Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny “H” DENGAN SALAH SATU ANGGOTA


KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN BAGEQ POLAK
KECAMATAN LABUAPI

Oleh
RUSTAM HAYADI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM PRAKTEK PROFESI NERS (P3N)
MATARAM
2014
LAPORAN PENDAHULUAN

Konsep Dasar Keluarga Dan Hipertensi

1. Keperawatan Kesehatan Keluarga.


a. Definisi keluarga.
1) Menurut Depkes R.I. 1988.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut S.G. Bailon dan Arecelis Maglaya 1989.
Keluara adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan ( Nasrul Effendi, 1998 : 33 ).
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
1.1. Unit terkecil dari masyarakat.
1.2. Terdiri atas dua orang atau lebih.
1.3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
1.4. Hidup dalam satu rumah tangga.
1.5. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
1.6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
1.7. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing – masing.
1.8. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan.
2) Keperawatan kesehatan keluarga.
Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan kesehatan
masyarakat yang ditunjuk atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan
yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana penyalur
( Nasrul Effendi, 1998 : 39).
b. Tipe Keluarga.
Terdiri dari :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
anak – anak.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan dan sebagainya.
3) Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga duda atau janda (single family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hiduo secara bersama – sama.
6) Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
c. Keluarga sebagai unit keperawatan.
Alasan keluarga sebagai unit pelayann (R.B. Freedman, 1981) adalah sebagai berikut :
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagau suautu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan
atau memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya.
3) Masalah – masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila
salah satu anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga yang lain.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien)
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
5) Keluarga merupakan prantara yang efektif dan mudah dalam upaya
kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
d. Faktor yang mempengaruhi sehat - sakit..
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga menurut H.L. Bloom
yaitu :
1) Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi adalah
dengan cara menghindari adanya stres
2) Faktor sosial budaya.
a) Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi adalah :
(1). Kebiasaan merokok.
(2). Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
(3). Pola diet tidak teratur.
(4). Bila sakit tidak segera berobat.
b) Status sosial budaya yang dapat meningkatkan status kesehatan pada kasus
hipertensi adalah :
(1). Menghindari kebiasaan merokok.
(2). Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
(3). Menjaga berat badan dan olah raga yang teratur.
(4). Melakukan konsul yang teratur.
3) Pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat hipertensi.
4) Faktor keturunan.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic.
e. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
Menurut Freedman (1981) keluarga mempunyai lima (5) tugasmemelihara kesehatan
keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit hipertensin yaitu :
1). Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
tentang gejala hipertensi.
2). Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
3). Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi.
4). Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggita keluarganya.
5). Mempertahankan hubungan timbale balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat
mengatasi penyakit hipertensi.
f. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran
perawat diperlukan sebagai berikut :
1). Pengenalan tentang gejala hipertensi.
Perawat membantu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit hipertensi.
2). Pemberian perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengembangkan
kemampuan mereka dalam melaksanakn perawatan dan memberikan demonstrasi
kepada keluarga bagaiman merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
3). Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang penyakit hipertensi.
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan keluarga yang menderita
penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah dan kebutuhan
keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit yang sedang hadapi.
4). Fasilitator.
Menjadi pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah pada keluarga
yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternativ pemecahannya.

5). Pendidik kesehatan.


Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari
perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit hipertensi.
6). Penyuluh dan konsultasi.
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap
keluarga yang anggotanya menderita penyakit hipertensi.
2. Hipertensi.
a. Pengertian.
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan diastolik
serta merupakan suatu faktor terjadinya komplikasi penyakit kardiovaskuler
(Soekarsohardi, 1999 :151). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolic diatas standar dihubungkan dengan usia (Gede yasmin,1993:191).
Dari defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa:
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic diatas
normal sesuai umur dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya komplikasi
penyakit kordiovaskuler.
b. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1). Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas :
Berbagai faktor yang turuf berperan sebagai penyebab hipertensi seperti
bertambahnya Usia, faktor psikologis, dan keturunan .
Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya.
2). Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri
renolis, penyakit Parekim ginjal, koartasio, aorta. Hiperaldosteron,
pheochroromositoma dan pemakaian Oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin,umur,
kegemukan, Ligkugon, pekerjaan, merokok, alkohol dan sosial ekonomi (Susi
purwati, 2000 : 25)

c. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh
tubuh, tekanan tersebut bergantung pada faktor cardiac output dan tekanan peririfer. Pada
keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat
diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun.
Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya
volumen cairan dan pre loatd sehingga meningkatkan cardiac aouput.Dalam sistim
Renin-Angiotensien-Aldosteron pada patogenesis hipertensi, glandula supra renal juga
menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormone.
Sistim Reni mengubah angiotensi menjadi angiotensi I kemudian angiotensi I
menjadi angiotensin II oleh angiotensin Convertion Ensym (ACE)
Angiotensin II mempengaruhi control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang
mengaktifkan system simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat.
Disamping itu agiotensin II mempunyai efek langsun terhadap vaskuler smoot untuk
vasokonstruksi renolis. Haltersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aidosteron
yang akan meningkatkan extra fluit volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua
akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac output. (Jurnlistik
international cardiovaskuler, 1999).
d. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti, penyakit jantung koroner,
gagal jantung, gagal ginjal, kerusakan mata, dan kerusakan pembulu darah otak (Sri
rahahu, 2000:22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD. dr Saotomo, 1997).
e. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1). Pengaturan diit.
2). Berolah raga.
3). Obat –obatan penurun tekanan darah antara lain : ga secara teratur

4). Menghilangkan rasa takut


a). Diuretik : Hidrochlortiasid, Furosemid dll.
b). Alfabloker : proparnolol, dll.
c). Alfabloker : Pajosin dll.
d). Penghambat ACE : Kaptppril dll.
e). Antagonis Kalsium : Diltiasem dll. (farmakologi FKUI, 1995)
f. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa factor
yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi, aktifitas dan ada
tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi,diperlukan
pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa
(untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800-6000 mg per hari). Sebagian besar
natrium berasal dari gambar dapur
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta
cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk
menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
1). Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi
makanan tampah garam. Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium.sumber
sodium lainnya antara lin makanan yang mengandung soda kue, baking powder,
MSG (Mono Sodium Glutamat), Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya
terdapat dalam saos, kecap, slai, jelli makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam
memperhatikan hal sebagai berikut:
a). Jangan menggunakan garam dapur.
b). Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis,
biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c). Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan
tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d). Hindari penggunaan baking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.
e). Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, seperait.
2). Diet rendah kolestrol atau lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolestrol, trigliserida, dan pospolipid.
Sekitar 25-50 % kolestrol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh sisanya
akan dibuang lewat faeces. Bebrrapa makanan yang mengandung kolestro tinggi
yaitu daging, jereon, keju keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar.
Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestro serta menurunkan
berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi
pada hypertensi adalah:
a). Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.
b). Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
c). Gunakan susu full cream.
d). Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir perminggu.
e). Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya..
f). Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting Patient
Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All. 2000. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne, and Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8.
Jakarta: EGC

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosis. Edisi 8, Alih Bahasa Monica Ester. (2001).
Jakarta: EGC

Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa Monica Ester.
Jakarta: EGC

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. alih Bahasa:
Debora R. L & Asy. Y, Jakarta: EGC

Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC

Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah. Karnaen R, Et. All, Edisi
ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Mengenal Hipertensi, (Online), (http://


depkes.co.id/stroke.html)

Tim POKJA RS Jantung Harapan Kita. (2003). Standar Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler.
Direktorat Medik dan Pelayanan RS Jantung dan pembuluh darah Harapan kita. Jakarta

FKUI. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

DIKLIT RS Jantung Harapan Kita. (1993). Dasar-dasar Keperawatan Kardiovaskuler. RS


Jantung Harapan Kita. Jakarta

(Tanpa nama). (2007).hipertensi.(online).http://www.sehat-bugar.com, diakses tanggal 31


oktober 2007, diakses tanggal 31 Oktober 2007)

Puskesmas palaran. (2006). Hipertensi. (Online),


(http://puskesmaspalaran.wordpress.com/2006/11/05/hipertensi.html, diakses tanggal 31
Oktober 2007

Anda mungkin juga menyukai