Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

A
DENGAN DIABETES MELITUS DI DUSUN 7 LEMBOSU
DESA MARANATHA KEC. SIGI BIROMARU KAB. SIGI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MOH.YASIN, S.Kep


NIM : 2022031017

CI Institusi

Ns. Wahyu Sulfian, S.Kep.,M. Kep


NIK. 20130901037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2023
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS HIPERTENSI
PADA KELUARGA TN. J DI DUSUN 7 LEMBOSU DESA
MARANATHA KEC. SIGI BIROMARU KAB. SIGI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MOH.YASIN, S.Kep


NIM : 2022031017

CI Institusi

Ns. Wahyu Sulfian, S.Kep.,M. Kep


NIK. 20130901037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2023
A. DEFINISI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang (Muhammad, 2019).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas (Muhammad,
2019).

B. ANATOMI JANTUNG
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan
saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara
peredaran melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung. Vena
membawa darah ke jantung. kapiler menggabungkan arteri dan vena,
terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan
bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstraseluler
dan interstisial (Apriani, 2019).

Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga,


basisnya diatas, dan puncaknya dibawah. Apeksnya (puncaknya) miring
kesebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. jantung berada didalam
toraks, antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum, dan lebih
menghadap ke kiri daripada ke kanan (Apriani, 2019).
Lapisan Jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:
1. Epikardium merupakan lapisan terluar, memiliki struktur yang samma
dengan perikardium viseral.
2. Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang
berperan dalam menentukan kekuatan kontraksi.
3. Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel
yang melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katung jantung.
Katup jantung : berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah
melalui bilik jantung. ada dua jenis katup, yaitu katup atrioventrikular dan
katup semilunar.
1. Katup atrioventrikular, memisahkan antara atrium dan ventrikel. Katup
ini memungkinkan darah mengalir dari masing –masing atrium ke
ventrikel saat diastole ventrikel dan mencegah aliran balik ke atrium
saat sistole ventrikel. Katup atrioventrikuler ada dua, yaitu katup
triskupidalis dan katup biskuspidalis. Katup triskupidalis memiliki 3
buah daun katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Katup biskuspidalis atau katup mitral memiliki 2 buah dauh katup dan
terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
2. Katup semilunar, memisahkan antara arteri pulmonalis dan aorta dari
ventrikel. Katup semilunar yang membatasi ventrikel kanan dan arteri
pulmonaris disebut katup semilunar pulmonal. Katup yang membatasi
ventikel kiri dan aorta disebut katup semilunar aorta. Adanya katup ini
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
pulmonalis atau aorta selama sistole ventrikel dan mencegah aliran
balik ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel (Apriani, 2019).

C. ETIOLOGI
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau
peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa factor yang
memengaruhi terjadinya hipertensi :
1. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transport Na.
2. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
3. Stress karena lingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah (Muhammad, 2017)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya. Diderita oleh seitar 95% orang. Oleh karena itu,penelitian
dan pengobatan lebih ditunukan bagi penderita esensial. Hipertensi
primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
a) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis
kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam
lebih banyak dari kulit putih).
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan
atau makan berlebih,stress, merokok, minum alcohol,minum obat-
obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu
contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi
akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau
akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke
ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan
pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara
langsung meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak
langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium.
Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal
yang terkena di angkat,tekanan darah akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain
ferokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal,
yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume
sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan peningkatan
volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena
hipersensitivitas system saraf simpatis aldosteronisme primer
(peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi
yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai
kontrasepsi sekunder (Muhammad, 2019).

D. KLASIFIKASI
Menurut World Health Organization dalam Muhammad Ridwan (2017)
klasifikasi hipertensi adalah :
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.
2. Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg
da n diastolik 91-94 mmHg.
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95
mmHg.

E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus
yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron pre- ganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal
menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada
akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
menyebabkan hipertensi (Apriani, 2019)
F. PATWAY

c
Umur, jenis kelamin, gaya hidup, genetic, alkohol

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembulu darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembulu darah

Vakonstriksi

Gangguan sirkulasi

Ginjal Otak Pembulu darah retina

Vasokonstriksi Retensi Sistemik Spasme arteriol


pembulu darah ginjal pembulu darah Pembulu darah
otak
Vasokontriksi Resiko cedera
Blood flow
Nyeri akut
Respon RAA Afterload

Merangsang
aldosteron Penurunan curah faique
jangtung

Retensi Na
Intoleransi
aktivitas
Edema

Resiko
ketidakseimbangan
cairan
G. MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan
impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas
nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor
risiko penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi
kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi
dibutuhkan untuk mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang
berasosiasi dengan peningkatan berat badan, faktor gaya hidup (perubahan
pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan di luar rumah),
penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien
dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke
hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram
otot, kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema,
gangguan berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah
membulat, mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan
tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi
sekunder (Muhammad, 2017)

H. KOMPLIKASI
Kompikasi hipertensi menurut (Apriani, 2019):
1. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
2. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus,
darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan nefron akan
terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya membrane
glomerulus , protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic
koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.
3. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerahdaerah yang
diperdarahi berkurang.
4. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan,hingga
kebutaan.
5. Kerusaka pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan
arteri atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis
(pengerasan pembuluh darah). Komplikasi berupa kasus perdarahan
meluas sampai ke intraventrikuler (Intra Ventriculer Haemorrhage) atau
IVH yang menimbulkan hidrosefalus obstruktif sehingga memperburuk
luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH timbul primer dari pecahnya pembuluh
darah otak yang sebagian besar akibat hipertensi kronik (65-70%) dan
angiopathy amyloid.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
b) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim
ginjal dengan gagal ginjal akut.
c) Darah perifer lengkap
d) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
2. EKG
a) Hipertrofi ventrikel kiri
b) Iskemia atau infark miocard
c) Peninggian gelombang P
d) Gangguan konduksi
3. Foto Rontgen
a) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
b) Pembendungan, lebar paru
c) Hipertrofi parenkim ginjal
d) Hipertrofi vascular ginjal (Muhammad, 2017)

J. PENATALAKSANAAN
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan.
Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah
140 mmHg dan tekanan distolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor
risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan
obat antihipertensi (Apriani, 2019).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara
non-farmakologis, antara lain:
1. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan
obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat
memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri. Beberapa diet yang
dianjurkan:
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per
hari.
b) Diet tinggi kalium , dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh
oksidanitrat pada dinding vascular.
c) Diet kaya buah dan sayur
d) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung coroner
2. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat
badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi
beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan
hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
3. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
4. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui
menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan
kerja jantung
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
a) Identitas klienMeliputi :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit
(MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status
hubungan dengan pasien
2. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang menyerta
biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan buram, mual ,detak jantung
tak teratur, nyeri dada
4. Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit
ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian obat-
obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit
metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih, dan
penyakit menurun seperti diabetes militus, asma, dan lain-lain
6. Aktivitas / istirahat
a) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
b) Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
7. Sirkulasi
a) Gejala :
1) Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/
katup dan penyakit serebrovaskuler
2) Episode palpitasi
b) Tanda :
1) Peningkatan tekanan darah
2) Nadi denyutan jelas dari karotis,ugularis,radialis, takikardia
3) Murmur stenosis vulvular
4) Distensi vena jugularis
5) Kulit pucat,sianosis ,suhu dingin (vasokontriksi perifer)
6) Pengisian kapiler mungkin lambat / tertunda
8. Integritas ego
a) Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
b) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian, tangisan
meledak, otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan pola bicara.
9. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu.
10. Makanan / cairan
a) Gejala :
1) Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol
2) Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini
(meningkat/turun)
3) Riwayat penggunaan diuretic
b) Tanda :
1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya edema
3) Glikosuria
4) Neurosensori
c) Gejala :
1) Keluhan pening / pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital
(terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam
2) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan abur, epistakis)
d) Tanda :
1) Status mental, perubahan keterjagaanm orientasi, pola/ isi bicara,
efek, proses piker
2) Penurunan kekuatan genggaman tangan
11. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit
kepala
12. Pernapasan
a) Gejala :
1) Disnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja, takipnea, ortopnea.
Dispnea
2) Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum
3) Riwayat merokok
b) Tanda :
1) Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori pernapasan
2) Bunyi napas tambahan (crakles/mengi)
3) Sianosis
13. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/ cara berjalan, hipotensi postural.
14. Pembelajaran / penyuluhan
a) Gejala :
1) Factor risiko keluarga: hipertensi,aterosklerosis, penyakit jantung,
diabetes mellitus.
2) Factor lain, seperti orang afrika-amerika, asia tenggara,
penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan oksigen
3. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung
4. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan sensasi
5. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan defusi intestinal

