Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Anatomi fisiologi

2.1.1 Anatomi

Jantung merupakan organ yang terletak di dalam rongga dada, di

antara paru – paru yang berfungsi memompa darah ke seluruh bagian

tubuh. Jantung adalah satu organ berdinding musculous tebal dengan 4

ruangan di dalamnya. Jantung ini menempati mediastinum medius,

rongga di dada kiri dan berada di dalam kantong pericardium. Bentuk

jantung seperti kerucut dengan puncak (Apex) kedepan lateral kiri dan

basis di posterior. Beratnya (tanpa darah) adalah 300gr, capasitas

ruangnya adalah 300 cc (dilatasi) dimana 120 cc masing – masing

untuk bilik kiri atau kanan.

Besar jantung sewaktu cositractie adalah sebesar tinju (12,5 x

3,5 x 2,5 cm). jantung mempunyai 3 facies (permukaan) yaitu facies

sternocostalis (depan atas, lateral kiri dan kanan), facies

diaphragmatica (interior) dan basis (belakang. Jantung ini adalah alat

pompa untuk mengalirkan darah arterial keseluruh tubuh yang tidak

boleh berhenti lebih dari 5 detik. Selubung jantung adalah pericardium

yang terdapat sebagai kantong dan epicardium sebagai lapisan luar

jantung. Pericardium adalah jaringan serosa fibrous agak tebal dimana

permukaan dalam adalah serous mucous yang menghasilkan cairan


pelicin sedikit (Nixson Manurung, 2018). Dilihat dari gambar 2.1

berikut ini:

Gambar 2.1

Anatomi Jantung

2.1.2 Fisiologi jantung

Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu atrium kanan (atrium

dextrum), atrium kiri (atrium sinistrum), vetrikel kanan (verticulus

dexter), dan ventrikel kiri (ventriculus sinister). Jantung juga

memiliki sejumlah katup untuk memisahlan atrium dan vetrikel,

yang terdiri daru katup atrioventrikularis, katup aorta, dan katup

semilunaris. Jantung merupakan ruangan yang terpisah dan

berfungsi sebagai suatu pompa ganda yang berinteraksi 100.000

kali setap harinya dan memompa darah lebih dari 7.200 liter.

Anulus fibrosa merupakan jaringan penyambung padat yang


membentuk suatu cincin fibrosa yang mengelilingi muara dari

aorta dan arteri pulmonalis, serta atrioventrikuar. Cincin ini

merupakan tempat perletakan yang kuat untuk katup dan otot

jantung (M.Asikin,dkk 2016).

2.2. Konsep Hipertensi

2.2.1 Definisi hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan

tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik

90 mmHg atau lebih (Barbara Hearrison). Berdasarkan klasifikasi :

Kategori Sistolik (mmHg) Diatolik (mmHg)

Normal <120 <80

Prahipertensi 120 – 139 80 - 89

Hipertensi stadium 1 140- 159 90 - 99

Hipertensi stadium 2 >160 >100

Sumber : JNC 7

Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala ,dimana tekanan

darah yg tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko

terhadap penyakit – penyakit yanhg berhubungan dengan

kardiovaskuler seperti stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan

kerusakan ginjal. Hipertensi dibagi menjaddi dua golongan, yaitu

hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer dialami


lebih dari 90% pengidap hipertensi, sedangakn 10% sisanya

mengalami hipertensi sekunder.

Hipertensi adalah tekanan darah yang bersifat abnormal dan diukur

paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal

bervariasi sesuai usia dan gejala yag timbul. Namun, secara umum

seseorang dianggap mengalami hipertensi jika tekanan darah lebih tingi

dari 140/90 mmHg.

2.2.2 Etiologi

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya

hipertensi:

1) Genetika (keturunan)

Faktor keturunan memang memiliki peran yang besar terhadap

munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya

kejadian bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada kembar

monozigot (berasal dari satu sel telur) dibanding heterozigot

(berasal dari sel telur yang berbeda).

2) Obesitas

Obesitas atau kegemukan juga merupakan salah satu faktor resiko

timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi

penderita hipertensi. Curang jantung dan sirkulasi volume darah

penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita

hipertensi yang tida mengalami hipertensi

3) Stres lingkungan
Keadaan stres maka terjadi respons sel-sel sraf yang

mengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan natrium.

