Anda di halaman 1dari 101

KELUARGA

Tujuan Instruksional:
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :
1. Menjelaskan definisi keluarga dengan benar
2. Menjelaskan ciri-ciri keluarga dengan benar
3. Menjelaskan tipe keluarga dengan benar
4. Menjelaskan struktur keluarga dengan benar
5. Menjelaskan fungsi pokok keluarga dengan benar
6. Menjelaskan tugas keluarga dengan benar
7. Menjelaskan peranan keluarga deangan benar
8. Menjelaskan tahap perkembangan keluarga dengan benar
9. Menjelaskan keluarga sejahtera dengan benar
10. Menjelaskan konsep dukungan sosial keluarga dengan benar
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya angat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
indifidu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang
baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai
dari keluarga.
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga
saling berkaitan dan saling mempenganihi anrara sesama anggota keluarga dan
akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga yang ada disekitarnya atau
masyarakat sekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh terhadap
negara

1.1

DEFINISI KELUARGA

Pengertian keluarga akanberbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung
kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam
mendefinisikan. Ada beberapa pengertian Keluarga yang perlu diketahui oleh
mahasiswa, antara lain adalah :
1. Bussard dan Ball (1966)
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya
dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal,
berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran,
dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan
mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.
2. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
3. Duval (1972)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari tiap anggota keluarga.
4. Heivie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5. Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan

6. Bailon dan Maglaya (1989)


Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi, daiam satu rumah tangga berinteraksi satu
dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
7. UU No. 10 tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau
suarni istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya
8. Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ifcatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
keluarga itu terjadi jikalau ada : Ikatan atau persekutuan (perkawinan/
kesepakatan) Hubungan (darah / adopsi / kesepakatan) Tinggal bersama dalam
satu atap (serumah) Ada peran masing-masing anggota keluarga Ikatan emosional
1.2 CIRI-CIRI KELUARGA
1. Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.

2. Ciri Keluarga Indonesia


a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong
b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan
secara musyawara
1.3 TIPE KELUARGA
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan
1. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek,
paman-bibi).
2. Secara Modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oieh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru,
satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

c. Niddle Age/ Aging Couple


Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di
rumah,

anak-anak

sudah

meninggalkan

rumah

karena

sekolah/perkawinan/meniti karier.
d. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
atau salah satu bekerja di luar rumah.
e. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
f. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Married, suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-wafctu
tertentu.
h. Single Adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan unruk kawin.
i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j. Institusionat, yaitu

anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam

suatu panti-panti.
k. Comunal, yaitu satu rurnah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang rua dan
keturunannya di dalam-satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah
kawin dengan yang lain dan semua adalah orang rua dari anak-anak.
m. Unmaried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya diadopsi.
n. Cohibing Colple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
o. Gay and lesbian family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang
berjenis kelamin sama.

Gambaran tentang bentuk keluarga di atas ini melukiskan banyaknya bentuk


struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga
harus dipahami dalam konteknya, label dan jenisnya hanya berfungsi hanya
sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja.
Dan setiap upaya perlu memperhatikan keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu
kalangan profesionalis dalam bidang kesehatan yang melayani keluarga harus
bersifat toleren dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup keluarga.
1.4

STRUKTUR KELUARGA

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi


keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga . sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.

1.5 FUNGSI POKOK KELUARGA


1. Friedman (1998)
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkah anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk

berkehidupan

sosial

sebelum

meninggalkan

rumah

untuk

berhubungan dengan orang lain diluar rumah


c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
e. Fungsi

perawatan/pemeliharaan

kesehatan,

yaitu

fungsi

untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki


produktivitas tinggi
2. UU No. 10 tahun 3992 jo PP No. 21 tahun 1994
Secara umura fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi keagamaan
-

Membina norma ajaran ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga

Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari- hari kepada


seluruh anggota keluarga

Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan


dari ajaran agama

Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang


keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau masyarakat

Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai


fondasi inenuju keluarga kecil bahagia sejahtera

b. Fungsi budaya
-

Membina tugas - tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan


norma-norma dan budaya masyarakat dan baagsa yang ingin
dipertahankan

Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk raenyaring


norma dan budaya asing yang tidak sesuai

Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya


mencari pemecahan masalah

dari berbagai pengaruh

negatif

globalisasi dunia
-

Membina tugas-tugas keluarga

sebagai lembaga yang; anggotanya

dapat berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia


dalam menghadapi tantangan globalisasi
-

Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan


budaya masyarakat atau bangsa

untuk menjunjung terwujudnya

norma keluarga kecil bahagia sejahtera


c. Fungsi cinta kasih
-

Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar


anggota keluarga kedalam simbol-simbol nyata secara optimal dan
terus menerus

Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga


secara kuantitatif dan kualitatif

Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi


dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang Membina rasa,
sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan
menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil
bahagia sejahtera

d. Fungsi perlindungan
-

Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga

Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai


bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar

Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keiuarga sebagai


modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera

e. Fungsi reproduksi
-

Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi


sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya

Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga


dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental

Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan


dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumlah ideal anak
yang diinginkan dalam keluarga

Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang


kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera

f. Fungsi sosialisasi
-

Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga


sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama

Menyadari, merencanakan. dan menciptakan kehidupan keluarga


sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai
konflik dan permasalahan yang dijumpamya baik dilingkungan sekolah
maupun masyarakat

Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang


diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan
mental), yang tidak, kurang dibeiikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat

Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga


sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi
orang tua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera

g. Fungsi ekonomi
-

Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan


keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan
kehidupan keluarga

Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan,


dan keseimbangan antara pernasukan dan pengeluaran keluarga

Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan


perhatiaanya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras
dan seimbang

Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk


mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera

h. Fungsi pelestarian lingkungan


-

Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan intern


keluarga

Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan. ekstern


keluarga

Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan yang


serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan

keluarga dengan

lingkungan hidup masyarakat sekitarnya


-

Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan hidup


sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera

3. Effendy (1998 : 36)


Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah:
a. Asih, adalah memberikan kasib, sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan

mereka tumbuh dan

berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.


b. Asuh, adalah raenuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

c. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap


menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi
keluarga dikembangkan menjadi :
1. Fungsi Biologis
Untuk meneruskan keturunan Memelihara dan membesarkan anak. Memenuhi
kebutuhan gizi keluarga. Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2. Fungsi Psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman. Memberikan perhatian diantara
anggota keluarga. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
-

Membina sosialisasi pada anak.

Membentuk

norma-norma

lingkah

laku

sesuai

dengan

tingkat

perkembangan anak.
-

Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi
-

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan


keluarga.

Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang


akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan
-

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan


membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

Merapersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam


memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

Mendidik

anak

sesuai

dengan

tingkat-tingkat perkembangannya.

1.6 TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman (1981) membagi
5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan
apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara

keluarga

yang

mempunyai

kemampuan

memutuskan

untuk

menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat


agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau babkan teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan
sekitar keluarga.
3. Memberikan keperawatao anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki
kemampuan

melakukan

tindakan

untuk

pertolongan

pertama

atau

fcepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah


yang lebih parah tidak terjadi.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan 'lembaga


kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada)
1.7

PERANAN KELUARGA

Peran adalah sesuaru yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi
sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah
tingkah laku spesififc yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga.
Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiaran vang bcrhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keiuarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan "Setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan memngkatkan derajat
kesehatan perorangan, keiuarga, dan lingkungan". Dari pasal di atas jelas bahwa
keiuarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya
meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.
Setiap anggota keiuarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah :
1. Ayah
Aya sebagai pemimpin keiuarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman.bagi setiap anggota
kelurga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keiuarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keiuarga dan
juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
3. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, sosial dan spiritual

1.8 TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Duvall (1985)
Membagi keluarga dalara 8 tahap perkembangan, yaitu :
a. Keluarga baru (Berganrting Family)
Pasangan

baru

menikah

yang

belum

mempunyai

anak.

Tugas

perkembangan keiuarga tahap ini antara lain adalah:


-

Membina hubungan intim yang memuaskan.

Menetapkan tujuan bersama.

Membina hubungan dengan keiuarga lain, teman dan kelompok sosial.

Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

Persiapan menjadi orang tua.

Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan

menjadi orang tua)


b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bln (Child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keiuarga. Studi Klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua
dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
-

Suami merasa diabaikan.

Peningkatan peselisihan dan argumen.

Interupsi dalam jadwal kontinu.

Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:


-

Adaptasi perubahan anggota keiuarga (peran, interaksi, -seksual dan


kegiatan).

Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua


terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan,

Bimbingan orang tua

tentang

pertumbuhan

anak.
-

Konseling KB post partum 6 minggu.

dan perkembangan

Menata ruang untuk anak.

Biaya/dana Child Bearing.

Memfasilitasi role tearing anggota keiuarga..

Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah


Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak
sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
-

Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

Membantu anak bersosialisasi.

Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.

Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.

Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

Pembagian tanggung jawab.

Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbub dan kembang


anak.

d. Keluarga dengan anak nsia sekolah (6-13 th)


-

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah ;

Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah


dan lingkungan lebih luas

Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.

Menyediakan aktifitas untuk anak.

Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.

Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan


kesehatan anggota keluarga

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 th)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

Pengembangan

terhadap

remaja

(memberikan

kebebasan

yang

seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang


yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
-

Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi). Memilihara


hubungan intim dalam keluarga Mempersiapkan perubahan system
peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah) Tugas


perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang
ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
-

Memperluas keluarga inti menjadi'keluarga besar.

Mempertahankan keintiman.

Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat

Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian


anaknya.

Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

Berperan suami-istri kakek dan nenek.

Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anakanaknya.

g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)


-

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat


sosial dan waktu santai.

Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

Keakrapan dengan pasangan.

Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.

Persiapan masa tua/pensiun.

h. Keluarga lanjut usia.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
-

Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.

Menerima kematian pasangan, kawan dan merapersiapkan kematian.

Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat

Melakukan life review masa. lalu

2. Carter & Me Goldrick (1989),


Membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan, yaitu :
a. Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa muda
b. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
c. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai usia
sekolah)
d. Keluarga yang memiliki anak dewasa
e. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
f. Keluarga lansia
1.9 KELUARGA SEJAHTERA
Keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang syah mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak. Bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (A. Mungit, 1996).
Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan
psikososial,

kemempuan

memenuhi

ekonominya,

dan

aktualisasinya

dimasyarakat, serta memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju


Negara Industri , maka Negara Indonesia menginginkan terwujudnya keluarga
sejahtera. Dilndonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap, yaitu :
1. Keluarga pra sejahtera.
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal (kebutuhan dasar belum seluruhnya terpenuhi) yaitu:

a. Melaksanakan ibadah menurut agamanya oleh masing-masing anggota


keluarga.
b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali atau lebih.
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk aktifitas di
rumah, bekerja, sekolah dan bepergian.
d. Lantai rumah terluas bukan iantai tanah.
e. Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke
sarana kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I.
Yaitu keluarga-keluarga yang telah- dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal tetapi belum bapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya. Pada
Keluarga Sejahtera I kebutuhan dasar 1 sampai dengan 5 telah terpenuhi namun
kebutuhan sosial psikologisnya belum terpenuhi yaitu :
a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
b. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyediakan daging/ikan/telur.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru
pertahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap penghuni rumah.
e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
f. Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun keatas berpenghasilan tetap.
g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis huruf
latin.
h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini.
i. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga. yang masih pasangan usia subur
memakai kontrasepsi (kecuaii sedang hamil).
3.

Keluarga Sejahteran.

Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan


dasamya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum
dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk
menabung dan memperoleh informasi. Pada Keluarga Sejahtera II, kebutuhan

fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (1 s/d 14 terpenuhi), namun kebutuhan
pengembangan belum sepenuhnya terpenuhi antara lain :
a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
b. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 6 bulan.
f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio/TV/majalah.
g. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi sesuai kondisi
daerah.
4.

Keluarga Sejahtera III

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar,


sosial psikologis dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan
sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan
aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada Keiuarga Sejahtera III, kebutuhan
fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi (1 s/d 21 terpenuhi),
namun keperdulian sosial belum terpenuhi, yaitu :
a. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
b. Kepala

keluarga

atau

anggota

keluarga

aktif

sebagai

pengurus

perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
5.

Keluarga Sejahtera III Plus.

Keluarga Sejahtera III Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangannya telah terpenuhi
serta memiliki keperdulian sosial yang tinggi (1 s/d 23 terpenuhi).

1.10 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA


Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang
diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu
bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya (Cohen
& Syme, 1996:241).
Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga
dengan lingkungan sosial (Friedman, 1998: 174).
Dalam semua tahap, dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga mampu
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan
kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.
Studi-studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial
sebagai koping keluarga, baik dukungan-dukungan yang bersifat eksternal
maupun internal terbukti sangat bermanfaat. Dukungan sosial keluarga eksternal
antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluargabesar, kelompok sosial,
kelompok rekreasi, tempat ibadah, praktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga
internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung, atau
dukungan dari anak (Friedman, 1998 : 196) Jems dukungan keluarga ada empat,
yaitu :
1. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan praktis
dan konkrit
2. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah Koieictor
dan djseminator (penyebar informasi) .
3. Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah
umpan balik, membanbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai
sumber dan validator identitas keluarga
4. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang arnan dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
emosi. (Friedman, 1998: 198)

Menurut House ( Smet, 1994: 136 ) setiap bentuk dulcungan sosiai keluarga
mempunyai ciri-ciri antara lain :
1. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh
seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi
pemberian nasehat pengarahan, ute-ide atau informasi lainnya yang
dibutuhkan dan rnformas! mi dapat disampaikan kepada orang lain yang
mungkin' menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama
2. Perhatian emosionai, setiap orang pasti membutuhkan bantuan -ateksi dan
orang lain, dukungan ini berupa dulcungan simpatik dan empati, cinta,
kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demean seseorang yang menghadapi
persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada
orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya,
bersimpati-dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya
3. Bantuan Instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah
seseorang dalam melakukan aktiftasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan
yang dihadapinya atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi,
misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dac memadai bagi penderita,
menyediakan obat-obat yang dibumhlcan dan lain-lain.
4. Bantuan Penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang
kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini
bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang.
Berkaitan dengan dulcungan sosiai keluarga maka penilaian yang sangat
membantu adalah penilaian yang positif.
Efek dari dulcungan sosiai terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi
bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosiai yang adekuat
terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari
sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif
dari dukungan sosiai keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam
kehidupaa yang penuh dengan stress.

PRAKTEK KEPERAWATAN
KESEHATAN KELUARGA
Tujuan instruksional:
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :
1. Menjelaskan definisi konsep dasar praktik keperawatan keluarga dengan benar
2. Menjelaskan praktek keperawatan kesehatan di tingkat .masyarakat dengan
benar
3. Menjelaskan peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan benar
4. Menjelaskan tanggung jawab perawat dalam perawatan dirumah dengan benar
5. Menjelaskan batasan keahlian perawatan kesehatan keluarga dengan benar
2.1 KONSEP DASAR
1. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif yang ditujukan kepada indifidu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik sehai maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan marrusia.
2.

Praktek keperawatan
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui
kerja sama yang bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lain
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup, wewenang dan
tanggung jawabnya.

3. Keperawatan kesehatan keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang ditujukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh seorang perawat professional
dengan proses keperawatan

yang berpedoman pada

standart

praktik

keperawatan dengan beriandaskan etik dan etika keperawatan dalam lingkup


dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan
2.2 PRAKTEK

KEPERAWATAN

KESEHATAN

DI

TINGKAT

MASYARAKAT
Dalam perawatan kesehatan masyarakat

yang menerima pelayanan perawatan

itu dibagi dalam 3 tingkat, yaitu :


1. Tingkat individu
Perawat memberi pelayanan keperawatan kepada individu dengan kasus kasus tertentu yang dijumpai diklinik yang kadang-kadang ditindak lanjuti
perawatan dirumah, tetapi yang menjadi perhatian utama adalah indifidu yang
bersangkutan, sehingga yang paling sering adalah individu yang kontrol ke
rumah sakit atau pelayanan terdekat.
2. Tingkat keluarga
Ditingkat ini sasaran pelayanan adalah keluarga dimana

salah satu dari

anggota keluarga menderita sakit. Perhatian utama perawat ditujukan kepada


keluarga dengan mengfungsikan keluarga supaya dapat :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada)
3. Tingkat masyarakat
Pada tingkat ini pelayanan kesehatan masih tetap ditujukan kepada individu
atau keluarga tetapi dilihat dalam satu kesatuan masyarakat, maka
peaanggulangan yang direncanakan dan dilaksanakan adalah dalam tingkat
masyarakat.

2.3 RERAN PERAWAT DALAM ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa


peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah :
1. Pengenal kesehatan (health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan
normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta
membuat keluarga sadar akan akibat masalali tersebut dalam perkembangan
keluarga
2. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan
asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
Seringkali kontak pertama kali dengan keluarga dimulai dengan adanya
anggota keluarga yang sakit baik mefalui penemuan langsung maupun rujukan
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu
berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga baik secara
berkelompok maupun individu,
4. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya
5. Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak
sehat menjadi perilaku sehat
6. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang
asuhan keperawatan dasar dalam keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, perawat tidak dapat
bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja sama dengan
profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga dengan baik.
2.4 TANGGUNG 3AWAB PERAWAT DALAM PERAWATAN DIRUMAH

Perawat adalah bagian yang melakukan pelayanan keperawatan dirumah yang


mempunyai tanggung jawab antara lain sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan secara langsung,


Pelayanan keperawatan langsung secara intermitten yang mampu dilakukan
oleh perawat antara lain adalah pengkajian fisik atau psikososial, memberikan
perawatan kateter volley, perawatan luka, penyuluhan dan yang lainnya. Yang
perlu digaris bawahi bahwa perawatan yang dilakukan di rumah lebih
merupakan tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu
pendidikan kesehatan menjadi intervensi utama dalam perawatan di rumah.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting
untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masaiah kesehatan yang
dialami. Dokumentasi yang jelas dan komprehensif pada pengkajian, rencana,
impleraentasi dan evaluasi akan membantu klien dalam menentukan kerangka
waktu yang realistik.
3. Koordinasi Antara Pelayanan dan Manajemen Kasus
Perawat bennggung jawab untuk mengkoordinasi para profesional lain dalam
memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang menjadi
manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan, menemukan
prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk memenuhi kebutuhan
tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun. Perawat yang
berperan sebagai manajer kasus, mengawasi seluruh perawatan yang klien
terima dirumah, mengkomunikasikan kepada semua tenaga kesehatan dari
berbagai disiplin ilmu supaya dapat memastikan perawatan hemat.biaya yang
komprehensif.
4. Menentukan Frekuensi dan Lama Pelayanan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waku tertentu sedangkan lama perawatan adalah lamanya wakru
perawatan yang dilakukan di rumah. Klien harus terlibat dalam dalam rencana
perawatan dan rencana pemutusan perawatan, Dalam kolaborasinya dengan
tenaga kesehatan lainnya perawat harus menetapkan apakah frekuensi

kunjungan harus diubah dan kapan perawatan yang diberikan pada klien
selesai.
5. Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah
peran perawat sebagai penasehat yang berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan. Perawat juga harus
mengenal sumber . dikomunitas yang dapat membantu klien, sehingga menjadi
alternative bagi perawatan tradisional yang klien terima. Perawat perlu
menetapkan pelayanan, peralatan, dan sumber yang akan meningkatkan
pemulihan klien.
2.5

BATASAN KEAHLIAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

Bentuk pelayanan yang dapat dilakukan oleh perawat keluarga adalah perawatan
kesehatan dirumah dan tingkat praktek keperawatan keluarga dapat dibagi
menjadi 3 tingkat, yaitu :
1. Tingkat 1, (keluarga sebagai konteks)
Dalam tingkat ini keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang dimana
keluarga dipandang hanya sebagai konteks bagi klien, Disini keluarga
berprediket sebagai kelompok primer klien yang merupakan pemberi asuhan
utama untuk anggota keluarganya '
2. Tingkat 2, (keluarga sebagai kumpulan dari anggota keluarga) Dalam tingkat
ini keluarga dipandang sebagai kumpulan atau jumlah indifidu anggota
keluarga. Pada tingkat ini masing-masing klien dilihat sebagai suatu unit yang
terpisahkan bukan unit yang saling berinteraksi
3. Tingkat 3, (keluarga sebagai klien)
Dalam tingkat ini keluarga sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian
keperawatan. Keluarga dipandang sebagai sistem yang beriteraksi, dimana
fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi

keluarga serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan dan


keluarga dengan lingkungan luamya.
Fokus dari tingkat 3 ini adalah ketrampilan pengkajian dan intervensi klinis yang
lebih maju berdasarkan integrasi keperawatan, terapi keluarga dan teori sistem.
Dan pada prakteknya ketiga tingkatan ini bisa dilaksanakan sendiri-sendiri atau
bersamaan sepanjang masa.

KONSEP DASAR ASUHAN


KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Instruksional:
Setelah mempelajari mated ini, diharapkan pembaca mampu :
1. Menjelaskan tujuan perawatan kesehatan keluarga dengan benar
2. Menjelaskan alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan dengan benar
3. Menjelaskan prinsip perawatan kesehatan keluarga
4. Menjelaskan langkah-iangkah dalam keperawatan kesehatan keluarga dengan
benar
5. Menjelaskan cara melihat keluarga sebagai klien dengan benar
6. Menjelaskan pengambilan keputusan dalam perawataan kesehatan keluarga
dengan benar
7. Menjelaskan hambatan-hambatan perawatan kesehatan keluarga dengan benar
8. Menjelaskan faktor-faktor yang menciptakan halangan perkembangan
kesehatan keluarga dengan benar
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui

praktik

keperawatan

dengan

sasaran

keluarga

dengan

tujuan

menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan


pendekatan proses keperawatan keluarga
3.1 TUJUAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan keluarga.

3.1.1 Tujuan Umum


Meningkatkan

kesadaran,

kemauan

dan

keraampuan

keluarga

dalam

meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status


kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara
produktif
3.1.2 Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetaliuan, kesadaran dan kemampuan keluarga dalam
hal:
1. Meningkatkan

kemampuan

keluarga

dalam

mengidentifikasi

masalah

kesehatan yang dihadapi.


2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan
dasar dalam keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit.
5. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tujuan Instruksional:
Setelah mempelajari mated ini, diharapkan pembaca mampu :
1. Menjelaskan tujuan perawatan kesehatan keluarga dengan benar
2. Menjelaskan alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan dengan benar
3. Menjelaskan prinsip perawatan kesehatan keluarga
4. Menjelaskan langkah-langkah dalam keperawatan kesehatan keluarga dengan
benar
5. Menjelaskan cara melihat keluarga sebagai klien dengan benar
6. Menjelaskan pengambilan keputusan dalam perawataan' kesehatan keluarga
dengan benar
7. Menjelaskan hambatan-hambatan perawatan kesehatan -keluarga dengan benar
8. Menjelaskan faktor-faktor yang menciptakan halangan perkembangan
kesehatan keluarga dengan benar suhan keperawatan keluarga adalah suatu
rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan ;asaran
keluarga dengan tujuan menyelesaikan masalah

kesehatan yang dialami

keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga


3.1 TUJUAN PERAWATAN KESEHATAN " KELUARGA
Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
adalah meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan keluarga.
3.1.1 Tujuan Umum
Meningkatkan

kesadaran,

kemauan

dan

kemampuan

keluarga

dalam

meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sehingga status

kesehatannya meningkat dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara


produktif
3.1.2 Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan keluarga dalam hal
1. Meningkatkan

kemampuan

keluarga

dalam

mengidentifikasi

masalah

kesehatan yang dihadapi.


2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan
dasar dalam keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit.
5. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
3.2

ALASAN KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN PERAWATAN

Alasan utama meninjau keluarga sebagai unitpelayananperawatan rnenurut Ruth


B Freemen, (1981), adalah sebagai berikut :
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga

sebagai

suatu

kelompok

dapat

menimbulkan,

mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok.


3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila saiah
satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga ya
ng lain.
4. Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan
dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usahausaha kesehatan masyarakat.

3.3 PRINSIP PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA


Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga yaitu :
1. Keluarga dijadikan sebagai unit dalara pelayanan kesehalan. Dalam konteks
ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian
keperawatan. Keluarga dipandang sebagai sistem yang beriteraksi, dimana
fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi
keluarga serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan dan
keluarga dengan lingkungan luarnya.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga sehat adalah sebagai tujuan
utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga agar keluarga
dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga .
3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat haras melibatkan
peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu:
a. Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan
preventif khusus yang dirancang

untuk mencegah orang bebas dari

penyakit dan cedera


b. Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan
pengobatan
c. Pencegahan tersier, yang raencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancang

untuk

meminiinalkan

ketidakmampuan

klien

dan

memaksimalkan tingkat fungsinya


6. Dalam memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin

7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga. secara


keseluruhan
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
dengan pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah penyuluhan
kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/ perawatan dirumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan
kepeda keluarga dengan keadaan resiko tinggi, karena keluarga dengan resiko
tinggi berkakan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi yang
disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai
masalah yang mereka hadapi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara
lain adalah :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
sebagai berikut :
-

Tingkat sosial ekonomi rendah.

Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.

Keluarga dengan penyakit keturunan.

b. Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan.yaitu :


-

Waktu hamil umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih 35 tahun

Waktu hamil menderita kekurangan gizi atau anemia.

Primipara atau multi para.

Riwayat persalinan dengan komplikasi.

c. Keluarga dengan anak : :


-

Labir premature.

Berat badan sukar naik.

Lahir dengan cacat bawaan.

Asi ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.

Ibu menderita penyakit menular.

d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubunganya antara anggota keluarga.


-

Anak yang tidak dikehendaki dan mencoba untuk digugurkan.

Sering timbul cekcok.

Ada anggota keluarga yang sering sakit.

Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan rumah.