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
dengan agen pencedera keperawatan diharapkan I.08238

fisiologis Tingkat Nyeri berkurang 1) Identifikasi lokasi,


L.08066 karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil: intensitas nyeri
1) Keluhan nyeri menurun 2) Indetifikasi skala nyeri
2) Meringis menurun 3) Indentifikasi respon
3) Sikap protektif menurun nyeri non verbal
4) Gelisah menurun 4) Identifikasi faktor yang
5) Kesulitan tidur menurun memperberat dan
6) Frekuensi nadi membaik memperingan nyeri
7) Tekanan darah membaik 5) Indentifikasi pengaruh
Ketegangan otot menurun nyeri pada kualitas
hidup
6) Berikan terapi
nonfarmokologis untuk
mengurangi rasa nyeri
7) Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
8) Fasilitasi istrahat dan
tidur
9) Jelaskan strategi
meredahkan nyeri
10) Ajarkan teknik
norfarmokologis untuk
mengurangi nyeri
11) Kolaborasipemberian
analgetik
2. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen aktifitas
berhubungan dengan keperawatan diharapkan I.05178

ketidakseimbangan antara toleransi aktivitas meningkat 1) Monitor kelelahan fisik


L.05047 2) Monitor pola dan jam
suplai dan oksigen
tidur
dengan kriteria hasil: 3) Sediahkan lingkungan
1) Kemudahan melakukan yang nyaman dan
aktivitas sehari-hari rendah stimulus
meningkat 4) Lakukan latihan rentang
2) Jarak berjalan meningkat gerak pasif dan/atau
3) Keluhan lelah menurun aktif
4) Dyspnea saat aktivitas 5) Anjurkan tirahbaring
menurun 6) Anjurkan melakukan
5) Perasaan lemah menurun aktifitas secara bertahap
6) Sianosis menurun 7) Anjurkan menghubungi
7) Tekanan darah membaik perawat jika tanda dan
8) Frekuensi nafas membaik gejala kelelahan tidak
berkurang
8) Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
3. Resiko penurunan curah Setelah dilakukan tindakan Perawatan jantung I.02075
jantung berhubungan dengan keperawatan diharapkan curah 1) Monitor tekanan darah
perubahan irama jantung jantung meningkat L.02008 2) Monitor intake dan
output cairan
dengan kriteria hasil: 3) Monitor saturasi
1) Keakutan nadi perifer oksigen
meningkat 4) Berikan diet jantung
2) Bradikardi menurun yang sesuai
3) Lelah menurun 5) Berikan terapi relaksasi
4) Edema menurun untuk mengurangi stress
5) Tekanan darah membaik 6) Anjurkan beraktivitas
6) Pengisian kapiler membaik fisik sesuai toleransi
7) Pucat menurun 7) Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
8) Kolaborasi pemberian
antiaritmia

4. Risiko cedera berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan cedera I.14537


dengan perubahan sensasi keperawatan diharapkan 1) Identifikasi area
tingkat cedera menurun lingkungan yang
L.14136 berpotensi menyebaban
Dengan kriteria hasil : cedera
1) Toleransi aktivitas 2) Identifikasi obat yang
meningkat berpotensi meyebabkan
2) Toleransi makanan cedera
meningkat 3) Sediahkan
3) Kejadian cedera menurun penceahayaan yang
4) Ketegangan otot menurun memadai
5) Fraktur menurun 4) Sediahkan alas kaki
6) Tekanan darah membaik antiselip
7) Frekuensi nadi membaik 5) Pastikan barang-barang
8) Frekuensi nafas membaik pribadi mudah dijangau
6) Diskusikan mengenai
latihan
7) Dan terapi fisik yang
diperlukan
8) Tingkatkan frekuensi
observasi dan
pengawasan pasien
9) Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jauh ke pasien dan
keluarga
5. Resiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan I.03098
cairan berhubungan dengan keperawatan diharapkan 1) Monitor status hidrasi

defusi intestinal keseimbangan cairan 2) Monitor berat badan


meningkat L.03020 haraian
Dengan kriteria hasil : 3) Catat intake-output dan
1) Asupan cairan meningkat hitung balans cairan 24
2) Membrane mukosa lembab jam
3) Asupan makanan 4) Berikan asupan cairan
meningkat 5) Berikan cairan
4) Edema menurun intravena
5) Asites menurun 6) Kolaborasi pemberian
6) Tekanan darah membaik deuretik
7) Frekuensi nadi membaik
DAFTAR PUSTAKA

Apriani Puji Astuti. (2019). Hipertensi. Lakeisha. Jawa Tengah


DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Jagakarsa, Jakarta Selatan.
DPP PPNI. (2017). Standar Luaran keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
DPP PPNI. (2017). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Muhammad Ridawan. (2017). Mengenal,Mencegah,Mengatasi Silent
Killer,”HIPERTENSI”. Romawi Pustaka, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai