Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN WAHAM

OLEH :

Indri Selfina 462018094

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2021/2022
1. Pengertian
Waham merupakan gangguan dimana penderitanya memiliki rasa realita yang
berkurang atau terdistorsi dan tidak dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata
(Videbeck, 2011). Waham adalah keyakinan yang salah yang didasarkan oleh kesimpulan
yang salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat. Waham merupakan
gangguan dimana penderitanya memiliki rasa realita yang berkurang atau terdistorsi dan
tidak dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata (Victoryna, 2020).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa waham
merupakan suatu keyakinan yang sangat mustahil dan dipegang teguh walaupun tidak
memiliki bukti-bukti yang jelas, dan walaupun semua orang tidak percaya dengan
keyakinan tersebut.

2. Klasifikasi
Menurut Prakasa 2020 waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahawa dirinya memiliki kekuatan khusus atau
kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan
b. Waham agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang - ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Waham curiga
Keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapai tidak sesuai dengan
kenyataan
d. Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang penyakit,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
e. Waham Nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan
berulangulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Faktor Prediposisi
a. Genetis : diturunkan, adanya kecacatan perkembangan sistem saraf yang
bekerjasama dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
c. Neurotransmitter : kecacatan pada dopamine, serotonin dan glutamat.
d. Virus : paparan virus influensa pada trimester III
e. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

4. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
c. Adanya gejala pemicu

5. Jenis dan Fase


Menurut Eriawan 2019 proses terjadinya waham dibagi menjadi enam bagian yaitu :
a. Fase Lack of Human need: Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-
kebutuhan pasien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik pasien dengan
waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat
terbatas
b. Fase lack of selfesteem :Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan
tingginya kesenjangan antara selfideal dengan selfreality (kenyataan dengan
harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar
lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
c. Fase control internal external :Pasien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang
ia yakini atau apa- apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan
dan tidak sesuai dengan kenyataan.
d. Fase environment support Adanya beberapa orang yang mempercayai pasien
dalam lingkungannya menyebabkan pasien merasa didukung, lama kelamaan
pasien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran
karena seringnya diulang-ulang.
e. Fase comforting: Pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya
serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya.
f. Fase improving: Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi,
setiap waktu keyakinan yang salah pada pasien akan meningkat.

6. Rentang Respon
Respon kognitif terkait dengan frekuensi pasien berfikir tentang waham, waktu dalam
memikirkan waham, dan tingkat keyakinan terhadap waham. Respon afektif meliputi
jumlah respon berupa perasaan ketidaknyamanan dari pemikiran waham dan intensitas
dari respon tersebut. Respon perilaku berupa gangguan dalam kehidupan akibat dari
pemikiran waham tersebut (Victoryna, 2020)

7. Etiologi
Menurut Prakasa 2020 etiologi waham merupakan gangguan proses pikir waham adalah
gejala positif dari skizofrenia dan biasanya orang yang memiliki gejala tersebut akan
melakukan hal-hal yang sesuai dengan jenis wahamnya, yaitu dengan memiliki rasa
curiga yang tinggi terhadap diri sendiri maupun orang lain, merasa memiliki kekuasaan
yang besar, merasa mempunyai kekuatan yang luar biasa jauh diatas manusia pada
umumnya, merasa dirinya mempunyai penyakit yang sangat parah atau dapat menular ke
orang lain, serta menganggap dirinya sudah meninggal.

8. Manifestasi Klinik
a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
b. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi
c. Fungsi emosi
Afek tumpul/kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen
d. Fungsi motorik
Imfulsif atau gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotopik/gerakan yang
diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
e. Fungsi sosial : kesepian
Isolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.
f. Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul ialah
gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.

Menurut Prakasa 2020 bahwa tanda dan gejala gangguan proses pikir waham terbagi
menjadi beberapa gejala yaitu :
a. Menolak makan
b. Tidak perduli terhadap perawatan diri
c. Ekspresi wajah yang sedih/gembira/ketakutan
d. Gerakan yang tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung, pembicaraan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan juga
bukan kenyataan
f. Menghindar dari orang lain.
g. Mendominasi pembicaraan
h. Berbicara kasar

9. Akibat
Akibat dari waham, penderita dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan
kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang
ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Gangguan proses pikir waham juga cenderung mengalami peningkatan dalam
penyalahgunaan narkoba dari yang sebelumnya, penyesuaian seksual premorbid yang
lebih baik, usia onset penyakit yang menjadi lebih tinggi, kemudian tingkat gangguan
afektif yang lebih tinggi seperti depresi atau gejala depresi dan kurangnya pengetahuan
(Prakasa, 2020).
10. Pohon Masalah/ Pathway

skizofrenia

Gangguan proses pikir : waham

Depresi

stres psikologis dan


kecemasan

11. Penatalaksanaan Medis


Menurut Prastika 2014 penatalaksanaan medis waham antara lain :
a. Litium Karbonat
Jenis litium yang paling sering digunakan untuk mengatasi gangguan bipolar.
b. Haloperidol
Obat antipsikotik untuk pengobatan kelainan tingkah laku berat pada anak - anak
yang sering membangkang. Haloperidol juga efektif untuk pengobatan jangka
pendek, pada anak yang hiperaktif juga melibatkan aktivitas motorik berlebih
disertai kelainan tingkah laku seperti : impulsive, sulit memusatkan perhatian,
agresif, suasana hati yang labil dan tidak tahan frustasi.
haloperidol obat antipsikotik, karbamazepin karbamazepin
c. Karbamazepin
Karbamazepin terbukti efektif, dalam pengobatan kejang psikomotor, serta
neuralgia trigeminal.

12. Psikoterapi
Walaupun obat-obatan penting untuk mengatasi pasien waham, namun psikoterapi juga
penting. Psikoterapi mungkin tidak sesuai untuk semua orang, terutama jika gejala terlalu
berat untuk terlibat dalam proses terapi yang memerlukan komunikasi dua arah. Yang
termasuk dalam psikoterapi adalah terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga,
terapi supportif
Suportif
Memberikan dukungan kepada klien untuk dapat membantu pasien dalam memahami dan
menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai penyakitnya,
manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama
pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau minum obat secara teratur (Jaya, 2019).
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat, sehingga bisa menerima keadaan
dan memberikan dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
membantu proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan (Jaya, 2019).

13. ECT
ECT tipe katatonik Electro Convulsive Therapy adalah sebuah prosedur dimana arus
listrik melewati otak untuk pelatihan kejang singkat dengan menghantarkan arus listrik
pada elektroda dan dipasang pada kepala sehingga menyebabkan konvulsi. Dan
menyebabkan perubahan dalam kimiawi otak yang dapat mengurangi penyakit mental
tertentu, seperti skizofrenia katatonik(Nandinanti, 2015).

14. Prognosa
Waham yang tidak ditindak lajuti mungkin bisa jadi berbahaya dalam berbagai macam
hal, waham tidak hanya menyebabkan stres psikologis dan kecemasan tetapi juga
konsekuensi berbahaya dalam kehidupan dirinya dan orang disekitar (Fitri, 2019)
15. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Pengakajian pada pasien ganguan jiwa(waham) yang biasa dilakukan itu dengan
mengkaji perawatan diri, emosi, gerakan tidak terkontrol, pembicaraan tidak
sesuai, menghindar, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
c. Rencana Intervensi
Bina hubungan saling percaya, bantu orientasi realita, diskusikan kebutuhan
emosional, tingkat aktivitas, diskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki,
bantu melakukan kemampuan yang dimiliki, diskusi obat yang diminum, melatih
mium obat yang benar

DAFTAR PUSTAKA

Fallon Victoryna, Ice Yulia Wardani, Fauziah. 2020. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Jiwa Ners Untuk Menurunkan Intensitas Waham Pasien Skizofrenia. Volume 8 No 1

Victoryna F, dkk. 2020. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Ners untuk Menurunkan
Intensitas Waham Pasien Skizorenia. Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 1

Prakasa A. 2020. Analisis Rekam Medis Pasien Gangguan Proses Pikir Waham dengan
Menggunakan Algoritma C4.5 di Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda.
Borneo Student Research. Vol 2. No 1.

S. N. Ade Herma Direja. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Eriawan, A. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn “O” Yang Mengalami Bipolar Dengan
Masalah Keperawatan Waham Paranoid Di Ruangan Palm Rumah Sakit Khusus Daerah
Dadi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019.

Jaya Muh. A. 2019. Gangguan Skizorenia Tipe Manik. Jurnal Kedokteran, Vol. 4 No. 1

Anda mungkin juga menyukai