Tujuan Instruksional:
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :
1. Menjelaskan definisi keluarga dengan benar
2. Menjelaskan ciri-ciri keluarga dengan benar
3. Menjelaskan tipe keluarga dengan benar
4. Menjelaskan struktur keluarga dengan benar
5. Menjelaskan fungsi pokok keluarga dengan benar
6. Menjelaskan tugas keluarga dengan benar
7. Menjelaskan peranan keluarga deangan benar
8. Menjelaskan tahap perkembangan keluarga dengan benar
9. Menjelaskan keluarga sejahtera dengan benar
10. Menjelaskan konsep dukungan sosial keluarga dengan benar
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya angat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
indifidu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang
baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai
dari keluarga.
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga
saling berkaitan dan saling mempenganihi anrara sesama anggota keluarga dan
akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga yang ada disekitarnya atau
masyarakat sekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh terhadap
negara
1.1
DEFINISI KELUARGA
Pengertian keluarga akanberbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung
kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam
mendefinisikan. Ada beberapa pengertian Keluarga yang perlu diketahui oleh
mahasiswa, antara lain adalah :
1. Bussard dan Ball (1966)
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya
dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal,
berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran,
dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan
mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.
2. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
3. Duval (1972)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari tiap anggota keluarga.
4. Heivie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5. Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
anak-anak
sudah
meninggalkan
rumah
karena
sekolah/perkawinan/meniti karier.
d. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
atau salah satu bekerja di luar rumah.
e. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
f. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Married, suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-wafctu
tertentu.
h. Single Adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan unruk kawin.
i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j. Institusionat, yaitu
suatu panti-panti.
k. Comunal, yaitu satu rurnah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang rua dan
keturunannya di dalam-satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah
kawin dengan yang lain dan semua adalah orang rua dari anak-anak.
m. Unmaried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya diadopsi.
n. Cohibing Colple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
o. Gay and lesbian family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang
berjenis kelamin sama.
STRUKTUR KELUARGA
berkehidupan
sosial
sebelum
meninggalkan
rumah
untuk
perawatan/pemeliharaan
kesehatan,
yaitu
fungsi
untuk
Membina norma ajaran ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga
b. Fungsi budaya
-
negatif
globalisasi dunia
-
d. Fungsi perlindungan
-
Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga
e. Fungsi reproduksi
-
f. Fungsi sosialisasi
-
g. Fungsi ekonomi
-
keluarga dengan
Membentuk
norma-norma
lingkah
laku
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan anak.
-
4. Fungsi Ekonomi
-
5. Fungsi Pendidikan
-
Mendidik
anak
sesuai
dengan
tingkat-tingkat perkembangannya.
keluarga
yang
mempunyai
kemampuan
memutuskan
untuk
melakukan
tindakan
untuk
pertolongan
pertama
atau
PERANAN KELUARGA
Peran adalah sesuaru yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi
sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah
tingkah laku spesififc yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga.
Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiaran vang bcrhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keiuarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan "Setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan memngkatkan derajat
kesehatan perorangan, keiuarga, dan lingkungan". Dari pasal di atas jelas bahwa
keiuarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya
meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.
Setiap anggota keiuarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah :
1. Ayah
Aya sebagai pemimpin keiuarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman.bagi setiap anggota
kelurga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keiuarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keiuarga dan
juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
3. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, sosial dan spiritual
baru
menikah
yang
belum
mempunyai
anak.
Tugas
tentang
pertumbuhan
anak.
-
dan perkembangan
Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.
Pengembangan
terhadap
remaja
(memberikan
kebebasan
yang
Mempertahankan keintiman.
kemempuan
memenuhi
ekonominya,
dan
aktualisasinya
Keluarga Sejahteran.
fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (1 s/d 14 terpenuhi), namun kebutuhan
pengembangan belum sepenuhnya terpenuhi antara lain :
a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
b. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 6 bulan.
f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio/TV/majalah.
g. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi sesuai kondisi
daerah.
4.
keluarga
atau
anggota
keluarga
aktif
sebagai
pengurus
perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
5.
Keluarga Sejahtera III Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangannya telah terpenuhi
serta memiliki keperdulian sosial yang tinggi (1 s/d 23 terpenuhi).
Menurut House ( Smet, 1994: 136 ) setiap bentuk dulcungan sosiai keluarga
mempunyai ciri-ciri antara lain :
1. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh
seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi
pemberian nasehat pengarahan, ute-ide atau informasi lainnya yang
dibutuhkan dan rnformas! mi dapat disampaikan kepada orang lain yang
mungkin' menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama
2. Perhatian emosionai, setiap orang pasti membutuhkan bantuan -ateksi dan
orang lain, dukungan ini berupa dulcungan simpatik dan empati, cinta,
kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demean seseorang yang menghadapi
persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada
orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya,
bersimpati-dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya
3. Bantuan Instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah
seseorang dalam melakukan aktiftasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan
yang dihadapinya atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi,
misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dac memadai bagi penderita,
menyediakan obat-obat yang dibumhlcan dan lain-lain.
4. Bantuan Penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang
kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini
bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang.
Berkaitan dengan dulcungan sosiai keluarga maka penilaian yang sangat
membantu adalah penilaian yang positif.
Efek dari dulcungan sosiai terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi
bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosiai yang adekuat
terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari
sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif
dari dukungan sosiai keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam
kehidupaa yang penuh dengan stress.
PRAKTEK KEPERAWATAN
KESEHATAN KELUARGA
Tujuan instruksional:
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :
1. Menjelaskan definisi konsep dasar praktik keperawatan keluarga dengan benar
2. Menjelaskan praktek keperawatan kesehatan di tingkat .masyarakat dengan
benar
3. Menjelaskan peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan benar
4. Menjelaskan tanggung jawab perawat dalam perawatan dirumah dengan benar
5. Menjelaskan batasan keahlian perawatan kesehatan keluarga dengan benar
2.1 KONSEP DASAR
1. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif yang ditujukan kepada indifidu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik sehai maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan marrusia.
2.
Praktek keperawatan
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui
kerja sama yang bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lain
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup, wewenang dan
tanggung jawabnya.
standart
praktik
KEPERAWATAN
KESEHATAN
DI
TINGKAT
MASYARAKAT
Dalam perawatan kesehatan masyarakat
kunjungan harus diubah dan kapan perawatan yang diberikan pada klien
selesai.
5. Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah
peran perawat sebagai penasehat yang berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan. Perawat juga harus
mengenal sumber . dikomunitas yang dapat membantu klien, sehingga menjadi
alternative bagi perawatan tradisional yang klien terima. Perawat perlu
menetapkan pelayanan, peralatan, dan sumber yang akan meningkatkan
pemulihan klien.
2.5
Bentuk pelayanan yang dapat dilakukan oleh perawat keluarga adalah perawatan
kesehatan dirumah dan tingkat praktek keperawatan keluarga dapat dibagi
menjadi 3 tingkat, yaitu :
1. Tingkat 1, (keluarga sebagai konteks)
Dalam tingkat ini keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang dimana
keluarga dipandang hanya sebagai konteks bagi klien, Disini keluarga
berprediket sebagai kelompok primer klien yang merupakan pemberi asuhan
utama untuk anggota keluarganya '
2. Tingkat 2, (keluarga sebagai kumpulan dari anggota keluarga) Dalam tingkat
ini keluarga dipandang sebagai kumpulan atau jumlah indifidu anggota
keluarga. Pada tingkat ini masing-masing klien dilihat sebagai suatu unit yang
terpisahkan bukan unit yang saling berinteraksi
3. Tingkat 3, (keluarga sebagai klien)
Dalam tingkat ini keluarga sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian
keperawatan. Keluarga dipandang sebagai sistem yang beriteraksi, dimana
fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi
praktik
keperawatan
dengan
sasaran
keluarga
dengan
tujuan
kesadaran,
kemauan
dan
keraampuan
keluarga
dalam
kemampuan
keluarga
dalam
mengidentifikasi
masalah
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Instruksional:
Setelah mempelajari mated ini, diharapkan pembaca mampu :
1. Menjelaskan tujuan perawatan kesehatan keluarga dengan benar
2. Menjelaskan alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan dengan benar
3. Menjelaskan prinsip perawatan kesehatan keluarga
4. Menjelaskan langkah-langkah dalam keperawatan kesehatan keluarga dengan
benar
5. Menjelaskan cara melihat keluarga sebagai klien dengan benar
6. Menjelaskan pengambilan keputusan dalam perawataan' kesehatan keluarga
dengan benar
7. Menjelaskan hambatan-hambatan perawatan kesehatan -keluarga dengan benar
8. Menjelaskan faktor-faktor yang menciptakan halangan perkembangan
kesehatan keluarga dengan benar suhan keperawatan keluarga adalah suatu
rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan ;asaran
keluarga dengan tujuan menyelesaikan masalah
kesadaran,
kemauan
dan
kemampuan
keluarga
dalam
kemampuan
keluarga
dalam
mengidentifikasi
masalah
sebagai
suatu
kelompok
dapat
menimbulkan,
mencegah,
untuk
meminiinalkan
ketidakmampuan
klien
dan
Waktu hamil umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih 35 tahun
Labir premature.
Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, cerai, atau lari
meninggalkan rumah.
KEPUTUSAN
DALAM
PERAWATAAN
KESEHATAN KELUARGA
Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil
keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota
keluarga yang dituakan. Hal ini didasarkan pemikiran sebagai berikut :
1. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga
2. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota
keluarga.
3. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga/
anggota kehiarga yang bermasalah.
3.7 HAMBATAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga adalah :
1. Hambatan dari keluarga
-
3.8 FAKTOR-FAKTOR
YANG
MENCIPTAKAN
HALANGAN
Tujuan Instruksional :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik mampu :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
amara
langkah-langkah
dalam
proses
keperawatan
keluarga
Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam hubungannya dengan kejadiankejadian pada waktu lalu dan sekarang
2. Pengamatan,
Fengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu
ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan).
3. Studi dokumentasi,
Studi dokumentasi yang bisa dijadikan acuan oleh perawat antara lain adalah
KMS, kartu keluarga dan catatan kesehatan lainya misalnya informasiinformasi tertulis maupun lisan dari rujukan dari berbagai lembaga yang
menangani keluarga dan dari anggota tim kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan Fisik,
Pemeriksaan fisik dilakukan hanya pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan.
Beberapa alat yang dapat dipakai dalam mengumpulkan data antara lain adalah :
-
Berupa quesioner,
Daftar ceklist,
Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan
perawat.
Data
Data Subyektif
- Bapak Jumain dan Ibu Romlah mengatakan, kami
tidak ber-KB, dan istri saya Romlah pernah
abortus sebanyak 6 kali.
Data Obyektif
- Diagnosa dokter menunjukkan Ibu Romlah
mengidap mitral stenosis dan radang paru-paru
kiri.
Data Subyektif
- Ibu Romlah mengatakan, Saya batuk sejak 2
minggu yang lalu dan saya tidak berani minum
obat batuk sembarangan tetapi saya sampai saat
belum pernah berobat tentang batuks saya.
Data Obyektif
Etiologi
Masalah
Respirasi : 32 x/menit
Pergerakan dada (+), batuk +
Napas nampak tersengal sengal
Suhu badan agak panas (38 derajat celcius)
Berduka disfungsional
Isolasi sosial
Kurang pengetahuan
Isolasi sosial
Ketidakpatuhan
2. Penyebab (etiologi)
Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam respon fisiologi yang
dipengaruhi oleh unsur psikososial, spirituai dan faktor-faktor lingkungan
yang dipercaya bermibongan dengan masalah baik sebagi penyebab ataupun
faktor resiko. Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas
keluarga, yaitu :
-
3. Taada (sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab.
Perawat hanya boleh mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling
signifikan untuk menghindari' diagnosis keperawatan yang panjang. Tanda dan
gejala dihubungkan dengan kata-kata "yang dimanifestasikan dengan".
Perumusan diagnosa. keperawatan keluarga sama dengan diagnosa diklinik yang
dapat dibedakan menjadi 5 (lima) katagori yaitu ;
1. Aktaal (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai data yang ditemukan yaitu dengan ciri
dari pengkajian didapatakan tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
Diagnosa keperawatan aktual memiliki tiga komponen diantaranya adalah
problem, etiologi dan simpton
a. Problem, yang mengacu pada permasalahan yang dihadapi klien
Contoh problem :
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M), keluarga
Bapak T.
b. Etiologi (faktor yang berhubungan), merupakan etiologi atau faktor penyebab
yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor ini mengacu
pada 5 tugas keluarga.
Contoh etiologi :
Berhubungaan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan gangguan nutrisi.
c. Simpton (batasan karakteristik), yang menentukan karakteristik yang mengacu
pada petunjuk klinis, tanda subyektif, dan objektif.
Jadi syarat diagnosa aktual adalah harus ada PES (problem + edologi +
symptom).
Contoh simpton :
Yang dimanifestaikan dengan berat badan kurang, mata cowong, nafsu makan
menurun.
Contoh diagnosa aktual :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada balita (anak M),
keluarga
yang
lain
4. Sindrom
Adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan resiko tinggi
yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian/situasi tertentu. Menurut
Nanda ada 2 diagnosa keperawatan sindrom, yaitu :
a. Syndrom trauma pemerkosaan (rape trauma Syndrome) Pada kelompok ini
menunjukan adanya tanda dan gejala misalnya : cemas, takut, sedih, gangguan
istirahat dan tidur dan Jain-lain.
b. Resiko sindrom penyalagunaan (risk for disuse Syndrome) Misalnya : resiko
gangguan proses pikir, resiko gangguan gambaran dui dan lain-lain.
Data
Data Subyektif
- Bapak Jumain dan Ibu Romlah
mengatakan, kami tidak ber-KB, dan
istri saya Romlah pernah abortus
sebanyak 6 kali.
Data Obyektif
- Diagnosa dokter menunjukkan Ibu
Romlah mengidap mitral stenosis dan
radang paru-paru kiri.
- Nafas ibu Romlah tersengal-sengal,
pergerakan dada (+), respirasi 32 x/menit
- Proporsi tubuh Ibu Romlah terlihat kurus
Data Subyektif
- Ibu Romlah mengatakan, Saya batuk
sejak 2 minggu yang lalu dan saya tidak
berani minum obat batuk sembarangan
tetapi saya sampai saat belum pernah
berobat tentang batuks saya.
Data Obyektif
- Respirasi : 32 x/menit
- Pergerakan dada (+), batuk +
Etimologi
Masalah
Ketidakmampuan
keluarga
Bapak
Jumain mengenal
masalah KB
Kurangnya
pemahaman
keluarga
Bapak
Jumain
terhadap
pentingnya
KB
bagi keselamatan
Ibu Romlah
Kurangnya
kemampuan
keluarga Bapak M.
Zaini
merawat
anggota keluarga
yang sakit
Bersihan
jalan
nafas tidak efektif
pada ibu Romlah
Kriteria
Sifat masalah
- Tidak kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat dicegah
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah
- Tinggi
Nilai
3
2
1
2
1
0
Bobot
1
2
1
- Cukup
- Rendah
Menonjolnya masalah
- Masalah berat harus segera ditangani
- Ada masalah tetapi tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak dirasakan
2
1
2
1
Polusi udara.
Kebisingan
2. Kriteria
II, yaitu
kemungkinan
masalah
dapat
diubah.
Perhatikan
Kriteria
a. Sifat masalah :
Tidak/kurang
sehat
Skala
3
Bobot
1
Skoring
3/3x1 = 1
b. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
2/2x1 = 1
Pembenaran
Ibu memiliki penyakit kronis yang
tidak memungkinkannya untuk
hamil dan melahirkan, oleh
karenanya jika ibu tidak ber-KB
maka dapat kehamilan dan tentunya
meningkatkan resiko kematian
Latar belakang pendidikan Bapak
M. Zaini adalah SMP dan ibu
Sulistyawati adalah SMA sehingga
mudah
No
c. Potensial
masalah untuk
dicegah :
cukup
d. Menonjolnya
masalah : berat
harus segera
ditangani
a. Sifat masalah:
tidak/kurang
sehat
2/3x1 = 2/3
2/2x1 = 1
3/3x1 = 1
b. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
menjadi
2/2x1 = 1
Kriteria
c. Potensial
masalah untuk
dicegah :
Tinggi
d. Menonjolnya
masalah berat,
segera
ditangani
Skala
3
Bobot
1
Skoring
3/3x1 = 1
Pembenaran
Keluarga Bapak M. Zaini cukup
mampu untuk melaksanakan
2/2x1 = 1
Total
Dari prioritas masalah diatas dapat disusun urutan diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ibu Romlah b/d kurangnya kemampuan
keluarga Bapak: Jumain merawat anggota keluarga yang sakit (skor 4)
2. Kurangnya pemahaman keluarga Bapak Jumain terhadap pentingnya KB bagi
keselamatan Ibu Romlah b/d ketidakmampuan keluarga Bapak Jumain
mengenal masalah KB (skor 3 2/3)
4.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan
keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka panjang/pendek),
Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung dari kedua belah
pihak (keluarga dan perawat).
Tabel 3.3
No
1
Kriteria
Pengetahuan
Sikap
Psikomotor
Standar
Keluarga mampu menyatakan pengertian hipertensi secara
umum
Keluarga mampu menyebutkan jenis makanan yang dapat
menurunkan hipertensi dan juga meningkatkan tekanan
darah
Keluarga dapat menyebutkan akibat jika tekanan darah
tidak dikontrol secara rutin
Keluarga mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah
sendiri
Keluarga mampu memutuskan untuk membuat rencana
kontrol setiap 2 minggu sekali ke puskesmas
Keluarga mampu membuat rencana membeli tensi sendiri
Keluarga menyediakan jenis makanan yang dapat
mengurangi darah tinggi
Keluarga dapat mengolah makanan yang mengurangi
darah tinggi
Keluarga mampu melakukan pengukuran tekanan darah
sendiri
Dapat diobservasi dan diukur, tanpa hasil yang dapat diukur proses
keperawatan tidak dapat diselesaikan. Perawat harus menghindari penggunaan
istilah memahami dan mengerti, karena istilah tersebut sulit untuk diukur.
Contoh :Keluarga dapat mendomentrasikan teknik injeksi insulin engan benar.
Realistik, ini harus disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia
dirumah.
Misalnya : Keluarga dapat merawat luka tiga kali sehari, kenyataanya
keluarga jarang dirumah karena bekerja sehingga lebih pas kalau 2 kali
sehari.
Tulisan harus jelas, spesifik, dapat diukur dan kriteria hasil sesuai dengan
identifikasi masalah.
Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah penghapusan tulisan atau
tidak jelasnya tulisan.
kemamdirian
sehingga
tingkat
keterganrungan
dapat
diminimalisasikan
Fokus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi kegiatan yang
bertujuan :
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
-
Mendemonstrasikan cara.perawatan.
Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara
iisik dan psikis pada saat implementasi
2. Tahap 2 : Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab
perawat secara professional adalah :
a. Independent
2) Tindakan terapeutik.
Tindakan untuk mencegah mengurangi, dan mengatasi masalah klien.
Misalnya :
Misalnya :
Perawat mengajarkan kepada klien cara injeksi insulin.
Contoh penulisan :
11/10/2004 mengajarkan klien cara injeksi insulin
4) Tindakan merujuk.
Tindakan kerja sama dengaa tim kesehatan lainya.
Contoh penulisan :
11/10/2004
b. Interdependent.
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lainya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter
dan yang lainnya.
Misalnya dalam hal :
-
c. Dependent.
Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis. Misalnya dokter menuliskan
"perawatan kolostorny'. Tindakan keperawatan adalah mendefinisikan
perawatan kolostomi berdasarkan kebutuhan indifidu dari klien.
3. Tahap 3 :Dokumentasi.
Pelaksanaan tindakan keperawatn harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
4.5 EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan terencana
tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
catatan
1. Kognitif (pengetahuan)
Lingkup evaluasi pada kognitif adalah :
-
Mengontrol gejala-gejalanya.
Pengobatan.
Risiko komplikasi.
Pencegahan.
1. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana
mungkin dihentikan.
2. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu
penambahan waktu, resources, dan intervensi sebelum tujuan berhasil.
3. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu :
-
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa
Jam
A. IDENTITAS UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga :
Nama
...............
Pendidikan
: ...............
Umur
...............
Pekerjaan
: ...............
Agama
...............
Alamat
: ...............
Suku
...............
Nomor Telpon
: ...............
2. Komposisi Keluarga :
No
1
2
3
4
5
6
7
Nama
L/P
Hub. Kel
Umur
Pend.
Imunisasi
KB
3. Genogram
4. Tipe keiuarga
a. Jenis tipe keluarga :
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut:
5. Suku bangsa (etnis)
a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga :
b. Tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara
etnis bersifat homogen). Uraikan.
c. Kegiatan-kegiatan Keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
(Apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya
keluarga).
d. Kebiasan-kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau modern).
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau "modern".
f.
anggota
beragamaan mereka.
keluarga
berbeda
dalam
praktik
keyakinan
Nama
Umur
BB
Keadaan
Kesehatan
Imunisasi
(BCG/Polio/
DPT/HB/
Campak)
D. Pengkajian Lingkungan
Masalah
Kesehatan
Tindakan
yang
telah
dilakukan
1. Karakteristik nimah :
a. Gambaran tipe tempat tinggal :
b. Denah rumah
E. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga :
2. Struktur kekuatan keluarga :
3. Struktur peran :
4. Nilai atau norma keluarga:
F. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif:
2. Fungsi sosialisasi:
3. Fungsi perawatan kesehatan:
4. Fungsi reproduksi:
5. Fungsi ekonomi
Umur
L/P
:
Pendidikan
Pekerjaan
6. System Respirasi
7. System Gastrointestinal (GI Tract)
8. System Persyarafan
9. System Muskuloskeletal
10. System Genitalia
I. Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah kesehatannya :
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Analisa Data
No
1 DS :
Data
Penyebab
Masalah
DO :
DS :
DO :
Prioritas Masalah
Diagnosa :
No
1
Kriteria
Sifat masalah :
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah
dapat diubah
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
Potensi masalah untuk
dicegah
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
Menonjolnya masalah
- Masdalah berat harus
segera ditangani
- Ada masalah tetapi
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
Skala
Bobot
Skoring
Pembenaran
3.
4. dan seterusnya
Rencana Keperawatan
No
Diagnosa
Tujuan
Umum
Tujuan
Khusus
Kriteria
Standar
Intervensi
Tgl.
Jam
Tindakan
TT.
Perawat
Tgl.
Jam
Catatan
Perkembanga
n
S.
O.
A.
P.
TT
Perawat
perencanaan
keperawatan
keluarga
sesuai
format
asuhan
Cukup jelas
Pendidikan
Cukup jelas
Umur
Cukup jelas
Pekerjaan
Cukup jelas
Agama
Cukup jelas
Alamat
Cukup jelas
Suku
Cukup jelas
Nomor Telpon :
Cukup jelas
2. Komposisi keluarga :
Komposisi ini biasany a terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan
dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing-masing
anggota keluarga yang dibuat dalam bentuk tabel tmtuk memudahkan
pengamatan.
Tabel 5.1 Contoh Cara peagisian komposisi keluarga
No
Nama
J.K
1
2
3
4
5
Suyadi
Partini
Dian
Wiyagus
Doni
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Hub.
Keluarga
KK
Istri
Anak
Anak
Anak
Umur
Pendd
45 tahun
42 tahun
19 tahun
17 tahun
11 tahun
SMA
SMP
SMEA
STM
SD
Status
Imunisasi
Lengkap
Lengkap
Lengkap
KB
Pil
-
3. Genogram
Adalah simbol-simbol yang dipakai dalam pembuatan genogram untuk
menggambarkan susunan keluarga. Aturan pembuatan genogram adalah
sebagai berikut :
a. Anggota keluarga yang iebih tua berada disebelah kiri
b. Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-Iaki atau perempuan
c. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau
perempuan
d. Paling sedikit disusun tiga generasi
e. Aturan simbol seperti contoh dibawah ini :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita Hipertensi
: Penderita TBC
: Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
Contoh : Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu
rumah terdapat Ayah. Ibu dan anak, sehingga akan dapat mempercepat .
penularan penyakitjika salah satu anggota keluarga menderita penyakit yang
dapat menular.
5. Suku bangsa (etois)
a. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
Dikaji
asal
suku bangsa
keluarga
tersebut
serta mengidentifikasi
Riwayat keluarga dari pihak suami: ibu Partini tidak begitu paham
dengan kesehatan keluarga suaminya karena mereka berjauhan, keluarga
suaminya sebagian besar tinggal diluarpulau Jawa. Ayah dari bapak
Suyadi meninggal karena hipertensi, ibunya sehat.
Riwayat keluarga dari pihak istri: bapak dari ibu partini pemah
sakitprostat dan hernia sudah dilakukan operasi, ibu dan saudarasaudara yang lain sehat, tidak ada yang menderita asma.
Wiyagus Setiyadi: menderita asma sejak SD, serangan asma sering pada
malam hari, kambuh bila batuk atau bila udara dingin, frekuensi kambuh
kadang-kadang 2 bulan sekati, pemah 1 bulan 2 kali, saat terakhir
kambuh satu bulan yang lain. Menurut ibu Partini bila asma anaknya
kambuh oleh ayahnya dibelikan obat sesak ke Apotik, bila dengan obat
Doni Prasetyo: pemah dirawat di rumah sakit karena diare. Saat ini
keadaannya sehat.
Tabel 5.2 Contoh pengisian dalam bentuk label
No
Umur
BB
Keadaan
Kesehatan
45 th
50
Sakit TBC
Nama
Pak Dullah
Dan
seterusnya
Imunisasi
(BCG/Polio/
DPT/HB/
Campak)
Masalah
Kesehatan
Tidak
mampu
berobat
Tindakan
yang telah
dilakukan
Minum
ramuan
buatan
sendiri
Keterangan :
1. Toko
6. Ruang makan
7. Dapur
3. Kamar tidur
4. Kamar tidur
9. Tempat jemuran
5. Kamar tidur
a. Gambarkan kondisi ramah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior
rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, . kamar tidur,
dlJ), penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan bagairnana kamar
tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot. Apakah
penerangan ventilasi, pemanas. Apakah lantai, tangga, susunan dan
bangunan yang lain dalam kondisi yang adekuat. Jelaskan.
Contoh :
Rumah terdiridari ruangtamu, 4kamartidur, dapur, kamarmandi,toko dan
sebuahgudang. Dibagian depan rumah terdapat terasyang dilengkapi
dengan satu set meja kursiyang terbuat dari rotan. Penataan perabotan
dalam rumah terkesan tidak rapt dan sempit, ventilasi dsrasa kurang dan
penerangan cukup, lantai dari keramik, tembok permanen, kuat dan dapat
melindungi suhu dingin maupun ganngguan keamanan yang lain.untuk
kamar tidur paling depan ventilasi dan penerangan sudah adekuat
sedangkan untuk kamar- kamar yang lain penerangan terkesan kurang.
b. Di dapur, amati suplai airjviinum, penggunaan alat-alat masak,
pengamanan untuk kebakaran. Jelaskan.
Contoh :
Dapur terkesan bersih namun cukup sempit hanya bisa dilalui satu orang,
sumber air bersih dari PAM, alat masak lengkap dan bersih karena seiiap
selesai
dipakaiselalu
dicuti,
tidak
terdapatalatpengamanan
untuk
Contoh :
Keluarga adalah penduduk pendatang, tetapi saat ini sudah menetap di
gunung anyar sejak tahun 1986.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
Contoh :
Ibu mengikuti orison yang diadakan setiap minggu sore.
5. Sistem Pendukung Keluarga.
Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas yang dimiliki keluarga unmk menunjang kesehatan yang meliputi
fasilitas fisik, psikologis atau dukungan darui keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat dengan mengkaji siapa menolong keluarga
pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktivitasaktivitas keluarga (Sebutkan Lembaga Formal atau Informal; Informal: Ikatan
Keluarga, teman-teman dekat, tetangga; Formal: Lembaga Resmi Pemerintah
maupun Swasta/LSM) dan Informal, yaitu tetangga.
Contoh :
Saat sekarang anggota keluarga dalam keadaan sehat.Jika sakit dan perlu
biaya yang dirasakan berat maka biasanya keluarga meminta bantitan kepada
perkumpulan kampong dengan iuran untuk membantu penderita dan dari
tetangga dekat sering membantu.
5.5 STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga.
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasai antar anggota keluarga, bahasa
apa yang digunakan daiam keluarga, bagaimana frekuensi dan kualitas
komunikasi yang berlangsung dalam keluarga, dan adakah hal-hal/masalah
dalam keluarga yang tertutup untuk didiskusikan?.
Contoh :
cara
keluarga
dalam
mengambil
keputusan
(otoriter,
Contoh :
Pengendali keluarga adalah bapak Suyadi sebagai kepala keluargaKeputusan dtambil oleh Kepala keluarga melalui musyawarah dengan
seluruh anggota keluarga dan setelah pengambilan keputusan tidak
adapermasalahan dalam anggota keluarga dan secara umum tidak ada
yang mendominasi ke*kuasaan hanya struktur tertinggi dipegang oleh
kepala keluarga.
3. Struktur Peran.
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal dan slapa yang menjadi model peran dalam keluarga da n
apakah ada konflik dalam pengaturan peran yang selama ini dijalani.
Contoh :
Peran kepala keluarga meticari nafkah, tugas istri merawat anak di samping
itu membantu penghasilan suami dengan berjualan di rumah dan menerima
jahitan. Pendtdikan anak dilakukan bersama. Model peran yang dianut lebih
dominant di ibu aan selama ini tidak terjadi konflik peran di keluarga.
4. Nilai atau norma keluarga.
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan.
Contoh :
Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga
yang sakit periksa ke sarana kesehatan. Dalam kehidupan setiap hari
keluarga menjalani hidup berdasarkan tuntunan agama islam.
keputusan
mengenai
tindakan
kesehatan
yang
tepat,
mengetahui
keberadaan
fasilitas
kesehatan,
memahami
rumah,
keluarga
mengetahui
pentingnya
kebersihan
Contoh :
Bila ada masalah kesehatan secepatnya dibawa ke dokter.
3. Strategi koping yang digunakan.
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
Contoh :
Jika ada masalah selalu dtbicarakan bersama keluarga untuk di
musyawarahkan.
4. Strategi adaptasi disfungsional.
Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
Contoh :
Ibu kartini kalau ada masalah berat sering sakit kepala dan kadang-kadang
menangis tetapi kalau masalah sudah dibicarakan bersama biasanya ibu
kartini tenang kembali.
5.8 PEMERIKSAAN FISIK
Diperiksa persistem sesuai keadaan klien.
Analisa data
Contoh analisa data dan cara menentukan prioritas :
NO.
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1.
Data Subyektif :
- Bapak Jumain dan ibu Romlah
mengatakan," kami tidak ber-KB, dan Bapak Jumain mengenai pemahaman keluarga
istri saya romlah pernah abortus
masalah KB
sebanyak 6 kali.
Bapak Jumain
terhadap pentingnya
KB bagi keselamatan
Data obyektif :
ibu Romlah
Kurangnya kemampuan
merawat anggota
Ibu Romlah
Rumusan Masalah
1) Kurangnya pemahaman keluarga bapak Jumain terhadap 'pentingnya KB bagi
keselamatan Ibu Romlah b/d ketidakmampuan keluarga bapak Jumain
mengenal masalah KB.
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ibu Romlah b/d kurangnya kemampuan
keluarga Bapak Jumain merawat anggota keluarga yang sakit.
No.
1.
Kriteria
a. Sifai raasalah:
S
k
a
l
a
2
B
o
b
Storing
o
t
2 3/3x1=1
Tidak/kurang
sehat
b. Kemimgkinaii
2 1 2/2x1=1
masalah dapat
diubak Mudah
2.
Pembenaran
Ibu memiliki penyakit kronis yang tidak
memungkinkaBnya untuk Iiarail dan
melahiiian, jika ibu ridak ber -KB maka
akan dapat mecimbulkan kehamilan dan
tentunya meningkatkan resiko kematian
pada ibu.
Latar belakang pendidiKan Sapak Jumain
adalah SMP dan Ibu Romlah adalah
SMA sehingga memudahkan untuk
menerima informasi dan prajdasaa yang
diberikaa oleh pctugas dan kbih mudah
untuk dilakukan intervensi dari
mahasiswa.
KB merupakan cara teiaman bagi iba
uittuk tidak hamil dan menguraogi rcsiko
kemadan ibu.
Ibu sudah riwayat 6 kali keguguran.
sehingga KB menjadi suatu hal yang
mutlak bagi ibu dan suami.
2 2 2/2x1=1
Mudah
S
k
No.
Kriteria
a
l
a
c. Potensial masalah 3
untuk dicegah:
Tinggi
B
o
b
Storing
o
t
1 3/3x1=1
Pembenaran
Kedaan ekonomi keluarga cukup memadai,
sehingga ibu tidak kesulitan unnik pergi-ke
pusat ksehatan terdekat.
d. Menonjolnya
2 1 2/2x1=1
masalah: Masalah
berat, segera
ditangani
Total
Dari prioritas masalah di atas dapat disusun urutan diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ibu Romlah b/d kurangnya kemampuan
keluarga Bapak Jumain merawat anggota keluarga yang sakit (skor 4)
2. Kurangnya pemahaman keluarga bapak Jumain terhadap pentingnya KB bagi
keselamatan Ibu Romlah b/d ketidakmampuan keluarga bapak Jumain
mengenal masalah KB (skor 3 2/3)
No.
Diagnosa
Tujuan
umum
Tujuan
khusus
Kriteria
Standar
Intervensi
1. Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
pada Ibu
Romlah b/d
kurangnya
kemampuan
keluarga
Bapak
Jumain
merawat
anggota
keluarga
yang sakit
Setelah
1. Keluarga Knowled - Keluarga
diberikan
Bapak
ge
mampu
asuhan .
Jumain
menyatakan
keperawatan dapat
pengertian I
selama 1
mengenal
SPA secara
minggu
dampak
umum
diharapkan
permasalah
keluarga
an
Bapak
penyakit
Jumain
Ibu Romlah
mampu
merawal
Ibu Romlah
yang sakit.
2. Keluarga Affektif
Bapak
Jumain
dapat
Memutus
kan
tindakan
yang
tepat dalam
mencegah
peningkata
n
keparahan
Ibu
Romlah
No.
Diagnosa
Tinjauan
umum
Tujuan
khusus
Kriteria
Standar
Intervensi
3. Keluarga
Bapak
Jumain
mampu
merawat
penyakit
Ibu
Romlah.
Psikomot
or
Tujuan
Umum
Tujuan
Kriteria
Standar
Intervensi
khusus
2. Kurangnya Setelah
1. Keluarga Knowled Keluarga
1) Gali pengeuhuan keluarga
pemahaman diberikan
Bapak
ge
mengerti tentang
tentang KB.
keluarga
penjelasan
Jumain
- Pentingnya
2) Diskusikan dengan
Bapak
selama 30
dapat
KB
keluarga pentingnya
Jumain
menit
mengenal
- Tujuan KB
KB bagi ibu dengan
terhadap
Keluarga
masalah
- Akibat bila
penyakit kionis.
pentingnya Bapak
kesehatan
keluarga tidak 3) Diskusikan dengan
KB bagi
jumain
yang terjadi
ber-KB.
keluarga tujuan
keselamatan memahami
pada
keluarga harus ber-KB.
Ibu Romlah pentingnya
Ibu Romlah
4) Berikan penjelasan apabila
b/d ketidak KB bagi
bila tidak
keluarga tidak ber-KB.
mampuan
keselama
ber-KB.
5) Motivasi keluarga untuk
keluarga
tan Ibu
mengenal masalah
Bapak
Romlah
kesehatan yang akan timbul
Jumain
bila Ibu tidak ber-KB.
mengenal
6) Puji keluarga atas jawaban
masalah
atau tindakan yang tepat.
No.
Diagnosa
2.Keluarga
bapak
Jumain
mampu
memutus
kan
KB yang
tepat
bagi
kesehatan
Ibu
Romlah.
3.Keluarga
Afeklif
Bapak
jumain
mampu
melaksana
kan
keputusan
untuk
ber-KB.
4.Keluarga
Psidomot
Bapak
or
jumain
dapat
mengguna
kan
fasilitas
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin, .(1999). Pengantar Keperawatan Kesehatan Keluarga. Depok:
Yayasan Bungah Raflesi.
Bates, Barbara,.(1998). Pemeriksaan Fisik, Jakarta : EGC
Bailon G. Salvicion & Maglaya Arracelis,.(1989). Perawatan Kesehatan
Keluarga. Jakarta: Copyriche UP Coleege of Nursing Dillman.. Quezon
City. Philippines
Boediwarsono & Meisy A. M. (1984). Teknik Pemeriksaan Fisik. Surabaya : FT.
Bina Indra Karya
Effendy, Nasrul,.(l998) .Dasar-Dasar Keperawatan
Jakarta : EGC.
Kesehatan Masyarakat.
LAMPIRAN
Nilai Total Pembelajaran Praktek Laboratorium/Lapangan Asuhan
Keperawatan Keluarga
NO.
KEPERAWATAN KELUARGA
PROSENTASE
1. Laporan pendahuluan
10%
2. Kunjungan / supervisi
30%
40%
4. Presentasi
20%
TOTAL
100%
NO.
1.
2.
3.
ASPEK PENILAIAN
Nilai Maks
PENGKAJIAN
1. PENGUMPULAN DATA
a. Kejelasan dan ketepatan kontrak waktu dengan
keluarga
b. Ketepatan dalam pengumpulan data
c. Kelengkapan hasil data yang dikumpulkan
d. Keleagkapan alat/ instrument pengumpulan data
2. ANALISA DATA DAN PERUMUSAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
a. Pengelompokan data sesuai dengan masalah yang
muncul
b. Ketepatan analisis data dan rumusan masalahnya
c. Ketepatan rumusan diagnosis dan etiologinya
20
DIAGNOSA
1. ANALISA DATA
a. Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan
biopsiko-sosial dan spiritual keluarga
b. Kelengkapan dalam mengelompokkan data
subyektif dan obyektif
2. PERUMUSAN MASALAH
a. Ketepalan analisis data dan rumusan masaiahnya
b. Ketepatan rumusan diagnosis dan etiologinya
3. PRIORITAS MASALAH
a. Menentukan skoring masing-masing kriteria
dengan tepat
b. Dapat merumuskan pembenaran dengan tepat
c. Melibatkan keluarga dalam menentukan skoring
20
25
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
3
3
Nilai Yang
Diperoleh
NO.
4.
5.
ASPEK PENILAIAN
Nilai Maks
PELAKSANAAN TINDAKAN
a. Kelengkapan media/alat dan bahan untuk kegiatan
b. Metaksanakan tindakan keperawaian sesuai rencana dan
kontrak dengan keluarga
c. Melaksanakan kegiatan dengan efektif dan efisien
25
10
10
EVALUASI
a. Menilai pencapaian tujuan jangka pendek dan kriteria hasil
b. Menilai tingkat keberhasilan keluarga dalam menyeksaikan
masalah
c. Mendokumenlasikan dalam catatan perkembangan/catatan
kemajuan
JUMLAH
10
3
3
4
Nilai Yang
Diperoleh
100
KRITERIA
FASE PERKENALAN / PRA INTERAKSI
1. Memberi salam dan Penghargaan
2. Mengklarifikasikan tujuan yang leJah disepakati bersama
3. Perhatian terhadap masalah sefcarang dan saat ini
4. Melakukan modifikasi rencana bila diperlakan.
Nilai
Maks
20
5
5
5
5
FASE INTERAKSI
1. Berbicara dengan sinp menghargai
2. Mendengarkan secara aktif
3. Memfasilitasi respon keiuarga
4. Menggunakan kalimai sederhana
30
10
5
10
5
PENDEKATAN INTERVENSI
1. Mengikut sertakan keluarga pada setiap tahap askep
2. Mendorong diskusi yang menjadi kebutuhan keluarga
3. Menghargai kemanapuan keluarga dalam diskusi
40
10
20
10
FASE TERMINASI
1. Klarifikasi hal yang telah didiskusikan
2. Membuat kontrak kbih lanjut
10
5
5
Total
100
Ntlai Yang
Diperoleh
KRITERIA
Nilai
Maks
1.
Persiapan tempat
2.
3.
4.
20
5.
Ketepatanwaktu
6.
10
7.
10
8.
20
9.
10
10
100
Ntlai Yang
Diperoleh
Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
2. Tujuan khusus:
Bab 2
Tinjaun pustaka
A. Konsep dasar
1. Konsep dasar keluarga
2. Keperawatan kesehatan keluarga
3. Tanggung jawab perawat
B. Asuhan keperawatan keluarga
1. Tahap pengkajian
a. Data umum :
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c. Pengkajian Lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Stress dan koping keluarga
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
2. Peramusan diagnosis keperawatan keluarga
a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)..
b. Risiko (ancaman kesehatan)
c. Potensial (keadaan sejahtera atau "wellness").
3. Perencanaa keperawatan keluarga
4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga
5. Evaluasi
Bab 3 Penutup
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
KELUARGA
1.1 Definisi Keluarga..................................................................
1.2 Ciri-Ciri Keluarga.................................................................
1.3 Tipe Keluarga........................................................................
1.4 Struktur Keluarga..................................................................
1.5 Fungsi Pokok Keluarga.........................................................
1.6 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan...............................
1.7 Peranan Keluarga..................................................................
1.8 Tahap perkembangan Keluarga.............................................
1.9 Keluarga Sejahtera................................................................
1.10 Dukungan Sosial Keluarga...................................................
BAB
BAB 5
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN TENTANG PENULIS