ABSTRAK
Latar Belakang : Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal
wajar yang akan di alami semua orang yang di karuniai umur panjang, hanya lambat
cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu yang bersangkutan.
Secara individu, terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah
fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Masalah psikologis yang terjadi pada lanjut usia
salah satunya adalah gangguan psikososial seperti ketergantungan pada orang lain,
mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan. klien yang tidak mau
mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan perasaannya, serta
menampilkan respons, pemberian terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris. Tujuan:
untuk mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris terhadap gangguan
psikososial lanjut usia. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan rancangan quasi
eksperimental design : Non equivalent control group design dengan teknik pengambilan
sampel yaitu purposive sampling terhadap 20 responden yang dibagi dalam 10 lansia untuk
kelompok eksperimen dan 10 lansia untuk kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data
melalui observasi dan wawancara. Hasil: terdapat perbedaan nilai p dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, dimana pada kelompok eksperimen harga p = 0,000 lebih
kecil dari 0,05 dan pada kelompok kontrol p = 0,317. Kesimpulan : hal ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris terhadap gangguan
pikososial pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris tidak berpeluang mengalami penurunan
gangguan psikologis.
ABSTRACT
Background: The process of aging in the course of human life is a natural thing that will be
experienced by all those who are blessed with long life, only the speed of the process
depends on the individual concerned. Individually, the natural aging process occurs. This will
cause physical, mental, social, economic and psychological problems. Psychological problems
that occur in the elderly one of which is psychosocial disorders such as dependence on
32 | Juiperdo
JUIPERDO Vol.6 No.1 2018 Pencegahan Gangguan Psikososial Lansia Yanni Karundeng dkk
others, isolate themselves or withdraw from social activities. clients who do not want to
express verbal communication will be stimulated emotions and feelings, and display
responses, providing sensory stimulation group activity therapy. Aims : to determine the
effect of sensory stimulation group activity therapy on elderly psychosocial disorders.
Method: This research uses a quasi-experimental design: Non equivalent control group
design with a sampling technique that is purposive sampling of 20 respondents divided into
10 elderly for the experimental group and 10 elderly for the control group. Data collection
techniques through observation and interviews. Results: there is a difference in the p value
of the experimental group and the control group, where in the experimental group the price
of p = 0,000 is less than 0.05 and in the control group p = 0.317. Conclusion: this shows that
there is a therapeutic effect of sensory stimulation group activity on picosocial disorders in
the intervention group. Whereas in the control group who were not given therapeutic
activity the sensory stimulation group had no chance of experiencing a decrease in
psychological disorders.
35 | Juiperdo
JUIPERDO Vol.6 No.1 2018 Pencegahan Gangguan Psikososial Lansia Yanni Karundeng dkk
Berdasarkan tabel di atas bahwa umur % dan jenis kelamin terbanyak yaitu
60-74 tahun merupakan kelompok umur perempuan sebanyak 31 responden
terbanyak dalam sampel ini yaitu 62,5 (77,5%).
Tabel 2 Hasil Analisis pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris terhadap
gangguan psikososial lanjut usia kelompok intervensi
Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa berjumlah 19 responden yaitu 95% dan
20 orang responden, yang menunjukkan nilai posttest = pretest berjumlah 1
nilai posttest < pretest ( ranking negatif) responden atau 5 %. Dari hasil uji ranking
berjumlah 0 responden atau 0 %, dan nilai bertanda wilcoxon dengan menggunakan
posttest > pretest (ranking positif) statistik z didapatkan nilai z -3.903 dengan
36 | Juiperdo
JUIPERDO Vol.6 No.1 2018 Pencegahan Gangguan Psikososial Lansia Yanni Karundeng dkk
Tabel 3 Hasil Analisis pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris terhadap
gangguan psikososial lanjut usia kelompok kontrol
37 | Juiperdo
JUIPERDO Vol.6 No.1 2018 Pencegahan Gangguan Psikososial Lansia Yanni Karundeng dkk
Pada tabel 4.3 menunjukan bahwa 20 menurun. Lumban Tobing (2001) juga
orang responden, yang menunjukkan nilai mengemukakan bahwa semakin tuanya
posttest < pretest ( ranking negatif) umur seseorang akan cenderung
berjumlah 1 orang atau 5 %, dan nilai mengarah pada suatu kondisi/ keadaan
posttest > pretest (ranking positif) yang dapat menyebabkan gangguan
berjumlah 3 orang yaitu 15% dan nilai psikososial.
posttest = pretest berjumlah 16 Dari hasil penelitian menunjukkan
responden atau 80 %. Dari hasil uji ranking kelompok eksperimen berdasarkan jenis
bertanda wilcoxon dengan menggunakan kelamin perempuan Menurut Stanley M
statistik z didapatkan nilai z -1,000 dengan (2002), lebih banyak perempuan yang
taraf kesalahan 0,05 dan tingkat berusia di atas 65 tahun dibanding pria
kepercayaan 95 % maka nilai p= 0,317 karena umur wanita lebih panjang dari
>0,05. pria. Salah satu factor yang
Adapun untuk mengetahui hasil mempengaruhi gangguan psikososial
analisa pengaruh terapi aktivitas adalah jenis kelamin. Pola komunikasi
kelompok stimulasi sensori terhadap perempuan berbeda dengan laki-laki.
gangguan psikososial lanjut usia dilakukan Perempuan lebih cenderung memikirkan
uji statistik Z dengan kemaknaan p = 0,05 masalahnya dan kurang
Berdasarkan hasil penelitian pada mengkomunikasikan dengan orang lain
tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat 2 sehingga emosi labil yang sering
kategori umur yaitu lanjut usia (Elderly) mengakibatkan gangguan psikososial.
berumur antara 60 - 74 tahun dan lanjut Depresi merupakan kelainan alam
usia tua (Old) berumur antara 75 - 90 perasaan yang bias menyebabkan
tahun menurut WHO (Nugroho, 2012). hilangnya minat dan kesenangan dalam
Menurut Nugroho (2012) bahwa dengan beraktifitas.
bertambahnya usia, seseorang secara Dalam penelitian ini peneliti
berangsur-angsur mulai melepaskan diri memberikan terapi aktivitas kelompok
dari kehidupan sosialnya atau menarik diri stimulasi sensoris sebanyak 3 kali, masing-
dari pergaulan sekitarnya sehingga masing terapi terbagi atas 3 sesi yang
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia diberikan selama 1 hari. jarak pemberian
38 | Juiperdo
JUIPERDO Vol.6 No.1 2018 Pencegahan Gangguan Psikososial Lansia Yanni Karundeng dkk
terapi selama 3 hari. Pada hari ke-9 lansia)” di dapatkan hasil nilai P=0,000
setelah pemberian terapi, peneliti bahwa terdapat pengaruh terapi aktifitas
melakukan observasi gangguan psikososial kelompok simulasi sensori tergadap
pasca intervensi (postest). penurunan depresi lanjut usia..
Penurunan gangguan psikososial Menurut Stanley M (2002),
lanjut usia sesungguhnya tidak lepas dari Gangguan psikososial (kesepian dan
pemberian terapi aktifitas kelompok depresi) merupakan masalah umum bagi
simulasi sensori. Sehingga gangguan sebagian besar penghuni panti werdha,
psikososial menunjukkan adanya terutama bagi mereka yang memiliki
perubahan setelah diberikan terapi derajat imobilitas dan mereka yang hanya
aktifitas kelompok simulasi sensori. Hal memiliki sedikit pengunjung dan tidak
ini sudah dibuktikan peneliti bahwa memiliki sistem pendukung yang lain.
dengan pendekatan keperawatan, Reminiscence (terapi dengan mengingat
pemberian terapi aktifitas kelompok masa lalu), memotivasi kembali, musik
stimulasi sensori telah membawahkan dan kelompok aktivitas yang lain dapat
hasil. sangat membantu mengurangi gangguan
Penelitian ini yang telah dilakukan di psikososial (depresi dan kesepian).
di Panti Agape dan Debora Tondano Gangguan psikososial merupakan
dengan hasil uji statistik Wilcoxon Signed ketidakmampuan seseorang dalam
Ranks Test pada responden terdapat menghadapi perubahan-perubahan dalam
pengaruh yang signifikan dimana nilai p- hidupnya. Menurut kuntjoro (2002) pada
value = 0,000 (α =0,05), yang berarti H0 umumnya setelah orang memasuki lanjut
ditolak. Hasil yang diperoleh dari usia maka ia mengalami penurunan fungsi
penelitian ini menunjukkan adanya kognitif (proses belajar, persepsi,
penurunan ganggauan psikososial pemahaman, pengertian, perhatian) dan
sebelum dan sesudah diberikan terapi psikomotor ( meliputi hal-hal yang
aktifitas kelompok simulasi sensori. berhubungan dengan dorongan kehendak
Penelitian yang dilakukan Nurafifah seperti gerakan, tindakan, koordinasi)
tentang “terapi aktifitas kelompok sehingga menyebabkan reaksi dan
simulasi sensori terhadap tingkat depresi perilaku lansia menjadi semakin lambat
39 | Juiperdo
JUIPERDO Vol.6 No.1 2018 Pencegahan Gangguan Psikososial Lansia Yanni Karundeng dkk
dan menjadi kurang cekatan. Terapi adalah agar klien mampu mengekpresikan
aktivitas kelompok stimulasi sensoris perasaannya ( B A Keliat, 2015). Jadi,
merangsang panca indera untuk dengan mengekspresikan perasaan
mengekspresikan apa yang dirasakan oleh melalui terapi aktivitas kelompok stimulasi
lansia sehingga meningkatkan fungsi sensoris dapat mengurangi gangguan
kognitif dan psikomotor lansia yang psikososial lanjut usia. Hal ini sejalan
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia dengan penelitian Nurafifah (2012)
lebih aktif dan cekatan, dengan demikikian bahwa terdapat penurunan tinggat
akan mengurangi gangguan psikososial depresi lanjut usia setelah diberikan
lansia. tindakan terapi aktifitas kelompok simulasi
Berdasarkan hasil analisis pada tabel sensori.
4.4 terdapat perbedaan nilai p dari KESIMPULAN
kelompok eksperimen dan kelompok
Hasil penelitian menunjukan bahwa
kontrol, dimana pada kelompok
terdapat pengaruh terapi aktivitas
eksperimen harga p = 0,000 lebih kecil dari
kelompok stimulasi sensoris terhadap
0,05 dan pada kelompok kontrol p =
gangguan psikososial lanjut usia .
0,317. hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh terapi aktivitas kelompok
DAFTAR PUSTAKA
stimulasi sensoris terhadap gangguan
Alimul, A. 2007. Riset Keperawatan dan
pikososial pada kelompok intervensi. Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba
Medika. Jakarta.
Sedangkan pada kelompok kontrol yang
tidak diberikan terapi aktivitas kelompok Keliat, B A. 2015. Keperawatan Jiwa
(Terapi Aktivitas Kelompok). Edisi
stimulasi sensoris tidak berpeluang 2. EGC. Jakarta.
mengalami penurunan gangguan
Notoadmodjo, S. 2012. Konsep dan
psikologis. Hal ini sesuai dengan teori Penerapan Metodologi Penelitian
bahwa biasanya klien yang tidak mau Ilmu Keperawatan. Salemba
Medika. Jakarta.
mengungkapkan komunikasi verbal akan
Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik
terstimulasi emosi dan perasaannya, serta
Edisi 3. EGC. Jakarta.
menampilkan respons, pemberian terapi
Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan
aktivitas kelompok stimulasi sensoris Metodologi Penelitian Ilmu
40 | Juiperdo
JUIPERDO Vol.6 No.1 2018 Pencegahan Gangguan Psikososial Lansia Yanni Karundeng dkk
41 | Juiperdo