Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA PASIEN MUDA

OLEH KELOMPOK III

1. EMMAS FRISKA NABABAN


2. ENDANG JUNIATI PASARIBU
3. ENY NOVRIELITA SINAGA
4. ERLINA HARDAYATI
5. ERNAWATI
6. ETI JULIANI SARAGIH
7. EVA FEBRINA
8. EVA SUSANTI
9. EVIE RELITA AMBARITA
10. FADILLA
11. FANI AFRIYAN PRASETYO
12. FATMASARI GAHO
13. FATMAWATI BARUS
14. FAZARMAN NDRURU
15. FEBRI NANDA UTAMI
16. FEBRIANTI
17. FENI AMELIYA BR GINTING
18. FERA M. LUMBAN GAOL
19. FERI E. SILALAHI
20. FIA MARFIRA
21. FINA RATNA PURI
22. FRINELCY PURBA
23. FRYSKA FATMAWATI SIMANULLANG
24. GELORA KARTINI MANIK
25. GLADYS ABIGAIL SIMANJUNTAK
26. GOMGOM SIMBOLON
27. HARDANI PUTRI VALENTINA
28. HARTATI BR GINTING

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
denganindividu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan
bagiandari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan
keperawatankeluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan
padakeluarga.Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalahkesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat
harusmengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga
dalammelakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya.Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya
mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga
cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan
sakit pada paraanggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga
baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara
terpisah, merekatetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.Pada
keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluarmeninggalkan
rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimanaorang tuanya akan
merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah.Pada keluarga ini juga
terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri.Dan perawat sangat
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengankesehatan kepada
keluarga.Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan,
makadisini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang konsep dan
asuhankeperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat memenuhi kebutuhan
akaninformasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang
nantinyaakan kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa
pertengahan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.

C. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu
denganmengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan dan
internet,diskusi kelompok, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.
BAB II

KONSEP TEORITIS

A. PENGERTIAN

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling

berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004). Keluarga adalah sebagaimana sebuah

kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapakomponen
yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ).Keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan
kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek.(Raisner, 2009). Duvall
(1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalahsekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional, serta sosial dari setiap
anggota keluraga.Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan
anak yanghidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar gabungan
dan jumlah dari beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti anggota
individunya dan klien memiliki nilai-nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus
dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi klien sebagai
keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing-masing tanpa melihat
adanya hubungan biologis atau pun hukum (Perry, 2009, hal 202).Menurut (Friedman, 1998),
membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi dandigunakan sebagai referensi secara luas :

1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darahdan ikatan
adopsi.
2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah,atau jika
mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai
rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial
keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan
saudari.
4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

B. TIPE KELUARGA

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam


polakehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga
berkembangmengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajatkesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
1. Tipe keluarga tradisional.
a. Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b. Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
c. Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat).Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
d. Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
e. The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karenamengejar
karir atau pendidikan.
f. Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman,
bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu
atauhari libur saja.
h. Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1 rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan danmenggunakan
barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
k. Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anaksudah
memisahkan diri.

2. Tipe keluarga non tradisional.


a. Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage
mother).Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b. The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogami yang menggunakan
fasilitas secara bersama.
d. The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
e. Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah sebagaimana
pasangan suami istri.
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
alasantertentu.
g. Group marriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi
sesuatutermasuk seks dan membesarkan anak.
h. Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan
saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan
anak.
i. Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk
waktusementara.
j. Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaanekonomi atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatanemosional,
berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

C. Fungsi Keluarga

Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :

1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan
keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan
fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari
dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian
kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif,seluruh keluarga dapat
mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga
dalam fungsi afektif adalah :
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukungantar
anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dandukungan dari
anggota yang lain maka kemampuan untuk memberikan kasihsayang akan
maningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dansaling
mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasarmemberi
hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakuikeberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklimyang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuian
pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengemban
proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang
positif tersebut.Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan
kabahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah kelurgatimbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungansosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapaimelalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalamsosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan
perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi reproduksiKeluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber dayamanusia.
4. Fungsi ekonomiKeluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan,tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan
mempengaruhi statuskesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan
pemeliharaan kesehatandapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

D. Dimensi Stuktur Keluarga


Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasiPola interaksi keluarga yang berfungsi:
a. Bersifat terbuka dan jujur.
b. Selalu menyelesaikan konflik keluraga.
c. Berfikir positif.
d. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:

a. Karakteristik pengirim:
1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.
2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
b. Karakteristik penerima :
1) Siap mendengar.
2) Memberikan umpan balik.
3) Melakukan validasi.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat
misalnya sebagai suami atau istri atau anak.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang kearah positif.
Tipe struktur kekuatan antara lain:
a. Legitimate power/authority : Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.
b. Referent power : Seseorang yang ditiru.
c. Reword power : Pendapat ahli.
d. Coercive power : Dipaksakan sesuai keinginan.
e. Informational power : Pengaruh melalui persuasi.
f. Affectif power : Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
4. Nilai-nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

E. Peran Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluargasebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat
membantukeluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkankesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga(Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan
keluargaadalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004):
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat
dicapai.Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari
berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
denganmenggunakan metode keperawatan.

4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.Agar
keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus
terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang
disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota
timkesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi,
sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan
penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar
tercipta lingkungan sehat.

F. Tingkat Pencegahan
Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut sebagai tingkat pencegahan, yang
digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan keluarga. Tingkat pencegahan
tersebut mencakup seluruh spektrum kesehatan dan penyakit, juga tujuan-tujuan yang
sesuai untuk masing-masing tingkat. Leavell dkk. (1965, dalam Friedman, 1998).
Ketiga tingkatan tersebut adalah adalah:
a. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan
preventifkhusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit dan cedera.
b. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan pengobatan.
c. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancanguntuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat
fungsinya.

Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan keluarga. Tujuan
-tujuan tersebut terdiri atas peningkatan, pemeliharaan, pemulihan terhadap kesehatan
(Hanson, 1987 dalam Friedman, 1998). Peningkatan kesehatan merupakan pokok
terpenting dari keperawatan keluarga. Akan tetapi, sudah tentu, pendeteksian secara dini,
diagnosa dan pengobatan merupakan tujuan penting pula. Pencegahan tertier atau
rehabilitasi dan pemulihan kesehatan secara khusus menjadi tujuan yang penting bagi
keperawatan keluarga saat ini, mengingat perkembangan keperawatan kesehatan dirumah
dan pravelensi penyakit-penyakit kronis, serta ketidak berdayaan dikalangan lanjut usia
yang populasinya semakin meningkat dan cepat (Friedman, 1998).
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA

A. Karkteristik Keluarga Dewasa


Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa
awalsebagai berikut:
1. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang mulaimenerima
tanggungjawab sebagai orang dewasa.
2. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif
untukmemiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki peran
barusebagai orang tua.
3. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah baru yang
berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah pernikahan.
4. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang memiliki
peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu seseorang berada pada
wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan kondisi lingkungan serta
permasalahan baru.
5. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan memasukidunia
kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu, hubungan dengan kelompokteman
sebaya semakin renggang.
6. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola hidup baru,
dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat komitmen-komitmen barudalam
kehidupan.
7. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan
kemandirian,ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung pada pihak
lain.
8. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota
kelompokorang dewasa.
9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
10. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.

B. Tugas Perkembangan
Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu orangmencapai
kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan sosial pada masa dewasaawal.
Selama manusia berkembang maka akan terjadi perubahan-perubahan yakni
perkembangan-perkembagan yang dialami oleh individu tersebut.Perubahan tersebut
terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berpikir,motif-motif dan
kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasimasyarakat. Perubahan fisik yang
menyebabkan seseorang bekurang harapanhidupnyadisebut proses menjadi tua. Proses ini
merupakan sebagian dari padakeseluruhan proses menjadi tua. Proses ini banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktorkehidupan bersama dan faktor pribadi orang itu sendiri,
yaitu regulasi diri sendiri.Perkembangan dalam arti tumbuh, bertambah besar, mengalami
diferensiasi, yaitusebagai proses perubahan yang dinamis pada masa dewasa berjalan
bersama keadaanmenjadi tua. Dalam hal ini ada tiga macam perubahan, yaitu dalam tubuh
orang yangmenjadi tua, dalam kedudukan sosial, dan dalam pengalaman
batinnya.Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak harus
terkait padausia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir proses penuaan berbeda-
beda padaorang yang satu dengan orang yang lain.Seperti halnya sulit untuk menentukan
kapan dimulainya fase dewasa, begitu pula dirasasulit untuk menunjukkan kapan
dimulainya proses menjadi tua. Hal itu sebetulnya tidakterlalu penting bila pendapat
mengenai orang lanjut usia tidak diwarnai oelh gambarancitra yang negatif seperti yang
ada pada masyarakat pada umumnya. (F.J. Monks. 2006.323-324)Berikut tugas
perkembangan pada keluarga dewasa :
1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memilikikematangan
fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,yaitu mampu
melakukakn hubungan seksual denga lawan jenisnya, asalkanmemnuhi persyaratan
yang sah (perkawinan yang resmi). Untuk sementara waktu,dorongan biolohid tersebut
mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan beruapaya mencari calon teman
hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk
membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria
usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai persyaratan pasangan
hidupnya. Setiap orang mempunyaikriteria yang berbeda-beda.
2. Membina kehidupan rumah tangga
Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligusdijadikan
sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih
dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina,danmengembangkan
kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapatmencapai kebahagiaan
hidup.
3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas,umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu
dankeahliannya, mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat
yangdimiliki, sertamemberi jaminan masa depan keuangan yang baik.
4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang,damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-syarat untuk menjadi
warganegara yang baik harus dipenuhi oleh seseorang, sesuai dengan norma sosial
budayayang berlaku di masyarakat
C. Peran Perawat pada Keluarga Dewasa
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluargameliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjangwaktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu
tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar
tahapantersebut dapat dilalui dengan sukses.Perawat perlu memahami setiap tahapan
perkembangan keluarga serta tugas tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat
tugas perawat dalam mendeteksi adanyamasalah keperawatan yang dilakukan terkait erat
dengan sifat masalah yaitu potensialatau aktual.
Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:
Nasehat meningkatkan hubungan antara anggota keluarga
Nasehat untuk hidup mandiri
Nasehat kepada anak dewasa yang akan memulai sebuah keluarga

D. Pertimbangan Kesehatan
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama minimum. Akan
tetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko penyakit atau kecacatan
selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa awal mungkin juga rentansecara genetik
terhadap penyakit kronis tertentu seperti diabetes mellitus danhiperkolesterolemia
keturunan ( Price dan Wilson, 1992). Penyakit crohn, radang kronis pada usus halus lebih
umum terjadi pada usia 15-35 tahun. Insiden infertalitas jugameningkat pada masa
sekarang yang mempengaruhi 15-20% dewasa sehat lain, banyakklien infertile merupakan
dewasa awal (Bobak dan Jensen, 1993)
1. Masalah Fisiologis
a. Faktor Resiko Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya
hidup danriwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai berikut;
Kematian dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada populasidewasa awal.
Kematian dan cedera dapat terjadi karena serangan fisik,kecelakaan kendaraan bermotor
atau kecelakaan lain dan usaha bunuh diri.
Pengkajian faktor yang mempredisposisi kekerasan yang mengakibatkancedera atau
kematian, yaitu :
Kemiskinan
Keretakan keluarga
Penganiayaan
Pengabaian anak
Penting sekali bila seseorang perawat melakukan pengkajian psikososialsecara
keseluruhan termasuk faktor seperti : pola perilaku, riwayat penganiayaan fisik dan
peyalahgunaan zat, pendidikan, riwayat pekerjaan dansystem pendukung sosial untuk
mengetahui faktor risiko terhadap kekerasan personal dan lingkungan.
Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung berperan terhadap mortalitas
dan morbilitas pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa awal dapat menyebabkan
cedera berat dalam kecelakaan kedaraan bermotor yang dapat mengakibatkan kematian
atau kecacatan permanen. Penyalah gunan pada obat stimulan dan depresan yang
(“upper”) dapat menekan system kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas
sehingga menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa, khususnya pada tahap awal.Informasi
yang penting mungkin diperoleh dengan membuat pertanyaan yang spesifik tentang
masalah medis di masa lalu, perubahan masukan makanan, pola tidur atau masalah
labilitas emosi. Laporan penangkapan karenamengemudi saat intoksikasi, penganiayaan
istri dan anak atau perilaku yang melanggar peraturan untuk memeriksa kemungkinan
penyalahgunaan obatsecara cermat (Winger, Hofmam dan Woods, 1992).
Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum terjadi pada masa remaja,
sebanyak 55% kemamilan terjadi pada wanita dewasa awal dan tengah(Alan Guttmacher
Institute). Kehamilan yang tidak direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan emosional
jangka panjang pada masa awal dewasa.Kehamilan yang tidak direncanakan adalah
sumber stress yang berkelanjutan.Sering kali dewasa awal yang mempunyai tujuan
pendidikan, karier dan mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan pada tujuan
tersebutdapat mempengaruhi hubungan masa depan dan hubungan orang tua-anak
nantinya.

Penyakit Menular Seksual (PMS)


Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes genital danAIDS. Penyakit
sekual menular mempunyai efek yang cepat seperti keluarnyarabas, ketidaknyamanan dan
infeksi. PMS juga memicu gangguan kronis yangdiakibatkan penyakit herpes genital,
infertilitas yang diakibatkan gonore atau bahkan kematian yang disebabkan AIDS.
Penyakit ini dapat terjadi pada orangyang aktif secara seksual dan diperkirakan hampir
dua pertiga kasus PMSterjadi pada individu berusia antara 15-24 tahun (Killion,1994).
Faktor Lingkungan dan Pekerjaan
Faktor lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu : paparan terhadap partikeludara yang
dapat menyebabkan penyakit paru dan kanker. Penyakit paru yangtermasuk silikosis
berasal dari inhalasi bedak atau debu silikon dan emfisemakarena kanker disebabkan
paparan tentang pekarjaan dapat menyerang paru,hati, otak, darah atau kulit. Pertanyaan
tentang paparan pekerjaan terhadap bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin
pengkajian perawat.

2. Gaya Hidup
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene personalyang
buruk meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat penyakit dalamkeluarga
seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkanrisiko penyakit
juga. Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitumengidentifikasi faktor yang
meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasaawal.Merokok adalah faktor risiko
penyakit paru, jantung dan vaskular yang diketahuidengan baik pada perokok dan orang
yang menghisap asap rokok. Inhalasi polutanrokok meningkatkan risiko kanker paru-
paru, emfisema dan bronkhitis kronis. Nikotin pada tembakau adalah vasokontriktor
yang bekerja pada arteri koroner,darah meningkatkan risiko penyakit angina, infark
miokard dan arteri koroner. Nikotin juga menyebabkan penyempitan vasokonstriksi
perifer dan memicu masalah vaskular.Stres lama meningkatkan wear and fear pada
kapasitas adaptif tubuh. Pola latihandapat mempengaruhi status kesehatan. Latihan
yang dilakukan terus-menerus meningkatkan frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit
3 kali seminggumeningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan menurunkan rata-rata
tekanan darahdan denyut jantung. Selain itu latihan menurunkan kecenderungan mudah
lelahinsomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat harus melakukan
pengkajianmuskuloskletal secara menyeluruh, termasuk mobilitas sendi dan tonus otot,
dan pengkajian psikososial untuk meningkatkan toleransi terhadap stres
dalammenentukan efek-efek latihan.
Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal dapatmenjadi
faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang yangmempunyai
penyakit yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit. Higienegigi yang buruk
meningkatkan risiko penyakit periodontal.
Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko
berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir.
Contohnya,seorang pria muda yang ayah dan kakek dari ayahnya yang mempunyai
infarkmiokard (serangan jantung), pada usia 50-an mempunyai risiko infark miokard
dimasa depan. Adanya penyakit kronik tertentu dalam keluarga meningkatkan risiko
bagi anggota keluarga terhadap perkembangan penyakit itu. Risiko penyakit keluarga
jelas merupakan penyakit herediter. Kurangnya kepatuhan untuk pemeriksaan skrining
rutin dapat menempatkan klien pada risiko penyakit beratkarena kegagalan deteksi dini.
3. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria, wanita atau
pasangan.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus mempertimbangkan
perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga membedakan tahap
sertakonsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis.
1. Perkembangan PsikologisDewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya
pada usia 20 tahun.Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui.
Perubahan fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada wanita
hamil dan keluargausia subur sangat luas.Dewasa awal biasanya lebih aktif,
mengalami penyakit berat tidak sesering kelompok usia yang lebih tua. Cenderung
mengakibatkan gejala fisik dan sering menunda dalam mencari perawatan
kesehatan. Karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati usia baya.
Temuan pengkajian umumnya dalam batas normal,kecuali klien mempunyai
penyakit. Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat mengambil
manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup dapat
membantu perawat danklien mengidentifikasi kebiasaan yang meningkatkan resiko
penyakit jantung, maligna, paru, ginjal atau penyakit kronik lainnya.

Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian kepuasan hidup secara
umum, yaitu:

Hobi dan Minat

Kebiasaan meliputi: diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan penggunaan kafein,
alcohol dan obat terlarang

Kondisi rumah meliputi: rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi kesehatan dan
hewan peliharaan

Lingkungan pekerjaan meliputi: jenis pekerjaan, pemajanan terhadap fisik dan


mental.

2. Perkembangan Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal
dantengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup
secaraumum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan konsep
individu, pemecahan masalah dan keterampilan motorik.Mengidentifikasi area
pekerjaan yang diinginkan adalah tugas utama dewasa awal.Ketika seseorang
mengetahui persiapan pendidikannya, keahlian, bakat dankarakteristik kepribadian.
Pilihan pekerjaan menjadi lebih muda dan biasanyameraka akan lebih luas dengan
pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa awalkekurangan sumber dan system
pendukung untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau pengembangan
keahlian yang diperluhkan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa
dewasa awal mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas
3. Perkembangan Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan individu
mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social. Dewasa awal kadang
terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja yang tidak ada
tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa. Namun pola tertentu atau
kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara usia 23-28 tahun, arang dewasa
memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan berhubungan. Dari usia 29-34
tahunorang dewasa mengarahkan kelebihan energinyaterhadap pencapaian dan
penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35-43 tahun adalah waktu ujian yang besar
daritujuan hidup dan hubungan. Perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi,
sosialdan pekerjaan. Seringkali stress dalam ujian ini mengakibatkan“krisi usia
baya” ketika pasangan dalam pernikahan, gaya hidup dan pekerjaan dapat berubah.
Selama masa dewasa awal, seseorang biasanya lebih perhatian pada pengejaran
pekerjaan dan sosial. Selam periode ini individu mencoba untuk membuktikan
status sosial ekonominya. Mobilitas yang lebih tinggi didapat melalui pilihan karier.
Akan tetapi adanya kecenderungan saat ini terhadap pengecilan perusahaan
menyebabkan posisi yang tinggi lebih sedikit. Kemudian banyak dewasa awal
menghadapi peningkatkann stress karena persaingan yang lebih besar di tempat
kerja untukmencapai dan mempertahankan status kelas-menengah. Konseling karier
dankepribadian dapat membantu individu mengidentifikasi pilihan karier
danmenentukan tujuan yang realistik.Faktor etnik dan jender mempunyai dampak
sosiologis dan psikologis dalamkehidupan dewasa dan faktor tersebut dapat
merupakan tantangan yang jelas bagiasuhan keperawatan. Dewasa awal harus
membuat keputusan mengenain kerier, pernikahan dan menjadi orang tua.
Meskipun setiap orang membuat keputusantersebut berdasarkan faktor individu,
perawat harus memahami prinsip umum yangtercangkup dalam aspek
pengembangan psikososial dewasa awal.

