Disusun Oleh:
Sri Nuriani
NIM: 11194692111042
Disusun Oleh:
Sri Nuriani
NIM: 11194692111042
1. ANATOMI SISTEM
a. Jantung
apeks terletak lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepi terletak pada
ukuran panjang sekitar 12 cm, lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. Berat
jantung sekitar 200-425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram dan
bagian, yaitu:
katung jantung.
1) Trikupidalis
Antara rongga kanan dan kiri dipisahkan oleh septum. Dapat dilihat
keutuhan dan fungsi system vaskuler, karena darah dari jantung akan
mevaskularisasi kapiler.
2. FISIOLOGI SISTEM
a. Siklus jantung
dan relaksasi. Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode
1) Sistole atrium
2) Sistole ventrikel
3) Diastole ventrikel
b. Tekanan darah
diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit atau daerah dari
(Aspiani, 2016).
B. PENGERTIAN HIPERTENSI
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2015; Ferri,
2017). Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu jenis
penyakit yang mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama terjadinya
hipertensi yaitu faktor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering
menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini. Hipertensi yang tidak
jantung, 6 kali lebih besar terkena penyakit jantung kongestif, dan 7 kali lebih
faktor/multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor
tunggal.
C. ETIOLOGI/PENYEBAB
dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik
2. Hipertensi Sekunder
D. FAKTOR RESIKO
hipertensi dan pada saat diperiksa tekanan darah seseorang tersebut dalam
keadaan normal, hal itu tidak menutup kemungkinan tetap memiliki risiko
dan menjaga kesehatan agar tekanan darah tetap dalam keadaan terkontrol.
a. Keturunan, faktor ini tidak bisa diubah. Jika di dalam keluarga pada
2. Dapat diubah:
darah.
e. Obesitas, Orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal,
berat.
g. Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil seperti cemas, yang
Jika stress telah berlalu maka tekanan darah akan kembali normal.
tekanan darah.
disebabkan oleh masalah pada jantung dan hati. Namun, bagi sebagian anak-
anak bahwa kebiasaan gaya hidup yang buruk, seperti diet yang tidak sehat
2014).
E. KLASIFIKASI
Indonesia (2016).
Tabel Kategori Tekanan Darah
4. Muntah-muntah
6. Mengeluh kelelahan
G. PATOFISIOLOGI
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
ensefalopati.
J. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Non Medikamentosa
yaitu:
hipertensi.
dendeng, abon, ikan asin, telur pindang, sawi asin, asinan, acar, dan
lainnya.
2. Medikamentosa meliputi:
c. Methyldopa
d. MgSO4
g. Tensigard 3 x 1 tablet
h. Amlodipine 1 x 5-10 mg
HCT + kaptopril, bila obat tunggal tidak efektif. Pada hipertensi berat
125-250 mg. Penderita hipertensi dengan asma bronchial jangan beri beta
rumah sakit.
K. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas klien
1) Identitas klien
b. Keluhan utama
obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
lain-lain.
f. Aktivitas / istirahat
takipnea
g. Sirkulasi
1) Gejala :
b) Episode palpitasi
2) Tanda :
h. Integritas ego
pekerjaan).
pola bicara.
i. Eliminasi
j. Makanan / cairan
1) Gejala :
(meningkat/turun)
2) Tanda :
b) Adanya edema
c) Glikosuria
d) Neurosensori
3) Gejala :
epistakis)
4) Tanda :
k. Nyeri / ketidaknyamanan
kepala
l. Pernapasan
1) Gejala :
ortopnea, dispnea
c) Riwayat merokok
2) Tanda :
c) Sianosis
m. Keamanan
n. Pembelajaran / penyuluhan
Gejala :
alcohol/obat.
o. Rencana pemulangan
terapi obat.
2. Diagnosa keperawatan
e. Ketidakefektifan koping
g. Resiko cedera
h. Defisiensi pengetahuan
i. Ansietas
klien dengan hipertensi (Nurarif ,2015 dan Tim pokja SDKI DPP PPNI
2017) :
neoplasma).
Batasan Karakteristik :
Kriteria Mayor :
Kriteria Minor :
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
5) Glaukoma
Batasan Karakteristik :
Kriteria Mayor :
tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit
menurun.
Kriteria Minor :
1) Tromboflebitis
2) Diabetes mellitus
3) Anemia
6) Thrombosis arteri
7) Varises
9) Sindrom kompartemen
c. Hipervolemia (D.0022)
dan/atau intraseluler.
(PND)
1) Tromboflebitis
2) Diabetes mellitus
3) Anemia
6) Thrombosis arteri
7) Varises
9) Sindrom kompartemen
d. Hipervolemia (D.0022)
dan/atau intraseluler.
(PND)
istirahat
5) Sianosis
6) Anemia
Batasan karakteristik :
Kriteria Mayor :
Kriteria Minor :
2) Penyakit akut
3) Penyakit kronis
f. Ansietas ( D.0080)
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
ancaman.
Batasan Karakteristik :
Kriteria Mayor :
Kriteria Minor :
berdaya.
2) Penyakit akut
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
5) Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6) Penyakit neurologis
5) Aritmia
Faktor Risiko :
2) Riwayat jatuh
9) Hipotensi ortostatik
11) Anemia
neuritis optikus)
16) Neuropati
1) Osteoporosis
2) Kejang
3) Penyakit sebrovaskuler
4) Katarak
5) Glaucoma
6) Demensia
7) Hipotensi
8) Amputasi
9) Intoksikasi
10) Preeklampsi
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim pokja SDKI PPNI
(2017) :
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Nyeri akut b.d Tujuan : setelah dilakukan (Manajemen nyeri I.08238)
agen pencedera tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
fisiologis diharapkan tingkat nyeri karakteristik nyeri, durasi,
(mis:iskemia) menurun frekuensi, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Kriteria hasil : Tingkat nyeri 3. Identifikasi faktor yang
( L.08066) memperberat dan
1. Pasien mengatakan memperingan nyeri
nyeri berkurang dari 4. Berikan terapi non
skala 7 menjadi 2 farmakologis untuk
2. Pasien menunjukan mengurangi rasa nyeri (mis:
ekspresi wajah tenang akupuntur,terapi musik
3. Pasien dapat hopnosis, biofeedback,
beristirahat dengan teknik imajinasi
nyaman terbimbing,kompres
hangat/dingin)
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan)
6. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
7. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Perfusi perifer Tujuan : setelah Pemantauan tanda vital (I.02060)
tidak efektif dilakukan tindakan 1. Memonitor tekanan darah
b.d keperawatan diharapkan 2. Memonitor nadi (frekuensi,
peningkatan perfusi perifer meningkat kekuatan, irama)
tekanan darah 3. Memonitor pernapasan
Kriteria hasil : Perfusi (frekuensi, kedalaman)
perifer (L.02011) 4. Memonitor suhu tubuh
1. Nadi perifer teraba kuat 5. Memonitor oksimetri nadi
2. Akral teraba hangat 6. Identifikasi penyebab
3. Warna kulit tidak pucat perubahan tanda vital
7. Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
8. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Hipervolemia Tujuan : setelah dilakukan (Manajemen hipervolemia
b.d gangguan tindakan keperawatan I.03114)
mekanisme diharapkan keseimbangan 1. Periksa tanda dan gejala
regulasi cairan meningkat hipervolemia (mis: ortopnes,
dipsnea, edema, JVP/CVP
Kriteria hasil : meningkat, suara nafas
Keseimbangan cairan tambahan)
(L. 03020) 2. Monitor intake dan output
1. Terbebas dari edema cairan
2. Haluaran urin 3. Monitor efek samping
meningkat diuretik (mis : hipotensi
3. Mampu mengontrol ortortostatik, hipovolemia,
asupan cairan hipokalemia, hiponatremia)
4. Batasi asupan cairan dan
garam
5. Anjurkan melapor haluaran
urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6
jam
6. Ajarkan cara membatasi
cairan
7. Kolaborasi pemberian
diuretik
Intoleransi Tujuan : setelah dilakukan (Manajemen energi I.050178)
aktifitas b.d tindakan keperawatan 1. Monitor kelelahan fisik dan
kelemahan diharapkan toleransi aktivitas emosional
meningkat 2. Monitor pola dan jam tidur
3. Sediakan lingkungan yang
Kriteria hasil : toleransi nyaman dan rendah stimulus
aktivitas (L.05047) (mis: cahaya, suara,
1. Pasien mampu kunjungan)
melakukan aktivitas 4. Berikan aktifitas distraksi
sehari-hari yang menenangkan
2. Pasien mampu 5. Anjurkan tirah baring
berpindah tanpa bantuan 6. Anjurkan melakukan
3. pasien mengatakan aktifitas secara bertahap
keluhan lemah berkurang 7. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Defisit Tujuan : setelah dilakukan Edukasi kesehatan ( I.12383)
pengetahuan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan
b.d kurang diharapkan tingkat kemampuan menerima
minat dalam pengetahuan meningkat informasi
belajar 2. Identifikasi factor-faktor
Kriteria Hasil : Tingkat yang dapat meningkatkan
pengetahuan (L.12111) dan menurunkan motivasi
1. Pasien melakukan sesuai perilaku hidup bersih dan
anjuran sehat
2. Pasien tampak mampu 3. Sediakan materi dan media
menjelaskan kembali pendidikan kesehatan
materi yang 4. Jadwalkan pendidikan
disampaikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Pasien mengajukan 5. Berikan kesempatan untuk
pertanyaan bertanya
6. Jelaskan factor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Ansietas b.d Tujuan : setelah dilakukan Reduksi ansietas (I.09314)
kurang tindakan keperawatan 1. Identifikasi saat tingkat
terpapar diharapkan tingkat ansietas ansietas berubah (mis.
informasi menurun Kondisi, waktu, stressor)
2. Gunakan pendekatan yang
Kriteria hasil : Tingkat tenang dan nyaman
ansietas (L.09093) 3. Informasikan secara factual
1. Pasien mengatakan telah mengenai diagnosis,
memahami penyakitnya pengobatan, dan prognosis
2. Pasien tampak tenang
3. Pasien dapat beristirahat
dengan nyaman
Resiko Tujuan : setelah dilakukan (Perawatan jantung I.02075)
penurunan tindakan keperawatan 1. Identifikasi tanda/gejala
curah jantung diharapkan curah jantung primer penurunan curah
b.d perubahan meningkat jantung (mis: dispnea,
afterload kelelahan, edema,ortopnea,
Kriteria hasil : curah jantung paroxymal nocturnal
( L.02008) dyspnea, peningkatan CVP)
1. Tanda vital dalam 2. Identifikasi tanda/gejala
rentang normal sekunder penurunan curah
2. Nadi teraba kuat jantung (mis: peningkatan
3. Pasien tidak mengeluh berat badan, hepatomegali,
lelah distensi vena jugularis,
palpitasi, ronkhi basah,
oliguria, batuk, kulit pucat)
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor intake dan output
cairan
5. Monitor keluhan nyeri dada
6. Berikan diet jantung yang
sesuai
7. Berikan terapi terapi
relaksasi untuk mengurangi
strees, jika perlu
8. Anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi
Risiko jatuh Tujuan : setelah dilakukan Pencegahan jatuh ( I.14540)
b.d gangguan tindakan keperawatan 1. Identifikasi factor risiko
penglihatan diharapkan tingkat jatuh (mis. Usia >65 tahun,
menurun. penurunan tingkat kesadaran,
defisit kognitif, hipotensi
Kriteria Hasil : Tingkat jatuh ortostatik. Gangguan
(L.14138) keseimbangan, gangguan
1. Risiko jatuh dari tempat penglihatan, neuropati)
tidur menurun 2. Identifikasi risiko jatuh
2. Risiko jatuh saat setidaknya sekali setiap shift
berjalan menurun atau sesuai dengan kebijakan
3. Risiko jatuh saat berdiri institusi
menurun 3. Identifikasi factor lingkungan
yang meningkatkan risiko
jstuh (mis. Morse scale,
humpty dumpty)
4. Pasang handrail tempat tidur
5. Anjurkan memanggil
perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpidah.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI. Jakarta Selatan.
Smeltzer S C dan Bare B G. 2013. Buku Ajar Keperawatan medical Bedah, edisi
8. Jakarta: EGC.