Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Ditujukan Untuk Tugas Mata Kuliah ...........................................

Dosen Pembimbing: ................................

Disusun Oleh :

Eni Nurul Aeni ( 2132325006 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini tentang “Askep Keluarga Penderita Hipertensi”.
Makalah ini saya buat atas tugas yang telah di berikan oleh Dosen
Pengajar.Saya telah berusaha sebaik mungkin untuk menyusun makalah ini.Tetapi
mungkin makalah ini belum tersusun lengkap dan sempurna.Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat buat kita semua, dan atas
perhatian pembaca saya ucapkan terima kasih.

Surade, 26 April 2022


Penyusun

.........................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia.Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari
waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah
gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang
tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal
yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini
dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya
dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan
penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit
ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau
peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90
mmHg(Anindya,2009).
            Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis
kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala
sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target
seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang
perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya
penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain,
sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan.
Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan
yang terarah.Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan
darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau
saat periksa ke dokter.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
 Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
 Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
 Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
 Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
 Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
 Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
 Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
 Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 )
  Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi
2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4) Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Struktur Keluarga
1) Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2) Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3) Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4) Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5) Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1) Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
2) Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3) Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.
4. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti) :
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family :
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
c. Keluarga usila :
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family :
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) :
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) :
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family :
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family :
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family :
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family :
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family :
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.

2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother :
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family:
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family:
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family:
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families:
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple :
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
g. Group-marriage family :
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family :
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family :
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family :
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
k. Gang :
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

5. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit
Friedman, 199:
1) Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2) Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran
anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3) Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4) Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5) Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6) Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7) Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8) Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
BAB III
KONSEP PENYAKIT

A. Pengertian Penyakit hipertensi


Hipertensi berasal dari dua kata, hiper = tinggi dan tensi = tekanan darah,
merupakan penyakit yang sudah lama dikenal. Menurut American Society of
Hypertension (ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan
gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang
kompleks dan saling berhubungan. ASH membagi hipertensi menjadi beberapa
kelompok yaitu kelompok normal, hipertensi tahap 1, tahap 2 dan tahap 3.
Pengertian hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada
sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas
nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg.
Hipertensi dalam bahasa inggrisnya adalah Hypertension, Hypertension
berasal dari dua kata yaitu Hyper yang berarti tinggi, dan Tension yang berarti
tegangan. Ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah menghasilkan dua angka,
yaitu angka yang lebih tinggi dan angka yang lebih rendah. Angka yang lebih
tinggi didapat ketika jantung berkontraksi (sistolik), sedangkan angka yang lebih
rendah didapatkan ketika jantuk berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari
120 / 80 mmHg dapat diartikan sebagai tekanan darah yang normal. Ketika terjadi
tekanan darah tinggi, umumnya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi umumnya terjadi ketika tekanan darah mencapai 140 / 90 mmHG atau
lebih, pengukuran tekanan darah ini dilakukan pada lengan tiga kali dalam jangka
beberapa minggu.

Berikut ini merupakan tabel klasifikasi atau penggolongan tekanan darah pada
orang dewasa yang disandur dari wikipedia
B. Penyebab Penyakit hipertensi
1. Penyebab dan faktor risiko
Sampai saat ini penyebab hipertensi belum jelas. Fakta yang ada sampai
saat ini hipertensi disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor genetika dan
faktor lingkungan. Faktor-faktor risiko hipertensi antara lain :

Faktor genetik (tidak dapat dimodifikasi) :


 Usia, hipertensi umumnya berkembang antara 35 – 55 tahun
 Etnis,  etnis Amerika keturunan Afrika menempati risiko tertinggi terkena
hipertensi
 Keturunan, beberapa peneliti meyakini bahwa 30-60% kasus hipertensi adalah
diturunkan secara genetis.
Faktor lingkungan  (dapat dimodifikasi)
 Diet, makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan tekanan darah
seiring dengan bertambahnya usia.
 Obesitas/kegemukan, tekanan darah meningkat seiring dengan peningkatan
berat badan.
 Merokok, dapat meningkatkan tekanan darah dan cenderung terkena penyakit
jantung koroner.
Kondisi penyakit lain, seperti diabetes melitus tipe 2 cenderung meningkatkan
risiko peningkatan tekanan darah 2 kali lipat.

Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi


a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport
Na
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan
darah meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu

a. Hipertensi Esensial (Primer)Penyebab tidak diketahui namun banyak factor


yang mempengaruhi sepertigenetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf
simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok
dan stress.
b. Hipertensi Sekunder  Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini
masih belum dapat diketahui. Kurang lebih 90% penderita hipertensi
tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi
sekunder. Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

1. Penyakit Ginjal
o Stenosis arteri renalis
o Pielonefritis
o Glomerulonefritis
o Tumor-tumor ginjal
o Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
o Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
o Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
o Hiperaldosteronisme
o Sindroma Cushing
o Feokromositoma
3. Obat-obatan
o Pil KB
o Kortikosteroid
o Siklosporin
o Eritropoietin
o Kokain
o Penyalahgunaan alkohol
o Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
o Koartasio aorta
o Preeklamsi pada kehamilan
o Porfiria intermiten akut
o Keracunan timbal akut.

Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial,


maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi
esensial. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan
beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi)
secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.
Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan
tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang
mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan
terjadinya tekanan darah tinggi

C. Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke
seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada renninyang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan
padaangiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada
pembuluhdarah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.
Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang
menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan
tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan
kerusakanpada organ organ seperti jantung.

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah
meningkatkantekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis,
pusing/migrain,rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah
dan lelah,muka pucat suhu tubuh rendah.

E. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mataberupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung,
gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

F. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua
jenispenatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis

 Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB


dapat menurunkantekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dankadar adosteron dalam plasma.
 Aktivitas.Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang
`b. Penatalaksanaan Farmakologis.

Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan


dalampemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
 Mempunyai efektivitas yang tinggi.
 Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
 Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
 Tidak menimbulakn intoleransi.
 Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
 Memungkinkan penggunaan jangka panjang.Golongan obat – obatan
yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic,
golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
1. Test diagnostic
 Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti :hipokoagulabilitas, anemia.
 BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal
 Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
 Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
danada DM
 CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
 EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi
 IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginja
 foto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area
katup,pembesaran jantung
BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. Contoh Kasus
            Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th) 
seorang laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki,
bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri
Tn.A menderita penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2
tahun yang lalu asien pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang
sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit yang sama. Untuk mengatasi
masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di rumah karena menurutnya
masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal
pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-
hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan,
meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat
berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S
meskipun pernah ada riwayat MRS karena  Hipertensi sebelumnya. 
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga
1) Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga :  Tn. A
2. Alamat :  Tuban
3. Pekerjaan Kepala Keluarga :  Pedagang toko
4. Pendidikan Kepala Keluarga :  SMP
5. Komposisi Keluarga :  Ayah, ibu, dan dua orang anak

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan


Kelamin dengan KK

1.  Tn. A L Suami 50 th SMA


2.  Ny. S P Istri 45 th SMP
3.  Nn. Z P Anak 13 th SMP
4.  An. D L Anak 6 th SD

Genogram :

                        
Keterangan :

:  Laki-Laki                      : Tn. A

: Perempuan                                 : Ny. S         

: Nn. Z : Klien

: An. D

6. Tipe Keluarga
Keluarga inti terdiri dari Tn.A , Ny.S dan kedua anak kandung.
7. Suku bangsa
Jawa – Indonesia. Tn. A  berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.
8. Agama
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan
Tn.A habis tepat waktu karena Tn.A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2
minggu di kirim barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan
pedagang toko kebutuhan sehari-haridipasar. Tn. A dan Ny. S mengatakan
penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan
setiap hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan
bermain dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.Kadang- kadang
keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban jika musim liburan
panjang atau sekedar makan diluar bersama.
2) Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Anak pertama berusia 13 th  dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah
masing-masing SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan
anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan
kewajibannya sebagai anak.
3. Riwayat keluarga inti :
Ny.S  mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi
karenaayah Ny.S  juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan
yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S  juga pernah MRS karena kolestrol
yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak
pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di
toko).
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
Imunisasi
Tindakan
BB Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur Yang telah
Kg Kesehatan DPT/HB/ kesehatan
dilakukan
Campak
1. Tn. A 50 th 60 Baik Lengkap - Membantu
2. Ny. S 45 th 48 Sakit Lengkap Gangguan pemenuhan
nutrisi nutrisi Ny.S
3. An.Z 13 th 27 Baik Lengkap - tanpa
4. An. D 6 th 25 Baik Lengkap - membawa ke
pelayanan
kesehatan
4. Riwayat keluarga sebelumnya :
Ny.S adalah anak dari dua  bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan
dalam keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara
kakak Tn.A meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil.
3) Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari 3 kamar
tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 2 kamar mandi, 1 dapur
dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual
Roti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki
cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik.Kamar
mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak
bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur.Sedangkan untuk pembuangan
saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan
septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.     

