DISUSUN OLEH
AYUDIA HARDIANI
005STYJ23
PENDAHULUAN
3. Manifestasiklinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi:
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak napas
d. Gelisah
e. Mual-muntah
f. Kesadaran menurun
4. Patofisiologi
Manurut Amin Huda kusuma (2019), hipertensi dapat disebabkan
menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer (esensial) dan hupertensi
sekunder. Pada hipertensi primer faktor yang mempengaruhinya yaitu genetik,
lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis dan sistem renin, dsn faktor yang
meningkatkan resiko hipertensi primer ini seperti: obesistas, merokok dan
alkohol. Sedangkan hipertensi sekunder penyebabnya yaitu: penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan.
Menurut Nuraif, Amin Huda & Hardi Kusuma (2020) Faktor
predisposisi (utama) terjadinya hipertensi yakni usia, jenis kelamin, merokok,
stres, kurang olahraga, genetik, alkohol konsentrasi garam, dan obesitas.
Hipertensi dapat terjadi karena ada kerusakan vaskuler (peredaran pembuluh
darah) sehingga terjadi perubahan struktur dari peredaran pembuluh darah,
dan penyumbatan pembuluh darah terjadi karena terjadinya vasokonstriksi
(kontraksi dinding otot) hingga menyumbat pembuluh darah sehingga
gangguan sirkulasi di otak, ginjal, retina, dan pembuluh darah terganggu.
5. Patway
Faktor predisposisi usia, jenis kelamin,
merokok, stress, kurang olahraga, genetik,
alkohol, konsentrasi, garam dan obesitas
Kerusakan vaskuler
pembuluh darah Hipertensi
Perubahan struktur
Penyumbatan
pembuluh darah
Vasokonstriksi
Mk: Resiko
Otak Suplai O2 ke otak ketidakefektifan
menurun perfusi jaringan ke
v
otak
Ginjal
Retina
Pembuluh darah
Vasokontriksi
pembuluh darah Spasme
arteriol Koroner Sitemik
Ginjal
Blood flow darah
menurun Mk: Resiko Iskemia Vasokonsttiksi
Cedera miokard
Respon RAA MK: penurunan Afterload
Mk: Nyeri curah jantung meningkat
Merangsang akut
aldosteron Fatigue
Mk. Kelebihan Volume
Edema Caran
Retensi Na
Mk: Intoleransi
Aktivitas
Total
_______________________ x Bobot
Skor Tertinggi
D. Perencenaan keperawatan
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan
keluarga.
1. menentukan sasaran atau goal
Sasaran merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui
segala upaya. Prinsip yang paling penting adalah bahwa sasaran
harus ditentukan bersama keluarga. Jika keluarga mengerti dan
menerima sasaran tersebut.
2. menentukan tujuan dan objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih
terperinci, berisi tentang hasil yang di harapakan dari tindakan
perawtan yang akan dilakukan. Cirri tujuan atau objektif yang baik
adalah spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan ada
batasan waktu.
3. menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan
Tindakan keperawatan yang dipilh sangat bergantung pada
sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan
masalah. Dalam perawatan kesehatan keluarga tindakan
keperawatan yang dilakukan ditujukan untuk mengurangi atau
menghilangkan sebab-sebab yang mengakibatkan timbulnya
ketidaksanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan.
E. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan,
sebagai tempat untuk menuangkan rencana asuhan ke dalam tindakan.
Setelah rencana di kembangkan, sesuai dengan kebutuhan dan prioritas
klien, perawat melakukan intervensi keperawatan yang spesifik, yang
mencakup tindakan perawat dan tindakan dokter.(Bulechek &
McCloskey, 1995 dalam Setyowati, 2017)
F. Evaluasi tindakan keperawatan
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang
direncanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien,
keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan professional lainnya ikut
serta dalam menentukan(Potter & perry 2005).:
a. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
b. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan (Wilkinson, 2014)
Pada dasarnya tindakan evaluatif adalah sama dengan tindakan
pengkajian, tetapi di lakukan pada saat perawatan, dimana di sini juga
akan di susun keputusan tentang status klien dan kemajuan
klien( poter & perry, 2005). Maksud dari pengkajian adalah untuk
mengidentifikasi apa yang harus di lakukan jika terdapat suatu
masalah. Sedangkan maksud dari evaluasi adalah menentukan apakah
masalah yang di ketahuai telah teratasi, memburuk atau sebaliknya
telah mengalami perubahan ( poter & perry, 2005 Setyowati, 2017).
Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
a. Evaluasi ahir (sumatif)
Evaluasi sumatif menjelaskan perkembangan kondisi dengan
menilai apakah hasil yang di harapkan telah tercapai. Perawat
menggunakan pendokumentasian dari pengkajian dan kriteria hasil
yang di harapkan sebagai dasar untuk menulis evaluasi
sumatif.Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan
keperawatan secara paripurna.Format yang dipakai adalah format
SOAP.
b. Evaluasi berjalan (formatif)
Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisis
perawat terhadap respons klien segera setelah tindakan atau bisa
juga di sebut sebagai evaluasi berjalan. Biasanya di gunakan
dalam catatan keperawatan, atau respon hasil ketika melaksanakan
iplementasi (deswani, 2009 dalam Setyowati, 2017).
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. H DENGAN KASUS
HIPERTENSI DI DUSUN SETILING 3 DESA SETILING KECAMATAN
BATUKLIANG
Genogram :
Keterangan Genogram :
: Laki -laki : garis pernikahan
6. Tipe Keluarga :
a. Jenis tipe keluarga : extended family orang tua yang tinggal dengan
anak,menantu dan cucu .
b. Masalah yg terjadi dengan tipe tersebut: pasien mengatakan tidak ada
masalah dalam keluarganya
7. Suku Bangsa :
a. Asal suku bangsa : sasak
b. Budaya yang berhubungan dengan Kesehatan : pasien mengatakan
masih percaya dengan budaya atau tradisi pergi kedukun untuk
berobat.
8. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi Kesehatan :
pasien mengatakan beragama islam dan selalu melaukan ibadah dan
berdoa kepada tuhan serta yakin kepada tuhan bahwa penyakitnya ini
adalah ujian yang diberikan oleh tuhannya dan tuhanlah yang akan
menyembuhkannya
9. Status sosial ekonomi keluarga :
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : pasien mengatakan yang
mencari nafkah adalah Anaknya dan cucu nya usaha kebun buah
jeruk, duren, manggis, alpukat, cabai. sedangkan menantunya
melakukan pekerjaan rumah.
b. Penghasilan : pasien mengatakan penghasilan dalam sebulan adalah
U
A : Kamar
C
B : Kamar mandi
A C : Dapur
A
A
B
2. Fungsi sosialisasil
a. Kerukunan hidup dalam berkeluarga : Ny. M selalu membina
hubungan baik dengan anggota keluarganya dan masyarakat tempat
tinggalnya
b. Interaksi dan hubugan dalam berkeluarga : sangat baik tidak ada
masalah dengan anggota keluarganya
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Anak
dari Ny.M
d. Kegiatan keluarga waktu senggang : Menonton tv
e. Partisipasi dalam kegiatan social: -
f. Fungsi perawatan kesehatan: Puskesmas
3. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan (Sesuai masalah
yg ditemukan)
a. Mengenal masalah kesehatan, Pengertian tanda dan gejala,….dstnya
Pasien mengatakan tahu tentang penyakit yang di deritanya, dan
mengetahui tanda dan gejala hipertensi
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Pasien mengatakan jika ia akan berobat ke RS pengambil keputusan
adalah anaknya
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit khususnya ibu
Ny”M” yang sudah berusia 62 tahun dengan riwayat penyakit
Hipertensi dan setiap hipertensinya kambuh di bawa berobat ke RS
untuk mengontrol dan diberikan obat rutin.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah
yang sehat
Keluarga mengatakan tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehat
Keluarga selalu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas
jika terdapat salah satu anggota keluarga yang sakit.
4. Fungsi reproduksi
Ny.’M’ sudah tidak melakukan hubungan seksual karna merasa sudah tua
dan sudah memasuki masa menopouse.
5. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan
Keluarga Ny. M tergolong keluarga prasejaktrah
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat
Tempat bertukar pikir dan meningkatkan silaturahmi dengan
masyarakat dilingkungan setempat.
VI. Stres dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang
Saat ini keluarga tidak memiliki stressor baik jangka pendek maupun
panjang
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor
Dalam mengatasi masalah keluarga Ny”M” berusaha menghadapi
dengan tenang dan mengutamakan komunikasi dan musywarah dengan
keluarga serta meminta pertimbangan anaknya sebagai penanggung jawab
dalam keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menggunakan strategi coping berupa pendekatan spiritual dan
terkadang juga berkonsultasi kepada anaknya atau orang lain yang
4. Strategi adaptasi disfungsional (pengambinghitaman,penggunaan
ancaman,dll)
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional
VII. Pemeriksaan Fisik
1. pemeriksaan kesehatan tiap individu.
Data Objektif :
– Pasien bertanya tentang
penyebab penyakit dan
pengobatannya
– Tanda-tanda vital
TD : 174/74 mmHg
N : 97 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36°
1 Sifat masalah
1
Sk Skala
3
a. Tidak/kurang sehat 2 3x1=1
1
b. Ancaman kesehatan
c. Keadaan sejahtera
Total 4
I. IPLEMENTASI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, D., Evanny Indah Manurung, & Riama Marlyn Sihombiny. (2020).
Keperawatan Keluarga. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Ibrahim. Volume II No I. Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi Idea
Nursing Jurnal Journal Vol II No I. Syiah Kuala Universty.
Nuraif, Amin Huda & Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Jilid 2. Medication
Jogja: Jogjakarta.
M. Wilkinson Judith. 2016. Diagnosa Keperawatan Diagnosa NANDA_I Intervensi
NIC Hasil NOC Edisi 10. EGC: Jakarta.
Pokjo Tim SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definis dan Indikator Diagnostik Edisi I. Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Indonesia: Jakarta
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Harefa, E. I. (2019). Penerapan Konsep Dasar Proses Keperawatan Keluarga.
https://www.researchgate.net/publication/336267550_ Penerapan _Konsep
_ Dasar_Proses_Keperawatan_Keluarga.
IPKKI. (2019). Draf Penetapan Standar Asuhan Keperawatan: Individu, Keluarga,
dan Kelompok/Komunitas di Indonesia dengan Pendekatan NANDA/ICNP,
NOC, NIC. https://kupdf.net/download/ nanda-
ipkki_5caaf1a6e2b6f5e91ed796da_pdf.
Fadhilah, N., Nuryati, E., Epid, M., Ardina, N. R., & Kep, M. (2021). Asuhan
keperawatan keluarga aplikasi dalam praktik: NICNOC, SKDI SIKI SLKI.
Jakad Media Publishing.
DOKUMENTASI