Anda di halaman 1dari 10

KONSEP KELUARGA DAN FENOMENA YANG TERJADI PADA SEBUAH KELUARGA

MAKALAH disusun guna melengkapi tugas Ilmu Keperawatan Dasar IIA Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember

oleh Haidar Dwi Pratiwi Rr. Caecilia Y.P Wafi Hidayat Muhammad Rifqi W. NIM 112310101012 NIM 112310101024 NIM 112310101034 NIM 112310101040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Keluarga dan Fenomena Yang Terjadi Pada Sebuah Keluarga. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar IIA pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar IIA, Ns. Nurfika Asmaningrum, M.Kep. yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih pula kepada teman-teman yang secara ikhlas mengerjakan tugas ini dengan semangat dan kerja sama yang baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka kami menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jember, Maret 2012 Penulis

NO 1

SUB TOPIK Definisi Menurut Supartini (2004) keluarga dapat didefinisikan dengan beberapa cara pandang. 1. Sudut Biologis Tempat pemenuhan kebutuhan biologis bagi para anggotanya. 2. Sudut Psikologis Tempat beinteraksi dan berkembangnya kepribadian anggota keluarga 3. Secara Ekonomi Unit yang produktif dalam menyediakan materi bagi anggotanya dan secara sosial adalah sebagai unit yang bereaksi terhadap lingkungan lebih luas Duvall (1977) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota Bailon dan Maglaya (1978), keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya Teori Keluarga Menurut Wong, Donna L, et al (2008), teori keluarga dapat dipandang sebagai suatu titik pandang yang digunakan untuk menjelaskan keluarga dan bagaimana unit keluarga memberikan respon terhadap suatu peristiwa baik dalam maupun di luar keluarga.

FAKTA / FENOMENA

KESENJANGAN/ MASALAH

Definisi secara ekonomi: Masih banyak orang tua yang tidak dapat menyekolahkan anakanaknya sebagai akibat kondisi sosial ekonomi keluarganya. Selain itu orang tua dan/atau keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya karena alasan tertentu sehingga anak menjadi terlantar.

Kesenjangan dalam fakta tersebut adalah dalam hal pemenuhan materi yang ada di dalam keluarga. Seharusnya orang tua yang baik dapat memberikan dan membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anaknya dengan cukup dan baik. Hal tersebut menunjukkan adanya tindak aktif sebagai anggota keluarga.

Menurut Wong, Donna L, et al (2008), teori keluarga dapat dipandang sebagai suatu titik pandang yang digunakan untuk menjelaskan keluarga dan bagaimana unit keluarga memberikan respon terhadap suatu

Kesenjangan dalam masalah tersebut ialah tidak adanya respon yang baik terhadap suatu peristiwa di dalam keluarganya. Seharusnya sebagai unit keluarga yang baik, harus mampu memberikan respon yang baik dalam menghadapi segala hal dan masalah

peristiwa baik dalam maupun di luar keluarga. Namun pada kenyataannya, banyak anggota keluarga yang tidak peduli ataupun acuh tak acuh terhadap masalah yang terjadi di keluarga, mereka justru menghindar dari masalah yang sedang dihadapi. Pada saat ini, sudah banyak Karakteristik Keluarga Menurut Supartini (2004) karakteristik keluarga adalah sebagai ditemukan pasangan yang tinggal berikut. dalam satu rumah namun tidak ada a. Merupakan kumpulan individu yang mempunyai ikatan ikatan perkawinan. Sehingga anak perkawinan, keturunan/hubungan darah atau adopsi. dari pasangan tersebut akan b. Tinggal dalam satu rumah bersama. bingung atas status sosialnya c. Mengadakan interaksi dan komunikasi melalui peran sosial yang dijalankannya d. Mempertahankan budaya Tipe Keluarga 1. Nuclear family Terdiri dari orang tua dan anak-anak mereka, dan menempati tempat tinggal terpisah dari yang lain dan mendapatkan nafkah atas pendapatan pekerjaan orang tua 2. Extended family terdiri dari tiga generasi tinggal pada tempat tinggal yang sama. Lebih berfokus pada keluarga daripada individu, extended family memberikan penerimaan dan keamanan untuk semua anggota keluarganya tetapi amat membatasi mobilitas dan sangat menekankan perilaku 3. Single parent family Terdiri dari bapak atau ibu dan anak mereka. Pengembangan tipe keluarga salah satunya adalah orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya. Pada kenyataannya juga telah dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, bahwa banyak orangtua yang telah memiliki anak, saat menghadapi sebuah masalahmereka memilih untuk bercerai.

di dalam keluaganya, bukan justru tak peduli dan acuh tak acuh. Hal tersebut menunjukkan bahwa unit keluarga tersebut, bukan unit keluarga yang baik.

Kesenjangan dalam fakta tersebut adalah tidak adanya ikatan perkawinan, sebab seharusnya yang menjadi karakteristik keluarga salah satunya adalah memiliki ikatan perkawinan yang sah. Apabila salah satu faktor tidak terpenuhi, maka karakteristik keluarga akan terganggu. Kesenjangan dalam fakta tersebut adalah Single parent family yang terjadi akibat perceraian. Seharusnya saat suami-istri menghadapi sebuah permasalahan mereka dapat mebicarakannya bersama dengan baik dan dengan kepala dingin, agar tidak terlontar kata untuk bercerai. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi keutuhan keluarga dan dapat mengganggu perkembangan anak.

5.

4. Expanded family Serupa dengan extended family tetapi lebih dari tiga generasi yang hidup bersama. 5. Communal family Terdiri dari kelompok orang-orang yang benar-benar dihubungkan dengan ikatan darah dan hidup bersama dengan ideologi yang sama atau kepentingan ekonomi yang sama

Menurut Suprajitno (2004), tipe keluarga adalah sebagai berikut. Secara tradisional dibedakan menjadi dua yaitu 1. Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya 2. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi)

Seiring berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang menjadi 1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. 2. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya. 3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother) 4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone).

5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexual cohabiting family). Biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (kabupaten atau kota) meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status anak-anaknya. 6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family) 6 Struktur Keluarga menurut Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman Empat elemen struktur keluarga: 1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal 2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. 3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti 4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk memengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.

Menurut Parad dan Caplan (1965) salah satu elemen struktur keluarga adalah struktur peran keluarga, menggambarkan peran masingmasing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal. Dalam fakta yang ada, banyak masyarakat yang telah berkeluarga, khususnya kalangan pria yang seharusnya memiliki pekerjaan untuk memnuhi kebutuhan hidup keluarganya, namun ternyata pada kenyataannya, banyak suami-suami yang tidak melakukan sesuai perannya, yakni menafkahi keluarga.

Kesenjangan dalam hal tersebut adalah tidak adanya pemenuhan peran masing-masing anggota keluarga. Dalam fakta tersebut dikatakan bahwa saat ini banyak suami yang seharusnya memilki pekerjaan, namun pada kenyataannya banyak suami yang merupakan pengangguran. Seharusnya seorang suami memiliki pekerjaan dan menafkahi keluarga, sehingga dalam hal ini peran masing-masing anggota keluarga dapat tercapai.

Pada tahap IV perkembangan pribadi: keluarga menurut Duvall salah satunya adalah anak mengembangkan hubungan dengan a. Membangun kembali identitas pasangan teman sebaya. Namun pada b. Membina hubungan dengan keluarga besar kenyataannya, banyak keluarga c. Membuat keputusan mengenai masa menjadi orang tua yang orangtuanya mengekang dan melarang anaknya untuk Tahap II : Keluarga dengan bayi a. Mengintegrasikan bayi ke dalam unit keluarga berhubungan dengan teman b. Mengakomodasi peran baru orang tua dan kakek-nenek sebayanya di luar rumah. Bahkan c. Memelihara ikatan perkawinan ada orang tua yang menyekolahkan anaknya secara privat di rumah. Tahap III : Keluarga dengan anak prasekolah a. Mensosialisasikan anak b. Orang tua dan anak menyesuaikan diri terhadap pakaian Tahap IV : Keluarga dengan anak sekolah a. Anak mengembangkan hubungan dengan teman sebaya b. Orang tua melakukan penyesuaian dengan teman sebaya anak mereka dan pengaruh sekolah Tahap V : Keluarga dengan remaja a. Remaja terus mengembangkan autonomi b. Orang tua memfokuskan ulang pada masa pertengahan perkawinan dan masalah karier c. Orang tua menggeser perhatian ke arah generasi yang lebih tua Tahap VI : Keluarga dengan pusat landasan a. Orang tua dan dewasa muda menetapkan identitas mandiri b. Melakukan kesepakatan ulang mengenai hubungan perkawinan Tahap VII : Keluarga usia paruh baya a. Melakukan penyesuaian ulang terhadap identitas pasangan hidup disertai pengembangan minat pribadi b. Membina kembali hubungan yang melibatkan menantu dan cucu c. Menyesuaikan diri dengan ketidakmampuan dan kematian Tahap Perkembangan Keluarga menurut Duvall Tahap I : Perkawinan dan tempat tinggal penggabungan keluarga

Kesenjangan dari masalah tersebut adalah pengembangan hubungan anak dengan teman sebayanya, yang harusnya dilakukan. Dalam fakkta tersebut dijelaskan bahwa banyak keluarga yang orangtuanya mengekang dan melarang anaknya untuk berhubungan dengan teman sebayanya di luar rumah. Bahkan ada orang tua yang menyekolahkan anaknya secara privat di rumah.Hal tersebut membuat anak kehilangan waktu untuk bersosialisasi dan berhubungan dengan teman sebanyanya. Seharusnya orangtua membiarkan anak mereka tetap bersosialisasi dan berhubungan dengan teman sebayanya, agar tahap perkembangan keluarga dapat tercapai dan terpenuhi dengan baik.

generasi yang lebih tua Tahap VIII: Keluarga lansia a. Menggeser peran bekerja menjadi masa senggang dan persiapan pensiun atau pensiun penuh b. Memelihara fungsi pasangan dan fungsi individu sambil beradaptasi dengan proses penuaan c. Mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dan kebiasaan pasangan hidup dan/atau saudara kandaung serta teman sebaya Ciri keluarga yang mempunyai kekuatan untuk kesejahteraan Ciri keluarga yang mempunyai kekuatan untuk kesejahteraan anak anak menurut Supartini (2004) menurut Supartini (2004),salah 1. Komitmen yang kuat untuk kesejahteraan anggota keluarga satunya adalah upaya untuk 2. Selalu memberi penghargaan dan dorongan terhadap anggota meluangkan waktu bersama. keluarga Namun pada kenyataannya benyak 3. Ada upaya untuk meluangkan waktu bersama, keluarga yang justru 4. Komunikasi dan interaksi yang positif antar anggota keluarga, menomorsatukan kesibukannya, 5. Kejelasan aturan, nilai dan keyakinan sehingga kebutuhan untuk 6. Strategi koping yang positif meluangkan waktu bersama 7. Selalu berfikir positif terhadap perilaku anggota keluarga keluarga menjadi terabaikan. 8. Kemampuan memecahkan masalah secara positif 9. Fleksibel dan mudah beradaptasi dalam menjalani peran untuk memenuhi kebutuhan 10. Selalu ada keseimbangan antara kepentingan pekerjaan diri kepentingan anggota keluarga Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) salah satunya adalah fungsi 1. Fungsi afektif perawatan/pemerliharaan kesehatan Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala adalah fungsi untuk sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan mempertahankan keadaan dengan orang lain kesehatan anggota keluarga agar Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)

Kesenjangan dalam fakta tersebut adalah upaya untuk meluangkan waktu bersama keluargabelum dapat terpenuhi. Seharusnya keluarga yang sehat dan baik dapat meluangkan waktunya untuk berkomunikasi dan berkumpul bersama keluarga, karena dari hal tersebut akan dapat menciptakan keluarga yang harmonis.

Kesenjangan dalam fakta tersebut adalah terganggunya fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan keluarga. Dalam fakta tersebut disebut disebutkan bahwa ada keluarga yang tinggal di pelosok

2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah 3. Fungsi reproduksi Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. 4. Fungsi ekonomi Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 5. Fungsi perawatan/pemerliharaan kesehatan Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi

tetap memiliki produktivitas tinggi. Namun pada kenyataannya, banyak masyarakat desa yang tinggal di daerah pelosok, apabila disarankan untuk pergi ke Instansi kesehatan menolak untuk memeriksakan kesehatan mereka.

desa, yang saat menderita sakit, mereka justru menolak untuk memeriksakan di Instansi kesehatan. Bahkan ada anggota keluarga lain yang melarang untuk memriksakannya. Hal ini sangat mengganggufungsi keluarga dalam hal perawatan/pemeliharaan keluarga. Seharusnya keluarga yang baik dan sehat justru melakukan apapun untuk kesehatan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamilton, Persis Mary. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Terjemahan oleh Ni Luh Gede Yasmin Asih. 1995. Jakarta: EGC Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Suprajutno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC Wong, Donna L, et al. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Edisi Keenam Volume 1. Terjemahan oleh Sutarna, Agus, et al. 2008. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai