Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA

Ny. S GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR DENGAN

MASALAH HIPERTENSI DI DUSUN IV BARAT A

DISUSUN

OLEH :

HEMMIA FLORENTA BR TARIGAN (220202029)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan kepada penulis dan atas berkah rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Keluarga Ny. S Gangguan Sistem Kardiovaskular Dengan Masalah Hipertensi
Di Dusun Iv Barat A”. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan terimakasih yang terhormat Bapak/Ibu:

1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep.J, selaku Koordinator Profesi Ners.
6. Ns. Rumondang Gultom, M.KM, selaku koordinator Stase Keperawatan Keluarga dan
Komunitas
7. Ns. Siska Evi Simanjuntak, MNS, selaku dosen pembimbing stase keperawatan Keluarga
dan Komunitas
8. Ns. Flora Sijabat, MNS, selaku dosen pembimbing stase keperawatan Keluarga dan
Komunitas
9. Ns. Adventy Riang Bevy Gulo, M.Kep, selaku dosen pembimbing stase keperawatan
Keluarga dan Komunitas
10. Ns. Masri Saragih, M.Kep, selaku dosen pembimbing stase keperawatan Keluarga dan
Komunitas
11. Serta terimakasih kepada teman-teman Mahasiswa/i Prodi Ners Universitas Sari Mutiara
Indonesia yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki kekurangan sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak dalam
rangka penyempurnaan asuhan keperawatan ini dan dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya dalam bidang keperawatan. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih.

Medan, Desember 2022


Penulis

Hemmia Florenta Br Tarigan


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi
sering tidak menampakan gejala. Institut Nasional Jantung, Paru dan
Darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar
akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus
dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur
hidup.

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah
arteri secara terus menerus lebih dari suatu priode.Hal ini terjadi bila arteriole-
arteriole kontriksi.Kontriksi arteriolemembuat darah sulit mengalir dan meningkatkan
tekanan melawan dinding arteri.Hipertensi menambah beban kerja jantungdan arteri
yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.

Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang dapat


menimbulkan masalah kesehatan.Penderita hipertensi mengalami peningkatan
tekanan darah secara abnormal dan berlangsung selama beberapa waktu yang dapat
diketahui melalui beberapa kali pengukuran tekanan darah3. Sampai saat ini
hipertensi tidak diketahui penyebabnya dan disebut the silent killerkarena sering
dijumpai tanpa gejala, dan dapat menimbulkan stroke, penyakit jantung, pembuluh
darah, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kecacatan maupun kematian.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan Keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif Pada
NY.P dengan kasus gangguan system kardiovaskular : hipertensi .
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan adalah makalah ini adalah dihahapkan penulis
mampu :
1. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada Ny.S
dengan kasus gangguan system kardiovaskular : Hipertensi
2. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada Ny.S
dengan kasus gangguan system kardiovaskular : Hipertensi
3. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan keluarga pada Ny.S
dengan kasus gangguan system kardiovaskular : Hipertensi
4. Penulis mampu melakukan Implementasi keperawatan keluarga pada
Ny.S dengan kasus gangguan system kardiovaskular : Hipertensi
5. Penulis mampu melakukan Evaluasi keperawatan keluarga pada Ny.S
dengan kasus gangguan system kardiovaskular : Hipertensi
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Defenisi keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota
keluarga (Friedman, 2018).

2.1.2 Bentuk keluarga


a. Keluarga tradisional
1. The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri
atas suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak
angkat.
2. The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang
terdiri atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda
ketahui, keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau
tidak mempunyai anak.
3. Single parent yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4. Single adult yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu
orang dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang
tidak menikah atau tidak mempunyai suami. 5) Extended family
yaitu keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga
lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan 20 sebagainya. Tipe
keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di
daerah pedesaan.
5. Middle-aged or elderly couple yaitu orang tua yang tinggal
sendiri di rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena
anakanaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah
menikah.
6. Kin-network family yaitu beberapa keluarga yang tinggal
bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barangbarang
pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama.

b. Tipe keluarga nontradisional


1. Unmarried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri
atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. Cohabitating couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama di
luar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3. Gay and lesbian family yaitu seorang pasangan yang
mempunyai persamaan jenis kelamin tinggal dalam satu rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
4. The nonmarital heterosexual cohabiting family yaitu keluarga
yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5. Foster family yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk 21
menyatukan kembali keluarga yang aslinya(Kholifah &
Widagdo, 2016)

2.1.3 Fungsi Keluarga


Menurut Friedman (2018) ada lima fungsi keluarga:
a. Fungsi afektif Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang
pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui
pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan
psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri
anggota keluarga, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku,
kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial Sosialisasi dimulai saat
lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan
suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara
lanjut mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi
yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan
proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang
individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-
peran sosial.
c. Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
dan menambah sumber daya manusia
d. Fungsi ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik dan
perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat
(yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara
individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi
perawatan kesehatan

2.1.4 Tahap Perkembangan


Tahap Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga menurut
Friedman & Marylin (2017) adalah berikut :
a. Tahap I ( Keluarga dengan pasangan baru )
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru
dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai
kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap
pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah
membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain,
berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan,
perencanaan keluarga
b. Tahap II (Childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai berusia
30 bulan.Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci
menjadi siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan tahap II
adalah membentuk keluarga muda sebagai suattu unit yang stabil
( menggabungkan bayi yang baru kedalam keluarga), memperbaiki
hubungan setelah terjadinya konflik mengenai tugas perkembangan
dan kebutuhan berbagai keluarga, mempertahankan hubungan
pernikahan yang memuaskan, memperluas hubungan dengan
hubungan dengan keluarga besar dengan menambah peran menjadi
orang tua dan menjadi kakek/nenek.
c. Tahap III (Keluarga dengan anak prasekolah) Tahap ketiga siklus
kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½ tahun
dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat
terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-
ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara perempuan.
d. Tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah) Tahap ini dimulai ketika
anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh, biasanya pada
usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13
tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal dan hubungan keluarga pada tahap ini juga maksimal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV adalah
menyosialisasikan anak- anak termasuk meningkatkan restasi,
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
e. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja) Ketika anak pertama
berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan kehidupan
keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau
tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal dirumah
pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI ( keluarga melepaskan anak dewasa muda) Permulaan
fase kehidupan keluarga in ditandai dengan perginya anak pertama
dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”,
ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tugas keluarga
pada tahap ini adalah memperluas lingkaran keluarga terhadap anak
dewasa muda, termasuk memasukkan anggota keluarga baru yang
berasal dari pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk
memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan,
membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
g. Tahap VII (Orang tua paruh baya) Merupakan tahap masa
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian
salah satu pasangan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna antara
orangtua yang telah menua dan anak mereka, memperkuat hubungan
pernikahan.
h. Tahap VIII (Keluarga lansia dan pensiunan) Tahap terakhir siklus
kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau kedua
pasangan, berlanjut sampai salah satu kehilangan pasangan dan
berakhir dengan kematian.

2.1.5 Peran Perawat Keluarga


Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto dalam Fajri (2017)
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pendidik Perawat bertanggung jawab memberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga, terutama untuk memandirikan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah
Kesehatan
b. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan Perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif.Pelayanan keperawatan yang bersinambungan
diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit
pelayanan kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan Pelayanan keperawatan
dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan
anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah
kesehatan.Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat
menjadi “entry point” bagi perawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan keluarga secara komprehensif
d. Sebagai supervisi pelayanan keperawatan Perawat melakukan
supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan
rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun
yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih
dahulu atau secara mendadak, sehingga perawat mengetahui apakah
keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh perawat.
e. Sebagai pembela (advokat) Perawat berperan sebagai advokat
keluarga untuk melindungi hakhak keluarga klien.Perawat
diharapkan mampu mengetahui harapan serta memodifikasi system
pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kebutuhan
keluarga.
f. Sebagai fasilitator Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,
keluarga dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu
jalan keluar dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat
memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh angota
keluarga

2.2 Konsep Hipertensi


2.2.1 Defenisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama jantung, stroke dan
gagal ginjal (Smeltzer, 2005).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal baik
tekanan sistolik maupun tekanan diastolik. Hipertensi terjadi karena
peningkatan tekanan darah di dalam arteri, terkadang hipertensi
merupakan
suatu keadaan tanpa gejala. Hipertensi dapat menyebabkan
meningkatnya
resiko kejadian kegawatdaruratan seperti penyakit gagal jantung, stroke,
anaurisma, serangan jantung serta kerusakan ginjal (Ridwan, 2017).

2.2.2 Etiologi Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Hipertensi Esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktifitas. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data penelitian telah
menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi, faktor tersebut yaitu:
a. Faktor keturunan
b. Ciri Perorangan
c. Kebiasaan hidup (Kowalski, Robert, 2010).
2. Hipertensi Sekunder atau renal yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit lain. Merupakan 10 % dari seluruh kasus hipertensi adalah
hipertensi sekunder, Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder
antara lain ; penggunaan kontrasepsi oral, neurogenik ( tumor otak,
ensefalitis, gangguan psikiatris ), kehamilan, peningkatan tekanan
intravaskuler, luka bakar dan stress. ( Udjianti, Wajan, 2011 ).
2.2.3 Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor


yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah :

1. Factor yang dapat diubah


a. Gaya hidup modern
Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup
masa kini menyebabkan stres berkepanjangan. Kondisi ini
memicu berbagai penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur,
gastritis, jantung dan hipertensi. Gaya hidup modern
cenderung membuat berkurangnya aktivitas fisik (olah raga).
Konsumsi alkohol tinggi, minum kopi, merokok. Semua
perilaku tersebut merupakan memicu naiknya tekanan darah.

b. Pola makan tidak sehat


Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan
cairan dan mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya
berlebihan, tekanan darah akan meningkat akibat adanya
retensi cairan dan bertambahnya volume darah. Kelebihan
natrium diakibatkan dari kebiasaan menyantap makanan instan
yang telah menggantikan bahan makanan yang segar. Gaya
hidup serba cepat menuntut segala sesuatunya serba instan,
termasuk konsumsi makanan. Padahal makanan instan
cenderung menggunakan zat pengawet seperti natrium
berzoate dan penyedap rasa seperti monosodium glutamate
(MSG). Jenis makanan yang mengandung zat tersebut apabila
dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah karena adanya natrium yang
berlebihan di dalam tubuh.
c. Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat
membuangnya melalui air seni.
Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang minum air
putih, berat badan berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan
hipertensi maupun diabetes mellitus. Berat badan yang
berlebih akan membuat aktifitas fisik menjadi berkurang.
Akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk memompa
darah.Obesitas dapat ditentukan dari hasil indeks massa tubuh
(IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT
hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun.
IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil
dan olahragawan (Supariasa, 2012).

2. Factor yang tidak dapat diubah


a. Genetic
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menyebabkan keluarga itu mempunyai resiko menderita
hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar
Sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara Potassium
terhadap Sodium, individu dengan orang tua yang menderita
hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar daripada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi (Anggraini dkk, 2009).

b. Usia
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin
bertambah usia seseorang maka resiko terkena hipertensi
semakin meningkat. Penyebab hipertensi pada orang dengan
lanjut usia adalah terjadinya perubahan– perubahan pada,
elastisitas dinding aorta menurun, katub jantung menebal dan
menjadi kaku,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi
karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi, meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
(Smeltzer, 2009).

c. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama,
akan tetapi wanita pramenopause (sebelum menopause)
prevalensinya lebih terlindung daripada pria pada usia yang
sama. Wanita yang belum menopause dilindungi oleh oleh
hormone estrogen yang berperan meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolestrol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya
proses aterosklerosis yang dapat menyebabkan hipertensi
(Price & Wilson, 2006).

2.2.4 Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi


meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi
yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epitaksis
h. Kesadaran menurun

Menurut Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala


klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa
nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Pada pemeriksaan
fisik tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang
tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh
darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus
optikus). Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita
hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah
dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.

2.2.5 Patofisiologi

Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi


menyebabkan aliran darah meningkat. Sehingga dalam pembuluh
darah terjadi sclerosis yang kemudian aliran darah tersebut menjadi
statis (adanya retensi garam). Hal tersebut menyebabkan
peningkatan kerja jantung yang ditandai dengan peningkatan
kontraksi otot jantung sehingga otot jantung mengalami pembesaran
dan mengakibatkan penurunan cardiac output.
Peningkatan TD dapat menyebabkan sclerosis yang menimbulkan
pengecilan pembuluh darah. Jika dalam serebral terjadi peningkatan
vaskuler (aliran darah) karena adanya peningkatan ini menyebabkan
aliran darah turun, sehingga suplai darah ke otak kurang dan dapat
terjadi nyeri.
Karena suplai darah ke otak berkurang maka O2 yang diedarkan oleh
darah ke otak menjadi berkurang pula, sehingga terjadi gangguan
perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada ginjal terjadi vaskontriksi
pembuluh darah ginjal yang menyebabkan penurunan aliran darah.
Hal ini menyebabkan rennin (yang merupakan enzim yang disekresi
oleh sel junkta glomerulus ginjal) bekerja pada substratnya berupa
pembentukan engiotensin peptida II yang berpengaruh terhadap
aldosteron untuk mengikat natrium dan air ke inter stisial, hal tersebut
mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam tubuh, (Price &
Wilson, 1995).

Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak maka kebutuhan otak


akan O2 berkurang. Hal tersebut dapat menyebabkan pingsan pada
akhirnya akan terjadi resiko injuri. (Ganong, 2003).

2.2.6 Manifestasi Klinis


Menurut Adinil (2005) gejala klinis yang dialami oleh
para penderita hipertensi biasanya berupa: pusing, udah
mara, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat di
tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan
(jarang dilaporkan).

2.2.7 Komplikasi
1. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan darah tinggi di otak,
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak otak yang
terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik
apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi
dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami
aterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejala terkena stroke adalah
sakit kepala secara tiba-tiba, seperti orang bingung, limbung atau
bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa
lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan
terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan
diri secara mendadak.
2. Infark miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang
arteroklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium
atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah
melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi
ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak
dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat
menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi
ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).
3. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya
membrane glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional
ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia
dan kematian. Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan
keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma
berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada
hipertensi kronik.
4. Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja
lebih berat untuk memompa darah yang menyebabkan pembesaran
otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi.
Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan kerja keras jantung
untuk memompa darah.
5. Kerusakan pada mata
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pembuluh darah dan saraf pada mata.

2.2.8 Penatalaksanan
Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah di atas 140/90 mmHg.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian
1. Identitas
Meliputi : Nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, alamat sebelum
tinggal di panti, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan sebelumnya,
pendidikan terakhir, tanggal masuk panti, kamar dan penanggung jawab.
2. Riwayat keluarga
Menggambarkan silsilah (kakek, nenek, orang tua, saudara kandung,
pasangan, dan anak-anak).
3. Riwayat pekerjaan
Menjelaskan status pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya, dan
sumbersumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan yang tinggi.
4. Riwayat lingkungan hidup
Meliputi : tipe tempat tinggal, jumlah kamar, jumlah orang yang tinggal di
rumah, derajat privasi, alamat, dan nomor telpon.
5. Riwayat rekreasi
Meliputi : hoby/minat, keanggotaan organisasi, dan liburan.
6. Sumber/system pendukung
Sumber pendukung adalah anggota atau staf pelayanan kesehatan seperti
dokter, perawat atau klinik.
7. Deksripsi Harian Khusus Kebiasaan Ritual Tidur
Menjelaskan kegiatan yang dilakukan sebelum tidur. Pada pasien lansia
dengan hipertensi mengalami susah tidur sehingga dilakukan ritual ataupun
aktivitas sebelum tidur.
8. Status kesehatan saat ini
Meliputi : status kesehatan umum selama stahun yang lalu, status kesehatan
umum selama 5 tahun yang lalu, keluhan-keluhan kesehatan utama, serta
pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan.
9. Obat-obatan
Menjelaskan obat yang telah dikonsumsi, bagaimana mengonsumsinya, atas
nama dokter siapa yang menginstruksikan dan tanggal resep.

10. Status imunisasi


Mengkaji status imunisasi klien pada waktu dahulu.
11. Nutrisi
Menilai apakah ada perubahan nutrisi dalam makan dan minum, pola
konsumsi makanan dan riwayat peningkatan berat badan. Biasanya pasien
dengan hipertensi perlu memenuhi kandungan nutrisi seperti karbohidrat,
protein, mineral, air, lemak, dan serat. Tetapi diet rendah garam juga
berfungsi untuk mengontrol tekanan darah pada klien.
12. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses memeriksa tubuh pasien dari
ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda
klinis dari suatu penyakit dengan teknik inpeksi, aukultasi, palpasi dan
perkusi.
Pada pemeriksaan kepala dan leher meliputi pemeriksaan bentuk kepala,
penyebaran rambut, warna rambut, struktur wajah, warna kulit,
kelengkapan dan kesimetrisan mata, kelopak mata, kornea mata,
konjungtiva dan sclera, pupil dan iris, ketajaman penglihatan, tekanan bola
mata, cuping hidung, lubang hidung, tulang hidung, dan septum nasi,
menilai ukuran telinga, ketegangan telinga, kebersihan lubang telinga,
ketajaman pendengaran, keadaan bibir, gusi dan gigi, keadaan lidah,
palatum dan orofaring, posisi trakea, tiroid, kelenjar limfe, vena jugularis
serta denyut nadi karotis.
Pada pemeriksaan payudara meliputi inpeksi terdapat atau tidak kelainan
berupa (warna kemerahan pada mammae, oedema, papilla mammae
menonjol atau tidak, hiperpigmentasi aerola mammae, apakah ada
pengeluaran cairan pada putting susu), palpasi (menilai apakah ada
benjolan, pembesaran kelenjar getah bening, kemudian disertai dengan
pengkajian nyeri tekan).

Pada pemeriksaan thoraks meliputi inspeksi terdapat atau tidak kelainan


berupa (bentuk dada, penggunaan otot bantu pernafasan, pola nafas),
palpasi (penilaian vocal premitus), perkusi (menilai bunyi perkusi apakah
terdapat kelainan), dan auskultasi (peniaian suara nafas dan adanya suara
nafas tambahan).
Pada pemeriksaan jantung meliputi inspeksi dan palpasi (mengamati ada
tidaknya pulsasi serta ictus kordis), perkusi (menentukan batas-batas
jantung untuk mengetahui ukuran jantung), auskultasi (mendengar bunyi
jantung, bunyi jantung tambahan, ada atau tidak bising/murmur).
Pada pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi terdapat atau tidak kelainan
berupa (bentuk abdomen, benjolan/massa, bayangan pembuluh darah,
warna kulit abdomen, lesi pada abdomen), auskultasi(bising usus atau
peristalik usus dengan nilai normal 5-35 kali/menit), palpasi (terdapat nyeri
tekan, benjolan/masa, benjolan/massa, pembesaran hepar dan lien) dan
perkusi (penilaian suara abdomen serta pemeriksaan asites).
Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya meliputi area pubis, meatus uretra,
anus serta perineum terdapat kelainan atau tidak. Pada pemeriksaan
muskuloskletal meliputi pemeriksaan kekuatan dan kelemahan eksremitas,
kesimetrisan cara berjalan. Pada pemeriksaan integument meliputi
kebersihan, kehangatan, warna, turgor kulit, tekstur kulit, kelembaban serta
kelainan pada kulit serta terdapat lesi atau tidak. Pada pemeriksaan
neurologis meliputi pemeriksaan tingkatan kesadaran (GCS), pemeriksaan
saraf otak (NI-NXII), fungsi motorik dan sensorik, serta pemeriksaan
reflex.
1. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a. Psikososial
Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien
pada orang lain, harapan- harapan klien dalam melakukan sosialisasi
b. Identifikasi masalah emosional seperti: kesulitan tidur, merasa
gelisah, murung dan menangis, kuatir banyak pikira,masalah dengan
keluarga, menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter,
mengurung diri, jiak lebih dari atau sama 1 jawaban “ya” memiliki
Masalah Emosional Positif (+)

2. Pengkajian Fungsional Klien (INDEKS KATZ)


Mengamati kemandirian dalam makan, kontinensia (BAB/BAK),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi apakah
mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas, atau mandiri
kecuali mandi dan salah satu fungsi lain, mandiri kecuali mandi,
berpakaian dan salah satu fungsi diatas, mandiri kecuali mandi,
berpakaian, ke toilet dan salah satu fungsi yang lain, mandiri kecuali
mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain atau
ketergantungan untuk semua fungsi dengan catatan Mandiri berarti
tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang lain,
seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu Modifikasi Dari
Barthel Indeks.
3. Pengkajian Status Mental
a. Identifikasi tingkat intelektual dengan short portable mental status
questioner (SPSMQ)
b. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam)
2.3.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit
hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala
hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana
Kesehatan
3. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota
keluarga
4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga
berhubungan dengan tidak dapat melihat keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha
pencegahan penyakit hipertensi
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat
guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan
seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami manfaatnya
6. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu
penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan cara pengaturan diet yang benar
7. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
8. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan
kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung garam

2.3.3 Intervensi Keperawatan


Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau
mengatasi masalah kesehatan klien yang telah diidentifikasi dan
divalidasi pada tahap perumusan diagnosis keperawatan.
1. Menetapkan prioritas masalah
Menetapkan prioritas masalah/diagnosis keperawatan keluarga
adalah dengan menggunakan skala menyusun prioritas dari
Maglaya (2018).
No. Kriteria Skoring Bobot
1. Sifat masalah
Skala :
1. kesehatan 2 1

tidak atau kurang


sehat 3

2. ancaman 1

3. krisis
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala :
1. dengan mudah 2 2

2. hanya sebagian 1

3. tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk
dicegah
Skala :
1. tinggi 3 1

2. cukup 2

3. rendah 1

4. Menonjolkan masalah
Skala :
1. masalah berat 2 1

harus ditangani
2. ada masalah 1
tapi tidak perlu
ditangani
0
3. masalah tidak
dirasakan

2. Skoring

2.3.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah dibuat oleh untuk mencapai hasil yang efektif
dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan dan
keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat
sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian
rencana yang telah ditentukan tercapai.

2.3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan.
Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan
poses mulai dari pengkajian, diagnose , perencanaan, tindakan dan
evaluasi itu sendiri.
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


Identitas Kepala Keluarga
1. Nama : Tn.T
2. Umur : 43 tahun
3. Agama : Kristen
4. Suku : Batak
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Wirasuasta
7. Alamat : Jl.Gereja jetun
8. Nomor :-
Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Pekerjaan Pendidikan Agama Suku Status Status imunisasi
Klg kesehata
n BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Tn.T L 43 Suami Wirasuasta SMA Kristen Batak Sehat
2. Ny.S P 40 Istri IRT D3 Kristen Batak Sehat
3. An.G L 14 Anak Pelajar SMP Kristen Batak Sehat

4. An.W L 13 Anak Pelajar SMP Kristen Batak Sehat

5. An.Y L 11 Anak Pelajar SD Kristen Batak Sehat


6. An.J L 8 Anak Pelajar SD Kristen Batak Sehat
Genogram : (min 3 generasi)

: laki-laki

: perempuan

: Klien

: Tinggal serumah

Ecomap Family :
Klien dan suami
memiliki teman
dekat

Anak pertama
Klien seorang IRT
masih sekolah
dan duduk di kls
3 SMP

Anak kedua masih


sekolah dan duduk di
kelas 2 SMP

Anak ketiga masih


sekolah dan masih Keempat anak klien
duduk di kls 5 SD memiliki teman dan
sering bermain
dirumahnya
Keluarga beragama Anak keempat masih
Kristen dan memiliki sekolah dan duduk di
lingkungan yang kls 2 SD
ramah
Tipe Keluarga: Tradisional

Jenis tipe keluarga : Nuclear Family

Suku Bangsa : Batak


1. Asal suku bangsa : Indonesia
2. Budaya yang behubungan dengan kesehatan
Keluarga Ny.S termasuk suku bangsa batak, bahasa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari keluarga Ny.S adalah bahasa Indonesia dan batak .Keluarga Ny.S tidak
memiliki pantangan.

Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan :


Agama yang dianut oleh keluarga Ny.S adalah agama kristen dan menjalankan ibadah
setiap hari minggu.

Status Sosial Ekonomi Keluarga :


Tn.T dan Ny.S berperan dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga.

Anggota keluarga yang mencari nafkah


Keluarga yang mencari nafkah Tn. T dan Ny. S

Penghasilan
Penghasilan : ± 1.500.000/bulan

Upaya lain : tidak ada upaya lain

Harta benda yang dimiliki (perabot,transportasi,dll)


- Tv, Lemari, sofa, Kulkas, Kipas

Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan


Kebutuhan yang di keluarkan tiap bulan adalah untuk keperluan hidup
Aktivitas Reaksi Keluarga
Keluarga jarang keluar untuk berlibur

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak usia sekolah

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalannya :


Semua tahapan perkembangan saat ini sudah terpenuhi

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :


a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Dalam keluarga Tn. T, Ny.S memiliki penyakit hipertensi yang sudah diderita
sejak 3 bulan lalu.

b) Riwayat kesehatan keluarga keturunan :


Keluarga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan

c) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Jika klien sakit maka klien berobat ke klinik terdekat, yaitu pustu

d) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Sebelum mengalami sakit ini Ny. S tidak ada sakit yang lain.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik rumah
a) Luas rumah: 7,5x 19 meter
b) Tipe rumah : Permanen
c) Kepemilikan : Pribadi
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : Terdapat 2 kamar
e) Ventilasi/jendela : Terdapat 2 jendela
f) Pemanfaatan ruangan : Tidak ada ruangan kosong, semua ruangan di manfaatkan
dengan peralatan rumah tangga seperti lemari dan lainnya.
g) Septi tank : ada letak : Di belakang rumah
h) Sumber air minum: Air minum di peroleh dari membeli
i) Kamar mandi : Terdapat 1 kamar mandi
j) Sampah :
Keluarga TN.T mengelola sampah dengan cara bersih dan tertutup, kemudian
sampah akan dikumpulkan kemudian dibakar. Kebersihan lingkungan :
Lingkungan kurang bersih
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a. Kebiasaan :
Kebiasaan warga setiap sore berkumpul di depan warung di simpang gang
b. Aturan/kesepakatan :
c. Budaya : Batak
c. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga TN.T menempati rumah yang saat ini dan tidak pernah berpindah rumah.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Keluarga TN.T aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
e. Sistem pendukung keluarga:
Tn.T mengatakan pertolongan pertama saat sakit yang dilakukan adalah
memeriksakan kesehatannya ke klinik terdekat.
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga:
Keluarga TN.T menggunakan cara komunikasi langsung dan terbuka dalam
membicarakan masalah dengan cara musyawarah untuk mencari solusi bersama.
TN.T merupakan anggota keluarga yang paling dominan berbicara, dan bahasa yang
sering digunakan dalam berkomunikasi yaitu bahasa Indonesia.Interaksi dan
komunikasi keluarga paling sering terjadi ketika malam hari dan dalam situasi
nonton TV dan atau makan bersama
b. Struktur kekuatan keluarga :
Keluarga Ny.S akan membantu dan mensuport bila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah dimana yang menjadi power dan paling banyak mengambil
keputusan dalam keluarga adalah kepala keluarga yaitu TN.T
c. Struktur peran ( peran masing – maing anggota keluarga):
TN.T sebagai kepala keluarga berperan sebagai pencari nafkah, panutan dan
pelindung kerja. Ny. S sebagai istri berperan merawat anak-anak, sebagai pengatur
rumah tangga. An. G sebagai anak pertama berperan sebagai anak yang mengenyam
pendidikan SMP .Anak kedua berperan sebagai anak yang sekolah dan belajar
mengenal anggota keluarga.
d. Nilai norma keluarga :
Keluarga TN.T hidup dalam nilai dan norma budaya batak dimana tutur kata dan
sopan santun di keluarga sangat diperhatikan

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
TN.T dan Ny. S sangat menyayangi keluarga dan anak-anaknya, saling menjaga dan
mendukung antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain.
b. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Keluarga selalu bersilaturahmi, anak-anaknya selalu datang kerumh neneknya
untuk berkumpul
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
Interaksi dan hubungan dalam keluarga baik
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Tn. T adalah anggota keluarga yang paling dominan dalam mengambil
keputusan
4) Kegiatan keluarga waktu senggang:
Berkumpul dan bercerita
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Keluarga TN.T aktif dalam mengikuti kegiatan sosial
c. Fungsi perawatan kesehatan
Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak:
2) Akseptor : Ya yang digunakan lamanya
3) Akseptor : Belum
Alasannya
4) Keterangan lain:
e. Fungsi ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan
Ny.S mampu memenuhi kebutuhan sandang pangan dari hasil kontrakan
rumahnya
2) Pemanfaat sumber dimasyarakat

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek :
Stresor jangka pendek keluarga TN.T dan Ny. S yaitu apabila banyak kerjaan yang
harus dikerjakan
b. Stressor jangka panjang:
Khawatir dengan komplikasi dari penyakitnya
c. Respon keluarga terhadap stressor:
Respon keluarga TN.T menghadapi stressor yaitu dengan tetap menghadapi stressor
yang datang dengan santai, namun kadang terjadi perubahan perilaku anggota
keluarga yang berubah menjadi kesal dan cemas.Apabila menghadapi masalah,
keluarga selalu memecahkan masalahnya secara musyawarah untuk mencari solusi
yang tepat.
d. Strategi koping individu:
Keluarga TN.T menggunakan strategi koping tetap santai, dan tetap menghadapi
masalah yang terjadi
e. Strategi adaptasi fungsional
Bila keluarga TN.T sedang mengalami masalah kesehatan, keluarga cenderung
berobat ke puskesmas, dan istirahat

VII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya:
Ny. S berharap selalu sehat, Bisa menghadapi penyakitnya dengan ikhlas
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ny. S berharap petugas kesehatan tetap memberikan pelayanan kesehatan,
pengobatan yang terbaik untuk masyarakat
 Pengkajian Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga

No Kriteria Pengkajian
1. Mengenal Masalah Keluarga sudah paham tentang gejala
keluhan Ny.S
2. Mengambil Keputusan Yang Keputusan hasil kepala Keluarga (Tn..T)
Tepat menghasilkan respon yang positif .itu
ditandai dengan Tn.T langsung
membawa keluargannya ke pelayanan
kesehatan terdekat.
3. Merawat Anggota Keluarga Jika ada salah satu anggota keluarga
Yang Sakit( gak usah yang sakit sering kali adanya peranan
naikkan/buat positif anggota untuk merawat satu sama
lain,dan untuk Ny.S mengeluh pusing
dan sakit pada daerah leher/tengkuk .

4. Memodifikasi Lingkungan Keluarga sudah mampu memodifikasi


dan menjaga lingkungan rumah agar
tetap bersih dan sehat,ditandai dengan
Keluarga Ny.S menjaga kebersihan
rumah dengan cara membersihkannya
secara teratur yaitu pada waktu pagi hari
dan sore hari.

5. Memanfaatkan sarana Kesehatan Bila ada anggota keluarga yang sakit


kelurga Ny.S langsung membawa ke
pelayanan kesehatan terdeka
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
NO. VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA
TN.T Ny. S An. G An. W An. Y An. J
1 Riwayat Penyakit Saat Ini Tampak baik, Klien Tampak baik, Tampak baik, Tampak baik, Tampak baik,
kesadaran CM mengatakan kesadaran CM kesadaran CM kesadaran kesadaran CM
nyeri tengkuk, CM
kesadaran CM

2 Keluhan Yang Dirasakan Tampak baik, Sering merasa Tampak baik, Tampak baik, Tampak baik, Tampak baik,
kesadaran CM gelisah,pusing kesadaran CM kesadaran CM kesadaran kesadaran CM
CM

3 Tanda Dan Gejala Tidak ada Gelisah,mual, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
muntah

4 Riwayat Penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Sebelumnya
5 Tanda – Tanda Vital TD: 120/80 TD: 140/90 - - - -
mmHg mmHg
HR: 89 x/i HR: 89 x/i
6 Sistem Cardiovaskular Irama jantung Irama jantung Irama jantung Irama jantung Irama jantung Irama jantung
irregular, tidak irregular, tidak irregular, tidak irregular, tidak irregular, irregular, tidak
ada jantung ada jantung ada jantung ada jantung tidak ada ada jantung
berdebar-debar berdebar-debar berdebar-debar berdebar-debar jantung berdebar-debar
berdebar-
debar
7 Sistem Respirasi Normal Normal Normal Normal Normal Normal

8 Sistem Gi Tract - - - - - -

9 Sistem Persarafan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan

10 Sistem Muskuluoskeletal Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan

11 Sistem Genitallia - - - - - =
IX. Analisa Data

NO. Data Etiologi Problem


1. DS : Ketidakmampuan keluarga Kurangnya pengetahuan
- Ny.S mengatakan sudah menderita hipertensi 3 bulan mengenal masalah kesehatan tentang hipertensi pada
- Selama ini, Ny.S jarang memeriksakan diri ke petugas anggota keluarga keluarga Ny.S
kesehatan. khususnya Ny.S
- Ny.S mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian
hipertensi,penyebab, tanda dan gejala, diet,pengobatan serta
pencegahan kekambuhan.
- Ny.S mengeluh pusing dan kaku pada leher saat tekanan
darahnya naik.
- Ny.S biasanya hanya istirahat dan kerikan apabila penyakitnya
kambuh dan dibawa ke petugas kesehatan apabila penyakitnya
sudah parah.
DO :
- TD : 140/90 mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Respirasi 24x/menit
- Suhu 36 C
Ny.S tampak bingung dan menjawab sebisanya saat ditanya
tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, diet, pengobatan
serta pencegahan kekambuhan.
2. DS : Resiko terjadinya komplikaasi Ketidakmampuan keluarga
Tn.T mengatakan sudah menderita hipertensi 3 bulan akibat hipertensi pada Ny.S merawat anggotanya yang sakit
- Ny.S mengatakan kadang pusing dan lehernya terasa
kaku/cengeng
- Ny.S memeriksakan diri ke petugas kesehatan apabila
penyakitnya sudah parah.
- Ny.S mengatakan tidak tahu akibat lanjut/komplikasi dari
hipertensi jika tekanan darahnya tidak bisa dikontrol.
DO :
- TD : 140/90 mmHg
- Nadi : 90x/menit
- Respirasi 24x/menit
- Suhu 360 C
- Ny.S mengkonsumsi mentimun setiap seminggu sekali.

X. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Menentukan prioritas masalah( skoring )

No Kriteria Perhitu- Bo-bot Pembenaran Peringkat


Dx ngan
1. Sifat masalah tidak / 3/3 x 1 = 1 1 Ny.S kurang mengetahui tentang penyakitnya secara 1
kurang sehat significant
Skala : actual

Kemungkinan masalah 1/2x2 = 1 2 Kemungkinan masalah dapat diubah Ny.S karena


yang dapat diubah sudah ada upaya untuk pengobatan namun belum
Skala : sebagian optimal.

Potensial masalah untuk Masalah penyakit hipertensi sudah terjadi 10 tahun.


2/3x1 = 2/3 2/3
di cegah Ny.S mengatakan suka mengkonsumsi makanan yang
Skala : rendah mengandung tinggi garam.

Menonjol-nya masalah Keluarga Ny.S sangat merasakan masalah penyakit


2/2x1 = 1 1
Skala : masalah berat, hipertensi pada Ny.S dan harus segera ditangani
harus segera ditangani
Total = 3 2/3 Aktual
2. Sifat masalah ancaman 2/3x1 = 2/3 1 Kesehatan pada Ny.S karena penyakit hipertensi yang
kesehatan kronis dapat menimbulkan komplikasi yang akan
mengancam kesehatan

Kemungkinan 1/2x2 = 1 2 Masalah dapat diubah sebagian karena fasilitas


masalahdapatdiubah: kesehatan terjangkau, perawat mempunyai
sebagian pengetahuan tentang penyakit, waktu yang cukup
untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang
hipertensi. Ny.S mau dibimbing untuk mengatasi
masalah kesehatannya
Potensial masalah untuk
dicegah : cukup 2/3x1 = 1
Ny.S kooperatif untuk sama – sama melakukan
2/3
pencegahan sebelum menjadi semakin parah
Menonjol-nya masalah,
1
masalah tidak 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan selalu mengingatkan Ny.S untuk
direncanakan selalu control ke pelayanan kesehatan.
Jumlah 2 1/3 Resiko

XI. KEBUTUHAN DASAR


No Nama Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aktifitas
makan Minum BAK/ BAB Pola istirahat
1. TN.T Klien makan 1 Klien minum ± 8 Klien BAB Klien tidur ± 8 mandiri
hari 3x dengan 1 gelas/ hari dengan 1X/hari dan BAK jam/ hari
porsi/ piring habis air putih ± 4X/ hari Jarang tidur siang

2. Ny. S Klien makan 1 Klien minum ± 8 Klien BAB Klien tidur Klien Mandiri tanpa bantuan
hari 3x dengan 1 gelas/ hari dengan 1X/hari dan BAK tidur ± 10 jam/
porsi/ piring habis air putih ± 4X/ hari hari

3. An. G Klien makan 1 Klien minum ± 8 Klien BAB Tidur ± 8 jam/ hari Mandiri
hari 3x dengan 1 gelas/ hari dengan 1X/hari dan BAK Jarang tidur siang
porsi/ piring habis air putih ± 4X/ hari

4. An. W Klien makan 1 Klien minum ± 8 Klien BAB Tidur ± 8 jam/ hari Mandiri
hari 3x dengan 1 gelas/ hari dengan 1X/hari dan BAK Jarang tidur siang
porsi/ piring habis air putih ± 4X/ hari
5 An.Y Klien makan 1 Klien minum ± 8 Klien BAB Tidur ± 8 jam/ hari Mandiri
hari 3x dengan 1 gelas/ hari dengan 1X/hari dan BAK Jarang tidur siang
porsi/ piring habis air putih ± 4X/ hari
6 An. J Klien makan 1 Klien minum ± 8 Klien BAB Tidur ± 8 jam/ hari Mandiri
hari 3x dengan 1 gelas/ hari dengan 1X/hari dan BAK Jarang tidur siang
porsi/ piring habis air putih ± 4X/ hari
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn.T khususnya Ny.S b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan anggota keluarga

2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya komplikasi akibat hipertensi pada Ny.S.

XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

No DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI


1. Kurangnya pengetahuan tentang Tujuan Umum : 1. Diskusikan dengan keluarga tentang
hipertensi pada keluarga Tn.T setelah dilakukan tindakan keperawatan pengertian hipertensi
khususnya Ny.S b.d selama 3 x kunjungan diharapkan 2. Diskusikan dengan keluarga tentang
ketidakmampuan keluarga pemeliharaan kesehatan efekif penyebab hipertensi
mengenal masalah kesehatan Tujuan Khusus : 3. Diskusikan dengan keluarga tentang
anggota keluarga setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 tanda dan gejala hipertensi
menit diharapkan keluarga mampu : 4. Diskusikan dengan keluarga tentang
 Mengenal masalah hipertensi : cara perawatan hipertensi
a) Menjelaskan pengertian hipertensi 5. Diskusiskan dengan keluarga tentang
memodiikasi lingkungan untuk
b) Menyebutkan penyebab mencegah kekambuhan penyakit
c) Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
 Merawat keluarga dengan
hipertensi
a) Menjelaskan cara
perawatan dengan obat tradisional
(menggunakan bawang putih)
b) Mendemonstrasikan kembali cara
perawatan hipertensi
c) Memodifikasi lingkungan dalam
perawatan hipertensi
2. Ketidakmampuan keluarga merawat Tujuan Umum : 1. Diskusikan tentang makanan yang
anggotanya yang sakit b.d resiko setelah dilakukan tindakan keperawatan boleh
terjadinya komplikaasi akibat selama 3 x kunjungan diharapkan resiko dikonsmsi oleh penderita hipertensi
hipertensi pada Ny.S komplikasi tidak terjadi 2. Diskusikan tentang makanan yang
Tujuan Khusus : tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
setelah dilakukan pertemuan selama 3 x 30 hipertensi
menit diharapkan keluarga mampu : 3. Kaji pengetahuan keluarga tentang
a) Menyebutkan makanan yang boleh penggunaaan obat tradisional bagi
dikonsmsi dan tidak boleh penderita hipertensi
dikonsumsi oleh penderita 4. Jelaskan dan
demonstrasikan obat tradisional untuk
hipertensi menurunkan tekanan darah tinggi
b) Menyebutkan dan 5. Diskusikan tentang pencegahan
mendemonstrasikan obat kekambuhan dari hipertensi.
tradisional
untuk menurunkan tekanan darah
tinggi
c) Menyebutkan pencegahan
kekambuhan dari hipertensi.

XIV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No No.Diagnosa Pukul Tindakan Keperawatan Paraf


Keperawatan
1 I Kunjungan 1 : 1. Melakukan BHSP dengan keluarga Ny.S
Rabu 14 2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan.
Desember 2022 3. Melakukan pengkajian pada keluarga Ny.S
(16:00) WIB 4. Melakukan penkes dengan Ny.S tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala hipertensi.
Adapun respon yang didapat : keluarga Tn. Ny.S antusias dan kooperatif,
keluarga Ny.S memahami tentang penkes yang diberikan oleh perawat
Kunjungan 2 :
Kamis 15 1. Mengkaji pengetahuan keluarga dalam mengatasi hipertensi
Desember 2022 2. Mendiskusikan dengan keluarga dalam mengatasi hipertensi yang
(16:30) WIB diderita oleh Ny.S Memotivasi keluarga dalam mengurangi kadar
garam dan kolesterol dalam makanan
Adapun respon keluarga :
Ny.S hanya istirahat cukup untuk mengatasi hipertensinya bila kambuh,
keluarga Ny.S akan mencoba mengurangi kadar garam dalam makanan dan
menghindari makanan yang mengandung kolesterol
2 II Kunjungan 1 : 1. Mendiskusikan kepada keluarga tentang makanan yang tidak boleh
Rabu 14 dikonsumsi oleh penderita hipertensi
Desember 2022 2. Mendiskusikan kepada
(16:00) WIB keluarga tentang makanan yang boleh dikonsumsi oleh penderita
hipertensi.
3. Memberikan reinforcement positif serta menjelaskan tentang
kunjungan berikutnya.
Adapun respon yang didapat : keluarga Ny.S sudah paham tentang makanan
yang boleh dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita hipertensi
setelah diberi tahu oleh perawat

Kunjungan 2 :
1. Mengkaji pengetahuan
Kamis 15 keluarga tentang pengobatan tradisional bagi penderita hipertensi
Desember 2022 2. Menjelaskan tanaman obat unuk penderita hipertensi
(16:30) WIB Adapun respon yang didapat :
selama ini Ny.S belum pernah mencoba mengkonsumsi obat herbal/tanaman
herbal yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi karena Ny.S tidak
paham tentang khasiat dari obat tradisional. Ny.S hanya mengkonsumsi
mentimun setiap seminggu sekali. Setelah diberi penjelasan oleh perawat
keluarga Ny.S paham jenis tanaman obat tradisional untuk menurunkan
hipertensi
Kunjungan 3 :
1. Menjelaskan tanaman obat yang ada dilingkungan sekitar untuk
Jumat 16
penderita hipertensi
Desember 2022
2. Mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional menggunakan
(16:00) WIB
bawang putih
3. Memotivasi keluarga untuk mengulangi demonstrasi.
4. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang
pencegahan kekambuhan.
5. Mendiskusikan dengan keluarga tentang modifikasi lingkungan untuk
mencegah kekambuhan.
6. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat
dari elayanan kesehatan
Adapun respon yang didapat : anggota keluarga Ny.S dapat
mendemonstrasikan kembali cara meracik/meramu obat tradisional bawang
putih dicampur dengan madu. Anggota keluarga mengatakan akan membawa
Ny.S ke petugas kesehatan apabila penyakitnya kambuh, dan tidak
menunggu hingga penyakitnya parah.
XV. EVALUASI

No No.Diagnosa Pukul Evaluasi Paraf


Keperawatan
1. I Kunjungan 1 : S:
Rabu 14  Ny.S mengatakan sudah menderita hipertensi 3 bulan
Desember 2022  Ny.S mengetakan pendidikan terakhirnya adalah D3
(16:00) WIB  Ny.S mengatakan dulu suka mengkonsumsi makanan
asin dan gorengan
 Ny.S mengatakan telah diberikan pendidikan
kesehatan tetnang hipertensi
 Ny.S mengatakan belum tehu mengenai pola makan
yang baik bagi penderita hipertensi
O:
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36 C
Respirasi : 24x/menit
Keluarga Ny.S memperhatikan saat diberi pendidikan
kesehatan tentang hipertensi dsn keluarga dapat menjelaskan
serta menyebutkankembali
A : masalah kurang pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
a. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan
hipertensi
b. Diskusiskan dengan keluarga tentang memodiikasi
lingkungan untuk mencegah kekambuhan penyakit
hipertensi
Kunjungan 2 :
Kamis 15
S : Ny.S mengatakan saat tekanan darahnya naik, Ny.S segera
Desember 2022
minum obat dan istirahat serta harus menjaga pola makannya
(16 :30 ) WIB
O : Ny.S dapat menyebutkan maanfaat dari mengurangi
konsumsi garam dan makanan yang banyak mengandung
kolesterol
A : masalah kurang pengetahuan teratasi
P : hentikan intervensi

2. II Kunjungan 1 : S:
Rabu 14  Ny.S dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
Desember 2022 makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan
(16 : 00)WIB pantangan bagi penderita hipertensi
 Ny.S dan keluarga mengatakan belum paham tentang
pengobatan tradisional dan cara pembuatannya bagi
penderita hipertensi
O:
keluarga Ny.S dapat menyebutkan kembali makanan yang
boleh dikonsumsi dan makanan pantangan bagi penderita
hipertensi
A : masalah resiko komplikasi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
a. Kaji pengetahuan keluarga tentang penggunaaan obat
tradisional bagi penderita hipertensi
b. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk
menurunkan tekanan darah tinggi
c. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari
hipertensi

S:
 Ny.S mengkonsumsi obat tradisional untuk mengatasi
hipertensinya, selalu menggunakan obat medis
 Ny.S mengaakan tidak terlalu paham cara penggunaan
Kunjungan 2 :
obat tradisional
Kamis 15
O : Ny.S dan keluarga tampak paham setelah dijelaskan maam-
Desember 2022
macam tanaman obat tradisional Ny.S dapat menyebutkan
(16:30) WIB
kembali
A : masalah resiko koplikasi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
a. Jelaskan dan demonstrasikan obat tradisional untuk
menurunkan tekanan darah tinggi
b. Diskusikan tentang pencegahan kekambuhan dari
hipertensi

Kunjungan 3 :
S : Ny.S mengatakan sudah paham tentang cara pengobatan
Jumat 16
tradisional bagi penderia hipertensi dan akan mencoba
Desember 2022
menggunakan obat tradisional
(16:00) WIB
O : Ny.S dapat mendemonstrasikan kembali yang telah
diajarkan
A : masalah resiko komplikasi teratasi
P : hentikan intervensi
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis berusaha untuk membandingkan antara teori dengan tinjauan
kasus terhadap Ny.S dengan masalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler “Hipertensi”
di Jl.gereja jetun, secara umum tidak menemukan hambatan. Hal ini disebabkan sifat
kooperatif keluarga serta bantuan dari Pembimbing Lahan/ akademik. Namun
penyusun menemukan kesenjangan antara teoritis dan kenyataan yang ditemukan
pada Ny.S Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas sejauh mana kegiatan yang
dilakukan melihat keberhasilan dan kesenjangan

4.1 PENGKAJIAN

Pengkajian adalah salah satu kegiatan mengumpulkan data mengkoordinasikan data


yang didapatkan dari berbagai sumber. Dalam pengkajian sebagian data yang
ditemukan pada keluarga Ny.S sama dengan data yang ada pada teoritis.

4.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pada teoritis dicantumkan 8 diagnosa keluarga yang dapat ditegakkan pada pasien
dengan hipertensi. Sedangkan pada Ny.S dari data pendukung objektif dan subjektif
ditemukan 2 diagnosa yaitu:

Adapun diagnosa yang tercantum pada teoritis adalah :

1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi


berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
3. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan
tidak dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna
memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak
memahami manfaatnya
6. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
7. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
8. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari
yang mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam

Diagnosa yang tercantum pada teoritis dan ditemukan pada kasus,yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn.T khususnya Ny.S b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga

Diagnose ini muncul karena adanya data pendukung yaitu Ny.S mengatakan sudah
menderita hipertensi ± 3 bulan. Ny.S tidak mengetahui secara significant tentang
penyakitnya. Selama ini Ny.S rutin memeriksakan kesehatannya ke mantra dan diberi
saran untuk mengurangi konsumsi garam dan makanan yang mengandung kolesterol.

Diagnosa yang tidak tercantum pada teoritis tapi ditemukan pada kasus,yaitu:

1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit b.d resiko terjadinya


komplikaasi akibat hipertensi pada Ny.S

Diagnose ini muncul karena adanya data pendukung yaitu Ny.S mengatakan sampai saat
ini hanya mengkonsumsi obat medis belum pernah mencoba tanaman/obat tradisiional
yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Ny.S mengatakan kadang pusing dan
lehernya terasa kaku/cengeng, jika aktivitasnya terlalu berlebihan atau terlalu capek
nafasnya akan terasa sesak dan nyeri pada dada, Ny.S tidak tahu akibat lanjut/komplikasi
dari hipertensi jika tekanan darahnya tidak bisa dikontrol

Dan terdapat diagnosa yang tercantum pada konsep teori tetapi tidak ditemukan pada
kasus, antara lain:

a. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi


berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
b. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan
tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang
manfaat berobat kesarana kesehatan
c. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan
tidak dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi
d. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna
memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS, dana sehat dan tidak
memahami manfaatnya
e. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara
pengaturan diet yang benar
f. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar
g. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari
yang mengkonsumsi makanan yang bnayak mengandung garam
4.3 INTERVENSI

Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan kesenjangan yang


berarti antara teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan perencanaan mengacu pada
teoritis dan prioritas masalah yang ada. Namun ada beberapa intervensi yang ada pada
teoritis namun dicantumkan pada kasus karena penyusun menyesuaikan dengan
keadaan keluarga Ny.S

4.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Implementasi dilakukan setelah rencana tindakan sesuai kebutuhan pasien dan


diharapkan dalam tindakan yang nyata dalam melaksanakan tindakan tersebut,
sedangkan semua tujuan tercapai dengan penempatan waktu yang relative sesuai
dengan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan juga didukung dengan
sikap Keluarga Ny.S yang kooperatif.

Anda mungkin juga menyukai