Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CONGESTIF


HEART FAILURE (CHF) DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR. HARYOTO LUMAJANG

Oleh:

Rifatus Syarifah, S.Kep


NIM 192311101069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestif


Heart Failure (CHF) di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang telah
disetujui dan disahkan pada :
Hari, Tanggal :
Tempat : Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang

Lumajang, Desember 2019

Mahasiswa

Rifatus Syarifah, S.Kep.


NIM 192311101069

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Fakultas Keperawatan Ruang Melati
Universitas Jember RSUD dr. Haryoto Lumajang

Ns. Ns.
NIP NIP

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Pasien dengan


Congestif Heart Failure (CHF) di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang
telah disetujui dan disahkan pada :
Hari, Tanggal :
Tempat : Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang

Lumajang, Desember 2019

\
Mahasiswa

Rifatus Syarifah, S.Kep.


NIM 192311101069

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Fakultas Keperawatan Ruang Melati
Universitas Jember RSUD dr. Haryoto Lumajang

Ns. Ns.
NIP NIP

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
LAPORAN PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Konsep Teori CHF..................................................................................... 1
1. Anatomi dan fisiologi........................................................................... 1
2. Definisi................................................................................................. 3
3. Epidemiologi......................................................................................... 4
4. Etiologi................................................................................................. 5
5. Klasifikasi............................................................................................. 6
6. Patofisiologi/patologi............................................................................ 7
7. Manifestasi klinis.................................................................................. 8
8. Pemeriksaan penunjang........................................................................ 8
9. Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi............................. 10
B. Clinical pathway......................................................................................... 14
C. Konsep Asuhan Keperawatan................................................................... 15
1. Pengkajian............................................................................................. 15
2. Rumusan Diagnosa Keperawatan......................................................... 19
3. Perencanaan/ Nursing Care Plan.......................................................... 23
4. Evaluasi keperawatan........................................................................... 28
D. Discharge planning.................................................................................... 28
Daftar pustaka…………………………………………………………… 29

iv
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Teori Penyakit Jantung


a. Anatomi Fisiologis Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang menyerupai jantung
pisang dan merupakan pusat sirkulasi darah ke seluruh tubuh yang terletak
dalam rongga thoraks pada bagian mediastinum.Pada jantung terdapat
aorta, batang nadi paru, dan pembuluh balik paru.Jantung merupakan
organ yang terdiri dari otot yaitu otot atrium, ventrikel, dan serat otot
khusus pengantar rangsangan.
a. Letak Jantung
Posisi jantung diantara kedua paru dan berada ditengah-tengah dada,
bertumpu pada diafragma thoraks dan kira-kira 5 cm diatas processus
xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi kranialis pars
cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi
kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI
dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada
pada tepi caudal pars cartilaginiscosta II sinistra di tepi lateral sternum,
tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri
linea medioclavicularis.
b. Ukuran Jantung
Jantung dibentuk oleh organ-organ muskular, apex dan basis cordis,
atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung
kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat
jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan.
c. Lapisan-Lapisan Jantung
1) Perikardium
Perikardium merupakan lapisan paling luar jantung dan sebagai
kantong pembungkus jantung yang terdiri dari perikardium
fibrosum (viseral) dan serosum (parietal). Diantara dua lapisan ini

1
terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar pergesekan
antar perikardium tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung.
2) Miokardium
Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung dan merupakan
lapisan yang menerima darah dari arteri koronaria.Susunan
miokardium terdiri dari susunan otot atria, otot ventricular, dan
otot atrioventikular.
3) Endokardium
Endokardium merupakan lapisan paling dalam jantung yang terdiri
dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium.
d. Ruang-ruang Jantung
1) Atrium
a) Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah yang rendah
oksigen dari seluruh tubuh. Pada atrium kanan terdapat
beberapa muara antara lain, vena kava superior, vena kava
inferior, sinus koronarius, dan osteum atrioventikular dekstra.
b) Atrium kiri berfungsi sebagai penerima darah yang kaya
oksigen dari kedua paru melalu 4 buah vena pulmonalis. Muara
pada atrium kiri antara lain aadalah vena pulmonalis.
2) Ventikel
a) Ventrikel kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan
dan dipompa ke paru melalui arteri pulmonalis. Pada ventrikel
kanan terdapat vulvula triskuspidalis dan pulmonalis.
b) Ventrikel kiri berfungsi menerima darah dari atrium kiri dan
dipompa keseluruh tubuh melalui aorta.
e. Peredaran Darah Jantung
1) Arteri Koronaria Kanan berfungsi memasok darah ke ventrikel
kanan, memberi nutrisi pada atrium kanan, ventrikel kanan, SA
Node 55%, AV Node 90%, dan dinding sebelah dalam ventrikel
kiri.

2
2) Arteri Koronaria Kiri. Dari sinus posterior aorta sinistra berjalan ke
depan antara trunkus pulmonalis dan aurikula kiri masuk ke sulkus
atrioventikularis menuju apkes jantung memberikan darah untuk
ventrikel kanan dan seputum interventrikularis.
3) Aliran Vena Jantung, dimana sebagaian darah dari dinding jantung
mengalir ke atrium kanan melalui sinus koronarius (Syaifudin,
2011).

Gambar 1.1 Ruang jantung

b. Definisi Congestif Heart Failure (CHF) atau Gagal Jantung Kongestif


Gagal jantung menurut Dewi tahun 2012 adalah suatu keadaan
ketika jantung tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi
kebutuhan tubuh, meskipun tekanan pengisian darah pada vena normal.
Sedangkan menurut Damayanti tahun 2013 gagal jantung adalah suatu
penyakit yang terjadi karena gagalnya fungsi sistolik dan diastolik dimana
fungsi sistolik yang gagal menyebabkan jantung tidak mampu
berkontraksi dan memompa darah ke jaringan secara adekuat, sedang

3
kegagalan fungsi diastolik mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk
relaksasi dan mengisi sejumlah darah secara cukup untuk berkontraksi.

Gambar 1.2 Perbedaan kondisi jantung normal dan CHF

c. Epidemiologi
Usniah, dkk tahun 2016 menjelaskan dalam karya ilmiahnya
bahwa sekitar 4,7 juta orang menderita gagal jantung di Amerika (1,5-2%
dari total populasi), dengan tingkat insiden 550.000 kasus per tahun, dari
sejumlah pasien tersebut, hanya 0,4-2% saja yang mengeluhkan timbulnya
gejala. Sedangkan di Eropa, kejadian gagal jantung berkisar 0,4%-2% dan
meningkat pada usia yang lebih lanjut, dengan rata-rata umur 74 tahun.
Prognosis dari gagal jantung akan jelek bila dasar atau
penyebabnya tidak dapat diperbaiki. Seperdua dari pasien gagal jantung
akan meninggal dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan pada
keadaan gagal jantung berat lebih dari 50% akan meninggal dalam tahun
pertama. Di Inggris, sekitar 100.000 pasien dirawat di rumah sakit setiap
tahun untuk gagal jantung, merepresentasikan 5% dari semua perawatan
medis dan menghabiskan lebih dari 1% dana perawatan kesehatan nasional
di negara tersebut (Gray, Dawkins, et.al, 2005 dalam Usniah, dkk, 2016).
Usniah, dkk juga mengutip dari data World Health Organization
(WHO) bahwa penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab terbanyak

4
kasus kematian di seluruh dunia. Di Indonesia, penyakit gagal jantung
kongestif telah menjadi pembunuh nomor satu. Prevalensi penyakit
jantung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun (2013), provinsi dengan
prevalensi penyakit jantung koroner pada umur ≥ 15 tahun menurut
diagnosis dokter ialah Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%). Kemudian
disusul oleh Sulawesi Tengah (3,8%) dan Sulawesi Selatan (2,9%).
Sedangkan prevalensi terendah terdapat di Provinsi Riau (0,3%), Lampung
(0,4%), Jambi (0,5%), dan Banten .

d. Etiologi
Gagal jantung disebabkan oleh keadaan atau hal-hal yang
dapatmelemahkan atau merusak miokardium.Keadaaan atau hal-hal
tersebut dapatberasal dari dalam jantung itu sendiri, atau disebut faktor
intrinsik, dan faktor luaryang mempengaruhi kerja jantung, atau disebut
dengan faktor ekstrinsik.Kondisiyang paling sering menyebabkan gagal
jantung adalah kelainan struktur danfungsi jantung yang mengakibatkan
kegagalan fungsi sistolik ventrikel kiri.
1. Faktor intrinsik
Penyebab utama dari gagal jantung adalah penyakit arteri
koroner.Penyakit arterikoroner ini menyebabkan berkurangnya aliran
darah ke arteri koroner sehinggamenurunkan suplai oksigen dan nutrisi ke
otot jantung. Berkurangnya oksigen dannutrisi menyebabkan kerusakan
atau bahkan kematian otot jantung sehingga ototjantung tidak dapat
berkontraksi dengan baik (AHA, 2012). Kematian ototjantung atau disebut
infark miokard merupakan penyebab tersering lain yangmenyebabkan
gagal jantung (Black & Hawks, 2009). Keadaan infark miokardtersebut
akan melemahkan kemampuan jantung dalam memompa darah
untukmemenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Penyebab intrinsik
lain dari gagal jantung kelainan katup, cardiomyopathy, dan aritmia
jantung (Black & Hawks,2009).

5
2. Faktor Ekstrinsik
Beberapa faktor ekstrinsik yang dapat menyebabkan gagal jantung
meliputi kondisi yang dapat meningkatkan afterload (seperti
hipertensi),peningkatan stroke volume akibat kelebihan volume atau
peningkatan preload,dan peningkatan kebutuhan (seperti tirotoksikosis,
kehamilan). Kelemahan padaventrikel kiri tidak mampu menoleransi
perubahan yang masuk ke ventrikel kiri.Kondisi ini termasuk volume
abnormal yang masuk ke ventrikel kiri, otot jantungventrikel kiri yang
abnormal, dan masalah yang menyebabkan penurunankontraktilitas otot
jantung (Black & Hawks, 2009).

e. Klasifikasi
1. Gagal jantung kiri
Pada gagal jantung kiri, ventrikel kiri secara mekanis mengalami
kelebihan beban atau melemah, mengalami dispnea dan ortopnea
akibat dari kongesti paru. Ada dua gagal jantung kiri yaitu:
a) Gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang berkurang (HFrEF), juga
disebut kegagalan sistolik: Ventrikel kiri kehilangan
kemampuannya berkontraksi secara normal.Jantung tidak dapat
memompa dengan kekuatan yang cukup.
b) Gagal jantung dengan fraktur ejeksi yang normal (HFpEF), juga
disebut disfungsi diastolik: Ventrikel kiri kehilangan
kemampuannya untuk relaksasi secara normal (karena otot menjadi
kaku).Jantung tidak bisa mengisi darah selama periode istirahat
2. Gagal jantung kanan
Biasanya terjadi akibat kegagalan sisi kiri.Ketika ventrikel kiri gagal,
tekanan fluida meningkat, kemudian ditransfer kembali melalui paru-
paru dan akhirnya merusak sisi kanan jantung.Ketika sisi kanan
kehilangan daya pemompaan, darah terkumpul di pembuluh darah
tubuh.Hal ini biasanya menyebabkan pembengkakan di kaki,

6
pergelangan kaki dan pembengkakan di dalam perut seperti saluran GI
dan hati (menyebabkan asites).

Tanda dan Gejala


Gagal jantung kiri Gagal jantung kanan
1. Dispnea 1. edema akstremitas bawah yang
2. Batuk biasanya merupakan pitting edema
3. mudah lelah 2. pertambahan berat badan,
4. takikardi dengan bunyi 3. hepatomegali distensi vena leher
jantung S3 4. asites
5. kecemasan dan kegelisahan 5. anoreksia dan mual,
6. anoreksia 6. lemah.
7. keringat dingin
8. paroxysmal nocturnal
dyspnea
9. ronki basah paru dibagian
basal

f. Patofisiologis
CHF berawal dari disfungsi jantung kiri yang disebabkan beban
tekanan berlebihan sehingga kebutuhan metabolik meningkat. Peningkatan
kebutuhan metabolik menyebabkan volume overload yang abnormal pada
jantung, cardiac output menurun sehingga menyebabkan beban pada
atrium karena tekanan meningkat. Hal ini menyebabkan hambatan vena
pulmonari yang kemudian membuat bendungan pada paru-paru dan
mengakibatkan edema paru.Beban ventrikel kanan (V.Ka) bertambah
menyebabkan hipertrofi ventrikel kanan (V.Ka) sehingga mengakibatkan
gagal jantung kanan. Gagal jantung kanan dan kiri ini disebut dengan
CHF. Ketika jantung mulai gagal, tubuh mengaktifkan beberapa kompleks
mekanisme kompensasi dalam upaya untuk mempertahankan Cardiac
output dan oksigenasi organ vital. Hal ini termasuk peningkatan simpatik,
aktivasi Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS), natrium dan
retensi air dan neurohormonal adaptasi, yang menyebabkan jantung
remodeling (dilatasi ventrikular, hipertrofi jantung dan perubahan bentuk
lumen ventrikel kiri.

7
g. Menifestasi klinis
Gagal jantung dapat menyebabkan berbagai manifestasi klinis yang
dapatteramati dari penderitanya. American Heart Association (2012)
menjelaskan beberapa manifestasi klinis yang biasanya muncul, antara
lain:
1. Sesak napas atau dispnea
Sesak napas atau dispnea biasanya dialami selama kegiatan (paling
sering), saat istirahat, atau saat tidur. Pasien CHF juga akan mengalami
kesulitan bernapas saat berbaring dengan posisi supine sehingga
biasannya akan menopang tubuh bagian atas dan kepala diatas dua
bantal. Hal ini disebabkan karena aliran balik darah di vena pulmonalis
ke paru-paru karena jantung tidak mampu menyalurkannya. Hal ini
menyebabkan bendungan darah di paru-paru.
2. Batuk persisten atau mengi
3. Penumpukan cairan pada jaringan atau edema
4. Kelelahan atau fatigue
5. Penurunan nafsu makan dan mual
6. Peningkatan denyut nadi
7. Kebingungan, gangguan berpikir

h. Pemeriksaan Penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
mengindikasikan CHF, antara lain adalah:
a. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan elektrokardiogram harus dilakukan pada semua pasien
yang diduga gagal jantung. Abnormalitas EKG sering dijumpai pada
gagal jantung yaitu memiliki nilai prediktif yang kecil dalam
mendiagnosis penyakit. Jika EKG normal, diagnosis gagal jantung
khususnya dengan disfungsi sistolik sangat kecil (< 10%)

8
b. Foto Toraks
Merupakan komponen penting dalam diagnosis gagal jantung.
Rontgen toraks dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi
pleura dan dapat mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang
menyebabkan atau memperberat sesak nafas. Kardiomegali dapat tidak
ditemukan pada gagal jantung akut dan kronik.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien diduga gagal jantung
adalah darah perifer lengkap (hemoglobin, leukosit, trombosit),
elektrolit, kreatinin, laju filtrasi glomerulus (GFR), glukosa, tes fungsi
hati dan urinalisis.Pemeriksaan tambahan lain dipertimbangkan sesuai
tampilan klinis. Gangguan hematologis atau elektrolit yang bermakna
jarang dijumpai pada pasien dengan gejala ringan sampai sedang yang
belum diterapi, meskipun anemia ringan, hiponatremia, hiperkalemia
dan penurunan fungsi ginjal sering dijumpai terutama pada pasien
dengan terapi menggunakan diuretik dan/atau ACEI (Angiotensin

9
Converting Enzime Inhibitor), ARB (Angiotensin Receptor Blocker),
atau antagonis aldosterone.
d. Pemeriksaan Troponin I atau T
Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita gagal jantung jika
gambaran klinisnya disertai dengan dugaan sindroma koroner akut.
Peningkatan ringan kadar troponin kardiak sering ditemukan pada
gagal jantung berat atau selama episode dekompensasi gagal jantung
pada penderita tanpa iskemia miokard.

i. Penatalaksanaan
a) Farmakologis
Studi penelitian tentang gagal jantung telah menunjukkan bahwa beberapa
kelas obat (obat-obatan) telah terbukti terbaik untuk pengobatan gagal
jantung. Pasien gagal jantung mungkin memerlukan banyak obat. Masing-
masing memperlakukan gejala yang berbeda atau faktor penyebabnya. 
Berikut adalah obat-obatan yang dapat digunakan untuk pasien dengan
CHF:
1. Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors
Biasanya diresepkan meliputi:
a) Captopril (Capoten)
b) Enalapril (Vasotec)
c) Lisinopril (Prinivil, Zestril)
d) Ramipril (Altace)
e) Perindopril (Aceon)
Dosis Awal (mg) Dosis target (mg)
Captopril 6,25 (3x/hari) 50-100 (3x/hari)
Enalapril 2,5 (2x/hari) 10-20 (2x/hari)
Lisinopril 2,5- 5 (1x/hari) 20-40 (1x/hari)
Ramipiril 2,5 (1x/hari) 5 (2x/hari)
Perindopril 2 (1x/hari) 8 (1x/hari)

10
2. Angiotensin II Receptor Blockers (or Inhibitors)  (atau Inhibitor) 
(Juga dikenal sebagai antagonis reseptor ARB atau Angiotensin-2) 
Biasanya diresepkan meliputi:
a) Candesartan (Atacand)
b) Valsartan (Diovan)
Dosis Awal (mg) Dosis target (mg)
Candesartan 4/8 (1x/hari) 32 (1x/hari)
Valsartan 40 (2x/hari) 160 (2x/hari)

3. Beta Blockers(Juga dikenal sebagai Beta-Adrenergic Blocking


Agents). Biasanya diresepkan meliputi:
a) Bisoprolol (Zebeta)
b) Carvedilol (Coreg)
c) Metoprolol
Dosis Awal (mg) Dosis target (mg)
Bisoprolol 1,25 (1x/hari) 10 (1x/hari)
Carvedilol 3,125 (2x/hari) 20-50 (2x/hari)
Metoprolol 12,5/25 (1x/hari) 200 (1x/hari)

4. Antagonis alergenosteron. Biasanya diresepkan meliputi:


a) Eplerenone (Inspra)
b) Spironolakton (Aldactone)
c) Metoprolol
Dosis Awal (mg) Dosis target (mg)
Eplerenon 25 (1x/hari) 50 (1x/hari)
Spironolakton 25 (1x/hari) 25-50 (1x/hari)
Metoprolol 12,5/25 (1x/hari) 200 (1x/hari)

5. Hydralazine dan isosorbide dinitrate. Biasanya diresepkan:


a) Hydralazine dan isosorbide dinitrate (obat kombinasi) - (Bidil)
Dosis awal: hydralazine 12,5 mg dan ISDN 10 mg, 2 - 3 x/hari
dan jika toleransi baik, dosis dititrasi naik sampai dosis target
(hydralazine 50 mg dan ISDN 20 mg, 3-4 x/hari)
6. Diuretik (Juga dikenal sebagai Pills Air). Biasanya diresepkan
meliputi:

11
a) Furosemide (Lasix)
b) Bumetanide (Bumex)
c) Torsemide (Demadex)
d) Hydrochlorothiazide atau HCTZ (Esidrix, Hydrodiuril)
e) Indapamide (Lozol)
f) Metolazone (Zaroxolyn)

7. Obat lain yang mungkin digunakan:


a. Digoxin 
Pada pasien gagal jantung dengan fibrilasi atrial, digoksin dapat
digunakanuntuk memperlambat laju ventrikel yang cepat,
walaupun obat lain (sepertipenyekat beta) lebih diutamakan.Dosis
awal: 0,25 mg, 1 x/hari pada pasien dengan fungsi ginjalnormal.
Pada pasien usia lanjut dan gangguan fungsi ginjal dosisditurunkan
menjadi 0,125 atau 0,0625 mg, 1 x/hari.

b) Non farmakaologis
Penatalaksanaan Non farmakaologis untuk penyakit CHF dapat
dilakukan dengan:
1) Transplantasi Jantung
2) Penggantian Katup jantung
3) Operasi Bypass artery coroner
CABG merupakan prosedur yang dilakukan pada pasien penyakit
arteri koroner dengan memotong jaringan vena dan arteri.

12
4) Edukasi tentang hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan
5) Posisi setengah duduk.
6) Oksigenasi (2-3 liter/menit).
7) Diet: pembatasan natrium (2 gr natrium atau 5 gr garam) ditujukan
untuk mencegah, mengatur, dan mengurangi edema, seperti pada
hipertensi dan gagal jantung. Rendah garam 2 gr disarankan pada
gagal jantung ringan dan 1 gr pada gagal jantung berat. Jumlah
cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal
jantung ringan.
8) Aktivitas fisik: pada gagal jantung berat dengan pembatasan
aktivitas, tetapi bila pasien stabil dianjurkan peningkatan aktivitas
secara teratur. Latihan jasmani dapat berupa jalan kaki 3-5
kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5 kali/minggu
selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal
pada gagal jantung ringan atau sedang
9) Pola hidup: berhenti merokok dan menghindari alkohol
10) Istirahat yang cukup

13
B. Clinical Pathway

Disfungsi miokard Peningkatan beban Peningkatan Beban


(AMI) miokarditis sistolik kebutuhan volume
metabolismie berlebihan
Penurunan
Peningkatan preload
kontraklititas

Beban jantung
meningkat

CHF

Gagal pompa Gagal pompa


ventrikel kiri ventrikel kanan
Back ward failure
Forward failure
Peningkatan tekanan Bendungan
Penurunan curah diastolik atrium kanan
jantung
Peningkatan Mendesak
Penurunan Penurunan
tekanan vena diafragma
suplai darah ke renal flow
pulmonal
jaringan
Sesak nafas
Pelepasan
Penurunan Peningkatan
RAA
nutrisi dan O2 tekanan kapiler
paru Ketidakefektifan
Retensi Na pola nafas
Penurunan
& air Edema paru
metabolisme

Lemah dan letih Edema Iritasi mukosa paru

Kelebihan Reflek batuk


Intoleransi
volume Gangguan
aktivitas
cairan Penumpukan pertukaran
sekret gas

14
C. Proses Keperawatan Berdasarkan Tinjauan Teori
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : No. RM :

Umur : Pekerjaan :

JenisKelamin : Status Perkawinan :

Agama : Tanggal MRS :

Pendidikan : Tanggal :
Pengkajian

Alamat : Sumber Informasi :

b. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medik: Gagal Jantung Kongestif
2. Keluhan Utama: keluhan yang paling dirasakan klien hingga klien
memerlukan pertolongan. Keluhan utama pada klien dengan gangguan
sistem kardiovaskuler secara umum antara lain sesak nafas, nyeri dada,
pingsan, berdebar-debar, cepat lelah, edema ekstremitas, dan
sebagainya
3. Riwayat penyakit sekarang: perjalanan penyakit sejak timbul keluhan
hingga klien meminta pertolongan.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami: riwayat penyakit yang pernah
dialami klien sebelumnya. Misalnya hipertensi, pemyakit katup
jantung, penyakit jantung bawaan, IMA, dll.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll): apakah klien memiliki alergi
terhadap obat dan reaksi alergi yang timbul.
c. Kebiasaan/pola hidup/life style: bagaimana klien menjalani
hidupnya sehari-hari yang berkaitan dengan kesehatan

15
5. Riwayat penyakit keluarga: apakah ada penyakit keturunan yang
dialami anggota keluarga.

c. Pola aktivitas dan istirahat


Dinilai untuk menilai kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan
aktivitas.Pada klien dengan CHF sering ditemukan keletihan dan kelelahan
sepanjang hari, nyeri dada dan sesak saat beraktivitas, sesak saat istirahat.
d. Sirkulasi
Biasanya klien memiliki riwayat hipertensi, infark miokard, episode GJK
sebelumnya, penyakit jantung, bedah jantung, endokarditis, anemia, syok
septic, bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen.
e. Eliminasi
Untuk kasus CHF perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces
pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji
frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah.Pada kedua pola ini juga
dikaji ada kesulitan atau tidak.
f. Nutrisi
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan perubahan berat badan.
g. Kenyamanan
Klien mengeluh nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan
atas dan sakit pada otot.
h. Neuro sensori
Klien menyatakan tubuhnya lemah, suka merasakan pusing, dan terkadang
mengalami pingsan.
i. Respirasi
Klien menyatakan dispnea saat beraktivitas, tidur sambil duduk atau
dengan beberapa bantal, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat penyakit kronis, penggunaan bantuanpernapasan.
j. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum

16
Keadaan umum pasien mulai saat pertama kali bertemu dengan klien
dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran.

2. Tanda-tanda vital
Pemeriksaan fisik lanjutan
1. B1 (breathing)
Gejala-gejala kongesti vascular pulmonal adalah dipsnea, ortopnea,
dispnea nocturnal pasroksismal, batuk dan edema pulmonal akut,
takipnea.Adanya sputum mungkin bersemu darah.
2. B2 (Blood)
a. Inspeksi : Inspeksi tentang adanya parut pada dada, keluhan
kelemahan fisik dan adanya edema ektremitas. Ujung jari kebiruan,
bibir pucat abu-abu.
b. Palpasi : Denyut nadi perifer melemah. Thrill biasanya ditemukan.
c. Auskultasi : Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan
volume sekuncup. Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup
biasanya ditemukan apabila gagal jantung adalah kelainan
katup. Irama jantung disritmia. Bunyi jantung S3 (Gallop) adalah
diagnostik, S4 dapat terjadi. S1 dan S2 mungkin melemah.
d. Perkusi : Batas jantung mengalami pergeseran yang menunjukkan
adanya hipertrofi jantung (kardiomegali).
3. B3 (Brain)
Kesadaran klien biasanya composmentis.Sering ditemukan sianosis
perifer apabila terjadi gangguan perfusi jaringan berat.Pengkajian
objektif klien meliputi wajah meringis, menangis, merintihm meregang
dan menggeliat.
4. B4 ( Bladder)
Pengukuran volume output urine selalu dihubungkan dengan intake
cairan. Perawat perlu memonitor adanya oliguruia karena merupakan
tanda awal dari syok kardiogenik.Adanya edema ekstremitas

17
menunjukkan adanya retensi cairan yang parah. Penurunan berkemih,
urine berwarna gelap, berkemih malam hari (nokturia).
5. B5 ( Bowel)
a. Hepatomegali
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang, maka
tekanan dalam pembuluh portal meningkat sehingga cairan terdorong
masuk ke rongga abdomen, suatu kondisi yang dinamakan asites.
Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan
tekanan pada diafragma sehingga klien dapat mengalami distress
pernapasan.
b. Anoreksia
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat
pembesaran vena dan stasis vena didalam rongga abdomen.
6. B6 ( Bone)
a. Ektremitas
Pada ujung jari terjadi kebiruan dan pucat.Warna kulit pucat dan
sianosis.
b. Edema
Edema sering dipertimbangkan sebagai tanda gagal jantung yang dapat
dipercaya dan tentu saja, ini sering ditemukan bila gagal ventrikel
kanan telah terjadi.Ini sedikitnya merupakan tanda yang dapat
dipercaya bahwa telah terjadi disfungsi ventrikel.
c. Mudah lelah
Klien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, hal ini terjadi
akibat curah jantung yang berkurang yang dapat menghambat sirkulasi
normal dan suplai oksigen ke jaringan dan menghambat pembuangan
sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya energy yang
digunakan untuk bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress
pernapasan dan batuk.Perfusi yang kurang pada otot-otot rangka

18
menyebabkan kelemahan dan keletihan.Gejala-gejala ini dapat dipicu
oleh ketidakseimbangan cairan dan elektrolit atau anoreksia.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnona keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan CHF
adalah:
1. Ketidakefektifan pola nafas
1) Definisi ketidakefektifan pola napas
Ketidakefektifan pola napas merupakan inspirasi dan/atau
ekspirasi yang tidak meberi ventilasi adekuat
2) Batasan karakteristik:
a) Bradipnea
b) Dispnea
c) Fase ekspirasi memanjang
d) Ortopnea
e) Penggunaan otot bantu pernapasan
f) Penurunan kapasitas vital
g) Pernapasan bibir
h) Pernapasan cuping hidung
i) Pola nafas abnormal
j) Takipneu
3) Faktor yang berhubungan:
a) Ansietas
b) Cedera medulla spinalis
c) Deformitas dinding dada
d) Deformitas tulang
e) Disfungsi neuromuscular
f) Gangguan musculoskeletal
g) Gangguan neurologis

19
h) Hiperventilasi
i) Imaturitas neurologis
j) Keletihan
k) Keletihan otot pernapasan
l) Nyeri
m) Obesitas
n) Takipnea
2. Penurunan curah jantung
1) Definisi penurunan curah jantung
Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk
memenuhi kebutuhan metabolic tubuh
2) Batasan karakteristik:
a) Bradikardia
b) Palpita jantung
c) Takikardia
d) Edema
e) Keletihan
f) Perubahan elektrokardiogram (EKG)
g) Murmur jantung
h) Peningkatan CVP
i) Oliguria
j) Dyspnea
k) Batuk
l) Bunyi nafas tambahan
m) Ortopnea
n) Ansietas
o) Gelisah
p) Sianosis
3) Faktor yang berhubungan
a) Perubahan alfterload
b) Perubahan frekuensi jantung

20
c) Perubahan irama jantung
d) Perubahan kontraktilitas
e) Perubahan preload
3. Gangguan pertukaran gas
1) Definisi gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas merupakan kelebihan atau defisit
oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membrane
alveolar-kapiler.
2) Batasan karakteristik:
a) Dispnea
b) Diaphoresis
c) Gas darah arteri abnormal
d) Gelisah
e) Hiperkapneu
f) Hipoksemia
g) Hipoksia
h) Iritabilitas
i) Sianosis
j) Nafas cuping hidung
k) Penurunan karbondioksida
l) pH arteri abnormal
m) Pola pernapasan abnormal
n) Sakit kepala saat bangun
o) Warna kulit abnormal
p) Somnolen
q) Takikardi
3) Faktor yang berhubungan
f) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
g) Perubahan membrane alveolar-kapiler
4. Kelebihan volume cairan
1) Definisi kelebihan volume cairan

21
Peningkatan retensi cairan isotonik
2) Batasan karakteristik:
a) Ansietas
b) Bunyi nafas tambahan
c) Dispnea
d) Edema
e) Efusi pleura
f) Gangguan pola nafas
g) Gelisah
h) Hepatomegali
i) Ketidakseimbangan elektrolit
j) Oliguria
k) Penurunan hematocrit
l) Penurunan hemoglobin
3) Faktor yang berhubungan
a) Gangguan mekanisme regulasi
b) Kelebihan asupan cairan
c) Kelebihan asupan natrium
5. Intoleransi aktivitas
1) Definisi intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energy psikologis atau
fisiologis untuk mempertahankan ataumenyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan
2) Batasan karakteristik:
a) Dispneu setelah beraktivitas
b) Keletihan
c) Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
d) Perubahan EKG (missal aritmia, iskemia)
e) Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
f) Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
3) Faktor yang mempengaruhi:

22
a) Gaya hidup yang kurang gerak
b) Imobilitas
c) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
d) Tirah baring

23
3. Intervensi Keperawatan

Hari/ Tgl/
Diagnosa NOC NIC
Jam Rasional
Ketidakefe Hari/ Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Monitor Pernafasan 1. Untuk
ktifan pola Tanggal/ diharapkan pola nafas klien efektif dengan kriteria hasil: (3350) memaksimalkan
nafas jam 1. Monitor tingkat, potensi ventilasi
dilakukan Status Pernafasan (0415) irama kedalaman 2. Membantu
perencana Tujuan dan usaha nafas. mengatur
No Indikator Awal
an 1 2 3 4 5 2. Monitor pernafasan
tindakan 1 Frekuensi pernapasan kebisingan 3. Memonitor
2 Irama pernapasan respirasi. kepatenan jalan
3 Kedalaman inspirasi 3. Catat pergerakan nafas
dada, kesimetrisan 4. Untuk membantu
4 Kepatenan jalan napas
4. Palpasi ekpansi menambah suplai
5 Suara asukultasi napas dada. oksigen dan
6 Saturasi oksigen 5. Auskultasi suara mengurangi sesak
7 Pernapasan cuping hidung nafas. nafas
Keterangan: 6. Buka jalan napas. 5. Memonitor
1. Keluhan ekstrime 7. Beri terapi respirasi dan
2. Keluhan berat oksigen. keadekuatan
3. Keluhan sedang 8. Posisikan pasien oksigen
4. Keluhan ringan untuk
5. Tidak ada keluhan memaksimalkan
ventilasi.
9. Monitor
pernapasan lewat
hidung Cheap

24
Terapi Oksigen (3320)
10.Berikan oksigen
seperti yang
diperintahkan
11.Monitor aliran
oksigen
Penurunan Hari/ Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Perawatan Jantung 1. Untuk
curah Tanggal/ jam diharapkan penurunan curah jantung dapat (4040) mengetahui
jantung jam berkurang dengan kriteria hasil: 1. Monitor tanda- keadaan umum
dilakukan tanda vital secara klien
perencana Keefektifan Pompa Jantung (0400) rutin 2. Untuk
an Tujuan 2. Monitor disritmia mengetahui
No Indikator Awal
tindakan 1 2 3 4 5 jantung fungsi pompa
1. Tekanan darah sistol 3. Catat tanda dan jantung
2. Tekanan darah diastol gejala dari curah 3. Menunjukkan
3. Suara jantung abnormal jantung tidak adekuatnya
4. Edema paru 4. Evaluasi perfusi serebral
perubahan tekanan sekunder
5. Hepatomegali
darah terhadap
Keterangan: 5. Lakukan terapi penurunan curah
1. Keluhan ekstrime relaksasi jantung.
2. Keluhan berat 4. Membantu dalam
3. Keluhan sedang proses kimia
4. Keluhan ringan dalam tubuh
5. Tidak ada keluhan 5. Membantu klien
dengan terapi non
farmakologi

25
Gangguan Hari/ Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Manajemen Jalan 1. Untuk membantu
pertukaran Tanggal/ jam diharapkan gangguan pertukaran gas berkurang Nafas (3140) klien dalam
gas jam dengan kriteria hasil: 1. Posisikan klien bernafas
dilakukan dengan semi fowler 2. Pemberian
atau fowler untuk
perencana Status Pernafasan: Pertukaran Gas (0402) oksigen bisa
memaksimalkan
an Tujuan ventilasi
mengurangi
No Indikator Awal
tindakan 1 2 3 4 5 2. Lakukan fisioterapi distres respirasi
1 Saturasi oksigen dada dan sianosis
Keterangan: 3. Buang sekret dengan 3. Jalan nafas yang
6. Keluhan ekstrime memotivasi lengket/kolaps
7. Keluhan berat klienuntuk menurunkan
8. Keluhan sedang melakukan batuk jumlah alveoli
4. Kelola pemberian yang  berfungssi,
9. Keluhan ringan
bronkodilator secara negatif
10. Tidak ada keluhan 5. Instruksikan klien mempengaruhi
untuk melakukan
Keseimbangan elektrolit dan asam/basa (0600) pertukaran gas
batuk efektif
Tujuan 6. Auskultasi suara
4. Membantu klien
No Indikator Awal untuk melakukan
1 2 3 4 5 nafas, catat area
1 Frekuensi pernapasan yang ventilasinya batuk efektif
menurun atau tidak 5. Untuk memantau
2 Irama pernapasan
ada dan adanya pernafasan
Keterangan: suara tambahan
1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat Manajemen Asam
3. Keluhan sedang Basa (1910)
4. Keluhan ringan 7. Pertahankan
5. Tidak ada keluhan kepatenan jalan
nafas
8. Posisikan klien

26
dengan semi fowler
atau fowler untuk
mendapatkan
ventilasi yang
adekuat
9. Pertahankan
kepatenan akses
selang IV
10. Berikan terapi
oksigen
11. Monitor saturasi
oksigen
Kelebihan Hari/ Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Monitor Cairan (4130) 1. Klien memahami
volume Tanggal/ jam diharapkan kelebihan volume cairan klien 1. Monitor berat badan tentang
cairan jam berkurang dengan kriteria hasil: 2. Monitor asupan dan penyebab dan
dilakukan Keseimbangan Cairan (0601) pengeluaran dapat mencegah
3. Monitor kadar serum
perencana Tujuan peningkatkan
No Indikator Awal albumin
an 1 2 3 4 5 4. Monitor tekanan
caira
tindakan 1 Tekanan darah darah, denyut 2. Untuk
2 Keseimbangan intake jantung dan status mengetahui
dan output dalam 24 jam pernafasan intake dan output
3 Hematocrit 5. Monitor ronki di pada klien
4 Edema perifer paru-paru, edema 3. Untuk
perifer dan mengetahui
Keterangan:
penambahan berat keadaan umum
1. Keluhan ekstrime badan
2. Keluhan berat pasien
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

27
Intoleransi Hari/ Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Terapi Aktifitas 1. Mencegah
aktivitas Tanggal/ jam diharapkan intoleransi aktivitas klien berkurang (4310) kelemahan dan
jam dengan kriteria hasil: 1. Monitor respon stress
dilakukan Toleransi terhadap Aktifitas (0005) emosi, fisik, social kardiovaskuler
perencana Tujuan dan spiritual berlebihan
No Indikator Awal
an 1 2 3 4 5 terhdap aktivitas 2. Latihan teratur
tindakan 1 Saturasi oksigen 2. Bantu untuk merangsang
2 Nadi memfokuskan apa sirkulasi
3 RR yang harus pasien kardiovaskuler
4 TD sistolik lakukan. berleihan
3. Bantu untuk 3. Reaksi emosi
5 TD diastolik
mengelompok kan berlebihan dapat
6 Kemudahan bernapas
dan mandapatkan mempengaruhi
ketika aktivitas
penghasilan dari TTV dan
Keterangan:
kegiatan yang di tahanan vaskuler
6. Keluhan ekstrime
inginkan. sistemik serta
7. Keluhan berat
4. Bantu dengan mempengaruhi
8. Keluhan sedang
aktivitas fisik yang fungsi jantung
9. Keluhan ringan
biasa di lakukan. Meningkatkan
10. Tidak ada keluhan
5. Intruksikan klien oksigenasi
atau keluarga maksimal
bagaimana 4. Klien
menampilkan mengetahui
keinginan aktivitas aktivitas yang
yang diinginkan. dapat dan tidak
6. Kolaborasi dengan dapat dilakukan
dokter &
fisioterapi

28
4. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada klien dengan penyakit gagal jantung
kongestifberdasarkan diagnosa yang muncul adalah klien tidak merasa
sesak dan pola nafas efektif, dan berkurang atau hilangnya rasa nyeri di
dada sehingga tanda-tanda vital klien dapat kembali normal dan klien
dapat beraktivitas normal kembali.

D. Discharge Planning
Program discharge planning bagi klien dengan CHF dapat diberikan adalah:
a. Istirahat cukup
1. Istirahat teratur setiap hari.
2. Memperpendek waktu kerja bila memungkinkan.
3. Menghindari kecemasan emosional.
b. Anjurkan pasien untuk patuh minum obat
c. Pembatasan natrium
d. Melakukan aktivitas yang masih toleran sesuai beban jantung.
e. Menghindari panas dan dingin yang berlebihan yang akan meningkatkan
kerja jantung.

29
DAFTAR PUSTAKA

AHA. 2017. Classes of heart failure. Diakses melalui


http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HeartFailure/AboutHeartFai
lure/Classes-of-Heart-Failure_UCM_306328_Article.jsp#.WlsyUa6WbIU
pada tanggal 01 Desember 2019.

AHA. 2017. Common Tests of heart failure. Diakses melalui


http://www.heart.org pada tanggal 01 Desember 2019.

AHA. 2017. Treatment Options for Heart Failure.Diakses melalui


http://www.heart.org pada tanggal 01 Desember 2019.

Black, Joice M. & Hawks, Jane H. (2009).Medical surgical nursing: clinical


management for positive outcomes (8 ed). Singapore: Elsevier

Bulechek, G. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC).6th Edition.


Missouri: Elseiver.

Bulechek, G. 2013. Nursing Outcame Classification (NIC). 5th Edition. Missouri:


Elseiver.

Damayanti, A. P. 2013. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan


Masyarakat Perkotaan pada Pasien Gagal Jantung Kongestif atau
Congestive Heart Failure (CHF) di Ruang Rawat Penyakit Dalam, Lantai
7 Zona A, Gedung A, Rsupn Dr Cipto Mangunkusumo Tahun 2013. Depok:
Universitas Indonesia. Diakses melalui https://lib.ui.ac.id 01 Desember
2019.

Dewi, I. N. 2012. Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Congestive Heart


Failure (CHF) diruang Intensive Coronary Care Unit Di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Soehadiprijonegoro Sragen. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Diakses melalui https:// eprints.ums.ac.id 01
Desember 2019.

Ed.Herman T.H and Komitsuru. S. 2015. Nanda Internasional Nursing Diagnosis,


Definition and Clasification 2015-2017. Jakarta: EGC.

Usniah., Anisa Ufara., Elly Purnamasari. 2016. Hubungan Kepatuhan Minum


Obat dengan Kejadian Rawat Inap Ulang pada Pasien Gagal Jantung
Kongestif di RSU Kabupaten Tangerang.Diakses melalui
https://jurnal.umt.ac.id pada tanggal 01 Desember 2019.

30
31

Anda mungkin juga menyukai