Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.I DENGAN HIPERTENSI

DIPUSKESMAS PURBARATU KOTA TASIKMALAYA

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah klinik Keperawatan Medical
Bedah

Dosen : Asep Robby, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun oleh :

Nuri Syamrotul Fuadah


Nim. 10119084

2B Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA


2021

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri,
2017).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatantekanan darah diatas normal atau peningkatanabnormal secara
terusmeneruslebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanandiastolikdiatas 90mmHg.(Aspiani, 2014).

Klasifikasi Hipertensi

Tekanan Darah Tekanan Darah


Kategori
Sistolik Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium1(Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium2(Hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium3(Hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium4(Hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

2. Etiologi Hipertensi
Menurut (Widjadja,2009) penyebab hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu:
a. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebab
dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab
hipertensi primer, seperti bertambahnya usia, strees psikologis, pola
konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90% pasien
hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.
b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui, umumnya


berupapenyakit atau kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan
tubuh,misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral,
dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor
pengaturtekanan darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit
endokrin,danpenyakit jantung.
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani,2014)
menyebutkan gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan
darah tinggi tidak sama pada setiap orang,bahkan terkadang timbul tanpa
tanda gejala.Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi
sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi
mengalami nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan
pembuluh darah akibat dari vasokonstriksi pembuluh darah akan
menyebabkan peningkatan tekanan vasculer cerebral,keadaan tersebut akan
menyebabkan nyeri kepala sampai tengkuk pada klien hipertensi.
4. Anatomi Fisiologi Hipertensi
a) Anatomi
Sistem kardiovaskuler adalah system transport (peredaran) yang
membawa gas-gas pernafasan , nutrisi, hormon-hormon dan zat lain ke
dari dan jaringan tubuh. Sistem kardiovaskuler dibangun oleh:
1. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena di lihat dari bentuk dan
susunanya samadengan otot lintang, tetapi cara kerjanya sama otot
polos yaitu di luar kemauan kita( dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom).
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul
(pangkal jantung) dan di sebut basis kordis. Di sebelah bawah agak
runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan (kavum
mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga
dada, diatas diafragma,dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri
antara kosta V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat
ini teraba adanya jantung yang disebut iktus kordis. Ukuran jantung
kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-
kira 250-300gram.
2. Lapisan jantung
Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah
dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender
yang melapisi rongga endotel atau selaput lender yang melapisi
permukaan rongga jantung.
Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot
jantung,otot jantung ini membentk bundalan-bundalan otot yaitu:
a. Bundala nototatria, yang terdapat dibagian kiri/kanan dan basis
kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis.
b. Bundalan ototventrikel, yang membentuk bilik jantung, dimulai
dari cincin atrioventrikular sampai diapeks jantung.
c. Bundalan dari otot ventrikuler merupakan dinding pemisah antara
ruang seram bidan bilik jantung.
3. Katup-katup jantung
Didalam jantung terdapat katup-katup yang sangat penting artinya
dalam susunan perdaran darah dan pergerakan jantung manusia.
Valvula biskuspidalis, terdapat antara atrium dextra dengan
ventrikel dextra terdiri dari 3 katup.
a. Vena biskuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan
ventrikel sinistra terediri 2 katup.
b. Vulva semilunaris arteri pulmonalis, terletak antara ventrikel
dextra dengan arteri pulmonali, tempat darah mengalir menuju
keparu–paru.
c. Vena semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sisnistra dengan
aorta tepat darah mengalir menuju keseluruh tubuh.
4. Pembuluh darah
a. Pembuluh darah arteri
Arteri merupakan Jenis pembuluh darah yang keluar dari jantung
yang membawa darah ke seluruh dari ventrikel sinistra di sebut
aorta. Arterimempunyai 3 lapisan yang kuat dan tebal tetapi
sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.
a. Tunika intima / interna. Lapisan paling dalam sekali
berhubungan dengan darah dan terdiri dari jaringn endotel.
b. Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot
yang terdiri dari jaringan otot yang polos.
c. Tunika eksterna / adventesia. Lapisan yang paling luar sekali
terdiri dari jaringan ikat lembur yang menguatkan dinding
arteri.
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil teraba dari
cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari
bawah mikroskop. Kapiler pembentuk anyaman di seluruh
jaringan tubuh. Kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang
lain menjadi darah yang lebih besar disebut vena.
c. Vena (pembuluh darah balik)
Vena membawa darah kotor kembali kejantung Beberapa vena
yang penting:

1) Vena cava superior


Vena balik yang memasuki atrium kanan membawa darah
kotor dari daerah kepala, thorax dan ektremitas atas.
2) Vena cava inferor
Vena yang mengembalikan darah kotor kejantung dari
semuaorgantubuh bagian bawah.
3) Vena cava jugularis
Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak kejantung.

Khusus sistem pengantar atrium ke ventrikel terdapat perlambatan


1/10 detik antara jalan implus jantung dan atrium ke dalam
ventrikel. Hal ini memungkinkan atrium berkontraksi mendahului
ventrikel, atrium bekerja sebagai pompa primerbagi ventrikel dan
ventrikel kemudian menyediakan sumber tenaga utama bagi
pergerakan darah melalui sistem vaskular.
5. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah
kekordaspinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vaso konstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapa tmemperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan
gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi ateros klerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup). Mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,2002 ).
2. Pengkajian Fokus
Menurut Doengoes(2000)
a) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan
warna kulit, suhu dingin.
c) Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
euphoria, faktor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue
perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan
menghela, peningkatan pola bicara.
d) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e) Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
f) Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, berdenyut sakit
kepala, berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,
perubahan retinal optik
g) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala
oksipital berat, nyeri abdomen
h) Pernapasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea,
ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa
sputum,riwayat merokok
Tanda : Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan,
bunyi napas tambahan, sianosis
i) Keamanan
Gejala :Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
j) Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : Factor resiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. BUN : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
b. Glukosa : hiperglikemi dapat diakibatkan oleh peningkatan
katekolamin
c. Kaliumserum : hipokalemia dapat megindikasikan adanya
aldosteron utama
d. Kalsiumserum : peningkatan dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliseridserum : peningkatan dapat membentuk
adanya plakateromatosa
f. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
g. Kadar aldosteron urin/serum : mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab)
h. Urinalisa : mengisyaratkan disfungsi ginjal
i. Asamurat : hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi
j. Steroidurin : mengindikasikan hiperadrenalisme
k. IVP : mengetahui penyebab hieprtensi
l. Foto dada : menunjukan obstruksi kalsifikasi pada area katub,
perbesaran jantung
m. Ctskan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensefalopati
n. EKG : Dapat menunjukan perbesaran jantung, polaregangan,
gangguan konduksi.
Catatan: luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.
A. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS : Medulla Peningkatan TD
- Keluarga klien
mengatakan saraf simpatis
mempunyai
riwayat hipertensi ganglia simpatis
DO:
- TD klien Tekanan darah
meningkat
Kontriksi

Peningkatan tekanan darah

2. DS : Peningkatan tekanan Gangguan pola


- Keluarga klien vaskular serebral istirahat
mengatakan klien
tidak tidur Saraf simpatis
semalaman dan
terus merasakan Tidak mampu mengatasi
sakit kepalanya. nyeri
DO :
- TD : 170/100 Gangguan pola istirahat
mmHg
- Mata klien tampak insomnia
cekung
2. Diagnosa Keperawatan
1) Peningkatan TD b.d penurunan curah jantung
2) Insomnia b.d ketidakmampuan mengatasi nyeri
3. Perencanaan

NO Dx Tujuan Intervensi Rasional

1. Peningkatan TD b.d Setelah -Pantau TD klien -agar TD klien


penurunan curah dilakukan terkontrol
-amati warna kulit,
jantung tindakan -adanya pucat,
kelembaban, suhu
DS : keperawatan dingin, kulit
pasien.
- Keluarga 1x24 jam TD lembab berkaitan
klien klien dapat -berikan klien dengan
mengatakan kembali lingkungan tenang, deskompensasi/
klien normal nyaman, kurangi penurunan Co.
mempunyai aktivitas/keributan -membantu
riwayat lingkungan. untuk
hipertensi -lakukan tindakan- menurunkan

tindakan yang rangsangan


DO :
nyaman seperti simpatis:
- TD klien meningkatkan
pijatan punggung
meningkat relaksasi.
dan leher,
meninggikan tempat -mengurangi

tidur. ketidaknyamanan
dan dapat
-kolaborasi dalam
menurunkan
pemberian tiazid
rangsangan
simpatis.
-tiazid mungkin
digunakan
sendiri atau
dicampur dengan
obat lain untuk
menurunkan TD
pada klien.
NO Dx Tujuan Intervensi Rasional

2. Insomnia b.d Setelah -berikan klien -agar klien


ketidakmampua dilakukan tempat tenang dapat
n mengatasi tindakan -kolaborasi dalam beristirhat
nyeri keperawatan pemberian -vasodilatasi
DS: selama 1x24 antihistamin pada sistem
-keluarga klien jam klien -anjurkan klien saraf simpatis
mengatakan tidak membaca al- quran -memberikan
klien tidak tidur mengalami ketenangan
semalaman dan insomnia lagi batin pada
terus merasakan klien dan
sakit kepalanya memperkuat
DO: keimanan
-TD : 170/100 klien sebagai
mmHg umat islam.
- mata klien
tampak cekung

4. Implementasi
- Mengkaji TTV pasien secara rutin
- Menyajikan makanan rendah garam
- Melakukan relaksasi progresif
- Melakukan konseling tentanh hipertensi
5. Evaluasi
- Keluarga klien mengatakan TD pasien normal
- Keluarga klien mengerti tentang apa itu hipertensi
- Keluarga klien mengatakan pasien dapat tertidur.

Anda mungkin juga menyukai