PEMBAHASAN
A. Latar Belakang.
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia.
Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern.
Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum
kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang
berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern
serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi
indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari
urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini,
maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah
diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin,
semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya.
Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak,
jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit
seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa
dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas
memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini
yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu
check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
70
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga kliena dengan
gangguan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall
dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya (1978).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ).
71
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suam
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
4. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
a. Tradisional :
The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
The dyad family
72
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)
The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi
hukum pernikahan).
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
73
The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
b. Non-Tradisional
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama
The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
74
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
5. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
Membina hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan keluarga
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
75
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman
Membantu anak untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi
Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
Mempertahankan keintiman pasangan
Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya.
Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
76
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua :
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya
meninggal :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
77
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi
merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk
mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg
saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi
primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan).
Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10%
nya tergolong hipertensi sekunder.
b. Hipertensi sekunder
78
terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan
pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
b. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun
atau menjadi lebih kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer,
didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan
pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak
dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita
Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam
terjadinya Hipertensi.
79
bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat
kita tidak beraktivitas.
80
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada
dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
81
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
6. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung, gagal
ginjal, pecahnya pembuluh darah otak
82
Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. S Di Jln Bunga Wijaya Kesuma
Kecamatan PB Selayang II
Format pengkajian Keperawatan Keluarga
B. Komposisi keluarga
83
C. Genogram
D. Type keluarga
1. Jenis type keluarga
2. Masalah yang terjadi dengan type keluarga tersebut
E. Suku bangsa
a. Suku bangsa : Tn. L mengatakan bahwa dia dan juga istrinya berasal dari
suku jawa.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
F. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
G. Aktivitas rekreasi keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah
Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah bapak lasiman dan ibu
supriati.
b. Penghasilan
Penghasilan perbukan yang didapatka oleh bapak lasiman dan ibu supriati
adalah sebanyak Rp. 1. 500.000
c. Upaya lain
84
Upaya lain yang dilakukan oleh keluarga untuk menambah penghasilan
tiap bulan adalah ibu supriati menjadi tukang kusuk.
d. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Harta benda yang dimiliki oleh TV, 1 buah Sepeda untuk ibu Supriati
pergi bekerja, 1 buah sepeda motor untuk anak ibu bekerja,1 buah Becak
untuk mencari nafkah. 1 buah TV,beberapa peralatan dapur seperti gelas,
sendok, panic, periuk, dan lain-lain.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan adalah sebanyak 1.750.000 untuk
kebutuhan rumah tangga, biaya makan setiap hari, belanja dapur dll.
H. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga Bapak Lasiman dan Ibu Supriati tidak memiliki aktifitas rekreasi
keluarga, ketika libur keluarga hanya dirumah menonton TV.
1 2
3
U S
4 5
85
T
Keterangan : Lantai Dasar
1. Teras Rumah
2. Kamar tidur
3. Ruang tamu / ruang makan / ruang TV
4. Kamar tidur
5. Kamar mandi
86
3. Struktur peran
Ny. S mengatakan “ suami saya dapat menjalankan perannya sebagai suami,
kepala keluarga dan bapak dari anak-anak serta pencari nafkah”. Tn L juga
dapat menjalankan perannya sebagai istri yang mempunyai tanggung jawab
mengatur keperluan dan mengatur keuangan rumah, anak saya Devi dan
Rahmat sudah bekerja dan mampu membantu keuangan di keluarga. Selain itu
saya dan istri saya juga berperan sebagai motivator dalam keluarga yang
selalu memberi semagat bagi anak- anaknya, sebagai penghibur yaitu anak-
anaknya selalu bercanda dengan sesame anggota keluarganya.
4. Nilai dan norma
Keluarga ini masih menjalankan nilai dan norma dalam batas yang normal di
masyarakat.
87
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal Masalah
- Ny. S mengatakan “ sudah dua tahun Tn. L mengalami
sakit paru-paru tetapi tidak pernah dibawa ke rumah sakit,
1 bulan yang lalu Tn. L mengalami batuk darah dan
dibawa ke RS. Methodist dan dirawat disana. Ternyata
Tn. L menderita penyakit infeksi paru-paru dan diberikan
obat untuk 6 bulan. Pada hari rabu nanti rencananya Tn.
L akan dibawa ke RS. Methodist untuk control ulang”.
b. Mengambil Keputusan
- Ny. S “mengatakan kalau anggota keluarga saya sakit
saya hanya membeli obat di warung dan minum jamu,
baru nanti kalau tidak sembuh saya bawa ke puskesmas”.
c. Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
- Ny. S mengatakan “untuk menjaga agar kondisi keluarga
saya sehat maka saya kadang”.
d. Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
- Ny. S mengatakan “kami berusaha menjaga lingkungan
tetap bersih dan terhindar dari penyakit dengan menyapu
rumah, mengepel, membuka jendela, merapikan halaman
rumah dan membakar sampah”.
e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan
- Ny. S mengatakan “kalau ada anggota keluarga yang
sakit, kami sudah biasa membawa berobat ke puskesmas
karena jarak puskesmas dengan rumah kami tidak terlalu
jauh”.
V. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek : Ny. S mengatakan “tidak ada sesuatu yang
menyebabkan stress dalam keluarga kami”.
2. Stresor jangka panjang : Ny. S mengatakan “tidak ada sesuatu yang
menyebabkan stress dalam keluarga kami”.
3. Koping keluarga terhadap stressor : Ny. S mengatakan “apabila ada masalah
yang kami rasa berat maka kami akan memecahkan masalah secara bersama-
sama dengan jalan musyawarah keluarga sampai akhirnya ketemu jalan
pemecahannya dan tidak saling memaksakan dan menyakiti orang lain”.
4. Strategi koping : keluarga memakai jalan musyawarah dalam keluarga.
5. Strategi adaptasi : keluarga memakai jalan musyawarah dengan baik.
Pemeriksaan Fisik
89
jugularis, nyeri tekan nyeri tekan. nyeri tekan.
tidak asa
nyeri
tekan.
Dada Pengembanga Pengembanga Pengembanga
n dinding n dinding n dinding
dada simetris, dada simetris, dada simetris,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
luka, tidak luka tidak ada luka tidak ada
ada bunyi bunyi nafas bunyi nafas
nafas tambahan tambahan.
tambahan
Abdomen Datar, Datar, tidak Ada nyeri Datar, tidak
tidak ada ada nyeri tekan di ada nyeri
nyeri tekan, tidak epigastrium tekan, tidak
tekan, ditemukan ( ulu hati), ditemukan
tidak pembesaran perut pembesaran
ditemukan hati kembung. hati.
pembesara
n hati
Ekstremitas Tidak Tidak Tidak Tidak
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
adanya adanya adanya adanya
edema, edema, tidak edema, tidak edema, tidak
tidak terdapat terdapat terdapat
terdapat kekakuan kekakuan kekakuan
kekakuaan sendi, tidak sendi, tidak sendi, tidak
sendi, terdapat luka. terdapat luka. terdapat luka
tidak
terdapat
luka.
Perineal Menolak Menolak Menolak Menolak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
pemeriksa pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
an
Masalah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pskiatrik
Intake cairan Minum Minum Minum Minum
sehari- sehari- hari air sehari- hari air sehari- hari air
hari air putih dan teh putih, kadang putih kadang
putih, teh dan teh dan
kadang kadang kopi kadang kopi
teh dan
kadang
kopi.
Eliminasi BAB 1 x BAB 1 x BAB 1 x BAB 1 x
90
sehari, sehari, sehari, sehari,
kosistensi kosistensi kosistensi kosistensi
lunak, bau lunak, bau lunak, bau lunak, bau
khas, khas, BAK 5- khas, BAK 5- khas, BAK 3-
BAK 4-5 6 x sehari, 6 x sehari, 4 x sehari,
x sehari, warna kuning warna kuning warna kuning
warna jernih jernih jernih
kuning
jernih
Personal Hygiene
Keluarga mengatakan mempunyai kebiasaan mandi 2x sehari dengan sabun
mandi, cuci rambut maksimal sekali dalam 3 hari dan gosok gigi sesudah makan
dan sebelum tidur.
91
PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA
No Kriteria Pengkajian
1. Mengenal masalah - Keluarga kurang mampu mengenal masalah
kesehatan, hal ini ditandai dengan keluarga tidak
menyadari pentingnya menjaga tekanan darah
tetap stabil
- keluarga mengatakan bahwa Ny. S masih baik-
baik saja
2. Mengambil keputusan
- keluarga telah mengambil keputusan yang tepat
yang tepat
dengan membawa Ny. S berobat tetapi keluarga
tidak mampu mengontrol makanan dalam
penatalaksanaan therapeutik dan kontrol tekanan
ANALISA DATA
92
N
DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
1. Data Subjektif:
93
SKORING
1. Resiko tinggi peningkatan tekanan darah b.d Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
keluarga yang sakit d.d Tn. M mengatakan terkadang susah tidur pada malam hari, sakit pada
tengkuk, TD: 160/100 mmHg, BB: 65 kg, tampak obesitas.
Tinggi
2 1 2/3x 1 2/3
Cukup
Rendah
Menonjolnya Dapat menyebabkan
masalah resiko terjadinya
komplikasi penyakit
Segera
2 1 2/2 x 1 1 hipertensi
ditangani
Tak perlu
94
segera
ditangani
Tak dirasakan
Total: 3 1/3
Tinggi
95
Cukup
Rendah
Menonjolnya Dapat menyebabkan
masalah resiko terjadinya
komplikasi penyakit
Segera
2 1 2/2 x 1 1 hipertensi
ditangani
Tak perlu
segera
ditangani
Tak
dirasakan
Total: 3 1/6
PRIORITAS MASALAH
2. Resiko tinggi peningkatan tekanan darah b.d Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
keluarga yang sakit d.d Tn. M mengatakan susah tidur pada malam hari, sakit pada tengkuk,
TD: 160/100 mmHg, BB: 65 kg.
96
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER “HIPERTENSI”
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PB SELAYANG II KEC. MEDAN SELAYANG TAHUN 2013
N TUJUAN
DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
O UMUM KHUSUS
70
2. Resiko tinggi Setelah - BB turun 1 Anjurkan keluarga dan Tn. Pkl. 11.30 wib S: Keluarga mampu
peningkatan tekanan dilakukan kg/minggu . M untuk selalu melakukan merawat keluarga
darah b.d pertemuan menunjukka pemeriksaan tekanan Menganjurkan keluarga yang sakit.
Ketidakmampuan keluarga n perubahan darah di puskesmas atau dan Ny. S untuk selalu
keluarga dalam merawat mampu pola makan tempat kesehatan lain. melakukan pemeriksaan
keluarga yang sakit d.d merawat ( mis tekanan darah di
Ny. S mengatakan susah keluarga pilihan puskesmas atau tempat O: BB normal dan
tidur pada malam hari, yang sakit makanan, kesehatan lain. tidak tampak
Anjurkan keluarga dan
obesitas
sakit pada tengkuk, TD: kuantitas). pasien untuk menimbang Menganjurkan keluarga
160/100 mmHg, BB: 65 BB setiap minggu dan pasien untuk
kg, tampak obesitas. menimbang BB setiap
Jelaskan pada keluarga minggu A: Masalah teratasi
dan pasien tentang Menjelaskan pada
pengaruh obesitas keluarga dan pasien
terhadap penyakit tentang pengaruh obesitas
terhadap penyakit P: intervensi
hipertensi.
hipertensi. dihentikan.
Anjurkan keluarga untuk Anjurkan keluarga untuk
memotivasi Ny. S memotivasi Ny. S
melakukan olahraga yang melakukan olahraga yang
tepat secara individual. tepat secara individual.
71
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak
faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer
(essensial) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari
langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami
hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik).
Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-
medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih
lanjut.
B. Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup
sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.
72