Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN

TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF


DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA
DI RUMAH PELAYANAN LANJUT USIA
BUDI DHARMA YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
BETY RINDA SETYOWATI
1610201020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN
TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF
DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA
DI RUMAH PELAYANAN LANJUT USIA
BUDI DHARMA YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
BETY RINDA SETYOWATI
1610201020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN
TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF
DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA
DI RUMAH PELAYANAN LANJUT USIA
BUDI DHARMA YOGYAKARTA¹

Bety Rinda Setyowati², Suratini³

ABSTRAK

Latar belakang : Proses penuaan yang dialami lansia diikuti dengan kemunduran fisik
dan mental. Seiring dengan hal ini, permasalahan pada lansia juga semakin kompleks.
Permasalahan lansia yang terkait dengan activities of daily living (ADL) rasio
ketergantungannya cukup tinggi sehingga berdampak pada ketergantungan terhadap
penduduk produktif.
Tujuan : Diketahuinya hubungan tingkat depresi dengan tingkat kemandirian
activities of daily living (ADL) pada lansia di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi
Dharma Yogyakarta.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan waktu cross sectional. Teknik pengambilan sampel mengguakan total
sampling. Sampel pada penelitian ini sebanyak 38 lansia yang berada di Rumah
Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta. Teknik analisis data menggunakan
Kendall Tau.
Hasil penelitian : Hasil koefisien korelasi antar variabel sebesar 0,397 dengan tingkat
siginifikan 0,012 menunjukkan ada hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat
kemandirian activities of daily living (ADL) pada lansia di Rumah Pelayanan Lanjut
Usia Budi Dharma Yogyakarta.
Simpulan: Terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat kemandirian
activities of daily living (ADL) pada lansia di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi
Dharma Yogyakarta
Saran: Diharapkan lansia tetap aktif berolahraga dengan senam setiap pagi hari
menjaga pola makan, dan mendekatkan diri pada Tuhan.

Kata kunci : Lanjut Usia, Tingkat Depresi, Tingkat Kemandirian


Kepustakaan : 28 Buku, 14 Jurnal, 5 Skripsi, 6 website
Jumlah Halaman : xi, 86 Halaman, 15 Tabel, 2 Gambar, 12 Lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Universitas “Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN DEPRESSION LEVEL
WITH THE ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL)
INDEPENDENCE LEVEL IN THE ELDERLY IN
BUDI DHARMA YOGYAKARTA ELDERLY HOME CARE¹

Bety Rinda Setyowati², Suratini³

ABSTRACT

Background: The ageing process experienced by the elderly is followed by physical


and mental deterioration. Along with this, the problem in the elderly is also
increasingly complex. The issue of the elderly related to the activities of daily living
(ADL) is that the dependency ratio is relatively high to have an impact on dependency
on the productive population.
Objective: The study aimed at analyzing the correlation between the level of
depression and the activities of daily living (ADL) independence level in the elderly at
the Budi Dharma Yogyakarta Elderly Home Care.
Research method: This research is a descriptive correlation study with cross-
sectional time approach. The sampling technique employed total sampling. The
samples in this study were 38 elderlies who were in the Budi Dharma Yogyakarta
Elderly Home Care. The data analysis techniques applied the Kendall Tau.
Research Results: The correlation coefficient between the variables was 0.397 with a
significant level of 0.012 indicating that there was a correlation between the level of
depression and the activities of daily living (ADL) independence level in the elderly at
Budi Dharma Yogyakarta Elderly Home Care.
Conclusion: There is a correlation between the level of depression and the activities
of daily living (ADL) independence level in the elderly at the Budi Dharma Yogyakarta
Elderly Home Care.
Suggestion: It is expected that the elderly remain active in exercising with gymnastics
every morning to maintain their diet, and get closer to God.

Keywords : Elderly, Depression Level, Independence Level


References : 28 Books, 14 Journals, 5 Undergraduate Theses, 6 websites
Page Numbers : xi, 86 pages, 15 Tables,2 Figures, 12 Appendices

1 Thesis Title
2
Student of Nursing Program, Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Lecturer of Nursing Program Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN jiwa pada tahun 2010 atau 7,6% dari

Pembangunan kesehatan jumlah penduduk (Kemenkes, 2016).

adalah bagian dari pembangunan Menurut World Health Organization

nasional yang bertujuan meningkatkan (WHO) memperkirakan tahun 2025

kesadaran, kemauan, kemandirian serta jumlah lansia diseluruh dunia akan

kemampuan hidup sehat bagi setiap mencapai 1,2 miliar orang yang akan

orang agar terwujud kesehatan terus bertambah hingga 2 miliar orang

masyarakat yang setinggi-tingginya ditahun 2050. Data WHO

sehingga dapat meningkatkan sumber memperkirakan 75% populasi lansia di

daya manusia yang produktif dan dunia pada tahun 2025 berada di

ekonomis. Tantangan dan Negara berkembang (Wardhana,

permasalahan pembangunan kesehatan 2014). Berdasarkan data survei

semakin meningkat, sehingga upaya- ekonomi nasional (Susenas) Badan

upaya peningkatan status kesehatan Pusat Statistik (BPS) 2017, jumlah

masyarakat adalah dengan lansia 23,4 juta jiwa (8,97%) dari total

mengikutsertakan peran masyarakat penduduk Indonesia. Pada tahun 2025

dalam pembangunan kesehatan diperkirakan mencapai 33,7 juta

(Kemenkes, 2015). (11,8%) dan 2035 sebanyak 48,2 juta


dari jumlah penduduk (15,8%).
Tercapainya cita-cita suatu
bangsa dengan keberhasilan Peningkatan jumlah penduduk

Pembangunan Nasional dapat dilihat lansia di Indonesia dapat membawa

dari peningkatan taraf hidup dan Usia dampak untuk berbagai kehidupan.

Harapan Hidup (UHH). Akibat Dampak utama pada peningkatan

terjadinya transisi epidemiologi di jumlah lansia yaitu peningkatan

bidang kesehatan, dimana peningkatan ketergantungan lansia. Ketergantungan

populasi lanjut usia dan menurunnya lansia ini dapat disebabkan oleh

angka kematian serta penurunan beberapa faktor yaitu kemunduran

jumlah kelahiran bayi (Kemenkes, fisik, psikis dan sosial yang dapat

2014). Dari hasil sensus penduduk dijelaskan melalui empat tahap yaitu

tahun 2010 menunjukkan bahwa kelemahan, keterbatasan fungsional,

Indonesia termasuk lima besar negara ketidakmampuan, dan keterhambatan

dengan jumlah penduduk lanjut usia yang akan terjadi secara bersama pada

terbanyak di dunia mencapai 18,1 juta proses menua (Samper, 2017).


Pengaruh peningkatan populasi desain penelitian deskriptif korelasi,
usia lanjut ini akan sangat tampak pada yaitu penelitian yang diarahkan untuk
hal ekonomi dan sosial, dimana seperti mendeskripsikan hubungan tingkat
kita ketahui saat ini angka kejadian depresi dengan tingkat kemandirian
penyakit kronis, degeneratif, maupun activities of daily living (ADL) pada
berbagai macam kanker semakin lansia di rumah pelayanan lanjut usia
meningkat. Kecacatan akibat penyakit budi dharma Yogyakarta.
degeneratif pun tidak akan
Metode pengumpulan data
terhindarkan, sehingga menurunkan
menggunakan kuesioner Geriatric
produktifitas dari kelompok usia lanjut
Deppresion scale yang sudah baku
mengalami penurunan dalam
oleh Brink dan Yesavage (1982) dan
melaksanakan kegiatan harian seperti
kuesioner Barthel Indeks yang
makan, ke kamar mandi, berpakaian,
diadopsi dari Saryono 2011. Pengisian
dan lainnya dalam Activities Daily
kuesioner dilakukan dengan cara
Living (ADL). Lansia dirasakan
wawancara oleh peneliti maupun
semakin mirip dengan anak-anak,
asisten peneliti yang sebelumnya telah
dalam ketergantungan pemenuhan
dilakukan satu persepsi agar tidak
kebutuhan dasarnya, hal inilah yang
terjadi kesalahpahaman.
menyebabkan pada akhirnya lansia
dikirim ke panti wreda (David, 2013). HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses penuaan yang dialami Penelitian ini dilakukan di


lansia yang jumlahnya semakin Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi
meningkat tidak hanya berpengaruh Dharma Yogyakarta. Penelitian ini
pada segi kehidupan tetapi juga akan dilaksanakan pada tanggal 3 januari
diikuti dengan kemunduran fisik dan 2020 dengan responden adalah lansia
mental. Kemunduran tersebut dapat di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi
berdampak pada terjadinya depresi Dharma. Sarana dan fasilitas yang
pada lansia disediakan diantaranya luas tanah
6.089 m2, kantor yang representative,
wisma lansia 8 asrama, mobil
METODE PENELITIAN ambulance, mobil jenazah, masjid,
dapur, rumah penjaga, wisma pramukti
Jenis Penelitian ini adalah
dan tanah pemakaman.
kuantitatif dengan menggunakan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No Karakteristik Frekuensi %
1. Jenis Kelamin
Perempuan 18 47,4
Laki-laki 20 52,6
2. Usia
60-70 tahun 14 36,8
71-80 tahun 14 36,8
>80 tahun 10 26,3
3. Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 6 15,8
S 13 34,2
SMP 12 31,6
SMA 5 13,2
Lain-lain 2 5,3
Jumlah 38 100

Tabel 2 Frekuensi Tingkat Depresi


Berdasarkan tabel 1 dapat Pada Lansia di Rumah Pelayanan
diketahui dari 38 responden yang Lanjut Usia Budi Dharma
Yogyakarta
diteliti, jenis kelamin laki-laki dan
No Tingkat Frekuensi Presentase
perempuan masing-masing sebanyak Depresi (%)
20 responden laki-laki (52,6%) 1. Tidak Depresi 22 57,9
2. Kemungkinan 14 36,8
sedangkan perempuan 18 responden Depresi
(47,4%). Pada karakteristik usia, 3. Depresi 2 5,3
Jumlah 38 100,0
sebagian responden berusia 60-70 dan Sumber: Data Primer, 2020

rentang usia 71-80 tahun masing-


a. Tingkat Depresi
masing sebanyak 14 responden
Berdasarkan tabel 2 dapat
(36,8%), dan paling sedikit responden
diketahui dari 38 responden yang
pada usia >80 tahun 10 responden
diteliti, presentase paling banyak
(26,3%). Berdasarkan tingkat
untuk tingkat depresi yaitu pada
pendidikan, responden paling banyak
kategori tidak depresi sebanyak 22
adalah SD sebanyak 13 responden
responden (57,9%) dan persentase
(34,2%), dan responden paling sedikit
paling sedikit yaitu kategori depresi
adalah lain-lain hanya 2 responden
sebanyak 2 responden (5,3%).
(5,3%).

1. Analisis Univariat
Tabel 3 Frekuensi Tingkat Kemandirian ADL Pada Lansia di Rumah
Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta
No Tingkat Kemandirian ADL Frekuensi Presentase (%)
1. Mandiri 24 63,2
2. Ketergantungan Sebagian 12 31,6
3. Ketergantungan Total 2 5,3
Jumlah 38 100,0

b. Tingkat Kemandirian ADL kategori tmandiri sebanyak 24


responden (63,2%) dan
Berdasarkan tabel 3
persentase paling sedikit yaitu
dapat diketahui dari 38
kategori ketergantungan total
responden yang diteliti,
sebanyak 2 responden (5,3%).
presentase paling banyak untuk
tingkat kemandirian yaitu pada 2. Analisis Bivariat
Tabel 4 Frekuensi Tingkat Depresi dengan Tingkat Kemandirian ADL Pada
Lansia di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta
Tingkat Depresi Tingkat Kemandirian ADL P R
Mandiri K.Sebagian K.Total Jumlah Value
F % F % F % F %
Tidak Depresi 17 77,3 5 22,7 0 0 22 100
K. Depresi 7 50 6 42,9 1 7,1 14 100
0,012 0,397
Depresi 0 0 1 50 1 50 2 100
Total 24 63,2 12 31,6 2 5,3 38 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 4 dapat ketergantungan sebagian dan 1


diketahui bahwa semua responden responden (7,1%) dengan kategori
yang mengalami tingkat depresi ketergantungan total. Sedangkan
dengan kategori tidak depresi memiliki responden yang mengalami depresi
tingkat kemandirian ADL dengan memiliki tingkat kemandirian ADL
kategori mandiri sebanyak 17 dengan kategori ketergantungan
responden (77,3%) dan 5 responden sebagian sebanyak 1 responden (50%)
(22,7%) dengan kategori dan kategori ketergantungan total
ketergantungan sebagian. Dari tingkat sebanyak 1 responden (50%).
depresi dengan kategori kemungkinan Hipotesis awal
depresi memiliki tingkat kemandirian penelitian ini adalah terdapat
ADL dengan kategori mandiri hubungan tingkat depresi dengan
sebanyak 7 responden (50%), 6 tingkat kemandirian activities of
responden (42,9%) dengan kategori daily living (ADL) di Rumah
Pelayanan Lanjut Usia Budi yang berkepanjangan, putus
Dharma Yogyakarta. Setelah harapan, perasaan bersalah dan tidak
dilakukan uji hipotesis dengan berarti sehingga dapat
diketahui hasil perhitungan mempengaruhi motivasi untuk
menggunakan uji korelasi Kendall’s melakukan aktivitas sehari-hari
Tau diperoleh nilai p value yaitu (Dirgayunita, 2016).
0,012 (<0,05) maka dapat Menurut Irawan (2013) seiring
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan bertambahnya usia pada lansia akan
Ha diterima yang artinya ada terjadi perubahan seperti perubahan
hubungan signifikan antara tingkat fisik,risiko terkena penyakit di usia
depresi dengan tingkat kemandirian tua. Selain itu lansia mengalami
activities of daily living (ADL) pada masalah terkait dengan psikososial
lansia di Rumah Pelayanan Lanjut seperti terisolasi dari lingkungan,
Usia Budi Dharma Yogyakarta. kehilangan baik pekerjaan,
Nilai keeratan hubungan yaitu 0,397 pasangan hidup, teman, dan bahkan
menunjukkan adanya hubungan tujuan hidup. Hal-hal tersebut
yang rendah antara tingkat depresi memicu terjadinya gangguan mental
dengan tingkat kemandirian seperti depresi yang banyak
activities of daily living (ADL) pada dijumpai pada lansia akibat proses
lansia di Rumah Pelayanan Lanjut penuaan.
Usia Budi Dharma Yogyakarta. Pendidikan lansia yang tinggal
Tingkat Depresi di Rumah Pelayanan Lanjut Usia
Berdasarkan hasil penelitian Budi Dharma Yogyakarta sebagian
yang telah digambarkan pada tabel besar SD sebanyak 13 responden
4.2 diketahui dari 38 responden (34,2%) dan paling rendah adalah
didapatkan hasil tingkat depresi lain-lain (lulusan AKABRI dan
pada lansia paling banyak pada guru) sebanyak 2 responden (5,3%).
kategori tidak depresi sebanyak 22 Tingkat pendidikan sangat
responden (57,9%) dan paling berpengaruh terhadap tingkat
sedikit kategori depresi sebanyak 2 depresi seseorang, semakin tinggi
responden (5,3%). pendidikan maka akan membuat
Depresi merupakan gangguan lansia memiliki pemikiran terbuka
emosional atau suasana hati yang sehingga mudah dalam penerimaan
buruk ditandai dengan kesedihan hal-hal baru. Sebaliknya, semakin
rendah pendidikan membuat lansia depresi lansia adalah faktor spiritual
memiliki pemikiran yang tertutup (Padilla, 2013). Hal ini didukung
sehingga membuat mereka tidak dengan penelitian Oktaviani (2018)
berkembang dari segi pemikiran yang berjudul hubungan spiritualitas
(Khairani, 2018). Disamping itu, dengan depresi lansia di Panti Sosial
pendidikan juga merupakan modal Tresna Werdha Sabai Nan Aluih
awal dalam perkembangan kognitif, Sicincin dengan hasil (p=0,003)
dimana kognitif tersebut dapat yang menyimpulkan bahwa
menjadi mediator antara suatu spiritualitas memiliki hubungan
kejadian dan mood, sehingga yang bermakna dengan depresi pada
kurangnya pendidikan dapat lansia. Selain itu lansia yang tidak
menjadi faktor risiko lansia mengalami depresi sebagian besar
menderita depresi (Stewart, 2010). aktif dalam kegiatan yang diadakan
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh BPSTW Budi Dharma
Sutinah (2017) yang berjudul diantaranya kegiatan musik, senam
hubungan pendidikan, jenis kelamin lansia, keterampilan dan pelayanan
dan status perkawinan dengan psikologi.
depresi pada lansia di Desa Ladang Tingkat Kemandirian ADL
Panjang Kabupaten Sarolangun Berdasarkan hasil penelitian
Jambi menyatakan sebanyak 68% yang telah digambarkan pada tabel
lansia berpendidikan rendah 4.2 diketahui dari 38 responden
mengalami depresi. didapatkan hasil tingkat
Berdasarkan identifikasi kemandirian lansia paling banyak
depresi pada lansia dari hasil pada kategori mandiri sebanyak 24
penelitian menunjukkan bahwa responden (63,2%) dan paling
sebagian besar responden tidak sedikit kategori ketergantungan total
mengalami depresi. Hal ini sebanyak 2 responden (5,3%). Hasil
disebabkan lansia memiliki penelitian menunjukkan bahwa
spiritualitas yang tinggi yang 63,2% dari total responden memiliki
membuat koping lansia baik dalam tingkat kemandirian dalam kategori
memecahkan masalah sehingga mandiri. Hal ini disebabkan karena
mengakibatkan lansia mempunyai karakteristik responden lansia
kesehatan psikologis yang baik. sebagian besar berusia berada pada
Salah satu yang mempengaruhi rentang usia 60-70 dan 71-80 tahun
masing-masing sebanyak 14 Kemampuan fisik dan mental
responden (36,8%). Hal ini sejalan yang menurun berdampak pada
dengan teori yang dikemukakan menurunnya aktivitas dalam
oleh (Nugroho, 2012) ketika kemandirian lansia. Pada saat
seseorang telah menacapai usia 60 penelitian berlangsung ditemukan
tahun keatas, dimana fungsi-fungsi bahwa lansia yang mandiri memiliki
tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi keadaan dimana seluruh kegiatan
dengan baik, maka lansia dalam memenuhi kehidupan harian
membutuhkan banyak bantuan dilakukan seluruhnya secara
dalam menjalankan aktivitas- mandiri atau tanpa membutuhkan
aktivitas kehidupannya (Activity of bantuan. Pada lansia dengan
daily living) seperti mandi, makan, ketergantungan sebagian kegiatan
toileting, kontinen, berpakaian, dan dalam pemenuhan kebutuhan harian
berpindah. Lansia perlu bantuan yang membutuhkan bantuan antara
dalam memenuhi activity of daily lain pergerakan, mencuci pakaian
living karena terjadi penurunan dan naik turun tangga. Pada lansia
fungsional. Misalnya dari tempat dengan ketergantungan total seluruh
tidur ke toilet jarak yang agak kegiatan pemenuhan kebutuhan
lumayan jauh, sehingga harus hariannya membutuhkan bantuan.
dibantu oleh orang terdekat atau Hal ini didukung oleh penelitian
keluarganya. Adina (2017) kemandirian untuk
Menurut Ambardini (2010), melakukan aktifitas sehari-hari
lansia sering dikaitkan dengan usia dipengaruhi oleh beberapa faktor.
tidak produktif, bahkan sering Faktor tersebut misalnya kondisi
diasumsikan menjadi beban bagi kesehatan, sosial dan ekonomi.
yang berusia produktif. Hal ini Lansia dengan kondisi kesehatan
terjadi karena secara fisiologis buruk cenderung tidak mandiri.
terjadi kemunduran fungsi-fungsi Hubungan Tingkat Depresi
dengan Tingkat Kemandirian
dalam tubuh yang menyebabkan
ADL
lansia rentan terkena gangguan Berdassarkan tabel 4, diperoleh
kesehatan. Namun demikian masih hasil perhitungan menggunakan uji
banyak lansia yang masih Kendall Tau nilai siginifikan p value
ketergantungan dengan orang lain. sebesar 0,012 (p value<0,05). Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima yang artinya perubahan pada pola tidur dan nafsu
ada hubungan siginifikan antara makan, psikomotor, konsentrasi,
tingkat depresi dengan tingkat kelelahan, rasa putus asa dan tak
kemandirian activities of daily living berdaya, serta gagasan bunuh diri
(ADL) pada lansia di Rumah (Azizah, 2011). Hal ini didukung
Pelayanan Lanjut Usia Budi oleh penelitian Pangemanan (2019)
Dharma Yogyakarta. Hasil yang membuktikan bahwa terdapat
koefisien korelasi yang didapatkan hubungan tingkat stress dengan
sebesar 0,397 adalah kategori tingkat kemandirian aktivitas sehari-
rendah. Hal ini mungkin disebabkan hari dalam pemenuhan kebutuhan
oleh lansia yang masih tergolong sehari-hari pada lansia di Dusun
sehat. Pakan Desa Purworejo Kecamatan
Ngantang Kabupaten Malang.
Seiring dengan
Semakin tinggi tingkat stress pada
bertambahnya usia seseorang,
lansia, maka akan semakin rendah
semakin terjadi penurunan pada
tingkat kemandirian untuk
fungsi-fungsi tubuh. Tidak hanya
melakukan aktivitas.
penurunan pada fungsi fisik saja
Indriana dkk (2010) yang
tetapi juga penurunan mental.
mendapatkan bahwa perubahan
Semakin tua, seorang lansia akan
dalam aktivitas sehari-hari menjadi
banyak memiliki beban pikiran.
salah satu faktor yang banyak dipilih
Mereka cenderung memikirkan
sebagai penyebab stress. Mereka
masa depan mereka, masa depan
merasakan perbedaan yang terjadi
anak-anak, cucu dan keluarga
selama mereka tinggal dipanti
mereka. Seperti halnya khawatir
dengan keadaan mereka
akan masa depan, takut pada
sebelumnya. Aktivitas mereka yang
kematian, memikirkan nasib mereka
semula bekerja dan sekarang
yang tidak memiliki pekerjaan
pengangguran, terlebih ketika
karena sudah pensiun. Banyaknya
mereka mulai mengalami
beban yang ada dalam pikiran
kemunduran fisik yang dirasakan
seorang lansia akan mengakibatkan
sebagai beban seperti penglihatan
terganggunya fungsi yang berkaitan
yang mulai menurun, dan penyakit
dengan alam perasaan yang sedih
yang diderita. Ketika kemunduran
dan gejala penyertanya, termasuk
fisik mereka menyebabkan mereka
berada dipanti, hal tersebut aktif dalam kegiatan yang ada di
dirasakan amat berat bagi mereka Rumah Pelayanan Lanjut Usia
dan terkadang mereka menyesalkan Budhi Dharma Yogyakarta. Mulai
kondisi saat ini. Hasil penelitian ini dari kegiatan musik, ketrampilan,
sejalan dengan penelitian layanan psikologi, senam lansia dan
Mulyaningsih (2017) yang keagamaan. Hal ini didukung oleh
menyimpulkan bahwa terdapat penelitian Novitasari (2019) dengan
hubungan yang signifikan antara judul Hubungan Tingkat
tingkat depresi dengan kemandirian Kemandirian (ADL) dengan tingkat
Activity Daily Living (ADL) pada depresi lansia di Balai Pelayanan
lansia di Kelurahan Kadipiro Sosial Tresna Werdha Unit Abiyoso
Kecamatan Sambirejo Kabupaten Pakem Yogykarta menyimpulkan
Sragen. Semakin berat tingkat tingkat kemandirian ADL lansia
depresi maka lansia tersebut akan sebagian besar dalam kategori
mengalami ketergantungan dalam mandiri sebanyak 35 responden
melakukan aktivitas sehari-hari, dan (62,5%). Tingkat depresi lansia di
sebaliknya apabila seorang lansia Balai Pelayanan Sosial Tresna
tidak mengalami depresi akan dapat Werdha Unit Abiyoso Pakem
melakukan aktivitas sehari-hari Yogykarta, sebagian besar dalam
secara mandiri. Hal tersebut dapat kategori tidak mengalami depresi
terjadi karena lansia yang sebanyak 35 responden (62,5%).
mempunyai kesehatan yang baik, SIMPULAN DAN SARAN
baik kesehatan fisik maupun mental Simpulan
maka lansia dapat melakukan Berdasarkan hasil penelitian di
aktivitas sehari-hari secara mandiri. Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi
Hasil penelitian ini secara Dharma Yogyakarta dapat
umum menunjukkan mayoritas disimpulkan bahwa tingkat depresi
lanjut usia tidak mengalami depresi lansia di Rumah Pelayanan Lanjut
dan tingkat kemandirian dengan Usia Budi Dharma Yogyakarta dari
kategori mandiri. Hal ini disebabkan hasil penelitian mayoritas sebanyak
oleh kondisi lansia yang masih 22 lansia (57,9%) termasuk dalam
tergolong sehat. Lansia yang masih kategori tidak depresi. Tingkat
dalam kondisi sehat baik fisik kemandirian ADL di Rumah
maupun mental disebabkan lansia Pelayanan Lanjut Usia Budi
Dharma Yogyakarta sebagian besar Bagi Kepala BPSTW Budi Dharma
termasuk dalam kategori mandiri Perlu meningkatkan program
yaitu 24 lansia (63,2%). pelayanan psikologi maupun
Berdasarkan hasil uji Kendall Tau pemeriksaan kesehatan dan
diperoleh nilai siginifikan 0,012 membuat program kerja seperti
berarti nilai signifikan <0,05 yang jalan-jalan setiap bulannya ataupun
berarti ada hubungan antara tingkat terapi relaksasi guna mengurangi
depresi dengan tingkat kemandirian kecemasan dan kesedihan lansia.
activities of daily living (ADL) pada Bagi Perawat harus meningkatkan
lansia di Rumah Pelayanan Lanjut kualitas pelayanan asuhan
Usia Budi Dharma Yogyakarta. keperawatan pada lansia yang
Nilai koefisien korelasi sebesar terkait dengan kondisi kesehatan
0,397 yang menunjukkan bahwa psikologi dan mampu menstabilkan
kedua variabel memiliki keeratan aktivitas dasar sehari-hari pada
hubungan yang rendah. lansia. Perawat diharapkan selau
Saran menjaga kondisi lingkungan
Bagi lansia di Rumah BPSTW agar lansia merasa nyaman
Pelayanan lanjut Usia Budi Dharma dan bahagia. Bagi peneliti
Yogyakarta untuk terus selanjutnya diharapkan untuk
meningkatkan kemampuan actvities mengembangkan ranah penelitian
of daily living (ADL) dengan selalu seperti tidak hanya menghubungkan
menjaga kebugaran fisik dan satu faktor, namun dapat
mengikuti kegiatan yang dapat menghubungkan faktor-faktor lain
menunjang kemampuan ADL yang terkait dengan tingkat depresi
aepertihalnya senam lansia yang dengan tingkat kemandirian ADL
rutun dilaksanakan di BPSTW dan pada lanjut usia.
pemeriksaan kesehatan rutin yang
diadakan setiap satu minggu sekali.
Daftar Pustaka
Alfi, F. A. (2017). Hubungan Tingkat Ambardini, R. (2010). Aktifitas Fisik
Kemandirian dengan Kualitas pada Lanjut Usia. Fakultas
Hidup Lansia di Padukuhan Ilmu Kesehatan : Universitas
Karang Tengah Nogotirto Negeri Yogyakarta.
Gamping Sleman. Skripsi.
Universitas 'Aisyiyah Apriana, D. D. (2013). Hubungan
Yogyakarta. Tingkat Kemandirian Aktifitas
Sehari-hari dengan Kualitas David, S., & Azam. (2013).
Hidup Lansia di Kelurahan Pelaksanaan self-care
Tabing Wilayah Kerja Assistance di Panti Wredha.
Puskesmas Lubuk Buaya
Padang Jurnal Kesehatan Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri,
Andalas. Universitas Andalas. Penyebab dan Penanganannya.
Journal Annafs Kajian dan
Arum, S. T., & Mulyaningsih. (2017). Penelitian Psikologi, Vol. 1 No.
Tingkat Depresi 1.
Mempengaruhi Kemandirian
Activity Daily Living (ADL) Dwi, N. (2019). Hubungan Tingkat
Lansia di Kelurahan Kadipiro Kemandirian (ADL) Dengan
Sambirejo, Sragen. Tingkat Depresi Pada Lansia
https://www.jurnal.stikes- di Balai Pelayanan Sosial
aisyiyah.ac.id/index.php/gaster Tresna Werdha Unit Abiyoso
/article/download/198/132. Pakem Yogyakarta. Skripsi.
Universitas 'Aisyiyah
Avionita, N. (2017). Hubungan Yogyakarta.
Tingkat Depresi dengan Resiko
Jatuh pada Lanjut Usia di Ediawati, E. (2012). Gambaran
Rumah Pelayanan Lanjut Usia Tingkat Kemandirian dalam
Budi Dharma Yogyakarta . Activity Daily Living (ADL)
Skripsi. Universitas 'Aisyiyah dan Resiko Jatuh pada Lansia
Yogyakarta. di Panti Sosial Tresna Wredha
Budi Mulia 01 dan 03. Depok:
Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut FK UI.
Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fatimah. (2010). Merawat Manusia
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia Suatu Pendekatan
Lanjut Usia. Jakarta: PT Graha proses keperawatan gerontik.
Ilmu. Jakarta: CV. Trans Info Media.
BPS. (2015). Proyeksi Penduduk Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut.
Kabupaten/Kota Provinsi DIY Jakarta: PT. Penerbit Erlangga.
2010-2020. Jakarta: Badan
Pusat Statistik. Friedman , M. (2010). Keperawatan
Keluarga: Teori dan Praktik.
BPS. (2015). Statistik Penduduk Lanjut (Edisi 5). Jakarta: EGC.
Usia. Jakarta: Badan Pusat
Statistik. Greenberg S. (2007). How to try this:
Geriatric Depression Scale:
BPS. (2017). Statistik Lanjut Usia. short form AJN .
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Hardywinoto, & Setiabudhi. (2014).
BPS. (2018). Statistik Lanjut Usia. Panduan Gerontologi. Jakarta:
Jakarta: Badan Pusat Statistik. Pustaka Utama.
Darmojo, R. B., & H, H. (2010). Buku Indriana , K., & dkk. (2010). Tingkat
Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Stress Lansia Di Panti Wredha
Usia Lanjut) Ed. 3. Jakarta: "Pucang Gading" Semarang.
FKUI.
Irawan, H. (2013). Gangguan Depresi
pada Lanjut Usia. Cermin
Dunia Kedokteran, 40(11), Maryam, R. S., & dkk. (2011).
815-819. Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Jakarta:
Kaplan, S. B. (2010). Sinopsis Psikiatri Salemba Medika.
Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis. Tangerang: Maryam, S. (2010). Asuhan
Bina Rupa Aksara. Keperawatan Pada Lansia.
Jakarta: Trans Info Medika.
Kemenkes. (2013). Gambaran
Kesehatan Lanjut Usia. Maryam, S., Ekasari, M., &
http/www.depkes.go.id. Rosidawati, A. (2012).
Mengenal usia lanjut dan
Kemenkes. (2016). Situasi Lanjut Usia perawatannya. Jakarta:
di Indonesia. Salemba Medika.
http://www.depkes.go.id.
Meridean et al. (2013). Asuhan
Khairani, & Fitriana, F. (2018). Keperawatan Geriatrik.
Karakteristik dan Tingkat Jakarta: EGC.
Depresi Lanjut Usia. Idea
Nursing Journal, diakses Mubarak , W. (2010). Keperawatan
tanggal 20 Januari 2020 Komunitas 2. Jakarta: CV,
Segung Seto.
Khoisiah, S., & Purnanto, T. N. (2018).
Hubungan Antara Usia, Jenis Njoto, E. N. (2014). Mengenali
Kelamin, Pendidikan dan Depresi pada Usia Lanjut
Pekerjaan dengan Activity Penggunaan Geriatric
Daily Living (ADL) Pada Depression Scale (GDS) untuk
Lansia di Puskesmas Gribig Menunjang Diagnosis. CDK-
Kabupaten Kudus, diakses 217, Vol, 41 no 6.
tanggal 20 Januari 2020
Notoatmodjo. (2018). Metodologi
Livana, P., Yulia, S., Lestari, E. D., & Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rina, A. (2019). Gambaran Rineka Cipta.
Tingkat Depresi Lansia .
Nurscope. Jurnal Keperawatan Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Pemikiran Ilmiah, 4(4). 80-93. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Lueckenotte, A. G., & Meiner, S. E.
(2006). Gerontologic Nursing Nugroho. (2012). Keperawatan
Third Edition, Mosby Gerontik & Geriatrik, edisi 3.
Company, Philadelphia. Jakarta: EGC.

Maas, M. L. (2011). Asuhan Nugroho, W. (2010). Keperawatan


Keperawatan Geriatrik. gerontik dan geriatric. Edisi
Jakarta: EGC. ketiga. Jakarta: EGC.

Mahendra, D. D. (2016). Gambaran Oktaviani, E., & Handayani, R. (2018).


Tingkat Depresi pada Lansia Hubungan Spiritualitas dengan
yang tinggal di Panti Griya Depresi Lansia di Panti Sosial
Sehat Palur Karanganyar. Tresna Werdha (PSTW) Sabai
Skripsi: Universitas Nan Aluih Sicincin.
Muhammadiyah Surakarta. https://ejournal.kopertis10.or.i
d/index.php/endurance/article/
download/2219/838, diakses Sosial Tresna Werdha Budi
tanggal 21 Januari 2020 Luhur Yogyakarta. Skripsi:
Stikes Jendral Achmad Yani
Padilla. (2013). Buku ajar Yogyakarta.
keperawatan gerontik.
Yogyakarta: Nuha Medika. Sari, C. (2013). Kemandirian pada
Lansia. Jakarta.
Pangemanan, B., Widodo, D., &
Widiani, E. (2019). Hubungan Saryono. (2011). Kumpulan Instrumen
Tingkat Stress dengan Penelitian Kesehatan. Bantul:
Kemandirian Aktivitas dalam Mulia.
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
hari pada Lanjut Usia di Dusun Saryono. (2015). Kumpulan Instrumen
Pakan Desa Purworejo Penelitian Kesehatan. Nuha
Kecamatan Ngantang Malang. Medika Bantul.
https://publikasi.unitri.ac.id/in Silviyana, M., & Dkk. (2018). Statistik
dex.php/fikes/article/view/1545 Penduduk Lanjut Usia. Jakarta:
/1097, diakses tanggal 4 Badan Pusat Statistik.
Oktober 2019
Potter, P. (2010). Fundamental Of
Nursing: Consep, Proces and
Practice Edisi 7 Vol 3. Jakarta:
EGC.
Putri, I. (2011). Hubungan
kemandirian dan dukungan
sosial dengan Tingkat Stress
Lansia. Skripsi Sarjana: IPB.
Ritonga, & Lestari, N. (2018). Tingkat
Kemandirian Lansia dalam
Pemenuhan ADL (Activity of
Daily Living) dengan Metode
Katz di Posyandu Lansia
Kelurahan Tegal Sari III
Medan Area.
http://repositori.usu.ac.id/hand
le/123456789/8163, diakses
tanggal 4 Oktober 2019
Rohaedi, S., & Putri, T. S. (2016).
Tingkat Kemandirian Lansia
dalam Activities daily living di
Panti Sosial Tresna Werdha
Senja Rawi.
https://ejournal.upi.edu/index.
php/JPKI/article/view/2848,
diakses tanggal 2 Oktober 2019
Saraswati, W. (2016). Gambaran
Tingkat Depresi pada Lansia
dengan Hipertensi di Panti

Anda mungkin juga menyukai