R. Tamu K. Tidur

R. K. Tidur
Keluarga

K. Tidur Gudang

R. Makan Dapur

K. Mandi K. Mandi

        
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S  bertetangga dengan beberapa keluarga
petani,satu pegawai negeri sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan
besuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal
mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke
musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-
pindah tempat, saat Ny.S sakit Tn.A  jarang berjualan roti karena anak-anaknya
beraktivitas dan bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat
anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A  tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat
berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S  aktif dengan kegiatan keagamaan di
lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di
masjid tiap seminggu sekali.Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di
mushola dekat rumah.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-
kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar
rotisehingga pemasukan keuangan keluarga
berkurang. Ny.S dan Tn.A  mempunyai tabungan yang digunakan untuk
keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika
berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang
saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta mencarikan pengobatan baik
alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang
mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari
rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah
sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.
4) Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-
anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa
mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang
jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan
tak segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.
2. Struktur Peran Keluarga :
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A
menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
 Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah
tangga
 Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
 An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.
 An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit
menurut mereka. Ny.S  sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit
bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk
memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.
5) Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang
baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada
pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi
dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan
keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara
awam,saat Ny.Skelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang
anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat
ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan
keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah
bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti
program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami
istri.Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi
pendidikan yang baik.
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil
meskipun Ny.S  sakit dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai
tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.
6) Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan
keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan,
sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk
kesembuhan istrinya.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan
kelak menjadi anak yang berguna.
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga
bersama dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-
harapan mereka terhadap anaknya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil
suatu keputusan.
7) Pemeriksaan Fisik
Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing
No Pemeriksa Tn. S Ny.S An. Z An. D
an
Fisik
1 Kepala Simetris, rambut Simetris,tidak Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna hitam, ada berwarna hitam, berwarna hitam,
tidak ada ketombe,Rambut tidak ada tidak ada
ketombe. sedikit kusut ketombe. ketombe.
2. Leher leher tidak leher tidak
leher tidak leher tidak
nampak adanya nampak adanya nampak adanya nampak adanya
peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
tekanan vena tekanan vena
tekanan vena tekanan vena
jugularis dan jugularis dan
jugularis dan jugularis dan
arteri carotis, arteri carotis,
arteri carotis, arteri carotis,
tidak teraba tidak teraba
tidak teraba tidak teraba
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma). (struma).
3. Mata Visus 5/5, tidak Visus 5/5, tidakKonjungtiva Konjungtiva
ada kelainan, ada kelainan,
tidak terlihat tidak terlihat
sclera putih sclera putih. anemis, tidak anemis, tidak
ada katarak, ada katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, Simetris, Simetris,
bersih,Fungsi keadaan keadaan keadaan
pendengaran baik bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik
5. Hidung Simetris,keadaan keadaanbersih,p Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada enciuman masih bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan yang normal. kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mulut bersih, Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keadaan gigi ada lembab,keadaan lemb,keadaan
bersih,Tidak ada beberapa yang bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan tanggal. kelainan kelainan
7. simetris,
Dada HHJsimetris, tidak ada simetris, tidak Pergerakan dada Pergerakan dada
retraksi, tidak ada ada retraksi, terlihat simetris, terlihat simetris,
luka, tidak ada tidak ada luka suara jantung S1 suara jantung S1
nyeri tekan, suara tidak ada nyeri dan S2 dan S2
sonor, suara paru tekan, suara tunggal,tidak tunggal,tidak
vesikuler dan sonor, terdapat terdapat
bronchovesikuler.
suara paru vesikuler dan palpitasi, suara palpitasi, suara
tidakterdengar bronchovesikule mur-mur (-), mur-mur (-),
suara wheezing r. tidak terdengar ronchi (-), ronchi (-),
suara wheezing (-) wheezing (-)

8. Jantung denyut jantung denyut jantung denyut jantung denyut jantung


normal, tidak ada normal, tidak normal, tidak normal, tidak
dorongan, tidak ada dorongan, ada dorongan, ada dorongan,
ada pulsasi, tidak ada tidak ada tidak ada
ukuran dan bentuk pulsasi, ukuran pulsasi, ukuran pulsasi, ukuran
jantung dalam dan bentuk dan bentuk dan bentuk
batas normal, jantung dalam jantung dalam jantung dalam
terdengar suara batas normal, batas normal, batas normal,
lup dan dup, suara terdengar suara terdengar suara terdengar suara
jantung tunggal. lup dan dup, lup dan dup, lup dan dup,
suara jantung suara jantung suara jantung
tunggal. tunggal. tunggal.
9. TTV dan  TD:120/80 TD: 180/90 TD: 110/80 TD: 105/63
ekstremita mmHg, mmHg mmHg mmHg
s N : 74x/m, N : 88 x/menitS R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt
S : 360C S : 36 o C N: 84 x/mnt N: 72 x/mnt
R: 20x/m R : 18x/m S: 37,2OC S: 370C
8) Harapan Keluarga

Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi


pelayanan kesehatan dengan baik.

 Pengkajian Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga

No Kriteria Pengkajian
1. Mengnal Masalah Keluarga mengatakan Ny. S sering mengeluh pusing
karena penyakit darah tingginya.
2. Mengambil keputusan yang Bila Ny. S sakit langsung dibawa ke Puskesmas atau
tepat petugas kesehatan datang ke rumah.
3. Merawat anggota keluarga Dalam merawat Ny. S, masih memberikan makanan
yang sakit yang sama dengan anggota keluarga yang lainnya,
pola tidur tidak teratur dan waktunya kurang lama,
namun selalu melakukan kontrol secara teratur ke
pelayanan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari,
mengepel 1 minggu sekali dan lantai kamar
mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
5. Memanfaatkan sarana Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas
kesehatan atau petugas kesehatan bila sakit dan Ny. S
melakukan periksa sejak menderiat Hipertensi.

 Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS: kekurangefektifan keluarga Gangguan pemenuhan
 Ny.S mengatakan dalam membantu memenuhi nutrisi kurang dari
mual,muntah,lemas, nafsu kebutuhan nutrisi anggota kebutuhan tubuh.
makan menurun. keluarga yang sakit.

DO:
 Ny.S terlihat lemas.
 Ny.S makan 1x/hari habis ½
porsi dengan bantuan, dan
kadang tidak makan.
 Mukosa bibir kering.
DS: ketidak mampuan keluarga Hipertensi
 Pasien mengatakan pusing dalam mengenal karakteristik
dan lemas. penyakit dan perawatannya.
 Ny.S mengatakan
menderita penyakit
hipertensi sejak 2 th yang
lalu dan sempat MRS d
RSUD selama 3 hari.
 Karena merasa sudah sehat
Ny.S jarang lagi periksa ke
dokter meskipun hanya
sekedar periksa.
 Ny.S bekerja berdagang di
pasar dari pagi sampai
hampir sore sehingga
kurang istirah.
 Ny.S mengatakan jarang
berolah raga.
 Ny.S tidak merokok.
 Ny.S suka mengkonsumsi
makanan berlemak, seperti
gorengan dan bumbu santan.
 Tn.A mengatakan bahwa ibu
sudah biasa seperti ini.

DO:
 Ny.S tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
 TD : 160/100mmH,
 N : 100x/m, S : 36,50C
 R: 20x/m
B. Skoring Prioritas Masalah
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan
keluargaTn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai
berikut :

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga


Tn.A b.dkekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota
keluarga yang sakit.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Masalah adalah
1. Aktual (3) keadaan yang sudah terjadi
2. Resiko tinggi (2) dan perlu di lakukan
3. Potensial (1) tindakan segera.
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada
diubah : dan tindakan untuk me-
1. Tinggi (2) mecahkan masalah dapat
2. Sedang (1) dijangkau keluarga.
3. Rendah (0)
3. Potensi untuk mencegah 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah
masalah : untuk tidak memper-buruk
1. Mudah (3) keadaan dapat dilakukan
2. Cukup (2) Ny.S dan keluarga dengan
3. Tidak dapat (1) memperbaiki perilaku
hidup sehat.
4. Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari
1. Masalah dirasakan dan perlu adanya masalah tetapi
penanganan segera (2) tidak didukung dengan
2. Masalah di rasakan, tidak pemahaman yang ade-kuat
perlu di tangani segera (1) tentang karakteristik
3. Masalah tidak dirasakan (0) penyakit .
Total Skor 3 3/3
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-
1. Actual (3) tan tetapi tidak perlu
2. Resiko tinggi (2) ditangani segera.
3. Potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 1  membawa Ny.S ke
diubah : pelayanan kesehatan untuk
1. Tinggi (2) mendapatkan pengobatan
2. Sedang (1) dan perawatan.
3. Rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan
masalah : dengan menjaga pola
1. Mudah (3) hidup dan pola makan.
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
4. Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa
1. Masalah dirasakan dan perlu menerima keadaan mereka
penanganan segera (2) saat ini meskipun belum
2. Masalah dirasakan, tidak stabil.
perlu di tangani segera (2)
3. Masalah tidak di rasakan (0)
Total Skor 3 2/3

