Anda di halaman 1dari 60

I.

KONSEP DASAR KELUARGA

A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Padila, 2012 ).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi,hidup dalam satu
rumah tangga,saling berinteraksi satu sama lainya dalam perannya dan
menciptakan dan mempertahankan suatu buadaya ( Tantut Susanto,
2012).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau apdopsi dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga (Padila, 2012).

B. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat ada beberapa struktur
keluarga yang ada di indonesia yang terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah sebagai berikut: (Padila,2012)
1. Patrilineal
2. Matrilineal
3. Matrilokal
4. Patrilokal
5. Keluarga kawin

C. Fungsi Keluarga
Menurut Soekanto (2000) dalam Padila (2012) keluarga memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Komponen yang perlu
dipenuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi afektif adalah :
a. Saling mengasuh, cinta  kasih,  kehangatan  saling  menerima
dan mendukung.
b. Saling menghargai  dengan   mempertahankan  iklim  yang
positif dimana setiap anggota keluarga bak orang tua maupun
anak diakui dan dihargai keberadaannya dan haknya.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejak pasangan
sepakat hidup baru.

2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat yang
baru mempelajari norma-norma masyarakat dimana dia menjadi
anggota.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya
program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit dapat
terkontrol.
4. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,
pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber
keuangan.

D. Peran Keluarga
Berbagai peran formal dalam keluarga ( Nasrul Effendy,1998
dalam buku Yohanes Dion &Yasinta Betan 2013 ) adalah:
1. Peran ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman juga
sebagai kepala keluarga, sebagai kepala dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungan.
2. Peran ibu
Sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya beperan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi ana
k anaknya,pelindung dan salah satu anggota kelompok sosial,
serta sebagian anggota masyarakat dan lingkungan di samping
dapat beperan pula sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembanganya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

E. Peran Perawat Keluarga


Menurut Salvari (2013) ada beberapa peran perawat keluarga sebagai
berikut:
1. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan  kepada keluarg
a agar keluarga dapat melakukan program asuhan
keperawatankeluargasecara mandiri dan  bertanggung 
jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
KoordinatorDiperlukan pada perawat berkelanjutan agar
pelayanan yang komperhensif dapat tercapai.
2. Pelaksanaan
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah,
klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dan nemberikan
perawatan keluarga.
3. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home
visite atau kenjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi
dan melakukan pengkajian tantang kesehatan keluarga.
4. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah keperawatan.
5. Kalaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan
rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai
tahap kesehatan keluarga yang optimal.
6. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkat
kan derajat kesahatan.
7. Penemuan kasus
Mengidentifikasih masalah  kesehatan  secara  dini sehingga tidak
terjadi ledakan atau wadah.
8. Modifikasi lingkungan
Perawat juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik
lingkungan rumah maupun masyarakat  agar  dapat tercapai
lingkungan yang sehat.

F. Tipe-tipe Keluarga
Menurut Susman(1974) dalam buku Padila (2012) dalam
sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe
keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau
non normative , tipe-tipe keluarga sebagai berikut :
1. Tradisional
a. The Nuclear Family (keluraga inti)
Keluarga terbentuk karena pernikahan,peran sebagai orang tua
atau kelahiran. Keluarga terdiri dari suami,istri,anak,baik dari
sebab biologis maupun adopsi. Tipe keluarga inti diantaranya:
1). The dyad family (keluarga tanpa anak)
Keluarga terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
2). The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan terlambat waktunya yang disebabkan
mengejar karier atau pendidikan yang terjadi pada wanita.
3). Keluarga adopsi
Keluarga adopsi adalah keluarga yang mengambil tanggug
jawab secara sah dari orangtua kandung ke keluarga yang
menginginkan anak
b. The extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah,seperti Nuclear family disertai paman, tante,
orang tua (kakek nenek), keponakan.
c. The single – parent family (keluarga orangtua tunggal)
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan
anak. Hal ini biasanya terjadi melalui proses perceraian,
kematian, atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
d. Commuter faamily
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan oraangtua yang
bekerja diluar kota bisa berkumpul dengan anggota keluarga
pada saat weekendatau pada waktu-waktu tertentu.
e. Multigenerational
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
f. Kin-Network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama.
g. Keluarga campuran
Duda atau janda (karena perceraaian) yang menikah kembaali
dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari
perkawinan sebelumnya.
h. Dewasa lajang yang tinggal sendiri
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihannya atau perpisahan (separasi),seperti perceraian
atau ditinggal mati.
i. Foster family
Keluarga foster merujuk pada pelayanan yang diberikan
kepada suatu keluarga dimana anak ditempatkan dirmah
terpisah dari orangtua aslinya,anak-anak biasanya ditempatkan
pada Foster Home.
j. Keluarga binuklir
Keluarga binuklir merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai
dimana anak menjadi anggota dari suatu sistem yang terdiri
dari dua rumah tangga inti,ibu dan ayah degan berbagai macam
kerja sama antara keduanya serta waktu yang digunakan dalam
setiap rumah tangga.

2. Non Tradisional
a. The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah
b. The Step Parent Family
Keluarga yang terdiri dari orang tua tiri.
c. Commue Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu ruma,
sumber, dan fasilitas yang sama, pangalaman yang sama, serta
sosialisasi anak melalui aktivitas kelompok atau membesarkan
anak bersama.
d. The Nonmarital Heterosexsual Cohabiting Family (Keluarga
Kumpul Kebo Heteroseksual
Keluarga yang hidup bersama-sama tetapi berganti ganti
pasangan tanpa melali ikatan pernikahan.
e. Gay And Lesbian Families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagaima Marital Partners.
f. Cohabitating Family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberaapa alasan tertentu.
g. Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersamaan yang saling merasa menikah satu dengan
yang lainnya,berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anaknya
h. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-
nilai,hidup berdekatan satu sama lain. Dan saling
mengguanakan barang-barang rumah tangga
bersama,pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya.
i. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara,pada saat orang
tua tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk manyatukan
kembali keluarga aslinya.
j. Homeles Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis pesonal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian,tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal
dalam kehidupannya.
G. Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok yaitu sebagai
berikut : (Padila, 2012)
1. Pemelihara fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4. Soaialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Membangkitkan dorongan dan semanagat para anggotanya.
8. Penempatan anggotaa-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas

H. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut (Yolanda, 2017) keluarga memiliki beberapa tahap
perkembangan yaitu sebagai berikut:
1. Tahap I ( Keluarga dengan pasangan baru )
2. Tahap II (Childbearing family)
3. Tahap III (Keluarga dengan anak prasekolah)
4. Tahap IV (Keluarga dengan anak sekolah)
5. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)
6. Tahap VI ( keluarga melepaskan anak dewasa muda)
7. Tahap VII (Orang tua paruh baya)
8. Tahap VIII (Keluarga lansia dan pensiunan)

II. Konsep Dasar penyakit


A. Defenisi

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan


mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
(Nurarif, 2015).
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang di akibatkan oleh
diet yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. (Suddarth, 2010)

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan


submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. (menurut hirlan dalam
suyono,2008)

B. Anatomi dan Fisiologi


a. Anatomi sistem pencernaan

Gambar 2.1
Anatomi Sistem Pencernaan
(Pearce, 2012)

2. Fisiologi dan sistem pencernaan antara lain :


a. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan terdiri atas 2
bagian yaitu bagian yang sempit atau verstibula yaitu ruang di
antara gusi, gig, bibir, dan pipi. Bagian rongga mulut/ bagian
dalam yaitu rongga mulut yang di batasi sisinya oleh tulang
maksilaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang
bersambung dengan faring.
b. Kelenjar ludah
Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus
yang bernama duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah
ini ada 2 yaitu : kelenjar ludh bawah rahang (kelenjar
submaksilaris), kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar
sublingualis).
c. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga
mulut dengan kerongkongan (esophagus), di dalam lengkung
faring terdapat tonsil (amandel), yaitu kumpulan kelenjar limfe
yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi.
d. Hati
Hati adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita.
Warnanya coklat dab berat 1,5 kg, letaknya : bagian atas dalam
rongga bdomen di sebelah kanan bawah diagfrafm. Hati terdiri
atas 2 lapisan utama : permukaan atas berbentuk cembung,
terletak dibawah diagfragma , permukaan bawah tidak rata dan
memperlihatkan lekukan fisur transfersus.
e. Gaster (lambung)
Lambung adalah bagian dari saluran yang dapat
mencerna makanan yang lebih beresiko terjadinya gastritis
sedangkan pada epigaster itu terletak di dinding perut terdiri dari
bagian atas pundus uteri berhubungan dengan esophagus melalui
orifisium, terletak di bawah diagfragma di depan pankreas dan
limfa, menempel di sebelah kiri fundus uteri.
f. Pankreas
Pankreas terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di
dalam lekukan duodenumyang melingkarinya. Badan pankreas,
merupakan bagian utama dari organ ini letaknya di belakang
lambung dan di depan vetebrata umbalis pertama.
g. Usus halus / intestinum minor
Intestinum minor adalah bagian dari sistempencernaan
makanan yang berpangkai pada pylorus dan berakhir pada selkum
panjangnya 6 m, merupakan salurn paling panjang tempat proses
pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan yang terdiri dari :
Lapisan usu halus, lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan
otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa
(sebelah luar).
Doudenum disebut juga usus 12 jari panjangnya 25 cm
berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini
terdapat pankreas.Dan bagian kanan duodenumini terdapat
selaput lendir yang membukit di sebut papila vateri.
Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu dan saluran
pankreas.Empedu di buat di hati untuk di keluarkan ke duodenum
melalui saluran empedu yang fungsinya mengemulsikan lemak,
dengan bantuan lipase.
Fungsi usus halus terdiri dari : menerima zat –zat
makanan yang sudah di cerna untuk di serap melalui kapiler –
kapiler darah dan saluran – saluran limfe, menyerap protein dalam
bentuk asam amino, karbohidrat di serap dalam bentuk
monosakarida.
Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang
menghasilakan getah usus yang menyempurnakan makanan :
enterokinase mengaktifkan enzim proteolitik, eripsin
menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
h. Usus besar / Intestinum mayor
Panjangnya 1,5 m, lebarnya 5-6 cm, lapisan – lapisan
usus besar dari dalam keluar : selaput lendir, lapisan otot
melingkar, lapisan otot memanjang, jaringan ikat. Fungsi usus
besar terdiri dari : menyerap air dan makanan, tempat tinggal
bakteri E.coli, tempat feses. Intestinum mayor terdiri dari :
seikum, kolon asenden, appendiks, kolon transversum, kolon
desendens, kolon sigmoid.
i. Rektum
Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di
depan os sacrum dan os koksigis.
j. Anus
Anus adalah pembukaan (berupa lubang) yang merupakan
bagian akhir dari rectum.

C. Etiologi
Menurut Nurarif (2015) Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman
helicobacter pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan
respons inflamasi akut jika di abaikan akan menjadi kronik.
1. Gastritis akut
Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat,
makan-makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alcohol,
aspirin, NSAID, serta bahan korosif lain.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus beningna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri helicobacter pylori.

D. Patofisiologi
Menurut Price (2011) patofisisologi dari gastritis adalah :
1. Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia, obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun yang asam.
Pada pasien yang mengalami stess akan terjadi perangsangan saraf
simpatis NV (Nervus Vagus), yang meningkatkan produksi asam
klorida (HCI) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah
dan anoreksia.
2. Gastritis kronis inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh
ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri
helicobacteri pylori.

E. Manifestasi Klinis
Menurut Diyono dan Sri Mulyanti 2016, tanda dan gejala yang terjadi
pada gastritis adalah sebagai berikut:
a. Gastritis akut. biasanya ditandai dengan :
1). Anoreksia
2). Pusing
3). Sendawa
4). Mual dan muntah
5). Malaise
b. Gastritis kronis kadang tidak menimbulkan gejala yang tidak begitu
berat. Gastritis biasanya ditandai dengan :
1). Penurunan berat badan
2). Pendarahan
3). Anemia

F. Komplikasi
Menurut Rudi H (2012) Komplikasi pada gastritis adalah:
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut
a. Pendarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan
medis, terkadang pendarahan yang terjadi cukup banyak sehingga
dapat menyebabkan kematian.
b. Ulkus, jika prosesnya hebat.
c. Ganggun cairan dan elektrolit pada kondisi muntah berat.
2. Komplikasi yang timbul pada gastritis kronik yaitu gangguan
penyerapan vitamin B12 akibat kurang penerapan , B12 menyebabkan
anemia pemesiosa, penyerapan zat besi terganggu dan penyempitan
daerah atrium pylorus.

G. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Darmawan (2010) pemeriksaan penunjang dari Gastritis adalah:
1. Radiology : sinar x gastrointestinal bagian atas
2. Endoscopy : gastroscopy ditemukan mukosa yang hiremik
3. Laboratorium : mengetahui kadar asam hidrokiorida
4. Pemeriksaan histopatologi : tampak kerusakan mukosa karena erosi
tidak pernah melewati mukosa muskularis
5. Ammonia : dapat meningkat apabila disfungsi hati berat menganggu
metabolisme dan eksresi urea atau transfusi darah lengkap
6. Natrium : dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal terhdap
simpanan cairan tubuh
7. Kalium : dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat
atau muntah atau diare berdarah
8. Amilase serum : meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah
diduga gastritis
H. Penatalaksaan medis dan keperawatan
Menurut Darmawan (2010) penatalaksaan pada gastritis meliputi :
1. Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai
gejala berkurang
2. Diet sesuai gizi yang dianjurkan
3. Apabila perdarahan terjadi, maka sesuai dengan prosedur yang
dilakukan. Yaitu hemoragik saluran gastrointestinal atas.
4. Menganjurkan tirah baring, mengurangi strees dan beban pikiran
Pengobatan berupa :
1. Antikoagulan, bila perdarahan lambung
2. Antasida, pada gastritis yang parah
3. Histonin, diberikan untuk menurunkan iritasi lambung
4. Sulcralfate, mencegah difusi kembali asam
5. Pembedahan, untuk mengangkat gangrene dan perforas
III. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
Asuhan keperawatan pada pasien gastritis mengikuti proses keperawatan
yng terdiri dari unsur proses keperawatan meliputi pengkajian, penetapan
diagnosis keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi. (Nursalam, 2016)
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah proses pengumpulan data secara
sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan
fungsional klien pada saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk
menentukan pola respons klien terhadap masalah saat ini dan waktu
sebelumnya (Nursalam, 2013).
Menurut Sukarmin, 2013 pengkajian terdiri dari:
1. Anamnesa
Meliputi nama, umur, agama, tempat tanggal lahir, pekerjaan,
diagnosa medis, No. Rec. Medik, nama penanggung jawab.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasanya ditemukan pada pasien Gastritis
sering mengeluh nyeri pada ulu hati, disertai dengan mual muntah
dan adanya anoreksia.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang
diderita Gastritis biasanya pasien mengeluh nyeri ulu hati dan ada
rasa tidak mau makan, mual muntah serta pasien biasanya tampak
lemah.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Kaji tentang penyakit apa yang pernah diderita oleh pasien, apakah
pasien memang mempunyai riwayat penyakit maag sebelumnya.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Lakukan pengkajian tentang riwayat penyakit keturunan yang
berhubungan dengan penyakit Gastritis, dan riwayat penyakit
keturunan lain yang ada dalam keluarga. Untuk penyakit Gastritis
bukanlah penyakit keturunan
6. Riwayat Psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan pasien untuk
mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara
pasien menerima keadaannya.
7. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
b) Kaji tingkat kesadaran pasien, kaji vital sign,
kecemasan,kegelisahan.
c) Persistem ( B1 – B6 )
B1 (Breathing)
Biasanya dikaji adanya sesak biasanya
respiratory rate 20-30 x/menit, mungkin irama cepat
akibat pembesaran gaster yang menghambat
pengembangan paru .suara paru vesikuler.
B2 (Blood)
Kemungkinan terjadi peningkatan denyut
jantung, nadi teraba lemah (takikardia akibat
hipovolemia dan penurunan oksigen tubuh),
penyempitan pembuluh darah perifer, capillary refill
>2 menit (penumpukan CO 2 pada vaskuler).Pada
gastritis erosive dengan perdarahan dan gastritis non
erosive mungkin dijumpai penurunan kekuatan nadi
akibat penurunan metabolik.
B3 (Brain)
Kaji tingkat kesadaran GCS, biasanya
kesadaran composmentis sampai apatis kalau disertai
penurunan perfusi dan elektrolit (kalium, natrium,
kalsium).
B4 (Bladder)
Kaji pengukuran volume output urine,
biasanya ada penurunan produksi urine <500 ml/hari
atau gangguan keseimbangan cairan.
B5 (Bowel)
Kaji bentuk tugor nyeri pada abdomen, apakah
ada tanda – tanda infeksi, kaji jumlah input dan output
pasien. Biasanya pasien mengalami mual dan muntah.
B6 (Bone)
Kaji apakah ada edema ekstremitas, kaji
kekuatan otot, kaji apakah ada infeksi ekstremitas
biasanya kulit tampak kering dan turgor kulit tampak
tidak elastis.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang sering muncul pada penyakit Gastritis berdasarkan Nurarif,
(2016)yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarganya yang sedang sakit.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mangatasi masalah kesehatan yang sedang anggota keluarga
hadapi.
3. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mangatasi masalah kesehatan
yang sedang anggota keluarga hadapi.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan
penyakit gastritis.

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Masalah keperawatan :
Diagnosa : I.

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


Total
1. Sifat masalah:
Skala : Tidak / kurang 3 1
sehat 2
Ancaman 1
Keadaan
sejahtera
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah: 2 2
Skala : Mudah 1
Sebagian 0
Tidak dapat
3. Potensial masalah untuk
dicegah: 3 1
Skala : Tinggi 2
Cukup 1
Rendah
TOTAL SKOR

PRIORITAS (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN


hilangkan

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor

1.

2.

3.

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan berdasarkan NANDA NIC NOC (2016)
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
. Keperawatan Kriteria Hasil

1. Nyeri akut 1. Manajemen Manajemen nyeri


Definisi : pengalaman Nyeri Observasi
sensori dan 2. Pengaturan
1. Identifikasi
emosional yang tidak Posisi
lokasi,
menyenangkan 3. Terapi
karakteristik,
yang muncul Relaksasi
durasi,
akibat kerusakan
frekuensi,
jaringan yang
Kriteria Hasil : kalitas, dan
aktual atau
intensitas nyeri
1. Mampu
potensial atau
2. Identifikasi
mengontrol
digambarkan
skala nyeri
nyeri
dalam hal kerusakan
3. Identifikasi
2. Melaporkan
sedemikian rupa.
respons nyeri
bahwa nyeri
non verbal
berkurang
4. Identifikasi
Batasan Karakteristik : dengan
faktor yang
menggunakan
1. Tampak meringis
memperberat
manajeman
2. Bersikap protektif
rasa nyeri
nyeri
(mis, waspada,
5. Identifikasi
3. Mampu
posisi
pengetahuan
mengenali
menghindari
tentang nyeri
nyeri
nyeri)
6. Identifikasi
4. Meyatakan rasa
3. Gelisah
pengaruh
nyaman setelah
4. Frekuensi nadi
budaya
nyeri berkurang
meningkat
terhadap respon
5. Sulit tidur
nyeri
6. Tekanan darah
meningkat 7. Identifikasi
7. Pola nafas pengaruh nyeri
berubah pada kualitas
8. Nafsu makan hidup
berubah 8. Monitor
9. Proses berfikir keberhasilan
terganggu terapi
10. Menarik diri komplementer
11. Berfokus pada yang sudah
diri sendiri diberikan
12. Diaforesis 9. Monitor efek
Faktor yang samping
Berhubungan : penggunaan
analgetik.
1. Agen pencedera
fisiologis ( mis,
inflamasi, Terapeutik
iskemia,
1. Berikan terapi
neoplasma)
komplementer
2. Agen pencedera
untuk
kimiawi (mis,
mengurangi
terbakar, bahan
rasa nyeri
kimiairitan)
(terapi
3. Agen pencedera
pemijatan,
fisik (mis, abses,
aroma terapi,
amputasi,
kompres
terbakar,
hangat/dingin)
terpotong,
2. Kontrol
mengangkat
lingkungan
berat, prosedur
yang
operasi, trauma,
memperberat
latihan fisik
rasa nyeri
berlebihan)

3. Fasilitas
istirahat dan
tidur
Edukasi

1. Ajarkan terapi
komplementer
untuk
menguangi rasa
nyeri (mis,
relaksasi, pijat,
distraksi, terapi
bermain)
2. Informasikan
penggunaan
analgetik

Kolaborasi

1. Kolaborasikan
pemberian
analgetik, jika
perlu

Pengaturan Posisi

Terapeutik

1. Atur posisi
yang disukai
(Semi-Fowler)

2. Tinggikan
tempat tidur
bagian kepala

3. Ubah posisi
setiap 2 jam

Edukasi

1. Informasikan
saat akan
dilakukan
ubah posisi,
secara sesuai

2. Ajarkan cara
menggunakan
postur baik
dan mekanika
tubuh yang
baik selama
melakukan
aktivitas.

Kolaborasi

1. Kolaborasikan

pemberian

premedikasi

sebelum

mengubah

posisi.
Terapi Relaksasi

Observasi

1. Identifikasi
teknik relaksasi
yang pernah
efektif
digunakan
2. Evaluasi
laporan hasil
relaksasi yang
dicapai

Terapeutik

1. Ciptakan
lingkungan
tenang
2. Gunakan
pakaian longgar
3. Anjurkan untuk
bernafas dalam
dan perlahan,
biar ketegangan
keluar.
2. Defisit nutrisi 1. Manajemen Manajemen nutrisi
Gangguan
Definisi : asupan Observasi
Makan
nutrisi tidak cukup
2. Manajemen 1. Identifikasi
untuk memenuhi
Nutrisi status nutrisi
kebutuhan metabolik
3. Promosi Berat 2. Identifikasi
Batasan Karakteristik : Badan : alergi dan
intoleransi
1. Kram/nyeri
abdomen makanan
2. Cepat kenyang 3. Identifikasi
Kriteria Hasil :
setelah makan makanan yang
3. Nafsu makan 1. Adanya disukai
menurun peningkatan 4. Identifikasi
4. Berat badan berat badan kebutuhan
menurun sesuai dengan kalori dan jenis
minimal 10% di tujuan nutrient
bawah rentang 2. Berat badan 5. Identifikasi
ideal ideal sesuai perlunya
5. Bising usus dengan tinggi penggunaan
hiperaktif badan selang
6. Otot pengunyah 3. Mampu nasogatrik
lemah mengidentifika 6. Monitor asupan
7. Otot menelan si kebutuhan makanan
lemah nutrisi 7. Monitor berat
8. Membran mukosa 4. Tidak ada badan
pucat tanda – tanda 8. Monitor hasil
9. Diare malnutrisi pemeriksaan
10. Sariawan 5. Menunjukkan laboratorium
11. Rambut rontok peningkatan

berlebihan fungsi
Terapeutik
pengecapan
dari menelan 1. Lakukan oral
Faktor – Faktor yang
6. Tidak terjadi hygiene
Berhubungan :
penurunan sebelum makan
1. Ketidakmampuan berat badan 2. Berikan
menelan makanan yang berarti medikasi
2. Ketidakmampuan sebelum makan
mncerna makanan (mis, pereda
3. Ketidakmampuan nyeri)
mengabsorbsi 3. Fasilitasi
nutrien menentukan
4. Peningkatan pedoman diet
kebutuhan (mis, piramida
metabolisme makanan)
makanan 4. Sajikan
5. Faktor ekonomi makanan secara
(mis, finansial menarik dan
tidak mencukupi) suhu yang
6. Faktor psikologis sesuai
(mis, stres, 5. Berikan
keengganan untk makanan tinggi
makan) serat untuk
mencegah
konstipasi
6. Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
7. Berikan
suplemen
makanan
8. Anjurkan posisi
duduk
9. Anjurkan diet
yang
diprogramkan

Edukasi

1. Anjurkan
posisi duduk
2. Ajarkan diet
yang
diprogramkan

Kolaborasi

1. Kolaborasikan
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
3. Resiko 1. Manajemen Manajemen cairan
ketidakseimbangan cairan
Observasi
cairan 2. Pemantauan
cairan 1. Monitor status
Definisi : penurunan
hidrasi
cairan intravaskular,
Kriteria Hasil : (frekuansi/keku
interstisial, dan /
1. Mempertahank atan nadi, akral,
intraseluler. Ini
an urine output kelembapan
mengacu pada
sesuia dengan mukosa, turgor
dehidrasi, kehilangan
usia dan BB, kulit, tekanan
cairan tanpa
BJ urine darah)
perubahan pada
normal, HT 2. Monitor berat
natrium
normal badan harian
Batasan Karakteristik : 2. Tekanan darah, 3. Monitor berat
nadi, suhu badan sebelum
1. Perubahan status
tubuh dalam dan sesudah
mental
batas normal dialisis
2. Penurunan
3. Tidak ada 4. Monitor hasil
tekanan darah
tanda-tanda laboratorium
3. Penurunan
dehidrasi 5. Monitor status
tekanan nadi
4. Penurunan Elastisitas turgor hemodinamik
volume nadi kulit baik,
5. Penurunan turgor membrane mukosa
Terapeutik
kulit lembab, tidak ada
6. Penurunan turgor rasa haus yang 1. Catat intake-

lidah berlebih output dan

7. Penurunan hitung balans

pengisian vena cairan 24 jam

8. Membran mukosa 2. Berikan asupan

kering cairan sesuai

9. Kulit kering kebutuhan

10. Peningkatan 3. Berikan cairan

hematokrit intravena

11. Peningkatan suhu


tubuh Kolaborasi
12. Peningkatan
1. Kolaborasi
frekwensi nadi
13. Peningkatan pemberian
konsentrasi urin diuretik
14. Penurunan berat
badan
15. Tiba –tiba haus
16. Kelemahan

Faktor yang
Berhubungan :

1. Kehilangan cairan
aktif
2. Kegagalan
mekanisme
regulasi
4. Defisit Pengetahuan 1. Bimbingan Kesiapan
Definisi : Ketiadaan antisifatif peningkatan
atauatau defisiensi 2. Bimbingan pengetahuan
informasi kognitif sistem
Observasi
yang berkaitan dengan kesehatan
1. Identifikasi
topic tertentu. 3. Edukasi
masalah
Batasan karakteristik: individual
kesehatan
1. Perilaku 4. Konsultasi
individu,
hiperbola 5. Penentuan
keluarga dan
2. Ketidak tujuan bersama
masyarakat
akuratan 6. Promosi
2. Berikan
mengikuti kesiapan
penilaian tentang
perintah penerimaan
tingkat
3. Kwtidak informasi
pengetahuan
akuratan
pasien tentang
mengikuti tes
Kriteria hasil: proses penyakit
4. Perilaku tidak
yang spesifik
1. Pasien dan
tepat
3. Gambarkan
keluarga
5. Pengungkapan
tanda dan gejala
menyatakan
masalah
yang biasa
pemahaman
Faktor yang
muncul pada
tentang
berhubungan :
penyakit
penyakit
1. Keterbatasan 4. Gambarkan
2. Pasien dan
kognitif proses penyakit
keluarga
2. Salah interpretasi dengan cara
mampu
informasi yang tepat
menjelaskan
3. Kurang minat
kembali apa
dalam belajar 5. Sediakan
yang telah di
4. Kurang dapat informasi pada
jelaskan
mengingat pasien tentang
perawat/tim
5. Tidak familiar kondisi denga n
kesehatan
dengan sumber cara yang tepat
lainnya
informasi 6. Informasi
tentang
kemajuan pasien
dengan cara
yang tepat
7. Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di
masa yang akan
dating atau
proses
pengontrolan
penyakit
8. Diskusikan
pilihan terapi
atau penanganan
9. Dukungpasien
untuk
mengekplorasika
n atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara
tepat

Terapeutik

1. Fasilitasi
pemenuhan
kebutuhan
kesehatan dan
kesehatan
mandiri

2. Siapkan pasien
untuk mampu
berkolaborasi
dan bekerja sama
dalam
pemenuhan
kebutuhan
kesehatan

Edukasi

1. Bimbing untuk
bertanggung
jawab
mengidentifikasi
dan
mengembang
kan kemampuan
memecahkan
masalah
kesehatan secara
mandiri.

D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi, ke status kesehatan yang lebih baik (Induniasih
& Hendarsih, 2017).

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak (Induniasih & Hendarsih, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Brunnee.an Suddarth. 20

10. Buku Diagnosa Keperawatan. Yogyakarta: Medi Action

Inayah. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

Nurarif A.H.2015.BUKU NANDA NIC NOC. Jogjakarta :MediAction

Price. 2009. Buku Saku Keperawatan. Edisi 3.Jakarta : EGC


Smeltzer. 2011. Buku Keperawatan. Edisi 3.Jakarta : EGC

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Ny. R Pendidikan : S1
Umur : 37 Tahun Pekerjaan : PNS
Agama : Islam Alamat :
Sukarami
Suku : Indonesia No. Telp : 0813777xxxx

b. Komposisi Keluarga
N Nama L/P Umur Hub. Pekerjaa Pendidikan Status
o. Keluarg n kesehat
a an

1. Budiman L 32 Suami Wiraswa SMA Sehat


sta

2. Roma liza P 37 Istri Pns S1 Tidak


Sehat

3. Ardhi L 15 Anak Belum SMP Sehat


bekerja

4. Bima L 6 Anak Belum SD Sehat


bekerja

c. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan

: Pasien

d. Type Keluarga : Keluarga Inti


e. Suku Bangsa : Indonesia

f. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan : keluarga ini


memiliki kepercayaan dengan agama islam

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga : berkecukupan

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Baik

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi. Anak pertama berumur 15 tahun masih Sekolah menengah
pertama, dan anak kedua beumur 6 tahum masih sekolah dasar.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :


1) Riwayat penyakit keturunan
Ny. R mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan
sebelumnya. Sedangkan Tn B dan kedua anaknya tidak pernah
mengalami penyakit yang parah.

2) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :


N Nama Umu B Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
o. r B Kesehata (BCG/Pol Kesehatan yang telah
n io/DPT/H dilakukan
B/Campa
k)

1 Tn. B 32 65 Sehat Lengkap


2 Ny. R 37 70 Sakit Lengkap Menbantu
pemenuhan
Ny. R tanpa
harus
dibawak
kepelayanan

3 An. A 15 Sehat Lengkap

4 An. B 6 Sehat Lengkap

3) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Keluarga mengecek kesehatan kepuskesmas atau tenaga kesehatan
sekitar desa.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Ny. R adalah anak dari lima bersaudara, semua saudara Ny. R masih
hidup dan sehat. Tn B adalah anak kedua dari dua bersaudara semua
keadaan keluarga sehat.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
Luas rumah 12 m dengan panjang 14 m dan lebar 7 m terdiri dari tiga
kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk
sholat, satu kamar mandi, satu dapur, merupakan rumah permanent dan
milik sendiri. Satiap ruangan memiliki jendela kacuali kamar mandi
sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi bergabung
dengan WC lantai rumah keramik sehingga tampak bersih, sumber air
adalah air sumur. Sedangkan untuk pembungan saluran air dibuatkan
pipa menuju belakang rumah yang berdekatkan dengan seperti tank
kira-kira 15 m dari jarak belakang rumah.

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Keluarga Ny. R berdekatan dengan rumah orang tua kandung dan
bertetangga dengan keluarga mayoritas petani, semua tetangga Ny. R
beragama islam dan bersuku sumatera selatan meskipun berasal dari
berbagai desa.

c. Mobilitas Geografis Keluarga


Semenjak menikah sampai sekarang Ny. R dan Tn. B tidak pernah
pindah tempat dari desa sukarami.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga Tn. B tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam
mengikuti musyawarah dan kerja bhakti yang di adakan masyarakat.
Serta dapat berinteraksi dengan baik.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga:
Keluaga Ny. R dan Tn. B melakukan komunikasi secara terbuka,
sehingga anak-anaknya dapatmemberi masukan tentang suatu hal
kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.R
adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn. B
sangattegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memarahi anak-
anaknya ketika mereka salah.

b. Struktur Kekuatan Keluarga:


Ny. R adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan
Tn. B menjadi seorangayah dan pencari penghasilan utama bagi
keluarga.

c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga):


1) Tn. B sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur
rumah tangga
2) Ny. R sebagai istri yang bekerja sebagai guru dan ibu rumah tangga
3) An. A sebagai anak pertama sekolah menengah pertama kelas VIII
di SMP 1 sungai rotan
4) An. Bsebagai anak kedua sekolah dasar kelas 1 SD sungai rotan

d. Nilai dan Norma Keluarga:


Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi
penyakit menuru tmereka. Ny. R sakit memang karena disebabkan oleh
suatu penyakit bukan karena hal-haltertentu.sehingga mereka lebih
memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter ataudengan obat-
obat tradisional.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif:
Ny. R dan Tn. B menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-
anak yang baik dan salingmenghormati dalam keluarga,meskipun
kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka
dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan
lagi.

b. Fungsi sosialisasi:
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan
keagamaan dan mengikuti organisasi.

c. Fungsi perawatan kesehatan


keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny. R meskipun secara awam,
saat Ny. D kelelahanatau sedang memikirkan sesuatu tentang
anakny.sehingga keluarga dapat mengambilkeputusan dengan cepat
ketika Ny. R sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan
statuskesehatan keluarga.

1. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :


a) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota
keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi, kemungkinan setelah
tindakan dan cara keperawatan)

b) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakukan


keluarga

c) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara, dan fasilitas untuk


merawat anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan

d) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga


(anggota keluarga yang mampu dan dapat bertanggungjawab,
sumber keuangan, finansial, fasilitas fisik, dukungan psikososial)

e) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit


atau membutuhkan bantuan kesehatan

2. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat


a) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga
disekitar lingkungan rumah

b) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat


pemeliharaan lingkungan

c) Pengetahuan keluarga tentang pentingnya dan sikap keluarga


terhadap sanitasi lingkungan yang higienis sesuai sarat kesehatan

d) Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit yang


dapat dilakukan keluarga

e) Kebersamaan anggota keluarga untuk meningkatkan dan


memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
keluarga
3. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat
a) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat dijangkau keluarga

b) Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat diperoleh


oleh fasilitas kesehatan

c) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas


kesehatan yang melayani

d) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang


menyenangkan tentang fasilitas dan petugas kesehatan yang
melayani

e) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan bila


tidak dapat apa penyebabnya

d. Fungsi reproduksi:
Ny. R dan Tn. B mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka
sudah bersyukurmempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny. R
masih mengikuti program KB dikarenakanmasih haid dan melakukan
hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkananaknya
dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.

e. Fungsi ekonomi:
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun
Ny. R sakit dan Tn. B mempunyai tabungan keluarga yang
dapatdigunakan kapan saja.
VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 hariyang lalu Ny. R sakit nyeri pada ulu hati, sedangkan Tn. B
hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :


Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan
baik dan kelak menjadianak yang berguna.

3. Strategi Koping Yang Digunakan :


Keluarga Ny. R dan suami selalu membicarakan masalah keluarga
bersama dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang
harapan-harapan mereka terhadapanaknya.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional :


Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam
mengambil suatu keputusan, tetapi adakalahnya mereka bertengkar
kecil.

VII.KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi :
Keluarga mengatakan bahwa pemenuhan gizi sehari- hari cukup baik tidak
ada kekurangan

Upaya lain :
Harapan keluarga kedepanya bisa lebih baik lagi dalam membina keluarga
ini.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Identitas
Nama : Ny R
Umur : 37 Tahun
L/P : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS

b. Keluhan/riwayat penyakit saat ini:


Ny R mengatakan sering merasa nyeri pada ulu hati

c. Riwayat penyakit sebelumnya:


Ny R mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya

d. Tanda-tanda vital :
1) Tensi Darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 89 x/m
3) Suhu : 36.70 C
4) RR : 21 x/m
5) Keadaan umum : baik
6) Penampilan : Pasien rapi dan bersih
7) Kesadaran : Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran
normal(dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaantentang keadaannya
8) TB : 155 cm
9) BB : 70 Kg
10) Ciri Tubuh : Berisi

e. Sistem Cardio Vascular


Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/m, bunyi jantung
berirama,tidak adanya dijumpai nyeri pada dada.

f. Sistem Respiras
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan.
g. Sistem Gastrointestinal (GI)
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar.

h. Sistem Persyarafan
Tidak ada gangguan pada persyarafan pada pasien

i. Sistem Muskuloskeletal
pasien mengatakan sulit beraktivitas jika kepalanya sakit

j. Sistem Genetalia
Pada saat pemeriksaan tidak dijumpai gangguan pada genitalia pasien.

IX. HARAPAN KELUARGA


Keluarga berharap Ny. R bisa sembuh dan petugas kesehatan bisa
memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya

X. Analisa Data
Masalah
Data Etiologi
Keperawatan

DS : Ny R Nyeri pada Nyeri akut


mengatakan nyeri di epigastrium
daerah perut sebelah
kanan
P : Pasien
mengatakan
merasakan nyeri
Q : nyeri dirasakan
seperti tertusuk-tusuk
R : nyeri di daerah
epigastrium
S : skala nyeri 5
T : hilang timbul

TTV :

TD: 120/80 mmHg

NADI : 89x/ menit

Suhu : 36.7°C

RR : 21x/ menit

Keadaan Umum:
Baik

Kesadaran :
CM

Skala nyeri : 5

DS : Ny. R Mual Defisit nutrisi


mengatakan tidak
nafsu makan

TTV :

TD: 120/80 mmHg

NADI : 89x/ menit

Suhu : 36.7°C

RR : 21x/ menit

Keadaan Umum:
Baik

Kesadaran :
CM
Skala nyeri : 5
Klien tampak tidak
nafsu makan dan
sering merasa mual

DS : Ny. R ketidakmampuan Defisit pengetahuan


mengatakan tidak keluarga dalam
mengerti bagaimana mengetahui cara
cara mengatasi pencegahan dan
penyakitnya. penatalaksanaan
penyakit gastritis.
TTV :

TD: 120/80 mmHg

NADI : 89x/ menit

Suhu : 36.7°C

RR : 21x/ menit

Keadaan Umum:
Baik

Kesadaran :
CM

Skala nyeri : 5

XI. Diagnosa Keperawatan


5. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarganya yang sedang sakit.
6. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mangatasi masalah kesehatan yang sedang anggota keluarga
hadapi.
7. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan
penyakit gastritis.

XII.PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat


anggota keluarganya yang sedang sakit.

N Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenara


o n

1 Sifat masalah: Kurang sehat


. Skala : Tidak / kurang 3 1
sehat 2 3
×1=1
Ancaman 1 3
Keadaan
sejahtera
2 Kemungkinan masalah Mudah
. dapat diubah: 2 2 1
×2=1
Skala : Mudah 1 2
Sebagian 0
Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk Cukup
. dicegah: 3 1 2
×1=1
Skala : Tinggi 2 3
Cukup 1
Rendah
3
TOTAL SKOR

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam


mangatasi masalah kesehatan yang sedang anggota keluarga hadapi.

N Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenara


o n

1 Sifat masalah: Kurang sehat


. Skala : Tidak / kurang 3 1 3
×1=1
sehat 2 3
Ancaman 1
Keadaan
sejahtera
2 Kemungkinan masalah Mudah
. dapat diubah: 2 2 1
×2=1
Skala : Mudah 1 2
Sebagian 0
Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk Cukup
. dicegah: 3 1 2
×1=1
Skala : Tinggi 2 3
Cukup 1
Rendah
3
TOTAL SKOR

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


dalam mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan penyakit
gastritis.

N Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenara


o n

1 Sifat masalah: Kurang sehat


. Skala : Tidak / kurang 3 1
sehat 2 3
×1=1
Ancaman 1 3
Keadaan
sejahtera
2 Kemungkinan masalah Mudah
. dapat diubah: 2 2 1
×2=1
Skala : Mudah 1 2
Sebagian 0
Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk Cukup
. dicegah: 3 1 2
×1=1
Skala : Tinggi 2 3
Cukup 1
Rendah
3
TOTAL SKOR

XIII. PRIORITAS (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor

Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan


1. keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang 3
sedang sakit.

Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan


2. keluarga dalam mangatasi masalah kesehatan yang 3
sedang anggota keluarga hadapi.

Defisit pengetahuan berhubungan dengan


3. ketidakmampuan keluarga dalam mengetahui cara 3
pencegahan dan penatalaksanaan penyakit gastritis.

XIV. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervesi

1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Identifikasi


komunikasi via video skala nyeri
call selama 15 menit 2. Identifikasi
diharapkan klien respons
dapat: nyeri non
5. Mampu verbal
mengontrol nyeri 3. Identifikasi
6. Melaporkan faktor yang
bahwa nyeri memperbera
berkurang dengan t rasa nyeri
menggunakan 4. Identifikasi
manajeman nyeri pengetahuan
7. Mampu mengenali tentang
nyeri nyeri
8. Meyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan 9. Identifikasi
komunikasi via video makanan
call selama 15 menit yang disukai
diharapkan klien 10. Monitor
dapat: asupan
7. Adanya makanan
peningkatan berat 11. Monitor
badan sesuai berat badan
dengan tujuan 12. Berikan
8. Berat badan ideal suplemen
sesuai dengan makanan
tinggi badan
9. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
10.Tidak ada tanda –
tanda malnutrisi
11.Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
12.Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti

3. Defisit 3. Pasien dan 1. Identifikasi


Pengetahuan keluarga masalah
menyatakan kesehatan
pemahaman individu,
keluarga dan
tentang penyakit masyarakat
4. Pasien dan 2. Berikan
keluarga mampu penilaian
menjelaskan tentang
kembali apa yang tingkat
telah di jelaskan pengetahuan
perawat/tim pasien
kesehatan lainnya tentang
proses
penyakit
yang
spesifik
3. Gambarkan
tanda dan
gejala yang
biasa
muncul pada
penyakit
4. Gambarkan
proses
penyakit
dengan cara
yang tepat

XV. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Implementasi tidak hanya pasien tapi keluarga juga…. Beda askp
keluarga dan rs……..
No Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi P
. keperawatan Tanggal/ a
Jam r
a
f

1. Nyeri akut 30 Maret 1. mengid S : klien M


berhubungan 2020 entifika mengatakan A
dengan Jam: si skala merasakan R
ketidakmamp 09.00 nyeri nyeri di daerah C
uan keluarga WIB 2. mengd perut bagaian E
dalam entifika bawah sebelah L
merawat si kanan L
anggota respons A
keluarganya nyeri Klien
yang sedang non mengatakan
sakit. verbal nyeri
3. mengid berkurang saat
entifika istirahat
si O : Klien
faktor tampak
yang meringis
mempe Klien tampak
rberat memegangi
rasa perut
nyeri Skala nyeri : 5
4. mengid
TD: 120/80
entifika
mmHg
si
penget NADI : 89x/

ahuan menit

tentang Suhu :
nyeri 36.7°C

RR : 21x/
menit

Keadaan
Umum: Baik

Kesadaran
: CM

A : masalah
belum teratasi
P : intervensi
di lanjutkan

2. Defisit nutrisi 30 Maret 1. mengid S : klien M


berhubungan 2020 entifika mengatakan A
dengan Jam: si tidak nafsu R
ketidakmamp 09.05 makan makan C
uan keluarga WIB an O : tampak E
dalam yang sering merasa L
mangatasi disukai mual L
masalah 2. memon A : masalah A
kesehatan itor belum teratasi
yang sedang asupan P : intervensi
anggota makan di lanjutkan
keluarga an
hadapi. 3. memon
itor
berat
badan
4. membe
rikan
suplem
en
makan
an

3. Defisit 30 Maret 1. mengid S : klien M


pengetahuan 2020 entifika mengatakan A
berhubungan Jam: si tidak mengerti R
dengan 09.10 masala bagaimana C
ketidakmamp WIB h cara mengatasi E
uan keluarga kesehat penyakitnya. L
dalam an O : klien L
mengetahui individ tampak A
cara u, bingung
pencegahan keluarg dengan
dan a dan kondisinya
penatalaksan masyar A : masalah
aan penyakit akat belum teratasi
gastritis. 2. membe P : intervensi
rikan di lanjutkan
penilai
an
tentang
tingkat
penget
ahuan
pasien
tentang
proses
penyak
it yang
spesifi
k
3. mengg
ambark
an
tanda
dan
gejala
yang
biasa
muncul
pada
penyak
it
4. mengg
ambark
an
proses
penyak
it
dengan
cara
yang
tepat

1 Nyeri akut 31 Maret 1. mengid S : klien M


berhubungan 2020 entifika mengatakan A
dengan Jam : si skala nyeri sudah R
ketidakmamp 09.00 nyeri mulai berkurng C
uan keluarga wib 2. mengd di daerah perut E
dalam entifika bagaian bawah L
merawat si sebelah kanan L
anggota respons A
keluarganya nyeri Klien
yang sedang non mengatakan
sakit. nyeri
verbal berkurang saat
3. mengid istirahat
entifika O : Klien
si tampak
faktor meringis
yang Skala nyeri : 4
mempe
TD: 120/80
rberat
mmHg
rasa
nyeri NADI : 80x/
menit

Suhu :
36.6°C

RR : 20x/
menit

Keadaan
Umum: Baik

Kesadaran
: CM

A : masalah
belum teratasi
P : intervensi
di lanjutkan

2. Defisit nutrisi 31 Maret 1. mengid S : klien M


berhubungan 2020 entifika mengatakan A
dengan Jam : si masih tidak R
ketidakmamp 09.05 makan nafsu makan C
uan keluarga wib an O : klien tidak E
dalam yang merasa mual L
mangatasi disukai L
masalah 2. memon lagi A
kesehatan itor A : masalah
yang sedang berat belum teratasi
anggota badan P : intervensi
keluarga 3. membe di lanjutkan
hadapi. rikan
suplem
en
makan
an

3. Defisit 31 Maret 1. membe S : klien M


pengetahuan 2020 rikan mengatakan A
berhubungan Jam : penilai tidak mengerti R
dengan 09.10 an bagaimana C
ketidakmamp wib tentang cara mengatasi E
uan keluarga tingkat penyakitnya. L
dalam penget O : klien L
mengetahui ahuan tampak sudah A
cara pasien mengerti
pencegahan tentang dengan
dan proses kondisinya
penatalaksan penyak A : masalah
aan penyakit it yang belum teratasi
gastritis. spesifi P : intervensi
k di lanjutkan
2. mengg
ambark
an
tanda
dan
gejala
yang
biasa
muncul
pada
penyak
it
3. mengg
ambark
an
proses
penyak
it
dengan
cara
yang
tepat

1. Nyeri akut 01 April 1. mengid S : klien M


berhubungan 2020 entifika mengatakan A
dengan Jam : si skala sudah tidak R
ketidakmamp 09.00 nyeri lagi merasakan C
uan keluarga WIB 2. mengd nyeri di daerah E
dalam entifika perut bagaian L
merawat si bawah sebelah L
anggota respons kanan A
keluarganya nyeri O : Klien tidak
yang sedang non lagi meringis
sakit. verbal Skala nyeri : 3
3. mengid
TD :
entifika
120/90 mmHg
si
faktor NADI : 82x/
yang menit
mempe
Suhu :
rberat
36.5°C
rasa
nyeri RR : 20x/
menit

Keadaan
Umum: Baik

Kesadaran
: CM

A : masalah
teratasi
P : intervensi
di hentikan

2. Defisit nutrisi 01 April 4. mengid S : klien M


berhubungan 2020 entifika mengatakan A
dengan Jam : si sudah mau R
ketidakmamp 09.05 makan makan C
uan keluarga WIB an O : klien tidak E
dalam yang merasa mual L
mangatasi disukai lagi L
masalah 5. memon A : masalah A
kesehatan itor teratasi
yang sedang berat P : intervensi
anggota badan di hentikan
keluarga 6. membe
hadapi. rikan
suplem
en
makan
an

3. Defisit 01 April 1. membe S : klien M


pengetahuan 2020 rikan mengatakan A
berhubungan Jam : penilai sudah mengerti R
dengan 09.10 an bagaimana C
ketidakmamp WIB tentang cara mengatasi E
uan keluarga tingkat penyakitnya. L
dalam penget O : klien L
mengetahui ahuan tampak sudah A
cara pasien mengerti
pencegahan tentang dengan
dan proses kondisinya
penatalaksan penyak A : masalah
aan penyakit it yang teratasi
gastritis. spesifi P : intervensi
k di hentikan
2. mengg
ambark
an
tanda
dan
gejala
yang
biasa
muncul
pada
penyak
it
3. mengg
ambark
an
proses
penyak
it
dengan
cara
yang
tepat

Pelembang, 2020

( )

Anda mungkin juga menyukai