Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012)
Data subyektif
o Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
o Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
Data obyektif
o Tidak memiliki teman dekat
o Menarik diri
o Tidak komunikatif
C. Penyebab
Menurut Kusumawati dan Hartono (2010) penyeban isoalasi sosial anatar lain:
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan
dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya
gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang
mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal pada
otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbic
dan daerah kortikal
b. Sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor
pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh
norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota keluarga
yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis dan penyandang cacat
diasingkan dari lingkungan sosialnya.
2. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal
dan eksternal seseorang. Faktor stressor presipitasi dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Faktor eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yait stress yang ditimbulkan oleh
faktorsosial budaya seperti keluarga.
b. Faktor internal
Contohnya adalah stressor psikologis yaitu stress terjadi akibat ansietas yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu
untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.
D. Rentang respon
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari Stuart (2006) menyatakan bahwa manusia
adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina
hubungan interpersonal yang positif. Individu juga harus membina saling tergantung yang
merupakan keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam suatu hubungan
b. Menarik diri adalah individu mengalami kesulitan dalam membina hubungan dengan
orang lain.
E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
2. Terapi
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah
klien dengan memberikan perhatian
1. BHSP
2. Jangan memancing emosi klien
b. Terapi kelompok
ngobrol keuntungan
berhubungan
dengan orang lain
dan kerugian tidak
berhubungan
dengan orang lain
f. Beri reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
keuntungan
berhubungan
dengan orang lain
dan kerugian bila
tidak berhubungan
dengan orang lain
4. Pasien dapat a. Observasi perilaku Kehadiran orang
melaksanakan hubungan pasien saat yang dapat
sosial secara bertahap (1) berhubungan dipercaya
Kriteria hasil dengan orang lain memberi rasa
Setelah 1x interaksi, b. Beri motivasi dan aman dan
pasien dapat bantu pasien terlindungi.
mendemonstrasikan untuk berkenalan Setelah dapat
hubungan sosial secara berkomunikasi berinteraksi
bertahap dengan orang lain dengan orang
melalui: pasien- laindan memberi
perawat, pasien- kesempatan
perawat-perawat klien dapat
lain, pasien- mengikuti
perawat-perawat aktivitas
lain-pasien lain, kelompok,klien
pasien-perawat- merasa lebih
perawat lain- berguna dan
pasienlain rasa percaya diri
masyarakat. klien dapat
c. Beri reinforcement tumbuh kembali
positif atas
keberhasilan yang
telah dicapai Bantu
pasien untuk
mengevaluasi
manfaat
berhubungan
dengan orang lain
d. Beri motivasi dan
libatkan pasien
dalam terapi
aktivitas kelompok
sosialisasi
e. Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan bersama
pasien dalam
mengisi waktu
luang
f. Memotivasi
pasien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal
yang telah dibuat.
g. Beri reinforcement
atas kegiatan
pasien dalam
memperluas
pergaulan melalui
aktivitas yang
dilaksanakan
STRATEGI PELAKSANAAN
Pertemuan : 1
SP 1 Klien : Membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenali penyebab
isolasi sosial, membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“ Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya ...(sebutkan) , saya dipanggil ...
(sebutkan), saya perawat yang akan merawat ibu pagi ini. Nama ibu siapa dan senang
dipanggil siapa ? “
b. Evaluasi
2. Masih ingat ada kejadian apa sampai ibu S dibawa kerumah sakit ini ?
3. Apa keluhan ibu S hari ini ? Dari tadi saya perhatikan ibu S duduk menyendiri, ibu S
duduk menyendiri, ibu S tidak tampak ngobrol dengan teman-teman yang lain ? Ibu
S sudah mengenal teman-teman yang ada disini ?
c. Kontrak
1) Topik
“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman ibu S ?
Juga tentang apa yang menyebabkan ibu S tidak mau ngobrol dengan teman-teman ?
2) Waktu
“ Ibu mau berapa lama bercakap-cakap ? Bagaimana kalau 15 menit.”
3) Tempat
“ Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang ibu S ? Bagaimana
kalau disini saja ? “
2. Fase kerja
a. Siapa saja yang tinggal satu rumah dengan ibu S ? siapa yang paling dekat dengan ibu S ?
siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu S ? Apa yang membuat ibu S jarang
bercakap-cakap denganya ?
b. Apa yang ibu S rasakan selama dirawat disini ? O... ibu S merasa sendirian ? Siapa saja
yang ibu S kenal diruangan ini ? O... belum ada ? Apa yang menyebabkan ibu S tidak
mempunyai teman disini dan tidak mau bergabung atau ngobrol dengan teman-teman
yang ada disini ?
c. Kalau ibu S tidak mau bergaul dengan teman-teman atau orang lain, tanda-tandanya apa
saja ? mungkin ibu S selalu menyendiri ya... terus apalagi bu... (sebutkan)
d. Ibu S tahu keuntungan kalau kita mempunyai banyak teman ? coba sebutkan apa saja ?
keuntungan dari mempunyai banyak teman itu bu S adalah... (sebutkan)
e. Nah kalau kerugian dari tidak mempunyai banyak teman ibu S tahu tidak ? coba sebutkan
apa saja ? Ya ibu S kerugian dari tidak mempunyai banyak teman adalah... (sebutkan).
Jadi banyak juga ruginya ya kalau kita tidak punya banyak teman. Kalau begitu inginkan
ibu S berkenalan dan bergaul dengan orang lain ?
f. Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain.
g. Begini lo ibu S, untuk berkenalan dengan orang lain caranya adalah : pertama kita
mengucapkan salam sambil berjabat tangan, terus bilang “ perkenalkan nama lengkap,
terus bilang “ perkenalkan nama lengkap, terus nama panggilan yang disukai, asal kita
dan hobby kita. Contohnya seperti ini “ assalamualaikum, perkenalkan nama saya
Febriana, saya lebih senang dipanggil Febri, asal saya dari Bandung dan hobby nya
membaca.
h. Selanjutnya ibu S menanyakan nama lengkap orang yang diajak kenalan, nama panggilan
yang disukai, menanyakan juga asal dan hobbynya. Contohnya seperti ini nama ibu siapa?
Senang dipanggil apa ? asalnya dari mana dan hobbynya apa ?
i. Ayo ibu S dicoba ! misalnya saya belum kenal dengan ibu S. Coba berkenalan dengan
saya ! ya bagus sekali ! coba sekali lagi bu S. Bagus sekali !
j. Setelah ibu S berkenalan dengan orang tersebut, ibu S bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan misalkan tentang cuaca, hobi, keluarga, pekerjaan
dan sebagainya
3. Terminasi
a. Evaluasi respon
1) Evaluasi subyektif
2) Evaluasi obyektif
- Coba ibu S ibu sebutkan kembali penyebab ibu S tidak mau bergaul dengan orang
lain ? apa saja tanda-tandanya bu ? terus keuntungan dan kerugianya apa saja ?
- Coba ibu S sebutkan cara berkenalan dengan orang lain, yaitu... ya bagus
- Nah sekarang coba ibu S praktikkan lagi cara berkenalan dengan saya. Iya bagus
b. Kontrak
1) Topik
“ Baik bu S sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau 2 jam lagi
sekitar jam 11 saya akan datang kesini lagi untuk melatih ibu S berkenalan dengan
perawat lain yaitu teman saya perawat N “
2) Waktu
“ ibu mau bertemu lagi jam berapa ? bagaimana kalau jam 9 ? “
3) Tempat
“ ibu mau bercakap-cakap dimana ? “
c. Rencana tindak lanjut
1) Selanjutnya ibu S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi. Sehingga ibu S
lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Ibu S bisa praktikkan pasien pasien
lain.
2) Sekarang kita buat jadwal latihannya ya bu, berapa kali sehari ibu mau berlatih
berkenalan dengan orang lain, jam berapa saja bu ? coba tulis disini. Oh jadi mau tiga
kali ya bu.
3) Ya bagus bu S dan jangan lupa dilatih terus ya bu sesuai jadwal latihanya dan ibu S
bisa berkenalan dengan teman-teman yang ada di ruangan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita.2010.Prinsip Dasar dan aplikasi penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan keperawatan ( LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Keliat A,Budi Akemat. 2009. Model Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta
Yosep Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Farida Kusumawati & Yudi Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.