Anda di halaman 1dari 30

BAB V

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang.
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia.
Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern.
Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum
kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang
berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern
serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi
indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari
urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini,
maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah
diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin,
semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya.
Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak,
jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit
seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa
dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas
memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini
yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu
check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?

70
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga kliena dengan
gangguan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
 Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
 Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
 Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
 Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
 Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
 Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
 Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall
dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya (1978).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ).

71
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suam
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
4. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
a. Tradisional :
 The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
 The dyad family

72
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah
 Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
 The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
 The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)
 The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi
hukum pernikahan).
 Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
 Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
 Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
 Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

73
 The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

b. Non-Tradisional
 The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
 The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
 Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama
 The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
 Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)
 Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
 Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya
 Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya

74
 Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
 Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
 Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
5. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
 Membina hubungan intim yang memuaskan
 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
 Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
 Persiapan menjadi orang tua
 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan keluarga
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

75
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :
 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman
 Membantu anak untuk bersosialisasi
 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi
 Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
 Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
 Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya.
Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
 Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
 Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
 Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

76
 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua :
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
 Mempertahankan kesehatan
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
 Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya
meninggal :
 Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
 Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
 Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
 Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
 Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

77
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi          
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi
merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk
mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg
saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.        
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi
primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan).
Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10%
nya tergolong hipertensi sekunder.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,


antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan

78
terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan
pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam


arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
b. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.

Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun
atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer,
didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan
pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak
dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita
Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam
terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang


olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga
berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan
Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang

79
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat
kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara


intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini
dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang
tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi


Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

3. Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,


muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal,
dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal,
pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta
kelumpuhan.

4. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

80
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada
dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan

81
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
6. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung, gagal
ginjal, pecahnya pembuluh darah otak

82
Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. S Di Jln Bunga Wijaya Kesuma
Kecamatan PB Selayang II
Format pengkajian Keperawatan Keluarga

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


A. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. L
Pendidikan : SD
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jln. Bunga Wijaya Kesuma No.
Suku : Jawa
Telp 085270537873

B. Komposisi keluarga

No Nama L/ Umur Hub. kel Pekerjaan pendidikan


P
1 Lasiman L 60 thn Ayah wiraswasta SD
2 Supriati P 57 thn Istri wiraswasta SD
3 Devi Satria P 27 thn Anak Wiraswast SMA
a
4 Rahmat P 20 thn Anak wiraswasta SMA
Afrizal

83
C. Genogram

D. Type keluarga
1. Jenis type keluarga
2. Masalah yang terjadi dengan type keluarga tersebut

E. Suku bangsa
a. Suku bangsa : Tn. L mengatakan bahwa dia dan juga istrinya berasal dari
suku jawa.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
F. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
G. Aktivitas rekreasi keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah
Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah bapak lasiman dan ibu
supriati.
b. Penghasilan
Penghasilan perbukan yang didapatka oleh bapak lasiman dan ibu supriati
adalah sebanyak Rp. 1. 500.000
c. Upaya lain

84
Upaya lain yang dilakukan oleh keluarga untuk menambah penghasilan
tiap bulan adalah ibu supriati menjadi tukang kusuk.
d. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Harta benda yang dimiliki oleh TV, 1 buah Sepeda untuk ibu Supriati
pergi bekerja, 1 buah sepeda motor untuk anak ibu bekerja,1 buah Becak
untuk mencari nafkah. 1 buah TV,beberapa peralatan dapur seperti gelas,
sendok, panic, periuk, dan lain-lain.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan adalah sebanyak 1.750.000 untuk
kebutuhan rumah tangga, biaya makan setiap hari, belanja dapur dll.
H. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga Bapak Lasiman dan Ibu Supriati tidak memiliki aktifitas rekreasi
keluarga, ketika libur keluarga hanya dirumah menonton TV.

II. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
1. Luas Rumah : Luas Rumah keluarga adalah 6 x 9 m
2. Tipe rumah : Papan
3. Kepemilikan : Milik Sendiri
4. Jumlah Kamar : 2 Kamar
5. Ventilasi jendela : 4 Jendela
6. Pemanfaatan ruangan : 2 kamar tidur,1 kamar mandi, ruang makan
sekalian dapur, ruang tamu dan ruang keluarga.
7. Septic tank : 1 buah
8. Sumber air minum : Air sumur
9. Kamar Mandi : 1 buah
10. Kebersihan lingkungan : rumah mereka bersih, kamar tidur tertata
rapi, lantai rumah bersih dan tidak licin, sampah tidak berserakan di
halaman rumah.

1 2

3
U S

4 5

85
T
Keterangan : Lantai Dasar

1. Teras Rumah
2. Kamar tidur
3. Ruang tamu / ruang makan / ruang TV
4. Kamar tidur
5. Kamar mandi

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


1. Kebiasaan : Ny. S mengatakan bahwa selama ini aktif
mengikuti arisan di lingkungan dan mengatakan sering berbincang-
bincang dengan tetangga sebelah rumah mereka.
2. Aturan / Kesepakatan : kebiasaan mengikuti wirid dilakukan hanya
pada hari jum’at bersama dengan tetangganya.
3. Budaya : budaya yang ada yaitu mengunjungi
tetangga apabila ada yang sakit.
c. Mobilitas geografis keluarga
Alat transportasi yang ada dilingkungan saya adalah angkot tapi hanya sampai
simpang, untuk sampai kerumah saya tidak bisa berjalan kaki harus
menggunakan kendaraan seperti becak.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu Suparti mengatakan bahwa keluarga mereka sangat senang dengan
masyarakat yang ada disitu. Ibu Suparti juga mengatakan mereka tidak
mempunyai peran khusus dalam masyarakat tersebut, hanya sebagai
masyarakat biasa, namun ikut serta dalam kegiatan warga.
e. System pendukung keluarga
Keluarga tersebut dalam keadaan sehat, namun jika sakit mereka pergi ke
klinik bidan sebelah rumah atau ke puskesmas dan apabila sakitnya parah
mereka pergi ke rumah sakit.

III. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola komunikasi keluarga
Ny. S mengatakan bahwa mereka memakai sistem terbuka yaitu apabila ada
masalah di dalam keluarga dibicarakan dengan terbuka.
2. Struktur kekuatan keluarga
Ny. S mengatakan bahwa dalam pengambilan keputusan terletak pada suami
namun dibicarakan dahulu bersama.

86
3. Struktur peran
Ny. S mengatakan “ suami saya dapat menjalankan perannya sebagai suami,
kepala keluarga dan bapak dari anak-anak serta pencari nafkah”. Tn L juga
dapat menjalankan perannya sebagai istri yang mempunyai tanggung jawab
mengatur keperluan dan mengatur keuangan rumah, anak saya Devi dan
Rahmat sudah bekerja dan mampu membantu keuangan di keluarga. Selain itu
saya dan istri saya juga berperan sebagai motivator dalam keluarga yang
selalu memberi semagat bagi anak- anaknya, sebagai penghibur yaitu anak-
anaknya selalu bercanda dengan sesame anggota keluarganya.
4. Nilai dan norma
Keluarga ini masih menjalankan nilai dan norma dalam batas yang normal di
masyarakat.

IV. FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Afektif
Ny. S mengatakan suami saya selalu menyayangi saya dan ank-anak.
Hubungan antara kami sangat dekat.
2. Fungsi Sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga : Tn. L mengatakan bahwa dalam
keluarga mereka masih rukun terbukti mereka saat ada masalah
didiskusikan dengan baik dengan keluarga.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : interaksi dalam keluarga
tersebut dalam keadadan baik antara anak dan anaknya
berkomunikasi dengan baik.
c. Anggota keluarga yang dominan mengambil keputusan : suami
(Tn. L)
d. Kegiatan keluarga waktu senggang : menonton TV
e. Partisipasi dengan kegiatan sosial : mengikuti kegiatan wirid dan
marawis
f. Fungsi perawatan kesehatan : baik
3. Fungsi Reproduksi
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan
saat berkonsultasi ke dokter tidak perlu menggunakan alat KB karena
menderita penyakit hipertensi, jika KB suntik tidak bisa digunakan karena
tedapat farises pada Ny. S sedangkan operasi juga tidak bisa dilakukan dengan
alasan tekanan darah selalu tinggi.
4. Fungsi Ekonomi
Keseharian Tn. L bekerja sebagai wiraswasta sedangkan Ny. S berperan
sebagai ibu rumah tangga. Ny. S mengatakan bahwa pendapatan suaminya
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

