Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN DAMPAK KONDISI KRITIS PADA KELUARGA

KELOMPOK 4 :

HILDAYATI
HENY APRILYANTI
INDAH AYU PERMATA SARI
ISTIQOMAH INSANI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Penyusun ucapkan Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul Kajian Dampak Kondisi Kritis Pada Keluarga. Penyusun juga
mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingannya dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun berharap makalah ini
dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan dalam proses
pembelajaran ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dan menjadi gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang
berkaitan dengan pembahasan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang mendukung, demi lebih sempurnanya makalah ini. Akhir kata,
penyusun hanya berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak
dan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 30 september 2019

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................ 3
HASIL OBSERVASI ...............................................................................
A. Respon fisik …………………………………………………….. 4
B. Respon psikis…………………………………………………….. 4
C. Aktivitas keluarga diruang tunggu………………………………. 5
D. Komunikasi antara keluarga dan tim kesehatan…………………. 5
E. Kondisi lingkungan ruang tunggu……………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 7
DOKUMENTASI

3
HASIL OBSERVASI
KAJIAN DAMPAK KONDISI KRITIS PADA KELUARGA
Pada hari Senin, 30 September 2019 kami melakukan observasi di RS
Ibnu Sina. Observasi yang kami lakukan meliputi respon fisik keluarga,
psikis, aktivitas yang dilakukan di ruang tunggu, komunikasi keluarga dengan
tim kesehatan, dan kondisi lingkungan pada ruang tunggu di RS Ibnu sina.
Keluarga yang kami observasi terdiri dari 4 orang untuk kami temukan
kesimpulan dari respon yang terjadi akibat dari kondisi kritis pada pasien.
Berdasarkan hasil observasi, pasien yang bernama Tn. R berusia 56 tahun,
dengan penyakit stroke yang sudah dirawat selama 3 hari. Berikut penjelasan
dari kondisi yang di alami keluarga terkait kondisi kritis pasien :
A. Respon Fisik
Respon fisik merupakan tanggapan, tingkah laku atau sikap terhadap
rangsangan/ masalah tertentu yang berkaitan dengan keadaan fisik individu.
Berdasarkan data dari hasil observasi yang kami lakukan pada 4 orang
keluarga pasien respon fisik yang mereka alami selama menjaga keluarga
yang sakit di ICU hampir sama, yaitu :
Keluarga mengatakan selama menjaga keluarganya yang sakit mengalami
gangguan fisik seperti, kelelahan, pegal-pegal, gemetar dan gangguan tidur.
Penyebab dari gangguan fisik yang dialami keluarga pasien yaitu:
1. Kelelahan akibat kurangnya istirahat
2. Pegal-pegal dan karena kurangnya tidur
3. Gangguan tidur karena ruang tunggu kurang nyaman, ramai, dan berisik.
4. Tidak nafsu makan karena banyak fikiran
5. Aktivitas terganggu karena harus menunggu pasien dirumah sakit
6. Mudah sakit karena kurangnya asupan makan dan istirahat.

B. Respon Psikis
Respon psikologis merupakan tanggapan, tingkah laku atau sikap
terhadap rangsangan/ masalah tertentu yang berkaitan dengan keadaan jiwa
individu. Dari hasil observasi yang kami lakukan di ruang ICU RS Ibnu sina,
respon psikis yang dialami keluarga yaitu:

4
1. Perasaan cemas dan takut
a. Rasa cemas paling tinggi dirasakan keluarga pada saat menunggu
informasi tentang diagnosis penyakit pasien.
b. Rasa takut muncul padakeluarga terutama akibat takut kehilangan
pasien pada kondisi sakit yang terminal.
c. Perilaku yang sering ditunjukkan keluarga berkaitan dengan adanya
perasaan cemas dan takut ini adalah:sering bertanya ataubertanya
tentang hal sama berulang-ulang pada orang yang berbeda, gelisah,
ekspresi wajah tegang dan bahkan marah.
d. Keluarga berfikir yang aneh-aneh karena takut kondisi pasien
memburuk.
2. Perasaan sedih Perasaan sedih yang dialami keluarga, adalah sebagai
berikut:
a. Perasaan ini muncul terutama pada saat pasiendalam kondisi terminal
dan keluarga mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan bagi pasien
untuk sembuh.
b. Pada kondisi ini keluarga menunjuk kan perilaku isolasi atau tidak mau
didekati orang lain, bahkan bias tidak kooperatif terhadap petugas
kesehatan.
3. Perasaan frustrasi adalah sebagai berikut
a. Pada kondisi pasien yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak
mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan psikologis yang
diterima keluarga, baik dari keluarga maupun kerabat lainnya maka
keluarga akan merasa putus asa, bahkan frustasi
b. Sering kali keluarga menunjukkan perilaku tidak kooperatif, putusasa,
menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa.

C. Aktivitas Keluarga Di Ruang Tunggu


Data yang kami dapat mengenai aktivitas yang dilakukan keluarga selama
menungggu pasien diruang tunggu ICU adalah sebagai berikut :
1. Keluarga pasien selalu mengerjakan sholat 5 waktu agar merasa tenang

5
2. Keluarga pasien berdoa agar keluarga yang sakit bisa segara disembuhkan
dan bisa berkumpul lagi dengan anggota keluarga yang lain seprti
biasanya.
3. Keluarga juga selalu berzikir dengan harapan pasien cepat sembuh dan
keluarga senantiasa selalu mengingat Allah SWT
4. Keluarga juga menjalin hubungan baik dengan keluarga pasien yang lain
(seperti : berbagi cerita satu dengan yang lain dan makan bersama).

6
D. Komunikasi Antara Keluarga dan Tim Kesehatan
Dari observasi yang kami lakukan di ruang tunggu ICU RSI Ibnu Sina,
kami memperhatikan komunikasi antara keluarga dan perawat sangat terjalin
dengan baik . Karena keluarga sangat aktif dalam mencari informasi tentang
perkembangan kondisi pasien kepada perawat, dan perawat juga menjelaskan
tentang perkembangan kondisi pasien secara baik dan dapat dimengerti oleh
keluarga. Pada saat akan melakukan tindakan kepada pasien tim kesehatan
selalu melibatkan keluarga untuk memutuskan melalui inform consent untuk
mendapatkan persetujuan dari keluarga terkait tindakan yang akan dilakukan
tersebut.

E. Kondisi Lingkungan Ruang Tunggu


Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan kondisi diruang tunggu ICU
yaitu :
1. Ruangan bersih
2. Ventilasi udara baik
3. Cahaya bagus
4. Barang-barang keluarga tidak tertata dengan rapi seperti : makanan,
minuman, selimut, bantal dan dll.
5. Adanya fasilitas diruang tunggu berupa : Tv dan tempat duduk
6. Tidak disediakannya tempat tidur dan keluarga harus membawa peralatan
sendiri dari rumah

7
DAFTAR PUSTAKA
Morton PC, et al. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta:
EGC;2011.
JevonP& EwensB. Pemantauan Pasien Kritis. Edisi kedua. Alih bahasa: Vidhia
Umami. Jakarta: Erlangga Medical series;2009.
Hawari D. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2001.

8
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai