Konsep Dasar
1.1 Pengertian
Gangguan proses pikir waham merupakan suatu keyakinan yang sangat mustahil
dan dipegang teguh walaupun tidak memiliki bukti-bukti yang jelas, dan walaupun
semua orang tidak percaya dengan keyakinannya (Prakasa & Milkhatun, 2020). Waham
sendiri terbagi menjadi lima macam, yaitu :
Waham kebesaran
Waham curiga
Waham keagamaan
Waham somatik
Waham nihilistik
Gangguan proses pikir waham ini adalah gejala positif dari skizofrenia dan biasanya
orang yang memiliki gejala tersebut akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan jenis
wahamnya, yaitu dengan memiliki rasa curiga yang tinggi terhadap diri sendiri maupun
orang lain, merasa memiliki kekuasaan yang besar, merasa mempunyai kekuatan yang
luar biasa jauh diatas manusia pada umumnya, merasa dirinya mempunyai penyakit
yang sangat parah atau dapat menular ke orang lain, serta menganggap dirinya sudah
meninggal.
Gangguan proses pikir waham ditandai oleh adanya setidaknya selama satu bulan
mengalami waham dan tidak adanya gejala lain yang biasanya termasuk waham itu
sendiri. Waham juga dikategorikan menjadi dua yaitu waham non bizarre dan waham
bizarre. Waham non bizarre merupakan kepercayaan yang bisa dibayangkan dengan
benar atau nyata, misalnya pasangan hidup yang berselingkuh dan merasa dimata-
matai oleh lembaga pemerintah. Sedangkan waham bizarre tidak memiliki dasar yang
memungkinkan dalam kehidupan nyata, seperti mengganti semua organ tubuh
seseorang tanpa melakukan operasi.
1.2 Etiologi
Waham dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan
fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka (Prakasa &
Milkhatun, 2020). Akan tetapi menurut WHO (2016) secara medis ada banyak
kemungkinan penyebab waham, termasuk gangguan neurodegeneratif, gangguan
sistem saraf pusat, penyakit pembuluh darah, penyakit menular, penyakit metabolisme,
gangguan endokrin, defisiensi vitamin, pengaruh obat-obatan, racun, dan zat psikoaktif.
a) Faktor Predisposisi
Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan
sistem saraf yang berhubungan dengan respon
biologis yang maladaptif.
Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan
korteks limbic.
Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan
glutamat.
Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
b) Faktor Presipitasi
Proses pengolahan informasi yang berlebihan.
Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
Adanya gejala pemicu
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering
menunjukkan episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa
terdapat pada respon neurobiologik yang maladaptif berhubungan
dengan kesehatan. Lingkungan, sikap dan perilaku individu.
PATHWAY WAHAM
WAHAM
2. Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
Faktor yang perlu dikaji yaitu :
a) Faktor predisposisi
- Genetik : diturunkan
- Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan konteks limbik
- Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamate
- Virus : paparan virus influenza pada trimester III
- Psikologi : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli
b) Faktor presipitasi
- Proses pengolahan informasi yang berlebihan
- Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
- Adanya gejala pemicu
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat, isi
pengkajiannya meliputi :
a) Identitas klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang nama klien, panggilan klien, nama perawat, tujuan, waktu pertemuan,
topik pembicaraan.
b) Keluhan utama / alasan masuk
Tanyakan pada keluarga / klien yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke
rumah sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah dan
perkembangan yang dicapai.
c) Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan pada keluarga / klien, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik, seksual,
penolakan, dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin mengakibatkan
terjadinya gangguan :
- Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien.
- Biologis
Gangguan perkembangan dan fungus otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonates dan anak-anak.
- Sosial budaya
Seperti kemiskinan, konflik social budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
d) Aspek fisik / biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu,
pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, jika perlu kaji fungsi organ jika ada
keluhan.
e) Aspek psikologis
- Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat
menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang terkait dengan
komunikasi, pengambilan keputusan, dan pola asuh.
- Konsep diri
Citra tubuh : mengenai presepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang
disukai dan tidak disukai.
Identitas diri : status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien
terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai
laki-laki/perempuan.
Peran : tugas yang diemban dalam keluarga/kelompok dan masyarakat
dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas tersebut.
Ideal diri : harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan
penyakitnya.
Harga diri : hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi
ppengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga diri
rendah.
- Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok
yang diikuti dalam masyarakat.
- Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
f) Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motoric
klien, alam perasaan klien (sedih,takut, khawatir), afek klien, interaksi selama
wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir tingkat kesadaran, memori,
tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
g) Kebutuhan persiapan pulang
- Kemampuan makan klien, kemampuan menyiapkan dan membersihkan alat
makan.
- Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihka dan merapikan pakaian.
- Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien.
- Istirahat dan tidur klien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
- Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum
obat.
h) Masalah psikologi dan lingkungan
Data dari keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien
i) Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian yang
dimiliki klien disimpulkan dalam masalah
j) Aspek medis
Terapi yang diterima oleh klien : ECT, terapi antara lain seperti terapi psikomotor,
terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi
lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien
supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan
bermasyarakat
2.2 Diagnosis
DIANGNOSA DIAGNOSA
DATA PATHWAY
KEPERAWATAN MEDIS
DO - Menunjukkan perilaku sesuai isi Kebutuhan
waham tidak
- Isi pikir tidak sesuai realitas terpenuhi
- Isi pembicaraan sulit dimengerti ↓
- Curiga berlebihan Gangguan
- Waspada berlebihan ideal tidak
- Bicara berlebihan sama
- Sikap menentang atau permusuhan realitas dan
- Wajah tegang tidak
- Pola tidur berubah disetujui
- Tidak mampu mengambil oleh Waham Skizofrenia
keputusan pemikiran
- Flight of idea ↓
- Produktivitas kerja menurun Ada support
- Tidak mampu merawat diri lingkungan
- Menarik diri ↓
Nyaman
DS - Mengungkapkan isi waham berbohong
- Merasa sulit berkonsentrasi ↓
- Merasa khawatir Perubahan
isi: Waham
2.3 Intervensi
DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA HASIL TINDAKAN
KEPERAWATAN
Gangguan proses TUM : 1. Klien mau - Bina hubungan saling
pikir: waham Klien dapat mengontrol menerima percaya dengan klien
wahamnya kehadiran perawat a. Beri salam
TUK disampingnya b. Perkenalkan diri,
1. Klien dapat 2. Klien mengatakan tanyakan nama, serta
membina mau menerima nama panggilan yang
hubungan saling bantuan perawat disukai
percaya dengan 3. Klien tidak c. Jelaskan tujuan interaksi
perawat menunjukkan d. Yakinkan klien dalam
tanda-tanda curiga keadaan aman dan
4. Klien mengizinkan perawat siap menolong
duduk disamping dan mendampinginya
e. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien akan
tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap
terbuka dan jujur
g. Perhatikan kebutuhan
dasar dan bantu pasien
memenuhinya
SP III K
1. Membantu
keluarga membuat
jadwal aktivitas di
rumah termasuk
minum obat
2. Mendiskusikan
sumber rujukan
yang bisa
dijangkau keluarga
SOP
2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini dilakukan
penilaian terkahir terhadap kondoso pasien dan disesuaikan dengan kriteria hasil
sebelumnya yang telah dibuat. Dalam evaluasi asuhan keperawatan menggunakan
SOAP seperti:
S : Subjektif (pertanyaan atau keluhan dari pasien)
O : Objektif (data yang diobservasi oleh perawat)
A : Analisis (kesimpulan dari subjektif dan objektif)
P : Planning (rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisis)
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI [ CPPT ]
Tangga Profesional ASUHAN PASIEN DAN PEMBERIAN INSTRUKSI REVIEW DAN VERIFIKASI
l/Jam pemberian PELAYANAN DPJP
Asuhan
10-05- Perawat S: Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1)
2023/1 1. Membantu orientasi
Senang
realita
0.00
2. Mendiskusikan
O:
kebutuhan yang tidak
terpenuhi
Klien mampu melakukan latihan
3. Membantu pasien
orientasi realita : menyebutkan nama, memenuhi kebutuhannya
waktu, orang dan tempat/lingkungan 4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
dengan mandiri jadwal kegiatan harian
A:
Waham (+)
P:
Prakasa, A. and Milkhatun (2020) ‘Analisis Rekam Medis Pasien Gangguan Proses Pikir
Waham Dengan Menggunakan Algoritma C4.5 Di RS Atma Husada Mahakam Samarinda’,
Borneo Student Research, 2(1), pp. 8–15.
Stuart, G. W., Keliat, B. A., & Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan Praktik keperawatan kesehatan
jiwa stuart. Edisi Indonesia (Buku I). Singapura: Elsevier.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia