PENYUSUN:
PEMBIMBING:
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
physical, mental and social well-being and not merely the absence of
mereka. Oleh karena itu adanya gangguan kesehatan mental tidak bisa kita
mengkhawatirkan.1
pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,
2
perlakuan tersebut tidak akan membantu penderita sama sekali bahkan
mental yang berbeda dengan penyakit mental atau yang sering disebut
mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World
perhatian lebih serius lagi. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda)
persen atau sejuta orang. Dari total populasi risiko 1.093.150 hanya 3.5%
atau 38.260 yang baru terlayani di rumah sakit jiwa, rumah sakit umum,
kejiwaan atau mental masih dianggap sebagai hal yang memalukan atau
sebuah aib bagi keluarga atau kerabat yang salah satu anggota keluarga
3
Indonesia beranggapan bahwa gangguan kesehatan mental atau kejiwaan
jiwa di dunia pada 2001 adalah 450 juta jiwa orang menderita gangguan
mental dan perilaku di seluruh dunia. Diperkirakan satu dari empat orang
gangguan jiwa ini dapat berdampak pada penambahan beban negara dan
(DALYs) yang hilang karena semua penyakit dan cedera di dunia dan
diperkirakan meningkat hingga 15% pada tahun 2020. Kasus depresi saja
menyumbang 4,3% dari beban penyakit dan merupakan salah satu yang
4
individu, keluarga, maupun komunitas untuk mampu menemukan,
dipasung. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui situasi
penanggulangannya.3
Gangguan jiwa bisa diderita oleh individu dari berbagai kelompok dan
keluarga yang mempengaruhi anak dan penerapan pola asuh orang tua
jiwa juga berdampak pada keluarga seperti kurang berjalannya peran orang
tua dalam menentukan pola asuh pada anaknya sehingga anak suka
5
berperilaku tidak wajar, anak mulai menarik diri dari aktivitas sosial dalam
Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil.
gangguan jiwa berat 14,3 persen dan terbanyak pada penduduk yang
Undang No.18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa yaitu kondisi seorang
harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan kualitas hidup
dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan
6
mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain adanya dan mempunyai sikap
pada tahun 1995 menunjukan bahwa gangguan mental pada remaja dan
dewasa dialami oleht 140 per 1.000 anggota rumah tangga dan gangguan
mental pada anak usia sekolah terdapat 104 per 1000 anggota rumah
tangga.6
selatan 4,6 %, sumatera utara 4,5 % , sumatera barat 4,5%, Riau 2,7 %,
7
meskipun secara nasional tidak termasuk 7 besar provinsi dengan
lainnya masuk kategori gangguan jiwa berat. Dan untuk riskesdas tahun
B. Rumusan Masalah
Konawe?
C. Tujuan Penelitian
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kesehatan Jiwa
"Kesehatan Jiwa" adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran
dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain". Makna
jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang
optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain. Seseorang yang
9
e) Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan
dan jika tidak ditangani dengan tepat maka kondisinya akan menjadi lebih
10
Diketahui dari Guru Besar ilmu Kesehatan Masyarakat
rawat jalan. Dari total populasi risiko 1,093,150 hanya 3.5 persen atau
38,260 yang baru terlayani di rumah sakit jiwa, rumah sakit umum, atau
sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang serius di dunia. WHO
jiwa di dunia mencapai 450 juta orang dan paling tidak ada 1 dari 4 orang
gangguan jiwa berat di Indonesia 1.7 permil, artinya ada sekitar 1.7 kasus
buruk. Gejala yang menyertai gangguan ini antara lain berupa halusinasi,
wahan, gangguan proses pikir dan kemampuan berpikir, dan tingkah laku
11
aneh seperti katatonik. Skizofrenia dan gangguan psikotik adalah contoh
dari gangguan jiwa berat yang lazim terjadi di masyarakat. Orang yang
kabupaten Aceh Besar pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1.345 penderita
gangguan jiwa dan di kecamatan Blang Bintang akhir Mei 2016 terdapat
dengan angka 2.7 kasus per 1000 penduduk. Angka ini bahkan lebih
12
Pada kategori gangguan mental emosional penduduk berusia di atas
(11.6%) dan Sulawesi Selatan serta Jawa Barat (9.3%), dengan prevalensi
emosional dapat dialami oleh semua orang pada kondisi distres psikologis,
namun tetap dapat pulih seperti semula. Individu yang mengalami masalah
lebih serius.10
meningkat lebih dari 18% antara tahun 2005 dan 2015. Depresi merupakan
penyebab terbesar kecacatan di seluruh dunia. Lebih dari 80% penyakit ini
menengah. Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Hasil analisis dari WHO sekitar 450 juta orang menderita gangguan jiwa
13
mendapatkan penanganan medis. Gejala skizofrenia muncul pada usia 15-25
kebesaran atau kejaran, sering bertengkar atau berdebat, dan perilaku cemas
yang tidak menentu dan kemarahan. Penyebab gangguan jiwa salah satunya
adalah adanya tekanan yang berat dalam peristiwa hidup. Stres berasal dari
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer.
15
BAB IV
1) Kecamatan Soropia14
Luas wilayah Kecamatan Soropia 62,73 Km2 atau 0,92 persen dari
luas daratan Kabupaten Konawe. Desa dengan wilayah terluas adalah Desa
16
Atowatu dengan luas 16 Km2 atau 26% dari luas Kecamatan Soropia.
Sedangkan desa dengan luas wilayah terkecil adalah Desa Leppe dengan
kepangkatan terdapat 12 orang PNS yang bergolongan II, 8 orang PNS yang
17
tingkat pendidikan, terdapat 13 orang PNS yang lulusan SMTA, 7 orang
1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010. Selain Sensus Penduduk, untuk
dilakukan sebanyak empat kali, tahun 1976, 1985, 1995 dan terakhir 2005.
pula anggota rumah tangga Korp Diplomatik RI yang tinggal di luar negeri.
facto. Bagi penduduk yang bertempat tinggal tetap dipakai cara de jure,
tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan cara de facto, yaitu dicacah di
18
tempat di mana mereka ditemukan petugas sensus biasanya pada malam
mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi sedang bertugas ke luar
tersebut.
19
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
Tiap Desa/Kelurahan Tahun 2017
Jumlah Penduduk
Rasio
Desa/Kelurahan
Laki-laki Perempuan Total (%)
1 Waworaha 221 240 461 92,08
2 Soropia 284 246 530 115,45
3 Sawapudo 305 301 606 101,33
4 Atowatu 246 251 497 98,01
5 Toronipa 389 392 781 99,23
6 Bokori 293 323 616 90,71
7 Mekar 414 413 827 100,24
8 Bajo Indah 349 331 680 105,44
9 Tapulaga 175 173 348 101,16
10 Sorue Jaya 390 377 767 103,45
11 Saponda 383 359 742 106,69
12 Telaga Biru 175 156 331 112,18
13 Bajoe 235 222 457 105,86
14 Leppe 220 217 437 101,38
15 Saponda Laut 413 399 812 103,51
Jumlah 4.492 4.400 8.892 102,09
Sumber : Hasil Proyeksi Sensus Penduduk 2010
Tabel 4. Penduduk Kecamatan Soropia Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2017
Golongan Umur Laki-laki Perempuan Total
0–4 518 505 1 023
5–9 507 493 1 000
10 – 14 455 449 904
15 – 19 416 393 809
20 – 24 373 353 726
25 – 29 367 357 724
30 – 34 353 357 710
35 – 39 306 313 619
40 – 44 284 290 574
45 – 49 257 250 507
50 – 54 209 203 412
55 – 59 165 155 320
60 – 64 113 107 220
65– 69 76 73 149
70 – 74 48 51 99
75+ 45 51 96
Jumlah 4.492 4.400 8.892
Sumber : Hasil Proyeksi Sensus Penduduk 2010
20
B. Pembahasan
331 jiwa, yaitu laki-laki sebanyak 175 orang dan perempuan 156 orang.
Kecemasan
Karakteristik Tidak Cemas Cemas Cemas Cemas berat Total
Responden cemas ringan sedang berat sekali
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)
Umur (tahun)
20-30 0 1(2) 1(2) 0 8(16) 10(20)
31-40 4(8) 3(6) 4(8) 2(4) 4(8) 17(34)
41-50 5(10) 3(6) 5(10) 3(6) 3(6) 19(38)
51-60 0 1(2) 1(2) 2(4) 0 4(8)
Jenis Kelamin
Laki-laki 6(12) 3(6) 7(14) 4(8) 5(10) 25(50)
Perempuan 3(6) 5(10) 4(8) 3(6) 10(20) 25(50)
Pekerjaan
Nelayan 5(10) 2(4) 5(10) 2(4) 7(14) 21(42)
Pedagang 4(8) 5(10) 3(6) 2(4) 4(8) 18(16)
Petani 0 1(2) 3(6) 3(6) 4(8) 11(22)
Status pernikahan
Belum 0 0 2(4) 0 4(8) 6(12)
menikah
Sudah 9(18) 8(16) 9(18) 7(14) 11(22) 44(88)
menikah
Pada penelitian ini dari segi usia untuk kategori 20-30 tahun ada 10
responden (20%), 31-40 tahun ada 17 responden (34%), 41-50 tahun ada 19
responden (38%), dan 51-60 tahun ada 4 responden (8%). Untuk kategori
21
responden (50%). Untuk kategori pekerjaan nelayan ada 21 responden
For Anxiety (HARS), penduduk Desa Telaga Biru yang tidak mengalami
lahan tambak ikan penduduk akan tertimbun oleh perluasan jalan Kendari-
pertanian, dan usaha dagang. Penduduk tersebut kuatir tentang nasib yang
akan mereka alami jika rumah digusur sebab mereka tidak memiliki lahan
Telaga Biru bekerja sebagai nelayan, pedagang dan petani. Penduduk yang
tidak cemas merupakan penduduk yang memiliki hunian cukup jauh dari
22
BAB IV
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Scale For Anxiety (HARS), penduduk Desa Telaga Biru yang tidak
B. Saran
masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
9. Purnama, G., Yani, D.I., Sutini, T. 2016. Gambaran Stigma Masyarakat
10. Kurniawan, Y., Sulistyarini, I. 2016. Komunitas SEHATI (Sehat Jiwa dan
Merawat Klien Gangguan Jiwa Pasca Pasung. Jurnal Ners 11(2): 283-287.
12. Nirwan, Tahlil, T., Usman, S. 2016. Dukungan Keluarga Dalam Perawatan
14. Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe. 2018. Kecamatan Soropian dalam
25