1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-
negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang
menyebabkan kematian secara langsung, namun gangguan tersebut dapat menimbulkan
ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidak tepatan individu dalam berprilaku
yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat pembangunan
karena tidak produktif (Hawari,2001).
Prevalensi gangguan waham menetap di dunia sangat bervariasi, berdasarkan
beberapa literatur, prevalensi gangguan waham menetap pada pasien yang dirawat inap
dilaporkan sebesar 0,5 – 0,9% dan pada pasien yang dirawat jalan, berkisar antara 0,83 –
1,2%. Sementara, pada populasi dunia ,angka prevalensi dari gangguan ini mencapai 24 – 30
kasus dari 100.000 orang (Ariawan dkk, 2014). Sedangkan di Jawa Tengah sendiri menurut
direktur RSJD Amino Gondohutomo Semarang dr. Sri Widyayati, Sppk, M.Kes mengatakan
di tahun 2009 angka kejadian penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah berkisar antara 3300
orang sampai 9300 orang, angka kejadian ini merupakan penderita yang sudah terdiagnosa.
Pasien rawat inap yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia paranoid dan gangguan
psikotik dengan gejala curiga berlebihan , sikap eksentrik, ketakutan, murung, bicara sendiri,
galak dan bersikap bermusuhan. Gejala ini merupakan tanda dati skizofrenia dengan perilaku
waham sesuai dengan jenis waham yang diyakininya (medical record, 2010).
Intensitas kecemasan yang tinggi, perasaan bersalah dan berdosa, penghukuman diri,
rasa tidak mampu, fantasi yang tak terkendali, serta dambaan-dambaan atau harapan yang
tidak kunjung sampai, merupakan sumber dari waham. Waham dapat berkembang jika terjadi
nafsu kemurkaan yang hebat, hinaan dan sakit hati yang mendalam (Kertono, 1981).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan waham?
2. Bagaimana proses terjadinya waham?
3. Apa tanda dan gejala dari waham?
4. Apa saja macam-macam waham?
2
5. Apa rentang respon waham?
6. Bagaimana mekanisme koping dari waham?
7. Bagaimana asuhan keperawatan dengan pasien waham?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah, keyakinan yang tidak konsiten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi atau
informasi secara akurat.
Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (stuart&sundeen,1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan
dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien dimana sudah kehilangan control (DEPKES RI,1994).
Berdasarkan revisi teks edisi keempat Diagnostic and Statictical Manual of Mental
Disorder, diagnosis gangguan waham ditegakkan bila seseorang melihatkan waham yang
tidak bizar dengan durasi sekurang-kurangnya 1 bulan dan tidak disebabkan oleh gangguan
psikiatri lain. Tidak bizar berarti bahwa waham harus mengenai situasi yang yang dapat
terjadi dalam kehidupan nyata, seperti merasa diikuti, terinfeksi, dicintai dari jauh, dll.
Mereka biasa nya harus mengalami fenomena tersebut yang meskipun tidak nyata dapat
terjadi.
3
Proses pengolahan informasi yang trauma atau berlebihan.
Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
Adanya gejala pemicu.
C. TANDA DAN GEJALA WAHAM
1. Sirkumstansial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
2. Tangensial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai tujuan.
3. Asosiasi longgar : Pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lainnya.
4. Flight of ideas : Pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke tpoik lainnya,
masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak samapai pada tujuan.
5. Bloking : Pembicaraan terhinti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal
kemudian dilanjutkan kembali.
6. Perseverasi : Pembicaraan yang diulang berkali- kali.
7. Irrelevansi : Jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan.
8. Neoulogisme : Bentuk kata baru yang sulit dipahami maknanya.
D. MACAM-MACAM WAHAM
1. Waham Kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan, contoh “ saya ini titisan bung karno, punya banyak
perusahaan, punya rumah di berfbagai Negara dan bias menyembuhkan berbagai macam
penyakit”.
2. Waham Curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “
banyak polisi mengintai saya, tetangga saya yang inngin menghancurkan hidup saya,
suster akan meracuni makanan saya”.
3. Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “ tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya
harus terus menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga”.
4. Waham Somatik
4
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuh terganggu, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “ sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang
hanter, dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya
menghilang”.
5. Waham Nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau meninggal, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “ saya sudah menghilang dari dunia ini, semua
yang ada disini adalah roh-roh, sebenernya saya sudah tidak ada didunia”.
6. Bizar
Waham yang melibatkan fenomena bahwa budaya seseorang dianggap tidak masuk
akal.
7. Cemburu : Waham bahwa pasangan seksual seseorang tidak setia.
8. Erotomania
Waham bahwa orang lain, biasanya dengan status lebih tinggi, jatuh cinta kepada
dirinya.
9. Kendali
Waham yang perasaan, inpules, pikiran, atau tindakannya dialami dibawah kontrol
beberapa kekuatan eksternal bukan kontrol dirinya sendiri.
10. Rujukan
Waham dengan tema kejadian, objek, atau orang lain pada lingkungan seseorang
mempunyai kepentingan tertentu dan tidak lazim. Waham tersebur biasanya bersifat
negative atau merendahkan, tetapi juga dapat berisi kebesaran. Keadaan tersebut berbeda
dari ide rujukan, yaitu keyakinan yang salah tersebut tidak dipertahankan dengan kuat
atau diyakini sepenuhnya menjadi keyakinan yang benar.
11. Kejar
Waham dengan tema bahwa seseorang (atau orang yang dekat dengannya ), diserang,
diganggu, dicurangi, disiksa, atau menjadi korban persekongkolan.
12. Somatic
Waham yang isi utamanya berkenaan dengan mancul atau berfungsinya tubuh
seseorang.
13. Insersi Pikiran : Waham yang pikirannya bukan milik sendiri, tetapi dimasuki pikiran
oranjg lain.
5
E. RENTANG RESPON
Adaptif Maladaptif
F. MEKANISME KOPING
Perilaku yang mewakili upaya untuk perlindung klien dari pengalaman yang menakutkan
dengan respon ahli neurobiology yang maladaptife mencakup :
Regresi berhungan dengan masalah proses informasi dengan upaya untuk mengatasi
ansietas, proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kesalahpahaman persepsi, menarik diri,
pada keluarga: mengingkari.
6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KASUS
A. KASUS / SKENARIO
Tn. K (35 th), masuk ke RSJ HB. Senin (10-07-2015) untuk pertama kalinya. TD
120/90MmHg, N 88x/menit , RR 22x/menit dan suhu 37,5C. Klien adalah seorang suami dan
memiliki 2 orang anak, anak pertama baru saja masuk SMP dan anak kedua SD. klien bekerja
sebagai pedagang asongan Klien memiliki sosial ekonomi yang kurang, klien hanya
bersekolah SMU namun tidak tamat TN.K merasa malu dengan teman-temannya .Sang istri
juga bekerja sebagai pembantu rumah tangga di dekat rumahnya untuk membantu membiayai
sekolah anak-anaknya. Klien sebelumnya juga sering menyendiri dikamar, TN.K juga sering
merasa tersinggung dan cepat marah tanpa sebab yang jelas. Karena keluyuran &
mengatakan kebohongan secara berulang serta klien mengatakan semua orang mempercayai
kebohongannya . Pasien juga sering berkata “ saya anak imam bonjol yang sedang di culik” ,
klien mengatakan bahwa ingin melanjutkan SMUnya kembali. 1minggu sebelumnya pasien
malas untuk gosok gigi , mandi dan tampak berpenampilan acak-acak. pasien bila menjawab
pertanyaan sering meloncat ide pembicaraan, berbelit-belit, secara cepat dan keras.
