Anda di halaman 1dari 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA : JKKI

VOLUME 07 No. 04 Desember • 2018 Halaman 158-167

Artikel Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN


LANSIA KE POSBINDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KELURAHAN BINTARA KOTA BEKASI TAHUN 2017
FACTORS RELATED TO ELDERLY VISIT TO ELDERLY POSBINDU IN WORKING AREA OF
PUSKESMAS OF KELURAHAN BINTARA, BEKASI CITY, 2017

Melita1, Mardiati Nadjib2

1
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,
Kampus Baru UI Depok 16424, Indonesia
2
Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, Kampus Baru UI Depok 16424, Indonesia

ABSTRAK Based on these results should be puskesmas m ake e fforts


Posbindu lansia merupakan pos pembinaan terpadu lanjut usia di to improve counseling related to elderly health so understand
tingkat kelurahan dalam wilayah kerja puskesmas. Berdasarkan about health problem and want to visit posb i ndu e lderly.
data puskesmas Bintara tahun 2016 cakupan kunjungan lansia
hanya 34% masih dibawah target SPM 70%. Penelitian ini Keywords : Elderly, Posbindu for elderly.
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kunjungan lansia ke posbindu lanjut usia di wilayah kerja PENDAHULUAN
Puskesmas Bintara Kota Bekasi tahun 2017 dengan variabel Pembangunan kesehatan adalah bagian
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dari pembangunan nasional yang bertujuan
dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, akses dan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kebutuhan. Penelitian kuantitatif dengan studi potong lintang
dengan jumlah sampel 70 orang lansia yang berusia 45-69
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
tahun, data dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-
dan pendekatan kualitatif kepada responden lanjut usia yang tingginya sebagai investasi bagi pembangunan
berkunjung dan tidak pernah berkunjung. Hasil penelitian sumber daya manusia yang produktif secara sosial
diketahui 85,2% lanjut usia yang mengetahui manfaat berkunjung dan ekonomis. Tantangan dan permasalahan
ke posbindu lanjut usia. Faktor-faktor yang berhubungan adalah pembangunan kesehatan semakin berat, kompleks
pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan bahkan tidak terduga, sehingga upaya-upaya
dan faktor kebutuhan. Hasil wawancara dengan informan yang peningkatan status kesehatan masyarakat adalah
berkunjung sudah mengetahui manfaat berkunjung ke Posbindu dengan mengikutsertakan peran masyarakat
Lansia. Berdasarkan hasil tersebut hendaknya puskesmas
dalam pembangunan kesehatan (Kemenkes,
melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan penyuluhan yang
berkaitan dengan kesehatan lansia sehingga lansia mengerti
2015).
masalah kesehatan dan mau berkunjung ke posbindu lansia. Tercapainya cita-cita suatu bangsa dengan
keberhasilan Pembangunan Nasional dapat
Kata Kunci : Lansia, Posbindu lansia. dilihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur
Harapan Hidup (UHH). Memiliki akibat terjadinya
ABSTRACT transisi epidemiologi di bidang kesehatan, dimana
Posbindu elderly is an integrated post for old age service at peningkatan populasi lanjut usia dan menurunnya
the kelurahan level within the working area of ​​the puskesmas. angka kematian serta penurunan jumlah kelahiran
Based on the data of puskesmas bintara in 2016, the coverage bayi (Kemenkes, 2014). Dampak yang terlihat
of elderly visit only 34% is still below the target of 70% SPM. yaitu sejak tahun 2004-2015 memperlihatkan
The purpose of this research is to know factors related to elderly peningkatan UHH di Indonesia dari 68,6 tahun
visit to posbindu elderly in work area of ​​Puskesmas of Kelurahan
menjadi 70,8 tahun dan proyeksi tahun 2030-
Bintara Kota Bekasi year 2017 with variable of a g e, gender,
education, occupation, knowledge, family su p port , health 2035 mencapai 72,2 tahun. Dari hasil sensus
officer support, access and need. Quantitat i ve r e search with penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa
cross sectional study with a sample size of 70 e l derly people Indonesia termasuk lima besar negara dengan
aged 45-69 years, data were collected through interviews with jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia
questionnaires and qualitative approaches t o eld e rly visiting mencapai 18,1 juta jiwa pada tahun 2010 atau 7,6
and never visiting respondents. The results of the study known persen dari jumlah penduduk (Kemenkes, 2016).
85.2% of elderly who know the benefits of visiting the posbindu Dalam Undang-undang Kesehatan No.36 tahun
elderly. Related factors are knowledge, fam i ly s u pport, health 2009 mengatakan pemerintah wajib menjamin
care support and need factors. Results of interviews with visiting ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
informants already know the benefits of visiting Posbindu Elderly.

158 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 04 Desember 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk Posbindu lansia merupakan program Puskesmas
dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara dengan sasarannya adalah lansia (60 tahun
sosial ekonomis, oleh karena itu diperlukan keatas), selain itu ditujukan juga untuk pra-lansia
upaya pelayanan kesehatan terhadap lanjut (45-59 tahun) dengan tujuan agar siap menghadapi
usia dengan membentuk pos pelayanan terpadu usia lanjut dengan mandiri dan sehat. Pelayanan
lanjut usia/posbindu lansia (Kemenkes, 2010). lansia di posbindu meliputi pemeriksaan aktivitas
Dengan diadakannya posbindu lansia yang kegiatan sehari-hari, penimbangan berat badan,
merupakan upaya peningkatan kesejahteraan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan
bagi lansia dimana besarnya populasi lansia serta darah, penyuluhan kesehatan, pemeriksaan
pertumbuhan yang sangat cepat juga menimbulkan laboratorium sederhana (kadar gula darah, asam
berbagai permasalahan, sehingga lanjut usia perlu urat, kolesterol), pemeriksaan status mental dan
mendapatkan perhatian yang serius dari semua emosional, pengobatan sederhana dan upaya
sektor terkait, swasta, LSM dan masyarakat rujukan bila diperlukan serta kegiatan sosial lainnya
(Komnas Lansia, 2010). dari sektor lainnya yang dilaksanakan kegiatannya
Pembinaan Lanjut Usia di Indonesia satu kali setiap bulannya. Pemeriksaan kesehatan
dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang- berkala dan konsultasi kesehatan pada lansia
undangan sebagai landasan dalam menentukan merupakan kunci keberhasilan dari upaya
kebijaksanaan pembinaan sesuai dengan Undang- pemeliharaan kesehatan kelompok lanjut usia,
undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan walaupun tidak sedang sakit, kelompok lanjut
lanjut usia yang menyebutkan bahwa pelayanan usia perlu untuk memeriksakan kesehatan dirinya
kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan secara berkala, karena dengan pemeriksaan
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan berkala tersebut keadaan penyakit dapat diketahui
lanjut usia, upaya penyuluhan, penyembuhan dan lebih diri dan jika ada faktor yang beresiko dapat
pengembangan lembaga. Pertambahan penduduk segera dicegah (Depkes RI, 2005 dalam Liansyah,
lanjut usia secara bermakna akan disertai oleh 2014).
berbagai masalah dan akan mempengaruhi Pelayanan yang dilakukan di posbindu lansia
berbagai aspek kehidupan lanjut usia, baik terhadap merupakan pelayanan ujung tombak dalam
individu maupun bagi keluarga dan masyarakat penerapan kebijakan pemerintah untuk pencapaian
yang meliputi fisik, biologis, mental maupun sosial lanjut usia sehat, mandiri dan berdaya guna. Oleh
ekonomi. Mengingat lanjut usia merupakan salah karena itu arah dari kegiatan posbindu tidak boleh
satu kelompok rawan dalam keluarga, pembinaan lepas dari konsep active ageing/menua secara
lanjut usia sangat memerlukan perhatian khusus aktif. Active Ageing adalah proses optimalisasi
sesuai dengan keberadaannya (Kemenkes, 2010). peluang kesehatan, partisipasi dan keamanan
Posbindu lansia merupakan program Puskesmas untuk meningkatkan kualitas hidup di masa tua. Jika
dengan sasarannya adalah lansia (60 tahun keatas), seseorang sehat dan aman, maka tidak hanya fisik
selain itu ditujukan juga untuk pra-lansia (45-59 tetapi meliputi emosi, intelektual, sosial, vokasional
tahun) dengan tujuan agar siap menghadapi usia dan spiritual (Komnas Lansia, 2010).
lanjut dengan mandiri dan sehat. Pelayanan lansia Puskesmas Bintara merupakan salah satu
di posbindu meliputi pemeriksaan aktivitas kegiatan puskesmas di wilayah Kota Bekasi yang berada
sehari-hari, penimbangan berat badan, pengukuran di Kecamatan Bekasi Barat, kelurahan Bintara.
tinggi badan, pengukuran tekanan darah, Puskesmas Bintara sudah memiliki lima posbindu
penyuluhan kesehatan, pemeriksaan laboratorium lansia dan melakukan kegiatan posbindu satu kali
sederhana (kadar gula darah, asam urat, kolesterol), dalam tiap bulan untuk masing-masing posbindu.
pemeriksaan status mental dan emosional, Kegiatan dilakukan bersama-sama dengan kader
pengobatan sederhana dan upaya rujukan bila posbindu yang sudah dilatih bersama tenaga
diperlukan serta kegiatan sosial lainnya dari sektor kesehatan dari puskesmas. Lokasi puskesmas
lainnya yang dilaksanakan kegiatannya satu kali dapat diakses dengan kendaraan bermotor
setiap bulannya. Pemeriksaan kesehatan berkala atau berjalan kaki, bersebelahan dengan kantor
dan konsultasi kesehatan pada lansia merupakan kelurahan bintara sehingga mudah didapati. Untuk
kunci keberhasilan dari upaya pemeliharaan lokasi posbindu lansia ada di lima Rukun Warga
kesehatan kelompok lanjut usia, walaupun tidak (RW) yang ada di wilayah kerja Puskesmas,
sedang sakit, kelompok lanjut usia perlu untuk kegiatannya dilakukan di rumah kader posindu
memeriksakan kesehatan dirinya secara berkala, ataupun di gedung serbaguna milik RW.
karena dengan pemeriksaan berkala tersebut Jumlah lansia di Puskesmas Bintara pada tahun
keadaan penyakit dapat diketahui lebih diri dan 2016 sebanyak 4.523 jiwa dan sudah dibentuk
jika ada faktor yang beresiko dapat segera dicegah lima posbindu lansia tetapi jumlah kunjungan
(Depkes RI, 2005 dalam Liansyah, 2014). lansia ke posbindu lansia masih rendah. Cakupan

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 04 Desember 2018 • 159
Melita dan Mardiati Nadjib: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan

kunjungan lansia ke posbindu lansia pada tahun ada menunjukkan masih kurangnya kesadaran
2014 diketahui yaitu 58,6%, tahun 2015 sebesar lansia dalam memanfaatkan keberadaan posbindu
50,4% dan tahun 2016 sebesar 34,5%. Hal tersebut lansia. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk
menunjukkan rendahnya cakupan kunjungan lansia mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
kurang dari target SPM (70%). Dari kondisi yang rendahnya kunjungan posbindu lansia.
Tabel 1. Distribusi Jumlah Kunjungan Lansia ke Posbindu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Bintara Tahun 2016
Umur 45-59 thn Umur 60-69 thn Umur >70 thn
Posbindu Jumlah
L P L P L P