87
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal Masalah
- Ny. S mengatakan “ sudah dua tahun Tn. L mengalami
sakit paru-paru tetapi tidak pernah dibawa ke rumah sakit,
1 bulan yang lalu Tn. L mengalami batuk darah dan
dibawa ke RS. Methodist dan dirawat disana. Ternyata
Tn. L menderita penyakit infeksi paru-paru dan diberikan
obat untuk 6 bulan. Pada hari rabu nanti rencananya Tn.
L akan dibawa ke RS. Methodist untuk control ulang”.
b. Mengambil Keputusan
- Ny. S “mengatakan kalau anggota keluarga saya sakit
saya hanya membeli obat di warung dan minum jamu,
baru nanti kalau tidak sembuh saya bawa ke puskesmas”.
c. Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
- Ny. S mengatakan “untuk menjaga agar kondisi keluarga
saya sehat maka saya kadang”.
d. Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
- Ny. S mengatakan “kami berusaha menjaga lingkungan
tetap bersih dan terhindar dari penyakit dengan menyapu
rumah, mengepel, membuka jendela, merapikan halaman
rumah dan membakar sampah”.
e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan
- Ny. S mengatakan “kalau ada anggota keluarga yang
sakit, kami sudah biasa membawa berobat ke puskesmas
karena jarak puskesmas dengan rumah kami tidak terlalu
jauh”.
V. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek : Ny. S mengatakan “tidak ada sesuatu yang
menyebabkan stress dalam keluarga kami”.
2. Stresor jangka panjang : Ny. S mengatakan “tidak ada sesuatu yang
menyebabkan stress dalam keluarga kami”.
3. Koping keluarga terhadap stressor : Ny. S mengatakan “apabila ada masalah
yang kami rasa berat maka kami akan memecahkan masalah secara bersama-
sama dengan jalan musyawarah keluarga sampai akhirnya ketemu jalan
pemecahannya dan tidak saling memaksakan dan menyakiti orang lain”.
4. Strategi koping : keluarga memakai jalan musyawarah dalam keluarga.
5. Strategi adaptasi : keluarga memakai jalan musyawarah dengan baik.

VI. KEADAAN GIZI KELUARGA


88
1. Pemenuhan gizi : keluarga tersebut makan 3x sehari tetapi anak-
anak jarang makan dirumah dikarenakan kerja fulltime di tempat kerja.
2. Upaya lain : --
VII. HARAPAN KELUARGA
Terhadap masalah kesehatannya : Ny. S mengatakan : “ perawat adalah seseorang
yang bertugas merawat orang sakit, dengan adanya beberapa masalaah yang kami
hadapi, kami berharap perawat bersedia membantu memecahkan masalah yang
kami hadapi, kami mengharap untuk diberi penyuluhan kesehatan yang dialami
keluarga.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Tn. L Ny. S An. D An. R


TD 120/80 160/ 100 - -
mmHg mmHg
Nadi 80 x/ 72 x/ menit - -
menit
Suhu 370 C 370C 370C 370C
RR 24x/i 22x/i 20x/i 22x/i
TB
BB
Kepala Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
mesosefal, mesosefal, mesosefal mesosefal,
kulit kulit kepala kulit kepala kulit kepala
kepala bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
bersih, terdapat luka, terdapat luka, terdapat luka,
tidak rambut rambut rambut
terdapat beruban, tidak beruban, tidak beruban, tidak
luka, mudah rontok mudah rontok, mudah rontok,
rambut sering mata : sclera
beruban, berkeringat. tidak ikterik.
tidak
mudah
rontok
Leher Tidak Tidak Tidak Tidak
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
pembesara pembesaran pembesaran pembesaran
n kelenjar, kelenjar, tidak kelenjar, tidak kelenjar, tidak
tidak ditemukan ditemukan ditemukan
ditemukan pembesaran pembesaran pembesaran
pembesara pembuluh pembuluh pembuluh
n limfe dan limfe dan limfe dan
pembuluh vena vena vena
limfe dan jugularis, jugularis, jugularis,
vena tidak ada tidak ada tidak ada

89
jugularis, nyeri tekan nyeri tekan. nyeri tekan.
tidak asa
nyeri
tekan.
Dada Pengembanga Pengembanga Pengembanga
n dinding n dinding n dinding
dada simetris, dada simetris, dada simetris,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
luka, tidak luka tidak ada luka tidak ada
ada bunyi bunyi nafas bunyi nafas
nafas tambahan tambahan.
tambahan
Abdomen Datar, Datar, tidak Ada nyeri Datar, tidak
tidak ada ada nyeri tekan di ada nyeri
nyeri tekan, tidak epigastrium tekan, tidak
tekan, ditemukan ( ulu hati), ditemukan
tidak pembesaran perut pembesaran
ditemukan hati kembung. hati.
pembesara
n hati
Ekstremitas Tidak Tidak Tidak Tidak
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
adanya adanya adanya adanya
edema, edema, tidak edema, tidak edema, tidak
tidak terdapat terdapat terdapat
terdapat kekakuan kekakuan kekakuan
kekakuaan sendi, tidak sendi, tidak sendi, tidak
sendi, terdapat luka. terdapat luka. terdapat luka
tidak
terdapat
luka.
Perineal Menolak Menolak Menolak Menolak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
pemeriksa pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
an
Masalah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pskiatrik
Intake cairan Minum Minum Minum Minum
sehari- sehari- hari air sehari- hari air sehari- hari air
hari air putih dan teh putih, kadang putih kadang
putih, teh dan teh dan
kadang kadang kopi kadang kopi
teh dan
kadang
kopi.
Eliminasi BAB 1 x BAB 1 x BAB 1 x BAB 1 x

90
sehari, sehari, sehari, sehari,
kosistensi kosistensi kosistensi kosistensi
lunak, bau lunak, bau lunak, bau lunak, bau
khas, khas, BAK 5- khas, BAK 5- khas, BAK 3-
BAK 4-5 6 x sehari, 6 x sehari, 4 x sehari,
x sehari, warna kuning warna kuning warna kuning
warna jernih jernih jernih
kuning
jernih

Personal Hygiene
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2x sehari dengan sabun
mandi, cuci rambut maksimal sekali dalam 3 hari dan gosok gigi sesudah makan
dan sebelum tidur.

91
PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA

No Kriteria Pengkajian
1. Mengenal masalah - Keluarga kurang mampu mengenal masalah
kesehatan, hal ini ditandai dengan keluarga tidak
menyadari pentingnya menjaga tekanan darah
tetap stabil
- keluarga mengatakan bahwa Ny. S masih baik-
baik saja
2. Mengambil keputusan
- keluarga telah mengambil keputusan yang tepat
yang tepat
dengan membawa Ny. S berobat tetapi keluarga
tidak mampu mengontrol makanan dalam
penatalaksanaan therapeutik dan kontrol tekanan

3. darah secara teratur.


Merawat anggota keluarga
yang sakit atau punya - Keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga
masalah yang sakit

- Ny. S tidak rutin kontrol tekanan darah


kepelayanan kesehatan terdekat dan tidak
memilah makanan yang bisa dan tidak bisa
4. Memodifikasi lingkungan dikonsumsi

- Keluarga Ny. S mampu memodifikasi lingkungan


5. rumah sesuai dengan kriteria rumah sehat dan
Memanfaatkan saran
bersih.
kesehatan
- Keluarga telah membawa Ny. S berobat
kepuskesmas tetapi tidak kontrol rutin.