B. PENGKAJIAN
(FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA)
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : TN. K (L) Tanggal Pengkajian : 10-09-2018
Umur : 35 thn RM No : 123456
Informan : pasien & keluarga pasien
7
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? ( ) Ya ( √ ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ( ) Berhasil ( ) Kurang berhasil ( ) Tidak berhasil
3. Trauma Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
• Aniaya fisik ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
• Aniaya seksual ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
• Penolakan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
• Kekeraasan dalam keluarga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
• Tindakan kriminal ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Jelaskan____________________________________________________
_____________________________________________________
Masalah Keperawatan : _________________________________________________
IV. FISIK
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
8
Suami Istri
Anak Anak
Jelaskan : pasien adalah seorang suami yang telah memiliki dua orang anak perempuan
2. Konsep diri :
a. Gambaran diri : paien merasa mensyukuri anggota tubuhnya yang telah di ciptakan
oleh sang pencipta.
b. Identitas : pasien adalah seorang pedagan asongan
c. Peran : pasien adalah seorang suami yang telah memiliki 2orang putri.
d. Ideal diri : pasien ingin menjadi orang yang sukses dan kaya tidak seperti saat ini
e. Harga diri : pasien mengatakan malu karena tidak tamat SMU.
3. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti : anak dan istri
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : sebagai warga
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada
Masalah Keperawatan:_______________________________________________________
4. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : Baik
9
b. Kegiatan ibadah : kurang
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________
Jelaskan : karena pasien merasa dirinya sebagai anak imam bonjol maka pasien selalu
menggunakan pakaian putih.
Masalah Keperawatan : Waham kebesaran
2. Pembicaraan
( √ ) Cepat ( √ ) Keras ( ) Gagap ( ) Inkoheren
( ) Apatis ( ) Lambat ( ) Membisu ( ) Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan : karena pasien merasa dirinya adalah seorang yang penting sebagai
Masalah Keperawatan : _____________________________________________________
3. Aktivitas Motorik
( ) Lesu ( ) Tegang ( ) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor (√ ) Kompulsif
Jelaskan :
________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _____________________________________________________
4. Alam Perasaan
( ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus Asa ( √ ) Khawatir ( ) Gembira
Berlebihan
Jelaskan :
_________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________
5. Afek
10
( ) Datar ( ) Tumpul ( √ ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _____________________________________________________
7. Persepsi
( ) HalusinasiPendengaran ( ) Halusinasi Penglihatan ( ) Halusinasi Perabaan
( ) Halusinasi Pengecapan ( √ ) Halusinasi Penghidu
Jelaskan :
__________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _____________________________________________________
8. Proses pikir
( ) Sirkumstansial ( √) Tangensial ( √ ) Kehilangan asosiasi
( √ ) Flight of ideas ( ) Blocking ( ) Pengulangan pembicaraan
Jelaskan :
__________________________________________________________________
Lampiran 1
11
Waham
( ) Agama ( ) Somatik ( √ ) Kebesaran ( ) Curiga
( ) Nihilistik ( ) Siar piker ( ) Kontrol pikir
Jelaskan pasien menanggap bahwa dia adalah seorang anak imam bonjol. :
_____________________________________________________________________
MasalahKeperawatan :
_____________________________________________________________
Disorientasi
( √ ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang
Jelaskan :
________________________________________________________________
11. Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang (√ ) Gangguan daya ingat jangka
pendek
( ) Gangguan daya ingat saat ini ( ) Kofabulasi
Jelaskan :
_____________________________________________________________________
MasalahKeperawatan :
____________________________________________________________
12
13. Kemampuan Penilaian
( ) Gangguan ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan :
________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _____________________________________________________
14. Daya tilik diri
( ) Mengingkari penyakit yang diderita ( √ ) Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan :
________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : _____________________________________________________
13
Menjaga kerapihan rumah ( ) ( X )
Mencuci pakaian ( ) ( X )
Pengaturan keuangan ( X ) ( )
MasalahKeperawatan:
________________________________________________________
14
MasalahKeperawatan :
________________________________________________________
DATA FOKUS
1. Data Subjektif
Klien mengatakan dia adalah anak imam bonjol yang sedang diculik.
Klien mengatakan malu tidak tamat SMU dengan teman-temannya.
Klien ingin melanjutkan SMUnya kembali.
klien mengatakan semua orang mempercayai kebohongannya
Klien mengatakan lebih senang menyendiri dikamar
2. Data Objektif
Klien terus membicarakan kehebatannya.
15
Isi pembicaraan tidak sesuai realita.
Klien memiliki ekonomi yang kurang
Klien menjawab dengan menunduk
klien malas untuk gosok gigi & mandi
(kerusakan komunikasi verbal)
Bila menjawab pertanyaan sering meloncat ide pembicaraan, berbelit-belit,
secara cepat dan keras.
Berbicara kacau.
Kllien tampak penampilan acak-acak
ANALISA DATA
DATA MASALAH KEPERAWATAN
Data subjektif : Waham Kebesaran
Klien mengatakan dia adalah anak imam
bonjol yang sedang diculik.
klien mengatakan semua orang
mempercayai kebohongannya
Data Objektif :
Klien terus membicarakan kehebatannya.
Isi pembicaraan tidak sesuai realita.
Data Objektif :
Klien memiliki ekonomi yang kurang
Klien menjawab dengan menunduk
16
klien malas untuk gosok gigi & mandi
Kllien tampak penampilan acak-acak
Data subjektif : Resiko Perilaku Kekerasan
klien mengatakan bahwa ingin
melanjutkan SMUnya kembali.
Data Objektif :
(kerusakan komunikasi verbal)
Bila menjawab pertanyaan sering
meloncat ide pembicaraan, berbelit-belit,
secara cepat dan keras.
Berbicara kacau.
POHON MASALAH
Waham
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan utama : Perubahan proses pikir : Waham Kebesaran
2. Diagnosakeperawatan :
Harga diri rendah kronik.
Resiko perilaku kekerasan.
17
D. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1Waham Kebesaran Tujuan Umum : 1. Terapeutik Membuat
. Klien dapat mengontrol 2. Perkenalkan diri pasien percaya
wahamnya 3. Jelaskan tujuan dengan perawat
Tujuan: interaksi dan pasien
1. Klien dapat membina 4. Ciptakan lingkungan mengetahui
hubungan saling yang tenang kondisi yang
percaya. 5. Buat kontak yang sebenarnya.
2. Klien secara bertahap jelas (topik, waktu,
dapat berhubungan tempat)
secara realistis. 6. Jangan membantah
Kriteria Hasil : dan mendukung
Setelah satu kali pertemuan waham pasien.
1. Pasien menunjukan 7. Observasi apakah
tanda-tanda percaya waham klien
kepada perawat mengganggu
2. Mau menerima aktivitas sehari-hari
kehadiran perawat dan perawatan diri.
disampingnya
3. Tidak menunjukan
tanda-tanda curiga
Klien dapat mengidentifikasi 1. Beri pujian pada
kemampuan yang dimiliki penampilan dan
setelah satu kali pertemuan kemampuan klien
klien menunjukan : dan realistis.
1. Klien menceritakan ide 2. Diskusikan dengan
dan perasaan yang klien kemampuan
muncul secara berulang- yang dimiliki pada
ulang dalam pikirannya. waktu lalu dan saat
ini.
3. Tanya kan apa yang
18
bias dilakukan dan
dianjurkan untuk
melakukannya.
4. Jika pasien selalu
berbicara tentang
wahamnya dengarkan
sampai kebutuhan
waham tidak ada.
Klien dapat mengidentifikasi 1. Observasi
kebutuhan yang tidak dapat kebutuhan klien
terpenuhi sehari-hari
Setelah satu kali interaksi 2. Diskusikan
klien menunjukan : kebutuhan pasien
1. Dapat menyebutkan yang tidak terpenuhi
kejadian sesuai urutan dirumah maupun
waktu serta kebutuhan dirumah sakit
dasar yang tidak 3. Hubungkan
terpenuhi. kebutuhan yang
2. Dapat menyebutkan tidak terpenuhi
hubungan antara kejadian dengan tumbuhnya
teromati satau kebutuhan waham
tidak terpenuhi dengan 4. Tingkatkan aktivitas
wahamnya. yang dapat
memenuhi
kebutuhan pasien
memerlukan waktu
dan tenaga.
5. Atur situasi agar
klien tidak
mempunyai waktu
dengan wahamnya.
19
Klien berhubungan 1. Berbicara dengan
dengan realistis. klien dengan
Setelah dilakukan satu konteks realita
kali interaksi klien dapat 2. Sertakan klien
menyebutkan perbedaan dalam terapi
pengalaman nyata aktivitas orientasi
dengan pengalaman realita
wahamnya. 3. Beri pujian pada
setiap kegiatan
positif yang
dilakukan klien
E. Pelaksanaan
1. Jurnal Reading
PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP
KEMAMPUAN KLIEN MENONTROL WAHAM DI RUMAH SAKIT KHUSUS
DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
Salmawati. Faisal Asdar. Rusli
Waham adalah kesalahan dalam menilai diri sendiri atau keyakinan dengan isi
pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan. Kepercayaan yang telah
terpaku/terpancang kuat dan tidak dapat dibenarkan berdasarkan fakta atau disebut juga
kepercayaan yang palsu dan sudah tidak dapat dikoreksi (Baihaqi, 2009). Tujuan dari
penilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan asuhan keperawatan terhadap
kemampuan klien mengontrol waham di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan. Keperawatan jiwa dihadirkan sebagai upaya menuntaskan tujuan kesehatan nasional
yang merupakan bagian dari kesehatan jiwa, dan sebagai spesialisasi praktik keperawatan
yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik sebagai kiatnya. Perawat jiwa dalam bekerja memberikan stimulus konstruktif
kepada klien (individu, keluarga, kelompok dan komunitas) dan membantu berespon secara
konstruktif sehingga klien belajar cara penyelesaian masalah. Selain menggunakan diri
sendiri secara terapeutik, perawat juga menggunakan terapi modalitas dan komunikasi
terapeutik (Keliat, Panjaitan, Helena, 2010).
20
Bahan dan Metode
Bentuk penelitian yang digunakan penulis adalah dengan rancangan quasi
eksperimental design, yaitu sejumlah subjek yang diambil dari populasi tertentu
dikelompokkan dengan karakteristik yang hamper sama.
Hasil Penelitian
Berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur dengan
masalah keperawatan waham di ruang perawatan menunjukan bahwa frekunsi terbanyak
adalah responden pada rentan umur 16-25 tahun 2, pada kelompok control terbanyak rentan
umur 26-35 tahun 7 orang, terendah adal;lah rentang umur 45-55 tahun sebanyak 1 orang.
Berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa jenis kelamin antara kelompok perlakuan dan
kelompok control jumlah sama yaitu laki-laki 10 orang dan perempuan 5 orang. Berdasarkan
pendidikan menunjukan bahwa jenjang pendidikan responden kelompok perlakuan terbanyak
adalah SMP 6 orang dan terkecil Diploma 1 orang. Untuk kelompok control terbanyak SD 8
orang dan terendah S1 1 orang.
Berdasarkan status perkawinan menunjukan kelompok perlakuan terbanyak belum
menikah dengan jumlah responden 7 orang dan terkecil dengan status menikah 3 orang untuk
kelompok control status perkawinan terbanyak adalah belum menikah 10 orang dan terkecil
cerai 1 orang. Berdasarkan lama rawat menunjukan responden terbanyak kelompok perlakuan
adalah lama rawat 3-4 bulan dengan jumlah 8 orang terkecil lama rawat 1-4 minggu 1 orang,
untuk kelompok control terbanyak 1-4 minggu dan 1-2 bulan sebanyak 4 orang dan terkecil
3-4 bulan 1 orang.
21
2. Strategi Pelaksanaan Komunikasi
LAPORAN PENDAHULUAN
SETIAP HARI
Pertemuan Ke : Satu
SP : Edukasi
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
DS :
Klien mengatakan dia adalah anak imam bonjol yang sedang diculik.
22
4. Tindakan Keperawatan :
Membina hubungan saling percaya
Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki oleh klien
Menanyakan tentang kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi baik dirumah
maupun di rumah sakit
Mengajarkan kepada klien untuk membuka pikiran bahwa relita itu benar dari
aapa yang di pikirkan sehingga bisa menghilangkan waham yang ada.
2. Tahap Kerja
Sebelum dimulai baiknya kita baca Bismillah bersama-sama,
Bismillahirrahmanirrahim.
Pengertian waham
waham adalah suatu pemikiran yang salah terhadap realita yang ada. Misalnya seperti
menganggap dirinya adalah seseorang yang ditakuti, tetapi sebenernya tidak.