Melati 13 62 54 109 24 71 665

Kemuning 2 46 32 77 20 53 230

Kutilang 1 18 22 105 111 108 365

Wreda Mandiri 0 17 76 132 30 42 297

Wijaya Kusuma 0 140 14 167 10 20 351

Sumber : Laporan bulanan program lansia puskesmas bintara tahun 2016

TINJAUAN TEORITIS dan dilaporkan ke kecamatan dan puskesmas


Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Lansia adalah bertanggung jawab sebagai pembinaan dalam
suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di segala kegiatan pelaksanaan posbindu (Erfandi,
masyarakat, yang proses pembentukan dan 2013).
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat Jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang dapat
bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), diberikan kepada usia lanjut berupa pemeriksaan
lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, aktivitas sehari-hari (activity of daily living),
swasta, serta organisasi sosial dengan pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi
menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
promotif dan preventif. Selain pelayanan kesehatan, tinggi badan sehingga didapatkan indeks massa
posbindu lansia dapat diberikan juga pelayanan tubuh, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan
sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olahraga hemoglobin, pemeriksaan adanya gula darah sebagai
dan seni budaya dalam rangka meningkatkan deteksi awal adanya penyakit diabetes melitus,
kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai
kesejahteraan lansia sehingga dapat beraktifitas deteksi awal adanya penyakit ginjal, pelaksanaan
dan mengembangkan potensi diri (Komnas, 2010). rujukan ke puskesmas bila ada kelainan, penyuluhan
Dalam pelaksanaannya posbindu lansia dapat dan konseling kesehatan, kunjungan rumah oleh
dibentuk dan dilaksanakan oleh masyarakat kader, pemberian makanan tambahan, serta kegiatan
bersama-sama dengan pihak pemerintah, swasta olahraga (Effendy, 1998)
serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) dengan Untuk kelancaran pelaksanaan posbindu
tujuan memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang antara
lebih mengedepankan upaya-upaya promotif dan lain tempat/ruangan kegiatan, meja dan kursi, alat
preventif. Sasaran posbindu lansia dapat dibagi tulis, buku pencatatan kegiatan, satu set Kit lansia
dua kelompok dimana kelompok yang pertama yang berisi timbangan dewasa, meteran pengukur
adalah sasaran langsung meliputi kelompok tinggi badan, stetoskop, tensimeter, serta kartu
virilitas/prasinilis/pra lansia adalah kelompok usia menuju sehat lanjut usia. Pelaksanaan pelayanan
45-59 tahun dan kelompok lansia yaitu usia 60-69 kesehatan memiliki mekanisme pelaksanaan yang
tahun serta kelompok lansia resiko tinggi adalah digunakan yaitu sistem 5 tahapan/5meja sebagai
usia lebih dari 70 tahun. Sasaran tidak langsung berikut tahap pertama berupa pendaftaran, dilakukan
adalah keluarga lansia dan masyarakat (Effendy, sebelum pelaksanaan pelayanan, tahap kedua
1998). pencatatan kegiatan sehari-hari, penimbangan berat
Posbindu merupakan upaya pelayanan berbasis badan dan pengukuran tinggi badan, tahap ketiga
masyarakat dan dikokelola oleh masyarakat. pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan
Pendirian posbindu juga sebaiknya merupakan dan pemeriksaan status mental, tahap keempat
prakarsa masyarakat karena dapat mengetahui pemeriksaan laboratorium sederhana dan tahap
kebutuhan akan keberadaan posbindu lansia itu kelima pemberian penyuluhan dan konseling (Effendy,
sendiri. Penyusulan dalam disampaikan dalam 1998).
forum masyarakat/desa melalui musyawarah Teori Behavioral Model and Access to Medical
masyarakat desa (MMD) yang melibatkan seluruh Care (Andersen, 1995) yang dikembangkan sejak
komponen dan tokoh masyarakat, PKK dan tahun 1960 untuk dapat mengetahui pemanfaatan
tenaga kesehatan yang ada. Setelah sepakat pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan
dibentuk kepengurusan atau pengelola posbindu oleh individu atau tidak memanfaatkan. Teori

160 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 04 Desember 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

ini sudah ditinjau kembali pada tahun 1995 dan univariat dan bivariat dengan uji chi-square untuk
dikembangkan sehingga memiliki empat tahap. mengetahui adanya hubungan antar dua variabel
Dan memiliki tiga karakteristik, yaitu : serta data kualitatif diperoleh melalui wawancara
1. Faktor Pendukung (predisposing factor) mendalam kepada responden lansia yang
yaitu karakteristik sosial budaya individu dibagi berkunjung dan yang tidak pernah berkunjung ke
menjadi tiga kelompok, yaitu : posbindu lansia serta pemegang program lansia.
a. Faktor demografi, yaitu : umur dan jenis
kelamin HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
b. Faktor struktur sosial, yaitu : pendidikan, Hasil penelitian yang dilaksanakan di dua
interaksi sosial, suku/ras dan budaya posbindu lansia yang berada di wilayah kerja
c. Faktor Manfaat kesehatan, yaitu : sikap, Puskesmas Kelurahan Bintara yaitu posbindu
pengetahuan, kepercayaan, persepsi terhadap kutilang dan posbindu wijaya kusuma didapatkan
kesehatan/sakit dan keyakinan bahwa sebagian besar pernah berkunjung ke posbindu
pelayanan kesehatan dapat menolong proses lansia 49 responden (70%) dan tidak pernah
penyembuhan penyakit. berkunjung 21 responden (30%). Frekuensi
2. Faktor pemungkin (enabling factor) yaitu kunjungan lansia dari bulan Oktober 2016-Maret
kemampuan seseorang dalam mencari layanan 2017 paling banyak adalah 6 kali 44,9%. Alasan
kesehatan, terdiri dari : responden tidak berkunjung ke posbindu lansia
a. Sumber daya keluarga, yaitu kemampuan antara lain tidak/sibuk 66,7%, lupa jadwal posbindu
keluarga dalam mengakses pelayanan 42,9% dan sudah punya tempat berobat sendiri
kesehatan, asuransi kesehatan, pengetahuan 28,6%. Alasan responden lansia yang berkunjung
tentang layanan kesehatan yang dibutuhkan. ke posbindu lain alasan yang paling banyak ingin
b. Sumber daya masyarakat yaitu tersedianya memeriksakan tekanan darah 98%, menimbang
fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di berat badan 91,8% dan mendapatkan obat 89,9%
wilayah tempat tinggal. Dari informan lansia diketahui bahwa lansia tidak
3. Faktor kebutuhan (need) yaitu faktor yang secara datang ke posbindu ada beberapa yang sudah
langsung berhubungan dengan pemanfaatan menderita sakit kronis sehingga sulit jalan dan
layanan kesehatan. Faktor pendukung dan membuat cepat lelah. dan alasan berkunjung
faktor pemungkin untuk mencari pengobatan ke posbindu lansia menurut informan lansia
dapat terwujud di dalam tindakan apabila hal yaitu untuk memeriksakan kesehatan dan dapat
tersebut dirasakan sebagai kebutuhan (need). bersilaturahmi dengan sesama lansia. Diketahui
Hal ini berarti kebutuhan merupakan dasar dan dari informan pemegang program posbindu lansia
stimulus langsung untuk memanfaatkan layanan bahwa lansia yang berkunjung ke posbindu lansia
kesehatan, komponennya terdiri dari : ingin mendapatkan pelayanan kesehatan rutin
a. Persepsi individu dalam melihat status yaitu melakukan pemeriksaan tekanan darah,
kesehatan sendiri, gejala penyakit dan menimbang berat badan dan dapat berkonsultasi
kekuatiran yang dirasakan dengan dokter mengenai keluhan yang dirasakan
b. Evaluasi mengenai beratnya penyakit setelah serta mendapatkan obat sesuai dengan
didiagnosa oleh petugas kesehatan. penyakitnya.
Selain kegiatan-kegiatan yang diatas kegiatan
METODE PENELITIAN lainnya seperti penyuluhan juga dilakukan di
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Posbindu, responden yang mengetahui adanya
dengan pendekatan cross-sectional dan kegiatan penyuluhan di posbindu sebanyak
pendekatan kualitatif untuk menggali lebih 71,4%. Responden menyatakan pernah menerima
dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan mengenai pemeriksaan kesehatan
kunjungan lansia ke posbindu lansia. Jumlah 92% dan pencegahan penyakit 78%. Menurut
sampel dihitung berdasarkan rumus uji hipotesis responden penyuluhan yang tetap diperlukan untuk
dua proporsi dengan kekuatan uji 95% dan derajat diberikan mengenai pencegahan penyakit 84% dan
kemaknaan 5%. Pemilihan sampel dilakukan secara pemeriksaan kesehatan 78%. Menurut informan
random sampling terpilih 70 responden lansia yang yang dari lansia yang rajin berkunjung ke posbindu
berusia 45-69 tahun. Data primer diperoleh dengan kegiatan yang ada di posbindu selain pemeriksaan
pengisian kuesioner oleh responden lansia dan kesehatan juga ada kegiatan lain seperti senam,
data sekunder diperoleh dari Puskesmas Bintara penyuluhan dan membuat kerajinan. Menurut
berupa laporan bulanan program posbindu lansia. informan pemegang program, ada kegiatan
Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2017. bernyanyi bersama dan biasanya nyanyi lagu
Pengolahan datanya secara editing, coding, entry, Mars Lansia. Responden lansia mengatakan
processing, cleaning dan data di analisis secara bahwa olahraga yang pernah dilaksanakan di

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 04 Desember 2018 • 161
Melita dan Mardiati Nadjib: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan

posbindu lansia adalah senam lansia 100%, jalan meningkatkan usia harapan hidup (Komnas lansia,
santai 51,1%. Diketahui dari informan pemegang 2010).
program lansia bahwa senam lansia diadakan
satu kali setiap bulannya pada hari minggu dan Gambaran Variabel Penelitian
swasembada sendiri untuk mendatangkan pelatih Pada tabel 3 terlihat bahwa 70 responden lansia
senam, serta olahraga jalan santai dilaksanakan yang mengikuti penelitian sebagian besar adalah
hanya pada acara perayaan yang diselenggarakan 43 orang kelompok umur pra lansia (45-59 tahun)
oleh pemerintah daerah seperti perayaan ulang 61,4%. Dan jenis kelamin perempuan lebih banyak
tahun Kota Bekasi, perayaan hari kesehatan 64 responden (91,4%). Pendidikan responden
negara (HKN) serta perayaan hari kemerdekaan diketahui sebagian besar tamat SMA/D3/S1 29
Republik Indonesia 17 agustus. orang (41,4%) dan responden lansia lebih banyak
Menurut informan pemegang program, lansia tidak bekerja 63 responden (90%). Serta memiliki
yang berkunjung setiap bulannya ke posbindu pengetahuan rendah sebagian besar responden
kebanyakanorangyangsama,yangsudahmenyadari yaitu 43 orang (61,4%).
dapat memeriksaan kesehatan di posbindu lansia Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
jadi tidak perlu datang ke puskesmas sehingga Faktor Predisposisi (Umur, Jenis Kelamin,
diharapkan lansia lebih mendapatkan perhatian Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan) di Posbindu
untuk keadaan kesehatannya. Pengumuman atau Lansia di Wilayah Kerja Puskesma Kelurahan
undangan sudah diberitahukan oleh kader melalui Bintara Tahun 2017
sms, lewat mushola dan juga menghimbau lansia Variabel Frekuensi Presentase (%)
yang sudah pernah mengunjungi posbindu lansia Umur
untuk mengajak teman lansia yang ada disekitar
Pra lansia 43 61,4
rumahnya agar mengikuti posbindu lansia.
Tabel 2 Gambaran Jumlah Kunjungan Lansia ke Posbindu Lan- Lansia 27 38,6
sia Periode Bulan Oktober 2016 - Maret 2017 Jenis Kelamin
No Waktu Posbindu Posbindu Wi- Laki-laki 6 8,6
Kutilang jaya Kusuma
Perempuan 64 91,4
1 Oktober 2016 32 20
Pendidikan
2 November 2016 31 32
Tidak tamat sekolah 10 14,3
3 Desember 2016 27 35
Tamat SD 16 22,9
4 Januari 2017 33 33
Tamat SMP 15 21,4
5 Februari 2017 25 29
Tamat SMA, D3, S1 29 41,4
6 Maret 2017 29 35
Pekerjaan
Sumber : Laporan Bulanan Program Lansia Puskesmas Bintara tahun 2016-2017
Bekerja 7 10,0
Kegiatan program posbindu lansia di wilayah Tidak Bekerja 63 90,0
kerja Puskesmas Kelurahan Bintara dilaksanakan
Pengetahuan
setiap satu kali dalam sebulan untuk masing-masing
posbindu. Jadwal sudah ditentukan sejak awal tahun Rendah 43 61,4

