Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DAN REMAJA DENGAN HIV AIDS


Kelompok 3 :
1. Wahyu Rizka Putri
2. Wachidah Maya K.N
3. Muhammad Nurfitrianto
4. Putri Agustina
5. Aprillianto Kurniawan
6. Lailatul Munawaroh
7. Muh. Surya Oktavian
PENGERTIAN
 AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi
HIV, mulai dan kelainan ringan dalam respon imun
tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan
imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai
infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan
kelainan malignitas yang jarang terjadi. (Centre for
Disease Control and Prevention)
. ETIOLOGI
Penyebab penyakit AIDs adalah HIV yaitu virus yang masuk dalam
kelompok retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem
kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui penularan
seksual, kontaminasi patogen di dalam darah, dan penularan masa
perinatal.
 faktor risiko untuk tertular HIV pada bayi dan anak adalah :
1. Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual,
2. Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan berganti,
3. Bayi yang lahir dari ibu atau pasangannya penyalahguna obat intravena,
4. Bayi atau anak yang mendapat transfusi darah atau produk darah berulang,
5. Anak yang terpapar pada infeksi HIV dari kekerasan seksual (perlakuan
salah seksual), dan
6. Anak remaja dengan hubungan seksual berganti-ganti pasangan.
CARA PENULARAN

HIV menular dengan beberapa cara yaitu :


 Hubungan seksual dengan penderita AIDS
Penularan dapat terjadi melalui hubungan tanpa alat pelindung dengan penderita
HIV. Air mani, cairan vagina dan darah dapat mengenai selaput lendir sehinggga HIV
yang ada dalam cairan tersebut masuk kedalam cairan darah. Selain itu juga melalui
lesi mikro pada di dinding alat tersebut yang terjadi saat hubungan seksual.
 Darah dan produk darah yang tercemar HIV / AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena langsung masuk kedalam pembuluh darah
dan menyebar keseluruh tubuh
 Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril.
Alat pemeriksa kandungan dan alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina
atau mani yang terinveksi HIV yang digunakan ke orang lain tanpa disterilkan dulu.
 Alat-alat untuk menoreh kulit
Jarum, silet, alat tato, pemotong rambut.
 Menggunakan jarum suntik yang bergantian
Jarum suntik pada fasilitas kesehatan, pengguna narkoba sangat berpotensi
terjangkit HIV.
Manifestasi Klinis

GEJALA MAYOR : GEJALA MINOR


 Demam berkepanjangan  Batuk kronis selama 1 bulan
lebih dari 3 bulan  Infeksi pada mulut dan
tenggorokan disebabkan jamur
 Diare kronis lebih dan 1 candida albican
bulan berulang maupun  Pembengkakan kelenjar getah
terus menerus bening diseluruh tubuh yang
menetap
 Penurunan berat badan  Munculnya herpes zosters berulang
lebih dan 10% dalam 3  Bercak – bercak dan gatal- gatal
bulan ( 2 dan 3 gejala diseluruh tubuh
utama ).
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi oportuniti, nosokomial, atau
sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan perawatan yang kritis.
2. Terapi AZT (Azitomidin)
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat enzim pembalik transcriptase.
3. Terapi antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistem immun dengan menghambat replikasi virus atau memutuskan
rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obatan ini adalah: didanosina, ribavirin,
diedoxycytidine, recombinant CD4 dapat larut.
4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron
5. Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat replikasi HIV.
6. Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis, membantu megubah perilaku
resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko atau tidak berisiko, mengingatkan cara hidup sehat
dan mempertahankan kondisi hidup sehat.
7. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan makanan yang sehat, hindari sters,
gizi yang kurang, obat-obatan yang mengganggu fungsi imun. Edukasi ini juga bertujuan untuk
mendidik keluarga pasien bagaimana menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS dan
kemungkinan isolasi dari masyarakat.
ASUHAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak
rata-rata dimasa perinatal sekitar usia 9 –17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa :
1. Demam dan diare yang berkepanjangan
2. Tachipnae
3. Batuk
4. Sesak nafas
5. Hipoksia
LANJUTAN..............
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
1. Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
2. Diare lebih dan satu bulan
3. Demam lebih dan satu bulan
4. Mulut dan faring dijumpai bercak putih
5. Limfadenopati yang menyeluruh
6. Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
7. Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
8. Dermatitis yang mnyeluruh
PEMERIKSAAN FISIK  PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 1. Pemeriksaan Mata TTes untuk diagnosa infeksi HIV :
 2. Pemeriksaan Mulut  ELISA (positif; hasil tes yang positif

 3. Pemeriksaan Telinga dipastikan dengan western blot)


 Western blot (positif)
 4. Sistem pernafasan
 P24 antigen test (positif untuk
 5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
protein virus yang bebas)
 6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
 Kultur HIV(positif; kalau dua kali uji-
 7. Pemeriksaan Sistem Integumen
kadar secara berturut-turut
 8. Pemeriksaan sistem perkemihan mendeteksi enzim reverse
 9. Pemeriksaan Sistem Neurologi transcriptase atau antigen p24
 10. Pemeriksaan Sistem dengan kadar yang meningkat)
Muskuluskeletal
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi


pada anak dengan HIV / AIDS antara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifan koping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Resiko infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan dengan adanya
penurunan daya tahan tubuh sekunder AIDS.
 Tujuan :
Meminimalkan resiko terhadap infeksi pada anak
 Rencana tindakan keperawatan
1. Kaji perubahan tanda-tanda infeksi ( demam, peningkatan nadi, peningkatan
kecepatan nafas kelemahan tubuh atau letargi )
2. Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia, status nutrisi, penyakit
kronis lain
3. Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali, tanda vital merupakan indikator
terjadinya infeksi
4. Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor terjadinya
neutropenia
5. Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang pencegahan secara
umum ( universal ), untuk menyiapkan keluarga dan pengunjung memutus rantai
penularan
2. Kurang Nutrisi ( kurang dari kebutuhan )
Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, diare, nyeri
 Tujuan :

Kebutuhan nutrisi dan pasien terpenuhi


 Rencana tindakan keperawatan :

1. Kaji status perubahan nutrisi dengan menimbang berat badan


setiap hari
2. Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam sekali dan turgor kulit
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Rencanakan makanan enternal dan parenteral
3. Kurangnya Volume Cairan
Kurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan adanya
infeksi oportunitis saluran pencernaan ( diare )
 Tujuan :

Volume cairan tubuh dapat terpenuhi


 Rencana tindakan keperawatan

1. Berikan cairan sesuai indikasi dan toleransi


2. Ukur masukan dan keluaran termasuk urin dan tinja
3. Monitor kadar elektrolit dalam tubuh
4. Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun tiap 4 jam
5. Monitor urin tiap 6-8 jam sesuai dengan kebutuhan
6. Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai