Anda di halaman 1dari 27

Mola Hidatidosa

Kelompok 5:
Heny aprilyanti
Yovi antika
Nindi alissa
Dekriani yushella
Nafiatul fadlina
Sriyani
Zenita amelia
Muhammad asrul
Definisi Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa adalah chorionic villi
(jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda
berupa gelembung-gelembung kecil yang
mengandung banyak cairan sehingga
menyerupai buah anggur atau mata ikan.
Karena itu disebut juga hamil anggur atau
mata ikan.
Next …

• Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal,


dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka,
vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya
meninggal akan tetapi villus-villus yang
membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh
terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai
segugus buah anggur.
 
Etiologi Mola Hidatidosa
Klasifikasi Mola Hidatidosa

Mola
Mola
hidatidosa
hidatidosa
komplet
inkomplet
(klasik)
(parsial)
Mola hidatidosa komplet (klasik)
• Villi korion berubah menjadi massa vesikel
dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat
sehingga diameter beberapa centimeter.
Histologinya memiliki karakteristik yaitu :
• Tidak ada pembuluh pada vili yang membengkak

• Prolifersi dari epitel trofoblas dengan


bermacam-macam ukuran
• Tidak adanya janin atau amnion
Mola hidatidosa inkomplet (parsial)
• Masih tampak gelembung yang disertai janin atau
bagian dari janin.
• Umumnya janin masih hidup dalam bulan pertama.
Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm.
• Pada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa
tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang
tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain
masih banyak yang normal.
Patofisiologi mola hidatidosa

Pato Mola.jpg
 
Penatalaksanaan

1. Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis

2. Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis.

3. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera

4. Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan

hebat atau perforasi uterus)

5. Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun.


Asuhan Keperawatan
Mola Hidatidosa
Pengkajian
1. Biodata

2. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar


dan adanya perdarahan pervaginam berulang

3. Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :

 Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai


saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat
pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar
siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan
Next …
4. Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang
pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan ,
oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
5. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Kaji adanya  penyakit yang pernah dialami oleh klien
misalnya DM, jantung, hipertensi, masalah
ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-
penyakit lainnya.
Next …

6. Riwayat kesehatan keluarga :


Yang dapat dikaji melalui genogram dan
dari genogram tersebut dapat diidentifikasi
mengenai penyakit turunan dan penyakit
menular yang terdapat dalam keluarga.
7. Riwayat kesehatan reproduksi :
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna
dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan
menopause terjadi, gejala serta keluahan
yang menyertainya.
Next …
– Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas : Kaji bagaimana
keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat
ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
– Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien,
jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang
menyertainya.
Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volumen cairan b.d perdarahan per vaginam.

2. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut b.d perdarahan, proses

penjalaran penyakit.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, mual sekunder

akibat peningkatan kadar ß-hCG.

4. Ansietas b.d ancaman intregritas biologis aktual atau yang

dirasa sekunder akibat penyakit

5. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d ketakutan terkaitan

perdarahan per vaginam penyakitnya.


Intervensi Keperawatan
 Kekurangan volume cairan b.d perdarahan per
vaginam.
 Tujuan :

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24


jam klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan.
 Kriteria Hasil :

 Perdarahan tidak ada


Intervensi :
• Monitor tanda-tanda vital klien dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, nadi 88

x/menit, RR 22 – 24 x/menit, suhu 36-37° C).

• Mengawasi turgor kulit rasionalnya juga untuk memonitor adanya tanda-tanda

dehidrasi.

• Monitor intake dan output rasionalnya kita dapat mengetahui dengan segera

cairan yang masuk dan keluar baik lewat peroral maupun parental.

• Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit

• Pantau cairan IV

• Kolaborasi dokter untuk pemberian therapy rasionalnya adalah untuk mencegah

terjadinya kekurangan cairan lebih lanjut sehingga sesegera mungkin diberikan

therapy.
Next …
Diagnosa keperawatan :
 Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d perdarahan,
proses penjalaran penyakit
Tujuan       :
 Nyeri berkurang dalam waktu 1 x 24 jam
Kriteria Hasil :
 Klien mengekspresikan penurunan nyeri/
ketidaknyamanan
 Klien tampak rileks, dapat tidur dan istirahat
dengan tepat.
Intervensi :
 Beri informasi yang akurat untuk mengurangi
rasa takut
 Bicarakan alasan individu mengalami
peningkatan atau penurunan nyeri (misalnya:
keletihan/meningkat atau adanya
distraksi/menurun)
 Beri individu kesempatan untuk istirahat siang
dan dengan waktu tidur yang tidak terganggu
pada malam hari.
 Bicarakan dengan individu dan keluarga
penggunaan terapi distraksi serta metode pereda
nyeri lain.
 Ajarkan tindakan pereda nyeri non invasive
Next …
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d penurunan asupan
oral, ketidaknyamanan mulut, mual akibat
peningkatan kadar ß-hCG
 Tujuan         : 
 Nutrisi klien terpenuhi dalam waktu 2x24 jam
 Kriteria Hasil    :
 Klien menyatakan nafsu makannya meningkat
 Klien terlihat tidak lemah
 Porsi makan klien habis.
Intervensi :
• Jelaskan alasan mengapa nafsu makan klien menurun
akkibat kemoterapi
• Jelaskan pentingnya nutrisi adekuat bagi proses
penyembuhan penyakit
• Beri dorongan klien agar meningkatkan selera makannya
• Beri suasana makan yang rileks
• Tawarkan makanan porsi kecil tapi sering untuk
mengurangi perasaan tegang pada lambung
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penetapan asupan
nutrisi klien
• Pantau kadar ß-hCG pasien secara berkala
• Pantau porsi makan yang dihabiskan klien
Next …
 Ansietas b.d ancaman intregritas biologis aktual
atau yang dirasa sekunder akibat penyakit.
 Tujuan  :
 Klien menyatakan dapat menerima
penyakitnya dengan baik
 Kriteria Hasil:
 Klien terlihat tidak cemas akibat penyakitnya
 Klien mampu menggunakan mekanisme
koping yang efektif.
Intervensi :
• Beri kenyamanan dan ketentraman hati.
• Singkirkan stimulasi yang berlebihan.
• Bila ansietas telah berkurang dan cukup untuk
terjadi pemahaman, bantu klien mengenali
ansietas untuk mulai memahami atau
memecahkan masalah.
• Gali intervensi yang menurunkan ansietas
• Beri aktivitas yang dapat menurunkan tegangan.
• Pantau keadaan umum klien
Next …
Ketidakefektifan pola seksualitas b.d ketakutan
terkaitan perdarahan per vaginam penyakitnya.
Tujuan             :
 Klien mengetahui kapan saja dia bisa melakukan
hubungan seksual
Kriteria Hasil:
 Pola seksualitas klien normal
 Klien terlihat tidak cemas terhadap aktifitas seksualnya
 Klien mampu menggunakan mekanisme koping yang
efektif.
Intervensi :
• Identifikasi penyebab ketidakefektifan pola
seksualitas
• Kaji tingkat kecemasan klien
• Jelaskan pada klien waktu untuk melakukan
hubungan seksual sesuai kondisinya
• Beri edukasi tentang keadaan klien apabila
berhubungan seksual
• Tekankan bahwa penyakitnya tidak mempunyai
dampak yang serius pada fungsi seksualitasnya
• Pantau keadaan umum klien
Terimakasihh

Anda mungkin juga menyukai