Anda di halaman 1dari 8

0

HUBUNGAN AKTIVITAS SOSIAL DENGAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA


DI DESA DAWUNG JENAR, KECAMATAN JENAR
KABUPATEN SRAGEN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan ( S-1 )

Oleh

Alif Arafah Setiyowati


NIM : 122020030230

PEMBIMBING :
1. Indanah,.M.Kep.,Ns,Sp.Kep.An
2. Muhammad Purnomo, S.Kep. M.HKes

JURUSAN S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada
penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta
peningkatan angka harapan hidup penduduk Indonesia. Angka harapan hidup
perempuan penduduk Indonesia 73,19 pada tahun 2018 mengalami
peningkatan menjadi 73,33 pada tahun 2019. Sedangkan usia harapan hidup
laki-laki penduduk Indonesia 69,30 tahun 2018 mengalami peningkatan
menjadi 69,44 pada tahun 2019. Hal ini mengakibatkan peningkatan
persentase usia lanjut (BPS, 2020).
Kemajuan pada bidang kedokteran dan kesehatan, berimbas pada
peningkatan usia harapan hidup, dan tentunya jumlah penduduk berusia lanjut
(Wreksoatmaja., 2015). Menurut data dari Kemenkes RI, saat ini lansia masih
dapat dikatakan lebih kuat secara fisik, karena 47% dari lansia di Indonesia
masih bekerja. Data ini sekaligus menunjukkan bahwa hampir setengah dari
lansia saat ini masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari (Riani, 2019).
Peningkatan populasi lansia mengakibatkan terjadinya transisi
epidemiologi, yaitu bergesernya pola penyakit dari infeksi dan gangguan gizi
menjadi penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi,
neoplasma, dan penyakit jantung koroner. Gangguan akibat penurunan fungsi
lainnya yang sering terjadi pada lansia adalah berhubungan dengan fungsi
kognitif (Mardiyanto, Jahja, dan Limyati, 2017).
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia ini menimbulkan berbagai
masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang
sering terjadi pada usia lanjut antara lain gangguan fungsi kognitif dan
keseimbangan. Gangguan satu atau lebih fungsi tersebut dapat menyebabkan
gangguan fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas harian. Rasio ketergantungan
lanjut usia yang bisa digolongkan dalam penurunan kemandirian adalah
13,72. Ini berarti 14 lansia didukung oleh 100 orang usia muda (15-44 tahun)
(Pathia, 2015).
Salah satu masalah kesehatan utama di kalangan lanjut usia adalah
kemunduran fungsi kognitif. Penanganan masalah ini seyogyanya sudah
dimulai sedini mungkin, berupa pencegahan atau upaya mempertahankan

1
2

fungsi kognitif di kalangan usia lanjut, baik dengan cara pencegahan penyakit
maupun dengan cara sosial, karena selama ini dianggap bahwa kegiatan
yang melibatkan fungsi berpikir dapat memperlambat proses kemunduran
fungsi kognitif (Wreksoatmodjo, 2015).
Fungsi kognitif merupakan fungsi utama untuk memelihara peran dan
interaksi yang adekuat dalam lingkungan sosial. Kemunduran fungsi kognitif
selanjutnya akan mempengaruhi pola interaksi lansia dengan lingkungan
tempat tinggal, dengan anggota keluarga lain, juga pola aktivitas sosialnya
sehingga akan menambah beban keluarga, lingkungan dan masyarakat
(Wreksoatmodjo, 2015).
Kognitif adalah salah satu fungsi tingkat tinggi otak manusia yang
terdiri dari beberapa aspek seperti; persepsi visual dan konstruksi
kemampuan berhitung, persepsi dan pengguanan bahasa, pemahaman dan
penggunaan bahasa, proses informasi, memori, fungsi eksekutif, dan
pemecahan masalah sehingga jika terjadi gangguan fungsi kognitif dalam
jangka waktu yang panjang dan tidak dilakukan penanganan yang optimal
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Wibowo, 2015).
Hasil penelitian Wreksoatmodjo (2014) pada 260 orang lansia di
Jakarta menyebutkan bahwa lanjut usia yang jaringan sosialnya kurang
mempunyai risiko lebih besar untuk mempunyai fungsi kognitif buruk
dibandingkan dengan mereka yang jaringan sosialnya baik. Demikian juga
para lanjut usia yang aktivitas sosialnya kurang mempunyai risiko lebih besar
untuk mempunyai fungsi kognitif buruk dibandingkan dengan mereka yang
aktivitas sosialnya baik.
Orang yang memiliki banyak teman dan pandai dalam berinteraksi
sosial memiliki dampak positif terhadap kesehatan tubuhnya. Dukungan sosial
tampaknya mempengaruhi keseimbangan hormon kita. Jumlah yang cukup
dari dukungan sosial berhubungan dengan peningkatan kadar hormon yang
disebut oksitosin, yang berfungsi untuk menurunkan kadar kecemasan dan
merangsang system saraf parasimatis yang menimbulkan ketenangan.
Oksitosin juga merangsang keinginan kita tentang keterikatan pada orang-
orang yang penting baginya (Fianita dalam Phatia, 2015).
Aktivitas sosial merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dengan
masyarakat di lingkungan sekitar (Napitupulu, 2010). Teori aktivitas atau
kegiatan (activity theory) menyatakan bahwa lansia yang selalu aktif dan
3

mengikuti banyak kegiatan sosial adalah lansia yang sukses. Aktivitas sosial
merupakan salah satu dari aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh lansia
(Yuliati, 2014). Lansia yang sukses adalah lansia yang mempunyai aktivitas
sosial di lingkungannya. Contoh aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan
aktivitas sosial dalam Activities of Daily Living Scale for Elderly People adalah
lansia mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya bersama lansia
lainnya atau orang-orang terdekat, menjalankan hobi serta aktif dalam
aktivitas kelompok (Sagitta, 2017).
Aktivitas sosial mempunyai efek yang positif pada kesejahteraan
emosional lansia dan kesehatan fisik serta diprediksi dapat menurunkan
resiko kematian. Lanjut usia yang aktif melakukan kegiatan sosial dan
mempertahankan kegiatan sehari-hari, ternyata dapat mempertinggi daya
hidupnya dan mendapatkan kepuasan serta kesenangan batin dalam mengisi
kehidupan lanjut usianya (Sanjaya dan Rusdi, 2012).
Aktivitas sosial yang ekstensif mempunyai efek proteksi terhadap risiko
berkembangnya demensia. Penurunan aktivitas dari usia pertengahan ke usia
lanjut dengan peningkatan risiko demensia meskipun masih mungkin bahwa
penurunan aktivitas tersebut justru merupakan tanda dini demensia. Ada
beberapa alasan mengapa aktivitas sosial dalam bentuk apapun berhubungan
dengan fungsi kognitif di usia lanjut, di antaranya bahwa aktivitas tersebut
juga memperbaiki kondisi kesehatan umum, mengurangi depresi dan
menumbuhkan kebiasaan hidup sehat. Tanpa memperhitungkan efeknya
terhadap fungsi kognitif, menghindari isolasi sosial dan mempertahankan
berbagai jenis aktivitas sosial dapat bersifat protektif terhadap gangguan
kognitif dan demensia di kemudian hari, meskipun demikian, kemungkinan
sebaliknya bahwa gangguan kognitif menyebabkan penurunan aktivitas sosial
juga harus dipertimbangkan mengingat neuropatologi seluler sudah terlihat
berpuluh tahun sebelum gejala muncul (Wreksoatmodjo, 2014).
Aktivitas sosial terdapat unsur aktivitas fisik dan religius, sharing
informasi, sharing pengalaman dan hal menyenangkan membuat hati terhibur.
Salah satu manfaat aktivitas sosial yang bisa didapatkan lansia adalah
menstimulasi memori tetap terjaga. Berkumpul dengan teman-teman bisa
melatih memori akan kejadian di masa lalu. Selain itu juga membawa
perasaan bahagia sehingga memberikan efek psikis, memberikan energi baru
sehingga bisa mengurangi risiko pikun sejak dini (Geriatri.id, 2020).
4

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Desa Dawung, Kecamatan


Jenar, Kabupaten Sragen pada bulan Desember 2020, didapatkan masih
banyak lansia yang masih aktif mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan
baik itu kegiatan organisasi kemasyarakatan maupun keagamaan untuk
mengisi kesibukan di hari tua, namun ada juga lansia yang hanya berdiam
dirumah tidak mau mengikuti kegiatan sosial dan lebih fokus berdiam di rumah
dengan alasan menikmati hari tua bersama keluarga, hasil observasi terhadap
10 orang lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, 8
orang lansia memiliki fungsi fungsi kognitif yang baik dan tidak pikun karena
aktif melakukan aktivitas sosial di masyarakat, sedangkan 2 orang lansia
mengalami kepikunan dan berkurang fungsi kognitifnya karena tidak aktif
dalam aktivitas sosial di masyarakat.
Berdasarkan studi pendahuluan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan aktivitas sosial dengan fungsi
kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan :
“Bagaimana hubungan aktivitas sosial dengan fungsi kognitif lansia di Desa
Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan aktivitas sosial dengan fungsi kognitif
lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui aktivitas sosial lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar,
Kabupaten Sragen.
b. Mengetahui fungsi kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar,
Kabupaten Sragen.
c. Menganalisis hubungan aktivitas sosial dengan fungsi kognitif lansia di
Desa Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen.
5

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
literatur khususnya tentang hubungan aktivitas sosial dengan fungsi
kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Bagi peneliti agar memperoleh pengalaman dalam melakukan
penelitian dan meningkatkan pemahaman tentang hubungan aktivitas
sosial dengan fungsi kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan
Jenar, Kabupaten Sragen.
b. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai sumber literatur atau bahan pembelajaran dan
referensi bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang
aktivitas sosial dengan fungsi kognitif lansia.
c. Bagi Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen
Bagi tempat penelitian Puskesmas Jenar dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan tentang aktivitas
sosial dengan fungsi kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan
Jenar, Kabupaten Sragen.
d. Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
sumber literatur atau bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian di
atas.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang hubungan aktivitas sosial dengan fungsi kognitif
lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen
sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan, tetapi ada beberapa
penelitian yang mendukung penelitian ini :
6

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No Nama Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan
1 Hutasuhut Analisis Fungsi Penelitian ini  Hasil penelitian Jenis penelitian
(2020) Kognitif Pada merupakan survey menunjukan bahwa deskriptif
Lansia Ditinjau analitik dengan terdapat hubungan korelational
Dari Jenis pendekatan cross- yang signifikan dengan
Kelamin, Riwayat sectional. Subyek antara pendidikan, pendekatan cross
Pendidikan, penelitian adalah 107 riwayat penyakit, sectional, tempat,
Riwayat Penyakit, orang lansia yang aktivitas fisik, waktu, populasi,
Aktivitas Fisik, tinggal di wilayah aktivitas kognitif, dan sampel, uji rank
Aktivitas Kognitif, kerja Puskesmas keterlibatan sosial spearmant untuk
Dan Keterlibatan Kedaton Bandar dengan fungsi mengetahui
Sosial Lampung. Data kognitif, sedangkan hubungan
dalam penelitian ini untuk jenis kelamin, aktivitas sosial
diperoleh melalui tidak ditemukan dengan fungsi
wawancara hubungan signifikan kognitif lansia di
menggunakan dengan fungsi Desa Dawung
kuesioner, skala kognitif. Jenar
social
disengagement, dan
MMSE. Analisis data
menggunakan uji chi-
square.
2 Sagitta Hubungan Penelitian deskriptif Hasil penelitian Jenis penelitian
(2017) Aktivitas Sosial korelasi dengan menunjukkan deskriptif
Dengan Kualitas rancangan cross aktivitas sosial baik korelational
Hidup Lansia Di sectional. Subjek paling banyak dengan
Padukuhan penelitian ini adalah mengalami kualitas pendekatan cross
Karang Tengah lansia yang berusia hidup cukup sectional, tempat,
Nogotirto 60 tahun di sebanyak 2 orang waktu, populasi,
Gamping Sleman Padukuhan Karang (3,80%), sedangkan sampel, uji rank
Yogyakarta Tengah dengan lansia yang spearmant untuk
teknik simple random mendapat kualitas mengetahui
sampling. Analisis hidup sedang dan hubungan
data menggunakan memiliki aktivitas aktivitas sosial
uji statistik Kendall cukup sebanyak 22 dengan fungsi
Tau,alat orang (42,3%). Hasil kognitif lansia di
pengumpulan data uji Kendall Tau Desa Dawung
dengan diperoleh nilai Jenar
menggunakan signifikan p value
kuisioner sebesar 0,002 (p
value< 0,05).

F. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu penelitian dilakukan di bulan Maret-April 2021.
2. Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat penelitian di Desa Dawung, Kecamatan Jenar,
Kabupaten Sragen.
7

3. Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah hubungan aktivitas sosial
dengan fungsi kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar,
Kabupaten Sragen.

Anda mungkin juga menyukai