Disusun oleh:
Nama : Serly
NIM : 20201440120081
Semester : V B
1. Pengertian
Menurut Bailon dan Maglaya dalam (Handayani, 2013) Keluarga merupakan
sekumpulan dua manusia atau lebih bergabung bersama sebab hubungan darah,
pernikahan, atau mengangkat anak, hidup di dalam satu atap, berbicara satu sama
lainya, menciptakan serta mempertahankan sebuah budaya. Ketika terdapat anggota
yang mengalami suatu penyakit akan mempengaruhi anggota yang lainya, interaksi
sangat dibutuhkan dalam sebuah kelurga karena dengan adanya interaksi akan
muncul rasa saling terbuka diantara keluarga.
Sedangkan menurut (Wiratri, 2018) keluarga merupakan suatu sistem yang
terdiri dari beberapa individu yang hidup dalam satu atap yang saling keterkaitan satu
sama lain mampu memahami diri mereka sebagai suatu bagian dari keluarga
tersebut. Keterkaitan tersebut menyangkut seluruh aspek dikehidupan, keluarga
terdiri dari beberapa anggota keluarga yang harus mampu beradaptasi dengan
masyarakat serta lingkungannya.
Berdasarkan pengertian keluarga dari beberapa sumber dapat di simpulkan
keluarga adalah sekelompok manusia yang terdiri dari dua individu atau lebih yang
mempunyai hubungan darah (garis keturunan langsung, atau adopsi) yang tinggal
dalam satu atap serta salingmempengaruhi satu sama lain.
2. Tipe Keluarga
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) The nuclear family ( keluarga inti), keluarga yang terdiri dari suami, istri,
dan anak.
2) The dyad family keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila, keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan
anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family, keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar), keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
disertai : paman, tante, orang tua ( kakek/nenek), keponakan, dan lain-lain).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda), keluarga yang terdiri dari
satu orang tua ( ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).
7) Commuter family, kedua orang tua bekerja dikota ysng berbeda , tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar
kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada akhir pekan (weekend).
8) Multigenerational family, keluarga dalam beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family, beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling mengunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Misalnya; dapur, kamar mandi, televisi, telpon,dll.
10) Blended family, keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone / single -adult family, keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(separasi), seperti: perceraian atau ditingal mati.
b. Tipe Keluarga Non-Tradisional
1) The ummaried teenage mother, keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitias yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families, seseorang yang mempunyai permasaan sex hidup
bersama sebagaimana hubungan suami-istri (marital-partners).
6) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family, beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family, keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
10) Homeless family, keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem Kesehatan mental.
11) Gang, sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyrakat sekitarnya yang diadopsi Frindman, mengatakan ada
empat struktur keluarga,yaitu:
a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota
keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya ditingkat masyarakat atau peran
formal dan informal.
b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma keluarga yang
dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan .
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi ayah dan ibu (orangtua), orang tua dengan anak-anak, anak
dengan anggota keluarga lain ( pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga, merupakan kemampuan diri individu untuk
mengembalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain
kearah yang positif
4. Peran Keluarga
Peran keluarga mengambarkan seperangkat interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dengan posisi dan situasi tertentu. Peran individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok dan
masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga dan sebagai anggota dan kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung sebagai salah satu kelompok dalam peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya di samping itu
juga, ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, spiritual.
5. Fungsi Keluarga
5 fungsi dasar keluarga, yaitu:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal, keluarga yang
merupakan basis kekuatan, sumber energi yang berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga, keluarga saling mepertahankan iklim yang positif. Hal tersebut
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga
dengan cara saling mengasuh, saling menghargai, ikatan dan identifikasi.
Apabila fungsi afektif tidak terpenuhi maka akan timbul keretakan keluarga,
masalah anak atau masalah keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan prubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interkais sosial dan belajar dalam lingkungan.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangusngan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana
maka fungsi ini sedikit terkontrol
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan untuk memnuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung
(rumah)
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga yang berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota
keluarga yang sakit. Keluarga yangdapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sanggupan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Adapun tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyrakat
1. Tahap Pengkajian
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung kaki)
d. Data sekunder, seperti contoh : hasil laboraturium, hasil X-Ray, pap semnar, dan
lain-lain)
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah :
i. Data Umum
1) Nama kepala keluarga
2) Usia
3) Alamat dan Telepon
4) Pekerjaan kepala keluarga
5) Pendidikan kepala keluarga
6) Komposisi keluarga
7) Genogram
8) Tipe kelurga
9) Suku bangsa
10) Agama
11) Statsu sosial ekonomi
12) Aktivitas rekreasi keluarga
ii. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya
iii. Pengkajian leingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
3) Mobilitas keluarga
4) Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyrakat
5) System pendukung keluarga
iv. Pengkajian struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
v. Fungsi keluarga
1) Pengkajian fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
vi. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan Panjang
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
3) Strategi koping konstruktif yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional
vii. Pemeriksaan fsik
viii. Harapan keluarga
5. Tahap evaluasi
Pada umumnya, tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: evaluasi
kuantitatif dimana evaluasi ini menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan
yang telah diberikan. Sedangkan evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang
difokuskan pada tiga dimensi yang saling berkaitan yaitu: evaluasi struktur yaitu
berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan,
evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung dan
evaluasi basil merupakan basil dan pemberin asuhan keperawatan.
Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah tercapai adalah sebagai berikut :
1) Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling valid untuk
menentukan adanya perubahan yaitu interpretasi yang suyektif dan pengamat
dapat dikurangi dan menggunakan instrument yang tepat dan tujuan yang telah
mengenai proses atau hasil
2) Memeriksa laporan atau record mengenai test diagnostik yang menunjukan
perubahan dalam status kesehatan klien
3) Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku yang rumit,
wawancara dapat disusun dan diberikan kepada keluarga yang berperan
penting
4) Latihan stimulasi, berguna untuk menentukan perkembangan kesanggupan
untuk mengerti seperti kecakapan dalam membuat keputusan, menanggapi
masalah dan menganalisa masalah
Untuk menentukan keberhasilan suatu tindakan keperawatan yang
diberikan pada keluarga adalah dengan pedoman SOAP sebagai tuntunan
perawat dalam melakukan evaluasi adalah :
Subyektif: pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah diberikan
tindakan keperawatan
Obyektif: data yang bisa diamati dan diukur melalui teknnik observasi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan atau
kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakakn
keperawatan
Analisa : pernyataan yang menunjukan sejauh mana masalah keperawatan
ditanggulangi
Planning : rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut
sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, S. (2013). Buku Ajar Pelayanan KB. Jakarta selatan : Kementrian kesehatan
Republik Indonesia
Kholifah. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta selatan : Kementrian
kesehatan Republik Indonesia.
PPNI, TIM POKJA SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.
PPNI, TIM POKJA SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.
PPNI, TIM POKJA SLKI DPP. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.
Wiratri, Amorisa. (2018). Memiliki Ulang Arti Keluarga Pada Masyarakat Indonesia.
Jurnal Kependudukan Indonesia, Vol. 13, No. 1 Juni 2018, hal 15-26