T DENGAN CHF
(CONGESTIVE HEART FAILURE)DI RUANG ANAGATA 2
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
CHF ( Congestive Heart Failure) merupakan salah satu masalah kesehatan
dalam system kardiovaskular, yang angka kejadiannya terus meningkat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada pasien Tn.T dengan CHF(Congestive
Heart Failure)
b. Penulis mampu mempelajari cara mengidentifikasi diagnose atau
masalah potensial pada pasien pasien Tn.T dengan CHF(Congestive
Heart Failure)
c. Penulis mampu mempelajari cara menentukan intervensi secara
menyeluruh pada pasien pasien Tn.T dengan CHF(Congestive Heart
Failure)
d. Penulis mampu mempelajari cara pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien Tn.T dengan CHF(Congestive Heart Failure)
e. Penulis mampu mempelajari cara mengevaluasi keefektifan
asuhankeperawatan pada pasien Tn.T dengan CHF(Congestive Heart
Failure)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
CongestiveHeartFailure(CHF)adalahsuatukondisidimanajantungmenga
lamikegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
peregangan ruangjantung(dilatasi) guna menampung darah lebih banyak
untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku
dan menebal. Jantung hanya mampumemompadarah untuk waktu yang
singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa
dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan
air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam
beberapa organ
tubuhsepertitangan,kaki,paru,atauorganlainnyasehinggatubuhklienmenjadi b
engkak (congestive) (Udjianti, 2010).
B. Etiologi
1. Faktoreksterna (dariluarjantung):
hipertensirenal,hipertiroid,dananemiakronis/berat.
C. Tanda Gejala
Menurut Niken Jayanthi (2010), manifestasi klinik dari gagal jantung kongestif
(CHF) adalah :
a) Peningkatan volume intravaskular.
b) Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
turunnya curah jantung.
c) Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang
menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan
dengan batuk dan nafas pendek.
d) Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan
vena sistemik.
e) Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap
latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah dari
jantung ke jaringan dan organ yang rendah.
f) Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume
intravaskuler akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin
ginjal).
D. Patofisiologi
Sumber :
(Putra ,Dwi Yoedas.2010)
F. Pemeriksaan Penunjang
a) Hitungseldarahlengkap:anemiaberatatauanemiagravisataupolisite
miavera
B. Asuhan Keperawatan
1. PengkajianPrimer
Airways
a. Sumbatan atau penumpukan sekret
b. Wheezing atau krekles
Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi, krekles
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
Circulation
a. Nadi lemah , tidak teratur
b. Takikardi
Dissability
a. TD meningkat / menurun
b. Edema
c. Gelisah
d. Akral dingin
e. Kulit pucat, sianosis
f. Output urine menurun
2. Pengkajian Sekunder
a. Pemeriksaan fisik (head to toe)
1. Keadaan umum : Lemah.
2. Kesadaran : Somnolent, GCS : E : 3, M : 3, V : 1
3. TTV : TD : 150/90 mmHg, S : 37 C, RR : 22x/menit, N : 89x/menit
4. Kepala : Bentuk Mesocephal
5. Rambut : Ada Uban
6. Bentuk Rambut : Gelombang
7. Kondisi Rambut : kotor
8. Wajah : Pucat
9. Mata : Anemis
10. Hidung : Simetris
11. Mulut : gigi tidak berlubang
12. Telinga : Simetris
13. Leher : Tidak ada pembesaran kelenar tiroid.
14. Dada :
Paru : I : Simetris Kanan dan Kiri.
A : Ronchi.
P : Pekak pelan.
Abdomen :
I : Datar.
P : Tidak Kembung.
b. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d Hiperventilasi
2. Bersihan jalan nafas tidak efekif b/d penumpukan sputum
3. Perfusi jaringan perifer tidak efektif b/d Kurang Pengetahuan
4. Gangguan pertukaran gas b.d. perubahan membran
alveolarkapiler,ketidakseimbangan perfusi ventilasi
5. Kelebihan volume cairan b.d asupan cairan berlebih
6. Intoleransi aktivitas b.d kelamahan fisik/kelelahan,tirah Baring atau
imobilisasi
c. Intervensi Keperawatan
N
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o
c. Menunjukkan fungsi
sensori motori cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran mambaik, tidak
ada gerakan gerakan
involunter
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata-rata
kedalaman, irama,
dan respirasi
2. Catat pergerakan
dada, anati
kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi
otot
supraclavicular
dan intercostals
3. Monitor suara nafas,
seperti dengkur
4. Monitor pola nafas
: bradipena,
takipnea,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
5. Monitor kelemahan
otot diafragma
(gerakan paradoksis)
6. Auskultasi suara
nafas, catat area
penurunan / tidak
adanya ventilasi
dan suara
tambahan
7. Tentukan
kebutuhan suction
dengan
mengauskultasi
crakles dan ronkhi
pada jalan nafas
utama
8. Auskultasi suara paru
setelah tindakan
untuk mengetahui
hasilnya
2. Pasang urin
❖ -Hydration
kateter
Setelah dilakukan jikadiperlukan
tindakan keperawatan
3. Monitor hasil lab
selama ….Kelebihan
yang sesuai dengan
volume cairan teratasi
retensi cairan (BUN ,
dengan kriteria:
Hmt , osmolalitas
❖Terbebas dari urin)
edema, efusi,
4. Monitor
anaskara
vitalsign
❖Bunyi nafas
5. Monitor indikasi
bersih, tidak ada
retensi / kelebihan
dyspneu/ortopneu
cairan (cracles, CVP ,
❖ Terbebas dari edema, distensi vena
distensi vena leher,asites)
jugularis,
6. Kaji lokasi dan
❖Memelihara luasedema
tekanan vena
7. Monitor
sentral, tekanan
masukan makanan
kapiler paru,
/cairan
output jantung dan
vital sign DBN 8. Monitor
statusnutrisi
❖ Terbebas
9. Berikan diuretik
darikelelahan,kecemasan
ataubingung sesuaiinteruksi
10. Kolaborasi
pemberianobat:
....................................
11. Monitor
beratbadan
12.
Monitorelektro
lit
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
DENGAN PENDEKATAN POLA KEBUTUHAN VIRGINIA HANDERSON
DEPARTEMEN KMB STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
Identitas Pasien Status Perkawinan : Gadis/Perjaka Menikah
Nama :Tn . T Janda/Duda
Umur : 63 tahun Ruang Rawat :Anagata 2
Pendidikan : SD SLTP SLTA No. RM :0508xxx
Sarjana Tgl/jam masuk :12/12/2020
Agama : Islam Kristen Katolik Tgl/jam pengkajian : 14/12/20
Budha Diagnosa :
Hindu Konghucu - Chf (Congestive Heart Failure)
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : sesak nafas
Tgl/jam masuk RSU : 12/12/2020 08.00
Tgl/jam pengkajian : 14/12/2020 08.00
Riwayat Penyakit Sekarang : ( Automase)
Pasien datang ke igd kumalasiwi pada tanggal 12-12-2020, jam 08.00 dengankeluhan sesak
nafas disertai lemas hampir pingsan di jalan , sesak ngos-ngosan , pusing dan bengkak pada
kaki kanan dan panas. Di igd dilakukan pemeriksaan 156/90 mmhg, Nadi : 102x/permenit, rr :
26 x/permenit, gds :152 mg/dl ,dan mendapatkan terapi medis : infus RL 20 Tpm, dan injeksi
furosemide 1 ampul dan terpasang nasal kanul 3 liter . kemudian jam 11.00 pasien di opname
di anagata 2 untuk pemeriksaaan lanjut.
Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi
Stroke (tidak ada) Stroke (tidak ada)
PPOK TB Asma Asma TBC
Sejak (tidak ada) Penyakit tersebut dialamai oleh (tidak ada)
Diobatkan ke: Tidak ada Sejak : tidak ada
Obat yang masih dikonsumsi saat ini:tidak ada
Keadaan umum :
Nilai GCS : E4 M5 V6 . Skor total :15 . Kesadaran :composmetis
PENGKAJIAN POLA KEBUTUHUAN
Pernafasan dan Oksigenasi : Frekwensi : 26 x/menit. Teratur/tidak teratur. Jenis pernafasan :
Suara pernafasan : Vesikuler Ronkhi Wheezing. Keluhan : Dipnea Ortopnea.