1. TN K, bisa Saya tahu identitas bapak, seperti nama lengkap, tempat dan tanggal
lahir, statusnya sudah menikah atau belum?
23
2. Terimakasih pak karna sudah mau berkenalan dengan saya dan sekarang saya
memberikan identitas saya,bapak mau kan mendengarkan identtas saya?
3. Sekarang kita udah berkenalan ya pak, bapak tidak usah takut lagi karna kita
sekarang sudah berteman
4. Siapakah yang TN. K sebut sebagai anak imam bonjol?
5. Tn. K mengaku anaknya tuanku imam bonjol Coba bapak sebutkan identitas tuan
ku imam bonjol?
6. Yang saya tau tuanku imam bonjol lahir di sumatra barat 1 januari 1772 dan wafat
di minahasa 6 november 1864.
7. Tadi bapak bilang bapak lahir tahun 1983 sedangkan tuanku imam bonjol wafat
pada tahun 1864, sekarang saya mau bertanya untuk memastikan apa benar bapak
anak dari tuanku imam bonjol
8. Saya mengerti apa yang Tn. K maksudkan. Tetapi yang Tn.K alami itu sama
dengan yang saya jelaskan barusan tadi, jadi ayah Tn.K bukanlah tuanku imam
bonjol.
9. Saya paham apa yang Tn.K inginkan. Tapi yang perlu di ketahui saat ini yang
dinyatakan anak nya tuanku imam bonjol tidak ada. Yang ada hanyalah Tn. K dari
keluarga Tn. K saja dan tidak memiliki ikatan keluarga apapun dengan tuanku
imam bonjol., disini dari catatan perawat bapak ini anak pertama dari Tn.H bukan
anak dari tuanku imam bonjol
C. Terminasi
Evaluasi klien (subjektif) : “ok, saya rasa Tn. K sudah sedikit mengenal tentang
waham dan realita dan Tn. K pun sudah mengenal siapakah Tn. K sebenarnya”.
Evaluasi perawat (objektif) : sekarang coba sebutkan apa yang dimaksud dengan
waham? Benar sekali. Apakah Tn.K sudah paham apa yang Tn.K alami sekarang?
Rencana tindak lanjut : baiklah Tn. K saya rasa Tn.K sudah mampu membedakan
antara waham dengan realita.
Kontrak yang akan datang : nah Tn.K saya rasa ngobrol kali ini sudah cukup. Sudah
20 menit. Nah nanti siang kita akan bertemu lagi jam 14.00 siang setelah makan
siang disini ya Tn.K? Nanti kita akan membahas cara menghilangkan waham.
Bagaimana Tn.K setuju?
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waham adalah kesalahan dalam menilai diri sendiri atau keyakinan dengan isi
pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan. Kepercayaan yang telah
terpaku/terpancang kuat dan tidak dapat dibenarkan berdasarkan fakta atau disebut juga
kepercayaan yang palsu dan sudah tidak dapat dikoreksi (Baihaqi, 2009).
Intensitas kecemasan yang tinggi, perasaan bersalah dan berdosa, penghukuman diri, rasa
tidak mampu, fantasi yang tak terkendali, serta dambaan-dambaan atau harapan yang tidak
kunjung sampai, merupakan sumber dari waham. Waham dapat berkembang jika terjadi
nafsu kemurkaan yang hebat, hinaan dan sakit hati yang mendalam (Kertono, 1981).
B. Saran
Untuk perawat sebaiknya melakukan penerapan asuhan keperawatan sesuai intervensi
protap keperawatan jiwa dari SP1p sampai SP 3p pada masalah keperawatan dengan waham.
Karena hal ini telah terbukti pada penelitian.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anna. Budi, Akemat, Helena. Novy, Nurhaeni. Heni. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas: CMHN. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
J. Sadock. Bejamin & A. Sadock. Virginia. 2004. Kaplan & Sadock’s Concise Textbook of
Clinical Psychiatry, 2nd Ed. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Yosep H Iyus, Titin Sutini. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Aditama: Jakarta
26