Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KELUARGA

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan, dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian
dari keluarga (Ekasari dkk, 2015).
Duval dan Logan (1986 dalam Zakaria, 2017) mengatakan keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional serta
sosial dari tiap anggota keluarganya. Keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, boleh jadi
tidak diikat oleh ahubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi sedemikian rupa sehingga
mereka menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga.
2. Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (The Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
baik dari sebab biologis maupun adopsi yang tinggal bersama dalam satu rumah. Tipe
keluarga inti diantaranya:
a) Keluarga Tanpa Anak (The Dyad Family) yaitu keluarga dengan suami dan istri
(tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
b) The Childless Familyayaitu keluarga tanpa anak dikarenakan terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya disebabkan mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita.
c) Keluarga Adopsi yaitu keluarga yang mengambil tanggung jawab secara sah dari
orang tua kandung ke keluarga yang menginginkan anak.
2) Keluarga Besar (The Extended Family) yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah, contohnya seperti nuclear family disertai paman, tante,
kakek dan nenek.
3) Keluarga Orang Tua Tunggal (The Single-Parent Family) yaitu keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak. Hal ini biasanya terjadi karena perceraian,
kematian atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
4) Commuter Family yaitu kedua orang tua (suami-istri) bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul dengan anggota keluarga pada saat akhir minggu, bulan atau pada waktu-waktu
tertentu.
5) Multigeneration Family yaitu kelurga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
6) Kin-Network Family yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu tumah atau
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Contohnya
seperti kamar mandi, dapur, televisi dan lain-lain.
7) Keluarga Campuran (Blended Family) yaitu duda atau janda (karena perceraian) yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
8) Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri (The Single Adult Living Alone), yaitu keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi),
seperti perceraian atau ditinggal mati.
9) Foster Family yaitu pelayanan untuk suatu keluarga dimana anak ditempatkan di rumah
terpisah dari orang tua aslinya jika orang tuaadinyatakan tidak merawat anak-anak mereka
dengan baik. Anak tersebut akan dikembalikan kepada orang tuanya jika orang tuanya
sudah mampu untuk merawat.
10) Keluarga Binuklir yaitu bentuk keluarga setela cerai di mana anak menjadi anggota dari
suatu sistem yang terdiri dari dua rumah tangga inti.

b. Keluarga Non-tradisional
a. The Unmarried Teenage Motherayaitu keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The Step Parent Family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune Family yaitu beberapa keluarga (dengan anak) yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber, dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama; serta sosialisasi anak melalui aktivitas kelompok/membesarkan
anak bersama.
d. Keluarga Kumpul Kebo Heteroseksual (The Nonmarital Heterosexual Cohabiting
Family), keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melakukan
pernikahan.
e. Gay and Lesbian Families, yaitu seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup
bersama sebagaimana ‘marital partners’.
f. Cohabitating Family yaitu orang dewasa yang tinggal bersama diluar hubungan
perkawinan melainkan dengan alasan tertentu.
g. Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama yang saling merasa menikah satu dengan lainnya, berbagi sesuatu
termasuk seksual dan membesarkan anak.
h. Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain, dan saling menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, pelayanan, dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster Family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
j. Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
masalah kesehatan mental.
k. Gang, bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.

3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Friedman (2009) dalam Nadirawati (2018) sebagai berikut :
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk
menciptakan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung pada kemampuan keluarga
untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur kekuatan keluarga
merupakan kemampuan (potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol atau
memengaruhi perilaku anggota keluarga. Beberapa macam struktur keluarga:
1) Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua terhadap anak.
2) Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tua adalah sesorang yang
dapat ditiru oleh anak.
3) Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima).
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan keinginannya).
6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui pesuasi)
7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi cinta kasih, misalnya
hubungan seksual).
c. Struktur Peran
Peran biasanya menyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status atau tempat
sementara dalam suatu sistem sosial tertentu.
1) Peran-peran formal dalam keluarga
Peran formal dalam keluarga adalah posisi formal pada keluarga, seperti ayah, ibu dan
anak Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Ayah sebagai pemimpin
keluarga memiliki peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa
aman bagi seluruh anggota keluarga, dan sebagai anggota masyarakat atau kelompok
sosial tertentu. Ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak, pelidung keluarga, sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, serta sebagai
anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Sedangkan anak berperan sebagai
pelaku psikosoal sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
2) Peran Informal kelauarga
Peran informal atau peran tertutup biasanya bersifat implisit, tidak tampak ke
permukaan, dan dimainkan untuk memenuhi kebutuhan emosional atau untuk
menjaga keseimbangan keluarga.
d. Struktur Nilai
Sistem nilai dalam keluarga sangat memengaruhi nilai-nilai masyarakat. Nilai keluarga
akan membentuk pola dan tingkah laku dalam menghadapi masalah yang dialami
keluarga. Nilai keluarga ini akan menentukan bagaimana keluarga menghadapi masalah
kesehatan dan stressor-stressor lain
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2003) dalam Nadirawati (2018) sebagai berikut:
1. Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas, dan mempertahankan saat
terjadi stres.
2. Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback dan saran dalam penyelesaian masalah.
3. Fungsi reproduksi; dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya dengan melahirkan
anak.
4. Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan
kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat juga
penyembuhan dari sakit.

5. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam menganggapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga
mencantumkan 5 tugas keluarga sebagi paparan etiologi / penyebab masalah dan biasanya
dikaji pada saat penjajakan tahap II bila ditemui data maladaptive pada keluarga. Menurut
Friedman ( 2013) 5 tugas yang dimaksud adalah:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Merawat / memberi perawataan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Memodifikasi
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Sedangkan tugas keluarga berdasarkan tahap perkembangan keluarga menurut Duval &
Miller (2015) antara lain:
a. Tahap pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu yaitu suami-istri membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing dalam artian secara
psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru. Tugas perkembangan pada tahap
ini adalah :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmois.
3) Keluarga berencana (keputusan kedudukan sebagai orang tua).
b. Tahap keluarga kelahiran anak pertama (child bearing family)
Keluarga yang menantikan anak pertama mulai dari kehamilan sampai melahirkan anak
pertama dan berlanjut smpai anak petama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Tugas perkembangan
pada tahap ini antara lain.:
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi
baru dalam keluarga)
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran
orang tua, kakek, dan nenek
c. Tahap keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool)
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun. Tugas perkembangan pada saat ini antara lain:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi dan
keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegritaskan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang
lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan,
hubungan orang tua dan anak).
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab.
d. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah ( families with scholl children)
Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah usia 6 tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah.
2) Mempertahankan hubungan keluarga yang saling memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap keluarga dengan anak remaja ( families with teenagers)
Tahapan ini dimulai pada saat anak pertama berusia 17-20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembalu hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.
f. Tahap keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center families)
Tahapan ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah. Tugas perkembangan pada
tahap ini adalah:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru yang didapatkan
melaui perkawinan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dan suami maupun istri.
g. Tahap keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tahapan ini dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pension
atau salah satu pasangan meninggal. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan orang tua
lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Tahap keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat salah satu pasangan
pension berlanjut dan salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal. Tugas
perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Mempertahankan hubungan perkawinan dan pengaturan hidup yang memuaskan.
2) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
3) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
4) Meneruskan untuk memahami ekstensi mereka (penelaahan dan integrasi)

Anda mungkin juga menyukai