PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan ( S-1 )
Oleh
PEMBIMBING :
1. Indanah,.M.Kep.,Ns,Sp.Kep.An
2. Muhammad Purnomo, S.Kep. M.HKes
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
fungsi kognitif di kalangan usia lanjut, baik dengan cara pencegahan penyakit
maupun dengan cara sosial, karena selama ini dianggap bahwa kegiatan
yang melibatkan fungsi berpikir dapat memperlambat proses kemunduran
fungsi kognitif (Wreksoatmodjo, 2015).
Fungsi kognitif merupakan fungsi utama untuk memelihara peran dan
interaksi yang adekuat dalam lingkungan sosial. Kemunduran fungsi kognitif
selanjutnya akan mempengaruhi pola interaksi lansia dengan lingkungan
tempat tinggal, dengan anggota keluarga lain, juga pola aktivitas sosialnya
sehingga akan menambah beban keluarga, lingkungan dan masyarakat
(Wreksoatmodjo, 2015).
Kognitif adalah salah satu fungsi tingkat tinggi otak manusia yang
terdiri dari beberapa aspek seperti; persepsi visual dan konstruksi
kemampuan berhitung, persepsi dan pengguanan bahasa, pemahaman dan
penggunaan bahasa, proses informasi, memori, fungsi eksekutif, dan
pemecahan masalah sehingga jika terjadi gangguan fungsi kognitif dalam
jangka waktu yang panjang dan tidak dilakukan penanganan yang optimal
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Wibowo, 2015).
Hasil penelitian Wreksoatmodjo (2014) pada 260 orang lansia di
Jakarta menyebutkan bahwa lanjut usia yang jaringan sosialnya kurang
mempunyai risiko lebih besar untuk mempunyai fungsi kognitif buruk
dibandingkan dengan mereka yang jaringan sosialnya baik. Demikian juga
para lanjut usia yang aktivitas sosialnya kurang mempunyai risiko lebih besar
untuk mempunyai fungsi kognitif buruk dibandingkan dengan mereka yang
aktivitas sosialnya baik.
Orang yang memiliki banyak teman dan pandai dalam berinteraksi
sosial memiliki dampak positif terhadap kesehatan tubuhnya. Dukungan sosial
tampaknya mempengaruhi keseimbangan hormon kita. Jumlah yang cukup
dari dukungan sosial berhubungan dengan peningkatan kadar hormon yang
disebut oksitosin, yang berfungsi untuk menurunkan kadar kecemasan dan
merangsang system saraf parasimatis yang menimbulkan ketenangan.
Oksitosin juga merangsang keinginan kita tentang keterikatan pada orang-
orang yang penting baginya (Fianita dalam Phatia, 2015).
Aktivitas sosial merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dengan
masyarakat di lingkungan sekitar (Napitupulu, 2010). Teori aktivitas atau
kegiatan (activity theory) menyatakan bahwa lansia yang selalu aktif dan
3
mengikuti banyak kegiatan sosial adalah lansia yang sukses. Aktivitas sosial
merupakan salah satu dari aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh lansia
(Yuliati, 2014). Lansia yang sukses adalah lansia yang mempunyai aktivitas
sosial di lingkungannya. Contoh aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan
aktivitas sosial dalam Activities of Daily Living Scale for Elderly People adalah
lansia mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya bersama lansia
lainnya atau orang-orang terdekat, menjalankan hobi serta aktif dalam
aktivitas kelompok (Sagitta, 2017).
Aktivitas sosial mempunyai efek yang positif pada kesejahteraan
emosional lansia dan kesehatan fisik serta diprediksi dapat menurunkan
resiko kematian. Lanjut usia yang aktif melakukan kegiatan sosial dan
mempertahankan kegiatan sehari-hari, ternyata dapat mempertinggi daya
hidupnya dan mendapatkan kepuasan serta kesenangan batin dalam mengisi
kehidupan lanjut usianya (Sanjaya dan Rusdi, 2012).
Aktivitas sosial yang ekstensif mempunyai efek proteksi terhadap risiko
berkembangnya demensia. Penurunan aktivitas dari usia pertengahan ke usia
lanjut dengan peningkatan risiko demensia meskipun masih mungkin bahwa
penurunan aktivitas tersebut justru merupakan tanda dini demensia. Ada
beberapa alasan mengapa aktivitas sosial dalam bentuk apapun berhubungan
dengan fungsi kognitif di usia lanjut, di antaranya bahwa aktivitas tersebut
juga memperbaiki kondisi kesehatan umum, mengurangi depresi dan
menumbuhkan kebiasaan hidup sehat. Tanpa memperhitungkan efeknya
terhadap fungsi kognitif, menghindari isolasi sosial dan mempertahankan
berbagai jenis aktivitas sosial dapat bersifat protektif terhadap gangguan
kognitif dan demensia di kemudian hari, meskipun demikian, kemungkinan
sebaliknya bahwa gangguan kognitif menyebabkan penurunan aktivitas sosial
juga harus dipertimbangkan mengingat neuropatologi seluler sudah terlihat
berpuluh tahun sebelum gejala muncul (Wreksoatmodjo, 2014).
Aktivitas sosial terdapat unsur aktivitas fisik dan religius, sharing
informasi, sharing pengalaman dan hal menyenangkan membuat hati terhibur.
Salah satu manfaat aktivitas sosial yang bisa didapatkan lansia adalah
menstimulasi memori tetap terjaga. Berkumpul dengan teman-teman bisa
melatih memori akan kejadian di masa lalu. Selain itu juga membawa
perasaan bahagia sehingga memberikan efek psikis, memberikan energi baru
sehingga bisa mengurangi risiko pikun sejak dini (Geriatri.id, 2020).
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan :
“Bagaimana hubungan aktivitas sosial dengan fungsi kognitif lansia di Desa
Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan aktivitas sosial dengan fungsi kognitif
lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui aktivitas sosial lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar,
Kabupaten Sragen.
b. Mengetahui fungsi kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar,
Kabupaten Sragen.
c. Menganalisis hubungan aktivitas sosial dengan fungsi kognitif lansia di
Desa Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
literatur khususnya tentang hubungan aktivitas sosial dengan fungsi
kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Bagi peneliti agar memperoleh pengalaman dalam melakukan
penelitian dan meningkatkan pemahaman tentang hubungan aktivitas
sosial dengan fungsi kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan
Jenar, Kabupaten Sragen.
b. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai sumber literatur atau bahan pembelajaran dan
referensi bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang
aktivitas sosial dengan fungsi kognitif lansia.
c. Bagi Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen
Bagi tempat penelitian Puskesmas Jenar dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan tentang aktivitas
sosial dengan fungsi kognitif lansia di Desa Dawung, Kecamatan
Jenar, Kabupaten Sragen.
d. Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
sumber literatur atau bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian di
atas.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang hubungan aktivitas sosial dengan fungsi kognitif
lansia di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen
sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan, tetapi ada beberapa
penelitian yang mendukung penelitian ini :
6
F. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu penelitian dilakukan di bulan Maret-April 2021.
2. Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat penelitian di Desa Dawung, Kecamatan Jenar,
Kabupaten Sragen.
7