Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mohammad Rafli Tegar Prayogi

Nim : 201902028
Mata Kuliah : Kep. GERONTIK
Prodi : S1 Keperawatan T3

 Introduction

Sukses nasional pembangunan di Indonesia diukur dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
dari sisi ekonomi dengan per kapita pendapatan, sisi pendidikan dengan literasi tarif, dan
yang terakhir dari sisi kesehatan dengan harapan hidup. Semakin banyak kemakmuransuatu
negara, kehidupan yang semakin meningkatharapan penduduk sehinggamenyebabkan jumlah
penduduk lanjut usiadari tahun ke tahun semakin meningkat.

 Justifikasi

Menurut Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 jumlah penduduk Indonesia
dari tahun ke tahun semakin meningkat. terutama pada populasi di Lansia Kelompok (Lansia)
mencapai lebih dari 7%. Di dalam 2013 saja jumlah lansia penduduk di Indonesia yang
berusia 60 tahun tahun atau lebih menduduki peringkat ke-108 dari semuanya negara-negara
di dunia. Sedangkan pada tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia diprediksi akan meningkat
menjadi 28 juta orang dengan usia lebih dari 71 tahun (Badan Pusat Statistik Indonesia,
2018).

 Kronologi

Besarnya jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia ke depan akan memberikan dampak
positif dan negatif. Dampak positif disebut jika lansia dalam keadaan sehat, aktif dan
produktif. Sedangkan dampak negatifnya jika sejumlah besar lansia mengalami masalah
kesehatan yang menurun mengakibatkan peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan
pendapatan dan produktivitas, peningkatan kecacatan dan kurangnya sosialisasi. dukungan
dan ramah lingkungan pada lansia (Kementerian Kesehatan RI, 2014)
Sebuah studi penelitian yang dilakukan di Komunitas Medaeng Waru Sidoarjo Puskesmas
pada tahun 2015 menemukan bahwa penyakit degeneratif antara lain hipertensi, diabetes
melitus, tinggi kolesterol, dan mialgia terjadi pada wilayah. Dengan aspek Modal Sosial,
yaitu kepercayaan, jaringan sosial, dan norma, itu membuat Lansia di daerah itu menjadi aktif
dalam kegiatan Lansia Posyandu untuk mengontrol kondisi tubuh mereka terhadap penyakit
degeneratif yang mereka menderita (Burhanuddin, 2016)
Hasil studi pendahuluan dilakukan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan di salah satu
posyandu di tempat kerja wilayah Puskesmas Kebonsari Center di Surabaya menemukan
adanya masih yang belum rutin senam lansia yang diadakan di masa posyandu lansia
(Pratiwidan Hatmanti, 2015). Meski sudah tua olahraga adalah salah satu kegiatan
rutindilakukan selama posyandu. Yang seperti itu kegiatan posyandu lansia diselenggarakan
oleh Puskesmas Kebonsari tidak berjalan secara optimal.

 Solusi

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa determinan perilaku lansia


berhubungan dengan keaktifan lansia mengikuti posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas
Kebonsari Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis determinan perilaku
lansia berdasarkan teori Snehandu B.Karr yang berkaitan dengan keaktifan lansia mengikuti
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari Surabaya.

METHOD

 Desain

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan desain cross sectional

 Sampel

Pemilihan sampel menggunakan simple random sampling yang diambil dari 840 lansia yang
menjadi anggota tetap di 10 posyandu dan sebanyak 210 sampel yang diperoleh WHO
menurut usia lansia adalah 45-59 tahun (usia paruh baya); 60-74 tahun (usia tua); 75-84 tahun
(usia tua); dan > 84 tahun (usia sangat tua)

 Variabel

variabel-variabel yang diteliti yaitu niat, dukungan sosial, akses informasi, otonomi pribadi,
dan situasi tindakan.
 Instrumen

Pengumpulan data teknik yang digunakan adalah data primer dandata sekunder. Data primer
adalah diperoleh dari pengamatan terhadapkeaktifan lansia saatposyandu berlangsung dan
pendistribusiannya kuesioner yang berisi variable dipelajari yaitu niat, dukungan sosial,akses
ke informasi, pribadi otonomi, dan situasi tindakan. Data sekunder diperoleh dari Profil
Kesehatan Puskesmas Tahun 2017,daftar hadir, dan Kartu MenujuKesehatan (KMS) lansia
yang hadir posyandu selama satu tahun.

 Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis variabel bebas pada
lansia terkait keaktifan lansia mengikuti posyandu dengan menggunakan uji chi-square
melalui aplikasi SPSS. Kemudian bentuk distribusi frekuensi atau persentase (%) dari setiap
tabel dilaporkan sebagai hasil analisis.

PEMBAHASAN

 Fakta

Situasi tindakan pada lansia dalam penelitian ini meliputi jarak, waktu yang ditempuh, biaya
yang dikeluarkan, kelemahan tubuh lansia saat menghadiri Posyandu Lansia dan bagaimana
kenyamanan dan keamanan kondisi tempat diadakannya posyandu di masing- masing
wilayah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa responden
yang disurvei memiliki situasi tindakan yang mendukung ditinjau dari kondisi geografis. Itu
lingkungan sekitar lansia untuk mengikuti posyandu lansia.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lansia sebenarnya aktif dalam pemanfaatan
posyandu lansia (Rusmin, Bujawati dan Habiba, 2017). Karena para lansia beranggapan,
meski dikenakan biaya transportasi lebih dari Rp.10.000, tidak sebanding dengan manfaat
yang didapat jika rutin mengikuti kegiatan Posyandu. Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya, lansia beranggapan bahwa dengan mengikuti Posyandu lansia dapat
menghasilkan manfaat bagi dirinya sendiri. Jika lansia sudah mengetahui manfaat posyandu
lansia maka meskipun lansia mengalami keluhan fisik tetap aktif mengikuti posyandu lansia
(Retno, 2016).
Penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya di Kebumen, dimana
banyak lansia yang tidak aktif mengunjungi posyandu lansia karena melihat kondisi fisik
lansia. Alasan lain lansia adalah karena lansia rutin memeriksakan kondisi kesehatannya di
rumah sakit (Barokah, 2016).

 Teori

Teori yang dikemukakan oleh Snehandu B. Karr bahwa Situasi Perbuatan adalah suatu
keadaan tertentu yang mendorong seseorang untuk berperilaku atau tidak berperilaku demi
kesehatannya. Situasi kondisi yang dimaksud sangat luas meliputi kondisi geografis, fasilitas
yang tersedia di tempat pelayanan kesehatan dalam hal ini adalah tempat posyandu, serta
kemampuan yang dimiliki oleh lansia itu sendiri untuk datang menjangkau posyandu lansia.

 Opini

Niat lansia dalam penelitian ini adalah keinginan yang dimiliki oleh lansia untuk mengikuti
kegiatan posyandu lansia secara rutin setiap bulan. Cara terbaik untuk mengetahui keinginan
seseorang untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kesehatannya adalah dengan
mengetahui apa niatnya (Jatmika, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, mayoritas lansia memiliki niat yang tinggi untuk
mengikuti posyandu lansia. Dapat diasumsikan bahwa niat lansia untuk mengikuti posyandu
lansia cukup baik dimana lansia tetap menginginkan dirinya tetap sehat walaupun dalam usia
yang masih muda.
Senada dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa niat lansia untuk tetap
mengikuti posyandu lansia di puskesmas dan kemampuan untuk selalu datang dalam kegiatan
posyandu lansia meskipun tidak ada yang mendampingi. Selain itu, lansia yang berniat
mengikuti posyandu diperoleh dari lansia yang memiliki pandangan sangat setuju terhadap
kepercayaan, penilaian objek, motivasi mengikuti perilaku, kontrol kepercayaan, dan
merasakan kekuatan partisipasi dalam mengikuti posyandu lansia. Retno, 2016).

Anda mungkin juga menyukai