Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP RESPON


EMOSIONAL LANSIA DI DESA PAGERWOJO KECAMATAN
PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

SKRIPSI

Oleh :

SOVIA KURNIA HELENA SARI


NIM. A2R18095

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“ HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
2021
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP RESPON


EMOSIONAL LANSIA DI DESA PAGERWOJO KECAMATAN
PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Pendidikan Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
“Hutama Abdi Husada”
Tulungagung

Oleh :
SOVIA KURNIA HELENA SARI
NIM. A2R18095

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“ HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bertambahnya jumlah masyarakat di Indonesia tentu berdampak pada jumlah

lansia di Negeri ini. Bertambahnya jumlah angka usia harapan lansia

mengakibatkan berbagai masalah seperti masalah kesehatan saat ini, psikologis

dan sosial ekonomi akan dirasakan oleh lansia. Selain itu hal tersebut juga akan

mempengaruhi kesejahteraan lansia baik dari segi fisik, mental dan sosial.

(Andesty, Syahrul, Epidemiologi, Masyarakat, & Airlangga, 2018). Lanjut usia

merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Proses lanjut

usia merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya di mulai dari suatu waktu

tertentu, tetapi sejak permulaan kehidupan. Lansia adalah masa dimana proses

produktivitas berfikir, meningat, menangkap, dan merespon sesuatu sudah

mengalami penurunan secara berkala (Lestari, 2018).

Masalah yang dialami oleh lansia dalam kehidupan sehari hari ini, lansia ini

banyak yang tidak dapat mengendalikan emosinya ketika apa yang diinginkan

tidak sesuai dengan kemauan pada lansia, seperti masih mampu untuk melakukan

aktivitas sehari hari namun kondisi saat ini fisik sudah tidak mampu, dan

mengenai kesehatan yang labil, kemudian kemampuan alat indra lansia yang

sudah menurun sehingga tidak mampu untuk berfungsi dengan baik dan

menimbulkan respon emosi. (Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, 2017).

Lansia saat ini sebagai fase terakhir kehidupan dimana lansia mengalami

berbagai kemunduran dan perubahan baik secara biologis dan fisiologis,

psikologis maupun sosial. Kemunduran biologis dan fisiologis dapat diketahui

1
2

melalui penurunan fungsi panca indra dan fungsi imonologis yang berkurang

pada lansia sehingga mudah terserang penyakit. Kemunduran psikologis ini sangat

menimbulkan perasaan seperti depresi, cemas, sensitif dan respon emosional

karena lansia merasakan tidak di akui oleh masyarakat. Kemunduran social yang

berhubungan dengan pandangan masyarakat terhadap lansia yang negative, tidak

bisa mandiri dan tidak produktif (N. Sayekti, 2018).

Menurut WHO (2019) jumlah lanjut usia di seluruh dunia saat ini di

perkirakan lebih dari 629 juta jiwa (1 dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun),

dan pada tahun 2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Penduduk di 11 negara

anggota World Health Organization (WHO) kawasan AsiaTenggara yang berusia

di atas 60 tahunberjumlah 142 juta orang dan diperkirakanakan terus meningkat

hingga 3 kali lipat ditahun 2050. Jumlah lanjut usia diatas 60 tahun lansia ini akan

diprediksi dengan meningkat jumlahnya menjadi 20% pada tahun 2015-2050.

Indonesia sekarang berada di posisi keempat setelah Cina, India, dan Jepang. data

dan informasi Kemenkes menurut RI pada tahun 2018 juga menginformasikan

bahwa 5 provinsi terbesar saat ini yang peratama yaitu, Yogyakarta sebesar

13,4%, Jawa Tengah sebesar 11,8%, Jawa Timur sebesar 11,5%, Bali sebesar

10,3%, dan Sulawesi Utara sebesar 9,7%. Sedangkan sebaran penduduk lansia

terendah yaitu di Papua sebesar 2,8% (Kemenkes RI, 2015). Jumlah lansia di Jawa

Timur saat ini sebanyak 6.017.761 orang, namun hanya 39,53% yang telah

mendapat pelayanan. Jumlah lansia di Kabupaten Jombang saat ini mencapai

273.577 jiwa (Marganila purwaningrum, 2020). Pada Provinsi Jawa Timur terjadi

peningkatan jumlah lansia dimana pada tahun 2018 terdapat 12,64%, 2019

13,06%, dan pada tahun 2020 terdapat 14,48% jumlah lansia (BPS, 2020).
3

Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.