ANALISA DATA

92
N
DATA ETIOLOGI PROBLEM
O

1. Data Subjektif:

 Ny. S mengatakan kadang-


kadang susah tidur pada
Ketidakmampuan
malam hari Resiko tinggi
keluarga dalam
 Sakit pada bagian tengkuk peningkatan tekanan
merawat keluarga
darah
yang sakit
Data Objektif:

 TD: 160/100 mmHg


 BB: 65 kg.
2. Data Subjektif:

 Keluarga mengatakan tidak


mampu mengatur pola diet
hipertensi Ketidakmampuan Kurangnya
keluarga dalam pengetahuan keluarga
Data Objektif: pemenuhan nutrisi mengenai penyakit
pada pasien hipertensi hipertensi
 TD: 160/100 mmHg
 Diet tinggi lemak
 Diet tinggi garam
 Diet daging

93
SKORING

1. Resiko tinggi peningkatan tekanan darah b.d Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
keluarga yang sakit d.d Tn. M mengatakan terkadang susah tidur pada malam hari, sakit pada
tengkuk, TD: 160/100 mmHg, BB: 65 kg, tampak obesitas.

KRITERIA SKOR BOBOT JUMLAH TOTAL PEMBENARAN

Sifat masalah : Keluarga tidak


mampu mengambil
 Kurang/ tidak 2 1 2/3 x 1 2/3
keputusan untuk
sehat
pencegahan
 Ancaman
penyakit.
 Krisis
Kemungkinan Keluarga mau
masalah dapat di bekerja sama untuk
ubah : menjaga pola makan
1
2 1 2/2 x 1
 Mudah
 Sebahagian
 Tidak dapat
Potensial masalah Keluarga mau di
dapat dicegah: ajak kerja sama

 Tinggi
2 1 2/3x 1 2/3
 Cukup
 Rendah
Menonjolnya Dapat menyebabkan
masalah resiko terjadinya
komplikasi penyakit
 Segera
2 1 2/2 x 1 1 hipertensi
ditangani
 Tak perlu

94
segera
ditangani
 Tak dirasakan

Total: 3 1/3

2. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit hipertensi b.d Ketidakmampuan


keluarga dalam pemenuhan nutrisi pada pasien hipertensi d.d keluarga mengatakan tidak
mampu mengatur pola diet hipertensi, TD: 160/100 mmHg, diet tinggi lemak, diet tinggi
garam, diet daging.

KRITERIA SKOR BOBOT JUMLA TOTAL PEMBENARAN


H

Sifat masalah : Keluarga tidak


mampu
 Kurang/ 3 1 3/3 x 1 1
melaksanakan
tidak sehat
program teraupeik
 Ancaman
penyakit hipertensi.
 Krisis
Kemungkinan Keluarga mau
masalah dapat di bekerja sama untuk
ubah : merawat keluarga
1 1 1/2 x 1 ½ yang hipertensi
 Mudah
 Sebahagian
 Tidak dapat
Potensial Keluarga mau di
masalah dapat ajak kerja sama
2 1 2/3x 1 2/3
dicegah:

 Tinggi

95
 Cukup
 Rendah
Menonjolnya Dapat menyebabkan
masalah resiko terjadinya
komplikasi penyakit
 Segera
2 1 2/2 x 1 1 hipertensi
ditangani
 Tak perlu
segera
ditangani
 Tak
dirasakan

Total: 3 1/6

PRIORITAS MASALAH

1. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit hipertensi b.d Ketidakmampuan


keluarga dalam pemenuhan nutrisi pada pasien hipertensi d.d keluarga mengatakan tidak
mampu mengatur pola diet hipertensi, TD: 160/100 mmHg, diet tinggi lemak, diet tinggi
garam, diet daging.

2. Resiko tinggi peningkatan tekanan darah b.d Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
keluarga yang sakit d.d Tn. M mengatakan susah tidur pada malam hari, sakit pada tengkuk,
TD: 160/100 mmHg, BB: 65 kg.

96
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER “HIPERTENSI”
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PB SELAYANG II KEC. MEDAN SELAYANG TAHUN 2013

N TUJUAN
DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
O UMUM KHUSUS

1. Kurangnya pengetahuan Setelah  Keluarga Jumat, pkl 11.00 wib S: Keluarga


keluarga mengenai dilakukan mengetahui  Kaji pengetahuan keluarga  Mengkaji pengetahuan mengetahui
penyakit hipertensi b.d pertemuan pengertian, mengenai hipertensi keluarga mengenai mengenai
Ketidakmampuan keluarga penyebab, hipertensi hipertensi dan
keluarga dalam memiliki gejala dan  Berikan pendidikan  Memberikan Penkes mampu memenuhi
pemenuhan nutrisi pada pengetahua tanda, kesehatan kepada keluarga kepada keluarga nutrisi dan
pasien hipertensi d.d n mengenai komplikasi, mengenai penyakit mengenai penyakit mengatur pola diet.
keluarga mengatakan pemenuhan dan hipertensi: pengertian, hipertensi: pengertian,
tidak mampu mengatur nutrisi pada penanganan penyebab, gejala dan tanda, penyebab, gejala dan O: keluarga
pola diet hipertensi, TD: pasien hipertensi. komplikasi dan tanda, komplikasi dan mampu memenuhi
160/100 mmHg, diet hipertensi  Keluarga pencegahan pencegahan. nutrisi
tinggi lemak, diet tinggi mengetahui  Menganjurkan keluarga
garam, diet daging. pemenuhan untuk membatasi dan A: Masalah teratasi
nutrisi untuk  Anjurkan keluarga untuk mengontrol intake
penderita membatasi dan mengontrol makanan tinggi lemak, P: intervensi
hipertensi intake makanan tinggi daging dan garam. dihentikan
 Keluarga lemak, daging dan garam.
membatasi/
mengontrol
makanan
tinggi
lemak,dagin
g dan garam
pada pasien
hipertensi.

70
2. Resiko tinggi Setelah - BB turun 1  Anjurkan keluarga dan Tn. Pkl. 11.30 wib S: Keluarga mampu
peningkatan tekanan dilakukan kg/minggu . M untuk selalu melakukan merawat keluarga
darah b.d pertemuan menunjukka pemeriksaan tekanan  Menganjurkan keluarga yang sakit.
Ketidakmampuan keluarga n perubahan darah di puskesmas atau dan Ny. S untuk selalu
keluarga dalam merawat mampu pola makan tempat kesehatan lain. melakukan pemeriksaan
keluarga yang sakit d.d merawat ( mis tekanan darah di
Ny. S mengatakan susah keluarga pilihan puskesmas atau tempat O: BB normal dan
tidur pada malam hari, yang sakit makanan, kesehatan lain. tidak tampak
 Anjurkan keluarga dan
obesitas
sakit pada tengkuk, TD: kuantitas). pasien untuk menimbang  Menganjurkan keluarga
160/100 mmHg, BB: 65 BB setiap minggu dan pasien untuk
kg, tampak obesitas. menimbang BB setiap
 Jelaskan pada keluarga minggu A: Masalah teratasi
dan pasien tentang  Menjelaskan pada
pengaruh obesitas keluarga dan pasien
terhadap penyakit tentang pengaruh obesitas
terhadap penyakit P: intervensi
hipertensi.
hipertensi. dihentikan.
 Anjurkan keluarga untuk  Anjurkan keluarga untuk
memotivasi Ny. S memotivasi Ny. S
melakukan olahraga yang melakukan olahraga yang
tepat secara individual. tepat secara individual.

71
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
           Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak
faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer
(essensial) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari
langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami
hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik).
Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-
medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih
lanjut.

B. Saran
        Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup
sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

72

Anda mungkin juga menyukai