4. Stress Pekerjaan
Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan
dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres situasi pekerjaan
situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat
waktu hampir dekat, atau seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar.
Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan faktor risiko stres pekerjaan
menurun, yang memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan
posisinyalebih sedikit dalam struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi jika
seseorangtidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap
individu menerima pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada
setiap klien.Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi
pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian
pekerjaan juga meliputikondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada
kebiasaan tidur atau makan,dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.
5. Stress Keluarga
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang dapat
diprediksiuntuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga berfungsi
danmenjadi bagian efektif dalam masyarakat. Salah satu peran penting adalah
kepalakeluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah pemimpin
keluargaatau kedua orang tua berperan coleader. Dalam keluarga orang tua
tunggal, orang tuaatau ada kalanya seorang anggota keluarga besar menjadi kepala
keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis keadaan dapat terjadi.
Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk sistem
pendukung, penguasaan mekanismeyang biasa digunakan oleh anggota keluarga.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada keluarga dewasa adalah :


1. Masalah Potensial.
a. Gangguan proses keluarga
b. Gangguan penampilan
c. Gangguan proses berpikir
d. Gangguan pemeliharaan kesehatan
e. Gangguan peyalahgunaan zat
f. Gangguan pola seksual
g. Konflik peran keluargah.
h. Konflik pengambilan keputusan
i. Ketidakefektifan koping keluarga
j. Hambatan interaksi social
k. Ketidakberdayaan
l. Defisit pengetahuan
m. Defisit perawatan diri
n. Perubahan kebutuhan nutrisi

2. Masalah Resiko
a. Risiko perubahan peran orang tua
b. Risiko penularan infeksi
c. Risiko kesepian
d. Risiko cedera

3. Masalah Potensial
a. Potensial berkembangnya koping keluarga
b. Potensial pemeliharaan kesehatan

C. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan
sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan
karier

ANALISA DATA

Data Mayor :

Pengungkapan ketidakmampuan untuk mengatasi atau menerima bantuan

Penggunaan mekanisme koping yang tidak sesuai

Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan

Data Minor :

Rasa khawatir, ansietas

Melaporkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan

Ketidaefektifan partisipasi social

Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar

Perubahan pola komunikasi yang biasa

Intervensi :

a. Kaji status koping individu saat ini

Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta

Dengarkan dengan cermat dan amatiwajah, gerak tubuh, kontak mata,intonasi,


dan intensitas suara

b. Berikan dukungan jika individu berbicara

Tenangkan bahwa perasaan yang dimulainya memang sulit

Jika individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih member harapan


pandangan realistis

c. Dorong untuk melakukan evaluasi diri tentang perilakunya


Apa hal tersebut berguna bagi anda?
Bagaimana hal tersebut dapat membantu?
d. Bantu individu untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif
Apa yang menjadi masalah
Siapa yang akan bertanggungjawab terhadap masalah tersebut
Apa keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan
e. Bicarakan alternative yang mungin timbul (misalnya membicarakan
denganorang terdekat)
f. Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik pelaksanaanstress
(misalnya jogging, yoga)

3. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota keluarga


(misalnya pernikahan)
ANALISA DATA
Data Mayor :

Tidak berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga

Data Minor :

Tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosi,dan spiritual semua anggotakeluarga

Tidak dapat mengekspresikan atau menerima perasaan secara terbuka

Intervensi :

a.

Bantu keluarga menghadapi kekhawatirannya terhadap masalah tersebut b.

Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa bersalah, marah, menyalahkandiri, bermusuhan,


dan mengenal lebih lanjut perasaannya dalam anggotakeluargac.

Bantu keluarga untuk mengenal peran dan menentukan prioritas untukmempertahankan


integritas keluarga dan menurunkan stressd.

Bina hubungan saling percaya antara anggota keluarga3.


Ketidakfektifan pemeliharan kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuantentang
pencegahan penyakitANALISA DATA

Data Mayor :

Melaporkan atau memperlihatkan gaya hidup yang tidak sehat (misalnya penggunaan obat-
obatan, makan dalam jumlah yang berlebihan, diet tinggi lemak)

Data Minor :

Melaporkan atau memperlihatkan :

Sistem pernapasan (sering terinfeksi, batuk kronis, dispnea saat aktivitas)

Rongga mulut (sering sariawan, ompong pada usia dini)

Sistem pencernaan dan nutrisi (obesitas, anoreksia, kakeksia, anemia kronis)

Sistem musculoskeletal ( tot sering tegang, sakit punggung, nyeri leher)

Berfokus pada diri sendiri tanda-tanda fisik disstres atau keteganagan(peningkatan frekuensi
jantung dan ketegangan otot, gelisah)saat keputusanmenjadi focus perhatian


Mempertanyakan nilai-nilai atau keyakinan pribadi saat mengusahakan suatu pengambilan
keputusan

Intervensi :

a.

Jalin hubungan saling percaya dan berarti yang meningkatkan saling pengertiandan perhatian
b.

Fasilitasi proses pengambilan keputusan yang logis

Bantu individu mengenlai apa masalahnya dan dengan jelasmengidentifikasi keputusan yang
harus dibuat

Gali apa yang akan timbul bila tidak membuat keputusan

Bantu mengidentifikasi kemungkinann hasil berbgaai alternative

Bantu individu untuk menghadapi ketakutan

Benahi kesalahan informasi


Bantu dalam mengevaluasi alternative berdasarakan pada ancaman potensial atau actual
terhadap nilai-nilai atau keyakinan

Beri dorongan pada individu untuk membuata keputusanc.

Beri dorongan pada orang terdekat untuk terlibat dalam keseluruhan proses pengambilan
keputusand.

Dengan aktif yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya ditangannya danmenjadi


haknya untuk melakukan itue.

Libatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pengambilan keputusan5.

Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah dan pergidari
rumah)ANALISA DATA

Data Mayor :

Pengungkapan rasa kesepian karena telah melepaskan anak yang menikah

Ingin mencari suasana yang lebih ramai

Data Minor :

Cemas, gelisah


Sedih

Sering merenung

Intervensi :

a.

Identifikasi factor penyebab dan penunjang b.

Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan kesepianc.

Tingkatkan interksi social

Kerahkan system pendukung tetangga dan keluarga individu

Rujuk pada penyuluhan keterampilan social

Tawarkan umpan balik tentang bagaimana individu menampilkan diri padaorang laind.

Kurangi hambatan kontak sosial

Tentukan ketersediaan transportasi dalam komunitas (umum, yang berubngan dengan ibadah)

Identifikasi aktivitas yang membantu mempertahankan individu tetap sibuk,terytama dalam


periode risiko tinggi kesepian
BAB V

PENUTUP

Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap tahap
perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing termasuk
tugasyang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya
dengansukses. Dengan asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan telah
membantukeluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan lancar sesuai
dengan tahap perkembangan keluarga dewasa awal (melepas anak sebagai dewasa) sehingga
dapatmenciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik,
psikologis,dan sosial anggota keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. (2010).

Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan. Praktek.

Jakarta : EGCMubarak, wahit iqbal. (2009).

Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1

. Jakarta : EGCMubarak, wahit iqbal. (2009).

Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2

. Jakarta : EGCPerry and Potter. (2005).

Buku Ajar Fundamental Keperawatan I

: konsep, proses, dan praktik Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa,
Yasmin Asih [etall]; editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta :
EGCSetiawati, santun. (2008).

Asuhan Keperawatan Keluarga

. Jakarta : Trans info medSudiharto, (2007).

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan KeperawatanTranskultural

. Jakarta: EGCSuprayitno. (2004).

Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik

. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai