A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Padila, 2012 ).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi,hidup dalam satu
rumah tangga,saling berinteraksi satu sama lainya dalam perannya dan
menciptakan dan mempertahankan suatu buadaya ( Tantut Susanto,
2012).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau apdopsi dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga (Padila, 2012).
B. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat ada beberapa struktur
keluarga yang ada di indonesia yang terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah sebagai berikut: (Padila,2012)
1. Patrilineal
2. Matrilineal
3. Matrilokal
4. Patrilokal
5. Keluarga kawin
C. Fungsi Keluarga
Menurut Soekanto (2000) dalam Padila (2012) keluarga memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Komponen yang perlu
dipenuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi afektif adalah :
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan saling menerima
dan mendukung.
b. Saling menghargai dengan mempertahankan iklim yang
positif dimana setiap anggota keluarga bak orang tua maupun
anak diakui dan dihargai keberadaannya dan haknya.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejak pasangan
sepakat hidup baru.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat yang
baru mempelajari norma-norma masyarakat dimana dia menjadi
anggota.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya
program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit dapat
terkontrol.
4. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,
pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber
keuangan.
D. Peran Keluarga
Berbagai peran formal dalam keluarga ( Nasrul Effendy,1998
dalam buku Yohanes Dion &Yasinta Betan 2013 ) adalah:
1. Peran ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman juga
sebagai kepala keluarga, sebagai kepala dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungan.
2. Peran ibu
Sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya beperan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi ana
k anaknya,pelindung dan salah satu anggota kelompok sosial,
serta sebagian anggota masyarakat dan lingkungan di samping
dapat beperan pula sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembanganya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
F. Tipe-tipe Keluarga
Menurut Susman(1974) dalam buku Padila (2012) dalam
sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe
keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau
non normative , tipe-tipe keluarga sebagai berikut :
1. Tradisional
a. The Nuclear Family (keluraga inti)
Keluarga terbentuk karena pernikahan,peran sebagai orang tua
atau kelahiran. Keluarga terdiri dari suami,istri,anak,baik dari
sebab biologis maupun adopsi. Tipe keluarga inti diantaranya:
1). The dyad family (keluarga tanpa anak)
Keluarga terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
2). The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan terlambat waktunya yang disebabkan
mengejar karier atau pendidikan yang terjadi pada wanita.
3). Keluarga adopsi
Keluarga adopsi adalah keluarga yang mengambil tanggug
jawab secara sah dari orangtua kandung ke keluarga yang
menginginkan anak
b. The extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah,seperti Nuclear family disertai paman, tante,
orang tua (kakek nenek), keponakan.
c. The single – parent family (keluarga orangtua tunggal)
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan
anak. Hal ini biasanya terjadi melalui proses perceraian,
kematian, atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
d. Commuter faamily
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan oraangtua yang
bekerja diluar kota bisa berkumpul dengan anggota keluarga
pada saat weekendatau pada waktu-waktu tertentu.
e. Multigenerational
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
f. Kin-Network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama.
g. Keluarga campuran
Duda atau janda (karena perceraaian) yang menikah kembaali
dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari
perkawinan sebelumnya.
h. Dewasa lajang yang tinggal sendiri
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihannya atau perpisahan (separasi),seperti perceraian
atau ditinggal mati.
i. Foster family
Keluarga foster merujuk pada pelayanan yang diberikan
kepada suatu keluarga dimana anak ditempatkan dirmah
terpisah dari orangtua aslinya,anak-anak biasanya ditempatkan
pada Foster Home.
j. Keluarga binuklir
Keluarga binuklir merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai
dimana anak menjadi anggota dari suatu sistem yang terdiri
dari dua rumah tangga inti,ibu dan ayah degan berbagai macam
kerja sama antara keduanya serta waktu yang digunakan dalam
setiap rumah tangga.