Proses menua bukanlah suatu penyakit. Menua merupakan proses menghilangnya

secara perlahan kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan struktur dan

fungsi normal. Proses ini ditandai dengan terjadinya kehilangan jaringan pada

susunan saraf, otot, dan jaringan lain secara perlahan sehingga tubuh mati sedikit

demi sedikit (Manangkot, 2016). Proses menua mengakibatkan seseorang harus

lebih kuat dalam menata pikiran dan emosional karena pada fase lansia terjadi

yang namanya proses berduka dan kehilangan. Kondisi emosional lansia yang

tidak adaptif akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan baik yang secara

langsung dirasakan maupun secara perlahan akan dialami oleh lansia. Peningkatan

kondisi emosional yang tidak adaptif dalam jangka waktu lama akan

mengakibatkan lansia mudah sakit, memicu peningkatan asam lambung, memicu

peningkatan tekanan darah, dan menurunkan kondisi kekebalan tubuh lansia.

Respon emosional yang negatif jika dirasakan oleh seorang lansia dalam kurun

waktu lama akan mengakibatkan penurunan produktifitas lansia dan

mengakibatkan menurunya kualitas hidup lansia (Keliat, 2019).

Terdapat berbagai alternatif solusi untuk meningkatkan respon emosional

lansia, dari respon mal adaptif menjadi respon emosional yang adaptif. Salah satu

diantaranya yaitu dengan menggunakan terapi relaksasi progresif. Terapi relaksasi

progresif bagi lansia saat ini sangat meningkat dengan kualitas tidur pada lansia

bisa mengurangi ketegangan otot dan syaraf pada lansia, dan mengurangi tingkat

kecemasan, stress atau respon emosional dan depresi pada lansia, terapi relaksasi

progresif ini juga bisa menghilangkan rasa kelelahan, sehingga terapi relaksasi

progresif ini dapat membantu dan memperbaiki respon emosional pada lansia saat
4

ini. Latihan relaksasi progresif ini bisa membuat perasaan akan menjadi rileks

kemudian diteruskan pada hipotalamus untuk menghasilkan corticotropin

releasing factor (CFR), pada CFR untuk kelenjar pituitari untuk meningkatkan

propiodmelanicortin yang menyebabkan B endorfin sebagai neurotransmitter yang

mempengaruhi suasana hati menjadi rileks (Borneo, 2017). Salah satu pengobatan

secara nonfarmakologi dalam mengatasi respon emosional lansia yaitu dengan

terapi relakasi otot progresif yang merupakan terapi khusus untuk mengatasi

masalah kesehatan yang dialami oleh lansia(Marganila purwaningrum, 2016).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul

“Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Respon Emosional Lansia Di Desa

Pagerwojo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Apakah Ada Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Respon

Emosional Lansia Di Desa Pagerwojo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten

Tulungagung?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

Relaksasi Progresif Terhadap Respon Emosional Lansia Di Desa Pagerwojo

Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung.

2. Tujuan khusus
5

a. Mengidentifikasi Respon Emosional Lansia Di Desa Pagerwojo Kecamatan

Pagerwojo Kabupaten Tulungagung sebelum melakukan Relaksasi

Progresif.

b. Mengidentifikasi Respon Emosional Lansia Di Desa Pagerwojo Kecamatan

Pagerwojo Kabupaten Tulungagung sebelum melakukan Relaksasi

Progresif.

c. Menganalisis Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Respon Emosional

Lansia Di Desa Pagerwojo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung.

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoiritis

a. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan memberi

sumbangan pemikiran perkembangan ilmu keperawatan tentang Pengaruh

Relaksasi Progresif Terhadap Respon Emosional Lansia Di Desa Pagerwojo

Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung.

b. Bagi Peneliti Selanjutya

Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan informasi tentang

Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Respon Emosional Lansia Di Desa

Pagerwojo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti
6

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman

bagi peneliti mengenai Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Respon

Emosional Lansia Di Desa Pagerwojo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten

Tulungagung.

b. Manfaat bagi intansi tempat penelitian

Hasil dari studi penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai masukan

dalam penetapan standart operasional prosedur relaksasi progresif untuk

mengendalikan respon emosional lansia.

Anda mungkin juga menyukai