Anda di halaman 1dari 16

JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

PENGEMBANGAN PROGRAM POSYANDU LANSIA DENGAN APLIKASI


PENDEKATAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANCAEKEK
(STUDI KUALITATIF)

Erlina Fazriana1, Oktarian Pratama2


erlina.fazriana@yahoo.com
1
Program Studi Sarjana keperawatanSTIKes Dharma Husada Bandung
2
Program Studi Diploma Tiga keperawatanSTIKes Dharma Husada Bandung,

ABSTRAK

Program pengelolahan penyakit kronis (Prolanis) adalah suatu sistim pelayanan kesehatan
dan pendekatan proaktif yang di laksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,
fasilitas kesehatan dan BPJS. Berdasarkan informasi dari Kepala Puskesmas Rancaekek,
bahwa program lansia yang diselenggarakan di lingkungan Puskesmas Rancaekek untuk
program posyandu lansia sudah diberlakukan pendekatan program yang bekerjasama
dengan BPJS yaitu program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) sejak Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) mulai diberlakukan di Indonesia yaitu sejak awal tahun 2015.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran makna dari pengembangan
program posyandu lansia dengan aplikasi pendekatan program pengelolaan penyakit kronis
(Prolanis) di wilayah Puskesmas Rancaekek. Jenis penelitian kualitatif dengan metode
fenomenologi deskriptif. Sampel informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan teknik
sampling purposive sampling. informannya adalah pemegang program lansia di puskesmas
tersebut dan 4 orang Kader di wilayah Puskesmas Rancaekek. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah pedoman wawancara (indepth interview), data observasi, alat perekam
dan buku catatan lapangan. Uji validitas pada penelitian kualitatif ini dilakukan dengan
Triangulasi. Analisa data dilakukan dengan cara analisa deskriptif. Hasil penelitian yang
didapatkan dari hasil wawancara dengan tema evaluasi input: bertambahnya jumlah kader
Posyandu lansia yang datang dan bertambahya dukungan pembiayaan dari BPJS
Kesehatan, evaluasi proses: belum melaksanakan 10 jenis layanan dan belum menerapkan
sistem 5 meja sesuai standar pelaksanaan Posyandu Lansia dari Kemenkes RI namun
dalam pelaksanaannya tenaga kesehatan professional sudah dilibatkan, evaluasi output:
kurangnya cakupan kunjungan lansia namun dampak dari pelaksanaan PROLANIS terlihat
ada perubahan perilaku pengendalian penyakit kronis (Hipertensi dan DM) serta
peningkatan kualitas hidup lansia. Saran bagi tenaga kesehatan mengoptimalkan kuantitas
pelayanan Posyandu lansia dengan selalu melaksanakan 10 jenis layanan posyandu lansia
dan menggunakan tahapan 5 meja dalam pelaksanaan posyandu lansia.

Kata Kunci : Pengembangan program, PROLANIS

PENDAHULUAN akan mencapai angka 11,34% atau


Badan kesehatan dunia WHO tercatat 28,8 juta orang dan menjadikan
menyatakan bahwa penduduk lansia di jumlah penduduk lansia di Indonesia
Indonesia pada tahun 2020 mendatang menjadi terbesar ke empat di dunia

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 155


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

setelah Cina, Amerika, dan India (BPS, Posyandu lansia merupakan wahana
2009). Layanan kesehatan yang semakin pelayanan bagi kaum usia lanjut yang
menjangkau rakyat banyak berakibat dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usia
meningkatnya angka rata-rata harapan lanjut yang menitikberatkan pada
hidup orang Indonesia yakni tahun 2011 pelayanan promotif dan preventif, tanpa
menjadi 67,07 dengan usia harapan mengabaikan upaya kuratif dan
hidup laki-laki 65,21 dan usia harapan rehabilitatif. Kegiatannya adalah
hidup perempuan 69,05 (Menko pemeriksaan kesehatan secara berkala,
Kesra,2011). Propinsi Jawa Barat peningkatan olahraga, pengembangan
menempati urutan ke lima yang paling keterampilan, bimbingan pendalaman
banyak penduduk lansia di Indonesia. agama, dan pengelolaan dana sehat
Yang paling terbesar adalah Yogyakarta (Departemen Kesehatan, 2008).
(12,48%) menyusul Jawa Timur (9,36%) Sedangkan program pengelolahan
di urutan kedua dan Jawa Tengah penyakit kronis (Prolanis) adalah suatu
(9,26%) di urutan ketiga, dan Bali sistim pelayanan kesehatan dan
(8,77%) di urutan ke empat , serta Jawa pendekatan proaktif yang di laksanakan
Barat (7,09%) di posisi ke lima dari total secara terintegrasi yang melibatkan
jumlah lansia di Indonesia (BPS, 2009). peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS.
Seiring dengan semakin meningkatnya Penyakit Kronis yang di alami oleh
populasi lansia, pemerintah telah masyarakat dewasa ini, akan memberikan
merumuskan berbagai kebijakan dampak dan beban bagi keluarga, bila
pelayanan kesehatan usia lanjut yang penanganan di lakukan secara tidak
ditujukan untuk meningkatkan derajat intesif dan berkelanjutan. Manfaat
kesehatan/mutu kehidupan lansia untuk penanganan yang intesif bagi penderita,
mencapai masa tua bahagia dan berdaya adalah dapat mengenal tanda bahaya, dan
guna dalam kehidupan tindakan segera bila mengalami
keluarga/masyarakat sesuai dengan kegawatdaruratan
keberadaannya. Di pelayanan kesehatan Pelaksanaan posyandu lansia dan
tingkat masyarakat ada Posyandu lansia, prolanis di puskesmas perlu dilakukan
sedangkan untuk pelayanan kesehatan dengan manajemen yang baik dengan
lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, memperhatikan aspek perencanaan,
dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
adalah Rumah Sakit (Fallen, 2010). Penilaian keberhasilan program harus

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 156


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

dimulai dari awal kegiatan yang meliputi dengan lokasi Posbindu yang jauh / tidak
masukan, proses, dan keluaran dengan terjangkau menjadikan lansia malas
aspek teknis dan manajerial termasuk datang ke Posbindu karena terjadinya
penyediaan sarana, prasarana, dan kelelahan fisik ataupun kekhawatiran
informasi yang digunakan untuk dalam perjalanan menuju lokasi
perencanaan lebih lanjut (Departemen Posbindu.
Kesehatan, 2008). Dalam penelitian Sutini (2010) ada
Posyandu lansia dan prolanis banyak beberapa faktor yang menjadi kendala
memberikan manfaat bagi lansia yang pada posyandu lansia seperti pengetahuan
mengikutinya. Apabila program lansia yang rendah tentang manfaat
Posyandu lanisia dan prolanis tidak posyandu, jarak rumah dengan lokasi
terlaksana maka kegiatan pembinaan posyandu yang jauh dan sulit dijangkau,
kesehatan lansia, pencatatan dan dukungan keluarga yang kurang, sikap
pelaporan status kesehatan lansia, proses kader/petugas kesehatan, pihak
monitor kesehatan lansia melalui pemerintah/institusi, keterampilan kader
pemeriksaan lansia, pengkajian indeks serta ada tidaknya sarana dan prasarana
kemandirian dan indeks masa tubuh yang dibutuhkan.
lansia, upaya preventif terhadap status Evaluasi pengembangan program
kesehatan lansia secara berkala, tidak posyandu lansia sangat penting untuk
dapat terlaksana. dilakukan. Dengan melakukan evaluasi
Adapun beberapa kendala pengembangan program posyandu lansia
pelaksanaan posyandu lansia serta yang ada di masyarakat, bisa diketahui
prolanis, misalnya: pengetahuan lansia kekurangan dan kelebihan program
yang rendah tentang manfaat Posbindu posyandu lansia yang akhirnya bisa
sehingga lansia tidak datang ke Posbindu menentukan apakah program yang telah
karena mereka merasa keadaan kesehatan dilaksanakan dapat mencapai hasil yang
baik. Kurangnya dukungan sosial / sudah ditentukan. Evaluasi program dapat
keluarga yang mengakibatkan lansia digunakan sebagai bahan pertimbangan
kurang termotivasi untuk datang rutin ke bagi pengambil keputusan dalam
Posbindu. Kesan yang buruk terhadap menentukan alternatif kebijakan dengan
petugas Posbindu sehingga lansia tidak mengetahui seberapa tinggi mutu suatu
mempunyai kesiapan untuk menghadiri program sebagai hasil dari pelaksanaan
kegiatan di Posbindu. Jarak rumah

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 157


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

program yang dibandingkan dengan aplikasi pendekatan program lansia


standar yang sudah ada (Azwar, 1996). kronis (PROLANIS). Instrumen
Berdasarkan informasi dari Kepala penelitian yang digunakan adalah
Puskesmas Rancaekek, bahwa program pedoman wawancara, data observasi, alat
lansia yang diselenggarakan di perekam dan buku catatan lapangan. Data
lingkungan Puskesmas Rancaekek untuk tersebut diperoleh dengan melakukan
program posyandu lansia sudah wawancara secara mendalam kepada 1
diberlakukan pendekatan program yang orang pemegang program lansia di
bekerjasama dengan BPJS yaitu program Puskesmas Rancaekek dan 4 orang kader
pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) posbindu meliputi pengumpulan data
sejak Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tentang kesiapan sumber daya manusia,
mulai diberlakukan di Indonesia yaitu fasilitas, pendanaan, sosialisasi kegiatan
sejak awal tahun 2015. dan evaluasi dari setiap puskesmas.
Pengolahan data dimulai dengan
METODE PENELITIAN mentranskripsikan seluruh data secara
Jenis penelitian kualitatif dengan utuh berdasarkan kelompok topik,
metode fenomenologi deskriptif. Sampel dikembangkan ke bentuk bahasa yang
informan dalam penelitian ini dipilih lebih baku, secara naratif dan kemudian
berdasarkan teknik sampling purposive direduksi dalam bentuk rangkuman.
sampling. Sampel dalam penelitian ini Analisa data dilakukan dimulai dengan
adalah Puskesmas yang melaksanakan pengumpulan data, reduksi data,
program posbindu dengan aplikasi menyajikan data dan menarik kesimpulan
program lansia kronis (PROLANIS) dan dan verifikasi. Validitas pada penelitian
informannya adalah pemegang program kualitatif ini dilakukan dengan
lansia di puskesmas tersebut dan 4 orang Triangulasi.
Kader di wilayah Puskesmas Rancaekek.
Data dikumpulkan melalui wawancara HASIL DAN PEMBAHASAN
mendalam (indepth interview), observasi Wilayah kerja Puskesmas Rancaekek
dan telaah dokumen. Wawancara ini terdapat 7 Posyandu Lansia yang
mendalam diltujukan kepada 1 orang terdapat di masing - masing
pemegang program lansia di Puskesmas Kelurahan/Desa. Tempat dan jadwal yang
Rancaekek dan 4 orang kader yang ditetapkan dapat berubah-ubah dan tidak
melaksanakan program posbindu dengan tetap apabila ada halangan pada petugas

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 158


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

atau tanggal yang ditetapkan jatuh pada Tabel 1. Data dan Kode Informan PKM
Rancaekek dekat pedesaan
hari libur. Jarak Posyandu Lansia yang
dekat dengan Puskesmas Induk No Kode Keterangan
1 Bd. B Pemegang
(Puskesmas Rancaekek) adalah Posyandu Program Lansia di
Puskesmas
Lansia Kencana, Posyandu Lansia Rancaekek
2 Kd. 1B Kader
Bojong Dan Posyandu Lansia Kencana 3 Kd. 2B Kader
4 Kd. 3B Kader
mukti sedangkan empat Posyandu Lansia Kd. 4B Kader
5
lainnnya berada jauh + 2-7 km dari
Puskesmas Induk. Berdasarkan hasil 1) Input
observasi, wawancara mendalam dan Hasil penelitian mengenai evaluasi
rekap laporan yang dilakukan peneliti input didapatkan beberapa tema penting
diperoleh bahwa kunjungan Posyandu diantaranya adalah kesiapan sarana, obat
Lansia di tujuh Desa/Kelurahan ini masih dan SDM, serta dukungan pembiayaan.
sangat rendah karena hanya 16,29 % dari Berikut hal yang didapatkan dari hasil
jumlah sasaran. Kondisi ini disebabkan wawancara dengan informan tersebut.
oleh banyaknya lansia yang kurang Berdasarkan hasil wawancara
percaya dengan pemeriksaan di Posyandu mendalam terkait dengan kesiapan
Lansia karena petugas kesehatan yang sarana, obat dan SDM sebagai berikut:
memeriksa hanya perawat dan bidan saja “Untuk perlengkapan sarana dan
obat-obatan yang dimiliki saat ini
sementara para lansia sangat
semenjak ada prolanis kita
mengharapkan agar di Posyandu Lansia mendapatkan suntikan dana dari
BPJS untuk melengkapi sarana dan
juga ada dokter. 1 Posyandu Lansia sudah
obat-obatan. sarana yang kita
mengaplikasikan PROLANIS ke dalam punya ada meja dan kursi, alat
tulis, buku pencatatan kegiatan,
pelaksanaan Posyandu Lansia dari bulan
timbangan dewasa, stetoskop,
April 2015. Hasil wawancara mendalam tensimeter, dan Kartu Menuju
Sehat (KMS) lansia, sedangkan
didapatkan transkripsi wawancara
untuk obat-obatan dibawa dari
sebanyak 24 halaman. Dari hasil puskesmas, palingan obat penurun
tekanan darah sama pengontrol
transkripsi lalu dilakukan reduksi untuk
gula darah“……(Bd. A)
kemudian dilakukan koding dan “Kita ada KMS lansia, meja dan
kursi, timbangan, dan buku
kategorisasi. Dibawah ini dibuat kode
catatan, kalau obat-obatan yang
informan yang disajikan sebagai berikut: saya tahu paling sering dibawa
petugas puskesmas obat jantung
pak”…..(Kd. 5A)

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 159


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

“Sarana dan obat-obatan yang ““Jumlah kader secara


dimiliki kebanyakan dibawa dari keseluruhan sebenarnya ada 5
puskesmas. Untuk sarana yang kita hanya saja cuma 3 orang yang
punya hanya meja dan kursi, alat aktif,yaitu bu imas,bu nurul dan bu
tulis, buku pencatatan kegiatan, nining”…..(Kd. 1B)
timbangan dewasa, stetoskop,
tensimeter, dan Kartu Menuju “Untuk kader di Posyandu Lansia
Sehat (KMS) lansia “…….(Bd. B) RW 8 ini dapat dirasa sudah baik,
karena jumlah serta
“Lumayan lah pak. kita punya KMS kualitas/kompetensi yang dimiliki
lansia,tensimeter, timbangan dan kader dalam pelaksanaan program
buku pencatatan kegiatan”…(Kd. Posyandu Lansia sudah seimbang.
3B) Kita sudah memiliki 7 orang kader,
jumlah tersebut dirasa cukup dan
tidak memberatkan para kader
Berdasarkan hasil wawancara di atas
dalam menjalankan tugasnya
terlihat bahwa dari aspek sarana dan obat- hanya saja yang aktif dan sering
mendapatkan pelatihan hanya 3-5
obatan sudah sangat memadai
orang”……. (Bd. B)
dibandingkan sebelum mengaplikasikan
PROLANIS. Dengan bantuan dana dari “Kalau kendala sebenarnya hanya
di masalah umur mungkin pak,
BPJS kelengkapan sarana dan obat-
karena Puskesmas Rancaekek
obatan bisa dilengkapi. Sementara itu, mensyaratkan untuk menjadi kader
Posyandu Lansia, mereka harus
untuk kesiapan SDM mayoritas yang
berasal dari lansia itu sendiri.
menjadi kader sudah dilatih. Hal tersebut Namun menurut saya kader yang
sudah ada sudah memiliki
dapat terlihat dari hasil wawancara
kompetensi dalam memberikan
berikut: pemeriksaan kesehatan kepada
lansia seperti halnya mengukur
“Kalau yang sudah dilatih
tekanan darah dengan
sebenarnya semua kader sudah
menggunakan tensimeter. Namun
dilatih. Waktu itu pelatihan tentang
pemeriksaan kesehatan yang
pelaksanaan Posyandu Lansia dari
dilakukan para kader kepada
dinas kesehatan langsung, hanya
lansia seperti itu perlu
saja yang sudah dilatih belajar
pendampingan dari petugas medis
tensi hanya 2 orang,yaitu bu nining
yaitu petugas puskesmas. Para
dan bu imas karena mereka kader
kader disini sudah mendapat
yang paling lama disini”…. (Bd.
pelatihan-pelatihan yang diberikan
A)
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Banadung sebelum dijadikan
“Jumlah keseluruhan kader ada 6
sebagai kader sehingga mampu
kader. tapi hanya ada 4 kader yang
melakukan pemeriksaan kepada
sudah dilatih dan selalu aktif pada
lansia. Para kader juga telah
saat pelaksanaan
masuk dalam kualifikasi menjadi
posbindu”…..(Kd. 4A)
seorang kader Posyandu Lansia,
yang salah satu kualifikasinya
adalah berasal dari anggota
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 160
JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

masyarakat RW 8 sendiri.
Meskipun ada salah satu atau 3 “Dalam pembiayaan memang
kader yang tidak pernah masih ada kendala…Kendala yang
aktif.”…….(Bd. B) dirasakan mungkin dikarenakan
Peran Puskesmas Rancaekek belum
Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat dalam biaya operasional
Posyandu Lansia,dan hanya
terlihat bahwa Secara keseluruhan kader
mengandalkan iuran warga dan
Posyandu Lansia tidak ada kendala, terkadang dari sumbangan desa,
hal itu mungkin menjadi kendala
banyak yang sudah dilatih dan aktif
untuk membiayai Posyandu Lansia
menjadi kader. Masalah hanya ada di dan melaksanakan Posyandu
Lansia sesuai peraturan menteri
umur saja karena aturan yang
kesehatan tentang Posyandu Lansia
mengharuskan kader berasal dari lansia. hanya saja memang beberapa
bulan belakangan ini kita terbantu
Kemudian, untuk masalah mengenai
dengan adanya PROLANIS dalam
dukungan pembiayaan Posyandu Lansia hal pembiayaan”……(Kd. 4B)
baik dari masyarakat, pemerintah dan
Berdasarkan hasil wawancara di atas
lembaga donor dapat terlihat dari hasil
terlihat bahwa dukungan pembiayaan
wawancara berikut:
menunjukkan sudah ada kesadaran dari
“dulu sebelum ada prolanis untuk
masyarakat terkait pelaksanaan Posyandu
dukungan pembiayaan lebih
banyak dari masyarakat itu sendiri Lansia. Ditambah bantuan biaya dari
pak, biasanya setiap ada Posyandu
pihak BPJS dengan berjalannya
Lansia mereka nyumbang secara
sukarela atau kita sebut PROLANIS. Hal tersebut terlihat dari
“kenclengan”, sedangkan dari
Posyandu Lansia yang menyatakan
pemerintah dan dari sponsor belum
ada, sedangkan semenjak adanya bahwa salah satu upaya dalam
program PROLANIS kita
pembiayaan yaitu mereka melakukan
mendapatkan bantuan dana dari
BPJS”….(Bd. A) kenclengan atau patungan untuk
pembiayaan. Selain itu, bantuan dari
“Untuk pembiayaan kita patungan
dari peserta Posyandu Lansia yang BPJS sangat membantu dalam
datang. Jadi setiap lansia yang
penatalaksanaan penyakit Hipertensi dan
datang ke Posyandu Lansia
memberikan sumbangan secara DM.
sukarela, sedangkan dana dari
pemerintah kita meminta jatah 20%
2) Process
dari dana bantuan pelaksanaan
posyandu yang kegiatannya Hasil penelitian mengenai evaluasi
dilaksanakan berbarengan pada
proses didapatkan beberapa tema penting
pelaksanaan Posyandu Lansia.
Selain itu kita juga ada bantuan diantaranya adalah jenis layanan yang
dana dari BPJS” …..(Bd. B)
diberikan, partisipasi masyarakat,
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 161
JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

kapasitas pemantauan perkembangan pengajian hanya saja tidak teratur


pak juga tiap hari minggu pagi kita
lansia. Berikut hal yang didapatkan dari
ada senam lansia berhubungan
hasil wawancara dengan informan dengan pelaksanaan
PROLANIS”…..(Bd. B)
tersebut.
“Sejauh ini untuk layanan yang Berdasarkan hasil wawancara
sudah diberikan baik itu
didapatkan bahwa secara
pengobatan gratis, senam lansia
semuanya mendapat respon positif keseluruhan pelayanan yang
dari masyarakat, hanya saja
diberikan mendapat respon positif,
mungkin mereka lebih memilih
jenis layanan pengobatan gratis walaupun titik beratnya masih pada
untuk datang ke Posyandu Lansia.
pengobatan. PROLANIS yang di
Untuk pemeriksaan gula darah,
tekanan darah.terutama pada aplikasikan ke dalam Posyandu
pelaksanaan PROLANIS”…..(Bd.
Lansia membuat masyarakat
A)
semakin ramai untuk datang ke
“Partisipasi masyarakat untuk
Posyandu Lansia. Perbaikan
Posyandu Lansia bisa dibilang
meningkat semennjak PROLANIS pelayanan perlu terus ditingkatkan,
dijalankan, bisa dilihat dari jumlah
termasuk upaya promotif dan
kader yang tadinya berjumlah 2
orang sekarang menjadi 4 orang. preventif. Partisipasi masyarakat
Selain itu capaian kedatangan
masih belum merata dan cenderung
lansia dan pra lansia lebih baik
dari bulan- bulan partisipasinya rendah untuk aktif
sebelumnya”….(Bd. A)
datang ke posyandu lansia kalau
“Selama ini pemantauan tidak sakit dan pemantauan
perkembangan lansia dilakukan
perkembangan lansia menggunakan
menggunakan KMS lansia. Hanya
saja belum dilakukan secara KMS Lansia perlu ditingkatkan.
periodik. Selain itu Penjaringan
penyakit pada lansia juga telah
3). Output
dilakukan, baik oleh petugas
kesehatan di puskesmas maupun Hasil penelitian mengenai
kader yang telah dilatih dalam
evaluasi Output didapatkan
pemeliharaan kesehatan
lansia”…..(Bd. A) beberapa tema penting diantaranya
adalah rata-rata jumlah kunjungan,
“Untuk jenis kegiatan kita ada
pengukuran tekanan darah, ukur dan faktor pendorong dan
tinggi badan, timbang berat badan,
penghambat Posyandu Lansia.
dan kadang-kadang ada
pengobatan gratis juga .. dan Berikut hal yang didapatkan dari
sejauh ini semuanya berjalan baik
pak.. selain itu terkadang ada

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 162


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

hasil wawancara dengan informan datang ke Posyandu Lansia yaitu terkait


tersebut. kondisi kesehatan lansia saya pada
intinya ingin berobat, penghambat ada
“sebelum ada PROLANIS rata-rata
jarak, kesibukan dan lainnya. Secara
Lansia yang datang ada 10-20
orang yang datang tapi ada juga keseluruhan perlu ada pemahaman yang
yang hanya 5orang saja tetapi
sama baik dari petugas kesehatan, kader
semenjak diberlakukannya
PROLANIS cakupan kedatangan dan masyarakat mengenai Posyandu
lansia mencapai 40-60 orang setiap
Lansia, bahwa Posyandu Lansia bukan
kali pelaksanaan Posyandu
Lansia....ngak tahu kenapa bisa pelayanan bagi yang sedang sakit saja
begitu”.... (Kd.1A)
tetapi tujuan utamanya untuk pencegahan
“Untuk faktor pendorong mungkin dan peningkatan derajat kesehatan lansia.
untuk rutin memeriksakan
kesehatannya dan diaplikasikan
Hasil Observasi
PROLANIS menambah semangat
mereka untuk datang ke Posyandu 1) Input
Lansia. kalau faktor
Berdasarkan hasil observasi
penghambatnya mungkin jaraknya
yang jauh atau lupa mungkin lapangan didapatkan untuk jenis tenaga
pak”.....(Bd. A)
kesehatan yang datang pada saat
“Rata-rata ada 40-50 orang yang pelaksanaan Posyandu Lansia setelah
datang tapi ada juga yang hanya
pelaksanaan PROLANIS di wilayah kerja
30 orang saja yang
datang”…..(Kd. 4A) Puskesmas Rancaekek ada Dokter dan
Bidan. Terkadang ada satu orang perawat
“Kalau dari pengamatan saya
sih....yang mendorong mereka dan satu orang petugas laboratorium yang
untuk datang ke Posyandu Lansia
datang pada saat pelaksanaan salah satu
dan memanfaatkan Posyandu
Lansia itu karena kondisi kesehatan Posyandu Lansia.
mereka ....namun penghambatnya
Berdasarkan hasil observasi
adalah karena faktor lupa....mereka
sering sekali lupa...selain itu ada lapangan juga didapatkan sarana
juga yang sibuk dengan
prasarana yang ada di tiap Posyandu
pekerjaannya menjaga
cucu”……(Bd. A). Lansia. Posyandu Lansia 1 yang berada
di wilayah kerja puskesmas Rancaekek
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
sarana dan prasarana yang ada sudah
bahwa rata-rata kunjungan lansia masih
lengkap yang dibantu oleh dukungan
belum merata, walaupun memang
dana BPJS terhadap PROLANIS.
mengalami peningkatan semenjak ada
Kegiatan dilaksanakan di Kantor PKK.
PROLANIS. Faktor pendorong lansia

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 163


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

Sarana yang ada terdapat meja dan kursi, 2) Process


alat tulis, buku pencatatan kegiatan (buku Berdasarkan hasil observasi lapangan
register), Kit lanjut usia (timbangan untuk mekanisme pelaksanaan kegiatan
dewasa, meteran, Stetoskop dan Posyandu Lansia semuanya sudah sesuai
tensimeter) dan Kartu Menuju Sehat dengan tahapan pelaksanaan kegiatan
(KMS) lansia sedangkan Buku Pedoman yang ditetapkan oleh kementerian
Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) lanjut kesehatan RI, hanya saja untuk tahapan
usia belum ada.. keempat yaitu pemeriksaan air seni dan
Berdasarkan observasi dilapangan kadar darah tidak satupun ditemukan di
Posyandu Lansia yang ada diwilayah semua Posyandu Lansia di wilayah kerja
kerja puskesmas Rancaekek belum Puskesmas Rancaekek. Sedangkan jenis
memiliki sarana dan prasarana yang layanan yang diberikan pada proses
memadai seperti di Posyandu Lansia 1 pelaksanaan Posyandu Lansia hanya 1
tempat pelaksanaan Posyandu Lansia Posyandu Lansia yang melaksanakan 10
dilakukan di kantor PKK yang kalau jenis kegiatan yang dianjurkan oleh
hujan sering terkena banjir sehingga Kementerian Kesehatan RI yaitu
untuk pelaksanaan Posyandu Lansia tidak Posyandu Lansia 2 di wilayah kerja
dilakukan menunggu air surut. Posyandu puskesmas Rancaekek . Evaluasi
Lansia 2 dilaksanakan berpindah-pindah merupakan suatu proses yang dilakukan
tempat antara sekolah dan gedung BPK oleh seseorang untuk melihat sejauhmana
desa sedangkan untuk sarana yanga ada keberhasilan sebuah program. Dalam
di kedua Posyandu Lansia sama-sama keberhasilan ada dua konsep yang
memiliki meja dan kursi, alat tulis, buku terdapat di dalamnya yaitu efektifitas dan
pencatatan kegiatan, Kit lanjut usia dan efisiensi. Efektifitas merupakan
KMS lansia. Masing-masing Posyandu perbandingan antara output dan input
Lansia tidak memiliki buku pedoman sedangkan efisiensi adalah taraf
pemeliharaan kesehatan. pendayagunaan input untuk
Berdasarkan observasi lapangan di menghasilkan output lewat suatu proses.
semua Posyandu Lansia juga tidak Hasil penelitian dari Posyandu Lansia,
ditemukan Standar Operasional Prosedur menunjukkan bahwa program yang
(SOP) pelaksanaan Posyandu lansia paling mereka inginkan adalah
sesuai edaran dari Kementerian pengobatan gratis, padahal kalau kembali
Kesehatan RI. ketujuan pembentukan Posyandu Lansia

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 164


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

adalah untuk pencegahan dan meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan
peningkatan derajat kesehatan lansia kegiatan (buku register bantu), Kit lanjt
sehingga sejauh ini belum tercapai tujuan usia (timbangan dewasa, meteran,
tersebut. stetoskop dan tensimeter, thermometer),
Dalam hal input banyak faktor yang Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia, Buku
menyebabkan belum optimalnya Pedoman Pemeliharaan Kesehatan
pelaksanaan Posyandu Lansia (BPPK) lanjut usia.
diantaranya belum siapnya Ketidaksiapan SDM juga membuat
keterdukungan dana dari pemerintah pelaksaanaan Posyandu Lansia pada
maupun pihak swasta. Salah satu upaya tahap input belum optimal. Berdasarkan
dalam pembiayaan yaitu mereka hasil observasi lapangan didapatkan
melakukan kenclengan atau patungan untuk jenis tenaga kesehatan yang datang
untuk pembiayaan dan ditambah bantuan pada saat pelaksanaan Posyandu Lansia
dana dari BPJS Kesehatan yang sangat di wilayah kerja puskesmas Rancaekek
membantu dalam pengendalian penyakit semuanya hanya bidan dan dokter.
Kronis. Sarana dan obat-obatan yang ada Terkadang hanya satu orang yang rutin
pada pelaksanaan Posyandu Lansia ada yaitu bidan yang datang pada saat
dengan Mengaplikasikan PROLANIS pelaksanaan salah satu Posyandu Lansia.
sudah lebih lengkap terlihat dari pada Posyandu Lansia di wilayah kerja
sebelumnya. Hal tersebut diperkuat puskesmas Rancaekek Jumlah kader yang
dengan observasi dilapangan di Posyandu datang pada saat pelaksanaan Posyandu
Lansia yang ada diwilayah kerja Lansia di kurang lebih ada 3-4 orang,
puskesmas Rancaekek yang sudah padahal menurut buku panduan
memiliki meja dan kursi, alat tulis, buku pelaksanaan posyandu lansia dari
pencatatan kegiatan, Kit lanjut usia dan Kemenkes (2010) menyatakan bahwa
KMS lansia. Hanya buku pedoman untuk sekali pelaksanaan Posyandu
pemeliharaan kesehatan yang belum Lansia dianjurkan minimal 5 orang kader
dimiliki, padahal menurut Kemenkes yang datang.
(2010) untuk kelancaran pelaksanaan Dalam hal Process berdasarkan hasil
kegiatan Posyandu Lansia maka penelitian terlihat bahwa rata-rata
dibutuhkan sarana dan prasarana kunjungan lansia ke Posyandu Lansia
penunjang meliputi : tempat kegiatan masih rendah walaupun mengalami
(gedung, ruangan atau tempat terbuka), peningkatan semenjak diaplikasikan

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 165


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

PROLANIS. Mayoritas lansia yang posyandu lansia. Berdasarkan hasil


datang hanya karena kondisi kesehatan observasi lapangan untuk mekanisme
yang sedang tidak baik saja. Artinya pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia
mereka masih menganggap bahwa semua Posyandu Lansia sudah sesuai
Posyandu Lansia sebagai tempat untuk dengan tahapan pelaksanaan kegiatan
berobat. Dampaknya ketika mereka tidak yang ditetapkan oleh kementerian
mengalami keluhan kesehatan maka kesehatan RI, hanya saja untuk tahapan
mereka tidak mau untuk datang ke keempat yaitu pemeriksaan air seni dan
Posyandu Lansia. kadar darah tidak ditemukan.
Hal tersebut dipertegas oleh Menurut Buku Pedoman
keterangan dari Bidan Desa bahwa saat Penyelenggaraan Posyandu lansia dari
pelaksanaan program, lansia yang datang Kemenkes (2010) pemeriksaan pada saat
jauh dari target yang ditetapkan. Bidan pelaksanaan posyandu lansia meliputi :
mengatakan pula bahwa selain 1) Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari
masyarakatnya yang masih rendah – hari, meliputi kegiatan dasar dalam
pemanfaatan Posyandu Lansia, kadernya kehidupan seperti makan, minum,
juga sering menjadi kendala. Hal berjalan, mandi, berpakaian, naik
tersebut, terkait dengan peraturan dari turun tempat tidur, buang air besar /
Bupati Kabupaten Bandung bahwa kader kecil dan sebagainya.
posyandu lansia dianjurkan harus lansia 2) Pemeriksaan status mental emosional
juga sehingga untuk menggerakan supaya dengan menggunakan pedoman 2
lebih aktif merasa kesulitan karena menit (lihat KMS lansia).
terkendala usia, kondisi fisik dan daya 3) Pemeriksaan status. gizi melalui
tangkap mereka juga dan akhirnya penimbangan berat badan dan
sampai saat ini pemanfaatan posyandu pengukuran tinggi badan dan hasilnya
lansia masih sangat rendah. dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh
Hal tersebut senada dengan penelitian (IMT).
Pertiwi bahwa pemanfaatan posyandu 4) Pengukuran tekanan darah
lansia oleh masyarakat sangat rendah. menggunakan tensimeter dan
Lansia mau datang ke posyandu lansia stetoskop serta penghitungan denyut
apabila mengalami keluhan kesehatan. nadi selama satu menit.
Penelitian Purnawati mengatakan hal
yang sama yaitu rendahnya pemanfaatan

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 166


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

5) Pemeriksaan hemoglobin dengan pedoman yang dikeluarkan oleh


menggunakan Talquist, Sahli atau Kemenkes.
Cuprisulfat. Diharapkan dengan
6) Pemeriksaan adanya gula dalam air diaplikasikannya PROLANIS ini bisa
seni sebagai deteksi awal adanya menambah minat masyarakat untuk lebih
penyakit gula ( Diabetes Melitus). menjaga kesehatan mereka khususnya
7) Pemeriksaan adanya zat putih telur dalam pengandalian penyakit Kronis
(protein) dalam air seni sebagai (Hipertensi dan DM) tanpa mengurangi
deteksi awal adanya penyakit ginjal. tujuan utama pelakasanaan Posyandu
8) Pelaksanaan rujukan ke puskesmas Lansia yaitu Promotif dan Preventif.
bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan SIMPULAN

butir 1 sampai 7. 1. Evaluasi Input Program Posyandu

9) Penyuluhan bisa dilakukan didalam Lansia di wilayah kerja Puskesmas

maupun diluar kelompok dalam Rancaekek :

rangka kunjungan rumah dan a. Meningkatnya Program Posyandu

konseling kesehatan dan gizi sesuai lansia dalam menjalankan

dengan masalah kesehatan yang pelayanan kesehatan lansia terlihat

dihadapi oleh individu dan atau dari bertambahnya jumalah kader

kelompok lanjut usia. Posyandu lansia yang datang dan

10) Kunjungan rumah oleh kader disertai bertambanhya dukungan

petugas bagi anggota kelompok pembiayaan dalam pelaksanaan

lanjut usia yang tidak datang, dalam Posyandu Lansia dari BPJS

rangka kegiatan perawatan kesehatan Kesehatan dengan Mengaplikasikan

masyarakat (Public Health Nursing). PROLANIS.

Berdasarkan teori di atas, maka b. Ketersediaan sumber daya manusia,

penting sekali bagi kita selaku tenaga sarana, prasarana, sumber dana dan

kesehatan untuk terus mendorong dan prosedural meningkat setelah

memotivasi lansia untuk bisa diaplikasikannya PROLANIS yang

memanfaatkan posyandu lansia tersebut terlihat dari lengkapnya sarana dan

yang kemudian untuk para kader harus obat-obatan, bertambahnya SDM

dipikirkan bagaimana mengoptimalkan khsuusnya tenaga kesehatan dan

peranan posyandu lansia sesuai dengan meningkatnya dukungan dana

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 167


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

dalam pelaksanaan Posyandu perilaku, pengendalian penyakit


Lansia. kronis (Hipertensi dan DM) serta
2. Evaluasi Process Program Posyandu peningkatan kualitas hidup lansia.
Lansia di wilayah kerja Puskesmas
Rancaekek: SARAN
a. Kuantitas pelayanan Posyandu 1. Saran Akademis
Lansia yang belum optimal terlihat a. Perlu dilaksanakan penelitian untuk
dari pelaksanaan posyandu lansia mengkaji metode paling efektif
yang belum melaksanakan 10 jenis dalam memunculkan faktor
layanan serta pelaksanaan dominan yang mempengaruhi
Posyandu Lansia yang belum pemanfaatan posyandu lansia
menerapkan sistem 5 meja sesuai b. Perlu dilakukan penelitian dengan
standar pelaksanaan Posyandu metode kuantitatif dan kualitatif
Lansia dari Kemenkes RI. sehingga hasil penelitian yang
b. Kualitas pelayanan yang diberikan didapatkan lebih sempurna.
pada pelaksanaan Posyandu Lansia 2. Praktis
sudah cukup optimal dan a. Bagi Dinas Kesehatan
mengalami peningkatan kualitas 1) Melakukan advokasi ke tingkat
terlihat dari jenis layanan yang desa untuk upaya kelengkapan
diberikan dilakukan oleh kader sarana dan prasarana dan
yang sudah terlatih dan tenaga kebijakan tentang pembentukan
kesehatan yaitu bidan dan dokter. Posyandu lansia minimal
3. Evaluasi Output Program Posyandu setiap RW mempunyai 1
Lansia di Kabupaten Bandung : Posyandu Lansia.
a. Hasil pelaksanaan Posyandu Lansia 2) Kebijakan dalam pemberian
yaitu masih kurangnya cakupan reward bagi kader yang aktif.
kunjungan lansia yang datang pada b. Bagi Puskesmas
saat pelaksanaan posyandu lansia 1) Memberikan Penyuluhan tentang
walaupun meningkat dengan tujuan utama posyandu lansia
diaplikasikannya PROLANIS. yaitu untuk memelihara dan
b. Dampak pelaksanaan Posyandu menjaga kesehatan bukan
Lansia yang mengaplikasikan pengobatan, sehingga lansia
PROLANIS terlihat dari perubahan akan datang ke Posyandu Lansia

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 168


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

secara rutin tidak hanya pada DAFTAR PUSTAKA


saat sakit. Biro Pusat Statistik. Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia, BPS.
2) Mempersiapkan kelengkapan Jakarta;2009.
pelaksanaan Posyandu Lansia
Budi, T.W.R., 1996 , Model Pelayanan
engan melengkapi sarana dan Kesehatan Usia Lanjut Oleh
obat-obatan, mempersiapkan Masyarakat (Penelitian Kualitatif di
Kec. Tomohon, Sulawesi Utara),
SDM khusunya kader Posyandu Jurnal Jaringan Epidemologi
lansia serta membuat dan Indonesia, Vol. 1, Edisi 1, Yakarta.
menjalankan SOP pelaksanaan Burhan, (2003). Analisis data penelitian
Posyandu Lansia. kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
3) Mengoptimalkan kuantitas
pelayanan Posyandu lansia Burhan, (2007). Penelitian kualitatif.
Jakarta : Prenada Media Group
dengan selalu melaksanakan 10
jenis layanan posyandu lansia Camacho, G.B and Bixby, L.R, (2009).
Differentials by Socioeconomic
dan menggunakan tahapan 5 Status and Institutional
meja dalam pelaksanaan Characteristics in Preventive
Service Utilization by Older
posyandu lansia serta Persons, Journal Aging Health 21 ;
meningkatkan kualitas 730
pelayanan yang diberikan pada Creswell, John W. (2010). Research
pelaksanaan posyandu lansia Design Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan Mixed. Yogyakarta:
dengan mengoptimalkan jenis Pustaka Pelajar
pelayanan posyandu lansia.
Departemen Kesehatan Republik
4) Melakukan peningkatan Indonesia. Kemitraan dalam
kemitraan dengan kepala desa, Pemberdayaan Masyarakat.
Jakarta: Puspromkes Depkes
ketua RW, tokoh masyarakat RI;2008
dengan mengajak mereka Depkes RI., (2002), Pedoman
Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di
bersama untuk memanfaatkan Kelompok Usia Lanjut, Jakarta
Posyandu lansia setiap bulannya.
Depkes RI., (2005), Pedoman
5) Memberikan Penyuluhan tentang Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut
pengendalian penyakit kronis Bagi Petugas Kesehatan I,
Kebijaksanaan Program,
(Hipertensi dan DM) kepada Departemen Kesehatan RI
lansia untuk meningkatkan
Federman, A.D, Pendrod, J.D, Livot,
derajat kesehatan lansia. E, Hebert P, S, Doucette, J, and

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 169


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 2 Juli 2018 ISSN: 1979-2344

Siu, A.L, 2010. Development of Komnas Lansia. Pedoman Pelaksanaan


and Recovery From Difficulty Wityh Posyandu Lanjut Usia. Komnas
Activities of Daily Living : An Lansia. Jakarta;2010.
Analysis of National Data. Journal
Aging Health 22 ; 1081 Martha, J.W., 1996. Konsep Pembinaan
Program Kesehatan Usia Lanjut
Fuad, H., (2008). Study Fenomenologi di Puskesmas, Medika, No. 1,
Motivasi Lansia Dalam Tahun XXII.
Memanfaatkan Posyandu Lansia Di
Kelurahan Sidomulyo Kec. Motesih Ropei, O. (2010). Pengalaman
Kab. Karang Anyar, Program Study Perubahan Fungsi Seksualitas
Ilmu Keperawatan Fakultas Pada Lanjut Usia Di Kota
Kedokteran Universitas Diponegoro. Cimahi Studi Fenomenologi.
Tesis UI.
http://datakesra.menkokesra.go.id/sites/d lib.ui.ac.id/file?file=digital/137163..
efault/files/pendidikan_file/human_ .pdf 13 jan 15
development_index_2011.pdf
SIRUSA. Usia Harapan Hidup Rakyat
Kelana. (2011). Metodologi Penelitian Indonesia ; (diunduh 18 Oktober
Keperawatan. Jakarta : Trans Info 2014). Tersedia dari :
Media
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kementerian Kesehatan Republik Kombinasi (Mixed Methods).
Indonesia. Pedoman Pembinaan Bandung: Alfabeta
Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas
Kesehatan, Direktorat Bina Suroyo. (2007). Pengembangan Pola
Kesehatan Komunitas, Jakarta:2010. Manajemen Pengelolaan Upaya
Kementerian Kesehatan Republik kesehatan Kerja Di Puskesmas
Indonesia. Pedoman Pengelolaan Kota Tasikmalaya.Tesis UNDIP.
Kegiatan Kesehatan di pola manajemen >>suroyo>>diakses
Kelompok Lanjut Usia, tgl 22 des 14
Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta;2010. Yati, Imami N.R. (2014). Metodologi
Penelitian Kualitatif dalam Riset
Kementerian Kesehatan Republik Keperawatan. Jakarta : Raja
Indonesia. Pedoman Puskesmas Grafindo
Santun Lanjut Usia Bagi Petugas
Kesehatan, Direktorat Bina Yin, Robert K. (2013). Studi Kasus
Kesehatan Masyarakat, Desain & Metode. Jakarta: PT
Jakarta;2010. Raja Grafindo Persada

Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. Pusat Promosi
Kesehatan. (online diakses 20
Oktober 2014). Dari
http://www.promkes.depkes.go.i
d/

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Bandung 170

Anda mungkin juga menyukai