2. Non Tradisional
a. The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah
b. The Step Parent Family
Keluarga yang terdiri dari orang tua tiri.
c. Commue Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu ruma,
sumber, dan fasilitas yang sama, pangalaman yang sama, serta
sosialisasi anak melalui aktivitas kelompok atau membesarkan
anak bersama.
d. The Nonmarital Heterosexsual Cohabiting Family (Keluarga
Kumpul Kebo Heteroseksual
Keluarga yang hidup bersama-sama tetapi berganti ganti
pasangan tanpa melali ikatan pernikahan.
e. Gay And Lesbian Families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagaima Marital Partners.
f. Cohabitating Family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberaapa alasan tertentu.
g. Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersamaan yang saling merasa menikah satu dengan
yang lainnya,berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anaknya
h. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-
nilai,hidup berdekatan satu sama lain. Dan saling
mengguanakan barang-barang rumah tangga
bersama,pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya.
i. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara,pada saat orang
tua tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk manyatukan
kembali keluarga aslinya.
j. Homeles Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis pesonal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian,tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal
dalam kehidupannya.
G. Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok yaitu sebagai
berikut : (Padila, 2012)
1. Pemelihara fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4. Soaialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Membangkitkan dorongan dan semanagat para anggotanya.
8. Penempatan anggotaa-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas
Gambar 2.1
Anatomi Sistem Pencernaan
(Pearce, 2012)
C. Etiologi
Menurut Nurarif (2015) Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman
helicobacter pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan
respons inflamasi akut jika di abaikan akan menjadi kronik.
1. Gastritis akut
Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat,
makan-makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alcohol,
aspirin, NSAID, serta bahan korosif lain.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus beningna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri helicobacter pylori.
D. Patofisiologi
Menurut Price (2011) patofisisologi dari gastritis adalah :
1. Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia, obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun yang asam.
Pada pasien yang mengalami stess akan terjadi perangsangan saraf
simpatis NV (Nervus Vagus), yang meningkatkan produksi asam
klorida (HCI) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah
dan anoreksia.
2. Gastritis kronis inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh
ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri
helicobacteri pylori.
E. Manifestasi Klinis
Menurut Diyono dan Sri Mulyanti 2016, tanda dan gejala yang terjadi
pada gastritis adalah sebagai berikut:
a. Gastritis akut. biasanya ditandai dengan :
1). Anoreksia
2). Pusing
3). Sendawa
4). Mual dan muntah
5). Malaise
b. Gastritis kronis kadang tidak menimbulkan gejala yang tidak begitu
berat. Gastritis biasanya ditandai dengan :
1). Penurunan berat badan
2). Pendarahan
3). Anemia
F. Komplikasi
Menurut Rudi H (2012) Komplikasi pada gastritis adalah:
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut
a. Pendarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan
medis, terkadang pendarahan yang terjadi cukup banyak sehingga
dapat menyebabkan kematian.
b. Ulkus, jika prosesnya hebat.
c. Ganggun cairan dan elektrolit pada kondisi muntah berat.
2. Komplikasi yang timbul pada gastritis kronik yaitu gangguan
penyerapan vitamin B12 akibat kurang penerapan , B12 menyebabkan
anemia pemesiosa, penyerapan zat besi terganggu dan penyempitan
daerah atrium pylorus.
G. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Darmawan (2010) pemeriksaan penunjang dari Gastritis adalah:
1. Radiology : sinar x gastrointestinal bagian atas
2. Endoscopy : gastroscopy ditemukan mukosa yang hiremik
3. Laboratorium : mengetahui kadar asam hidrokiorida
4. Pemeriksaan histopatologi : tampak kerusakan mukosa karena erosi
tidak pernah melewati mukosa muskularis
5. Ammonia : dapat meningkat apabila disfungsi hati berat menganggu
metabolisme dan eksresi urea atau transfusi darah lengkap
6. Natrium : dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal terhdap
simpanan cairan tubuh
7. Kalium : dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat
atau muntah atau diare berdarah
8. Amilase serum : meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah
diduga gastritis
H. Penatalaksaan medis dan keperawatan
Menurut Darmawan (2010) penatalaksaan pada gastritis meliputi :
1. Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai
gejala berkurang
2. Diet sesuai gizi yang dianjurkan
3. Apabila perdarahan terjadi, maka sesuai dengan prosedur yang
dilakukan. Yaitu hemoragik saluran gastrointestinal atas.
4. Menganjurkan tirah baring, mengurangi strees dan beban pikiran
Pengobatan berupa :
1. Antikoagulan, bila perdarahan lambung
2. Antasida, pada gastritis yang parah
3. Histonin, diberikan untuk menurunkan iritasi lambung
4. Sulcralfate, mencegah difusi kembali asam
5. Pembedahan, untuk mengangkat gangrene dan perforas
III. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
Asuhan keperawatan pada pasien gastritis mengikuti proses keperawatan
yng terdiri dari unsur proses keperawatan meliputi pengkajian, penetapan
diagnosis keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi. (Nursalam, 2016)
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah proses pengumpulan data secara
sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan
fungsional klien pada saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk
menentukan pola respons klien terhadap masalah saat ini dan waktu
sebelumnya (Nursalam, 2013).
Menurut Sukarmin, 2013 pengkajian terdiri dari:
1. Anamnesa
Meliputi nama, umur, agama, tempat tanggal lahir, pekerjaan,
diagnosa medis, No. Rec. Medik, nama penanggung jawab.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasanya ditemukan pada pasien Gastritis
sering mengeluh nyeri pada ulu hati, disertai dengan mual muntah
dan adanya anoreksia.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang
diderita Gastritis biasanya pasien mengeluh nyeri ulu hati dan ada
rasa tidak mau makan, mual muntah serta pasien biasanya tampak
lemah.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Kaji tentang penyakit apa yang pernah diderita oleh pasien, apakah
pasien memang mempunyai riwayat penyakit maag sebelumnya.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Lakukan pengkajian tentang riwayat penyakit keturunan yang
berhubungan dengan penyakit Gastritis, dan riwayat penyakit
keturunan lain yang ada dalam keluarga. Untuk penyakit Gastritis
bukanlah penyakit keturunan
6. Riwayat Psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan pasien untuk
mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara
pasien menerima keadaannya.
7. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
b) Kaji tingkat kesadaran pasien, kaji vital sign,
kecemasan,kegelisahan.
c) Persistem ( B1 – B6 )
B1 (Breathing)
Biasanya dikaji adanya sesak biasanya
respiratory rate 20-30 x/menit, mungkin irama cepat
akibat pembesaran gaster yang menghambat
pengembangan paru .suara paru vesikuler.
B2 (Blood)
Kemungkinan terjadi peningkatan denyut
jantung, nadi teraba lemah (takikardia akibat
hipovolemia dan penurunan oksigen tubuh),
penyempitan pembuluh darah perifer, capillary refill
>2 menit (penumpukan CO 2 pada vaskuler).Pada
gastritis erosive dengan perdarahan dan gastritis non
erosive mungkin dijumpai penurunan kekuatan nadi
akibat penurunan metabolik.
B3 (Brain)
Kaji tingkat kesadaran GCS, biasanya
kesadaran composmentis sampai apatis kalau disertai
penurunan perfusi dan elektrolit (kalium, natrium,
kalsium).
B4 (Bladder)
Kaji pengukuran volume output urine,
biasanya ada penurunan produksi urine <500 ml/hari
atau gangguan keseimbangan cairan.
B5 (Bowel)
Kaji bentuk tugor nyeri pada abdomen, apakah
ada tanda – tanda infeksi, kaji jumlah input dan output
pasien. Biasanya pasien mengalami mual dan muntah.
B6 (Bone)
Kaji apakah ada edema ekstremitas, kaji
kekuatan otot, kaji apakah ada infeksi ekstremitas
biasanya kulit tampak kering dan turgor kulit tampak
tidak elastis.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang sering muncul pada penyakit Gastritis berdasarkan Nurarif,
(2016)yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarganya yang sedang sakit.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mangatasi masalah kesehatan yang sedang anggota keluarga
hadapi.
3. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mangatasi masalah kesehatan
yang sedang anggota keluarga hadapi.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan
penyakit gastritis.
Masalah keperawatan :
Diagnosa : I.
1.
2.
3.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan berdasarkan NANDA NIC NOC (2016)
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
. Keperawatan Kriteria Hasil
3. Fasilitas
istirahat dan
tidur
Edukasi
1. Ajarkan terapi
komplementer
untuk
menguangi rasa
nyeri (mis,
relaksasi, pijat,
distraksi, terapi
bermain)
2. Informasikan
penggunaan
analgetik
Kolaborasi
1. Kolaborasikan
pemberian
analgetik, jika
perlu
Pengaturan Posisi
Terapeutik
1. Atur posisi
yang disukai
(Semi-Fowler)
2. Tinggikan
tempat tidur
bagian kepala
3. Ubah posisi
setiap 2 jam
Edukasi
1. Informasikan
saat akan
dilakukan
ubah posisi,
secara sesuai
2. Ajarkan cara
menggunakan
postur baik
dan mekanika
tubuh yang
baik selama
melakukan
aktivitas.
Kolaborasi
1. Kolaborasikan
pemberian
premedikasi
sebelum
mengubah
posisi.
Terapi Relaksasi
Observasi
1. Identifikasi
teknik relaksasi
yang pernah
efektif
digunakan
2. Evaluasi
laporan hasil
relaksasi yang
dicapai
Terapeutik
1. Ciptakan
lingkungan
tenang
2. Gunakan
pakaian longgar
3. Anjurkan untuk
bernafas dalam
dan perlahan,
biar ketegangan
keluar.
2. Defisit nutrisi 1. Manajemen Manajemen nutrisi
Gangguan
Definisi : asupan Observasi
Makan
nutrisi tidak cukup
2. Manajemen 1. Identifikasi
untuk memenuhi
Nutrisi status nutrisi
kebutuhan metabolik
3. Promosi Berat 2. Identifikasi
Batasan Karakteristik : Badan : alergi dan
intoleransi
1. Kram/nyeri
abdomen makanan
2. Cepat kenyang 3. Identifikasi
Kriteria Hasil :
setelah makan makanan yang
3. Nafsu makan 1. Adanya disukai
menurun peningkatan 4. Identifikasi
4. Berat badan berat badan kebutuhan
menurun sesuai dengan kalori dan jenis
minimal 10% di tujuan nutrient
bawah rentang 2. Berat badan 5. Identifikasi
ideal ideal sesuai perlunya
5. Bising usus dengan tinggi penggunaan
hiperaktif badan selang
6. Otot pengunyah 3. Mampu nasogatrik
lemah mengidentifika 6. Monitor asupan
7. Otot menelan si kebutuhan makanan
lemah nutrisi 7. Monitor berat
8. Membran mukosa 4. Tidak ada badan
pucat tanda – tanda 8. Monitor hasil
9. Diare malnutrisi pemeriksaan
10. Sariawan 5. Menunjukkan laboratorium
11. Rambut rontok peningkatan
berlebihan fungsi
Terapeutik
pengecapan
dari menelan 1. Lakukan oral
Faktor – Faktor yang
6. Tidak terjadi hygiene
Berhubungan :
penurunan sebelum makan
1. Ketidakmampuan berat badan 2. Berikan
menelan makanan yang berarti medikasi
2. Ketidakmampuan sebelum makan
mncerna makanan (mis, pereda
3. Ketidakmampuan nyeri)
mengabsorbsi 3. Fasilitasi
nutrien menentukan
4. Peningkatan pedoman diet
kebutuhan (mis, piramida
metabolisme makanan)
makanan 4. Sajikan
5. Faktor ekonomi makanan secara
(mis, finansial menarik dan
tidak mencukupi) suhu yang
6. Faktor psikologis sesuai
(mis, stres, 5. Berikan
keengganan untk makanan tinggi
makan) serat untuk
mencegah
konstipasi
6. Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
7. Berikan
suplemen
makanan
8. Anjurkan posisi
duduk
9. Anjurkan diet
yang
diprogramkan
Edukasi
1. Anjurkan
posisi duduk
2. Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasikan
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
3. Resiko 1. Manajemen Manajemen cairan
ketidakseimbangan cairan
Observasi
cairan 2. Pemantauan
cairan 1. Monitor status
Definisi : penurunan
hidrasi
cairan intravaskular,
Kriteria Hasil : (frekuansi/keku
interstisial, dan /
1. Mempertahank atan nadi, akral,
intraseluler. Ini
an urine output kelembapan
mengacu pada
sesuia dengan mukosa, turgor
dehidrasi, kehilangan
usia dan BB, kulit, tekanan
cairan tanpa
BJ urine darah)
perubahan pada
normal, HT 2. Monitor berat
natrium
normal badan harian
Batasan Karakteristik : 2. Tekanan darah, 3. Monitor berat
nadi, suhu badan sebelum
1. Perubahan status
tubuh dalam dan sesudah
mental
batas normal dialisis
2. Penurunan
3. Tidak ada 4. Monitor hasil
tekanan darah
tanda-tanda laboratorium
3. Penurunan
dehidrasi 5. Monitor status
tekanan nadi
4. Penurunan Elastisitas turgor hemodinamik
volume nadi kulit baik,
5. Penurunan turgor membrane mukosa
Terapeutik
kulit lembab, tidak ada
6. Penurunan turgor rasa haus yang 1. Catat intake-
hematokrit intravena
Faktor yang
Berhubungan :
1. Kehilangan cairan
aktif
2. Kegagalan
mekanisme
regulasi
4. Defisit Pengetahuan 1. Bimbingan Kesiapan
Definisi : Ketiadaan antisifatif peningkatan
atauatau defisiensi 2. Bimbingan pengetahuan
informasi kognitif sistem
Observasi
yang berkaitan dengan kesehatan
1. Identifikasi
topic tertentu. 3. Edukasi
masalah
Batasan karakteristik: individual
kesehatan
1. Perilaku 4. Konsultasi
individu,
hiperbola 5. Penentuan
keluarga dan
2. Ketidak tujuan bersama
masyarakat
akuratan 6. Promosi
2. Berikan
mengikuti kesiapan
penilaian tentang
perintah penerimaan
tingkat
3. Kwtidak informasi
pengetahuan
akuratan
pasien tentang
mengikuti tes
Kriteria hasil: proses penyakit
4. Perilaku tidak
yang spesifik
1. Pasien dan
tepat
3. Gambarkan
keluarga
5. Pengungkapan
tanda dan gejala
menyatakan
masalah
yang biasa
pemahaman
Faktor yang
muncul pada
tentang
berhubungan :
penyakit
penyakit
1. Keterbatasan 4. Gambarkan
2. Pasien dan
kognitif proses penyakit
keluarga
2. Salah interpretasi dengan cara
mampu
informasi yang tepat
menjelaskan
3. Kurang minat
kembali apa
dalam belajar 5. Sediakan
yang telah di
4. Kurang dapat informasi pada
jelaskan
mengingat pasien tentang
perawat/tim
5. Tidak familiar kondisi denga n
kesehatan
dengan sumber cara yang tepat
lainnya
informasi 6. Informasi
tentang
kemajuan pasien
dengan cara
yang tepat
7. Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di
masa yang akan
dating atau
proses
pengontrolan
penyakit
8. Diskusikan
pilihan terapi
atau penanganan
9. Dukungpasien
untuk
mengekplorasika
n atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara
tepat
Terapeutik
1. Fasilitasi
pemenuhan
kebutuhan
kesehatan dan
kesehatan
mandiri
2. Siapkan pasien
untuk mampu
berkolaborasi
dan bekerja sama
dalam
pemenuhan
kebutuhan
kesehatan
Edukasi
1. Bimbing untuk
bertanggung
jawab
mengidentifikasi
dan
mengembang
kan kemampuan
memecahkan
masalah
kesehatan secara
mandiri.
D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi, ke status kesehatan yang lebih baik (Induniasih
& Hendarsih, 2017).
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak (Induniasih & Hendarsih, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Brunnee.an Suddarth. 20
b. Komposisi Keluarga
N Nama L/P Umur Hub. Pekerjaa Pendidikan Status
o. Keluarg n kesehat
a an
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan
: Pasien
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif:
Ny. R dan Tn. B menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-
anak yang baik dan salingmenghormati dalam keluarga,meskipun
kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka
dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan
lagi.
b. Fungsi sosialisasi:
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan
keagamaan dan mengikuti organisasi.
d. Fungsi reproduksi:
Ny. R dan Tn. B mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka
sudah bersyukurmempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny. R
masih mengikuti program KB dikarenakanmasih haid dan melakukan
hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkananaknya
dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.
e. Fungsi ekonomi:
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun
Ny. R sakit dan Tn. B mempunyai tabungan keluarga yang
dapatdigunakan kapan saja.
VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 hariyang lalu Ny. R sakit nyeri pada ulu hati, sedangkan Tn. B
hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.
Upaya lain :
Harapan keluarga kedepanya bisa lebih baik lagi dalam membina keluarga
ini.
d. Tanda-tanda vital :
1) Tensi Darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 89 x/m
3) Suhu : 36.70 C
4) RR : 21 x/m
5) Keadaan umum : baik
6) Penampilan : Pasien rapi dan bersih
7) Kesadaran : Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran
normal(dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaantentang keadaannya
8) TB : 155 cm
9) BB : 70 Kg
10) Ciri Tubuh : Berisi
f. Sistem Respiras
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan.
g. Sistem Gastrointestinal (GI)
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar.
h. Sistem Persyarafan
Tidak ada gangguan pada persyarafan pada pasien
i. Sistem Muskuloskeletal
pasien mengatakan sulit beraktivitas jika kepalanya sakit
j. Sistem Genetalia
Pada saat pemeriksaan tidak dijumpai gangguan pada genitalia pasien.
X. Analisa Data
Masalah
Data Etiologi
Keperawatan
TTV :
Suhu : 36.7°C
RR : 21x/ menit
Keadaan Umum:
Baik
Kesadaran :
CM
Skala nyeri : 5
TTV :
Suhu : 36.7°C
RR : 21x/ menit
Keadaan Umum:
Baik
Kesadaran :
CM
Skala nyeri : 5
Klien tampak tidak
nafsu makan dan
sering merasa mual
Suhu : 36.7°C
RR : 21x/ menit
Keadaan Umum:
Baik
Kesadaran :
CM
Skala nyeri : 5
ahuan menit
tentang Suhu :
nyeri 36.7°C
RR : 21x/
menit
Keadaan
Umum: Baik
Kesadaran
: CM
A : masalah
belum teratasi
P : intervensi
di lanjutkan
Suhu :
36.6°C
RR : 20x/
menit
Keadaan
Umum: Baik
Kesadaran
: CM
A : masalah
belum teratasi
P : intervensi
di lanjutkan
Keadaan
Umum: Baik
Kesadaran
: CM
A : masalah
teratasi
P : intervensi
di hentikan
Pelembang, 2020
( )