Disusun Oleh :
202006001
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan jiwa pada Ny. E dengan waham di Desa Srikaton
Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung, disusun oleh :
NIM : 20200601
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktek pendidikan profesi ners departemen
keperawatan jiwa, yang dilaksanakan pada tanggal 09 November – 28 November 2020
Mengesahkan,
B. Klasifikasi
Menurut Maramis, Klasifikasi waham sebagai berikut :
C. Manifestasi Klinis
Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan Fungsi Kognitif (Perubahan Daya Ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi Persepsi Depersonalisasi Dan Halusinasi.
3. Fungsi Emosi
Afek timbul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan,
ambivalen.
4. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan yang diulang-
ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan,
tidakada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan
tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
dan bukan kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara
kasar, menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
D. Etiologi Waham
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri : harga
diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal
mencapai keinginan.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego
spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan
dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan mejadi
kemandirian yang kokoh.Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran
akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari
mengenal impuls yang tidak dapat di terima dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas
dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi dan
proyeksi waham dan suporioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil
pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk
meningkatkan harga diri mereka yang terluka.
E. Rentang Respon Neurobiologi
Adaptif Maladaptif
• Pikiran logis • Pikiran kadang • Gangguan proses
• Persepsi akurat Menyimpang pikir: Waham
• Emosi konsisten illusi • Halusinasi
dengan pengalaman • Reaksi emosional • Kerusakan emosi
• Perilaku sosial berlebihan dan Perilaku tidak sesuai
• Hubungan sosial kurang • Ketidakteraturan
isolasi sosial
• Perilaku tidak
sesuai
• Menarik diri
F. Pohon Masalah
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa
semua orang sama yaitu akan memercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering
disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien
lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi social (isolasi social).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya — upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan — kebuthan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ad a konsekuensi sosial
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tanggal dirawat, nomor
rekam medis
2) Faktor predisposisi
a. Biologi
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien
c. Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk
3) Faktor Presipitasi
a. Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang maladaptif
termasuk:
1. Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang
mengatur proses informasi
2. Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
3. Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi
dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
4. Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan
episode barn suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon
neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan,
sikap dan perilaku individu (Direja, 2011)
4) Manifestasi klinik
Perilaku yang dapat ditemukan pada klien dengan Waham antara lain melakukan
percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif, destruktif, gelisah, tidak biasa
diam, tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada gangguan eliminasi, merasa
cemas, takut. Kadang-kadang panik perasaan bahwa lingkungan sudah berubah
pada klien depersonalisasi (Stuart,2007).
5) Mekanisme Koping
Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri
dari pengalaman berhubungan dengan respon neurobioligi :
a. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk
aktivitas hidup sehari-hari
b.Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c. Menarik diri
6) Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
TUK :
Setelah 5 x 2. diskusikan tentang
1. klien dapat
pengalaman-
interaksi klien
mengidentifi pengalaman yang
1. mampu tidak
kasi
menguntungkan
menjelaskan
konsekuensi sebagai akibat dari
gangguan wahamnya seperti :
dari
hambatan dalam
fungsi hidup
wahamnya berinteraksi
sehari-hari yang dengan keluarga
diakibatkan ide- hambatan
berinteraksi
ide atau dengan orang
pikirannya yang lain dalam
melakukan
tidak sesuai
aktivitas sehari-
dengan hari
ajak klien
kenyataan
melihat bahwa
seperti : waham tersebut
adalah masalah
hubungan
yang
dengan membutuhkan
bantuan orang
keluarga
lain
hubungan diskusikan
dengan klien
dengan
tentang orang
orang lain atau tempat ia
dapat meminta
aktivitas bantuan apabila
sehari-hari wahamnya
timbul atau sulit
pekerjaan dikendalikan
sekolah
prestasi
TUK :
Klien dapat Setelah 6x
melakukan interaksi klien
1. diskusikan hobi
teknik distraksi 1. klien atau aktivitas yang
sebagai cara disukainya
melakukan
2. anjurkan klien
menghentikan aktifitas yang memilih dan
pikiran-pikiran melakukan
konstruktif
aktivitas yang
yang terpusat sesuai dengan membutuhkan
pada wahmnya perhatian dan
minatnya yang
keterampilan
dapat 3. ikut sertakan klien
dalam aktivitas
mengalihkan
fisik yang
fokus klien dari membutuhkan
perhatian sebagai
wahamnya
pengisi waktu
luang
4. libatkan klien pada
topik0topik yang
nyata
5. anjurkan klien
untuk
bertanggungjwab
secara personal
dalam
mempertahankan
dan meningkatkan
kesehatan dan
pemulihannya
6. beri penghargaan
bagi setiap upaya
klien
TUK :
Klien mendapat
dukungan Setelah 7x 1. diskusikan
keluarga interaksi pentingnya peran
keluarga sebagai
1.keluarga dapat pendukung untuk
menjelaskan mengatasi waham
2. jelaskan kepada
tentang cara keluarga tentang
mempraktekkan pengertian
waham
cara merawat
tanda gejala
klien waham waham
penyebab dan
akibat waham
cara merawat
klien waham
3. tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatih
4. beri pujian pada
keluarga atas
keterlibatannya
TUK : merawat klien
dirumah
Klien dapat
memanfaatkan Setelah 8x
1. diskusikan dengan
obat dengan baik interaksi
klien tentang
1.klien dapat manfaat dan
kerugian tidak
mendemontrasik
minum obat
an penggunaan 2. pantau klien saat
penggunaan obat,
obat dengan baik
beri pujian jika
2. klien klien
menggunakan obat
menyebutkan dengan benar
akibat berhenti 3. diskusikan akibat
klien berhenti
minum obat
tanpa konsultasi minum obat tanpa
konsultasi dengan
dengan dokter
dokter
4. anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada perawat
atau dokter jika
terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan
8) Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata implementasi seringkali jauh berbeda dengan
rencana (Direja, 2011).
9) Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan
yang telah dilakukan. Evaluasi dapat dilakukan menggunakan pendekatan S.O.A.P
yaitu subjektif, objektif, analisis, perencanaan pada klien dan perencanaan pada
perawa