Nim : 18.20,2925
Prodi s1 keperawatan
1
LAPORAN PENDAHULUAN PADA HIPERTENSI
2
menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan
jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi
pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe
mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke dalam
limfenya yang dikeluarkan melalui dinding kapiler halus untuk
membersihkan jaringan. Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi
bagian sistem peredaran. Denyut arteri adalah suatu gelombang yang
teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung. Denyut ini
mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas tulang temporal atau
arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut jantung
dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan,
pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan
siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali
per menit.
3
arteri pada puncaknya sekitar 120 mmHg tekanan ini disebut tekanan
stroke. Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami distensi sehingga
tekanan didalamnya turun sedikit. Pada saat diastole ventrikel, tekanan
aorta cenderung menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan ini dalam
pemeriksaan disebut dengan tekanan diastole.
Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari
pembuluh darah. Darah dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri
kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler, dalam arteri
kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler. Faktor lain yang
membantu aliran darah ke jantung maupun gerakan otot kerangka
mengeluarkan tekanan diatas vena, gerakan yang dihasilkan
pernafasan dengan naik turunnya diafragma yang bekerja sebagai
pemompa, isapan yang dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu
diastole menarik darah dari vena dan tekanan darah arterial mendorong
darah maju. Perubahan tekanan nadi di pengaruhi oleh faktor yang
mempengaruhi tekanan darah, misalnya pengaruh usia dan penyakit
arteriosklerosis. Pada keadaan arteriosklerosis, olasitias pembuluh
darah kurang bahkan menghilang sama sekali, sehingga tekanan nadi
meningkat.
Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi
(perifer) yang dekat dengan permukaan bagian dalam dinding arteri
adalah sama, aliran bersifat sejajar yang konsentris dengan arah yang
sama jika dijumpai suatu aliran darah dalam arteri yang mengarah ke
segala jurusan sehingga memberikan gambaran aliran yang yang tidak
lancar. Keadaan dapat terjadi pada darah yang mengatur melalui
bagian pembuluh darah yang mengalami sumbatan atau vasokonstriksi.
(Drs_H.Syaifuddin. 2006 : h 130)
C. Etiologi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang
memerlukan penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti umur, obesitas,
asupan garam yang tinggi adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.
4
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan,
yaitu :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar
95% kasus banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis. Dalam
defekekstesi Na peningkatan Na dan Ca intra selular dan faktor-
faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol,
merokok, serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5%
kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan
esterogen, penyakit ginjal. Hipertensi vascular renal dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
(Arif Manjoer. 2001 : h 518)
5
D. Pathway
E. Patofisiologi
Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang terjadi adalah
difusi (konsentik). Pada masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri.
Pada stadium selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi
menjadi tak teratur dan akhirnya akibat terbatasnya aliran darah
koroner menjadi eksentrik, berkurangnya rasio antara masa dan
volume jantung akibat peningkatan volume diastolik akhir adalah khas
pada jantung dengan hipertrofi eksentrik. Hal ini diperlihatkan sebagai
6
penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksieleksi)
penigkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistolik peningkatan
konsumsi oksigen ke otot jantung serta penurunan efek-efek mekanik
pompa jantung. Diperburuk lagi bila disertai dengan penyakit dalam
jantung koroner.
Walaupun tekanan perkusi koroner meningkat, tahanan
pembuluh darah koroner juga meningkat sehingga cadangan aliran
darah koroner berkurang. Perubahan hemodinamik sirkulasi koroner
pada hipertensi berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot
jantung.
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah
koroner yaitu :
1. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi otot polar
dalam resitensi seluruh badan. Kemudian terjadi valensi garam
dan air mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh ini
dan meningkatnya tahanan perifer.
2. Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan
kapiler per unit otot jantung bila timbul hipertrofi menjadi faktor
utama pada stadium lanjut dan gambaran hemodinamik ini
Jadi faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat
penyakit meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama
dari gangguan aktivitas mekanik ventrikel kiri. (Arif Manjoer. 2001 : h
441)
7
disertai hipertomia pada stadium, selanjutnya mekanisme kopensasi
pada otot jantung berupa hiperpeuti. (Arir Mansjoer. 2001 : h 442)
Gambaran klinis seperti sakit kepala adalah serta gejala
gangguan fungsi distolik dan peningkatan tekanan pengsien ventrikel
walaupun fungsi distolik masih normal, bila berkembang terus terjadi
hipertensi eksentri dan akhirnya menjadi dilarasi ventrikel kemudian
gejala banyak datang. Stadium ini kadang kala disertai dengan
sirkulasi ada cadangan aliran darah ovoner dan makin membentuk
kelainan fungsi mekanik/pompa jantung yang selektif. (Mansjor,
2001 : h 442)
1. Mengeluh sakit kepala, pusing
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak napas
4. gelisah
5. mual
6. Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun
G. Komplikasi
Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain masa
berupa pendarahan vetria, bahkan gangguan pada penglihatan sampai
kebutaan, gagal jantung, pecahnya darah otak. (Arif Mansjoer, 2001)
H. Penatalaksanaan
Pengobatan dirujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi
normal, pengobatan jantung karena hipertensi, mengurangi morbilitas
dan moralitas terhadap penyakit kardiovascular dan menurunkan faktor
resiko terhadap penyakit kardiovascular semaksimal mungkin.