oleh pemegang program dan kader posbindu lansia. Tinggi 27 38,6

Untuk kegiatan yang dilaksanakan di posbindu Dari wawancara mendalam terhadap informan
adalah pelayanan kesehatan meliputi promotif diketahui bahwa berkunjung ke posbindu lansia
yaitu penyuluhan kesehatan yang dibawakan oleh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di usia
petugas kesehatan Puskesmas Bintara bergantian pra lansia dan lebih banyak perempuan yang
antara dokter atau petugas promkes. Kegiatan berkunjung ke posbindu lansia dapat bertemu
preventif, dilakukan penimbangan berat badan, sesama lansia yang juga aktif mengikuti kegiatan
periksa tekanan darah, menanyakan keluhan dari lain bersama-sama seperti senam, pengajian dan
peserta posbindu, serta kegiatan kuratif pengobatan membuat kerajinan. Dengan keadaan sebagai ibu
bagi lansia yang memiliki keluhan. dan hasil semua rumah tangga dan pensiunan responden memiliki
kegiatan dicatat dalam KMS masing-masing oleh waktu untuk berkunjung ke posbindu lansia.
petugas pemegang program. Dari 70 responden sebanyak 61,4% atau 43
Pelaksanaan kegiatan posbindu lansia yang responden memiliki pengetahuan rendah terhadap
dilaksanakan satu kali setiap bulannya mempunyai posbindu lansia sedangkan yang pengetahuan
manfaat yang bertujuan meningkatkan status tinggi terhadap posbindu lansia sebanyak 27
kesehatan lansia, meningkatkan kemandirian responden (38,6%). Pengetahuan diketahui dari
pada lansia, memperlambat proses aging, deteksi pertanyaan penelitian terdiri dari usia peserta
dini gangguan kesehatan pada lansia, serta dapat posbindu lansia, frekuensi pelaksanaan posbindu
lansia, kegiatan yang diselenggarakan, fungsi KMS

162 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 04 Desember 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

dan jenis pelayanan yang diperoleh di posyandu petugas kesehatan selalu hadir setiap pelaksanaan
lansia. Responden mengetahui kegiatan di posbindu posbindu dan memberikan pelayanan kesehatan
lansia dapat melakukan penimbangan berat badan dan memberikan penyuluhan serta mengingatkan
sebanyak 96,1% dan pemeriksaan tekanan darah akan jadwal kegiatan berikutnya.
94,1%. Responden yang menyatakan peserta Diketahui bahwa sebagian besar responden
posbindu perlu memiliki KMS sebanyak 71,4% memiliki akses mudah menuju ke posbindu lansia
dan yang mengetahui fungsi KMS untuk mencatat yaitu 58 responden (82,9%) dan memiliki akses
tekanan darah 84,3% dan catatan untuk mengetahui sulit/jauh 12 responden (17,1%). Diketahui akses
penyakit yang diderita 82,4% Menurut responden mudah ke posbindu lansia yaitu memiliki jarak yang
yang mengetahui mengenai pelayanan yang dapat ditempuh responden menuju ke posbindu lansia
diperoleh di posindu lansia yaitu pemeriksaan <1 km sebanyak 66 responden (94,3%), waktu
tekanan darah 90%, penimbangan berat badan tempuh yang diperlukan menuju ke posbindu
82,9% serta dapat memperoleh penyuluhan 67,1%. lansia diketahui <15 menit sebanyak 65 responden
Menurut informan lansia yang berkunjung (92,9%) serta cara untuk menuju posbindu lansia
ke posbindu sudah mengetahui keberadaan sebagian besar berjalan kaki yaitu 58 responden
posbindu lansia sudah ada sejak lama di wilayah (82,9%). Responden lansia menyatakan
rukun warga tempat tinggal dan mengetahui juga hambatan ke posbindu memiliki alasan sebagian
kegiatan yang dilaksanakan di posbindu lansia yaitu besar mudah merasa lelah 50% dan tidak ada
pelayanan kesehatan, penyuluhan dan senam. yang mengantar 37,5% serta perlu biaya (12,5).
Sedangkan informan yang tidak pernah berkunjung Lokasi tempat pelaksanaan posbindu lansia untuk
mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan di posbindu kemuning dilaksanakan di rumah ketua
posbindu lansia adalah periksa tekanan darah dan kader, yang letaknya berada di pinggir jalan raya
mendapatkan obat/vitamin. Diketahui dari informan dan kegiatan dilaksanakan di dalam rumah selain
pemegang program lansia, keberadaan posbindu untuk kegiatan posbindu lansia setiap bulannya,
sudah berjalan sejak tahun 2006 dan kegiatan yang juga biasa menjadi tempat berkumpul ibu-ibu
dilaksanakan adalah sama setiap bulannya, yaitu lansia membuat kerajinan, seperti membuat tas
pemeriksaan kesehatan, penyuluhan, konsultasi atau dompet dari bahan bekas bungkus detergen
masalah kesehatan dan pemberian obat bagi yang atau bungkus kopi serta pengajian. Untuk lokasi
memiliki keluhan sakit. pelaksanaan posbindu lansia wijaya kusuma
biasanya dilaksanakan di kantor RW, yang berada
Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan Faktor Pendukung di tengah-tengah perumahan warga sehingga
(dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, akses) di mudah dijangkau.
Posbindu Lansia Kelurahan Bintara Tahun 2017
Faktor kebutuhan dalam penelitian ini yaitu
Variabel Frekuensi Persentase (%) kebutuhan akan posbindu lansia yaitu diukur dari
Dukungan Keluarga manfaat yang dirasakan dengan berkunjung ke
Tidak Mendukung 14 20,0 posbindu lansia, sehingga responden akan terus
Mendukung 56 80,0 datang ke posbindu. Hasil penelitian menunjukkan
Dukungan Petugas Kesehatan bahwa sebanyak 50 responden (71,4%)
Tidak Mendukung 20 28,6
merasakan manfaat dari posbindu lansia sehingga
merasa membutuhkan posbindu. Responden
Mendukung 50 71,4
menyatakan manfaat dengan berkunjung
Akses
ke posbindu lansia sebagian besar adalah
Sulit 12 17,1 memperoleh informasi tentang kondisi kesehatan
Mudah 58 82,9 dan dapat bersilaturahmi dengan sesama lansia
Dari tabel 4 diketahui dukungan keluarga (90%) juga memperoleh informasi tentang kondisi
sebagian besar adalah memberikan dukungan kesehatan (86%). Seperti dikatakan oleh informan
kepada lansia (80%). Dukungan diberikan oleh yang pernah berkunjung dan mengikuti kegiatan
pasangan (suami/istri) sebanyak 66,1% dan dari posbindu lansia dalam wawancara mendalam
anak/menantu 57,1%. Dukungan yang diberikan bahwa manfaat yang dirasakan dengan berkunjung
berupa menganjurkan untuk datan gke posbindua, ke posbindu lansia, mengikuti kegiatan posbindu
mengingatkan jadwal posbindu serta mengantar ke lansia secara rutin mendapatkan fasilitas untuk
posbindu. Dukungan petugas kesehatan diketahui memeriksaan kesehatan, refreshing, silaturahmi
bahwa lansia mendapatkan dukungan petugas dan perasaan senang.
kesehatan (71,4%). Menurut informan lansia

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 04 Desember 2018 • 163
Melita dan Mardiati Nadjib: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan

Analisa Bivariat
Tabel 4 Hubungan Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung dan Faktor Kebutuhan Dengan Kunjungan Posbindu Lansia di Kelu-
rahan Bintara Tahun 2017

Variabel Kunjungan ke Posbindu Lansia Total OR 95% CI P Value

Tidak berkunjung Berkunjung N %

n % n %

Umur

Pra lansia 17 39,5 26 60,5 43 100 3,76 1,10-12,80 0,054

Lansia 4 14,8 23 85,2 27 100

Jenis Kelamin

Laki-laki 3 50,0 3 50,0 6 100

Perempuan 18 28,1 46 71,9 64 100 2,56 0,47-13,86 0,283

Pendidikan

Tidak Tamat 5 50,0 5 50,0 10 100

Tamat SD 6 37,5 10 62,5 16 100 1,67 0,34-8,26

Tamat SMP 3 37,5 12 80,0 15 100 4,00 0,68-23,51 0,331

Tamat SMA,D3,S1 7 75,9 22 75,9 29 100 3,14 0,69-14,13

Pekerjaan

Tidak Bekerja 3 42,9 4 57,1 7 100

Bekerja 18 28,6 45 71,4 63 100 1,88 0,38-9,23 0,728

Pengetahuan

Rendah 18 41,9 15 58,1 43 100

Baik 3 11,1 24 88,9 27 100 5,76 1,50-22,09 0,014

Dukungan Keluarga

TidakMendukung 13 92,9 1 7,1 14 100

Mendukung 8 14,3 48 85,7 56 100 78,00 8,93-681,30 0,001

Dukungan Petugas Kesehatan

Tidak Mendukung 16 80,0 4 20,0 20 100

Mendukung 5 10,0 45 90,0 50 100 36,00 8,59-150,92 0,001

Akses

Sulit 4 33,3 8 66,7 12 100

Mudah 17 29,3 41 70,7 58 100 1,21 0,32-4,55 1,000

Kebutuhan

Tidak
19 95,0 1 5,0 20 100 456,00 39,01-5329,59 0,001
Bermanfaat

Bermanfaat 2 4 48 96 50 100
Dari tabel 4 diketahui bahwa proporsi lansia ke posbindu lansia lebih besar lansia yang tidak
yang berkunjung ke posbindu lansia 85,2% umur bekerja 71,4%, ibu rumah tangga dan pensiunan.
rata-rata yang berkunjung adalah 64 tahun. Untuk Dari wawancara kepada informan pemegang
proporsi lansia yang melakukan kunjungan ke program posbindu lansia diketahui bahwa lebih
posbindu diketahui lebih banyak adalah perempuan banyak yang berkunjung ke posbindu lansia
71,9%, para lansia perempuan memiliki kegiatan adalah ibu-ibu yang tidak bekerja dan sudah saling
lain bersama-sama yaitu pengajian jadi sering mengenal satu sama lainnya.
bertemu dan saling bercerita mengenai kegiatan Proporsi responden lansia yang pernah
yang biasa dilakukan di posbindu lansia sehingga mengunjungi posbindu lansia memiliki
dapat mengajak lansia lainnya untuk berkunjung pengetahuan baik 88,9% dan terdapat hubungan
ke posbindu lansia. Penelitian terdahulu yang bermakna (p<0,05). Informan lansia yang
serupa Henniwati (2008) menyatakan tidak ada berkunjung ke posbindu mengetahui kegiatan-
hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kegiatan yang dilaksanakan di posbindu lansia.
pemanfaatan posbindu lansia. Responden lansia yang datang ke posbindu
Dari hasil penelitian diketahui responden lansia mendapat dukungan keluarga sebesar
lansia lebih banyak memiliki pendidikan tamat 85,7% dan terdapat hubungan yang bermakna
SMP 80,0% dan responden lansia yang datang (p<0,05). Dukungan keluarga memiliki peranan

