S DENGAN
Oleh :
(402017012)
2018
KATA PENGANTAR
syukur atas limpahan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun
laporan kasus Asuhan Keperawatan Pada TN. S Dengan CHF Di Ruang HCU
Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan. Banyak pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini, karena itu penulis mengucapkan terima kasih
Gawat Darurat yang selalu memberikan semangat dan masukan selama proses
B. Lili, S.Kep., Ners dan Dian, AMK sebagai Preseptor lapangan yang senantiasa
penyusunan laporan ini sehingga penulis dapat memahami dasar kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih belum sempurna, dari
isi maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan laporan kasus ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
utama kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang,
meliputi Amerika, Eropa, dan sebagian besar Asia. Hal tersebut dimungkinkan
negaranegara berkembang dan Negara Eropa Timur. Selain itu, gagal jantung
CHF adalah suatu simtom atau gejala dan bukan suatu diagnosis. Data pada
dunia. Sekitar 4,7 orang menderita CHF di Amerika (1,5-2% dari total populasi)
dengan tingkat insiden 550.000 kasus per tahun. Rumah Sakit Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta melaporkan sekitar 400-450 kasus infark
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2007 penyakit jantung termasuk
penyakit yang sangat berbahaya, dan angka kematian akibat penyakit jantung
terus meningkat. Dari 852 penderita yang diteliti terdapat 526 orang pria
(61.74%) dan wanita 326 orang (38.26%) yang menderita penyakit Gagal
Jantung. Umur penderita berkisar antara 15-84 tahun dengan umur rata-rata 55 ±
pula dengan penderita penyakit jantung di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin
yang berarti dibanding dengan tahun lalu. Pada bulan September tahun 2008
angka penderita penyakit jantung berjumlah 12 orang, pada bulan Oktober tahun
2008 berjumlah 24 orang, pada bulan November tahun 2008 berjumlah 29 orang,
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada pasien Tn. S dengan Diagnosa Medis
2. Tujuan Khusus
Diagnosa Medis CHF di Ruang HCU RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat.
TINJAUAN TEORI
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan
kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm,
lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200
sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya
jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa
Posisi jantung terletak diantara kedua paru dan berada ditengah tengah
processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars
cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan
caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari
tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars
cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada
antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardi berisi 50 cc yang
berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara pericardium dan
berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang
dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah
ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel
dikenal dengan bilik. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan nada katup
yang memisahkan keduanya yaitu katup tricuspid, sedangkan pada atrium kiri
dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral.
Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup
1. Fisiologi Jantung
ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang
mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Aktifitas
oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial (nodus
SA) yang terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan.
atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan
Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi
dibandingkan dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari
arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-
kira ½ inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu
terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler, aliran vena dari ventrikel dibawa
melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan dimana aliran
Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis.
Sirkulasi paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan
kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil,
vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai
Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar,
arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena
besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium
keluar dan CO2 masuk dalam kapiler sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk
dan CO2 keluar dari kapiler. Volume darah pada setiap komponen sirkulasi
berbeda-beda. 84% dari volume darah dalam tubuh terdapat pada sirkulasi
sistemik, dimana 64% pada vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol dan
kapiler.
B. Definisi
normal atau adanya peningkatan tekanan pengisian (Mc Murray et al., 2012).
Gagal jantung kongestif adalah sindrom klinis progresif yang disebabkan oleh
gizi, deplesi kalsium dan kalium, induksi obat, idiopatik. Juga dapat
ventrikel kiri.
kardiomiopati.
4. Infeksi yang disebabkan oleh virus, parasit, bakteri. Toksik yang disebabkan
alkohol.
D. Klasifikasi CHF
American College of Cardiology Foundation/ American Heart Association
Fungsional NYHA
E. Manifestasi Klinis
Tanda dominan:
1. Meningkatnya volume intravaskuler
2. Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat
penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada
kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
b. Batuk
c. Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat
jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa
hasil katabolisme.
c. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena hepar
d. Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen
e. Nokturia
f. Kelemahan
3. CHF Akut
a. Ansietas
c. Restletness
e. Fatigue takikardi
j. Wheezing bronchial,
k. Sianosis
n. Delirium
o. Sakit kepala.
4. CHF Kronik
a. Anoreksia
b. Nokturia
c. Edema perifer
e. Kelemahan
f. Hepatomegali
g. Ascites
h. Dyspnea
j. Kulit kehitaman.
F. Patofisiologi
1. Pengakajian
Gagal ventrikel kiri/kanan dari jantung mengakibatkan ketidakmampuan
memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan
menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik. Karenanya
diagnostik dan teraupetik berlanjut. GJK selanjutnya dihubungkan dengan
morbiditas dan mortalitas.
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala: Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri
dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
2) Tanda: Gelisah, perubahan status mental misalnya: letargi, tanda vital
berubah pada aktivitas.
b. Sirkulasi
1) Gejala: Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit
jantung, bedah jantung, endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada kaki,
telapak kaki, abdomen.
2) Tanda:
a) Tekanan Darah; mungkin rendah (gagal pemompaan).
b) Tekanan Nadi; mungkin sempit.
c) Irama Jantung; Disritmia.
d) Frekuensi jantung; Takikardia.
e) Nadi apical; PMI mungkin menyebar dan merubah
f) Posisi secara inferior ke kiri.
g) Bunyi jantung; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat terjadi, S1 dan S2
mungkin melemah.
h) Bunyi jantung; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat
i) Murmur sistolik dan diastolic.
j) Warna; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik.
k) Punggung kuku pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.
l) Hepar; pembesaran/dapat teraba.
m) Bunyi napas; krekels, ronkhi.
n) Edema; mungkin dependen, umum atau pitting khususnya pada ekstremitas.
c. Integritas ego
1) Gejala: Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
2) Tanda: Berbagai manifestasi perilaku, misalnya: ansietas, marah, ketakutan dan
mudah tersinggung.
d. Eliminasi
1) Gejala: Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam hari
(nokturia), diare/konstipasi.
e. Makanan/cairan
1) Gejala: Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan berat badan
signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa sesak,
diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan diuretic.
2) Tanda: Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta edema
(umum, dependen, tekanan dn pitting).
f. Higiene
1) Gejala: Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.
2) Tanda: Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
g. Neurosensori
1) Gejala: Kelemahan, pening, episode pingsan.
2) Tanda: Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
h. Nyeri/Kenyamanan
1) Gejala: Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan sakit
pada otot.
2) Tanda: Tidak tenang, gelisah, focus menyempit dan perilaku melindungi diri.
i. Pernapasan
1) Gejala: Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis, penggunaan
bantuan pernapasan.
2) Tanda:
a) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori pernapasan.
b) Batuk; Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan/tanpa pemebentukan sputum.
c) Sputum; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema pulmonal)
d) Bunyi napas; Mungkin tidak terdengar.
e) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
f) Warna kulit; Pucat dan sianosis.
j. Keamanan
1) Gejala: Perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan/tonus otot, kulit
lecet.
k. Interaksi sosial
1) Gejala: Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
l. Pembelajaran atau pengajaran
1) Gejala: menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya: penyekat
saluran kalsium.
2) Tanda: Bukti tentang ketidakberhasilan untuk meningkatkan.
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
No RM : 526064
2. Anamnesis
a. Keluhan utama
Menurut istri klien, klien di bawa ke Rumah Sakit karena sesak sudah 2 hari.
Sesak dirasakan bertambah jika klien beraktivitas dan berkurang jika klien
beristirahat, selama dirumah klien jika tidur harus berbaring miring ke sebelah
kanan, karena jika terlentang pasien merasakan sesak dan tidak kuat.
Klien masuk IGD pada tanggal 12 – 03 – 2018 Pukul 18.50 dengan keluhan
sesak sejak dua hari sebelum masuk RS. Lalu pasien sempat dipindahkan ke
ruangan zaitun 1 pada pukul 08.00 selama 2 jam dan mengalami penurunan
kesadaran sehingga dipindahkan ke ruangan HCU pada pukul 11.00. pada saat
tingkat kesadaran CM, hasil TTV: TD: 120/70 N: 98x/menit RR: 28x/menit S:
36,4 C SaO2: 93%, batuk (-), secret (-), hasil lab: Hb: 11,9 Ht: 33,3 Trombosit:
91000 Leukosit: 10.000 Na: 111 SGOT: 899 SGPT: 1114 Ureum: 95 Kreatinin:
1,63. Klien mendapat terapi oksigen 4 liter/menit dengan binasal canul, terapi
cairan D5% dan mendapat terapi lasik 40 mg, klien dilakukan pemeriksaan EKG
dengan hasil Sinus Rhytm, klien dilakukan thorak photo tetapi hasilnya belum
ada. Sesak bertambah dan posisi pasien ½ duduk. Pada tanggal 13 –03–2018 jam
dingin.
Tidak ada
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 13 maret 2018, klien tampak sesak,
sesak dirasakan jika pasien banyak beraktifitas, dan berkurang jika pasien
diauskultasi terdapat bunyi ronchi, pada saat di ruangan pasien mendapat terapi
Klien didiagnosis CHF pada bulan Januari 2018 dan sempat di rawat di RS
Menurut istri klien di keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang sama
seperti klien.
e. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :
TTV : TD: 88/61 mmHg N: 79x/menit RR: 25x/menit S: 36,4 C SaO2: 93%
Klien tampak sesak, dispneu (+), tidak ada PCH, terdapat penggunaan
2) Persarafan
Kesadaran klien CM dengan kontak mata (+) diameter pupil simetris (+2/+2),
refleks cahaya (+), tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk.
3) Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, bunyi jantung reguler S1 dan S2, kulit tampak pucat,
CRT <2 detik, akral dingin, gambaran EKG sinus rythme, rentang heart rate 79 –
4) Pencernaan
Bentuk abdomen datar, tidak ada asites, bising usus 6x/menit, tidak ada distensi
5) Perkemihan
Pola berkemih melalui kateter urin hari ke 0, warna urin kuning pekat dengan
jumlah urin 120 cc/3 jam, klien menggunakan terapi diuretik dengan lasix 5
6) Muskuloskeletal
7) Integumen
Kimia Klinik
1. GD 80 < 150 Mg/dL Normal
3. Analisa Data
Forward failure
Suplai darah ke
jaringan ↓
penurunan curah
jantung
Forward failure
↓
Renal flow ↓
RAA meningkat
Aldosterone meningkat
ADH meningkat
Retensi Na+H2O
Kelebihan volume
cairaan
Forward failure
Metabolism anaerob
↓
Asidosis metabolic
↓
Penimbunan asam
laktat
↓
Fatigue
↓
Resiko sindrom disuse
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2 Penurunan Setelah dilakukan Nic Label : Cardiac Care Nic Label : Cardiac Care
curah jantung tindakan keperawatan 1. Evaluasi nyeri dada
b/d selama 3x24 jam status (seperti, intensitas, lokasi, 1. Melihat karakteristik nyeri yang
kardiovaskular pasien radiasi, durasi dan dialami klien, sehingga akan
dalam rentang normal presipitasi dan faktor yang mempengaruhi tindakan keperawatan
dengan kriteria hasil: memberatkan dan diagnose yang akan ditegakkan
NOC Label: 2. Dokumentasikan adanya 2. Dokumentasi ditujukan sebagai bukti
Cardiac Pump disritmia jantung tertulis dalam tindakan keperawatan
Effectiveness 3. Catat tanda dan gejala yang tentang kondisi dan tindakan yang
Tekanan darah mengarah pada penurunan telah diberikan kepada klien
sistolik kardiak output 3. Penurunan kardiak output akan
Tekanan darah 4. Monitor status respirasi sangat berpengaruh terhadap
diastolic Bunyi untuk gejala gagal jantung sistemik tubuh, mencatat itu berguna
jantung 5. Kaji toleransi pasien dalam memberikan pengarahan
abnormal terhadap aktivitas terhadap dalam melakukan tindakan
Sianosis perubahan: nafas keperawatan.
pendek,nyeri, palpitasi, 4. Status respirasi yang buruk bisa saja
NOC label :
pusing. disebabkan oleh edema paru dan ini
Circulation Status
6. Auskultasi bunyi nafas : erat kaitannya dengan terjadinya
Tekanan nadi
bunyi tambahan dan bunyi
Kekuatan jantung : murmur gagal jantung
tekanan nadi 7. Pertahankan posisi tirah 5. Untuk melihat keterbatasan klien
carotis kanan baring pada posisi yang yang diakibatkan penyakit yang
Kekuatan nyaman selama episode diderita klien, dan dapat ditegakkan
tekanan nadi akut. grade dari suatu gangguan klien
carotis kiri 8. Berikan oksigen tambahan 6. S4 umum terdengar pada pasien
Oxygen saturasi dengan kanula hipertensi berat karena adanya
09.00 Respon: terapi sudah masuk Glukosa darah puasa: 224, diuresis 0,2
- Melakukan observasi cc/kgbb/jam
Respon : infus ke 1 : Comafusin : D10 (1:1) / 24 jam
Kesadaran: CM kontak mata (+), infus ke 2 : Dobutamin Drip : 6 mcg
pasien masih gelisah, EKG: SR, TD: infus ke 3 : Dopamin Drip: 3 mcg
90/67 N: 95x/menit, RR: 20x/menit, S: infus ke 4 : Lasix Drip: 5 mcg
36,3 C SaO2: 96%. Intake : 135 A :
10.00 Output: 56 Balance: +79 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan
- Melakukan observasi dengan
Respon : 2. Penurunan curah jantung berhubungan
Kesadaran: CM kontak mata (+), dengan penurunan volume sekuncup
pasien masih gelisah, EKG: SR, TD: 3. Kelebihan volume cairan
90/65 N: 98x/menit, RR: 19x/menit, S: P:
36,1 C SaO2: 96%. Intake : 187,5 - observasi TTV
11.00
Output: 84 Balance: +103,5 - observasi GCS
- Melakukan observasi - observasi intake dan output pasien
Respon : - atur posisi head up
Kesadaran: CM kontak mata (+), - bantu pasien dalam melakukan ADL
pasien masih gelisah, EKG: SR, TD:
90/67 N: 98x/menit, RR: 18x/menit, S:
36,1 C SaO2: 94%. Intake : 240
Output: 112 Balance: +128
12.00
- Memberikan terapi magtral
Respon: terapi sudah masuk
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: CM kontak mata (+),
pasien masih gelisah, EKG: SR, TD:
89/68 N: 96x/menit, RR: 17x/menit, S:
36,1 C SaO2: 94%. Intake : 295
Output: 140 Balance: +153,5
13.00
- Membantu pemberian diit
Respon: pasien makan hanya ¼ porsi
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: CM kontak mata (+),
pasien masih gelisah, EKG: SR, TD:
90/73 N: 99x/menit, RR: 18x/menit, S:
14.00 36,2 C SaO2: 94%. Intake : 351
Output: 260 Balance: +91 Urin: 120 / 8
jam
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: CM kontak mata (+),
pasien masih gelisah, EKG: SR, TD:
99/66 N: 100x/menit, RR: 20x/menit,
S: 36,3 C SaO2: 95%. Intake : 406,5
Output: 312 Balance: +93,5
3. 15-03-2018 - Melakukan observasi S: -
08.00 Respon : O:
Kesadaran: Delirium, pasien masih Kesadaran: Delirium, keadaan umum: lemah,
gelisah EKG: SR, TD: 90/71 N: kontak mata (+) GCS: 15, sesak (+), 02 5
98x/menit, RR: 17x/menit, S: 36,6C lt/menit, EKG: SR, TD: 74/56–94/68 N: 92-
SaO2: 95%. Intake : 322,4 output: 54 102x/menit, RR: 18-24x/menit, S: 36,1-36,3 C
balance: +268,4 SaO2: 95-98%. diuresis 0,2 cc/kgbb/jam
- Memberikan diit infus ke 1 : Comafusin : D10 (1:1) / 24 jam
Respon : pasien makan ½ porsi sampai hari ini.
- Memberikan terapi lasichol 300 infus ke 2 : Dobutamin Drip : 6 mcg
11.00 Intake :500,8 output: 108 balance: - observasi intake dan output pasien
+392,8 - atur posisi head up
- Melakukan observasi - bantu pasien dalam melakukan ADL
Respon : - rencana pemeriksaan SGOT, SGPT, GDN
Kesadaran: Delirium, pasien masih
gelisah, EKG: SR, TD: 89/68 N:
96x/menit, RR: 17x/menit, S: 36,1 C
o2: 5lt/menit SaO2: 94%. Intake :
679,2 Output: 135 Balance: +455
12.00
- Memberikan terapi obat magtral
Respon: terapi sudah masuk
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: Delirium, pasien masih
gelisah, EKG: SR, TD: 87/66 N:
92x/menit, RR: 17x/menit, S: 36,1 C
SaO2: 94%. Intake : 768,4 Output: 162
Balance: +606,4
13.00
- Memberikan diit
Hasil; pasien makan ½ porsi
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: Delirium, pasien masih
gelisah, EKG: SR, TD: 92/68 N:
14.00 101x/menit, RR: 21x/menit, S: 36,4 C
SaO2: 97%. Intake : 857,2 Output: 420
Balance: +437,2
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: Delirium, pasien masih
gelisah, EKG: SR, TD: 92/68 N:
101x/menit, RR: 21x/menit, S: 36,4 C
SaO2: 97%. Intake : 946,4 Output:
509,2 Balance: +437,2
4. 16-03-2018 - Melakukan observasi S: -
08.00 Respon : O:
Kesadaran: Delirium, pasien masih Kesadaran: Delirium, keadaan umum: lemah,
gelisah, EKG: ST, TD: 81/62 N: kontak mata (+) GCS: 15, sesak (+), 02 5
100x/menit, RR: 12x/menit, S: 36 C lt/menit, EKG: SR, TD: 86/67 N: 100x/menit,
SaO2: 98%. Intake : 137,4 Output: 54 RR: 24x/menit, S: 36C SaO2: 95-98
Balance: +83,4 infus ke 1 : Dobutamin Drip : 8 mcg/jam
- Memberikan diit infus ke 2 : Dopamin Drip: 2 mcg/jam
Respon: pasien makan 2 sendok makan infus ke 3 : Nacl 3% 30cc/jam
Memberikan terapi lasichol 300 infus ke 4 : Lasix Drip: 20 mg /jam
Respon: terapi sudah masuk A:
09.00 - Melakukan observasi 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan
Respon : dengan
Kesadaran: Delirium, pasien masih 2. Penurunan curah jantung berhubungan
gelisah EKG: ST, TD: 86/76 N: dengan penurunan volume sekuncup
100x/menit, RR: 25x/menit, S: 36,5 C 3. Kelebihan volume cairan
SaO2: 98%. Intake :187,3 output: 81 4. Resiko sindrom disuse
10.00 balance: +106,3 P:
- Melakukan observasi - observasi TTV
Respon: - observasi GCS
Kesadaran: Delirium dan EKG: SR, - observasi intake dan output pasien
TD: 94/66 N: 97x/menit, RR: - atur posisi head up
22x/menit, S: 36,3 C SaO2: 96%. - bantu pasien dalam melakukan ADL
11.00 Intake :76,2 output: 108 balance: - - rencana usg hepatobilier bila keadaan
31,8 pasien memungkinkan
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: Delirium, pasien masih
gelisah, EKG: SR, TD: 91/64 N:
70x/menit, RR: 25x/menit, S: 36,4 C
o2: 5lt/menit SaO2: 98%. Intake : 92
Output:135 Balance: -43
12.00
- Memberikan terapi obat magtral
Respon: terapi sudah masuk
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: Delirium, pasien masih
gelisah, EKG: SR, TD: 87/66 N:
92x/menit, RR: 17x/menit, S: 36,1 C
SaO2: 94%. Intake : 137,8 Output:
162 Balance: -24,2
13.00
- Memberikan diit
Hasil; pasien makan ½ porsi
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: Delirium, pasien masih
gelisah, EKG: SR, TD: 82/64 N:
14.00 106x/menit, RR: 18x/menit, S: 36,1 C
SaO2: 97%. Intake : 150 Output: 639
Balance: -489
- Melakukan observasi
Respon :
Kesadaran: Delirium, pasien masih
gelisah, EKG: SR, TD: 92/68 N:
101x/menit, RR: 21x/menit, S: 36,4 C
SaO2: 97%. Intake : 158,7 Output: 666
Balance: -507,3
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai kesenjangan antara teori
Pada kasus ini CHF yang dialami oleh pasien disebabkan kemungkinan
karena pasien memiliki hipertensi yang tidak terkontrol, dapat kita ketahui
bahwa hipertensi bisa menyebabkan penyakit kanker, pada kasus ini CHF yang
dialami oleh pasien sudah berada pada grade 4 karena tidak dapat melakukan
aktifitas fisik tanpa keluhan. Terdapat gejala saat istirahat, keluhan meningkat
saat melakukan aktifitas. klien juga mengalami edema paru dan efusi pleura
1. Pengkajian
Langkah pertama pada kasus CHF yaitu pengkajian, hasil pengkajian yang di
dapat yaitu klien tampak sesak nafas, suara nafas ronkhi, kesadaran klien compos
pada saat jam besuk, sehingga data yang di dapat hanya tidak terlalu lengkap dan
Diagnosa keperawatan yang penulis ambil sesuai teori hanya empat diagnosa
cairan, dan juga risiko sindrom disuse untuk intoleransi aktifitas penulis tidak
menegakan diagnosa tersebut karena data yang di dapat tidak ada yang mengarah
2. Perencanaan
ambil. Dalam menetapkan tujuan, intervensi dan dasar pemikirian dari setiap
intervensi penulis berpedoman pada sumber buku dan literatur yang mendukung
segala sesuatu sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya, hanya
saja ada beberapa implementasi yang dilakukan tidak sesuai dengan intevensi
4. Evaluasi
A. KESIMPULAN
Gejala klinis kompleks yang sering, ditandai dengan kelainan struktural atau
disfungsi jantung yang merusak kemampuan ventrikel kiri (LV) untuk mengisi atau
memompa darah, terutama saat aktifitas fisik. Perawatan gagal jantung terjadi pada
beberapa keadaan, dengan berbagai terapi dan umumnya melibatkan pasien (Milfred-
Laforest et al., 2013).
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan (failure) Gagal jantung
kiri (Left-Sided Heart Failure) dan Gagal jantung kanan (Right-Sided Heart
Failure). Bagian ventrikel kiri jantung kiri tidak dapat memompa dengan baik
sehingga keadaan tersebut dapat menurunkan aliran dari jantung sebelah kiri
keseluruh tubuh. Akibatnya, darah akan mengalir balik ke dalam vaskulator
pulmonal (Berkowitz, 2013). Pada saat terjadinya aliran balik darah kembali
menuju ventrikular pulmonaris, tekanan kapiler paru akan meningkat (>10mmHg)
melebihi tekanan kapiler osmotik (>25 mmHg). Keadaan ini akan menyebabkan
perpindahan cairan intravaskular ke dalam interstitium paru dan menginisiasi
edema (Porth, 2007).
Disfungsi ventrikel kanan dapat dikatakan saling berkaitan dengan disfungsi
ventrikel kiri pada gagal jantung apabila dilihat dari kerusakan yang diderita oleh
kedua sisi jantung, misalnya setelah terjadinya infark miokard atau tertundanya
komplikasi yang ditimbulkan akibat adanya progresifitas pada bagian jantung
sebelah kiri. Pada gagal jantung kanan dapat terjadi penumpukan cairan di hati
dan seluruh tubuh terutama di ekstermitas bawah (Acton, 2013).
Diagnosa keperawatan yang diambil yaitu empat diagnosa Gangguan
Pertukaran gas berhubungan denganperubahan membrane alveolar-kapiler,
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume sekuncup,
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisem regulasi,
Risiko sindrom disuse berhubungan dengan imobilisasi fisik. dan keempatnya
belum teratasi karena pasien masih belum membaik kondisinya.
B. SARAN
Penting bagi kita mempelajari tentang kasus dan asuhan keperawatan CHF,
agar pada saat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien sudah tergambar
bagaimana asuhan keperawatan yang seharusnya dilakukan pada pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
EGC. Jakarta.