PENYUSUN :
K1A1 15 018
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2019
ANALISIS PSIKIATRI TERHADAP GANGGUAN JIWA MASYARAKAT SUKU BALI
PADA ARSIP BAGIAN PSIKIATRI FK UHO TAHUN 2018
Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu penyakit dengan
berbagai penyebab yang banyak ditemui di negara-negara maju, modern, dan industri serta
menjadi empat masalah kesehatan utama. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada masyarakat tentang analisis psikiatri terhadap masyarakat suku Bali di Rumah Sakit Jiwa.
Metode. Penelitian ini bertempat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kota Kendari dan merupakan
penelitian deskriptif data diambil dari rekam medis pasien sehingga didapatkan data sebanyak 6
masyarakat suku Bali datang ke RSJ.
Hasil. Dari 6 sampel tersebut didapatkan beragam gangguan psikiatri yang terbanyak yaitu
skizofrenia residual sebanyak 2 orang (33,3%), skizofrenia paranoid sebanyak 1 orang (16,6%),
skizofrenia tak terinci sebanyak 1 orang (16,6%), Depresi ringan tanpa gejala somatik sebanyak
1 orang (16,6%) dan gangguan mental lain YDT akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik sebanyak 1 orang (16,6%)
Kesimpulan. Didapatkan 6 (100%) orang suku Bali yang datang ke RSJ kota Kendari pada
tahun 2018 dimana diagnosa terbanyak yaitu skizofrenia residual, lalu diikuti skizofrenia
paranoid, skizofrenia tak terinci, depresi sedang tanpa gejala somatik. Ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kejadian gangguan jiwa terutama skizofrenia yaitu adanya kasta yang dapat
menimbulkan konflik sosial di masyarakat, pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
yang bisa menyebabkan timbulnya stress dan depresi SERTA tradisi di suku bali salah satunya
mesbem bangke juga bisa mempengaruhi psikologi dari keluarga
Background. Mental disorder is one disease with a variety of causes that are often found in
developed, modern and industrial countries and become the four main health problems. This
research is expected to provide information to the public about psychiatric analysis of Balinese
tribal communities in the Mental Hospital.
Method. This study took place at Kendari City Mental Hospital (RSJ) and was a descriptive
study of data taken from the patient's medical record so that data from 6 Balinese tribesmen
came to the RSJ.
Results. Of the 6 samples, the most psychiatric disorders were found, namely residual
schizophrenia as many as 2 people (33.3%), 1 paranoid schizophrenia (16.6%), 1 person not
detailed schizophrenia (16.6%), mild depression without somatic symptoms as many as 1 person
(16.6%) and other mental disorders YDT due to brain damage and dysfunction and physical
illness as many as 1 person (16.6%)
Conclusion. There were 6 (100%) Balinese people who came to Kendari city hospital in 2018
where the most diagnoses were residual schizophrenia, followed by paranoid schizophrenia,
schizophrenia not detailed, moderate depression without somatic symptoms. There are many
factors that can affect the incidence of mental disorders, especially schizophrenia that is the caste
social conflicts in society, work can affect the level of income that can cause stress and
depression AND tradition in parts of Bali one mesbem bangke can also affect the psychology of
the family
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa bisa dikatakan sebagai suatu kondisi sehat baik emosional, psikologis,
dan juga social yang ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yang memuaskan antara
individu dengan individu lainnya, memiliki koping yang efektif, konsep diri positif dan emosi
yang stabil.2
Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu penyakit dengan berbagai
penyebab yang banyak ditemui di negara-negara maju, modern, dan industri serta menjadi
empat masalah kesehatan utama. Pasien gangguan jiwa banyak mengalami distorsi kognitif
yang mengarah ke gangguan prilaku oleh kesalahan logika, kekeliruan penggunaan alasan
atau imajinasi individu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Berkaitan dengan pernyataan
tersebut menyatakan bahwa kesalahan logika tersebut menyebabkan pasien gangguan jiwa
memiliki pandangan yang sempit mengenai suatu hal bahkan dirinya seperti tidak merasa
memiliki prilaku yang menyimpang dan sulit membina hubungan relasi denga orang lain.
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang banyak terdapat dalam masyarakat yang ditandai
dengan penyimpangan pikiran dan persepsi serta afek yang tidak wajar.2
mental yang baik memungkinkan orang untuk menyadari potensi mereka, mengatasi tekanan
kehidupan yang normal, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada komunitas mereka.
Oleh karena itu adanya gangguan kesehatan mental tidak bisa kita remehkan, karena
jumlah kasusnya saat ini masih cukup mengkhawatirkan. Terdapat sekitar 450 juta orang
menderita gangguan mental dan perilaku di seluruh dunia. Diperkirakan satu dari empat orang
akan menderita gangguan mental selama masa hidup mereka. Menurut WHO regional Asia
Pasifik (WHO SEARO) jumlah kasus gangguan depresi terbanyak di India (56.675.969 kasus
atau 4,5% dari jumlah populasi), terendah di Maldives (12.739 kasus atau 3,7% dari
populasi). Adapun di Indonesia sebanyak 9.162.886 kasus atau 3,7% dari populasi.
bahwa prevalensi gangguan jiwa emosional yang ditunjukkan oleh gejala depresi dan
kecemasan pada usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari total
penduduk Indonesia. Sedangkan untuk prevalensi gangguan jiwa berat, seperti Skizofrenia
mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.3
Secara global, mayoritas dari mereka yang membutuhkan perawatan kesehatan jiwa di
seluruh dunia tidak memiliki akses ke layanan kesehatan mental berkualitas tinggi. Stigma,
kurangnya sumber daya manusia, model pemberian layanan yang terfragmentasi, dan
pada kesenjangan perawatan kesehatan jiwa saat ini. Fakta yang dikeluarkan oleh WHO,
Mental Health Gap Action Programme (mhGAP) pada tahun 2008 telah memperkirakan
bahwa lebih dari 75% orang dengan gangguan jiwa di negara-negara berkembang tidak
memiliki akses ke layanan kesehatan. Laporan yang sama menyatakan bahwa setidaknya
sepertiga pasien dengan Skizofrenia dan lebih dari setengahnya menderita depresi,
memiliki gangguan jiwa terbesar adalah Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 0,27 persen.
Pada posisi kedua ditempati oleh Aceh dengan jumlah 0,27 persen, ketiga adalah Sulawesi
Selatan dengan 0,26 persen, dan di posisi keempat ada Bali dan Jawa Tengah sebanyak 0,23
persen. Jika penduduk Bali per tahun 2017 berjumlah 4.230.051 jiwa, maka 9.729 warga Bali
(mendekati angka 1 juta) mengalami gangguan jiwa berat (ODGJ). Ini termasuk angka yang
sangat tinggi3
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
analisis psikiatri terhadap masyarakat suku Bali di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr. Soeparto
Hardjohusodo Kota Kendari. Setelah melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat tentang analisis psikiatri terhadap masyarakat suku Bali di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diambil perumusan masalah yaitu :
1. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa pada masyarakat suku
Bali ?
2. Bagaimana analisis psikiatri terhadap masyarakat suku Bali di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Dr. Soeparto?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisis psikiatri terhadap masyarakat suku Bali di Rumah Sakit Jiwa
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa pada
b. Mengetahui analisis psikiatri terhadap masyarakat suku Bali di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Dr. Soeparto
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis Psikiatri
1. Pengertian Analisis
Menurut kamus besar Indonesia analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani kuno “analusis” yang berarti
melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali, dan
luein yang berarti melepas, jika di gabungkan maka artinya adalah melepas kembali atau
menguraikan. Kata anlusis ini di serap kedalam bahasa inggris menjadi “analysis”, yang
kemudian juga di serap juga ke dalam bahasa Indonesia menjadi “analisis”. Secara umum,
arti analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai,
suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih
mudah dipahami. Yaitu usaha dalam mengamati sesuatu secara mendetail dengan cara
Pengertian analisis lainnya adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu pokok
menjadi bagian atau komponen sehingga dapat diketahui ciri atau tanda di setiap tiap
bagian / komponen, hubungannya satu sama lain hingga fungsi masing-masingnya. Untuk
berikut: Menurut Harahap (2004:189) Menurut Harahap bahwa pengertian analisis adalah
memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Menurut Gorys
Keraf Analisa adalah sebuah proses untuk memecahkan sesuatu ke dalam bagian-bagian
yang saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut Robert J. Schreiter (1991) Analisa
adalah membaca teks, dengan menempatkan tanda-tanda dalam interaksi yang dinamis dan
pesan yang disampaikan. Menurut Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
(1996:779) Dalam hal ini, analisis diartikan sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, atau perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab,
duduk perkaranya).
2. Pengertian Psikiatri
perawatan dan studi penyakit jiwa atau gangguan (disorder) kejiwaan. Praktsinya adalah
pskiater (di Amerika, dokter dengan beberapa tahun pelatihan sesudah lulus dari sekolah
kedokteran). Sejumlah protesi dari disiplin lain telah merawat pasien yang terkena
gangguan jiwa. Yang terpenting dari disiplin terebut adalah ahli psikologi klinis, pekerjaan
social jiwa dan perawatan jiwa. Mereka biasanya mengganggap orang yang membutuhkan
bantuan sebagai klien, bukan sebagai pasien. Professional-profesional ini bekerja sama
dengan ahli jiwa atau bekerja sebagai praktis independen. Mereke menggunakan terapi
verbal seperti psikiater. Psikiatri berbeda dari disiplin medisnya dimana praktisinya adalah
dokter. Demikian juga, psikiater dilatih secara khusus untuk membuat diagnose sindrom
atau dengan yang lain mendiagnoasa kondisi organ yang mengalami gangguan jiwa mimic,
seperti tumor otak, anker pancreas dan hypertiroidism ( kondisi-kondisi ini dapat berupa
dengan pengobatan psiktropis atau perawatan somatic lainnya. merawat reaksi psikologis
dan dimensi social dari gangguan mental. Selain itu, pelatihan ahli dalam ilmu kedokteran
Amerika secara keseluruhan mempunyai tingkat keahlian yang tinggi dalam perawatan
psikologis, terutama dalam pendekatan psikodinamik. Hal ini berkaitan dengan dampak
dari teori psiko analiik dalam akademi psikiatri, khususnya sejak 1945, ketika banyak
Psikiatri berkaitan erat bidang kedokteran spesialis lain. Seperti kedokteran penyakit
dalam, kedokteran keluarga, neurologi, dan pediatric dan juga dengan disiplin ilmu
3. Analisis Psikiatri
Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan analisis psikatri adalah suatu cara
kedokteran jiwa dalam menguraikan sebagai suatu masalah dengan cara psikiatri sampai
B. Suku Bali
dengan luas wilayah 5.88,8 km2. Bali beriklim tropis dengan curah hujan sedang, Sekitar 120
mm perbulan. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober-April dan musim kemarau terjadi pada
bulan April-Oktober. Pulau Bali terletak duisebelah timur pulau Jawa, dengan batas-batas
sebagai berikut:
Pulau bali termasuk dalam kepulauan Nusa Tenggara, Indonesia. Pulau yang luasnya
5.808,8 km2 ini ibelah dua pegunungan yang membujur dari barat ke timur, Sehingga
daratan yang agak sempit disebelah utara dan daratan yang lebih luas di sebelah Selatan.
Pegunungan yang sebagian besar masih tertutup oleh hutan rimba tersebut mempunyai hal
yang penting dalam pandangan hidup dan kepercayaan penduduk pulau bali. Di wilayah
pegunungan itulah terletak pura-pura yang dianggap suci oleh orang bali , seperti Pura Pulaki,
Pura Batukaru, dan yang utama adalah pura Besakih di kaki gunung Agung yang merupakan
Suku Bali adalah suku bangsa mayoritas yang berada di pulau Bali dan mengikuti
budaya bali dengan 90% masyaraktnya beragama hindu. Suku Bali yang tinggal di Bali di
dalam sistem ketatanegaraan kemudian di kenal dengan Propinsi Bali. Bali merupakan salah
satu propinsi di Indonesia yang memiliki keragaman budaya, adat istiadat serta religiusitas
yang tinggi. Covarrubias menyebut bahwa setiap orang bali disebut sebagai seniman, sebab
ada berbagai aktifitas seni yang mereka lakukan seperti menari, bermain musik, melukis,
memahat, menyanyi hingga bermain lakon terlepas dari kesibukannya sebagai seorang petani,
pedagang, kuli, sopir, dan sebagainya. Kehidupan budaya, adat istiadat dan agama di Bali
Suku Bali masuk ke sulawesi tenggara melalui program pemerintah yaitu transmigrasi.
Transmigrasi (dari bahasa Belanda; transmigratie) adalah suatu program yang dibuat oleh
pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk
(kota) ke daerah lain (desa) didalam wilayah Indonesia. Oleh pemerintah masing-masing
transmigran atau kepala keluarga diberi lahan 2 ha. Pembagian lahan terdiri dari lahan
permukiman untuk mendirikan bangunan sebesar 0,25 Ha, lahan I sebagai lahan persawahan 1
Ha, dan lahan II sebagai lahan perladangan sebesar 0,75 Ha. Pembangunan perrmukiman
transmigrasi umum dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat yang difasilitasi oleh
pemerintah pusat. Kegiatan yang dilaksanakan mulai dari proses perpindahan, penyediaan
Salah satu daerah yang menjadi tempat bagi para transmigaran suku bali adalah Jatibali,
komunitas masyarakat yang berasal dari Bali untuk tinggal menetap dengan harapan dapat
Masyarakat suku Bali yang tinggal di Jatibali tetap membawa budaya, adat istiadat dan
kebiasaan yang selama ini melekat di masyarakat sehingga tidak ada perubahan yang
bermakna antara masyarakat suku bali yang sebelumnya tinggal di Bali dan masyarakat suku
Bali yang saat ini tinggal di Jatibali. Mata pencaharian sebagai petani terus di tekuni oleh
masyarakat suku bali dan tradisi-tradisi serta adat isitiadat tetap dilakukan sebagaimana
mestinya.
C. Gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis atau perilaku yang penting
secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misalnya,
gejala nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting)
atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat
kehilangan kebebasan.6
kenyataan, tidak lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau
jasmaniah lainnya. Hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan
seperti rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa atau kita kenal sebagai
gila.6
berubahnya situasi ekonomi dan politik kearah tidak menentu. Prevalensinya bukan saja pada
kalangan menengah kebawah sebagai dampak langsung dari kesulitan ekonomi, tetapi juga
kalangan menengah keatas sebagai dampak langsung atau tidak langsung kemampuan
individu dalam penyesuaian diri terhadap perubahan sosial yang terus berubah.
Menurut Badan Kesehatan Dunia/ WHO (world health organization), jumlah penderita
gangguan jiwa di dunia adalah 450 juta jiwa. Dengan mengacu data tersebut, kini jumlah itu
diperkirakan sudah meningkat. Diperkirakan dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, ada
sekitar 50 juta atau 22 persennya, mengidap gangguan kejiwaan. Data yang dikeluarkan oleh
Badan Kesehatan Dunia/WHO (world health organization) pada tahun 2006 menyebutkan
bahwa diperkirakan 26 juta penduduk indonesia mengalami gangguan kejiwaan, dari tingkat
gangguan jiwa berat sebesar 2,5 juta jiwa, yang diambil dari data RSJ se-indonesia. Pada studi
terbaru WHO (world health organization) di 14 negara menunjukan bahwa pada negara
berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa parah atau tidak kasus gangguan jiwa parah
METODE PENELITIAN
yang berfungsi untuk mendeskripsikan data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Pengambilan data pada penelitian ini bertempat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr.
Soeparto Hardjohusodo Kota Kendari, dengan mengumpulkan data pasien dari arsip pada
bagian Psikiatri FK UHO tahun 2018 dengan suku Bali lalu kemudian melakukan analisis
lebih lanjut terkait jenis gangguan jiwa terbanyak pada masyarakat suku Bali.
C. Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan sebanyak 6 sampel pasien suku Bali dalam ruang perawatan
RSJ Kendari maupun pasien rawat jalan yang datanya diambil melalui arsip pada bagian
Psikiatri FK UHO di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr. Soeparto Hardjohusodo Kota Kendari
BAB IV
A. Gambaran Umum
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terletak di
Keluruhan Tobuuha, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. RSJ Kota Kendari memiliki fasilitas
pelayanan kedokteran jiwa baik secara rawat inap dan rawat jalan. Terdapat beberapa ruangan
rawat inap pada RSJ Kota Kendari antara lain; ruang srikandi, ruang akut, ruang anggrek,
ruang melati, ruang matahari, ruang flamboyan, ruang mawar, ruang delima, ruang asoka dan
ruang teratai yang masing-masing ruangan memiliki kapasitas penampungan pasien dengan
jumlah yang berbeda. Adapun pasien dengan gangguan jiwa yang hedak dirawat jalan akan
dilayani melalui Poli Psikiatri yang beroprasi mulai hari senin sampai jumat.
B. Hasil
Penelitian ini menggunakan 6 sampel berupa pasien suku Bali yang berasal dari ruang
perawatan RSJ kota Kendari maupun pasien rawat jalan yang kemudian dilakukan
pengambilan data melalui Rekam medik pasien dalam rentang waktu Januari - Desember
2018
C. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari rekam medik pasien, di dapatkan bahwa
sepanjang tahun 2018 terdapat 6 orang pasien yang datang di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr.
Soeparto Hardjohusodo Kota Kendari. Dari ke 6 pasien tersebut, penyakit penyakit yang
didapatkan yaitu 2 orang pasien dengan diagnosa Skizofrenia reesidual, 1 orang pasien
dengan diagnosa skizofrenia paranoid, 1 orang pasien dengan diagnosa skizofrenia tak terinci,
1 orang pasien dengan diagnosa depresi ringan tanpa gejala somatik dan 1 orang pasien
dengan diagnosa gangguan mental lain ydt akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit
fisik
Hal ini sejalan dengan hasil dari studi pendahuluan berdasarkan data di rekam medik
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di Bangli, pada tahun 2017, terdapat 5.747 orang klien rawat
inap dan sebanyak 97% (5.624 orang) dari 5.747 orang dengan skizofrenia. Pada tahun 2017,
terdapat 5.302 orang klien rawat inap dan sebanyak 98% (5.169 orang) dari 5.302 orang
dengan skizofrenia.
Skizofrenia adalah pernyakit yang menyerang sekitar 1% dari populasi dunia. Sampai
saat ini baru sedikit dilaporkan terkait pasien yang benar-benar dapat sembuh dari skizofrenia.
Hal ini juga terkait dengan tidak adanya definisi dan kritria yang paten dan lengkap yang
memberikan garis batas antara definisi recovery dan remission. Namun demikian, angka
relapse masih terbilang tinggi dan tak terhindarkan. Relapse sendiri dapat menjadi beban bagi
pasien seperti gejala yang memburuk, menurunnya fungsi kognitif, fungsi kerja, dan turunnya
kualitas hidup.
Skizofrenia residual adalah suatu stadium kronis dalam perkembangan suatu gangguan
skizofrenik dimana telah terjadi progresi yang jelas dari stadium awal ke stadium lebih lanjut
yang ditandai secara khas oleh gejala-gejala “negatif” jangka panjang, walaupun belum tentu
irreversible.
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan brikut ini harus dipenuhi :
aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif,
buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara dan sikap tubuh,
2. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang
3. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun di mana intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang
4. Tidak terdapat demensia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronis
Pada pasien Skizofrenia ditemukan adanya kerusakan pada bagian otak tertentu. Namun
sampai saat ini belum diketahui bagaimana hubungan antara kerusakan pada bagian otak
limbik,korteks frontal, dan ganglia basalis. Hipotesa Dopamin: Menurut hipotesa ini,
banyaknya reseptor dopamine, turunya nilai ambang atau hipersensitivitas reseptor dopamine,
Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa pada masyarakat suku
bali, yaitu
Seperti diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Bali memeluk agama Hindu.
Atas dasar itulah sampai sekarang sistem kasta masih dapat dijumpai di Bali. Kasta
merupakan peninggalan nenek moyang orang Hindu di Bali yang diwariskan dari
suatu sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi yang ditekuni, bakat dan
keahlian yang dikuasai. Pada perkembangannya, sistem warna dari agama Hindu ini
sering diselewengkan oleh penguasa penguasa feodal dan pengikut pengikutnya untuk
seseorang berdasarkan keturunan. Ide dasar dari sistem ini, yaitu pengelompokan
masyarakat berdasarkan profesi dan keahlian, sering atau bahkan terabaikan sama sekali.
Tingkatan-tingkatan kelas inilah yang kemudian disebut dengan kasta. Pada zaman
dahulu, kasta itu dibuat berdasarkan profesi masyarakat dan sampai saat ini di Bali ada 4
kasta yaitu2:
generasi kasta brahmana ini biasanya akan selalu ada yang menjalankan
yang telah menjadi seorang pendeta akan memilik sisinya, dimanasisya-sisya inilah
pemerintahan dan politik tradisional di Bali, karena orang-orang yang berasal dari
kasta ini merupakan keturuna dari Raja-raja di Bali pada zaman kerajaan.
c. Kasta Wesya adalah masyarakat Bali yang merupakan orang-orang yang memiliki
d. Kasta Sudra merupakan kasta yang mayoritas di Bali, namun memiliki kedudukan
sosial yang paling rendah, dinama masyarakat yang berasal dari kasta ini harus
berbicara dengan Sor Singgih Basa dengan orang yang berasal dari kasta yang lebih
Adanya perbedaan kasta ini dapat menyebabkan konflik sosial . Konflik sosial yang
terjadi dapat menyebabkan sesorang mengalami stres. Selain itu, dengan merujuk pada
beberapa hasil penelitian, terbukti bahwa orang orang yang merupakan kasta terendah di
lingkungan nya akan merasa dikucilkan, tertekan dan kurang bahagia atau bahkan
mengalami gangguan mental yang serius seperti depresi, skizofrenia dan gangguan
kepribadian.
2. Mata pencaharian
agraris atau bermata pencaharian sebagai petani dengan wilayah yang relatif sempit
yaitu 563.666 hektar, terdiri dari 80.765 hektar lahan persawahan dan sisanya 482.901
hektar lahan bukan sawah. Mata pencaharian masyarakat bali yang menjadi petani
membuat pendapatan dari masyarakat suku bali menjadi tidak menentu. Pendapatan
yang tidak menentu ini memicu timbulnya stres yang dapat mengarah ke gangguan
mental seperti depresi dan skizofrenia. Selain itu, dengan merujuk pada beberapa hasil
penelitian, terbukti bahwa orang orang yang berpenghasilan rendah merasa kurang
bahagia atau bahkan mengalami gangguan mental yang serius seperti depresi,
Suku bali merupakan salah satu suku yang ada di indonesia dengan keragaman
budaya, adata istiadat dan kebiasaan kebiasaan. Salah satu adat yang masih di lakukan
sampai saat ini di bali adalah mesbes bangke. tradisi Mesbes Bangke atau mencabik-
cabik mayat memang terlihat mengerikan dan menyeramkan, apalagi bagi mereka yang
baru pertama kali ataupun mengenal tradisi tersebut. Yang mana jasad atau mayat
seseorang yang akan dikremasi (ngaben), akan dicabik-cabik oleh warga banjar Buruan
sebelum menuju tempat pembakaran mayat, mayat tersebut akan ditunggu oleh warga di
luar pekarangan rumah, setelah mayat tersebut keluar dari pintu gerbang rumah, barulah
warga mencabik-cabik mayat tersebut, karena bersemangat, bahkan ada sampai naik ke
atas mayat yang sedang diusung. Tradisi ini dapat mempengaruhi psikologis dari
keluarga saat melihat tubuh anggota keluarganya yang telah meninggal dicabik cabik
oleh warga. Psikologis dari sesorang yang terganggu bisa memicu terjadinya stres,
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan data dari arsip bagian Psikiatri FK UHO di Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
Dr. Soeparto pada tahun 2018, didapatkan sebanyak 6 orang pasien dengan suku Bali
dimana diagnosa terbanyak yaitu skizofrenia residual, lalu diikuti skizofrenia paranoid,
2. Berdasarkan data yang telah di porelah, dapat diketahui bahwa ada banyak faktor yang
suku bali yaitu masih adanya kasta yang dapat menimbulkan konflik sosial di
masyarakat. Selain itu, pekerjaan juga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang
bisa menyebabkan timbulnya stress dan depresi. Beberapa tradisi di suku bali salah
B. Saran
Karena penulisan Referat ini masih jauh dari kesempurnaan, maka diharapkan
masukkan dan saran dari semua pihak agar isi Referat ini lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
3. Bukian, Putu Agus Windu Yasa. Putra, Gede Nur Widya. 2018. Pengaruh Terapi Spiritual
Gayatri Mantram Terhadap Kemampuan Klien Mengontrol Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali Tahun 2018. Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION. 2(2)
4. Gunarta, Meding Edie. 2015. Konsep Diri, Dukungan Sosial dan Penyesuaian Sosial
Mahasiswa Pendatang Di Bali. Jurnal Psikologi Indonesia. 4(2).
6. Sulistiowati, Ni Made Dian., Prapti , Ni Ketut Guru. 2015. Pemberdayaan Keluarga Melalui
Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam Merawat Anggota Keluarga dengan Gangguan Jiwa.
Jurnal Keperawatan Jiwa 3(2) : 141-144