Hubungan stes dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis (saraf yang bekerja ketika anda beraktivitas) yang dapat

meningkatkan tekana darah secara bertaha. Stres yang

berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi

tinggi.

4) Jenis kelamin (gender)

Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula pengaruhi oleh faktor

fisokologis. Wanita seringkali mengadopsi perilaku yang tidak

sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang

sehingga menyebabkan kelebihan berat badan, depresi, dan

rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada kaum pria, hipertensi

lebih berkaitan dengan pekerjaan seperti perasaan kurang nyaman

terhadap pekerjaan dan pengangguran.

5) Usia

Hilangnya elastisitas jaringan dan asterisklerosis serta pelebaran

pembuluh darah adalah faktor penyeba hipertensi pada usia tua.

Dari berbagai penelitian yang dilakukan di indonesia menunjukkan

penduduk yang berusia diatas 20 tahun sudah memiliki faktor

resiko penderita hipertensi.

6) Asupan garam

Pangaruh asupan garam terhadap hipertensi adalah melalui

peningkatan volume plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah.


Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi (pengeluaran)

kelebihan garam sehingga kembali pada kondisi keadaan sistem

hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada hipertensi primer

(Esensial) mekanisme tersebut terganggu, di damping

kemungkinan adanya faktor lain yang berpengaruh.

7) Gaya hidup kurang sehat

Kebiasaan buruk dan gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi

sebab peningkatan tekanan darah. Faktor-fator yang dapat

menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada pembuluh

darah turut berperan terhadap munculnya penyakit hipertensi.

Faktor tersebut antara lain merokok, asupan asam lemak jenuh, dan

tingginya kolesterol dalam darah.

8) Obat-obatan

Obat pencegah kehamilan, steroid, dan obat anti infeksi dapat

meningkatkan tekana darah. Beberapa jenis obat dapat menaikkan

kadar insulin. Dalam kadar tinggi, insulin dapat mengakibatkan

tekanan darah meningkat.

9) Akibat penyakit lain

Memiiki penyakit lain terutama yang berhubungan dengan

kardiovaskuler maka sangat berpotensi menderita hipertensi

sekunder. Penyebabnya sudah cukup jelas, antara lain ginjal yang

tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, da teganggunya

keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan

darah dalam tubuh anda.


2.2.3 Patofisiologi Hipertensi

Peningkatan tekanan darah pada arteri diakibatkan oleh jantung

memompa sangat kuat dan menyebabkan aliran lebih banyak cairan

pada setiap detiknya dan menyebabkan arteri besar kehilangan

elastisitaasnya sehingga menyebabkan tidak terjadi pengembangan

arteri pada saat jantung memompakan darah ke arteri. Aliran darah

harus melalui pembuluh yang telah menyempit dibandingkan

sebelumnya sehingga mengakibatkan kenaikan tekanan darah (Yogo,

2022)

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak di vasomotor, pada medula otak. Dari pusat vasomotor

ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda

spinalis dan keluar ke kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di

thoraks dan abdomen. Rasangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentum implus yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pascaganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya norepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah

terhadap rasang vasokontiktor. Individu dengan hipettensi sangat

sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi (Manurung, 2018).


2.2.4 Manifestasi Klinis

Pada penderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai

bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan

vaskuler, dengan manifestasi yang klas sesuai dengan orang yang

divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis

pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi

pada malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah dan

kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stoke

atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis

sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan

(Manurung, 2018).

Proses infeksi pada selaput jantung (perikarditis, miokarditis, dan

endokardits) dapat menimbulkan tanda dan gejala, di antaranya:

a) Demam

b) Hipotensi

c) Kelelahan karena kerja jantung menjadi tidak efesien

d) Nyeri dada sering kali muncul mendadak dan buruk jika

bernapas atau berbaring.

e) Sulit bernapas

f) Takikardia

2.2.5 Klasifikasi

1) Hipertensi Esensial (primer)

Disebut juga hipertensi primer atau idiopatik, adalah hipertensi

yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus hipertensi


termasuk dalam kelompok ini. Kelainan hemodenamik utama pada

hipertensi esensial adalah peningkatan resistensi perifer. Penyebab

hipertensi esensial adalah mulitifaktor, terdiri dari faktor genetik

dan lingkungan.

2) Hipertensi Sekunder

Prevalensinya hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita

hipertensi. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal

( hipertensi renal), penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat

dan lain- lain. Hipertensi renal dapat berupa:

a. Hipertensi renovaskular, adalah hipertensi akibat lesi pasa arteri

ginjal sehingga menyebabkan hipoperfusi ginjal

b. Hipertensi akibat lesi pada parenkim ginjal menimbulkan

gangguan fungsi ginjal. Hipertenssi endokrin terjadi misalnya

akibat kelainan korteks adrenal, tumor di medulla adrenal,

akromegali, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme

dan lain-lain.

2.2.6 Komplikasi

Jika tekanan darah anda terus-menerus tinggi maka akan

menimbulkan komplikasi pada organ tubuh lainnya. Bagian tubuh yang

paling sering menjadi sasaran kerusakan antara lain:

1. Otak, gangguan pada otak biasanya akibatnya rusaknya

pembuluh darah sehingga menyebabkan stroke.


2. Mata, gangguan pada mata biasanya menyebabkan kerusakan

sel-sel retina sehingga jika sangat parah dapat menimbulkan

kebutaan

3. Jantung, gangguan jantung sebagai organ pemompa darah

menyebabkan penyakit jantung koroner dan gagal jantung.

4. Ginjal, menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal

terminal (Susanto, 2010)

2.2.7 Penatalaksaan

Penatalaksaan hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu, penatalaksaan

farmakologis dan penatalaksanaan non farmakologis:

1) Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksanaa hipertensi

dengan menggunakan obat-obatan kimiawi, seperti obat anti

hipertensi. Ada berbagai macam jenis obat anti hipertensi, yaitu:

a. Diuretik

Obat-obat jenis ini bekerja dengan cara mengeluarkan

caitan tubuh (melalui kencing).

b. Penghambat adrenergik (bloker)

Mekanisme kerja antihipertensi obat ini adalah

penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak

dianjurkan pada penderita yang telah diketahuimengidap

gangguan pernapasan seperti asma bronkial.

c. Vasodilator

Agen vasodilator bekerja lansung pada pembuluh darah

dengan merelaksasi otot pembuluh darah. Contoh yang


termasuk obat jenis vasodilator adalah prasosin dan

hidralasin.

d. Penghambat enzim konversi angiotensin (penghambat

ACE)

Obat ini bekerja melalui penghambatan aksi dari sistem

renin angiotensin. Efek utama ACE inhibitor adalah

menurunkan efek enzim pengubah angiotensin. Kondisi

ini akan menurunkan perlawanan pembuluh daran dan

menurunkan tekanan darah.

e. Antagonis kalsium

Antagonis kalsium adalah sekelompok obat yang bekerja

mempengaruhi jalan masuk kalsium ke sel-sel dan

mengendurkan otot-otot di dalam dinding pembuluh

darah sehingga menurunkan perlawan terhadapaliran

darah dan tekanan darah.

2) Penatalaksanaan non farmakologis menurut Dalimartha, et al

(2008), upaya pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan

pengobatan non farmakologis. Macam-macam langkah dalam

perubahan gaya hidup yang sehat bagi para penderita hipertensi

yaitu:

a. Mengontrol pola makan

b. Tingkatkan komsumsi potasium dan magnesium

c. Makan makanan jenis padi-padian

d. Aktivitas (olahraga)
e. Bantuan dari kelompok pendukung

f. Berhenti merokok dan hindari komsumsi alkohol

berlebih

2.2. Cara Pencegahan Hipertensi

Pencegahan utama bagi hipertensi sebagai berikut:

1) Menjaga berat badan agar tetap stabil misalnya, indeks massa tubuh

20 hingga 25 kg.

2) Diet dengan cara mengurangi asupan natrium sampai kurang dari 6

g natrium klorida atau kurang dari 2,4 g natrium per hari 100 mmol

perhari

3) Berolahraga dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, misalnya

jalan cepat atau senam aerobik yang rutin dilakukan setiap hari

selama minimal 30 menit per hari.

4) Mengurangi asupan alkohol tidak lebih dari 3 unit per hari pada

laki laki dan tidk lebih dari 2 unit per hari pada perempuan.

5) Memperbanyak komsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang

kaya serat sedikitnya lima porsi per hari.

Cara Pencegahan Komplikasi Hipertensi

1) Mengomsumsi makanan bergizi

2) Berolahraga teratur

3) Rutin cek tekanan darah

4) Kelola stress
2.3. Konsep Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

a. Data biografi

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan lain-lain.

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

2) Riwayat kesehatan sekarang

3) Riwayat kesehatan terdahulu

4) Riwayat kesehatan keluarga

c. Data dasar pengkajian

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : keletihan, lelah, nafas pendek

Tanda : peningkatan frekuensi jantung, irama jantung berubah,

takipnea

2) Sirkulasi

Gejala :aterosklerosis, jantung koroner

Tanda : takikardi

3) Integritas ego

Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansiestas depresi, stres

Tanda : kegelisahan, penyempitan kontinue perhatian, tangisan

yang meledak,ketegangan.

4) Eliminasi

Gejala : permasalah ginjal

5) Makanan / cairan
Gejala : apakah asupan makanan dan cairan pasien mencukup

atau tidak

6) Neurosensori

Gejala : mengeluh pusing, nyeri kepala, berdenyut sakit kepala,

gangguan penglihatan.

7) Nyeri / ketidak nyamanan

Gejala : adanya nyeri pada kepala atau perut atau lainnya

Gejala : dipsnea, takipnea, ortopnea, batuk dengan tanda

sputum, riwayat merokok

Tanda : distres repirasi/pengunaan obat aksesoris pernafasan,

bunyi nafas tambahan, sianosis.

2.3.2 Diagnosis Keperawatan

Diagnosis 1 :Resiko Tinggi Terhadap Penurunan Curah Jantung b/d Peningkatan Afterload
vasokontriksi, Iskemia miokard, Hipertropi Venticular

Nic Tindakan

Utama : Perawatan jantung Nic utama 1

Observasi :

Pendukung : 1. Identifikasi tanda/ gejala primer


penurunan curah jantung
1. Code managemen 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder
2. Edukasi rehabilitasi jantung penururnan curah jantung
3. Insersi intervena 3. Monitor tekanan darah
4. Konsultasi 4. Monitor intake dan output
5. Monitor berat badansetiap hari pada
waktu yang sama
6. Monitor oksigen

Teraupetik :
1. Posisikan pasien semi fowler atau
fowler
2. Berikan diet jantung yang sesuai
3. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
moditifikasi gaya hidup sehat
4. Berikan terpirelaksasi untuk
mengurangi stress
Edukasi :
1. Ajarkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi
2. Ajarkan beraktifitas fisik sesuai
bertahap
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian aritmia, jika
perlu
2. Rujuk keprogram rehabilitas jantung

NOC KRITERIA HASIL

UTAMA TAMBAHAN

Curah Jantung Perpusi miokard, 1. Kekuatan nadi ferifer 5


2. Palpitasi 1
Perfusi renal, perfusi 3. Bradiikardi 1
perifer, perfusi serebral, 4. Tekanan darah 5
status cairan, status
neurologis

Diagnosa 2 : Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

Nic Tindakan

Utama : Manajemen energy Nic utama 1

Observasi :

1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan


fisik lainnya
Pendukung : 2. Identifikasi toleransi fisikmelakukan
ambulasi
1. Dukungan Ambulasi
3. Monitor frekuensijantung dan tekanan
2. Dukungan kepatuhan program
darah sebelum melakukan ambulasi
pengobatan
4. Monitor kondisi umumselama
3. Dukungan perawatan diri
melakukakan ambulasi
4. Edukasi latihan fisik
Teraupetik :
1. Fasilitas aktivitas ambulasi, dengan alat
bantu (mis, tongkat, kruk )
2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik jika
perlu
3. Libatkan keluatga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
3. Anjurkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan ( mis, berjalan dari tempat
tidurkekursi roda )
NOC KRITERIA HASL

UTAMA TAMBAHAN

Toleransi Ambulasi Saturasi Oksigen 5


Aktivitas
Curah Jantung Keluhan lelah 5

Konsevasi Energi Dispenea saat aktivitas 5

Tingkat Keletihan Dispenea setelah aktivitas 5

Perasaan lemah 5

Warna kulit 1

Tekanan darah 1

Diagnosis 3 : Nyeri Sakit Kepala b/d Peningkatan Tekanan Vaskuler Serebral

Nic Tindakan

Utama : Nic utama :

1. Manajemen nyeri Observasi

Pendukung 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,


1. Aromaterapi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Dukungan Hipnosis 2. Identifikasi skala nyeri
3. Dukungan pengungkapan 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
kebutuhan 4. Identifikasi faktor yang mempeberat dan
4. Dukungan Koping keluarga memperingati nyeri
5. Edukasi efek samping 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
7. Monitar keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
8. Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Teraupetik
1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri ( hipnosis,
akupresur, terapi musik, terapi pijat,
aromaterapi)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri ( suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan stategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi Pemberian analgetik jika perlu

NOC KRITERIA HASIL

UTAMA TAMBAHAN

Tingkat Nyeri Fungsi gastrointestinal Kemampuan menuntaskan aktifitas 5

Kontrol nyeri Keluhan nyeri 5

Mobilitas fisik Meringis 5

Penyembuhan luka Sikap potektif 5

Gelisa 5

Kesulitan tidur 5

Frekuensi nadi 4

Pola nafas 4

Tekanan darah 4

Diagnosis 4 : Pemeliharaan Kesehatan yang Tidak Efektif b/d Kurangnya Pengetahuan Tentang
Perawatan Diri dan Pengobatan

NIC TINDAKAN

Nic utama 1

Utama : Observasi :

1. Edukasi Kesehatan 2. Identifikasi kesiapan dan kemampuan


2. Konterak Prilaku positif menerima informasi
3. Penentuan tujuan bersama 3. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
4. Promosi prilaku upaya kesehatan meningkatkan dan menurunkan
Pendukung : motivasiprilaku hidup sehat dan bersih
Teraupetik :
1. Dukungan kepatuhan pengobatan 1. Sediakan materi dan media kesehatan
2. Dukungan perawatan diri 2. Jadwal penkes sesuai kesepakatan
3. Edukasi program Pengobatan 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Edukasi latihan fisik Edukasi
5. Edukasi pengurangan resiko 4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi
6. Edukasi prosedur tindakan kesehatan
5. Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
6. Hidup bersih dan sehat
NOC KRITERIA HASIL

UTAMA TINDAKAN

Pemeliharaan Manajemen kesehatan Menunjukan prilaku adaptif 5


kesehatan
Prilaku kesehatan Menunjukan pemahaman prilaku sehat 5
Tingkat kepatuhan Kemampuan menjalankan prilaku sehat 5

Tingkat pengetahuan

2.3.3 Intervensi

Perencanaan adalah pengembangan stategi desain untuk mencegah,

mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah diindentifikasi

dalam diagnosis keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan

sajauh mana perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah

dengan efektif dan efisien (Pertami, 2016).

Intervensi keperawatan adalah suatu rencana tindakan keperawatan

yang disusun oleh perawat sebagai acuan dalam melakukan tindakan

berdasarkan diagnosa atau masalah yang ditegakan pada kalien

berdasarkan prioritas masalah yang ada.

2.3.4 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri

(Independen) dan tindakan kolaborasi (Tarwoto, 2015).

2.3.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu proses kontinu yang terjadi saat

melakukan kontak dengan klien. Setelah melaksanakan intervensi,

kumpulan data subjektif dan objektif dari klien, keluarga,dan anggota

tim kesehatan. Evaluasi meliputi dua komponen yaitu, penilaian kondisi

atau situasi dan penilaian adanya perubahan ( Potter perry, 2010 ).

Menurut (Nursalam, 2010) kualitas asuhan keperwatan dapat

dievaluasi menjadi dua yaitu :


1) Evaluasi Proses

Fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari proses

keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan.

Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan

keperawatan diimplementasikan untuk membantumenilai

efektivitas intervensi tersebut.

2) Evaluasi Hasil

Fokus evaluasi akhir adalah perubahan perilaku atau status

kesehatan klien ada akhr asuhan keeperawatan. Tipe evaluasi ini

dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.

Evaluasi hasil bersifat objektif, fleksibel dan efisien.

2.4 Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

individu.Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka

masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan

tentang kesehatan yang lebih baik.pengetahuan tersebut pada akhirnya

diharapkan dapat berpengaruh terhadap prilaku. Dengan kata lain dengan

adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat

terhadap perubahan prilaku kesehatan dari sasaran.

Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses

tersebut mempunyai masukan (Input) dan keluaran (Output). Didalam

suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan


promosi, yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping faktor

masukannya sendiri juga faktor metode, faktor materi atau pesannya,

pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu atau media

yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Agar mencapao suatu hasil

yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama dengan

harmonis.

Dibawah ini beberapa metode promosi atau pendidikan individual ,

kelompok,dan massa ( publik ).

1) Metode individual (perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini

digunakan membina prilaku baru, atu membina seseorang yang telah

mulai tertarik kepada suaru perubahan prilaku atau inovasi. Dasar

digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai

masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan

penerimaan atau prilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan

mengetahui dengan cepat serta membantunya maka perlu

menggunakan metode ini.

Bentuk pendekatan ini, antara lain :

a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)

b) Interview ( wawancara)

2) Metode kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.untuk

kelompok yang besra, ,etodenya akan lain dengan kelompok

kecil.efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya

sasaran pendidikan.

1. Kelompok besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta

penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk

kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.

2. Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita

sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok

kecil antara lain:

a. Diskusi kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat

bebas berpartisipasi dalam diskusi, Maka formasi duduk para

peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat

berhadap-hadapan atau saling memandangan satu sama lain,

misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.pimpinan

diskusi juga duduk diantara peserta tidak menimbulkan kesan

ada yang lebih tinggi.Dengan kata lain mereka harus merasa

dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok

mempunyai kebebsan?keterbukaan untuk mengeluarkan

pendapat.
b. Curah pendapat (Brain Strorming)

Metode ini merupakan moditifikasi metode diskusi

kelompok.Prinsipnya sama dengan metode diskusi

kelompok.Bedanya, pada permulaan pemimpinan kelompok

memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta

memberikan jawaban atau tanggapan ( curah pendapat).

c. Bola Salju ( Snow Balling )

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan ( 1pasang 2

orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau

masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasangan

bergabungan menjadi satu.Kemudian tiap dua pasang yang

sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan,

pasang lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya

akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

d. Kelompok-Kelompok kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok

kecil ( buzz group) yang kemudian diberi suatu

permasalahan yang

sama atau tidak sama dengan kelompok lain.

3. Metode Massa

Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untuk

mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditunjukan kepada

masyarakat yang sifat massa. Oleh karena sasaran promosi ini

bersifat umum, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi


tingkat pendidikan, dan sebainya maka pesan-pesan kesehatan yang

akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

ditangkap oleh massa tersebut.pendekatan ini biasanya digunakan

untuk menggunggah awareness atau kesadaran masyarat terhadap

suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada

perubahan prilaku.

2.4.1 Media Promosi Kesehatan

Media pendidikan atau promosi kesehatan adalah semua sarana atau

upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan

oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika (Tv, Radio,

komputer, dan sebainya) dan media luar, sehingga sasaran dapat meningkat

pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah prilakunya kearah

positif terharap kesehatan.

Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media,

pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga

sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sasaran dapat

mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk

mengadopsinya perilaku yang positif.

1) Tujuan Media Promosi Kesehatan

Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat

diperlukan didalam pelaksanaan promosi kesehatan antara lain adalah:

a) Media dapat mempermudah penyampaian informasi

b) Media dapat menghindari kesalahan persepsi


c) Dapat memperjelas informasi

d) Media dapat mempermudah pengertian

e) Mengurangi komunikasi verbalistik

f) Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata

g) Memperlancar komunikasi,dan lain-lain

2) Penggolongan Media Promosi Kesehatan

Penggolongan media promosi kesehatan ini dapat ditinjau dari

berbagai aspek, antara lain:

1. Berdasarkan bentuk umum penggunaannya

Berdasarkan penggunaan media promosi dalam rangka promosi

kesehatan, dibedakan menjadi :

a. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan,folder, leaflet,

majalah, buletin, dan sebagainya.

b. Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri, flipchart, slide,

film dan sebagainya.

2. Berdasarkan cara produksi :

Berdasarkan cara produksi media promosi kesehatan dikelompokan

menjadi :

a. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan

pesan-pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari

gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna.

Adapun macam-macamnya adalah : poster, leaflet, brosur,

majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet.


Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan

menghibur.

Kelebihan dan kelemahan media cetak,yaitu :

1. Kelebihannya :

 Tahan lama

 Mencakup banyak orang

 Biaya tidak tinggi

 Tidak perlu listrik

 Dapat dibawa kemana-mana

 Dapat mengungkitkan rasa keindahan

 Mempermudah pemahaman

 Meningkatkan gairah belajar

2. Kelemahan :

 Media ini tidak dapat menstimulir efek suara

dan efek gerak

 Mudah dilipat

b. Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis,

dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya

melalui alat bantu elektronika adapun macam-macam media

tersebut adalah : TV, Radio, Film, Video film, Cassete, CD,

VCD

c. Media luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya

diluar ruangan secara umum melalui media cetak dan

elektronika secara statis.misalnya :


1. Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar ysng dspst

dilihat secara umum diperjalanan.

2. Spanduk, yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan

disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan

ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang disuatu tempat

strategi agar dapat dilihat oleh semua orang.

3. Pameran

4. Banner

5. TV layar lebar

3) Merancang pengembangan media promosi kesehatan

4) Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mmapu

memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan

tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk

mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan.untuk hal itu

memerlukan langkah-langkah merancang pengembangan media

promosi kesehatan sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan

Tujuannya adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan yang

akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan tertentu. Secara umum

dapat dikatan bahwa tujuan harus :

a. Realistis, artinya bisa dicapai bukan hanya ingin angan-angan

b. Jelas dan dapat diukur

c. Apa yang akan diukur

d. Siapa sasaran yang akan ikur


e. Seberapa banyak perubahan yang akan diukur

f. Berap lama dan dimana akan dilakukan pengukuran

penetapan tujuanadalah sebagai dasar untuk merancang media

promosi kesehatan dan dalam merancang evaluasi. Jika tujuan

yang ditetapkan tidak jelas dan tidak operasional maka program

menjadi tidak fokus dan tidak efektif.

2. Menetapkan segmentasi sasaran

Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok

sasaran yang tepat dianggap sangat menentukan keberhasilan

promosi kesehatan. Tujuannya adalah memberikan pelayanan yang

sebaik-baiknya dan memberikan kepuasan pada masing-masing

segmen.dapat juga untuk menentukan ketersediaan, jumlah dan

jangkauan produk. Sebelum media promosi kesehatan diluncurkan

hendaknya perlu mengumpulkan data sasaran seperti :

a. Data karakteristik perilaku khalayak sasaran

b. Dat epidemiologi

c. Data geografi

d. Data psiokologi

3. Mengembangkan posisioning pesan :

Posisioning pesan adalah suatu proses atau upaya untuk

menempatka suatu produk perusahaan atau pesan dalam alam

pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya.

4. Menentukan strategi posisioning


Pada prinsipnya seseorang yang ingin melakukan kegiatan

posisioning memerlukan suatu ketekunan dan kejernihan berpikir

dalam memandang produk atau pesan.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan :


a. Identifikasi para pesaing, tujuannya adalah melakukan
identifikasi atas sejumlah pesaing yang ada dimasyarakat
b. Persepsi konsumenmemperoleh sejumlah atribur yang
dianggap penting oleh khalayak
c. Menentukan posisi pesaing
d. Menganalisis preferensi khalayak sasaran
e. Menentukan posisi merek produk sendiri.
f. Ikuti perkembangan posisi
5. Memilih media promosi kesehatan

Pemilihan media adalah jabaran saluran yang akan digunakan

untuk menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran.yang perlu

diperhatikan disini adalah :

a. Pemilihana media didasarkan pada selera khalayak sasaran,

bukan pada selera pengelola program

b. Media yang dipilih harus memberikan dampat yang luas

Setiap media akan mempunyai peranan yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai