Contents
Daftar isi......................................................................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................................................2
D. Manfaat...............................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI........................................................................................................................................3
A. Definisi...............................................................................................................................................3
B. Klasifikasi...........................................................................................................................................3
C. Etiologi...............................................................................................................................................4
D. Patofisiologi........................................................................................................................................4
E. Faktor Predisposisi..............................................................................................................................5
F. Tanda Dan Gejala................................................................................................................................5
G. Gambaran Umum Yang Khas Pada Tetanus.......................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai
gangguankesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani, tetapi akibat
toksin(tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.Tetanus adalah penyakit infeksi yang ditandai
olehkekakuan dan kejang otot, tanpa disertai gangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin
kumanclosteridium tetani.
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi dengan
cakupanimunisasi DPT yang rendah. Reservoir utama kuman ini adalah tanah yang mengandung
kotoranternak sehingga resiko penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Spora kuman
Clostridiumtetani yang tahan kering dapat bertebaran di mana-mana.
Kuman C. tetani tersebar luas ditanah, terutama tanah garapan, dan dijumpai pula pada
tinjamanusia dan hewan. Perawatan luka yang kurang baik di samping penggunaan jarum suntik
yangtidak steril (misalnya pada pecandu narkotik).merupakan beberapa faktor yang sering
dijumpaisebagai pencetus tirribulnya tetanus. Tetanus dapat menyerang semua golongan umur,
mulai dari bayi (tetanus neonatorum), dewasa muda (biasanya pecandu narkotik) sampai orang-
orang tua.Dari Program Nasional Surveillance Tetanus di Amerika serikat diketahui rata-rata
usia pasientetanus dewasa berkisar antara 50-57 tahun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka dapat dirumuskan masalah dari
makalah ini adalah:
1. Apakah definisi dari tetanus?
2. Bagaimana klasifikasi tetanus?
3. Apakah etiologi dari tetanus?
4. Bagaimanakah patofisiologi dari tetanus?
5. Bagaimanakah manifestasi klinis dari klien dengan tetanus?
6. Bagaimanakah WOC dari tetanus?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan dari tetanus?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk klien dengan tetanus?
9. Apa saja komplikasi dari tetanus?
10. Bagaimana proses keperawatan untuk klien dengan tetanus?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1.Memahami definisi dari tetanus
2.Mengetahui klasifikasi dari tetanus
3.Mengetahui etiologi dari tetanus
4.Memahami patofisiologi dari tetanus
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah danmemperdalam pengetahuan
mahasiswa tentang asuhan keperawatan padaklien dengan tetanus sehingga dapat menerapkan
langsung asuhankeperawatan pada klien
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai
gangguankesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kumanclostridium tetani, tetapi akibat
toksin(tetanospasmin) yang dihasilkan kuman. Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan
toksinkuman Clostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal, diikuti
kekakuan ototseluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masseter dan otot-
otot rangka.Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tetanus adalah penyakit infeksi
yangdiakibatkan oleh toksin kuman Clostridium tetani,yang ditandai dengan gejala kekakuan
dankejang otot.(Ritharwan,2004)
B. Klasifikasi
Tetanus berdasarkan bentuk klinis dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Tetanus local: biasanya ditandai dengan otot terasa sakit, lalu timbul rebiditas dan
spasme pada bagian paroksimal luar. Gejala itu dapat menetap dalam beberapa minggu
danmenghilang.
2. Tetanus general: yang merupakan bentuk paling sering, biasanya timbul
mendadakdengan kaku kuduk, trismus, gelisah, mudah tersinggung daan sakit kepala
merupakanmanifestasi awal. Dalam waktu singkat kontraksi otot somatic meluas. Timbul
kejangtetanik bermacam grup otot, menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas
bagian bawah. Pada mulanya, spasme berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit
danterpisah oleh periode relaksasi.
3. Tetanus segal: varian tetanus local yang jarang terjadi. Masa inkubasi 1-2 hari
terjadisesudah otitis media atau luka kepala dan muka. Paling menonjol adalah disfungsi
sarafIII, IV, VII, IX, dan XI tersering saraf otak VII diikuti tetanus umum.Berdasarkan
berat gejala dapat dibedakan menjadi 3 stadium, yaitu:
2.Trismus (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang torik umum bila dirangsang
D. Patofisiologi
Kuman Clostrodium Tetani
SSP
Kekuatan otot
M.kep .gangguan keseimbangan cairan dan elektroli B/D kesukaran membuka mulut
(trimus)
M.kep tidak efektifnya jalan nafas b/d kekuatan dinding perut dan otot pernafasan
E. Faktor Predisposisi
Umur tua atau anak-anak
Luka yang dalam dan kotor
Belum terimunisasi
H. Prognosa
Sangat buruk bila : ada OMP (otitis Media Purulen), Luka pada kulit kepala
I. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa didasarkan pada : Riwayat perlukaan disertai keadaan klinis kekakuan otot
rahang.
Laboratorium : Leukositosis ringan, peninggian tekanan cairan otak, deteksi kuman sulit.
J. Penatalaksanaan
1. Tetanus merupakan keadaan darurat, pengobatan dan perawatan harus segera diberikan
2. Netralisasi toksin dengan injeksi 3000 – 6000 iu immunoglobulin tetanus disekitar luka
(tidak boleh diberikan melalui IV)
3. Debridemant luka, biarkan luka terbuka
4. Penanggulangan kekejangan : isolasi penderita pada tempat yang tenang, kurangi
rangsangan yang membuat kejang, kolaborasi pemberian obat penenang.
5. Pemberian Penisilin G cair 10 – 20 juta iu (dosis terbagi) dapat diganti
tetraciklin/Klindamisin untuk membunuh kolistrida vegetative
6. Problema pernapasan : Trakeostomi (k/p) dipertahankan beberapa minggu
7. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
8. Diit TKTP melalui oral/sonde/parenteral
K. Manifestasi Klinis
Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah
terutama pada rahang dan leher. Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan gejala
umum:
5.Risus sardonikus karena spasme otot muka (alias tertarik ke atas), sudut mulut tertarik
keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi
8.Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan dan laring.
Retensiurine dapat terjadi karena spasme otot uretral. Fraktur kolumna vertebralis dapat
pulaterjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat
9.Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir.10. Biasanya terdapat
leukositosis ringan dan kadang-kadang peninggian tekanan cairan otak.
L. Penatalaksanaan Tetanus
Penatalaksanaan pada klien dengan tetanus ada 2 macam yaitu farmakologi dan non-
farmakologi.
1. Farmakologi
a) Antitoksin: antitoksin 20.000 1u/ 1.M/5 hari. pemberian baru diberikan
setelahdipastikan tidak ada reaksi hipersensitivitas
b) Anti kejang (antikonvulsan)
Fenobarbital (luminal): 3 x 100 mg/1.M. Untuk anak diberikan mula-mula 60-
100mg/1.M lalu dilanjutkan 6x30 mg/hari (max. 200mg/hari).
Klorpromasin: 3x25 mg/1.M/hari. Untuk anak-anak mula-mula 4-6 mg/kg
BB.
Diazepam: 0,5-10 mg/kg BB/1.M/4 jam, dll.
a. Antibiotic: penizilin procain 1juta 1u/hari atau tetrasifilin 1gr/hari/1.V.
Dapatmemusnahkan tetani tetapi tidak mempengaruhi proses neurologiknya
b. Non-farmakologi
1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya
2. Diet TKTP. Pemberian tergantung kemampuan menelan. Bila trismus,
diberikanlewat sonde parenteral
3. Isolasi pada ruang yang tenang, bebas dari rangsangan luar
4. Menjaga jalan nafas agar tetap efisien
5. Mengatur cairan dan elektrolit.
M. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
a. Skull Ray: untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi
b. EEG: teknik untuk menekan aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh
untukmengetahui focus aktifitas kejang, hasil biasanya normal.
N. Komplikasi pada klien Tetanus
1. Spasme otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur (saliva) di rongga mulut.Hal
ini memungkinkan terjadinya aspirasi sehingga dapat terjadi pneumonia aspirasi
2. Asfiksia
3. Atelektasis karena obstruksi secret
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai
gangguankesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani, tetapi akibat
toksin(tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.Tetanus adalah penyakit infeksi yang ditandai
olehkekakuan dan kejang otot, tanpa disertai gangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin
kumanclosteridium tetani.
Saran
Dengan makalah ini, kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat mengerti dan
memahami konseptentang tatanus karena sangat bermanfaat bagi kita dalam dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8731658/ASUHAN_KEPERAWATAN
https://id.scribd.com/doc/250039419/Makalah-Tetanus
http://indonesiannursing.com/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-tetanus/
http://fendyahya.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-tetanus.html
E.Doengoes Marilynn dkk RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Edisi ketiga Penerbit Buku
Kedokteran EGC jakarta
Hendarwanto,1996 ILMU PENYAKIT DALAM Jelid I Edisi 3 Balai Penerbit FKUI Jakarta