Anda di halaman 1dari 1

Eris Wibiana Herawati (195070201111003)

Reguler 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN HIV/AIDS

Uji dan konseling HIV merupakan bagian rutin pada perawatan kehamilan. Antibodi HIV
dapat menetap dalam sirkulasi bayi yang tidak terinfeksi selama 18 bulan. Pada anak berusia 18
bulan sampai remaja, tes serologi yang positif dikonfirmasi untuk antibodi terhadap HIV
(ELISA) biasanya cukup untuk menegakkan diagnosis infeksi HIV. Sampai saat ini belum
terdapat obat untuk infeksi HIV/AIDS. Penatalaksanaan AIDS dimulai dengan evaluasi staging
untuk menentukan perkembangan penyakit dan pengobatan yang sesuai. Anak dikategorikan
dalam 3 parameter yaitu status kekebalan, status infeksi, dan status klinik dalam kategori imun.

Asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi dan anak dengan HIV yaitu dimulai dari
pengkajian keluhan utama, gejala yang muncul, riwayat infeksi, riwayat kekerasan seksual,
riwayat HIV orang tua, serta mengkaji faktor pencetus. Pengkajian data subjektif mencakup
pengetahuan tentang HIV/AIDS, data nutrisi, dispnea, ketidaknyamanan. Kemudian data
objektif mencakup kondisi integritas, bunyi napas, kondisi mulut dan getalia, eliminasi, dan
gejala cemas. Selain itu mengkaji riwayat imunisasi yang telah maupun belum diberikan.

Dalam pemeriksaan penunjang dapat dilakukan tes rapid 3 metode atau metode PCR
DNA. Pemeriksaan lainnya seperti TCM TBC, rontgen, laboratorium IMS, HbsAg, Anti HCV,
CD4, dan darah lengkap. Masalah keperawatan yang biasanya muncul seperti risiko perluasan
infeksi, risiko kekurangan volume cairan, pola napas tidak efektif, perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan, nyeri akut/kronis b.d kerusakan jaringan, kelelahan, kerusakan integritas kulit, dan
isolasi sosial. Kemudian diagnosis yang sering muncul yaitu adanya gangguan tumbuh
kembang, kandidiasis oral, diare kronis, dan hepatosplenomegali.

Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada anak HIV/AIDS yaitu dengan
melindungi dari kontak infeksius, mencegah penularan infeksi dengan membersihkan bekas
darah atau cairan tubuh lain dengan larutan khusus, mengajarkan dan melaksanakan cuci tangan
setelah terpajan darah atau cairan tubuh, melakukan skrining infeksi pada anak dengan imunitas
rendah, mengkaji pencapaian perkembangan anak sesuai usia, membantu keluarga untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat kepatuhan terhadap perencanaan pengobatan,
dan mengajarkan pada anak dan keluarga tentang penjadwalan pemeriksaan tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai