Anda di halaman 1dari 8

Konsep Dasar :

A. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.

B. Etiologi
Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan
otot, ketidakseimbangan, dan masalah psikologis. Osteoartritis merupakan penyebab utama
kekakuan pada usia lanjut. Gangguan fungsi kognitif berat seperti pada demensia dan
gangguan fungsi mental seperti pada depresi juga menyebabkan imobilisasi. Kekhawatiran
keluarga yang berlebihan dapat menyebabkan orangusia lanjut terus menerus berbaring di
tempat tidur baik di rumah maupun dirumah sakit (Setiati dan Roosheroe, 2007).
1. Status CV dan pernapasan
2. Gangguan fisik  contoh : penyakit, pembedahan, Hb, Ht, kesimbangan cairan dan
elektrolit
3. TTV
4. Kenyamanan misalkan nyrei
5. Usia, BB daan jenis kelamin
6. Terakhir makan /minum obat status emosional dan motivasi
7. Tingkat aktifitas sebelum sakit
8. Kaji toleransi pasien terhadap aktifitas, meliputi :
9. Kecepatan dan kekuatan nadi
10. Tekanan darah

Diagnosa Yang Mungkin Muncul


1. Intoleransi aktifitas b.d kesejajaran tubuh yang buruk, penurunan imobilisasi
2. Resiko cidera b.d ketidaktepatan mekanika tubuh, ketidaktepatan posisi
3. Hambatan mobilitas fisik b.d pergerakan rentang gerak, tirah baring
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi, tekanan
permukaan kulit  

Perencanaan dan Intervensi Untuk Mobilitas


No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
dx
1 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan asuhan Latihan Kekuatan
fisik berhubungan keperawatan selama ...x 24   Ajarkan dan berikan dorongan
dengan Kerusakan jam klien menunjukkan: pada klien untuk melakukan
  Mampu mandiri total program latihan secara rutin
sensori persepsi.
  Membutuhkan alat bantu
  Membutuhkan bantuan Latihan untuk ambulasi
orang lain   Ajarkan teknik Ambulasi &
  Membutuhkan bantuan perpindahan yang aman kepada
orang lain dan alat klien dan keluarga.
  Tergantung total   Sediakan alat bantu untuk klien
Dalam hal : seperti kruk, kursi roda, dan
  Penampilan posisi tubuh walker
yang benar   Beri penguatan positif untuk
  Pergerakan sendi dan otot berlatih mandiri dalam batasan
  Melakukan perpindahan/ yang aman.
ambulasi : miring kanan-
kiri, berjalan, kursi roda Latihan mobilisasi dengan kursi
roda
  Ajarkan pada klien &
keluarga tentang cara
pemakaian kursi roda & cara
berpindah dari kursi roda ke
tempat tidur atau sebaliknya.
  Dorong klien melakukan latihan
untuk memperkuat anggota
tubuh
  Ajarkan pada klien/ keluarga
tentang cara penggunaan kursi
roda

Latihan Keseimbangan
  Ajarkan pada klien &
keluarga untuk dapat mengatur
posisi secara mandiri dan
menjaga keseimbangan selama
latihan ataupun dalam aktivitas
sehari hari.

Perbaikan Posisi Tubuh yang


Benar
  Ajarkan pada klien/
keluarga untuk mem perhatikan
postur tubuh yg benar untuk
menghindari kelelahan, keram
& cedera.
  Kolaborasi ke ahli terapi fisik
untuk program latihan.

2 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Asuhan


dengan cedera fisik keperawatan selama …. x 24 Pain Management
jam:   Lakukan pengkajian nyeri secara
 Pain Level, komprehensif termasuk lokasi,
 Pain control, karakteristik, durasi, frekuensi,
 Comfort level kualitas dan faktor presipitasi
Kriteria Hasil :   Observasi reaksi nonverbal dari
  Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
(tahu penyebab nyeri,   Gunakan teknik komunikasi
mampu menggunakan terapeutik untuk mengetahui
tehnik nonfarmakologi pengalaman nyeri pasien
untuk mengurangi nyeri,   Evaluasi pengalaman nyeri masa
mencari bantuan) lampau
  Melaporkan bahwa nyeri   Evaluasi bersama pasien dan tim
berkurang dengan kesehatan lain tentang
menggunakan manajemen ketidakefektifan kontrol nyeri
nyeri masa lampau
  Mampu mengenali nyeri   Bantu pasien dan keluarga untuk
(skala, intensitas, mencari dan menemukan
frekuensi dan tanda nyeri) dukungan
  Menyatakan rasa nyaman   Kurangi faktor presipitasi nyeri
setelah nyeri berkurang   Ajarkan tentang teknik non
  Tanda vital dalam rentang farmakologi
normal   Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
  Tingkatkan istirahat
  Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
  Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Asuhan Managemen Energi


berhubungan keperawatan selama …. x 24   Tentukan penyebab keletihan:
denganKelemahan umum :nyeri, aktifitas, perawatan ,
jam :
  Klien mampu pengobatan
mengidentifikasi aktifitas    Kaji respon emosi, sosial dan

dan situasi yang spiritual terhadap aktifitas.


menimbulkan kecemasan    Evaluasi motivasi dan keinginan

yang   berkonstribusi pada klien untuk meningkatkan


intoleransi aktifitas. aktifitas.
  Klien mampu berpartisipasi   Monitor respon kardiorespirasi
dalam aktifitas fisik tanpa terhadap aktifitas : takikardi,
disertai peningkatan TD, disritmia, dispnea, diaforesis,
N, RR dan perubahan pucat.
ECG    Monitor asupan nutrisi untuk

  Klien mengungkapkan memastikan ke adekuatan


secara verbal, pemahaman sumber energi.
tentang kebutuhan   Monitor respon terhadap
oksigen, pengobatan dan pemberian oksigen : nadi, irama
atau alat yang dapat jantung, frekuensi Respirasi
terhadap aktifitas perawatan
meningkatkan toleransi diri.
terhadap aktifitas.   Letakkan benda-benda yang
  Klien mampu berpartisipasi sering digunakan pada tempat
dalam perawatan diri tanpa yang mudah dijangkau
bantuan atau dengan   Kelola energi pada klien dengan
bantuan minimal tanpa pemenuhan kebutuhan
menunjukkan kelelahan makanan, cairan, kenyamanan /
digendong untuk mencegah
tangisan yang menurunkan
energi.
  Kaji pola istirahat klien dan
adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan.

Terapi Aktivitas
  Bantu klien melakukan ambulasi
yang dapat ditoleransi.
  Rencanakan jadwal antara
aktifitas dan istirahat.
  Bantu dengan aktifitas fisik
teratur : misal: ambulasi,
berubah posisi, perawatan
personal, sesuai kebutuhan.
  Minimalkan anxietas dan stress,
dan berikan istirahat yang
adekuat
  Kolaborasi dengan medis untuk
pemberian terapi, sesuai
indikasi

4 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan asuhan Bantuan Perawatan Diri: Mandi,
berhubungan keperawatan selama... x24 jm higiene mulut, penil/vulva,
dengan Kerusakan
Klien mampu : rambut, kulit
neurovaskuler
  Melakukan ADL mandiri :   Kaji kebersihan kulit, kuku,
mandi, hygiene mulut rambut, gigi, mulut, perineal,
,kuku, penis/vulva, anus
rambut, berpakaian,   Bantu klien untuk mandi,
toileting, makan-minum, tawarkan pemakaian lotion,
ambulasi perawatan kuku, rambut, gigi
  Mandi sendiri atau dengan dan mulut, perineal dan anus,
bantuan tanpa kecemasan sesuai kondisi
  Terbebas dari bau badan   Anjurkan klien dan
dan mempertahankan kulit keluarga untuk melakukan oral
utuh hygiene sesudah makan dan
  Mempertahankan bila perlu
kebersihan area perineal   Kolaborasi dgn Tim Medis /
dan anus dokter gigi bila ada lesi, iritasi,
  Berpakaian dan kekeringan mukosa mulut, dan
melepaskan pakaian gangguan integritas kulit.
sendiri
  Melakukan keramas, Bantuan perawatan diri :
bersisir, bercukur,
berpakaian
membersihkan kuku,
  Kaji dan dukung kemampuan
berdandan
klien untuk berpakaian sendiri
  Makan dan minum sendiri,
  Ganti pakaian klien setelah
meminta bantuan bila
personal hygiene, dan pakaikan
perlu
pada ektremitas yang sakit/
  Mengosongkan kandung
terbatas terlebih dahulu,
kemih dan bowel
Gunakan pakaian yang longgar
  Berikan terapi untuk
mengurangi nyeri sebelum
melakukan aktivitas berpakaian
sesuai indikasi

Bantuan perawatan diri :


Makan-minum
  Kaji kemampuan klien untuk
makan : mengunyah dan
menelan makanan
  Fasilitasi alat bantu yg mudah
digunakan klien
  Dampingi dan dorong keluarga
untuk membantu klien saat
makan

Bantuan Perawatan Diri:


Toileting
  Kaji kemampuan toileting:
defisit sensorik
(inkontinensia), kognitif (mena
han untuk toileting), fisik
(kelemahan fungsi/ aktivitas)
  Ciptakan lingkungan yang
aman(tersedia pegangan
dinding/ bel), nyaman dan jaga
privasi selama toileting
  Sediakan alat bantu (pispot,
urinal) di tempat yang mudah
dijangkau
  Ajarkan pada klien dan keluarga
untuk melakukan toileting
secara teratur

 Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh tertentu
dan aktifitas otot. Proprioseptor memonitor aktifitas otot dan posisi tubuh secara
berkesinambungan. Misalnya proprioseptor pada telapak kaki berkontribusi untuk
memberi postur yang benar ketika berdiri atau berjalan. Saat berdiri, ada penekanan
pada telapak kaki secara terus menerus. Proprioseptor memonitor tekanan,
melanjutkan informasi ini sampai memutuskan untuk mengubah posisi.

7. Pathway

8. Asuhan Keperawatan
Pengkajian mobilisasi
 Kaji rentang gerak klien
 Kaji gaya berjalan klien
 Kaji kondisi klien preaktifitas meliputi :

Anda mungkin juga menyukai