11. Patisipasi keluarga aktip dilakukan


Dasar pemikiran yang diterapkan adalah bahwa keluarga memiliki hak dan
tanggung jawab untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut kesehatan
mereka sendiri, partisipasi aktif dari kelaurga adalah suatu pendefcatan
essensial yang dimaksudkan dalam strategi intervensi keperawatan keluarga,
Keteriibatan keluarga dalam implementasi biasanya dimaksudkan untuk
melibatkan keluarga dalam memecahkan masaiah mutual, juga mendiskusikan
serta memutuskan pendekatan-pendekatan yang paling tepat atau paling
rmingkin untuk digunakan agar mencapai tujuan yang telah disetujui bersama.
3.4 LANGKAH-LANGKAH DALAM KEPERAWATAN KESEHATAN
KELUARGA
Langkah-langkah dalam perawatan kesehatan keluarga antara lain adalah :
1. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara :
a. Mengadakan kontak dengan keluarga, ini bisa dilakukan dengan cara
kontrak sosial yang memandang keluarga sebagai sistem, dimana mereka
hidup dimasyarakat yang raempunyai struktur organisasi kemasyarakatan.
Maka sebelum kontak pertama maka ada baiknya menghubungi RT/RW
setempat untuk menyampaikan maksud dan tujuan keperawatan yang akan
dilakukan.
b. Menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.

c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan


yang dirasakan keluarga.
d. Membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga. Pengkajian dilakukan pada saat kunjungan pertama sesuai
kesepakatan dengan keluarga. Alat pengkajian dengan format keperawatan
keluarga dan cara mengkaji bisa dengan wawancara, studi dokumentasi dan
pemeriksaan fisik. Pada tahap ini yang perlu dibedakan adalah apakah
keluarga merupakan kasus yang ditemukan oieh perawat ataukah kasus
rujukan yang memerlukan tindak lanjut pengkajian lebih detail sesuai studi
dokumentasi yang dimiliki klien.
3. Menganalisa data untuk menentukan masalah dan perawatan keluarga dengan
cara mengkelompokkan menjadi data subyektif dan objektif.
4. Merumuskan masalah dengan mengacu kepada tipologi masalah kesehatan
serta berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan
tugas dalam bidang kesehatan
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan tugas keluarga
6. Menentukan diagnosa keperawatan keluarga
7. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan
8. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan urutan prioritas
9. Melaksanakan asuhan keperawatan
10. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan
11. Meninjau kembali masalah kesehatan yang belum teratasi dan rnerumuskan
kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
3.5 CARA MELIHAT KELUARGA SEBAGAI KLIEN
Dalam melihat keluarga sebagai klien ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatikan oleh perawat, yaitu :
1. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik daiam menghadapi masalah
kesehatan pada anggotanya.

2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap anggota keluarga dari berbagai segi,


yaitu pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilai-nilai dalam
keluarga, kebudayaan serta gaya hidup.
3. Keluarga perkotaan berbeda dengan keluarga pedesaan.
4. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga
3.6 PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

DALAM

PERAWATAAN

KESEHATAN KELUARGA
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil
keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota
keluarga yang dituakan. Hal ini didasarkan pemikiran sebagai berikut :
1. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
2. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota
keluarga.
3. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga/
anggota kehiarga yang bermasalah.
3.7 HAMBATAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga adalah :
1. Hambatan dari keluarga
-

Pendidikan keluarga rendah, sehingga terkadang sulit menerima masukan


baru dan sering mempertahankan kebiasaan dari nenek moyang mereka
yang tidak sehat

Keterbatasan sumber daya keluarga (keungan, sarana dan prasarana).

Kebiasaan-kebiasaan yang melekat, seperti misalnya sewaktu hamil


seorang ibu harus tarak (pantangan yang terlalu banyak terhadap berbagai
macam makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh anak dalam
kandungan.

Sosial budaya yang yang tidak memmjang

2. Hambatan dari perawat


-

Sarana dan prasarana yang tidak menunjang

i- Kondisi alam (geografi yang sulit) terutama didaerah luar


-

Jawa yang sulit dijangkau keberadaannya oleh perawat

Kesulitan komunikasi (bahasa)

Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga

3.8 FAKTOR-FAKTOR

YANG

MENCIPTAKAN

HALANGAN

PERKEMBANGAN KESEHATAN KELUARGA


Ada faktor-faktor tertentu yang akan menciptakan halangan atau rintangan
terhadap perkembangan kesehatan keluarga antara lain adalah :
1. Uang, ini merupakan halangan utama karena kurangnya biaya dari keluarga
dan peran pembiayaan dari pemerintah secara otomatis akan memperlambat
proses keperawatan dirumah.
2. Sikap dan sosialisasi dari para perawat yang hanya berorientasi padapenyakit
dan hanya menyatakan dengan kata-kata tentang betapa pentingnya
peningkatan kesehatan tanpa menunjukkan secara praktis cara yang harus
dilakukan oleh masyarakat melalui tindakan-tindakan nyata.
3. Sisiem nilai yang kita anut, yang masih berpaham materialisme dan akumulasi
harta benda sehingga perawatan yang dilakukan oleh tenaga profesionalisme
berpacu kepada orang yang berduit tanpa raemperhatikan dampak jika yang
tidak berduit tidak ditangani pun akac menular terhadap anggota masyarakat
yang lain.

PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

Tujuan Instruksional :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik mampu :
1)

Menjelaskan proses keperawatan keluarga secara umum dengan benar

2)

Menjelaskao pengkajian dalam proses keperawatan keluarga dengan benar

3)

Menjelaskan perabuatan diagnosis dalam proses keperawatan keluarga


dengan benar

4)

Menjeiaskan perencanaan dalam proses keperawatan keluarga dengan benar

5)

Menjelaskan implementasi dalam proses keperawatan keluarga dengan benar

6)

Menjelaskan evaluasi dalam proses keperawatan keluarga dengan benar.

7)

Mengerti format yang dipakai dalam proses keperawatan keluarga dengan


benar

Proses keperawatan keluarga mengikuti pola keperawatan secara umum yang


terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan implementasi serta evaluasi.
Dasar dari proses keperawatan adalah penggunaan cara-cara ilmiah dalam
menyelidiki dan menganalisa data-data sehingga mencapai kesimpulan yang logis
dalam penyelesaian masalah secara rasional.

Bagan 4.1 Langkah-langkah dalam proses keperawatan (dari Alvarno R. (1990.


Application of Nursing Process : 19900)
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini
bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan fokus perawatan. Jika ia melihat
keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga maka keluarga
merupakan fokus utama tetapi jika ia melihat didalam keluarga ada individu yang
rawat, maka anggota kelurga secara individu merupakan fokus utama.
Dalam praktiknya perawat biasanya bekerja sekah'gus dengan keluarga dan
sekaligus dengan anggota keluarga secara individu. Ini berarti perawat keluarga
akan menggunakan proses keperawatan keluarga dalam beberapa tingkat yaitu
tingkat keluarga dan tingkat individu.
Proses keperawatan keluarga secara khusus mengikuti pola keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan implemenrasi serta evaluasi.
Hubungan

amara

langkah-langkah

digambarkan pada bagan 3.2

dalam

proses

keperawatan

keluarga

Bagan 4.2 Langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga dan individu


4.1 PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan Simana seorang perawat
mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Tahap
pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
keluarga (Lyer et al., 1996).
Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran atau
penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma, nilai, prinsip,
aturan, harapan, teori dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan. Cara
pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain dengan :
1. Wawancara,
Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan
masaiah yang dihadapi keluarga dan merapakan suatu komunlkasi yang
direncanakan. Tujuan komunikasi/ wawancara disini adalah :
-

Mendapatkan inforinasi yang diperhikan.

Meningkatkan hubungan perawat keluarga dalam komunikasi,

Membantu keluarga untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam hubungannya dengan kejadiankejadian pada waktu lalu dan sekarang
2. Pengamatan,
Fengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu
ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan).
3. Studi dokumentasi,
Studi dokumentasi yang bisa dijadikan acuan oleh perawat antara lain adalah
KMS, kartu keluarga dan catatan kesehatan lainya misalnya informasiinformasi tertulis maupun lisan dari rujukan dari berbagai lembaga yang
menangani keluarga dan dari anggota tim kesehatan lainnya.

4. Pemeriksaan Fisik,
Pemeriksaan fisik dilakukan hanya pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan.
Beberapa alat yang dapat dipakai dalam mengumpulkan data antara lain adalah :
-

Berupa quesioner,

Daftar ceklist,

Invemaris dan lainnya

(dibagian akhir bab ini disediakan contoh format pengkajian keperawatan


keluarga)
Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik dengan
keluarga dengan cara :
-

Diawali perawat memperkenaikan diri dengan sopan dan ramah.

Menjelaskan tujuan kunjungan.

Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu


keluarga menyelesaikan masaiah kesehatan yang ada dikeluarga.

Menjelaskan luas kesanggupan banruan perawat yang dapat dilakukan.

Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan
perawat.

4.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang masaiah
kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan
perawat.
Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :
1. Analisa data
2. Perumusan masalah
3. Prioritas masalah

4.2.1 Analisa data


Setelah data terkumpul (dalam format pengkajian) maka selanjutnya dilakukan
analisa data yaitu mengkaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan
prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga.
Cara analisa data adalah :
1. Validasi data, yairu merieliti kembali data yang terkumpul dalam format
pengkajian
2. Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial dan spiritual.
3. Membandingkan dengan standart.
4. Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan.
Ada 3 norma yang perlu diperhatiakan dalam melihat perkembangan kesehatan
keluarga untuk melakukan analisa data, yaitu :
1. Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga, yang meliputi :

a. Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial anggota keluarga.


b. Keadaan perrumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.
c. Keadaan gizi anggota keluarga
d. Status imunisasi anggota keluarga.
e. Kehamilan dan KB.
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :
a. Rumah yang meliputi ventilasi, penerangau, kebersihan, kontruksi, luas
rumah dan sebagainya,
b. Sumber air minum.
c. Jamban keluarga.
d. Tempat pembuangan air limbah.
e. Pemanfatan pekarangan yang ada dan sebagainya.
3. Karakteristik keluarga, yang meliputi :
a. Sifat-sifat keluarga.
b. Dinamika dalam keluarga.
c. Komunikasi dalam keluarga.
d. Interaksi antar anggota keluarga.
e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga.
f. Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
Dalara proses analisa, data dikelompokkan menjadi 2 yaitu data subyektif dan
objektif.
Tabel 3.1 : Contoh Analisa Data
No
1

Data
Data Subyektif
- Bapak Jumain dan Ibu Romlah mengatakan, kami
tidak ber-KB, dan istri saya Romlah pernah
abortus sebanyak 6 kali.
Data Obyektif
- Diagnosa dokter menunjukkan Ibu Romlah
mengidap mitral stenosis dan radang paru-paru
kiri.
Data Subyektif
- Ibu Romlah mengatakan, Saya batuk sejak 2
minggu yang lalu dan saya tidak berani minum
obat batuk sembarangan tetapi saya sampai saat
belum pernah berobat tentang batuks saya.
Data Obyektif

Etiologi

Masalah

Respirasi : 32 x/menit
Pergerakan dada (+), batuk +
Napas nampak tersengal sengal
Suhu badan agak panas (38 derajat celcius)

4.2.2 Perumusan masalah


Langkah berikutnya setelan analisa data adalah perumusan masalah. Perumusan
masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau
keluarga.
Komponen diagnosis keperawatan keluarga meliputi problem, etiologi dan sign/
simpton.
1. Masalah (problem)
Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masaiah (tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga) yang
diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan penulisan pemyataan
masafah adalah menjelaskan status kesehatan atau masaiah kesehatan secara
jelas dan sesingkat mungkin.
Daftar Diagnosa Keperawatan Keluarga berdasarkan NANDA 1995 adalah
sebagai berikut :
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masaiah Lingkungan
-

Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan)

Resiko terhadap cidera

Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit )

b. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masaiah Struktur


-

Komunikasi Komunikasi Keluarga Disfungsional

c. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masaiah Struktur Peran


-

Berduka dan diantisipasi

Berduka disfungsional

Isolasi sosial

Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit


terhadap keluarga)

Potensial peningkatan menjadi orang tua Penibahan menjadi orang tua


(krisis menjadi orang tua)

Perubahan penampilan peran

Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

Gangguan citra tubuh

d. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masaiah Fungsi Afektif


-

Perubahan proses keluarga

Perubahan menjadi orang tua

Potensial peningkatan menjadi orang tua

Berduka yang diantisipasi

Koping keluaiga tidak efektif, menurun

Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

Resiko terhadap tindakan kekerasan

e. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masaiah Fungsi Sosial


-

Perubahan proses keluarga

Perilaku mencari bantuan kesehatan

Konflik peran orang tua

Perubahan menjadi orang tua

Potensial peningkatan menjadi orang tua

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

Perubahan pemeliharaan kesehatan

Kurang pengetahuan

Isolasi sosial

Kerusakan interaksi sosial

Resiko terhadap tindakan kekerasan

Ketidakpatuhan

Gangguan identitas pribadi

f. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masaiah Fungsi Perawatan


Kesehatan
-

Perubahan pemeliharaan kesehatan

Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

Perilaku mencari pertolongan kesehatan

Ketidak efektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga

Resiko terhadap penularan penyakit

g. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masaiah Koping


-

Potensial peningkatan koping keluarga

Koping keluarga tidak efektif, menurun

Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

Resiko terhadap tindakan kekerasan

2. Penyebab (etiologi)
Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam respon fisiologi yang
dipengaruhi oleh unsur psikososial, spirituai dan faktor-faktor lingkungan
yang dipercaya bermibongan dengan masalah baik sebagi penyebab ataupun
faktor resiko. Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas
keluarga, yaitu :
-

Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat


membantu-dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda

Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan


perkembangan kepribadian anggota keluarga.

Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga


kesehatan ( pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada)

3. Taada (sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab.
Perawat hanya boleh mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling
signifikan untuk menghindari' diagnosis keperawatan yang panjang. Tanda dan
gejala dihubungkan dengan kata-kata "yang dimanifestasikan dengan".
Perumusan diagnosa. keperawatan keluarga sama dengan diagnosa diklinik yang
dapat dibedakan menjadi 5 (lima) katagori yaitu ;
1. Aktaal (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai data yang ditemukan yaitu dengan ciri
dari pengkajian didapatakan tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
Diagnosa keperawatan aktual memiliki tiga komponen diantaranya adalah
problem, etiologi dan simpton
a. Problem, yang mengacu pada permasalahan yang dihadapi klien
Contoh problem :
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M), keluarga
Bapak T.
b. Etiologi (faktor yang berhubungan), merupakan etiologi atau faktor penyebab
yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor ini mengacu
pada 5 tugas keluarga.
Contoh etiologi :
Berhubungaan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan gangguan nutrisi.
c. Simpton (batasan karakteristik), yang menentukan karakteristik yang mengacu
pada petunjuk klinis, tanda subyektif, dan objektif.
Jadi syarat diagnosa aktual adalah harus ada PES (problem + edologi +
symptom).
Contoh simpton :
Yang dimanifestaikan dengan berat badan kurang, mata cowong, nafsu makan
menurun.
Contoh diagnosa aktual :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M),

keluarga

Bapak T Berhubungaan dengan ketidakmampuan keluarga merawat


anggota keluarga dengan gangguan nutrisi.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ibu T b/d kurangnya kemampuan
keluarga Bapak T merawat anggota keluarga yang sakit
2. Resiko (ancaman kesehatan)

Diagnosa keperawatan resiko memiliki dua komponen diantaranya adalah


problem dan etiologi. Ciri diagnosa resiko adalah sudah ada data yang menunjang
namun belum terjadi gangguan.
Misalnya : pola makan yang tidak adekuat, lingkungan rumah yang kurang bersih
dan lainnya mengacu pada ancaman kesehatan
Contoh :
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi dalara keluarga.
b. Resiko tinggi terhadap penularan TB paru pada anggota keluarga

yang

lain

yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal gangguan


kesehatan setiap anggotanya
3. Wellness (keadaan sejahtera)
Adalah keputusan klinik tentang keadaan keluarga dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi sehinggga kesehatan
keluarga dapat ditingkatakan. Cara pembuatan diagnosa ini menggabungkan
pemyataan fungsi positiv dalam masing-masing pola kesehatan fiingsional sebagai
alat pengkajian yang disahkan. Jadi dalam keperawatan menunjukkan terjadi
peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.
Ada 2 kunci yang harus ada dalam diagnosa ini, yaitu :
-

Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.

Adanya status dan rungsi yang efektif.

Lebih jelas bagan ini memperlihatkan peningkatan kesehatan dari meninggal


sampai dengan sehat.
Contoh pemyataan diagnosa keperawatan sejahtera :
-

Perilaku mencari bantuan kesehatan yang berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang peran sebagai orang ham (Linda Jual Caroenito, 1995).

Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu harm! (ibu N) keluarga


bapak F.

Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga bapak X.

4. Sindrom
Adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan resiko tinggi
yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian/situasi tertentu. Menurut
Nanda ada 2 diagnosa keperawatan sindrom, yaitu :
a. Syndrom trauma pemerkosaan (rape trauma Syndrome) Pada kelompok ini
menunjukan adanya tanda dan gejala misalnya : cemas, takut, sedih, gangguan
istirahat dan tidur dan Jain-lain.
b. Resiko sindrom penyalagunaan (risk for disuse Syndrome) Misalnya : resiko
gangguan proses pikir, resiko gangguan gambaran dui dan lain-lain.

Tabel 3.2 Contoh Rumusan Masalah


No
1

Data
Data Subyektif
- Bapak Jumain dan Ibu Romlah
mengatakan, kami tidak ber-KB, dan
istri saya Romlah pernah abortus
sebanyak 6 kali.
Data Obyektif
- Diagnosa dokter menunjukkan Ibu
Romlah mengidap mitral stenosis dan
radang paru-paru kiri.
- Nafas ibu Romlah tersengal-sengal,
pergerakan dada (+), respirasi 32 x/menit
- Proporsi tubuh Ibu Romlah terlihat kurus
Data Subyektif
- Ibu Romlah mengatakan, Saya batuk
sejak 2 minggu yang lalu dan saya tidak
berani minum obat batuk sembarangan
tetapi saya sampai saat belum pernah
berobat tentang batuks saya.
Data Obyektif
- Respirasi : 32 x/menit
- Pergerakan dada (+), batuk +

Etimologi

Masalah

Ketidakmampuan
keluarga
Bapak
Jumain mengenal
masalah KB

Kurangnya
pemahaman
keluarga
Bapak
Jumain
terhadap
pentingnya
KB
bagi keselamatan
Ibu Romlah

Kurangnya
kemampuan
keluarga Bapak M.
Zaini
merawat
anggota keluarga
yang sakit

Bersihan
jalan
nafas tidak efektif
pada ibu Romlah

Napas nampak tersengal sengal


Suhu badan agak panas (38o celcius)

Dari data di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :


1. Kurangnya pemahaman keluarga bapak Jumain terhadap pentingnya KB bagi
keselamatan Ibu Romlah b/d ketidakmampuan keluarga bapak Jumain
mengenal masalah KB.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ibu Romlah b/d kurangnya kemampuan
keluarga bapak Jumain dalam merawat anggota keluarga yang sakit
3. Dan seterusnya tergantung jumlah data yang sudah dikumpulkan
4.2.3 Prioritas dari diagnosa keperawatan yang ditemukan
Tahap berikutnya setelah ditetapkan rumusan masalahnya adalah memprioritaskan
masalah sesuai dengan keadaan keluarga karena dalam suatu keluarga perawat
dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang
ditemukan dihitung dengan menggunaka skala prioritas (skala Baylon dan
Maglaya) sebagai berikut :
-

Tentukan skor untuk tiap kriteria

Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot


Skor
x bobot
Angka tertinggi

Jumlahkan skor untuk semua kriteria

Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.


Tabel 3.3 Skala Bailon dan Maglaya
No
1

Kriteria
Sifat masalah
- Tidak kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat dicegah
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah
- Tinggi

Nilai
3
2
1
2
1
0

Bobot
1

2
1

- Cukup
- Rendah
Menonjolnya masalah
- Masalah berat harus segera ditangani
- Ada masalah tetapi tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak dirasakan

2
1
2
1

Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :


1. Kriteria I, yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat yaitu tidak/ kurang
sehat karena memerlukan tindakan segera dan disadari dan dirasakan oleh
keluarga. Untuk mengetahui sifat masalah ini mengacu pada tipologi masalah
kesehatan. yang terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu :
a. Ancaman kesehatan
Yaitu keadaan yang memungkinkan keadaan terjadinya penyakit,
kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan antara lain adalah :
1. Penyakit keturunan, seperti asma, DM dan sebagainya.
2. Anggota keiuarga ada yang menderita penyakit menular, seperti TBC,
gonore, hepatitis dan sebagainya.
3. Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan
sumber daya keluarga.
4. Resiko terjadi kecelakaan seperti tangga rumah terlalu curam, benda
tajam diletakkan disembarangan tempat.
5. Kekurangan atau kelebihan gizi'dari masing-masing anggota keluarga.
6. Keadaan yang menimbulkan stress, antara lain:
-

Hubungan keluarga tidak harmonis.

Hubungan orang tua dan anak yang tegang

Orang tua yang tidak dewasa

7. Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya :


-

Ventilasi kurang baik.

Sumber air minum tidak memenuhi syarat.

Polusi udara.

Tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai dengan syarat.

Tempat pembuangan tinja yang mencemari sumber air minum.

Kebisingan

8. Kebiasaan yang meragikan kesehatan, seperti :


-

Merokok. Minuman keras.

Makan obat tanpa resep.

Makan daging mentah.

Higiene perseorangan jelek.

9. Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah.


10. Riwayat persalinan sulit.
11. Peran yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peran ibu
karena ibunya meninggal.
12. Imunisasi anak yang tidak lengkap.

b. Kurang /tidak sehat


Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
1. Keadaan sakit (sesudah atau sebelum didiagnosa)
2. Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang fidak sesuai dengan
pertumbuhan normal
c. Situasi krisis
1. Perkawinan
2. Kehamilan
3. Persalinan
4. Masa nifas
5. Menjadi orang tua
6. Penambahan anggota keluarga (bayi)
7. Abortus
8. Anak masuk sekolah
9. Anak ramaja
10. Kehilangan pekerjaan
11. Kematian anggota keluarga
12. Pindah rumah

2. Kriteria

II, yaitu

kemungkinan

masalah

dapat

diubah.

Perhatikan

terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :


a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
b. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu
d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan sokongau masyarakat.
3. Kriteria III, yaitu potensial masalah dapat dicegah. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit/masalah
b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu
ada.
c. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah.
d. Adanya kelompok "High Risk" atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.
4. Kriteria IV, menonjolnya masalah.
Perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut.
Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor
tertinggi dan disusun berurutan sampai skor terendah.
Tabel 3.4 Contoh cam menentukan prioritas masalah
No
1

Kriteria
a. Sifat masalah :
Tidak/kurang
sehat

Skala
3

Bobot
1

Skoring
3/3x1 = 1

b. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :

2/2x1 = 1

Pembenaran
Ibu memiliki penyakit kronis yang
tidak memungkinkannya untuk
hamil dan melahirkan, oleh
karenanya jika ibu tidak ber-KB
maka dapat kehamilan dan tentunya
meningkatkan resiko kematian
Latar belakang pendidikan Bapak
M. Zaini adalah SMP dan ibu
Sulistyawati adalah SMA sehingga

mudah

No

memudahkan untuk menerima


informasi dan penjelasan yang
diberikan oleh peutgas
KB merupakan cara teraman bagi
ibu untuk tidak hamil dan
mengurangi resiko kematian ibu

c. Potensial
masalah untuk
dicegah :
cukup
d. Menonjolnya
masalah : berat
harus segera
ditangani
a. Sifat masalah:
tidak/kurang
sehat

2/3x1 = 2/3

2/2x1 = 1

Ibu sudah riwayat 6 kali keguguran,


sehingga KB menjadi suatu hal
yang mutlak bagi ibu dan suami

3/3x1 = 1

b. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
menjadi

2/2x1 = 1

Penyakit batuk yang diderita ibu


dapat menular kepada anggota
keluarga yang lainm sehingga
merupakan keadaan yang tidak
sehat bagi keluarga
Gejala batuk dapat segera ditangani
dengan menggunakan ramuan
tradisional yang sederhana

Kriteria
c. Potensial
masalah untuk
dicegah :
Tinggi
d. Menonjolnya
masalah berat,
segera
ditangani

Skala
3

Bobot
1

Skoring
3/3x1 = 1

Pembenaran
Keluarga Bapak M. Zaini cukup
mampu untuk melaksanakan

2/2x1 = 1

Keadaan ekonomi keluarga cukup


memadai, sehingga ibu tidak
kesulitan untuk pergi ke pusat
kesehatan terdekat.ibu menyadari
batuk dapat menulari anaknya,
sehingga ia berusaha mencari
pengobatan

Total

Dari prioritas masalah diatas dapat disusun urutan diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ibu Romlah b/d kurangnya kemampuan
keluarga Bapak: Jumain merawat anggota keluarga yang sakit (skor 4)
2. Kurangnya pemahaman keluarga Bapak Jumain terhadap pentingnya KB bagi
keselamatan Ibu Romlah b/d ketidakmampuan keluarga Bapak Jumain
mengenal masalah KB (skor 3 2/3)
4.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan
keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka panjang/pendek),

penetapan standart dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi


masalah keluarga.
4.3.1 Penetapan Tujuan
Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan
keluarga. Bila dilihat dari sudut jangka waktu, maka tuyuan perawatan keluarga
dapat dibagi menjadi :
1. Tujuan jangka panjang,
Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada kemarapuan
mandiri, Dan lebih baik ada batas waktunya, rnisalnya dalam waktu 2 hari.
Pencaturaan jangka waktu ini adalah untuk mengarahkan evaluasi pencapaian
pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Contoh : Setelah diberikan asuhan keperawatan selatna 2 hari seluruh
keluarga Bapak jumain dapat merawat anggota keluarga yang sakit dan dapat
mencegah penularan penyakit.
2. Tujuan jangka pendek,
Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan
dengan keadaan yang mengancam kehidupan
Contoh :
1. Keluarga Bapak Jumain dapat mengenal dampak permasalahan penyakit
Ibu Romlah dengan menjelaskan akibat yang terjadi bila penyakit Ibu
Romlah tidak segera diobati
2. Bayi yang belum diimunisasi dari keluarga tersebut harus segera diberi
imunisasi BCG, DPT dan polio.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan keperawatan adalah :
-

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.

Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai.

Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung dari kedua belah
pihak (keluarga dan perawat).

Mencakup kriteria keberhasilan sebagai dasar evaluasi.

4.3.2 Penetapan Kriteria dan Standar


Merupakan standart evaluasi yang merupakan gambaran tentang faktor-faktor
yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam
membuat pertimbangan.
Bentuk dari standar dan kriteria ini adalah pernyataan verbal (pengetahuan), sikap
dan psikomotor.

Tabel 3.3
No
1

Kriteria dan standart dalam rencana keperawatan keluarga

Kriteria
Pengetahuan

Sikap

Psikomotor

Standar
Keluarga mampu menyatakan pengertian hipertensi secara
umum
Keluarga mampu menyebutkan jenis makanan yang dapat
menurunkan hipertensi dan juga meningkatkan tekanan
darah
Keluarga dapat menyebutkan akibat jika tekanan darah
tidak dikontrol secara rutin
Keluarga mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah
sendiri
Keluarga mampu memutuskan untuk membuat rencana
kontrol setiap 2 minggu sekali ke puskesmas
Keluarga mampu membuat rencana membeli tensi sendiri
Keluarga menyediakan jenis makanan yang dapat
mengurangi darah tinggi
Keluarga dapat mengolah makanan yang mengurangi
darah tinggi
Keluarga mampu melakukan pengukuran tekanan darah
sendiri

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat standart adalah :


-

Berfokus pada keluarga, outcomes harus ditujukan kepada keadaan keluarga,


"apa yang harus dilakukan keluarga, kapan, dan sejauh mana tindakan akan
dilaksanakan.

Singkat dan jelas, untuk memudahkan perawat dalam mengidentifikasi tujuan


dan rencana tindakan. Perawat harus menghindari kata-kata yang terlalu
panjang dan bermakna ganda.

Dapat diobservasi dan diukur, tanpa hasil yang dapat diukur proses
keperawatan tidak dapat diselesaikan. Perawat harus menghindari penggunaan
istilah memahami dan mengerti, karena istilah tersebut sulit untuk diukur.
Contoh :Keluarga dapat mendomentrasikan teknik injeksi insulin engan benar.

Realistik, ini harus disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia
dirumah.
Misalnya : Keluarga dapat merawat luka tiga kali sehari, kenyataanya
keluarga jarang dirumah karena bekerja sehingga lebih pas kalau 2 kali
sehari.

Ditentukan oleh perawat dan keluarga, mulai pengkajian perawat


seharusnya melibatkan keluarga dalam intervensi.

4.3.1 Pembuatan Rencana Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada. keluarga yang
dilaksanakan oleh perawat, yang ditujukan kepada kegiatan yang berhubungan
dengan promosi, mempertahankan kesehatan keluarga.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalarn menentukan rencana tindakan adalah :
-

Sebelum menulis cek sumber informasi data.

Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti.

Tulisan harus jelas, spesifik, dapat diukur dan kriteria hasil sesuai dengan
identifikasi masalah.

Memulai instruksi keperawatan harus menggunakan kata kerja.

Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah penghapusan tulisan atau
tidak jelasnya tulisan.

Menggunakan kata kerja, rencana kegiatan harus secara jelas menjabarkan


setiap kegiatan sehingga perlu menggunakan kata kerja yang mudah, misalnya
"ajarkan cara perawatan luka ".

Menetapkan teknik dan prosedur keperawatan yang akan

Melibatkan keluarga dalam menyusun rencana tindakan. Mempertimbangkan


latar belakang budaya dan agama, Hngkungan, sumber daya dan fasilitas yang
tersedia.

Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. Rencana tindakan


disesuaikan dengan seberapa daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan
mengarah

kemamdirian

sehingga

tingkat

keterganrungan

dapat

diminimalisasikan
Fokus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi kegiatan yang
bertujuan :
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
-

Memberi informasi yang tepat

Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.

Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung upaya kesehatan


masalah.

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan keluarga yang tepat,


dengan cara:
-

Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan. Mengidentifikasi


sumber-sumber yang dimiliki keluarga.

Mendiskusikan teatang konsekwensi tiap tindakan.

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit, dengan


cara:
-

Mendemonstrasikan cara.perawatan.

Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.

Mengawasi keluarga melakukan perawatan.

4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan


menjadi sehat, dengan cara:
-

Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.

Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,


dengan cara :
-

Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.

Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Rencana tindakan keluarga diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan


tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan
kesehatan anggota keiuarganya dengan bantuan minimal dari perawat.
Saat menyusun rencana intervensi sebaiknya perawat harus melibatkan keluaraga
secara aktif untuk memudahkan pelaksanaan tindakan dan ini merupakan salah
satu cara untuk menghormati dan menghargai keluarga. Efektifitas yang akan
diperoleh perawat, yaitu ada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga
karena keluarga tidak menentang, karena selalu dilibatkan sebelumnya, dan
akhirnya keluarga cenderung bertanggung jawab.

4.4 TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA


Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat
yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan
secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di
rumah. Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, yaitu :
1. Tahap I : Fersiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan :
-

Kontrak dengan keluarga (kapan dilaksanakan, berapa lama waktunya,


materi yang akan didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga
yang perlu mendapatkan informasi)

Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.

Mempersiapkan lingkungan yang kondusif.

Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik.

Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara
iisik dan psikis pada saat implementasi
2. Tahap 2 : Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab
perawat secara professional adalah :
a. Independent

Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan


kompetensi keperawatan tanpa petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan
lainya. Lingkup tindakan idepertdent ini adalah :
-

Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat keperawatan dan


pemeriksaan fisik untuk mengetahui status kesehatan klien.

Merumuskan diagnosa keperawatan.

Mengidentifikasi tindakan keperawatan.

Melaksanakan rencana pengukuran.

Merujuk kepada teaaga kesehatan lain.

Mengevaluasi respon klien.

Partisipasi dengan konsumer atau tenaga kesehatan lainnya dalam


meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Tipe tindakan independent keperawatan dapat dikatagorikan menjadi 4,


yaitu :
1) Tindakan diagnostik.
-

Wawancara dengan klien.

Observasi dan pemeriksaan fisik.

Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, misalnya (Hb)


dan membaca hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut.

2) Tindakan terapeutik.
Tindakan untuk mencegah mengurangi, dan mengatasi masalah klien.
Misalnya :

Untuk mencegah gangguan integritas kulit dengan

melakukan mobilisasi dan memberikan bantal air pada bagian tubuh


yang tertekan.
Contoh penulisan :
11/10/2004 lakukan mobilisasi klien tiap 2 jam dan beri bantal air
pada bagian tubuh yang tertekan.
3) Tindakan edukatif.
Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan
pendidikan kesehatan kepada klien.

Misalnya :
Perawat mengajarkan kepada klien cara injeksi insulin.
Contoh penulisan :
11/10/2004 mengajarkan klien cara injeksi insulin
4) Tindakan merujuk.
Tindakan kerja sama dengaa tim kesehatan lainya.
Contoh penulisan :
11/10/2004

Konsul dengan ahli tempi fisik mengenai kemajuan


klien menggunakan walker pada tanggal 12/10/2004.

b. Interdependent.
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lainya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter
dan yang lainnya.
Misalnya dalam hal :
-

Pemberian obat-obatan sesuai dengan terapi dokter. Jadi jenis, dosis


dan efek samping menjadi tanggung jawab dokter, tetapi pemberian
obat sampai atau tidak menjadi tanggung jawab perawat.

c. Dependent.
Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis. Misalnya dokter menuliskan
"perawatan kolostorny'. Tindakan keperawatan adalah mendefinisikan
perawatan kolostomi berdasarkan kebutuhan indifidu dari klien.
3. Tahap 3 :Dokumentasi.
Pelaksanaan tindakan keperawatn harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
4.5 EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan terencana
tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan

lainnya. Tujuan Evaluasi adalah untuk meiihat kemampuan keluarga daiam


mencapai tujuan.
4.5.1 Tahap Evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operaslonal dengan tahapan dengan
sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu dengan
proses dan evaluasi akhir. Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

1. Evaluasi berjalan (sumatif)


Evaluasi

jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format

catatan

perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga.


Format yang dipakai adalah format SOAR.
2. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingfcan antara tujuan yang
akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap
dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembaii, agar didapat data-data, masalah
atau rencana yang perlu dimodifikasi.
4.5.2 Metode Evaluasi
Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain adalah :
a. Observasi langsung
b. Wawancara
c. Memeriksa laporan
d. Latihan simulasi
4.5.3 Mengukur Pencapaian Tujuan Keluarga
Faktor yang dievaluasi ada beberapa komponen, meliputi :

1. Kognitif (pengetahuan)
Lingkup evaluasi pada kognitif adalah :
-

Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya.

Mengontrol gejala-gejalanya.

Pengobatan.

Diet, aktifitas, persediaan alat-alat.

Risiko komplikasi.

Gejala yang harus dilaporkan.

Pencegahan.

Informasi ini dapat diperoleh dengan cara :


a. Interview, dengan cara :
-

Menanyakan kepada keluarga untuk mengingat beberapa fakta yang


sudah diajarkan.

Menanyakan kepada keluarga untuk menyatakan informasi yang


spesifik dengan kata-kata keluarga sendiri (pendapat keluarga sendiri).

Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan yang


tepat terhadap apa yang ditanyakan.

b. Kertas dan pensil.


Perawat menggunakan kertas dan pensil unluk mengevaluasi pengetahuan
keluarga terhadap hal-hal yang telah diajarkan.
2. Afektif (status emosional), dengan cara observasi secara langsung, yaitu
dengan cara observasi ckspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan
secara verbal pada waktu melakukan wawancara.
3. Psikomotor, yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai
dengan yang diharapkan.
4.5.4 Penentuan Keputusan Pada Tahap Evaluasi
Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini, yaitu :

1. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana
mungkin dihentikan.
2. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu
penambahan waktu, resources, dan intervensi sebelum tujuan berhasil.
3. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu :
-

Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat.

Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis


atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun
oleh perawat.

Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk


mencapai tujuan sebelumnya.
LOG
O

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa

Pengkajian diambil tanggal

Jam

A. IDENTITAS UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga :
Nama

...............

Pendidikan

: ...............

Umur

...............

Pekerjaan

: ...............

Agama

...............

Alamat

: ...............

Suku

...............

Nomor Telpon

: ...............

2. Komposisi Keluarga :
No
1
2
3
4
5
6
7

Nama

L/P

Hub. Kel

Umur

Pend.

Imunisasi

KB

3. Genogram
4. Tipe keiuarga
a. Jenis tipe keluarga :
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut:
5. Suku bangsa (etnis)
a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga :
b. Tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara
etnis bersifat homogen). Uraikan.
c. Kegiatan-kegiatan Keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
(Apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya
keluarga).
d. Kebiasan-kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau modern).
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau "modern".
f.

Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah

g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi.


(Apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam
praktik-praktik pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki
kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan).
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
a. Apakah

anggota

beragamaan mereka.

keluarga

berbeda

dalam

praktik

keyakinan

b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau


organisasi keagamaan .
c. Agama yang dianut oleh keluarga.
d. Kepercayaan-kepercayaan dan mlai-mlai keagamaan yang dianut
dalam kehidupan keluarga terutama dalam ha! Kesehatan.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga :

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

C. Riwayat Kesehatan keluarga inti


1. Riwayat Keluarga sebelumnya :
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :
No

Nama

Umur

BB

Keadaan
Kesehatan

Imunisasi
(BCG/Polio/
DPT/HB/
Campak)

3. Sumber pelayanan keseharan yang dimanfaatkan

D. Pengkajian Lingkungan

Masalah
Kesehatan

Tindakan
yang
telah
dilakukan

1. Karakteristik nimah :
a. Gambaran tipe tempat tinggal :
b. Denah rumah

c. Gambaran kondisi rumah :


d. Dapur
e. Kamar mandi
f. Mengkajl pengaturan ridur di dalam rumah.
g. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sahitasi rumah.
h. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah.
i. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah.
j. Pengaturan/penataan rumah.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


3. Mobilitas geografis keluarga :
4. Perkumpuian keluarga dan interaksi dengan masyarakat :

5. Sistem pendukung keluarga :

E. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga :
2. Struktur kekuatan keluarga :
3. Struktur peran :
4. Nilai atau norma keluarga:
F. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif:
2. Fungsi sosialisasi:
3. Fungsi perawatan kesehatan:
4. Fungsi reproduksi:
5. Fungsi ekonomi

G. Stress dan Koping Keluarga


1. Stresor jangka pendek dan panjang:
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor:
3. Strategi koping yang digunakan:
H. PemeriksaanFisik
1. Identitas
Nama

Umur

L/P

:
Pendidikan

Pekerjaan

2. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini


3. Riwayat Penyakit Sebelumnya
4. Tanda-tanda vital:
5. System Cardio Vascular

6. System Respirasi
7. System Gastrointestinal (GI Tract)
8. System Persyarafan
9. System Muskuloskeletal
10. System Genitalia

I. Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah kesehatannya :
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada :

Analisa Data
No
1 DS :

Data

Penyebab

Masalah

DO :

DS :

DO :

Prioritas Masalah
Diagnosa :
No
1

Kriteria
Sifat masalah :
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah
dapat diubah
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
Potensi masalah untuk
dicegah
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
Menonjolnya masalah
- Masdalah berat harus
segera ditangani
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak
dirasakan

Skala

Bobot

Skoring

Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas :


1.
2.

Pembenaran

3.
4. dan seterusnya
Rencana Keperawatan
No

Diagnosa

Tujuan
Umum

Tujuan
Khusus

Kriteria

Standar

Intervensi

Tindakan dan Evaluasi


No
Dx

Tgl.
Jam

Tindakan

TT.
Perawat

Tgl.
Jam

Catatan
Perkembanga
n
S.
O.
A.
P.

TT
Perawat

PEDOMAN PENGISIAN FORMAT


ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
Tajuan Instruksional :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik mampu :
1) Mengisi pengkajian dalam format asuhan keperawatan keluarga dengan benar
2) Menganalisis data berdasarkan pengkajian dalam format asuhan keperawatan
keluarga dengan benar
3) Memprioritaskan masalah berdasarkan pengkajian dalam format asuhan
keperawatan keluarga dengan benar
4) Membuat

perencanaan

keperawatan

keluarga

sesuai

format

asuhan

keperawatan keluarga dengan benar


5) Membuat catatan implentasi keperawatan keiuarga sesuai format asuhan
keperawatan keluarga dengan benar
6) Membuat evaluasi sesuai format asuan keperawatan keluarga dengan benar.
Proses keperawatan keluarga mengikuti pola keperawatan secara umum yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi "dan implementasi serta evaluasi.

5.1 IDENTITAS UMUM


1. Identitas Kepala Keluarga
Nama

Cukup jelas

Pendidikan

Cukup jelas

Umur

Cukup jelas

Pekerjaan

Cukup jelas

Agama

Cukup jelas

Alamat

Cukup jelas

Suku

Cukup jelas

Nomor Telpon :

Cukup jelas

2. Komposisi keluarga :
Komposisi ini biasany a terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan
dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing-masing
anggota keluarga yang dibuat dalam bentuk tabel tmtuk memudahkan
pengamatan.
Tabel 5.1 Contoh Cara peagisian komposisi keluarga
No

Nama

J.K

1
2
3
4
5

Suyadi
Partini
Dian
Wiyagus
Doni

Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki

Hub.
Keluarga
KK
Istri
Anak
Anak
Anak

Umur

Pendd

45 tahun
42 tahun
19 tahun
17 tahun
11 tahun

SMA
SMP
SMEA
STM
SD

Status
Imunisasi
Lengkap
Lengkap
Lengkap

KB
Pil
-

3. Genogram
Adalah simbol-simbol yang dipakai dalam pembuatan genogram untuk
menggambarkan susunan keluarga. Aturan pembuatan genogram adalah
sebagai berikut :
a. Anggota keluarga yang iebih tua berada disebelah kiri
b. Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-Iaki atau perempuan
c. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau
perempuan
d. Paling sedikit disusun tiga generasi
e. Aturan simbol seperti contoh dibawah ini :

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita Hipertensi

: Penderita TBC

: Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
Contoh : Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu
rumah terdapat Ayah. Ibu dan anak, sehingga akan dapat mempercepat .
penularan penyakitjika salah satu anggota keluarga menderita penyakit yang
dapat menular.
5. Suku bangsa (etois)
a. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
Dikaji

asal

suku bangsa

keluarga

tersebut

serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.


Contoh : Keluarga ini berbudaya suku jawa yang mempunyai anggapan
makan tidak makan asal kumpul
b. Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen).
Contoh : Sebagian besar masyarakat adalah etnis jawa, ada beberapa
etnis madura, masyarakat di area tempat tinggal keluarga Tn. P bersifat
homogen

c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan


(apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya
keluarga).
Contoh :
Ada beberapa kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan
nilai etnis diantaranya selamatan, tingkeban, mitont, dan lain-lain
d. Kebiasan-kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau modern).
Contoh :
Tn. P dan Ny.P masih menggunakan pola busana tradisional yaitu
menggunakan kain, kebaya dan sarung sedangakan anak dan cucu yang
tinggal satu rumah sudah berbusana modern Pola diit keluarga masih
menganut nilai tradisional
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau "modern".
Contoh :
Pengambil keputusan adalah kepala keluarga tetapi sebelumnya melalui
proses musyawarah bersama anggota keluarga yang satu rumah
f. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi.
Dikaji apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam
praktik-praktik pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki kepercayaan
tradisional asli dalam bidang kesehatan).
Contoh : Menurut keterangan Ny. S, jika ada anggota keluarga yang sakit
dibawa berobat ke rumah sakit dan Ny. P rutin mengunjungi posyandu
lamia. Menurut anggota keluarga, tidak ada masalah dalam pemanfaatan
layanan kesehatan.
g. Penggunaan bahasa sehari- hari di rumah
Contoh : Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa, kadang- kadang
menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan cucu atau orang
asing. Tidak ada hambatan komuniksi dalam keluarga khususnya
penggunaan bahasa.
5.3 RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Riwayat keluarga sebelumnya.


Disini diuraikan riwayat keluarga kepala keluarga sebelum membentuk
keluarga sampai saat ini.
Contoh :
-

Riwayat keluarga dari pihak suami: ibu Partini tidak begitu paham
dengan kesehatan keluarga suaminya karena mereka berjauhan, keluarga
suaminya sebagian besar tinggal diluarpulau Jawa. Ayah dari bapak
Suyadi meninggal karena hipertensi, ibunya sehat.

Riwayat keluarga dari pihak istri: bapak dari ibu partini pemah
sakitprostat dan hernia sudah dilakukan operasi, ibu dan saudarasaudara yang lain sehat, tidak ada yang menderita asma.

2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, . yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota dan
sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
Contoh 1 (dalam bentuk narasi) :
Menurut ibu Partini riwayat kesehatan tnasing masing anggota keluarg
adalah sebagai berikut :
-

Bapak Suyadi: keadaan sehat, tidak pemah sakit serius.

Ibu Partini: tiga-tahun yang lain pemah mengalami perdarahan diluar


siklus haid, selama 1 bulan, diperiksakan kedokter dan dilakukan kuretase
di rumah sakit Gotong Royong Semolowaru. Satu tahun terakhir ini
mengeluh bila haid terasa nyeri di perut bagian bawah. Enam bulan yang
lalu melakukan pemeriksaan pap smear hasil tidak ada kelainan.

Dian Fatmawati: keadaan sehat, tidak pemah sakit serius.

Wiyagus Setiyadi: menderita asma sejak SD, serangan asma sering pada
malam hari, kambuh bila batuk atau bila udara dingin, frekuensi kambuh
kadang-kadang 2 bulan sekati, pemah 1 bulan 2 kali, saat terakhir
kambuh satu bulan yang lain. Menurut ibu Partini bila asma anaknya
kambuh oleh ayahnya dibelikan obat sesak ke Apotik, bila dengan obat

tersebut tidak menolong, dibawa ke rumah sakit Gotong Royong


Semolowaru. Tidak pernah dirawat inap dirumah sakit.
-

Doni Prasetyo: pemah dirawat di rumah sakit karena diare. Saat ini
keadaannya sehat.
Tabel 5.2 Contoh pengisian dalam bentuk label

No

Umur

BB

Keadaan
Kesehatan

45 th

50

Sakit TBC

Nama

Pak Dullah

Dan
seterusnya

Imunisasi
(BCG/Polio/
DPT/HB/
Campak)

Masalah
Kesehatan
Tidak
mampu
berobat

Tindakan
yang telah
dilakukan
Minum
ramuan
buatan
sendiri

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Dikaji kalau ada masalah kesehatan berobat kemana
Contoh:
Jika sakit keluarga bapak Jumain ke puskesmas
5.4 PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah.
a. Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll). Apakah
keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah ini
Contoh : Status rumah yang sedang ditinggali adalah sudah milik sendiri
b. Denah Rumah

Keterangan :

1. Toko

6. Ruang makan

2. Ruang tamu dan tempat menjahit

7. Dapur

3. Kamar tidur

8. Kamar mandi dan WC

4. Kamar tidur

9. Tempat jemuran

5. Kamar tidur
a. Gambarkan kondisi ramah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior
rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, . kamar tidur,
dlJ), penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan bagairnana kamar
tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot. Apakah
penerangan ventilasi, pemanas. Apakah lantai, tangga, susunan dan
bangunan yang lain dalam kondisi yang adekuat. Jelaskan.
Contoh :
Rumah terdiridari ruangtamu, 4kamartidur, dapur, kamarmandi,toko dan
sebuahgudang. Dibagian depan rumah terdapat terasyang dilengkapi
dengan satu set meja kursiyang terbuat dari rotan. Penataan perabotan
dalam rumah terkesan tidak rapt dan sempit, ventilasi dsrasa kurang dan
penerangan cukup, lantai dari keramik, tembok permanen, kuat dan dapat
melindungi suhu dingin maupun ganngguan keamanan yang lain.untuk
kamar tidur paling depan ventilasi dan penerangan sudah adekuat
sedangkan untuk kamar- kamar yang lain penerangan terkesan kurang.
b. Di dapur, amati suplai airjviinum, penggunaan alat-alat masak,
pengamanan untuk kebakaran. Jelaskan.
Contoh :
Dapur terkesan bersih namun cukup sempit hanya bisa dilalui satu orang,
sumber air bersih dari PAM, alat masak lengkap dan bersih karena seiiap
selesai

dipakaiselalu

dicuti,

tidak

terdapatalatpengamanan

untuk

kebakaran. Penempatan alat-alat dapur tidak terjangkau oleh anak kecil


sehingga tidak membahayakan.
c. Di kamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk. Jelaskan Kamar mandi terkesan bersih, lantai dari keramik, bak

mandi dikuras 2 kali dalam seminggu dan tidak terdapai jentik-jentik


nyamuk.
Contoh :
Peralatan mandi lengkap dan setiap anggota keluarga memiliki peralatan
mandi tersendiri, bak mandi dikuras 2 minggu sekali dan tidak ada jentikjentik nyamuk.
d. Kaji pengaturan tidur di dalam rumah.
Apakah pengaturan tersebut memadai bagi para anggota keluarga, dengan
pertimbangan usia mereka, hubungan dan kebutuhan-kebutuhan khusus
mereka lainnya. Jelaskan.
Contoh :
Hunian tempat tidur untuk satu kamar dikuni maksimal 2 orang, privast
orang yang ada di kamar terjamin karena kamar memiliki pintu dan
kunci.
e. Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan
serangga-serangga kecil (khususnya di dalam) dan/ atau masalah-masalah
sanitasi yang disebabkan oleh kehadiran binatang-binatang piaraan.
Jelaskan.
Contoh :
Tidak ada binatang peliharaan, saat pengkajian tidak ada serangga yang
tampak berkeluaran
f. Kaji perasaan-perasaan subyektif keluarga terhadap rumah. Apakah
keluarga menganggap rumahnya memadai bagi mereka. Jelaskan.
Contoh :
Keluarga mengatakan bahwa mereka merasa aman tinggal dalam rumah
dan dapat melakukan kegiatan dengan Iduasa. Keluarga merasa aman
karena sudah ada pagar dan pintu yang kuat
g. Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi
mereka memadai. Jelaskan
Contoh :

Anggota keluarga mengatakan bahwa mereka dapat melakukan aktivitas


dengan leluasa dan tidak merasa terganggu orang dari luar.
h. Evaluasi ada dan tidak adanya bahaya-bahaya terhadap keamanan
rumah/lingkungan.
Contoh :
Rumah relatif aman dari resiko kecelakaan ataupun ancaman kriminal
Rumah dikelilingi pagar permanen, pintu kuat dan jalan dl depan rumah
relatuif sepijarang dilalui kendaraan besarsehingga resiko kecelakaan
kecil.
i. Evaiuasi adekuasi pembuangan.sampah. Jelaskan.
Contoh :
Sampah rumah tangga dikelola oleh dinas kebersihan dan setiap bulan
ada uang sampah sebesar seribu rupiah. Keluarga merasa tidak ada
masaiah denga pembuangan sampah.
j. Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan
dengan pengaturan/penataan rumah. Jelaskan.
Contoh :
Anggota keluarga merasa puas dengan penataan rumah karena
mcnyadari rumahnya sempit.
2. Karakteristik Tetangga.
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk
setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
Contoh :
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperkatikan kesehatan
Bapak J dengan selalu menjenguk dan kadang-kadang memberikan biaya
berobat.
3. Mobilitas Geografis Keluarga.
Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat, Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini dan
apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal ? Jelaskan.

Contoh :
Keluarga adalah penduduk pendatang, tetapi saat ini sudah menetap di
gunung anyar sejak tahun 1986.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
Contoh :
Ibu mengikuti orison yang diadakan setiap minggu sore.
5. Sistem Pendukung Keluarga.
Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas yang dimiliki keluarga unmk menunjang kesehatan yang meliputi
fasilitas fisik, psikologis atau dukungan darui keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat dengan mengkaji siapa menolong keluarga
pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktivitasaktivitas keluarga (Sebutkan Lembaga Formal atau Informal; Informal: Ikatan
Keluarga, teman-teman dekat, tetangga; Formal: Lembaga Resmi Pemerintah
maupun Swasta/LSM) dan Informal, yaitu tetangga.
Contoh :
Saat sekarang anggota keluarga dalam keadaan sehat.Jika sakit dan perlu
biaya yang dirasakan berat maka biasanya keluarga meminta bantitan kepada
perkumpulan kampong dengan iuran untuk membantu penderita dan dari
tetangga dekat sering membantu.
5.5 STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga.
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasai antar anggota keluarga, bahasa
apa yang digunakan daiam keluarga, bagaimana frekuensi dan kualitas
komunikasi yang berlangsung dalam keluarga, dan adakah hal-hal/masalah
dalam keluarga yang tertutup untuk didiskusikan?.
Contoh :

Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang dipakai


setiap hari adalah jawa dan kadang- kadang bahasa Indonesia, keluarga
tidak memiliki kesulitan bahasa dalam penerimaan pesan, frekuensi
komunikasi dalam keluarga setiap hari dilakukan dan selama ini tidak ada
masalah dalam keluarga mengenai komunikasi.
2. Struktur Kekuatan Keluarga.
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk mengubah perilaku diantaranya yang perlu dikaji adalah :
a. Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga
b. Bagaimana

cara

keluarga

dalam

mengambil

keputusan

(otoriter,

musyawarah/kesepakatan, diserahkan pada masing-masing individu)?


c. Apakah keluarga raerasa puas dengan pola
d. Siapa pengambilan keputusan tersebut?

Contoh :
Pengendali keluarga adalah bapak Suyadi sebagai kepala keluargaKeputusan dtambil oleh Kepala keluarga melalui musyawarah dengan
seluruh anggota keluarga dan setelah pengambilan keputusan tidak
adapermasalahan dalam anggota keluarga dan secara umum tidak ada
yang mendominasi ke*kuasaan hanya struktur tertinggi dipegang oleh
kepala keluarga.
3. Struktur Peran.
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal dan slapa yang menjadi model peran dalam keluarga da n
apakah ada konflik dalam pengaturan peran yang selama ini dijalani.
Contoh :
Peran kepala keluarga meticari nafkah, tugas istri merawat anak di samping
itu membantu penghasilan suami dengan berjualan di rumah dan menerima

jahitan. Pendtdikan anak dilakukan bersama. Model peran yang dianut lebih
dominant di ibu aan selama ini tidak terjadi konflik peran di keluarga.
4. Nilai atau norma keluarga.
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan.
Contoh :
Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga
yang sakit periksa ke sarana kesehatan. Dalam kehidupan setiap hari
keluarga menjalani hidup berdasarkan tuntunan agama islam.

5.6 FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi afektif.
Mengkaji gambaran diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan kepada
keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
Contoh :
Sikap dan hubungan antar anggota keluarga baik, dan menunit ibu keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi Sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, tahu budaya dan perilaku.
Contoh :
Interaksi dalam keluarga baik dan keluarga mendidik anak-anaknya dengan
disiplin tinggi dengan cara berpakaian yang rapi.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan


Sejauh mana keluarga menyiapkan makanan, pakaian dan perlindungan
terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit,
kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu:
a. Mengenai masalah kesehatan, yaitu sejauhmana keluarga mengenai faktafakta dari rnasalah kesehatan yang meliputi meliputi pengertian, tanda dan
gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Mengambil

keputusan

mengenai

tindakan

kesehatan

yang

tepat,

sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah


masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dihadapi, takut akan
akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negatip terhadap masalah
kesehatan, dapat menjangkau fasilitas yang ada, kurang percaya terhadap
tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
c. Merawat anggota yang sakit, sejauh mana anggota keluarga mengetahui
keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota
keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan
sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat, sejauh mana mengetahui
sumber-sumber keluarga yang dimiiiki, keuntungan/manfaatpemeliharaan
lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan
antar anggota keluarga.
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat, apakah
keluarga

mengetahui

keberadaan

fasilitas

kesehatan,

memahami

keuntungan yang diperoleh dari fasiiitas kesehatan, tingkat kepercayaan


keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut
terjangkau oleh keluarga.
Contoh :

Kemampuan mengenai masalah keluarga sudah mengenali sakit anaknya.


Kemampuan keluarga mengambil keputusan, apabila ada permasalakan
kesehatan keluarga merundingkan secara bersama-sama. Kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, sesuai dengan anjuran
dokter atau petugas kesehatan Kemampuan keluarga memelihara
lingkungan

rumah,

keluarga

mengetahui

pentingnya

kebersihan

Hngkungamya. Pada saat kunjungan rumah dalam keadaan cukup bersih.


Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan, bila sakit periksa
ke dokter swasta atau ke Rumah Sakit gotong-royong.
4. Fungsi reproduksi.
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,
metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
Contoh :
Jumlah anak 3 orang, 1 wanita dan 2 laki-laki Jarak anak I ke III 3 tahun,
dari ke II ke III 5 tahun, dan Ibu mengikuti KB suntik.
5. Fungsi Ekonomi.
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan
papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
meningkatkan status kesehatan keluarga. Contoh: Keluarga dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
5.7 STRESS DAN ROPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek,
Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Contoh :
Ibu menyatakan tidak ada masalah yang berat selama ini.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Contoh :
Bila ada masalah kesehatan secepatnya dibawa ke dokter.
3. Strategi koping yang digunakan.
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
Contoh :
Jika ada masalah selalu dtbicarakan bersama keluarga untuk di
musyawarahkan.
4. Strategi adaptasi disfungsional.
Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
Contoh :
Ibu kartini kalau ada masalah berat sering sakit kepala dan kadang-kadang
menangis tetapi kalau masalah sudah dibicarakan bersama biasanya ibu
kartini tenang kembali.
5.8 PEMERIKSAAN FISIK
Diperiksa persistem sesuai keadaan klien.
Analisa data
Contoh analisa data dan cara menentukan prioritas :
NO.

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

1.

Data Subyektif :
- Bapak Jumain dan ibu Romlah

Ketidakampuan keluarga Kurangnya

mengatakan," kami tidak ber-KB, dan Bapak Jumain mengenai pemahaman keluarga
istri saya romlah pernah abortus

masalah KB

sebanyak 6 kali.

Bapak Jumain
terhadap pentingnya
KB bagi keselamatan

Data obyektif :

ibu Romlah

- Diagnosa dokter menunjukkan Ibu


romlah mengidap mitral stenosis dan
radang paru-paru kiri.
- Nafas Ibu romlah tersengal-sengal,
pergerakan dada ( +0, respirasi 32
x/mnt.
- Proporsi tubuh Ibu romlah terlihat
turus.
2. Data Subveklif:
- Ibu Romlah mengatakan, " Saya batuk

Kurangnya kemampuan

Bersihan jalan nafas

sejak 2 minggu yang lalu dan saya

keluarga Bapak M.Zaini

tidak efektif pada

tidak berani minum obat batuk

merawat anggota

Ibu Romlah

sembarangan tetapi saya sampai saat

keluarga yang sakit.

belum pernah berobat tentang batuk


saya,"
Data obyektif:
- Respirasi: 32 x/mnt.
- Batuk (+), dahak (+)
- Napas nampak tersengal -sengal.
- Suhu badan agak panas (38 derajat
celcius)

Rumusan Masalah
1) Kurangnya pemahaman keluarga bapak Jumain terhadap 'pentingnya KB bagi
keselamatan Ibu Romlah b/d ketidakmampuan keluarga bapak Jumain
mengenal masalah KB.
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ibu Romlah b/d kurangnya kemampuan
keluarga Bapak Jumain merawat anggota keluarga yang sakit.

Prioritas Diagnosa Keperawatan

No.
1.

Kriteria
a. Sifai raasalah:

S
k
a
l
a
2

B
o
b
Storing
o
t
2 3/3x1=1

Tidak/kurang
sehat
b. Kemimgkinaii

2 1 2/2x1=1

masalah dapat
diubak Mudah

2.

Pembenaran
Ibu memiliki penyakit kronis yang tidak
memungkinkaBnya untuk Iiarail dan
melahiiian, jika ibu ridak ber -KB maka
akan dapat mecimbulkan kehamilan dan
tentunya meningkatkan resiko kematian
pada ibu.
Latar belakang pendidiKan Sapak Jumain
adalah SMP dan Ibu Romlah adalah
SMA sehingga memudahkan untuk
menerima informasi dan prajdasaa yang
diberikaa oleh pctugas dan kbih mudah
untuk dilakukan intervensi dari
mahasiswa.
KB merupakan cara teiaman bagi iba
uittuk tidak hamil dan menguraogi rcsiko
kemadan ibu.
Ibu sudah riwayat 6 kali keguguran.
sehingga KB menjadi suatu hal yang
mutlak bagi ibu dan suami.

c. Potrosial masalaa 2 1 2/3x1=2


untuk dicegah:
/3
Cukup
d. Menocjolnya
2 1 2/2x1=1
masalah:
Masalah berat,
harussegera
ditangani
Total: 3 2/3
a. Sifat masalah:
3 1 3/3x1=1 Penyakit batuk yang didetita ibu dapai
Tidak/lcurang
menular kepada anggota kduaiga yang
sehat
lain, sehingga menipakan keadaan yang
tidak sehat bagi keluarga.
b. Kemungkinan
masalah dapat
diubak

2 2 2/2x1=1

Mudah

S
k
No.
Kriteria
a
l
a
c. Potensial masalah 3
untuk dicegah:
Tinggi

B
o
b
Storing
o
t
1 3/3x1=1

Gejala batuk dapat segera ditargani


dengan menggunakan ramuan
tiadisional yang sederhana dan keluarga
Bapak Jumain cukup mampu untuk
mdaksanakan penjelasan yang diberikan
oleh mahasiswa.

Pembenaran
Kedaan ekonomi keluarga cukup memadai,
sehingga ibu tidak kesulitan unnik pergi-ke
pusat ksehatan terdekat.

d. Menonjolnya
2 1 2/2x1=1
masalah: Masalah
berat, segera
ditangani
Total

Ibu menyadari batuk dapat menulari anaknya,


sehingga ia berusaha mecari pengobatan.

Dari prioritas masalah di atas dapat disusun urutan diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ibu Romlah b/d kurangnya kemampuan
keluarga Bapak Jumain merawat anggota keluarga yang sakit (skor 4)
2. Kurangnya pemahaman keluarga bapak Jumain terhadap pentingnya KB bagi
keselamatan Ibu Romlah b/d ketidakmampuan keluarga bapak Jumain
mengenal masalah KB (skor 3 2/3)

RENCANA INTERVENSI BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

No.

Diagnosa

Tujuan
umum

Tujuan
khusus

Kriteria

Standar

Intervensi

1. Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
pada Ibu
Romlah b/d
kurangnya
kemampuan
keluarga
Bapak
Jumain
merawat
anggota
keluarga
yang sakit

Setelah
1. Keluarga Knowled - Keluarga
diberikan
Bapak
ge
mampu
asuhan .
Jumain
menyatakan
keperawatan dapat
pengertian I
selama 1
mengenal
SPA secara
minggu
dampak
umum
diharapkan
permasalah
keluarga
an
Bapak
penyakit
Jumain
Ibu Romlah
mampu
merawal
Ibu Romlah
yang sakit.

2. Keluarga Affektif
Bapak
Jumain
dapat
Memutus
kan
tindakan
yang
tepat dalam
mencegah
peningkata
n
keparahan
Ibu
Romlah

No.

Diagnosa

Tinjauan
umum

Tujuan
khusus

Kriteria

1) Gali pengetahuan keluarga


mengenai penyakit 1SPA
yang diderita Ibu Romlah.
2) Diskusikan dengan keluarga
dampak masalah yang dapat
terjadi bila penyakit Ibu
Romlah tidak segera diatasi.
3) Jelaskan akibat yang d.ipat
terjadi bila penyakit Ibu
Romlah tidak segera
diobali.
4) Beri pujian pada keluarga
atas jawaban atau tindakan
yang tepat.
5) Motivasi keluarga untuk
mengenal darnpak
permasalahan yang dapat
timbul pada penyakit Ibu
Romlah.
6) Bimbing keluarga untuk
mengulangi penjelasan yang
diberikan.

8) Keluarg 1) Beri penjelasan kepada


a
Keluarga Bapak
memutuskan
Jumain tindakan untuk
untuk kontrol
mencegah timbulnya
1 kali
keparahan penyakit Ibu
perminggu ke
Romlah.
puskesmas
2) Libatkan keluarga dalam
mengambil keputusan bagi
pencegahan penyakit Ibu
Romlah.
3) Beri saran akan kontrol
secara akfif ke puskesmas

Standar

Intervensi

3. Keluarga
Bapak
Jumain
mampu
merawat
penyakit
Ibu
Romlah.

Psikomot
or

8) Keluarg Ajarkan teknik pengobatan

tradisional (pembuatan larutan


jeruk nipis kecap manis)
mam untuk mengurangi penyakit
pu yang diderita ibu Romlah.
membuat obat 1) Jelaskan manfaat
penggunaan obat
batuk secara
tradisional bagi penyakit
tradiskmal
jantung Ibu Romlah.
2) Libatkan keluarga untuk
mengenal dan berpartisipasi
dalam pengobatan Ibu
Romlah.
3) Demonstrasikan teknik
pembuatan larutan jeruk
nipis kecap manis.
4) Beri kesempatan Ibu
Romlah untuk
mendemonstrasikan teknik
pembuatan jeruk nipis
kecap manis.
5) Beri pujian atas
redemonstrasi yang tepat
yang dilaksanakan oleh ibu
Romlah.
6) Jelaskan aturan minum
larutan jeruk nipis kecap
manis pada Ibu Romlah.
7) Jelaskan pentingnya gizi
yang seimbang dan isdrahat
yang cukup bagi
kesembuhan penyakil Ibu
Romlah.
8) Diskusikan dcrigan Ibu
Romlah dan kelunrga
tentang demonstrasi yang
telah dilaksanakan.
a

Tujuan
Umum

Tujuan
Kriteria
Standar
Intervensi
khusus
2. Kurangnya Setelah
1. Keluarga Knowled Keluarga
1) Gali pengeuhuan keluarga
pemahaman diberikan
Bapak
ge
mengerti tentang
tentang KB.
keluarga
penjelasan
Jumain
- Pentingnya
2) Diskusikan dengan
Bapak
selama 30
dapat
KB
keluarga pentingnya
Jumain
menit
mengenal
- Tujuan KB
KB bagi ibu dengan
terhadap
Keluarga
masalah
- Akibat bila
penyakit kionis.
pentingnya Bapak
kesehatan
keluarga tidak 3) Diskusikan dengan
KB bagi
jumain
yang terjadi
ber-KB.
keluarga tujuan
keselamatan memahami
pada
keluarga harus ber-KB.
Ibu Romlah pentingnya
Ibu Romlah
4) Berikan penjelasan apabila
b/d ketidak KB bagi
bila tidak
keluarga tidak ber-KB.
mampuan
keselama
ber-KB.
5) Motivasi keluarga untuk
keluarga
tan Ibu
mengenal masalah
Bapak
Romlah
kesehatan yang akan timbul
Jumain
bila Ibu tidak ber-KB.
mengenal
6) Puji keluarga atas jawaban
masalah
atau tindakan yang tepat.

No.

Diagnosa

2.Keluarga
bapak
Jumain
mampu
memutus
kan
KB yang
tepat
bagi
kesehatan
Ibu
Romlah.

Knowled Keluarga Bapak 1) Beri penjelasan kepada


ge
Jumain mampu
keluarga tentang
mengenal:
macam-macam KB.
a. Macam 2) Diskusikan dengan
macam
keluarga KB yang
KB.
tepat bagi Ibu.
b. Mampu
3) Beri kesempatan keluarga
memutuskan
untuk mendiskusikan
KB yang tepat
tentang KB.
bagi
kesehatan Ibu
Romlah.

3.Keluarga
Afeklif
Bapak
jumain
mampu
melaksana
kan
keputusan
untuk
ber-KB.
4.Keluarga
Psidomot
Bapak
or
jumain
dapat
mengguna
kan
fasilitas
kesehatan

Keluarga Bapak 1) Motivasi keluarga untuk


Jurnain dapat
mau.menjadi akseptorKB,
memutuskan
2) Jelaskan baik-buruknya
until k
dari bermacam- macam KB
berKB
yang dikenal oleh kcluarga.

Keluarga Bapak 1) Jelaskan beberapa tempat


Jumain dapat
pelayanan kesehatan yang
mernanfaatkan
melayani KB.
fasilitas
2) Libatkan suami untuk
kesehatan
mengambil keputusan KB
terdekat untuk
yang terbaik bagi istrinya.
akseptor KB
3) Libatkan suami diskusi
tentangKB.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin, .(1999). Pengantar Keperawatan Kesehatan Keluarga. Depok:
Yayasan Bungah Raflesi.
Bates, Barbara,.(1998). Pemeriksaan Fisik, Jakarta : EGC
Bailon G. Salvicion & Maglaya Arracelis,.(1989). Perawatan Kesehatan
Keluarga. Jakarta: Copyriche UP Coleege of Nursing Dillman.. Quezon
City. Philippines
Boediwarsono & Meisy A. M. (1984). Teknik Pemeriksaan Fisik. Surabaya : FT.
Bina Indra Karya
Effendy, Nasrul,.(l998) .Dasar-Dasar Keperawatan
Jakarta : EGC.

Kesehatan Masyarakat.

Fakultas Keparawatan Universitas Indonesia,.(2000). Kumpulan Makalah


Pelatihan Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta.
Gonce, Patricia M. .(2005). Panduan Pemeriksaan Kesehatan. Jakarta : EGC
Mara S. Z. & Neillie C. B. (2004). Manual Perawatan di Rumah. Jakarta : EGC
Priharjo, Robert, .(1996). Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC Rahayu,
Sri,.(20QO).Mtfroi Untuk Klien Hipertensi. Jakarta : EGC.
Santosa, Andi, Augustinus,.(1991). Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Akper ST.
Carolus
Setiadi,.(2004). Pengantar Proses Keperawatan Dan Pedoman Pengisian Format
Pengkajian. Surabaya : Akper Hang Tuah.
Setiadi, .(2000). "Pengantar Keperawatan Keluarga" Surabaya : Akper Hang
Tuah.
Stanhope, M dan Ruth, N Knollmueler,. (1997).Keperawatan Komunitas dan
kesehatan rumah .pengkajian intervensi dan penyuluhan. Jakarta: EGC.

LAMPIRAN
Nilai Total Pembelajaran Praktek Laboratorium/Lapangan Asuhan
Keperawatan Keluarga

NO.

KEPERAWATAN KELUARGA

PROSENTASE

1. Laporan pendahuluan

10%

2. Kunjungan / supervisi

30%

3. Laporan asuhan keperawatan keluarga

40%

4. Presentasi

20%
TOTAL

100%

FORMAT PENILAIAN PEMBELAJARAN PRAKTEK


LABORATORIUM /LAPANGAN ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA

NO.
1.

2.

3.

ASPEK PENILAIAN

Nilai Maks

PENGKAJIAN
1. PENGUMPULAN DATA
a. Kejelasan dan ketepatan kontrak waktu dengan
keluarga
b. Ketepatan dalam pengumpulan data
c. Kelengkapan hasil data yang dikumpulkan
d. Keleagkapan alat/ instrument pengumpulan data
2. ANALISA DATA DAN PERUMUSAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
a. Pengelompokan data sesuai dengan masalah yang
muncul
b. Ketepatan analisis data dan rumusan masalahnya
c. Ketepatan rumusan diagnosis dan etiologinya

20

DIAGNOSA
1. ANALISA DATA
a. Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan
biopsiko-sosial dan spiritual keluarga
b. Kelengkapan dalam mengelompokkan data
subyektif dan obyektif
2. PERUMUSAN MASALAH
a. Ketepalan analisis data dan rumusan masaiahnya
b. Ketepatan rumusan diagnosis dan etiologinya
3. PRIORITAS MASALAH
a. Menentukan skoring masing-masing kriteria
dengan tepat
b. Dapat merumuskan pembenaran dengan tepat
c. Melibatkan keluarga dalam menentukan skoring

20

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA
1. RUMUSAN TUJUAN, KRITERIA HASIL DAN
STANDART
a. Tujuan, kriteria dan standart dinimuskan dengan
jelas dan benar
b. Dapat diukcur dan bersifat operasional
c. Mencerminkan waktu pencapaian
2. MENENTUKAN RENCANA TINDAKAN
a. Rencana tindakan menggambarkan kegiatan yang
dapat dilaksanakan oleh keluarga
b. Rencana tindakan menggambarkan peraanfaatan
sumber/potensi dalam keluarga
c. Rencana tindakan menggambarkan pemecahan masalah
d. Ketepatan pemilihan media dan metode pendidikan
kesehatan

25

2
3
3
3

3
3
3

3
3
3
3
3
3
2

4
4
4

3
3

Nilai Yang
Diperoleh

NO.
4.

5.

ASPEK PENILAIAN

Nilai Maks

PELAKSANAAN TINDAKAN
a. Kelengkapan media/alat dan bahan untuk kegiatan
b. Metaksanakan tindakan keperawaian sesuai rencana dan
kontrak dengan keluarga
c. Melaksanakan kegiatan dengan efektif dan efisien

25
10
10

EVALUASI
a. Menilai pencapaian tujuan jangka pendek dan kriteria hasil
b. Menilai tingkat keberhasilan keluarga dalam menyeksaikan
masalah
c. Mendokumenlasikan dalam catatan perkembangan/catatan
kemajuan
JUMLAH

10
3
3
4

Nilai Yang
Diperoleh

100

SUFERVISI PENAMPILAN PRAKTEK KEPERAWATAN


KELUARGA MAHASISWA

KRITERIA
FASE PERKENALAN / PRA INTERAKSI
1. Memberi salam dan Penghargaan
2. Mengklarifikasikan tujuan yang leJah disepakati bersama
3. Perhatian terhadap masalah sefcarang dan saat ini
4. Melakukan modifikasi rencana bila diperlakan.

Nilai
Maks
20
5
5
5
5

FASE INTERAKSI
1. Berbicara dengan sinp menghargai
2. Mendengarkan secara aktif
3. Memfasilitasi respon keiuarga
4. Menggunakan kalimai sederhana

30
10
5
10
5

PENDEKATAN INTERVENSI
1. Mengikut sertakan keluarga pada setiap tahap askep
2. Mendorong diskusi yang menjadi kebutuhan keluarga
3. Menghargai kemanapuan keluarga dalam diskusi

40
10
20
10

FASE TERMINASI
1. Klarifikasi hal yang telah didiskusikan
2. Membuat kontrak kbih lanjut

10
5
5

Total

100

Ntlai Yang
Diperoleh

FORMAT PENILAIAN PRESENTASI LAPORAN ASUHAN


KEPERAWATAN KELUARGA

KRITERIA

Nilai
Maks

1.

Persiapan tempat

2.

Persiapan audio visual

3.

Menyampaikan tujuan pokok kegiatan

4.

Kejelasan dalam penyampaian materi

20

5.

Ketepatanwaktu

6.

Kemampuan menyampaikan argumentasi

10

7.

Kemampuan memahami pertanyaan

10

8.

Ketepatan menjawab sesuai dengan teori

20

9.

Kemampuan mendorong.diskusi secara aktif

10

10. Kemampuan menyumpulkan hasil diskusi


Total

10
100

Ntlai Yang
Diperoleh

Format laporan Pendahuluan


Bab 1

Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
2. Tujuan khusus:

Bab 2

Tinjaun pustaka
A. Konsep dasar
1. Konsep dasar keluarga
2. Keperawatan kesehatan keluarga
3. Tanggung jawab perawat
B. Asuhan keperawatan keluarga
1. Tahap pengkajian
a. Data umum :
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c. Pengkajian Lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Stress dan koping keluarga
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
2. Peramusan diagnosis keperawatan keluarga
a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)..
b. Risiko (ancaman kesehatan)
c. Potensial (keadaan sejahtera atau "wellness").
3. Perencanaa keperawatan keluarga
4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga
5. Evaluasi

Bab 3 Penutup

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB

KELUARGA
1.1 Definisi Keluarga..................................................................
1.2 Ciri-Ciri Keluarga.................................................................
1.3 Tipe Keluarga........................................................................
1.4 Struktur Keluarga..................................................................
1.5 Fungsi Pokok Keluarga.........................................................
1.6 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan...............................
1.7 Peranan Keluarga..................................................................
1.8 Tahap perkembangan Keluarga.............................................
1.9 Keluarga Sejahtera................................................................
1.10 Dukungan Sosial Keluarga...................................................

BAB

PRAKTEK KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA


2.1 Konsep Dasar........................................................................
2.2 Praktek Keperawatan Kesehatan Di Tingkat
Masyarakat............................................................................
2.3 Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keluarga..........
2.4 Tanggung Jawab Perawat dalam Perawatan Rumah.............
2.5 Batasan Keahlian Perawatan Kesehatan Keluarga...............

BAB 3 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


3.1 Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga................................
3.2 Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Perawatan...........
3.3 Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga................................
3.4 Langkah-langkah dalarn Keperawatan Kesehatan Keluarga
3.5 Cara Melihat Keluarga sebagai Klien...................................
3.6 Pengambilan Keputusan dalam Perawataan Kesehatan
Keluarga................................................................................

3.7 Hambatan Perawatan Kesehatan Keluarga...........................


3.8 Faktor-Faktor yang Menciprakan Halangan Perkembangan
Kesehatan Keluarga..............................................................
BAB

PROSES KEPERAWATAN KELUARGA


4.1 Pengkajian.............................................................................
4.2. Diagnosa Keperawatan Keluarga..........................................
4.3 Perencanaan Keperawatan Keluarga....................................
4.4 Tindakan Keperawatan Keluarga..........................................
4.5 Evaluasi.................................................................................

BAB 5

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA 72

BAB 6

PEDOMAN PENGISIAN FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA
6.1 Identitas Umum....................................................................
6.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.......................
6.3 Riwayat Kesehatan Keluarga................................................
6.4 Pengkajian Lingkungan........................................................
6.5 Struktur Keluarga..................................................................
6.6 Fungsi Keluarga....................................................................
6.7 Stress dan Koping Keluarga.................................................
6.8 Pemeriksaan Fisik.................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN TENTANG PENULIS

Anda mungkin juga menyukai