Untuk menurunkan tekanan darah, dapat ditujukan 3 faktor
fisiologis yaitu : menurunkan isi cairan intravascular dan non darah
dengan neolistik menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan
8
respon kardiovascular terhadap rangsangan tahanan perifer dengan
obat vasediator. (Arif Manjoer, 2001).
I. Pencegahan
1. Berhenti merokok secara total dan tidak mengkonsumsi alkohol
2. Melakukan antisipasi fisik secara teratur atau berolahraga secara
teratur dapat mengurangi ketegangan pikiran (stress) membantu
menurunkan berat badan, dapat membakar lemak yang berlebihan.
3. Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat
badan harus segera di kurangi)
4. Latihan olahraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan
bersepeda paling sedikit 7 kali dalam seminggu.
5. Memperbanyak minum air putih, minum 8- 10 gelas/ hari.
6. Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi
seseorang yang memiliki riwayat penderita hipertensi.
7. Menjalani gaya hidup yang wajar mempelajari cara yang tepat
untuk mengendalikan stress.
(Bambang Sadewo, 2004)
J. Pengobatan
Jenis-jenis pengobatan
1. Anti hipertensi non Farmokologis
a. Tindakan pengobatan supparat, sesuai anjuran dari natural
cammitoe dictation evalution treatmori of high blood preasure
b. Tumpukan berat badan obesitas
c. Konsumsi garam dapur
d. Kurangi alkohol
e. Menghentikan merokok
f. Olahraga teratur
g. Diet rendah lemak penuh
h. Pemberian kalium dalam bentuk makanan sayur dan buah
2. Obat anti hipertensi
9
a. Dioverika, pelancar kencing yang diterapkan kurangin volume
input
b. Penyakit beta (B.Blocker)
c. Antoganis kalsium
d. Lanbi ACE (Anti Canvertity Enzyine)
e. Obat penyekar ben
f. Vasodilatov (Arif Mansjoer, 2001, 522)
3. Perubahan gaya hidup
Dilain pihak gaya hidup yang baik untuk menghindari
terjangkitnya penyakit hipertensi dan berbagai penyakit digeneratif
lainnya.
a. Mengurangi konsumsi garam
b. Melakukan olahraga secara teratur dan dinamik
c. Membiasakan bersikap dinamik seperti memilih
menggunakan tangga dari pada limfa
d. Menghentikan kebiasaan merokok
e. Menjaga kestabilan BB
f. Menjauhkan dan menghindari stress dengan pendalaman
angka sebagai salah satu upayanya.
K. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum melakukan
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor lain
atau mencari penyebab hipertensi, biasanya diperiksa unaralis darah
perifer lengkap kemih darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah
puasa, kolestrol total, kolestrol HDI, dan EKG).
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens
kreatinin protein urine 24 jam, asam urat, kolestrol LDL, TSH dan
ekokardiografi. (Mansjoer Arif,2000 : 49)
10
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. N
DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI
DI RSUD BANJARMASIN
I. BIODATA
A. Identitas klien
Nama : Ny. N
Umur : 42 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / bangsa : Banjar/Indonesia
Status marital : Menikah
Pendidikan / pekerjaan : Ibu rumah tangga
Bahasa yang digunakan : Banjar
Alamat lengkap : Banjarmasin
Kiriman dari : Datang Sendiri
Tanggal MRS : 14-10-2019 jam : 08.20
Tanggal pengkajian : 14-10-2019 jam : 15.00
No. register : 0557xx
11
B. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada kepala
1. Provocative/palliative
Klien merasa nyeri kepala disebabkan hipertensi yang diakibatkan oleh
memakan makanan yang tinggi Natrium (garam)
2. Quality/Quantity
Nyeri seperti ditusuk-tusuk.
3. Regional
Klien merasa nyeri pada bagian kepala sampai tekuk leher
4. Severity scale
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan klien dengan skala nyeri 3
(berat)
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
3 = nyeri berat
4 = nyeri sangat berat
5. Timming
Nyeri timbul terasa secara terus menerus.
12
C. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien ada yang mempunyai penyakit yang sama seperti
diderita klien yaitu ayah klien dan tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti HT dan DM.
D. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Tinggal serumah
13
Di rumah sakit : Klien hanya makan 2-3 sendok dari porsi yang
ada dengan menu bubur TKTP tidak
menggunakan alat bantu makan NGT
2. Minum
Di rumah : Klien biasanya minum 5-6 gelas perhari, jenis
minuman air putih
Di rumah sakit : Klien susah untuk tidur siang dan pada malam
haripun klien hanya bisa tidur sebentar ± 2 jam
dikarenakan nyeri yang dideritanya
C. Kebersihan diri
Di rumah : Klien mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari, cuci
rambut 2-3x seminggu dan memotong rambut
apabila sudah terasa panjang
Di rumah sakit : Klien sangat sulit untuk mandi, sikat gigi, cuci
rambut. Klien hanya bisa cuci muka dan kumur-
kumur itupun dibantu oleh keluarga
14
2. BAK
Di rumah : Klien BAK > 3x sehari, warna kuning jernih dan
bau pesing
Di rumah sakit : Klien BAK > 6x sehari, warna kuning jernih dan
bau pesing tidak menggunakan alat bantu kateter
E. Aktivitas
Di rumah : Klien biasanya dari pagi sampai sore menjaga
warung kios yang ada didepan rumahnya
F. Rekreasi
Di rumah : Klien menghibur dirinya dengan menonton
televise dan mendengarkan radio
V. PSIKOSOSIAL
A. Psikologis
Klien terlihat tenang walaupun terkadang sering meringis kesakitan
karena nyeri yang dirasakannya seperti ditusuk-tusuk.
B. Sosial
Hubungan klien dengan keluarga terlihat baik, terlihat dari banyaknya
keluarga yang menjenguk dan menjaga klien selama dirawat di rumah
sakit. Klien juga dapat berkomunikasi dengan baik terhadap perawat dan
dokter.
C. Spiritual
Klien beragama islam selama dirawat di rumah sakit klien nampak
tidak pernah shalat, klien hanya bisa berdo’a.
15
VI. PEMERIKSAAN FISIK
II. Keadaan umum
Keadaan umum klien tampak lemah
GCS : E4 V5 M6
R : 20 x/menit
N : 100 x/menit
T : 35,4oC
Gol. darah :-
2. Rambut
Bentuk rambut sedikit bergelombang, warna hitam dan nampak
rapi.
3. Mata (penglihatan)
Ketajaman penglihatan baik, bentuk simetris, sclera tidak ikterik,
konjungtiva tidak anemis, tidak menggunakan alat bantu seperti
kacamata.
4. Telinga (pendengaran)
16
Fungsi pendengaran klien baik karena dapat menjawab semua
pertanyaan yang diberikan, bentuk dan posisi telinga simetris,
ketajaman pendengaran baik, tidak ada serumen dan cairan yang
keluar, tidak ada perdarahan dan peradangan, klien tidak menggunakan
alat bantu.
5. Hidung (penciuman)
Fungsi penciuman baik dapat membedakan bau-bau seperti minyak
kayu putih dan lainnya, struktur hidung simetris, tidak ada cairan yang
keluar dan tidak ada peradangan serta perdarahan pada hidung klien.
7. Leher
Leher simetris kiri dan kanan, gerak normal tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid.
9. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak tampak ada luka
17
10. Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan dan tidak menggunakan kateter.
12. Integumen
Turgor kulit baik dapat kembali kurang dari 2 detik, kebersihan
baik, kulit teraba hangat.
Basofil 0 0-1%
Eusinofil 0 1-3%
Neutrofil 80 50-70%
Limfosit 15 25-35%
Monosit 5 4-6%
MCV 80 80-96 fi
MCH 26 27-31 pg
18
MCHC 33 32-36 gr/dl
KIMIA DARAH
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 0 1-3%
Neutrofil 85 50-70%
Limfosit 11 25-35%
Monosit 4 4-6%
MCV 80 80-96 fi
MCH 26 27-31 pg
19
RDW CV 16 < 15,0%
VIII. PENGOBATAN
Senin 14 Oktober 2019
Inf. NS 20 tetes/menit
Amplodipine 1x 10 mg PO
Captopril 3x25 mg PO
Inf. D5 : NS
20
Inf.D5:NS
Paracetamol 4x500 mg
21
badan terasa lemas,denyut jantung capat dan tekanan
darah naik 170/80 mmHg dan nyeri tersebut nyeri
berat tetapi dapat dikontrol oleh klien.
DO:
N:100x/menit T:35,4OC
-Inf.NS 20 tpm
22
15.00 -klien hanya terlihat berbaring ditempat tidur saja
wita
-skala aktivitas 2(dibantu orang lain)
keterangan
0: mandiri
1:dibantu alat
4:ketergantungan total
-inf.ns 20 tpm
X.DAFTAR MASALAH
No Diagnosa keperawatan Tanggal muncul
23
tetapi dapat dikontrol oleh klien.
DO:
N:100x/menit T:35,4OC
4-6:nyeri sedang
7-9:nyeri berat
-Inf.NS 20 tpm
2.
14 oktober 2019
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
DO:
24
-klien mengalami mual dan muntah
3 -Inf.NS 20 tpm
14 oktober 2019
DO:
keterangan
0: mandiri
1:dibantu alat
4:ketergantungan total
-inf.ns 20 tpm
X. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO HARI/T D TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL PARAF
GL/JA X KH
M KE
P
25
15.00 dalam waktu 3x 3.Pertahankan tirah nyeri
shif,dengan baring
3.Meningkatkan
KH :
4.Berikan lingkungan relaksasi
-mampu yang aman dan tenang
4.Menurunkan stress
mengontrol
5.Kaji TTV
nyeri 5.Mengetahui TTV
6.Kolaborasi dalam
-skala nyeri
pemberian obat sesuai
berkurang
dengan resep dokter
-status
kenyamanan
meningkat
mual muntah
berkurang
-klien dapat
menghabiskan
porsi yang
disediakan
26
rumah sakit
-skala aktivitas
mencapai 0
(mandiri)
27
aman dan tenang mengurangi nyeri
dengan memakan
5.Mengkaji TTV
16.20 mentimun dan
TD:170/100 mmHg meminum obat
amplodipine.
N:100x/menit
Q:nyeri dirasakan
RR: 20x/menit
dikepala terasa pening
T: 35,4 oC dan seluruh badan
terasa lemas,denyut
jantung capat dan
6.Berkolaborasi tekanan darah naik
16.30
dalam pemberian 170/80 mmHg dan
obat sesuai dengan nyeri tersebut nyeri
resep dokter berat tetapi dapat
dikontrol oleh klien.
-Inf.NS 20 tpm
R:nyeri dirasakan
-Amplodipine 1x10
dibagian kepala karena
mg
terasa pusing dan
-Captropril 3x 25 mg merambat kebaggian
tengkuk
-Antrain inj/12 jam
S:klien tampak meringis
dan memegang
kepalanya.Skala nyeri
klien adalah nyeri berat
(skala 8)
O:
28
kesakitan
-TTV:
-Inf.NS 20 tpm
A:masalah belum
teratasi
P:intervensi dilanjutkan
1-6
1.Kaji skala nyeri
3.Pertahankan tirah
baring
4.Berikan lingkungan
yang aman dan tenang
5.Kaji TTV
6.Kolaborasi dalam
pemberian obat sesuai
dengan resep dokter
29
sering nafsu makan
16.40
2.Memberikan O:
makanan yang
-klien hanya makan 1/3
bervariasi
16.45 porsi dari yang
3.Menganjurkan disediakan
kebersihan oral
-klien tampak lemah
sebelum makan
16.50 -klien mengalami mual
4.Memberikan
dan muntah
makanan selagi
hangat -Inf.NS 20 tpm
A:Masalah belum
teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
1-4
1.Berikan makanan
sedikit tapi sering
2.Berikan makanan
yang bervariasi
3.Anjurkan kebersihan
oral sebelum makan
30
melakukan aktivitas saja
0: mandiri
1:dibantu alat
4:ketergantungan total
-inf.ns 20 tpm
A:Masalah belum
teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
1-4
1. kaji respon pasien
terhadap aktivitas
3.berikan dorongan
untuk melakukan
aktivitas
4.berikan bantuan
sesuai kebutuhan
1 Selasa 09.00 1.Mengkaji skala Jam : 13.00 WITA
15 oktober I nyeri S:klien mengatakan
31
2019 2.Mengatur posisi nyeri kepala sudah
09.05 senyaman mungkin mulai berkurang
P:nyeri kepala
3.Mempertahankan
09.10 disebabkan karena
tirah baring
bangun dari tempat
4.Memberikan tidur.Usaha yang
09.15 lingkungan yang dilakukan dengan
aman dan tenang mengatur posisi
senyaman mungkin.
5.Mengkaji TTV
09.20 Q:nyeri dirasakan
TD:170/100 mmHg dikepala terasa pening
dan seluruh badan
N:100x/menit
terasa lemah,tekanan
RR: 20x/menit darah 100/80 mmHg
R:nyeri tersebut seperti
T: 35,4 oC
perih dibagian kepala
S:klien tampak meringis
dan tampak memegangi
6.Berkolaborasi
09.30 kepalanya.Skala nyeri
dalam pemberian
3(Skala nyeri ringan )
obat sesuai dengan
T:nyeri timbul jika klien
resep dokter
bangun dari tempat
-Inf.NS 20 tpm tidur
O:
-Amplodipine 1x10
-k/u klien lemah
mg
-skala nyeri 3 (ringan)
-Captrofil 3x 25 mg TTV:TD:100/80 mmHg
32
P:Intervensi dilanjutkan
1-6
1.Kaji skala nyeri
3.Pertahankan tirah
baring
4.Berikan lingkungan
yang aman dan tenang
5.Kaji TTV
6.Kolaborasi dalam
pemberian obat sesuai
dengan resep dokter
33
sedikit tapi sering
2.berikan makanan
yang bervariasi
3.anjurkan kebersihan
oral sebelum makan
4.berikan makanan
selagi hangat
34
terhadap aktivitas
3.berikan dorongan
untuk melakukan
aktivitas
4.berikan bantuan
sesuai kebutuhan
1 Rabu 16 21.00 1.Mengkaji skala Jam : 06.30 (kamis)
oktober I nyeri S:klien mengatakan
2019 nyeri kepala mulai nyeri
2.Mengatur posisi
21.05 kembali
senyaman mungkin
P: nyeri kepala
21.10 3.Mempertahankan disebabkan karena
tirah baring bangun dari tempat
tidur. Usaha yang
4.Memberikan
21.15 dilakukan mengatur
lingkungan yang
posisi senyaman
aman dan tenang
mungkin.
21.20 5.Mengkaji TTV Q: nyeri dirasakan di
kepala dan seluruh
TD:150/90 mmHg
badan lemah, tekanan
N:103x/menit darah 150/90 mmHg
R: nyeri tersebut
RR: 21x/menit
seperti tertekan di
o
T: 36,7 C bagian kepala
S: klien tampak
meringis dan
21.25 6.Berkolaborasi memegang kepalanya.
dalam pemberian Skala nyeri 5 (nyeri
obat sesuai dengan sedang)
35
resep dokter T: nyeri timbul jika
klien bangun dari
- Inf. NS 20 tpm
tempat tidur
O:
- keadaan klien sedikit
lemah
¬ skala nyeri 5 (sedang)
¬ TTV:
TD : 150/90 mmHg
N : 103 x/menit
RR : 21 x/menit
T : 36,7oC
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi dihentikan,
dilanjutkan perawat lain
2 Rabu 16 21.35 1.Memberikan Jam : 06.30 (kamis)
oktober II makanan sedikit tapi S: klien mengatakan
2019 sering nafsu makan berangsur
membaik
2.Memberikan
21.40 O:
makanan yang
- k/u klien sedang
bervariasi
- klien menghabiskan ½
21.45 3.Menganjurkan dari porsi yang di
kebersihan oral sediakan
sebelum makan - mual muntah
berkurang
4.Memberikan
21.50 A: masalah teratasi
makanan selagi
sebagian
hangat
P: intervensi dihentikan,
dilanjutkan perawat lain
3 Rabu 16 21.55 1.Mengkaji respon Jam : 06.30 (kamis)
oktober III pasien terhadap S: klien mengatakan
36
2019 aktivitas dapat melakukan
aktivitas dengan sedikit
2.Mengubah posisi
22.00 bantuan
dengan sering
O:
22.05 3.Memberikan - klien berbaring dan
dorongan untuk kadang-kadang duduk
melakukan aktivitas - skala aktivitas 2
(dibantu orang lain)
4.Memberikan
0 : mandiri
bantuan sesuai
22.10 1: dibantu alat
kebutuhan
2: dibantu orang lain
3: dibantu alat dan
orang lain
4: ketergantungan total
A: masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dihentikan,
dilanjutkan perawat
lain.
37
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan
masyarakat yang mana dapat dihadapi baik itu beberapa negara yang ada
didunia maupun di indonesia.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan
memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula
merah/putih,bawang(merah /putih),jahe,kencur dan bumbu lain yang tidak
asin atau mengandung sedikit garam natrium.Makanan dapat ditumis
untuk memperbaiki rasa..Membubuhkan garam saat diatas meja makan
dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang
berlebih.Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan
penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok the per hari.
38
DAFTAR PUSTAKA
39