C. Diagnosa Prioritas

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S


keluarga Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
E.EVALUASI

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. Gangguan Jam 08.30-09.00 S:
pemenuhan  Mengucapkan salam  Keluarga menjawab salam
nutrisi kurang  Memvalidasi keadaan keluarga  Tn.A mengatakan Ny.S
dari kebutuhan  Mengingatkan kontrak masih mual, pahit di
tubuh pada Ny.S  Menjelaskan tujuan mulut, dan belum bisa
keluarga Tn.A sepenuhnya menghabiskan
b.d TUK porsi makannya.
kekurangefektifan 1. Memberitahu kepada pasien  Keluarga menyetujui
keluarga dalam dan keluarga betapa pertemuan saat ini selama
membantu pentingnya menjaga 30 menit tentang
memenuhi keseimbangan nutrisi  pentingnya pemenuhan
kebutuhan nutrisi walaupun saat sakit. nutrisi dan komposisi
keluarga yang 2. Memberitahu pasien dan seimbangnya.
sakit. keluarga tentang komposisi  Keluarga mengatakan
nutrisi yang seimbang. sudah faham tentang
3. Memberikan kesempatan pada proses membantu
keluarga untuk bertanya dan pemenuhan nutrisi Ny.S.
mengulangi penjelasan apa O:
yang sudah kita ajarkan.  Keluarga kooperatif dan
4. Memberitahu keluarga untuk aktif saat dijelaskan.
lebih aktif dalam membantu  Keluarga mendengarkan
pemenuhan kebutuhan nutrisi penjelasan yang diberikan.
secara parsial.  Keluarga membantu
5. Memberikan motivasi pasien proses pemenuhan
dan membantu  anggota kebutuhan nutrisi Ny.S
keluarga untuk membantu sampai akhirnya bisa
Ny.S perlahan-lahan makan dan minum.
memenuhi kebutuhan nutrisi  Ny.S belum
sampai tujuan tercapai. menghabiskan seluruh
porsi, tapi 2/3 porsi  dan
minum kurang lebih 5
gelas/hari.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
2. Hipertensi pada Jam 08.30-09.00 S:
Ny.S keluarga  Mengucapkan salam  Keluarga menjawab salam
Tn.A b.d  Memvalidasi keadaan keluarga  Tn.A mengatakan Ny.S
ketidakmampuan  Mengingatkan kontrak masih sedikit pusing dan
keluarga  Menjelaskan tujuan belum bisa sepenuhnya
mengenal melakukan aktifitas.
karakteristik TUK  Keluarga menyetujui
penyakit dan 1. Memberikan pendidikan pertemuan saat ini selama
perawatannya kesehatan tentang Hipertensi 30 menit tentang
yang meliputi: pentingnya aktifitas
 Pengertian hipertensi sehari-hari.
 Tanda dan gejala  Keluarga dan pasien
 Penyebab dan pencegahan mengatakan belum
2. Memeberikan masukan /saran sepenuhnya memahami
kepada keluarga untuk apa itu yang berkaitan
membawa Ny.S untuk berobat dengan hipertensi.
ke pelayan kesehatan sebagai  Keluarga sudah membawa
keputusan yang baik. Ny.S ke dokter yang biasa
3. Mengajukan kontrak waktu di kunjungi.
pada akhir pertemuan untuk di O:
lakukan evaluasi keadaan Ny.S  Keluarga kooperatif dan
dan keluarga. aktif saat dijelaskan.
 Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan.
 Ny.S masih terlihat sedikit
lemas , tapi sudah agak
lebih baik.
 TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh
banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial)
dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab
dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang
mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis.Kontrol pada
penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

B. Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi
hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan
pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan
dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://hestimeiprett.blogspot.com/
Anonim. ____. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). www.medicastore.com.
Diakses: 6 Maret 2012
Astawan, Made, Prof. dr. Ir. Ms. ___ . Cegah Hipertensi dengan Pola
Makan.www.depkes.co.id. Diakses: 6 Maret 2012
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita
Selekta Kedokteran”Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI, Jakrta, 1999

Anda mungkin juga menyukai