164 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 04 Desember 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

penting dalam kehidupan lansia sehari-hari. lansia adalah memperoleh informasi mengenai
Dengan menyediakan sarana dan prasarana, kondisi kesehatan, dapat bersilaturahmi dengan
memberikan kebutuhan gizi yang baik, memberikan sesama lansia, dapat memperoleh pelayanan
kesempatan untuk melakukan aktivitas bersama kesehatan dengan mudah, dapat meningkatkan
lansia lainnya yaitu dengan mengunjungi posbindu pengetahuan melalui penyuluhan yang diberikan,
lansia (Komnas Lansia, 2010). mengetahui ancaman penyakit yang dapat
Proporsi responden lansia sebagian besar diderita oleh lansia secara dini dan untuk menjaga
mendapat dukungan petugas kesehatan 90% serta kesehatan. Penelitian terdahulu yang serupa
terdapat hubungan (p<0,05) antara kunjungan memiliki hubungan bermakna oleh Sari (2013)
lansia ke posbindu lansia dengan dukungan dan Liansyah (2014) terhadap kunjungan lansia
petugas kesehatan. Lanjut usia yang ada di ke posbindu lansia.
wilayah kerja Puskesmas Bintara merasakan
adanya dukungan dari petugas kesehatan. Dalam KESIMPULAN
penelitian ini yang dianggap dukungan yaitu 1. Cakupan kunjungan lansia ke posbindu lansia
mengingatkan jadwal kegiatan posbindu setiap di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Bintara
bulannya, memberikan pelayanan kesehatan masih rendah yakni 34,5%
minimal, memberikan penyuluhan kesehatan 2. Gambaran karakteristik peserta posbindu
yang berkaitan dengan kebutuhan pengetahuan lansia sebagian besar yang berkunjung ke
lansia itu sendiri dan juga membina komunikasi posbindu adalah kelompok umur pra lansia
yang baik antara petugas kesehatan dengan (45-59 tahun), yang lebih banyak datang
lansia. Penelitian serupa Henniwati (2008) juga ke posbindu adalah perempuan. Tingkat
menyatakan ada hubungan bermakna dukungan pendidikan lansia yang menjadi responden
petugas kesehatan dengan kunjungan lansia ke umumnya sudah cukup dengan diketahui
posbindu lansia. pendidikan terbanyak dalam penelitian ini
Responden lansia yang memiliki akses mudah adalah tamat SMP.
datang ke posbindu lansia sebesar 70,7%. Lokasi 3. Faktor predisposisi yang berhubungan dengan
posbindu lansia ada berada di RW masing- kunjungan lansia ke posbindu lansia adalah
masing, sehingga lansia mudah untuk berkunjung pengetahuan. Tingkat pengetahuan lansia
ke posbindu lansia. Menurut informan lansia untuk mengenai posbindu lansia diketahui memiliki
menuju lokasi posbindu dapat berjalan kaki atau pengetahuan baik. Diketahui dari informan
baik sepeda letak tempat pelaksanaan berada yang berkunjung ke posbindu diketahui bahwa
di dekat tempat tinggal lansia. Walaupun secara lansia mengetahui kegiatan-kegiatan yang
analisis statistik diketahui tidak ada hubungan dilaksanakan di posbindu lansia dan memiliki
bermakna antara akses dengan kunjungan lansi pengetahuan lebih baik daripada yang tidak
ke posbindu lansia, Akses berhubungan dengan berkunjun.
sebab akibat dengan perilaku lansia dalam 4. Faktor pendukung yang berhubungan dengan
memanfaatkan posbindu lansia. Jauh dekat jarak kunjungan lansia ke posbindu lansia yaitu
lokasi pelaksanaan posbindu akan mempengaruhi dukungan keluarga dan dukungan petugas
manfaat berkunjung lansia ke posbindu lansia keluarga. Dukungan keluarga menunjukkan
sehingga perlu diperhatikan jangkauan ke lokasi kepedulian dan mendukung lansia di dalam
agar tidak menyebabkan kelelahan dan kesulitan. rumah dan kegiatan diluar rumah. Dukungan
Sesuai dengan Teori Andersen, jarak tempuh petugas kesehatan memberikan rasa aman
ke posbindu lansia dari rumah merupakan dan percaya untuk mendapatkan pelayanan
faktor pendukung (enabling), sehingga dapat kesehatan.
menimbulkan minat lansia untuk mengunjungi 5. Faktor kebutuhan berhubungan bermakna
posbindu lansia. dengan kunjungan lansia ke posbindu lansia.
Responden lansia yang memiliki kebutuhan Informan yang berkunjung ke posbindu
terhadap posbindu lebih besar yaitu 96,% untuk lansia membutuhkan posbindu lansia untuk
datang ke posbindu lansia. Terdapat hubungan mendapatkan pelayanan kesehatan dan
bermakna (p<0,05) kunjungan lansia ke posbindu dapat bersosialisasi dengan sesama lansia.
lansia berdasarkan kebutuhan. Dari informan 6. Tidak ada hubungan bermakna antara
lansia diketahui bahwa mengalami perubahan lebih variabel umur, jenis kelamin, pendidikan
baik mengenai kesehatannya dengan mengikuti dan pekerjaan terhadap kunjungan lansia ke
kegiatan yang dilaksanakan di posbindu sehingga posbindu lansia di wilayah kerja Puskesmas
rutin mengunjungi posbindu lansia. Kebutuhan Bintara. Serta tidak ada hubungan variabel
yang dirasakan dalam memanfaatkan posbindu akses terhadap kunjungan lansia ke posbindu
lansia dengan kunjungan lansia ke posbindu lansia di wilayah kerja Puskesmas Bintara.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 04 Desember 2018 • 165
Melita dan Mardiati Nadjib: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan

Tempat pelaksanaan kegiatan posbindu Andersen, Newman. JF. 2005. Societal and
lansia diketahui mudah dan dekat dengan Individual Determinants of Medical Care Utilization
tempat tinggal lansia. in the United States. Article first published online:
18 November 2005 Milbank Quarterly volume 83,
Saran Issue4, page Oline-only, December 2005
Bagi Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan Dinkes Bekasi. 2015. Profil Kesehatan Kota
Puskesmas Bintara : Bekasi. Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
1. Melakukan sosialisasi kepada Camat, Lurah, Efendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Perawatan
RW, RT dan tokoh masyarakat dan keluarga Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC.
untuk meningkatkan pengetahuan lansia Erfandi. 2013. Posyandu Lansia, Mewujudkan
tentang program posbindu lansia yang terkait Lansia Sehat, Mandiri dan Produktif. Jakarta:EGC
dengan kunjungan lansia ke posbindu lansia. Henniwati. 2008. Faktor-faktor yang
Untuk meningkatkan cakupan program lansia mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
diperlukan upaya pelayanan kesehatan Posyandu Lanjut Usia di wilayah kerja Puskesmas
diarahkan pada upaya promotif, preventif, Kabupaten Aceh Timur. Tesis. FKM Universitas
kuratif dan rehabilitatif secara komprehensif. Sumatera Utara.
Hal ini sangat berkaitan dengan keberhasilan Kemenkes, RI. 2010a. Pedoman Pembinaan
pelayanan kesehatan di posbindu lansia Kesehatan Lanjut Usia bagi Petugas Kesehatan.
dimana masyarakat lansia dapat berkunjung Jakarta. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
ke pobindu lansia dengan mudah, terjangkau Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
dan berkualitas bagi masyarakat . 2010b. Rencana Strategis Kementerian
2. Meningkatkan sosialisasi dan informasi Kesehatan tahun 2010-2014 Kepmenkes Nomor.
kepada masyarakat terutama kelompok pra HK.0301/160/1/2010. Jakarta: Kementerian
lansia dan lansia mengenai manfaat posbindu Kesehatan (Renstra). 2015. Rencana Strategis
lansia untuk meningkatkan kunjungan lansia Kementerian Kesehatan (Renstra) Tahun 2015-
ke posbindu lansia. 2019. Jakarta.
3. Untuk meningkatkan cakupan program lansia ___________. 2016. Situasi Lanjut Usia
memerlukan upaya proaktif dari petugas (Lansia). Pusat Data dan Informasi Kementerian
posbindu untuk meningkatkan kualitas Kesehatan RI (Infodatin). Jakarta
pelayanan di posbindu lansia sehingga para Komisi Nasional Lansia. 2010. Pedoman
lansia termotivasi untuk mengunjungi posbindu Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia.
setiap bulannya. Juga dapat melakukan J a k a r t a . h t t p : / / w w w. k o m n a s l a n s i a . g o . i d /
pelayanan kesehatan bagi lansia yang tidak modules.php?name=Downloads&d_
pernah hadir ke posbindu dengan kunjungan op=viewdownloaddetails&lid=75. Diakses pada
rumah. tanggal 24 Maret 2017
4. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan . 2011. Active Ageing. Jakarta.
Kecamatan dan PKK agar masyarakat lanjut http://www.komnaslansia.go.id/
usia dapat memanfaatkan posbindu lansia modules.php?name=Downloads&d_
bagi pelayanan kesehatan serta memotivasi op=viewdownloaddetails&lid=74 Diakses pada
keluarga lansia dalam memberikan perhatian tanggal 24 Maret 2017
dan dukungan agar dapat hidup layak, sehat Kompas. 2013. Fasilitas Lansia Kurang. http://
dan mandiri. lifestyle.kompas.com/read/2013/08/05/0928063/
5. Puskesmas dapat melakukan upaya untuk Fasilitas.Kesehatan.Lansia.Kurang Diakses pada
meningkatkan penyuluhan mengenai berbagai tanggal 20 Maret 2017
macam informasi yang terkait dengan masalah Lemenshow, (1990) Adequacy of Sample Size
kesehatan dalam pelayanan kesehatan in Health Studies. WHO, 1990.http://apps.who.int/
bagi lansia di posbindu lansia sehingga iris/bitstream/10665/41607/1/0471925179_eng.
pengetahuan lansia akan lebih baik untuk pdf
dapat lebih memanfaatkan posbindu lansia. Lemeshow, S. Hosmer Jr, and D.W. Lwanga.
S.K. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan. Yogyakarta:UGM Press
Andersen, R.M. 1995. Revisiting the Behavioral Liansyah, W. Faktor-faktor yang Berhubungan
Model and Access to Medical Care: Does It Matter?. dengan Pemanfaatan Pelayanan Posbindu Lansia
Journal of Health and Social Behavior Vol. 36, No. di Wilayah Kerja Puskesmas Beji Tahun 2014.
1. American Sociological Association. Stable URL: Skripsi.FKMUI.Depok
http//www.jstor.org/stable/2137284 Diakses pada Nugroho, H. 2010. Gerontik dan Geriatik
18 Maret 2017 Karakteristik Lansia. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

166 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 04 Desember 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

Permenkes, RI. 2014. Peraturan Menteri http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/


Kesehatan Republik Indonesia tentang PMK%20No.%2025%20ttg%20RAN%20Kes.%20
Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta. h t t p : / / Lanjut%20Usia%20Tahun%202016-2019.pdf
www.kebijakanaidsindonesia.net/jdownloads/ diakses pada tanggal 25 maret 2017
Peraturan%20Regulation/Peraturan%20Pusat/ Puskesmas Bintara, 2015. Profil Kesehatan
permenkes_ri_nomor_75_tahun_2014_tentang_ Puskesmas Bintara. Bekasi
pusat_kesehatan_masyarakat_puskesmas.pdf Sari, DI. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan
diakses pada tanggal 25 maret 2017 dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di
. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Tahun 2012-
Republik Indonesia tentang Rencana Aksi Nasional 2013.Tesis.FKM Universitas Indonesia. Depok
Kesehatan Lanjut Usia tahun 2016-2019. Jakarta.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 04 Desember 2018 • 167

Anda mungkin juga menyukai