Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan
emosional yang optimal dan seseorang dan perkembangan tersebut berjalan selaras dengan
keadaan orang lain. Menurut WHO (1947), yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang
lengkap, meliputi : kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari
enyakit atau kelemahan. Dalam konsep sehat WHO tersebut diharapkan adanya
keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan makhluk hidup lain dengan
lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari konsep WHO tersebut, maka yang dikatakan
manusia sehat adalah : tidak sakit, tidak cacat, tidak lemah, bahagia secara rohani, sejahtera
secara sosial, dan fit secara jasmani. Hal tersebut di atas sangat ideal dan sulit untuk
dikendalikan. Sakit adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala
sakit secara subjektif dan objektif, sehingga penderita tersebut memerlukan pengobatan
untuk mengembalikan dirinya ke keadaan sehat (Iqbal, 2009).
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systole
mengalami kenaikan yang melebihi batas normal tekanan systole diatas 140 mmHg, diastole
90 mmHg. Berdasarkan tinggi rendahnya diastolic maka dapat beberapa gradasi tekanan
darah tinggi, meliputi : hipertensi berat apabila diastole lebih besar dari 130 mmHg,
hipertensi sedang apabila tekanan diastole 105 sampai 129 mmHg, Hipertensi ringan apabila
tekanan diastole 90 sampai 104 mmHg, dan hipertensi bordeline bila tekanan darah yang
normal dan tak terdapat kelainan organ-organ, dan hipertensi maligna adalah tekanan
diastole lebih dari 120 mmHg, hipertensi sistolik apabila tekanan darah systole melebihi 10
mmHg, nilai normal WHO 120/80 sampai 140/90. Disertai dengan kelainan organ-organ
meliputi : pupil, eodema, gagal ginjal, enchotalopasi (Murwani, 2011).
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskuler yang
merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penyakit hipertensi dan penyakit
kerdiovaskuler masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya
hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat serta mahalnya biaya pengobatan

Hipertensi | 1
hipertensi. Saat ini banyak penderita hipertensi tidak patu melakukan diet hipertensi.
(Rosyid, 2011).
Penyakit hipertensi mendapat perhatian karena di negara maju penyakit tersebut telah
menjadi keprihatinan tersendiri. Berdasarkan dana Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memperlihatkan yang menderita hipertensi mencapai 50 persen sedangkan yang diketahui
dan mendapatkan pengobatan hanya 25 persen dari 12,5 persen yang terobati dengan baik.
Prevalensi hipertensi di Indonesia tercatat mencapai 31,7 persen dari populasi pada usia 18
tahun keatas dan dari jumlah tersebut 60 persen penderita hipertensi akan menderita stroke,
sementara sisanya akan mengalami gangguan jantung, gagal ginjal dan kebutaan (Tofik,
2013).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara
orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang, laki-laki atau
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,
dan tinggal alam sebuah rumah tangga (Suprajitno, 2004). Sesuai dengan fungsi
pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan. Kemudian membagi lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan
yang harus dilakukan, yaitu : mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya dengan
perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka dapat mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat bagi keluarga (Setiadi, 2008).
Tugas tersebut merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara kelurga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka
segera dikurangi atau bahkan tertasi. Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila
keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan tindakan lanjut agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Memepertahankan suasana dirumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga dengan
hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang ada (Setiadi, 2008).

Hipertensi | 2
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi di Desa Tanggungkamat Kecamata Ploso
Kabupaten Jombang.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Tn.D dengan Hipertensi pada Keluarga
Tn.D di Desa Tanggungkramat Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang.
Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.D dengan Hipertensi pada keluarga
Tn.D
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.D dengan Hipertensi
pada keluarga Tn.D
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn.D dengan Hipertensi
pada keluarga Tn.D
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn.D dengan Hipertensi pada keluarga
Tn.D
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.D dengan Hipertensi pada keluarga Tn.D

1.3 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Hasil penelitian membuat pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan berkaitan dengan pasien pasien Hipertensi.
2. Bagi Insitusi
a. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan
khususnya berkaitan dengan pasien Hipertensi.
b. Bagi pendidikan
Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
keperawatan, khususnya pada klien dengan Hipertensi sehingga menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
BAB II

Hipertensi | 3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Konsep Keluarga


1. Definisi keluarga menurut Wahid Iqbal Mubarak dkk ( 2006 ).
Pengetian keluarga menurut beberapa ahli yaitu :
a. Menurut Duval, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan memperthankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social
dari tiap anggota.
b. Menurut WHO ( 1969 ), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
c. Menurut Bergess ( 1962 ), keluarga adalah ;
1. Terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan /
hubungan sedarah atau hasil adopsi.
2. Anggota tinggal bersama dalam satu rumah.
3. Anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran social.
4. Mempunyai kebiasaan / kebudayaan yang berasal dari masyarakat tetapi
mempunyai keunikan tersendiri.
d. Menurut Helvie ( 1981 ) keluarga adalah sekompok manusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
e. Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1989 ) keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain, dan didalam perangnya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
budaya.
f. Menurut Departemen Kesehatan R.I ( 1998 ) keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal disuatu atap dalam keadaan saling bergantungan.
Dari pengertian tersebut diatas menunjukkan keluarga maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik keluarga adalah :

Hipertensi | 4
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing masing mempunyai peran
social suami, istri, anak, kakak dan adik.
d. Mempunyai tujuan yaitu : menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social anggota.
2.2 Struktur keluarga
a. Struktur keluarga ada bermacam macam di antaranya adalah :
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dan sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri
b. Struktur peran.
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri / suami atau anak.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pada perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah

Hipertensi | 5
Ayah sebagai suami dari isteri dan anak anaknya, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya serta anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu
Sebagai isteri dan ibu dari anak anaknya. Ibu merupakan peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak - anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Peranan anak
Anak anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual (Nasrul Effendy, 1998 ).
c. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan adalah kemampuan, baik kemampuan potensial maupun aktual dari seorang
individu untuk mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkah laku seseorang. Tipe
struktur kekuatan yaitu legitimate pawer authority, refent power, effectif power.
d. Nilai nilai keluarga
Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak
mempersatukan anggota keluarga dalam suatu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan norma.
Nilai keluarga adalah sebagai suatu sistem ide, sikap dan kepercayaan tentang nilai suatu
keseluruhan atau konsep yang secara sadar maupun tidak sadar, mengikat bersama sama
seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya lazim. ( Marilyn M. Friedman, 1998, hal
325 ).
2.3 Tipe / bentuk keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
anak
b. Keluarga besar (Extanded Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan saudara, sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.

Hipertensi | 6
d. Keluarga duda / janda (single family), keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga. (Nasrul Effendy, 1998, hal 33 - 34 ).
2.4 Fungsi keluarga
a. Fungsi efektif
Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
efektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari suatu anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi efektif adalah
1. Saling mengasuh cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antara
anggota keluarga.
2. Saling menghargai.
3. Ikatan dan identifikasi.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi ini dimulai
sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, dimana
anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma norma budaya dan perilaku
melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga befungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan yaitu mencegah
terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dinilai dari tugas
kesehatan keluarga yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Hipertensi | 7
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.
d. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit
terkontrol
e. Fungsi ekonomi
1. Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga,
seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung ( ekonomi ).
2. Pengaturan pengunaan, penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak - anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
f. Fungsi pendidikan
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan memberi
prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya dalam sebagai orang dewasa.
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat tingkat perkembangannya.
Dari berbagai fungsi diatas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluargannya, adalah :
a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
dengan usia kebutuhannya.
b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatnya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak anak yang sehat
baik fisik, mental, sosial dan spritual.
c. Asah, adalah memenuhi kebutuhan anak , sehingga siap menjadi manusia dewasa yang
mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
2.5 Tahap tahap perkembangan keluarga
Tahap tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga

Hipertensi | 8
b. Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
c. Tahap menjelang kelahiran anak.
d. Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai
e. generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga merupakan saat
yang sangat yang dinantikan.
f. Tahap menghadapi bayi.
g. Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan mendirikan kasih sayang kepada anak,
karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada orang tuannya. Dan
kondisinya masih sangat lama.
h. Tahap menghadapi anak pra sekolah.
i. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul
dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena, tidak
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitive
terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma
norma kehidupan, norma norma agama, norma norma sosial budaya dan sebagainya.
j. Tahap menghadapi anak sekolah
k. Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol
tugas tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak
l. Tahap menghadapi anak remaja
m. Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua
orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua
dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
n. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
o. Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka
tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya
yang sesungguhnya dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
p. Tahap berdua kembali

Hipertensi | 9
q. Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri sendiri, tinggallah suami
istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat
menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
r. Tahap masa tua.
s. Tahap ini masuk kedalam tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini (Nasrul Effendy, 1998 )
2.6 Tinjauan Umum Tentang Konsep asuhan Keperawatan Keluarga
1. Defenisi
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana / penyalur, (Salvicion G. Bailon
dan Aracelis Maglaya, 1978).
2. Tujuan perawatan kesehatan keluarga
a. Tujuan umum.
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan.
b. Tujuan khusus.
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dihadapi oleh keluarga.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan
dasar dalam keluarga.
3. Meningaktkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan para anggotannya.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya.
5. Meningakatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
3. Peranan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga,ada beberapa peranan yang
dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah :
a. Pemberian asuhan perawatan dan kebutuhan kesehatan keluarga.

Hipertensi | 10
b. Pengenal / pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
c. Coordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.
d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat dengan
mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu
mencarikan jalan pemecahannya.
e. Pendidikan kesehatan, peran dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.
f. Penyuluhan dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga.
4. Hambatan hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan masalah kesehatan
keluarga.Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga adalah :
a. Hambatan dari keluarga :
1) Keadaan ekonomi keluarga yang rendah..
2) Keterbatasan sumber sumber daya keluarga (keuangan, sarana, dan prasarana).
3) Kebiasaan kebiasaan yang melekat.
b. Hambatan dari perawat.
1. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi seperti : transportasi.
2. Kondisi alam (geografis yang sulit).
3. Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa).
4. Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga
5. Prinsip prinsip perawatan keluarga
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, adalah :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
b. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran
serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan maslah dan kebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya.

Hipertensi | 11
e. Lebih mengutamakan kegiatan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, memamfaatkan sumber
daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
perawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar / perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
6. Langkah langkah dalam perawatan kesehatan keluarga.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa langka yang
harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut :
a. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara :
1. Mengadakan kontak dengan keluarga.
2. Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan mereka.
3. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan - kebutuhan
kesehatan yang dirasakan keluarga.
4. Membina komunikasi dua arah dengan keluarga
b. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.
c. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah masalah kesehatan dan
perawatan keluarga.
d. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah kesehatan
keluarga :
1) Ancaman kesehatan
2) Keadaan sakit atau kurang sehat.
3) Situasi krisis.
e. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan
tugas tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Hipertensi | 12
f. Menentukan / menyusun asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan keluarga,
dengan mempertimbangkan :
1) Sifat masalah
2) Kemungkinan masalah untuk diubah
3) Potensi menghindari masalah
4) Persepsi keluarga terhadap masalah.
g. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan keluarga sesuai
dengan urutan prioritas :
1) Menentukan tujuan yang realistis
2) Merencanakan pendekatan dan tindakan
3) Menyusun standar dan kriteria evaluasi.
h. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang
disusun.
i. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan.
j. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi dan
merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
7. Proses keperawatan kesehatan keluarga
Proses keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan menuju pada pencapaian
tujuan keluarga. Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses pemecahan
masalah yang sistematis yang digunakan ketika bekerja pada keluarga sebagai suatu
system.
Tahap tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan sama lainnya dan bersifat
dinamis, dan disusun secara sistematis untuk mengambarkan perkembangan diri tahap
yang satu ke tahap yang lain, dengan tahap tahap sebagai berikut :
a. Pengkajian ( assessment ).
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur
keadaan klien ( keluarga ) dengan memakai norma norma kesehatan keluarga
maupun sosial, yang merupakan system yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga
untuk mengatasinya, dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan,
suatu ukuran atau suatu penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan
norma norma yang diambil dari kepercayaan, nilai nilai, prinsip prinsip, aturan

Hipertensi | 13
aturan, harapan harapan, teori teori, konsep konsep yang berkaitan dengan
permasalahan,
Yang termasuk dalam tahap ini adalah :
a) Pengumpulan data
b) Analisa data
c) Perumusan masalah
d) Prioritas masalah
e) Menegakkan diagnosa keperawatan.
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
1. Wawancara : yang berkaitan dengan hal hal yang perlu diketahui, baik
aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan
sebagainnya.
2. Pengamatan : pengamatan terhadap hal hal yang tidak perlu ditanyakan,
karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang
berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan,
kebersihan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi : studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak,
diantaranya melalui Kartu Menuju Sehat ( KMS ), kartu keluarga dan catatan
catatan kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dan keperawatan berkaitan dengan keadaan fisik misalnya
: kehamilan, kelainan organ tubuh dan tanda tanda penyakit.
5. Data data yang perlu dikumpulkan meliputi hal hal sebagai berikut
a). Identitas keluarga.
b). Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang sudah
dialami.
c). Anggota keluarga.
d). Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada.
e). Keadaan keluarga meliputi :
1) Biologis

Hipertensi | 14
2) Psikologis.
3) Social.
4) Kultural.
5) Spiritual.
6) Linkungan.
7) Dan data penunjan lainnya.
2) Analisa data
Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
a. Keadaan kesehatan keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga,
meliputi :
1) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga dan sebagainya.
2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.
3) Keadaan gizi anggota keluarga.
4) Status imunisasi anggota keluarga
5) Kehamilan dan keluarga berencana
b. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :
1) Rumah, meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah
dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan sebagainya.
2) Sumber air minum.
3) Jamban keluarga
4) Tempat pembuanga air limbah
5) Pemamfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya
c. Karakteristik keluarga :
1) Sifat sifat keluarga
2) Dinamika dalam keluarga
3) Komunikasi dalam keluarga
4) Interaksi antar anggota keluarga
5) Kesanggupan anggota keluarga dalam membawa perkembangan anggota
keluarga
6) Kebiasaan dan nilai nilai yang berlaku dalam keluarga

Hipertensi | 15
3) Perumusan masalah
Diambil sesuai dengan penganalisa praktek lapangan yang didasarkan kepada
analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam
menganalisa sebelum mengembil keputusan.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, seorang
perawat selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan
serta berbagai alasan dan ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
4) Tipologi masalah kesehatan dan keperawatan.
a) Ancaman kesehatan : adalah keadaan keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan. Yang termasuk ancaman kesehatan, adalah :
1) Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes mellitus dan
sebagainya.
2) Keluarga / anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti
TBC, gonore, hepatitis dan sebagainya.
3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan
dan sumber daya keluarga, seperti anak terlalu banyak sedangkan
penghasilan keluarga kecil.
4) Risiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam
diletakkan disembarangan, tangan rumah terlalu curam.
5) Kekurangan atau kelebihan gisi dari masing masing anggota keluarga.
6) Keadaan keadaan yang dapat menimbulkan stress, antara lain:
a) Hubungan keluarga yang tidak harmonis
b) Hubungan orang tua dan anak tegang
c) Orang tua yang tidak dewasa
7) Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya :
a) Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik
b) Tempat pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat.
c) Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum
d) Sekolah / tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat.

Hipertensi | 16
e) Kebisingan
f) Polusi udara
8) Kebiasaan kebiasaan yang merugikan kesehatan :
a) Merokok
b) Minum minuman keras
c) Tidak memakai alas kaki
d) Makan obat tanpa resep
e) Kebiasaan makan daging mentah
f) Hygiene personal kurang
9) Riwayat persalinan sulit
Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan
peranan ibu karena meninggal, anak laki laki memainkan peranan ayah
10) Imunisasi tidak lengkap
Kurang tidak sehat : adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
Yang termasuk didalamnya adalah :
a. Keadaan sakit. Apakah sesudah atau sebelum diagnosa.
b. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak
sesuai dengan pertumbuhan normal.
b) Situasi krisis : adalah saat saat yang banyak menuntut individu atau
keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya
keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :
1. Perkawinan
2. Kehamilan
3. Persalinan
4. Masa nifas
5. Menjadi orang tua
6. Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir
7. Abortus
8. Anak masuk sekolah
9. Anak remaja
10. Kehilangan pekerjaan

Hipertensi | 17
11. Kematian anggota keluarga
12. Pindah rumah
5) Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas tugas kesehatan dan
keperawatan
a. Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan keluarga berhubungan
dengan :
1. Kurang pengetahuan ketidaktahuan fakta
2. Rasa takut akibat masalah yang diketahui
3. Sikap dan falsafah hidup
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan
yang tepat berhubungan dengan :
1. Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
2. Masalah kesehatan begitu tidak menonjol
3. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang
pengetahuan, dan kurangnya sumber daya keluarga
4. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
5. Ketidakcocokan pendapat dari anggota anggota keluarga
6. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
7. Takut dari akibat tindakan
8. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
9. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
10. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
11. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan
c. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan
:
1. Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya : sifat, penyebab,
penyebaran, perjalanan penyakit gejala dan perawatanya serta
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan
3. Kurang tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

Hipertensi | 18
4. Tidak seimbang sumber sumber yang ada dalam keluarga, misalnya :
keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk
perawatan.
5. Sikap negatif terhadap yang sakit
6. Konflik individu dalam keluarga
7. Sikap dan pandangan hidup
8. Perilaku yang mementingkan diri sendiri
d. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, berhubungan dengan
1. Sumber sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung
jawab / wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
2. Kurang dapat melihat keuntungan dan mamfaat pemeliharaan lingkungan
rumah
3. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan konflik personal dalam
keluarga
4. Konflik personal dalam keluarga
5. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
6. Sikap dan pandangan hidup
7. Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak
ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai
masalah.
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara
kesehatan, berhubungan dengan :
1. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3. Kurang percaya terhadap, petugas kesehatan dan lembaga kesehatan.
4. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
5. Rasa takut pada akibat dari tindakan
6. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
7. Rasa asing dan tidak ada dukung dari masyarakat
8. Sikap dan falsafah hidup.

Hipertensi | 19
2.7 Diagnosa keperawatan pada tingkat keluarga.
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang paktor paktor yang
mempertahankan resnpons / tangapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang
diharapkan (Nasrul Effendy, 1998, hal 51).
Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawatan keluarga langkah selanjutnya
adalah menegakkan diagnosa keperawatan keluarga. Dalam menetapkan diagnosa
keperawatan keluarga dapat ditetapkan berdasarkan faktor risiko dan faktor potensial
terjadinya penyakit atau masalah masalah kesehatan keluarga, serta mempertimbangkan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya seperti yang telah diterangkan
di atas.
Prioritas masalah.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
1. Tidak mungkin masalah masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan
dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
2. Perlu mempertimbangkan masalah masalah yang dapat mengancam kehidupan
keluarga, seperti masalah penyakit.
3. Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang akan diberikan.
4. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
5. Sumber daya keluaga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan /
keperawatan keluarga.
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
Kriteria prioritas masalah
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus
berdasarkan kepada beberapa kriteria, sebagai berikut :
1. Sifat masalah dikelompokkan menjadi :
a). Ancaman kesehatan
b). Keadaan sakit atau kurang sehat
c). Situasi krisis

Hipertensi | 20
2. Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk
mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan
dan kesehatan.
3. Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul
dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
4. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai, masalah dalam hal
bertanya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan
kesehatan

2.8 Perencanaan (planning)


Rencana keperawatan Keluarga adalah sekumpulan tindakan perawat untuk
dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah di
identifikasi.
Ciri ciri perawatan keluarga :
a. Berpusat pada tindakan tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah
yang sedang dihadapi
b. Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dan pikiran yang
logis.
c. Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang
d. Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi
e. Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan
f. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Kualitas rencana perawatan :
Kualitas rencana perawatan sangat tergantung kepada :
1. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa
yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga.
2. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang
diharapkan
3. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :
a). Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga

Hipertensi | 21
b). Menentukan prioritas masalah
c). Memiliki tindakan yang tepat
d). Pelaksanaan tindakan
e). Penilaian hasil tindakan
5. Dibuat secara tertulis

2.9 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana
keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan
kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya adalah :
1). Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
2). Informasi yang telah diperoleh keluarga tidak menyeluruh
3). Tidak mau menghadapi situasi
4). Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat.
5). Adat istiadat yang berlaku
6). Kegagalan dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran
7). Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan
Faktor lain yang bersumber dari perawat, adalah :
1). Menggunakan pada pendekatan yang tetap (kaku, kurang luas)
2). Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor faktor sosial budaya
3). Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap
keluarga :
1). Sumber daya keluarga (keuangan)
2). Tingkat pendidikan keluarga
3). Adat istiadat yang berlaku
4). Respons dan penerimaan keluarga
5). Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

2.9 Penilaian

Hipertensi | 22
Penilaian / evaluasi adalah tahap yang menentukan tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian tujun tidak tercapai maka perlu dicari
penyebabnya hal dapat terjadi karena beberapa faktor :
1. Tujuan tidak realistis
2. Tindakan keperawatan yang tidak tepat
3. Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi
Dimensi dalam penilaian
1. Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan
2. Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tenaga
dan bahan alat yang diperlukan
3. Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk memecahkan
masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional
4. Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua tindakan
dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan
Kriteria dan standar
Kriteria adalah gambaran tentang faktor faktor tidak tetap yang didapat memberi
petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang
diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan memberi
tahukan apakah tingkat pelaksanaan yang dapat diterima atau keadaan yang bagaimana agar
dapat mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan berhasil atau tujuan dicapai, yaitu :
1. Klien mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberi mengenai colitik
Ulseratif.
2. Melaksanakan pengobatan yang dianjurkan.
3. Menghindari dan mencegah kemungkinan timbulnya penyebab penyakit.
Pengukuran hasil penilaian
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :
1. Keadaan fisik , misalnya peningkatan berat badan anak
2. Psikolgis dan sifat anak, misalnya ,berkembangnya sikap positif keluarga terhadap
perawat dalam memberikan asuhan di rumah
3. Pengetahuan dan perubahan prilaku, keluarga melaksanakan petunjuk petunjuk yang
berkaitan dengan perawatan payudarah sewaktu menyusui bayi

Hipertensi | 23
Alasan pentingnya penilaian
1). Menghentikan tindakan / kegiatan yang tidak berguna
2). Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
3). Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan
4). Untuk pengembangan dan penyempurnaan dan praktek keperawatan.
Metode penilaian
1. Obser vasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga.
Dari membuang sampah sembarangan dengan membuang sampah ketempat sampah yang
dibuat.
2. Wawancara, mewawancarai keluarga yang kerkaitan dengan perubahan sikap, apakah
telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat.
3. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan
tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.(Nasrul Effendy,).

2.10 Tinjauan Umum Tentang Konsep Kesehatan Lingkungan


1. Pengertian dan ruang lingkup kesehatan lingkungan.
Kesehatan lingkungan adalah penerapan prinsip kesehatan dan perubahan serta
penyusunan sifat sifat fisik, kimia dan biologis dari lingkungan untuk kepentingan
kesehatan dan kesejahteraan, sedangkan masalah kesehatan adalah suatu masalah yang
sangat kompleks yang saling berkaitan dengan masalah masalah lain diluar kesehatan
itu sendiri. Ada dan factor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu : keturunan,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan lain.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya kesehatan optimum
pula.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup : perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
pembuangan air limbah rumah, hewan ternak (kandang) dan sebagainya.

2. Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratakan pokok manusia.

Hipertensi | 24
a Factor factor yang perlu diperhatikan dalam membuat rumah adalah :
1) Factor lingkungan
Baik lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan social.
2) Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.
Rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, perlu dipahami
bahwa mendirikan rumah buka pada soal itu saja, namun pemeliharaannya juga.
3) Tekhnologi yang dimiliki oleh masyarakat.
Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu mewah dan sudah bergitu
modern akan tetapi sangat mahal. Pada rakyat pedesaan bagaimanapun
sederhananya, sudah mempunyai tehknologi sendiri dan turun menurun.
4) Kebijakan (peraturan peraturan) pemerintah yang menyangkut tataguna tanah.
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem
namun di kota sudah menjadi masalah besar.
Syarat syarat rumah yang sehat :
a). Bahan bangunan.
1. Lantai : ubin atau semen adalah baik tapi tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu (kemarau) dan
tidak basah (musim hujan).
2. Dinding : tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya
kurang cocok untuk daerah tropis, lebih lebih ventilasinya tidak cukup.
Dinding rumah di daerah tropis khususnya dipedesaan, lebih baik dinding
atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang lubang pada
dinding atau papan, tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat menambah
penerangan alamiah atau yang penting ventilasi harus ada sehingga sirkulasi
udara dan penerangan alamiah (sinar matahari) bebas masuk.
3. Atap genteng seng atau asbes dan juga menggunakan atap daun rumbai. Yang
berguna untuk melindungi dari hujan atau terik matahari.
b). Ventilasi
Fungsi utama menjaga agar aliran udara didalam rumah tetap segar dan juga
berfungsi untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri bakteri terutama bakteri

Hipertensi | 25
pathogen. Ada 2 macam ventilasi yaitu ventilasi alamiah (jendela, pintu, lubang
angina pada dinding) dan ventilasi buatan ( kipas angina, mesin penguap udara).
c). Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Cahaya dapat dibedakan atas
2 yaitu : cahaya alamiah yakni matahari, dapat membunuh bakteri bakteri
pathogen (misalnya bakteri TBC). Cahaya buatan yaitu menggunakan lampu
minyak tanah, listrik dan sebagainya.
d). Luas bangunan rumah
Harus cukup untuk penghuninya disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan optimum 2,3 3 m2 untuk tiap orang.
e). Fasilitas fasilitas didalam rumah sakit
Tersedia air bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah,
pembuangan sampah. Fasilitas dapur, ruang berkumpul keluarga. Disamping itu
perlu ada fasilitas lain misalnya gudang, kandang ternak.
3. Penyediaan air bersih
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lainuntuk minum, masak, mandi,
mencuci, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum.
a. Syarat syarat air minum yang sehat.
1. Syarat fisik : bening tidak berasa, suhu dibwah suhu udara diwarnainya sehingga
dalam kehidupan sehari hari cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik
ini tidak sukar.
2. Syarat bakteriologis : harus bebas dari segala bakteri, utamanya bakteri pathogen
cara pemeriksaannya melalui sampel 100 cc diperiksa, apabila terdapat bakteri > 4
bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
3. Syarat kimia : harus megandung zat zat tertentu didalam jumlah yang tertentu
pula zat zat tersebut antara lain :

Tabel 2
Jenis Jenis Zat Kimia Kandungan Air

Hipertensi | 26
Jenis bahan Kadar yang dibenarkan

Flour ( F ) 1 1,5
Chlor ( Cl ) 250
Arsen ( As ) 0.03
Tembaga ( cu ) 1,0
Besi ( Fe ) 0,3
Zat organic 10
Ph ( keasaman ) 6,5 9,0
CO2 0

b. Sumber sumber air minum.


1. Air hujan : tidak mengandung kalsium, oleh karena itu agar dapat disesuaikan air
minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium.
2. Air sungai dan danau : air pemukaan, olehnya itu air ini sudah terkontaminasi
sehingga perlu diolah dulu untuk jadi air minum.
3. Mata air : bila belum tercemari dapat diminum langsung, tetapi untuk menjaga
segala kemungkinan ada baiknya sebelum dimasak sebelum diminum.
4. Air sumur dalam : berasal dari lapisan air ke 2 didalam tanah ( 15 meter dari
permukaan tanah). Air ini cukup sehat untuk dijadikan air minum langsung.

4. Pembuangan kotoran manusia


Untuk mencegah / mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka pembuangan
kotoran manusia harus dikelola dengan baik untuk disuatu tempat tertentu atau jmaban
yang sehat adalah tidak mengotori permukaan tanah disekitarnya, tidak dapat dijangkau
oleh serangga (lalat, kacoa), tidak menimbulkan bau, mudah digunakan, sederhana
desainya, murah, dapat diterima oleh pemakainnya.
Agar persyaratan diatas, dipenuhi maka perlu diperhatikan :
a. Jamban tersebut tertutup terlindungi dari panas / hujan, serangga, terlindungi dari
pandangan orang.
b. Jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat (tempat berpijat yang kuat).

Hipertensi | 27
c. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak menganggu
pandangan, tidak menimbulkan bau.
d. Tersedia alat pembersi seperti air atau kertas pembersih.
e. Terletak didaerah yang rendah, jarak 20 meter dari sumber air.

5. Sampah dan pengolahannya


Sampah adalah sesuatu bahan atau berada padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia :
a. Sumber sumber sampah.
Sampah yang berasal dari pemukiman, tempat tempat umum, perkantoran, pembersih
jalan, industri, pertanian / perkebunan, pertambangan dan yang berasal dari peternakan
dan perikanan.
b. Jenis jenis sampah.
- Sampah padat.
- An organic (yang tidak dapat membusuk) ; sisa sisa makanan, daun daunan,
buah buahan dsb ).
c. Sampah cair (air limbah).
d. Sampah dalam bentuk gas asap kendaraan asap pabrik, dsb.
e. Pengelolaan sampah.
Cara pengelolaan sampah sebagai berikut :
1). Pengumpulan dan pengangkutan sampah.
2). Pemusnahan dan pengelolaan sampah.
a). Ditanam
b). Dibakar
c). Dijadikan pupuk.
f. Air limbah dan pengelolaanya.
Air limbah / air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah tangga
industri atau tempat tempat umum dan pada umumnya mengandung bahan bahan
atau zat zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta menganggu
lingkungan hidup.
Klasifikasi air limbah :

Hipertensi | 28
a. Air limbah dari rumah tangga (domestic waster water).
Berasal dari pemukiman penduduk yang pada umumnya air limbah ini terdiri dari
ekstrela (tinja dan air seni), air bebas cucian, dapur, kamar mandi yang terdiri dari
bahan bahan organ.
b. Air limbah industri.(industri waster water).
Berasal dari berbagai jenis industri akibat proses proses dimana zat - zat yang
terkandung didalamnya bervariasi seperti : nitrogen, sulfia, amoniak, lemak, garam
garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dsb.
c. Air limbah kotapraja (municipal waster water).
Yaitu air buangan yang berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel,
restoran, dsb. Zat zat yang terkandung didalamnya sama dengan air limbah rumah
tangga. Pemukiman penduduk yang pada umumnya air limbah ini terdiri dari
ekstreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur, kamar mandi yang terdiri dari
bahan bahan organic.
Karakteristik air limbah :
1. Karakteristik fisik : sebagain besar terdiri dari air, sebagian kecil dari bahan
bahan padat dan suspensi.
2. Karakteristik kimiawi : biasanya mengandung zat zat kimia anorganik yang
berasal dari air bersih serta bermacam macam zat organic berasal dari
penguraian tinja, urine, sampah sampah lainnya.
3. Karakteristik bakteriologis.
Air limbah yang tidak diolah akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup, antara lain :
a) Menjadi transmisi / media penyebaran berbagai penyakit, seperti kolera,
typus abdominalis disentri basiler.
b) Menjadi media berkembangbiakanya nyamuk atau tempat hidup larva.
c) Menjadi tempat berkembangbiakan nymauk atau tempat hidup larva nyamuk.
d) Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap
e) Pengelolaan air buangan :

Hipertensi | 29
- Pengelolaan awal (preliminary) adalah pengeloaan yang dilakukan untuk
mencegah komplikasi pengelolaan selanjutnya dan untuk menghilangkan
dan untuk mengurangi kegiatan pemeliharaan peralatan.
- Pengelolaan primer atau pengelolaan untuk menghilangkan semua benda
terapung dan sebagian besar benda beruspensi.
- Pengelolaan sekunder ialah pengelolaan biologis seperti pengolahan
dengan Lumpur aktif, kolam oksidasi. Tricking filter, lagooa statage dan
aerosi, land spreading, dan sebagiannya.

2.11 Tinjauan Umum Tentang Konsep Dasar Penyakit Hipertensi


1. Tinjauan Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat
pada usia setengah umur atau lebih tua. Menurut WHO, batas tekanan darah yang
masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau di atas
160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Sedangkan batasan hipertensi dengan memperhatikan perbedaan usia dan jenis
kelamin oleh Kaplan dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono
Waspadji, hal. 205 diajukan sebagai berikut :
1. Pria usia < 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu
berbaring di atas atau sama dengan 130/90 mmHg.
2. Pria usia > 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya di atas 145/95
mmHg.
3. Pada wanita tekanan darah di atas atau sama dengan 160/95 mmHg dinyatakan
hipertensi.
4. Pada tahun 1984, The Joint National Committee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure, dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh
Soeparman, Sarwono Waspadji, hal. 206 membagi hipertensi berdasarkan tekanan
diastolik sebagai berikut :
a) Tekanan diastolik kurang dari 85 mmHg adalah normal.
b) Hipertensi ringan bila tekanan diastole 90 140 mmHg.

Hipertensi | 30
c) Hipertensi sedang bila tekanan diastole 105 114 mmHg.
d) Hipertensi berat bila tekanan diastole lebih dari 114 mmHg.
e) Pasien-pasien dengan tekanan darah yang kadang-kadang naik dinamakan
hipertensi labil.
Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut WHO :

Kategori Sistolik Diastolik


Normal 140 mmHg 90 mmHg
Bordeline/Perbatasan 140 159 mmHg 90 94 mmHg
Hipertensi defenitif 160 mmHg 95 mmHg
Hipertensi ringan 160 179 mmHg 95 140 mmHg

b. Penyebab/Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi, dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Ini merupakan tipe paling umum dan termasuk 35
95 % dari individu dengan penyakit ini. (Soeparman, Waspadji Sarwono, 1990 :
207 208).
Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi sebagai berikut :
a) Usia
Paling tinggi kejadian pada usia > 40 tahun
b) Jenis kelamin
Lebih banyak terjadi pada laki-laki.
c) Keturunan
75 % pasien hipertensi mempunyai riwayat keluarga hipertensi.
d) Obesitas/kegemukan
Sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
e) Perokok

Hipertensi | 31
Resiko pada manusia dihubungkan mekanisme terjadinya hipertensi pada
perokok belum diketahui secara pasti, namun hubungan antara rokok dengan
peningkatan kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.
f) Peminum alkohol
Peminum alkohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme
timbulnya hipertensi secara pasti belum diketahui.
g) Komsumsi garam
Garam merupakan hal yang sangat sentral dalam penyebab hipertensi.
Ditemukan pada golongan suku bangsa dengan asupan garam yang minimal.
Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui
peningkatan volume plasma dan curah jantung.
h) Stres
Diduga melalui aktivasi saraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah
secara intermitten. Apabila stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat
tekanan darah menetap tinggi.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah keadaan terjadinya tekanan darah tinggi akibat penyakit
tertentu seperti :
a. Hipertensi renal ialah hipertensi yang penyebabnya adalah kelainan parenkim
ginjal.
Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Soeparman, Sarwono Waspadji, hal.
236, M. Ziegler dan G.J. Mart menuliskan semua penyakit ginjal yang dapat
menimbulkan hipertensi seperti di bawah ini :
1. Penyakit ginjal bilateral
Glomerulo nefritis akut dan kronik.
Nefritis interstisial akut dan kronik.
Pielonefritis glomerulosklerosis.
2. Penyakit ginjal unilateral
Aneurisma arteri renalis.
Infark ginjal.
Fistel arteriovenosus.

Hipertensi | 32
Trombosis vena renalis.
Tuberkulosis ginjal.
Bendungan urine karena berbagai sebab.
3. Hipertensi karena gagal ginjal
4. Hipertensi sesudah cangkok ginjal
b. Hipertensi renovaskuler
Adalah hipertensi yang disebabkan oleh obstruksi satu atau lebih cabang arteri
renalis utama atau cabangnya yang dapat sembuh dengan operasi rekonstruksi
vaskuler atau nefrektomi.
c. Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan
perifer. Curah jantung pada pasien hipertensi umumnya normal. Kelainan
terutama pada peningkatan tahanan perifer. Peningkatan tahanan perifer ini
disebabkan karena penyempitan pembuluh darah akibat ketegangan otot polos
pada pembuluh darah tersebut.
Meningkatnya tekanan darah semakin menegangkan dinding pembuluh darah
sehingga menyebabkan dinding pembuluh darah semakin tebal dan ronggan
pembuluh darah semakin sempit yang meningkatkan tahanan terhadap
mengalirnya darah.
Perubahan struktur inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor utama
sukarnya tekanan darah dikendalikan dengan obat-obatan anti hipertensi pada
kasus-kasus tertentu. Kerja jantung pada penderita hipertensi akan bertambah
berat karena naiknya tahanan perifer yang lama kelamaan akan menyebabkan
terjadinya hipertropi ventrikel kiri. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasia
ventrikel kiri maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi
sehingga terjadi anoksia (kekurangan oksigen).
Hal ini dapat diperberat oleh adanya sklerosis koroner dan jika hal ini
berlangsung lama akan terjadi decompensasi cordis di samping ini juga akan
menyebabkan gagal jantung. Pusat vasomotor di batang otak yang akibat
terjadinya vasokontriksi arteri otak sistemik yang akan meningkatkan tekanan
darah.

Hipertensi | 33
d. Gejala klinik
Gejala hipertensi tidak selalu ada hubungannya dengan berat ringannya
hipertensi. Secara dini dari penyakit hipertensi ringan pasien sakit kepala karena
vasokontriksi atau epitaksis dari perdarahan kapiler basial. Pada hipertensi
ringan ada kelompok pasien yang sama sekali tidak memberikan keluhan-
keluhan. Sedang pada sekelompok yang lain sudah memberikan gejala-gejala
yang sangat terasa mengganggu. Demikian pula hipertensi yang sedang dan
berat, ada pasien yang tidak mengeluh apa-apa dan ada pasien yang sudah
memberikan keluhan yang begitu berat sehingga tidak dapat bekerja dengan baik
karena sangat terganggu.
Pada umumnya pasien hipertensi memberikan keluhan-keluhan sebagai
berikut : pusing, sakit kepala, vertigo, sukar tidur, mata berkunang-kunang, kaku
kuduk, mual dan muntah, epitaksis, telinga berdengung.
e. Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran,
hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan
yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis.
Oleh karena itu, setiap pasien hipertensi harus diperiksa secara keseluruhan yang
meliputi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium.
1) Riwayat penyakit
Pada pasien hipertensi perlu ditonjolkan lamanya menderita, riwayat dan
gejala penyakit yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner, gagal
jantung dan lain-lain. Apakah ada riwayat penyakit dalam keluarga, gejala-
gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan
aktivitas/kebiasaan seperti merokok, komsumsi makanan (khususnya
makanan yang banyak mengandung garam, lemak, dan protein), riwayat
komsumsi obat-obat bebas, hasil dan efek samping terapi hipertensi
sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan (keluarga, pekerjaan,
dan sebagainya).

Hipertensi | 34
2) Pemeriksaan fisik
Dalam pemeriksaan fisik perlu dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali
atau lebih dengan jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang dalam hal ini
juga dilakukan pengukuran berat badan untuk membandingkan antara berat
badan dan tinggi pasien. Karena obesitas dan hipertensi mempunyai prognosa
yang kurang baik. Kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk
mengetahui adanya retinopati hipertensif.
3) Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum, dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal.
b. Elektrolit untuk melihat kemungkinan adanya kelainan hormonal
aldosteron.
c. Pemeriksaan urinalis (protein dalam urine) untuk melihat adanya kelainan
pada ginjal.
4) Pemeriksaan radiologi yaitu untuk melihat adanya pembesaran jantung kiri
pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh darah pada
stadium payah jantung hipertensi.
5) Pemeriksaan echokardiografi
Echokardiografi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat
untuk memantau terjadinya hipertropi ventrikel. Hemodinamik
kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia miokard yang menyertai penyakit
jantun hipertensi pada stadium lanjut.
f. Pengobatan dan perawatan
a. Pengobatan
Pengobatan selain ditujukan pada tekanan darah juga pada komplikasi-
komplikasi yang terjadi yaitu dengan :
a. Menurunkan tekanan darah menjadi normal.
b. Mengobati payah jantung karena hipertensi.
c. Mengurangi kejadian kardiovaskuler.
d. Menurunkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler semaksimal mungkin

Hipertensi | 35
Beberapa macam obat yang sering digunakan dalam pengobatan hipertensi
sehari-hari adalah :
a) Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menghabiskan natrium tubuh
dan mengurangi volume darah serta mekanisme-mekanisme lainnya.
- Diuretik tiazid cocok untuk penderita hipertensi ringan dan sedang.
- Loap diuretik : furosenamid (Lasix).
- Obat penahan kalium (Potassium sparing)
- Agents : spinorolactone : ameloride, triamteren.
b) Obat-obat penghambat simpatik (adrenergik)
- Clonidin bekerja sentral.
- Penghalang simpatik ganglion : trimetaphon : pentolinium, pempidine.
- Obat-obat penghalang transmisi neuro efektor guanethedine, debriso-
guine reserpine.
- Yang bekerja sentral dan menghalang simpatik metildopa.
- Obat penghalang reseptor adrenergik
- Penghalang alpha adrenoreseptor : phrolamine.
- Penghalang beta adrenoreseptor : non cardioselektif
- Kombinasi penghalang alpa dan beta adrenergik.
- Reseptor : labetolol.
c) Vasodilator langsung
Hidralisin bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos dan akan mengakibatkan penurunan resistensi vaskular.
Sodium nitropusid vasodilator kuat yang diberikan secara parenteral
yang digunakan pada hipertensi gawat dan kegagalan jantung yang berat.
b. Istirahat, monitor tekanan darah, hentikan merokok, jika merokok kurangi
berat badan (olah raga) pembatasan minum-minuman beralkohol Perawatan
c. Modifikasi gaya hidup
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penatalaksanaan nonfarmakologis
meliputi:
1. Teknik mengurangi stress
2. Penurunan BB

