. Ketenangan dan kesehatan yang lebih spesifik terapi musik
kesadaran yang meningkat dicirikan oleh diberikan dengan durasi 30 menit sampai
gelombang alfa, yang daurnya mulai 8 45 menit (Suryana, 2012) (Schou, 2008).
hingga 13 hertz. Periode‐periode puncak
kreativitas, meditasi dan tidur dicirikan Simpulan dan Saran
oleh gelombang theta, dari 4 hingga 7 Ada pengaruh pemberian terapi musik
hertz. Tidur nyenyak, meditasi yang dalam, gamelan jawa terhadap tingkat kecemasan
serta keadaan tak sadar menghasilkan lansia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut
gelombang delta, yang berkisar dari 0,5 Usia Pucang Gading Semarang ( nilai p =
hingga 3 hertz. Semakin lambat gelombang 0.0001). Terapi musik gamelan jawa ini
otak, semakin santai, puas, dan damailah dapat digunakan sebagai terapi alternatif
perasaan (Dewi, 2009). Keadaan tenang dalam penanganan kecemasan pada lansia,
yang dirasakan seseorang akan memiliki sehingga lansia dengan kecemasan
substansi yang memiliki beta karbolin, mendapatkan penatalaksaan yang tepat.
yaitu antagonis GABA yang menyebabkan
penurunan jumlah down regulator receptor
GABA. Penurunan ini yang akan

76
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 1, Hal 72 - 78, Mei 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Daftar Pustaka Jawa. Jurnal Keperawatan


Daryani. (2014). Pengaruh Terapi Musik Indonesia, 13(3), 195–201.
Langgam Jawa Terhadap Retrieved from
Penurunan Tingkat Kecemasan http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/artic
Pada Lansia Di Purworejo. Jurnal le/view/252/453
Ilmu Keperawatan, 9(1), 1–12.
Retrieved from Maas, M. (2011). Asuhan Keperawatan
http://ejournal.stikesmukla.ac.id/ind Geriatrik. Jakarta: EGC.
ex.php/triage/article/view/187
Mulyawati, Y., & Erawati, M. (2012).
Demartoto, A. (2006). Pelayanan Sosial Kombinasi musik gamelan serta
Non Panti Bagi Lansia Suatu senam lansia untuk lansia dengan
Kajian Sosiologis. Surakarta: hipertensi, 87–93.
Sebelas Maret University Press.
Mumpuni, D. (2014). Analisis Faktor-
Dewi, M. P. (2009). Studi Metaanalisis : Faktor Psikologis Yang
Musik Untuk Menurunkan Stres, Mempengaruhi Death Anxiety.
36(2), 106–115. Skripsi.

Dong Soo Kim, D. (2011). Effects of Noor, Z., & Junaidi. (2010). Penurunan
Music Therapy on Mood in Stroke Tingkat Kecemasan Pada Lansia
Patients. Yonsei Med J, (6)(52), Melalui Terapi Musik Langgam
977–981. Jawa. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 13(3), 195–201.
IHA. (2010). Indonesia Hypnosis
Assosiation. Retrieved from Pratiwi, R. P. (2008). Terapi Musik.
http://www.hipnoterapi.asia/terapi_ Retrieved from
musik.htm http://siarindonesia.net/utty/2008/1
0/15/terapimusik/
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. (2016). Pelayanan Dan Pusat Data Dan Informasi, I. K. (2016).
Peningkatan Usia Lanjut. Retrieved Situasi Lanjut Usia (Lansia) Di
October 14, 2017, from Indonesia. Retrieved October 13,
http://www.depkes.go.id/Article/Vi 2017, from
ew/15052700010/Pelayanan- http://www.depkes.go.id/Resources
Danpeningkatankesehatan-Usia- /Download/Pusdatin/Infodatin/Info
Lanjut datin lansia 2016.Pdf

Jakarta: Pusat Data Dan Informasi Salve, HR., & Prabowo, H. (2007).
Kementrian Kesehatan Republik Treatment Metamusic untuk
Indonesia. (n.d.). Gambaran Menurunkan Stress (Tesis Pasca
Kesehatan Lanjut Usia Di Sarjana). Jakarta: Universitas
Indonesia. Retrieved October 14, Gunadarma, Jakarta.
2017, from
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/ Sari, PR., Purwanta., Aulawi, K. (2013).
Folder/View/01/Structure- Pengaruh Terapi Musik Jawa
Publikasi-Pusdatin-Buletin.Html Terhadap Kecemasan Lansia
Dengan Hipertensi Di Posyandu
Junaidi., Noor, Z. (2010). Penurunan Lansia Kusumasari Blimbingsari
Tingkat Kecemasan Pada Lansia Yogyakarta. Skripsi.
Melalui Terapi Musik Langgam
77
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 1, Hal 72 - 78, Mei 2019 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Schou, K. (2008). Music Therapy For Post Tamher S, N. (2009). Kesehatan Usia
Operative Cardiac Patients, A Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan
Randomized Controlled Trial Keperawatan. Jakarta: Salemba
Evaluating Guided Relaxation With Medika.
Music And Music Listening On
Anxiety, Pain, And Mood Wendy L.dkk. (2002). The Effect of Music
Dissertation Thesis. Department Of Therapy on Mood State in
Communication: Aalborg Neurological Patients. Journal of
University. Music Therapy XXXIX. A Pilot
Study. American Music Therapy
Setyawan, M F., S. (2013). Hubungan Association.
Spiritualitas dengan tingkat
kecemasan menghadapi kematian Widiastuti, R. (2013). Pengaruh Intervensi
Lansia Umur di Atas 60 Tahun di Musik Gamelan Terhadap Depresi
Dusun Tanggulangin, Pandean, Pada Lansia Di Panti Wreda
Ngablak, Magelang, Jawa Tengah, Harapan Ibu, Semarang. Jurnal
5. Retrieved from Keperawatan Komunitas, 1(2),
http://digilib.unisayogya.ac.id/628/ 135–140. Retrieved from
1/NASKAH PUBLIKASI.pdf http://jurnal.unimus.ac.id/index.php
/JKK/article/view/991
Shalehuddin M. (2010). Pengaruh Terapi
Musik Gamelan Jawa Terhadap Wiyono, W., Widodo, A. (2010).
Depresi Pada Lansia di UPT Hubungan Antara Tingkat
Pelayanan Sosial Lansia Pasuruan Kecemasan Dengan
(Tesis Pasca Sarjana). Universitas Kecenderungan Insomnia Pada
Airlangga, Surabaya. Lansia Di Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta. Berita Ilmu
Sholeh, M. (n.d.). Tahajud, terapi religius : Keperawatan, 2(2), 87–92.
Manfaat praktis ditinjau dari ilmu Retrieved from
kedokteran. 2005. Yogyakarta: https://publikasiilmiah.ums.ac.id/ha
Pustaka Pelajar. ndle/11617/2042

Sholeh, M. (2011). Perkembangan Wong, D. L. (2008). Buku Ajar


Psikologi. Keperawatan Pediatric. Jakarta:
EGC.
Suryana, D. (2012). Terapi Musik (cetakan
be). Wsite.

78

Anda mungkin juga menyukai