Hipertensi | 36
3. Pembatasan alcohol
4. Olahraga latihan
5. Relaksasi merupakan intervevsi wajib yang harus dilakukan pada saat
terapi antihipertensi.
g. Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah menyebabkan
kelainan-kelainan pada organ-organ seperti jantung, otak,pembuluh darah, ginjal
dan mata
a. Komplikasi pada jantung
Penyakit jantung yang timbul akibat penyakit hipertensi adalah penyakit jantung
koroner dan penyakit jantung hipertensi yang juga dapat menyebabkan
terjadinya patah jantung ischemik yang pada banyak negara merupakan sebab
kematian utama.
b. Komplikasi pada otak dapat berupa pendarahan otak (stroke) enselopati dan
intracranial hemorhagis. Enselopati hipertensi biasanya ditandai oleh sakit
kepala hebat, bingung, lamban dan gangguan penglihatan. Gejala-gejala ini
umumnya tambah berat dalam waktu 12 48 jam dan dapat timbul kejang-
kejang. Kesadaran menurun serta dapat menyebabkan kebutaan.
c. Komplikasi pada pembuluh darah dapat berupa :
a. Radang pembuluh nadi yang menutup jalannya aliran darah.
b. Adanya penumpukan aliran darah dalam pembuluh darah yang dapat
mengembangkan vena.
c. Robeken pembuluh darah akibat tekanan yang meningkat.
d. Regang pembuluh nadi akibat penumpukan darah.
d. Komplikasi pada ginjal dapat berupa
a. Glomerulus
b. Gangguan fungsi ginjal
e. Komplikasi pada mata dapat diketahui dengan pemeriksaan funduskopi dengan
melihat kelainan fundus/retina berupa :

Hipertensi | 37
a. Oklusi vena retina (OVEC) gambaran fundusnya yaitu vena berkelok-
kelok, odem retina, dan odem macula, pendarahan di sekitar papil saraf
optik, ketajaman penglihatan sangat buruk.
b. Oklusi vena retina cabang-cabang yang sering tersumbat adalah cabang
temporal atas sehingga akibatnya langsung mengenai macula

Hipertensi | 38
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn D DENGAN KASUS
HIPERTENSI

1. Pengkajian keluarga tanggal


DATA UMUM
BIODATA
Nama KK : Tn D
Umur : 78 tahun
Agama : Islam
Alamat : DS. Tanggung Kramat RT 003/RW 005 Kec. Ploso Kab. Jombang
Pekerjaan : PNS (Pensiun)
Pendidikan : SLTA
Penghasilan : Rp 3.500.000.,-/ bulan
KOMPOSISI KELUARGA :
Suami dan istri
GENOGRAM

Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Penderita
: Meninggal
TIPE KELUARGA

Hipertensi | 39
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga dyad family
keluarga terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
SUKU BANGSA
Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia,kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan degan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah
bahasa jawa.
AGAMA
Seluruh anggota Tn D adalah beragama islam dan taat beribadah, sering mengikuti
pengajian yang ada di RT serta berdoa agar Ny. S dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
STATUS EKONOMI KELUARGA
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari KK Rp3.500.000/bulan. Kebutuhan yang
diperlukan keluarga :
Makan : Rp 750.000
Bayar Listrik/PDAM : Rp 200.000
Pendidikan : -
Lain-lain : Rp 150.000
Rp 1.200.000
Sisanya ditabungkan untuk kebutuhan yang mendadak.
Barang-barang yang dimiliki :
1 buah TV, 2 kipas angin dan 1 sepeda angin, 1 motor. Pada ruang tamu terdapat 1
set kursi dan lemari, pada ruang tengah terdapat 2 lemari pakaian dan 1 kulkas.
AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan reuni ke malang
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI
Keluarga Tn. D dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap VIII yaitu keluarga usia
lanjut.dimulai dari satu / keduanya meninggal
Kehilangan yang lazim pada usia ini :ekonomi dan pekerjaan (pensiun) social (kematian
pasangan dan teman temanya). Kesehatan (penurunan kemampuan fisik)
Tugas perkembangan :
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

Hipertensi | 40
2. Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
4. Memnyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6. Meneruskan untuk memahami ekstensi mereka (penelaahan dan integrase hidup)

TAHAP PERKEMBANGAN SAAT INI


Dari semua tugas perkemabangan yang diatas belum ada yang terpenuhi

RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA


Tn. D sebagai KK jarang sakit, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan, maupun
kebutuhan dasar yang lain. Tidak mempunyai penyakit menurun (Hipertensi) dan penyakit
menular (TBC, Kusta). Pada saat pengkajian TD 130/90 mmHg.
Tn.D menderita Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, mengeluh pusing. Tekanan darah naik
bila klien dalam hari tersebut terlalu banyak mengkonsumsi jenis daging-daging. TD 140/80
mmHg, selama ini berobat ke RS secara teratur yaitu 1 bulan sekali.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
KARAKTERISTIK RUMAH
Luas : 8 X 5 M2
Jenis : Permanen
Sirkulasi udara : kurang
Pemanfaatan ruangan rumah : perabot tertata rapi
Kebersihan ruangan : bersih
Lantai : keramik
jarak septic tank dengan sumur :-
Sumber air minum : PDAM dan sumur pompa
Pembuangan limbah : melalui selokan
Halaman dimanfaatkan dengan tanaman hias
Pembuangan sampah : dibakar
DENAH RUMAH
KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS

Hipertensi | 41
Hubungan antar tetangga Tn. D baik selalu mengikuti kegiatan social seperti bersih
bersih desa
MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA
Keluarga Tn. A selama ini sebagai penduduk asli Ds. Tanggung kramat tidak pernah pindah
rumah.
PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT
Interaksi keluarga dengan lingkungan cukup baik, keluarga juga selalu rutin
mengikuti prolanis

SISTEM PENDUKUNG KELUARGA


Jumlah anggota keluarga tinggal 2 orang , yaitu suami dan istri
STRUKTUR KELUARGA
1. POLA KOMUNIKASI

Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan Bahasa jawa, dan mendapat


informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya didapat dari televisi
dan radio.
2. STRUKTUR KESEHATAN KELUARGA

Menurut Tn D anggota kelurga lainnya dalam keadaan sehat tidak ada yang menderita
hipertensi
3. STRUKTUR PERAN

(1) Formal
Tn D sebagai KK, Ny M sebagai istri,
(2) informal
Tn D sebagai pencari nafkah dengan menerima pensiunan dengan Ny M sebagai ibu rumah
tangga
4. NILAI DAN NORMA KELUARGA

Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT. Demikian
pula dengan sehat dan sakit.Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada
keluarga yang sakit, dibawa ke Rumah Sakit atau petugas kesehatan.

Hipertensi | 42
FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI AFEKTIF

Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit langsung dibawa
ke Rumah sakit atau petugas kesehatan.

2. FUNGSI SOSIALISASI

Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan selalu
mentaati norma yang ada.
3. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN

1. Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri, komposisi nasi, lauk pauk, dan sayur
dengan frekuensi 2 kali sehari saat buka dan sahur. Dan bila ada anggota keluarga yang
sakit, keluarga merawat dan memeriksakanny ke Rumah Sakit atau petugas kesehatan.

2. Kemampuan mengenal masalah kesehatan Keluarga mengatakan Tn.D tidak mengeluh


pusing karena penyakit darah tinggi dan takut tensinya naik.

3. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan Bila Tn. D sakit langsung dibawa
ke Puskesmas atau petugas kesehatan ke rumah

4. Ny. M merawat Tn. D bila sakit, pola tidur tidak ada gangguan sesuai dengan waktu
dan selalu melakukan kontrol secara teratur ke pelayanan kesehatan.

5. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat Keluarga membersihkan


rumahnya setiap hari, mengepel 1 minggu sekali dan lantai kamar mandinya tidak licin,
bersih dan terawat.

6. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat


Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas atau petugas kesehatan bila sakit dan
Tn D melakukan periksa sejak menderita Hipertensi.

4. FUNGSI REPRODUKSI

Hipertensi | 43
Jumlah anak 2 orang, anak ke 2 sudah meninggal
5. FUNGSI EKONOMI

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk diri sendiri juga
istri dan biaya untuk berobat.

STRESS DAN KOPPING KELUARGA


1. STRESS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

a. Stressor jangka pendek

Tn. D mengatakan tidak mengeluh pusing


b. Stressor jangka panjang

Tn. D khawatir tensinya bertambah tinggi


2. KEMAMPUAN KELUARGA BERRESPON TERHADAP STRESSOR

Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau petugas
kesehatan
3. STRATEGI KOPPING YANG DIGUNAKAN

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada


4. STRATEGI ADAPTASI DISFUNGSIONAL

Tn. D bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.

2. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : cukup baik
TD : 180/140 mmHg,
N : 88 x/mnt,
RR :20 X/mnt,
BB :58 kg

Hipertensi | 44
TB : 154 cm.
Kepala : Rambut bersih, warna hitam beruban,
Mata : sklera putih, Tn D pernah menjalani operasi katarak
Mulut : bibir lembab, tidak ada stomatitis, terdapat carie gigi
Leher : :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena
jugularis tidak ada tarikan intercostae,
ekstremitas : tidak ada odema pada ekstrimitas atas dan bawah

HARAPAN KELUARGA
keluarga berharap pada petugas kesehatan agar selalu meningkatkan mutu pelayanan dan
membantu masalah Tn.D
ANALISA DATA

NO DATA SUBYEKTIF DATA MASALAH TTD


OBYEKTIF

1 - Tn. D mengatakan TD : 140/80 Intoleransi


mmhg Aktivitas
tidak pernah mengeluh
N : 70 X / mnt
sakit kepala
RR : 20 x /mnt
- Keluarga Mengatakan sudah
S : 360C
memahami cara merawat
Mata : pernah
- Tn. D mengatakan sudah
operasi katarak
tidak kuat melaksanankan
Sclera putih
ibadah diluar rumah
Ekstremitas atas :
tidak oedem
Ekstremitas
bawah : varises
pada kaki sebelah
kiri

Hipertensi | 45
2 - Makanan Tn. D sama TD : 130/70 Cemas
dengan keluarga yang lain mmHg
- Pola tidur Ny.S tidak Ada N : 60 X / mnt
gangguan RR : 20 x /mnt
- Kontrol secara teratur S : 37,2 0C
- Tn. D mengatakan khawatir
tensinya semakin tinggi
-Keluarga kurang memahami
cara mengenal masalah Tn. D
yang khawatir tensinya akan
bertambah tinggi
- Kontrol secara teratur

3. SKALA PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Intoleransi Aktivitas (00092)


NS. DIAGNOSIS :
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
(NANDA-I)
Kelas 4 : Respons Kardiovaskular/Pulmonal
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk
DEFINITION: mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
1. Dispnea setelah beraktivitas
DEFINING 2. Keletihan
CHARACTERISTICS 3. Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
4. Perubahan elektrokardiogram (EKG)

Hipertensi | 46
5. Respons frekuensi jantung abormal terhadap
aktivitas
6. Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas

Agens Farmaseutikal
Imobilitas
RELATED FACTORS: Ketidakseimbangan anatara suplai dan kebutuhan
oksigen
Tirai baring
Subjective data entry Objective data entry
Tn. D mengatakan mengatakan sudah tidak 1. Keadaan umum cukup baik
kuat melaksanankan ibadah diluar rumah 2. TD : 140/80 mmHg
ASSESSMENT

3. Nadi : 70x/menit
4. RR : 20x/menit
5. Suhu : 36C
6. Mata : (sclera putih) pernah
operasi katarak
7. Ekstremitas bawah : varises
pada kaki sebelah kiri
Ns. Diagnosis (Specify):
DIAGNOSIS

Client
Intoleransi Aktivitas
Diagnostic
Related to:
Statemen:
Keletihan

4. INTERVENSI

NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUT COME INDIKATOR

Hipertensi | 47
Activity 1. Kolaborasikan Energy - Tanda-tanda
Therapy dengan tenaga conservation vital normal
rehabilitasi medik - Berpatisipasi
Activity tolerance
Definisi : dalam merencanakan dalam aktivitas
Ketidakcukupan program terapi yang fisik tanpa
Self Care : ADLs
energy tepat. disertai
psikologis atau 2. Bantu klien untuk peningkatan
fisiologis untuk mengidentifikasi tekanan darah,
melanjutkan aktivitas yang nadi dan RR
atau mampu dilakukan - Mampu
menyelesaikan 3. Bantu untuk melakukan
aktivitas mengidentifikasi dan aktivitas sehari-
kehidupan mendapatkan sumber hari (ADLs)
sehari-hari yang yang diperlukan secara mandiri
harus atau yang untuk aktivitas yang
ingin dilakukan. diinginkan
4. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
5. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan di waktu
luang
6. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas

Hipertensi | 48
7. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
8. Monitor respon fisik,
emosi, social dan
spiritual

5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tanggal /jam Tindakan Paraf


Diagnosa
1 13-05-2017 1. Mengidentifikasi aktivitas yang
08.00 mampu dilakukan oleh Tn.D
2. Membantu klien untuk membuat
jadwal latihan di waktu luang
3. Menyarankan untuk tidak beraktivitas
berlebih, dan jalan kaki dinpagi hari
4. Memotivasi pasien agar selalu
menjaga emosi , social dan spiritual
pasien

6. EVALUASI

No Tanggal Diagnosa Catatan perkembangan Paraf


dan jam keperawatan

Hipertensi | 49
1 20-03-2016 Intoleransi Aktivitas S : Pasien tidak mengatakan
14.00 berhubungan dengan sakit kepala
keletihan O:
- RR = 23 kali/menit
- Nadi = 80 kali/menit
- TD =150/90 mmHg
- Suhu = 37,5C
- BB sebelum sakit 58 kg
- BB saat sakit 56 kg
A : Intoleransi Aktivitas
berhubungan dengan keletihan
P : Rencana tindakan
dilanjutkan.

Hipertensi | 50

Anda mungkin juga menyukai