Saturasi oksigen : 98 %. AGD : - .
Foto thoraks : kesimpulan kondisi Pulmo dalam batas normal. Kardiomegali. (LVH)
Keluhan yang dirasakan pasien : sesak nafas
Status oksigenasi sentral : Hasil pemeriksaan CT scan : tidak ada
Nyeri dada : tidak ada nyeri dada . Timbul saat : tidak ada .
Pemeriksaan jantung : suara jantung mur-mur gallop. Hasil pemeriksaan foto thoraks
jantung -
TD 170/100 mmhg
Hasil pemeriksaan ECG :sinus Takikardi
Status oksigen perifer : akral kaki teraba hangat CRT <2 detik.
Nutrisi : Jenis diet nasi . Menu yang disajikan :-
TB 155 cm, BB 60 kg, Hb 13.2 gr/dl, kolesterol - . GDS 145 mg/dl
Keluhan : Mual Muntah Tidak nafsu makan. Sejak :
Frekwensi muntah : - . Jumlah muntah : - cc.
Gerak dan Keseimbangan : postur tubuh simetris tidak simetris . Kemampuan mobilisasi saat
ini :
bedrest total miring kanan kiri dengan bantuan duduk secara mandiri duduk dengan bantuan
berdiri secara mandiri berdiri dengan bantuan berjalan mandiri berjalan dengan bantuan.
Keluhan pada saat aktifitas : tidak ada . Nadi : 110 x/menit.
Keluhan sendi : nyeri kaku pada sendi
Kelumpuhan/kelemahan anggota gerak : ya tidak, pada bagian : kaki
Kebutuhan Eliminasi : BAB. Frekwensi 1 x/hari. Konsistensi : lembek keras cair
Peristaltik usus 12 x/menit. Hasil USG abdomen : -
Alat bantu BAB : -obat pencahar, berupa huknah.
Keluhan BAB : tidak ada . Hasil laborat tinja :-
BAK. Frekwensi 5 x/hari. Volum1500cc/24 jam. Warna urin : kuning jernih kuning keruh
merah bernanah. Alat bantu pengeluaran urin : kateter permanen kateter sementara.
Hasil USG (ginjal, kandung kemih) :tidak ada
Laboratorium urin : tidak ada
Istirahat tidur : lama tidur malam 6 jam. Lama tidur siang 2 jam. Jam tidur malam 22 s/d 05
pagi
Kebiasaan selama tidur : tidak ada . Kebiasaan sebelum tidur tidak ada
Kondisi setelah bangun tidur : ngantuk lelah segar terasa pegal semua.
Keluhan yang berhubungan dengan tidur :
Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh : suhu36oC. Keluhan yang dirasakan saat ini : badan
panas
Badan dingin menggigil. Perabaan pada punggung tangan : panas dingin hangat.
Kebiasaan khusus untuk menjaga suhu tubuh : tidak ada memakai jaket memakai kaos dalam
saja
Menjaga kebersihan : tampilan tubuh terkesan : bersih kotor. Aroma tubuh tercium
wangitidak sedap. Tampilan rambut bersih kotor tidak beraturan rapi aroma berbau
aroma wangi
Kebersihan gigi bersih kotor gigi berlubang. Kebersihan kulit bersih kotor lembab
kering pecah-pecah adanya luka, di bagian , bentuk , panjang cm, dalamcm.
Kondisi luka bersih kotor kering berair bengkak merah berbau pucat
kehitaman.
Kebutuhan bekerja : pekerjaan saat ini sebagai tidak bekerja Jenis pekerjaan menurut pasien
tergolong ringan berat. Resiko pekerjaan patah tulang memar otot gangguan tulang
belakang
Pasien istirahat dari bekerja selama 7 hari. Support dari tempat kerja saat ini support
biayasupportpsikologi support doa bersikap cuek tempat bekerja tidak ada yang tahu.
Tingkat kekhawatiran terhadap resiko tidak bisa bekerja setelah sakit tinggi rendah tidak
merasa
Kebutuhan beribadah : ibadah yang dijalankan saat sakit sholat berdoa puji-pujian
semedi
Kebutuhan berpakaian : pakaian saat ini bersih kotor rapi acak-acakan. Bahan pakaian
yang nyaman menurut pasien tebal tipis ketat longgar. Frekwensi ganti pakaian : 2x sehari
Menghindari bahaya lingkungan (aman & nyaman) : kondisi yang mengancam saat ini
Ketidaknyamanan yang dirasakan :
Gatal, lokasi , lama gatal menit. Resiko jatuh tinggi rendah.
Alat pengaman di tempat tidur tidak ada manual program elektrik
Kebutuhan belajar : informasi tentang penyakit yang didapatkan pengertian penyebab tanda
gejala pengobatan perawatan resiko penyakit perawatan di rumah diet aktifitas
Pemahaman pasien tentan istilah medis mudah sulit
Rekreasi : rekreasi yang sering dilakukan pasien tidak ada,
Kegiatan yang saat ini ingin dilakukan :
Kebutuhan komunikasi : bahasa yang digunakan :
Intonasi suara : keras lembut lirih
Sikap komunikasi : mudah tersinggung terbuka dengan berbagai pendapat cuek
Obat-obatan pasien :
Data Penunjang :
HB 10,5 gr%
Leucocyt 18.500 mm3
MCV 87,8 PM
Trombocyt 186. 000 mm3
Hematrokit 31.0%
Eritrosit 3.53 %
RDW 12,4 %
MPV 9,6 pm
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 158 mg/dl
Asam urat 5.17
IgG -/Non reaktif
IgM -/Non reaktif
Skor total 11
Skormodifikasibarthelindeks(nilai AKS)
20 : mandiri
A. ANALISA DATA
No Hari / Tanggal Data Fokus Problem Etiologi
.
1 Senin , 14- 12 Ds :pasien mengatakan sesak Pola Nafas tidak Hiperventilasi
efektif
-2020 nafas, ngos-ngosan
Jam 08.00 Do : - Pasien tampak susah
bernafas.
- Terpasang nasal kanul 3
liter
TD: 170//100 mmHg
RR: 26x/m
S : 36 ᵒ C
N :110 x/m
Spo: 98x/permenit
2 Senin , 14- 12 Ds : Pasien mengatakan tidak Intoleransi Kelemahan
-2020 bisa beraktifitas, badan aktifitas fisik
Jam 08.00 lemas
Do : pasien tampak lemas dan
hanya berbaring ditempat
tidur , pasien tampak pucat
TD: 190/100 mmHg
RR: 22x/m
S : 36 ᵒ C
N :98 x/m
IndeksBathel : skor 11
(9-11 : ketergantungansedang
(B) )
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Hiperventilasi
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Kelemahan fisik
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Pola Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan 1. Monitor tanda tanda vital
b.d Hperventilasi tindakan keperawatan Berikan terapi relaksasi
3x24 jam pola nafas nafas dalam
tidak efektif dapat 2. Berikan oksigen nasal
berkurang dengan kh: kanul
- Menunjukkan jalan 3. Posisikan pasien
nafas yang paten semiflower
- Tanda Tanda vital 4. Kolaborasi dengan tim
dalam rentang normal
medis dalam pemberian
(tekanan darah, nadi,
obat
pernafasan
2 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan 1. Monitoring kondisi fisik
dengan Kelemahan fisik tindakan keperawatan klien dan tanda tanda vital
3x24 jam pasien bisa 2. Dorong keluarga untuk
beraktifitas seperti perawatan diri ADL kepada
biasanya dengan kh : pasien
- Mampu melakukan 3. Ajarkan klien untuk
aktivitas secara mandiri melakukan aktivitas yang
- TTV dalam batas ringan terlebih dahulu
normal 4. Kolaborasikan
- Mampu berpindah dengan ahli
dengan atau tanpa alat fisioterapi
bantuan (pengelolaan energi
untuk merawat dan
mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan
fungsi )
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari/Tanggal/Jam Dx Implementasi Respon TTd
Keperawatan
1 Senin , 14- 12 1 1. Memonito Ds : pasien mengatakan
-2020 ring tanda tanda bersedia di ttv dan
Jam 08.00 vital, pola nafas . sesak
Do : Pasien tampak
lemas
TD: 170/100
mmHg
HR : 110 x/mnt
RR: 26x/mnt
Spo : 98 % suhu ;
36.3ºc
Ds : pasien bersedia di
Jam . 09.00 wib injeksi atau di berikan
obat
4. Mengkola Do : obat masuk
borasi dengan tim mellaui iv dan oral.
medis dalam - Injeksi
pemberian obat. furosemide 1
ampul
- Oral : Cac03 1
Tablet
Ds : pasien mengatakan
Jam 09.15 Wib 2 lemasdan tidak bisa
beraktivitas
1. Memonitoring Do : pasien terbaring di
kondisi fisik klien tempat tidur.
dan tanda tanda vital TD:140 /100 mmhg,
RR; 26
Nadi ; 92x/permenit
Suhu: 36,3
Spo2: 98 %
Indeks bathel : skor
11(ketergantungan
sedang)
Ds : keluarga pasien
Jam. 09.30 Wib bersedia membantu
Do: Keluarga tampak
2. Mendorong keluarga membantu pasien
untuk perawatan diri melakukan bak, bab,
ADL kepada pasien dan makan dan minum
Ds : pasien mengatakan
Jam. 10.00 Wib bersedia diajarkan
Do : pasien pasien
3. Mengajarkan klien dilatih untuk duduk
untuk melakukan
aktivitas yang ringan
terlebih Ds : pasien mengatakan
dahulu(duduk) bersedia diajarkan .
Jam .10.15 Wib Do : pasien terbaring
dan melakukan mirang
4. Mengkaloborasikan kanan dan kiri .
dengan ahli
fisioterapi
(pengelolaan energi
untuk merawat dan
mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan
fungsi )
2 Selasa,15 1 1. Memonitoring tanda Ds : pasien mengatakan
Oktober 2020 tanda vital, pola bersedia di ttv dan
Jam 08.00 Wib nafas . sesak
Do : Pasien tampak
lemas
TD: 150/90 mmHg
RR: 26x/permenit
Spo : 98 % suhu ;
36.3º C
Ds : pasien mengatakan
Jam 08.15 Wib 2. Memberikan oksigen masih sesek
nasal kanul Do :pasien terpasang
oksigen nasal kanul 3
lpm
Ds : pasien mengatakan
bersedia masih sesek
Jam 08.30 Wib 3. Memposisikan Do : pasien tampak
pasien semiflower nyaman ,
memposisikan semi
flower
Ds : pasien bersedia di
injeksi atau di berikan
obat
Jam 09.00 Wib 4. Mengkolaborasi Do : obat masuk
dengan tim medis melelalui iv dan oral.
dalam pemberian - Injeksi
obat. furosemide 1
ampul
- Oral : Cac031
tablet
Ds : pasien mengatakan
masih lemas dan tidak
bisa beraktivitas , dan
09.15 Wib 2 1. Memonitoring sesek
kondisi fisik klien Do : pasien terbaring di
dan tanda tanda vital tempat tidur.
TD:150 /90 mmhg, RR;
26 Nadi ;
92x/permenitSuhu:
36,3 spo: 98 %
Indeks bathel : skor
11(ketergantungan
sedang)
Ds : keluraga pasien
mengatakan bersedia
membantu pasien.
Do:
Jam 09.30 Wib 2. Mendorong keluarga Keluarga tampak
untuk perawatan diri membantu pasien
ADL kepada pasien melakukan bak, bab,
dan makan dan minum
Ds : pasien mengatakan
masih bersedia diajarin
Do : pasien mencoba
untuk duduk
10.00 Wib 3. Mengajarkan klien
untuk melakukan
aktivitas yang ringan Ds : pasien mengatakan
terlebih bersedia diajarkan
dahulu(duduk) Do : pasien masih
terbaring dan mampu
miring kanan dan kiri
10.15 Wib 4. Mengkaloborasikan
dengan ahli
fisioterapi
(pengelolaan energi
untuk merawat dan
mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan
fungsi )
Ds : pasien mengatakan
Jam 08.15 Wib 2. Memberikan masih sesek
oksigen nasal kanul Do :pasien terpasang
oksigen nasal kanul 3
liter
Ds : pasien mengatakan
bersedia masih sesek
Jam 08,30 Wib 3. Memposisikan Do : pasien tampak
pasien semiflower nyaman ,
memposisikan semi
flower 45 derajat.
Ds : pasien bersedia di
injeksi atau di berikan
obat
Jam09.00 Wib 4. Mengkolaborasi Do : obat masuk
dengan tim medis melelalui iv dan oral.
dalam pemberian - Injeksi
obat. furosemide 1
ampul
- Oral : Cac03
3x1
Ds : pasien mengatakan
masih lemas dan tidak
bisa beraktivitas , dan
Jam 10.00 Wib 2 1. Memonitoring sesek
kondisi fisik klien Do : pasien terbaring di
tempat tidur.
TD:140 /90 mmhg,
RR; 24X/permenit
Nadi ; 92x/permenit
Suhu: 36. C
Spo2: 98 %
Indeks bathel : skor
11(ketergantungan
sedang)
Ds : keluraga pasien
mengatakan sudah di
samping pasien terus
Do:
10.15 Wib 2. Mendorong keluarga Keluarga pasien selalu
untuk perawatan diri membantu pasien
ADL kepada pasien melakukan bak, bab,
dan makan dan minum
Ds : pasien mengatakan
masih bersedia diajarin
Do : pasien mencoba
untuk duduk tanpa
bantuan orang lain
10.30 Wib 3. Mengajarkan klien
untuk melakukan Ds : pasien mengatakan
aktivitas yang ringan bersedia diajarkan
terlebih Do : pasien masih
dahulu(duduk ) terbaring dan mampu
miring kanan dan kiri
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanda
No Hari/tanggal Dx Evaluasi
tangan
1 Senin, 14-12- 1 S: Pasien mengatakan masih sesak
2012 O : - Pasien tampak lemas, ngos ngosan
13.00 - Terpasang nasal kanul 3 liter
TD: 140//100 mmHg
RR: 26x/m
S : 36 ᵒ C
N :90 x/m
Spo: 98x/permenit
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi (1,2,3,4)
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses keperawatan dengan mengumpulkan data-data dari
pasien yang akurat sehingga akan di ketahui masalah yang ada pada pasien. Tahap
pengkajian keperawatan meliputi pengumpulan data, validasi data, dan identifikasi pola
masalah (Hidayat 2008).
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Setelah diagnosa keperawatan muncul, penulis membuat prioritas masalah.
Prioritas masalah mengacu pada hierarki “Maslow” serta yang mengancam
kehidupan pasien. Lalu membuat intervensi atau perencanaan keperawatan,
adalah suatu proses didalam pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal
tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan,
siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).
Rencana ini merupakan sarana komunikasi yang utama, dan memelihara
continuitas asuhan keperawatan klien bagi seluruh anggota tim. Sesuai dengan
pernyataan tersebut diketahui bahwa dalam membuat perencanaan perlu
mempertimbangkan tujuan, kriteria hasil yang diperkirakan atau diharapkan
dalam intervensi keperawatan (Setiadi, 2012).
Pedoman penulisan kriteria hasil berdasarkan SMART (Spesifik,
Measurable, Achieveble, Reasonable dan Time). Spesifik adalah berfokus pada
klien. Measurable adalah dapat diukur, dilihat, diraba, dirasakan dan dibau.
Achieveble adalah tujuan yang harus dicapai. Reasonable merupakan tujuan yang
harus dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Time adalah batasan pencapaian
dalam rentang waktu tertentu, harus jelas batasan waktunya (Dermawan, 2012).
Pada tahap intervensi di tetapkan tujuan dan kriteria hasil yang akan
dicapai selama melakukan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan disusun
berdasarkan diagnosa keperwatan yang telah ditetapkan dari hasil pengkajian
keperawatan pada Tn.T dengan Congestive Heart Failure (CHF).
1. Pola nafas tidak efektif dengan dilakukan tindakan keperawatan pada Tn.T selama
3x24 jam yang bertujuan agar pola nafas kembali efektif. Dan perencanaan yang
dilakukan adalah tindakan mandiri berupa mengobservasi tanda-tanda vital,
memonitor status respirasi : jenis, frekuensi, suara nafas dan irama, memberikan
posisi semi fowler, mengajarkan nafas dalam dan memberikan oksigen.
Mengauskultasi suara nafas bertujuan untuk mengetahui jenis,frekuensi suara
nafas mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan intervensi lebih lanjut.
dengan pantau tanda-tanda vital dapat mengetahui takikardia dan perubahan
tekanan darah dapat terjadikarena nyeri, ansietas, hipoksemia, dan hormon stres
yang bersirkulasi. Tindakan memonitor status respirasi bertujuan untuk
mengetahui keadaan perkembangan pasien sebelumnya dan saat ini, sehingga jika
terdapat gejala yang abnormal dapat segera diberi tindak lanjut. Dengan
memberikan posisi kepala dielevasikan dengan tempat tidur kurang lebih 45
derajat akan mempertahankan curah jantung, sehingga sesak nafas berkurang
yang pada akhirnya akan mengoptimalkan kualitas tidur. Diberikan terapi oksigen
nasal kanul 3 lpm bertujuan untuk menurunkan kerja pernafasan, dan menurunkan
kerja otot jantung.
2. Intoleransi aktivitas dengan dilakukan tindakan keperawatan pada Tn.T selama 3x
24 jam yang bertujuan toleransi terhadap aktivitas/ aktivitas meningkat. Pada
perencanaan yang dilakukan yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, observasi
adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas, membantu klien untuk
mengubah posisi sesuai toleransi secara berkala (miring kanan, miring kiri),
anjurkan bedrest dan memberikan terapi obat diuretik (furosemid 20mg). Catat
respon kardiorespiratori terhadap aktivitas (takikardia, disrirmia, dispnea,
berkeringat dan pucat) yang bertujuan untuk penurunan atau ketidakmampuan
miokardium dalam meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas, dapat
meyebabkan peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen,
juga peningkatan kelelahan dan kelemahan. Tujuan dalam mengubah posisi sesuai
toleransi secara berkala adalah untuk mengurangi masalah integritas kulit.
Menganjurkan bedrest pada klien karena istirahat fisik harus dipertahankan untuk
meningkatkan efisiensi kontraksi jantung dan untuk menurunkan konsumsi
oksigen miokardium dan beban jantung, sementara bedrest dengan posisi semi
fowler bertujuan untuk mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan
kardiovaskuler dengan berbaring terlentang dapat meningkatkan filtrasi
glomerulus dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan
diuresis.Mengubah posisi secara sering dapat mempengaruhi integritas kulit
sehingga memerlukan supervisi ketat dan intervensi preventif. Dan dalam
pemberian terapi obat tidur tujuannya supaya pasien memiliki waktu untuk
istirahat lebih banyak dari aktivitasnya. Pemberian terapi obat diuretik bersama
dengan pembatasan diet natrium dan cairan, secara umum tipe dan dosis diuretik
bergantung pada penyebab dan derajat gagal jantung serta status fungsi ginjal.
Vasodilator digunakan untuk meningkatkan curah jantung dan haluaran ginjal,
mengurangi volume sirkulasi (preload dan afterload) sehingga mengurangi beban
kerja ventrikel. dan antikoagulan digunakan sebagai obat untuk mencegah
pembentukan trombus dan embolus dalam kondisi yang memiliki faktor resiko,
seperti tirah baring yang diharuskan, disritmia jantung, dan riwayat episode
trombolik sebelumnya.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan intervensi keperawatan
yang telah disusun dengan menggambarkan pencapaian tujuan dan semua
tindakan dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan. Implementasi
keperawatan yang dilakukan meliputi : tindakan mandiri keperawatan, tindakan
observasi keperawatan, tindakan yang bersifat edukatif dan kolaboratif.
E. Evaluasi Keperawatan
BAB V
42
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan observasi partisipasif dalam melakukan Asuhan
Keperawatan pada Tn. A dengan Congestive Heart Failure (CHF) di ruang Anagata
2 RSU Kumalasiwi Kudus, maka dalam BAB ini penulis mencoba menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Dari pengkajian yang telah dilakukan, diperoleh data antara lain sesak nafas
disertai lemas hampir pingsan di jalan , sesak ngos-ngosan , pusing dan
bengkak pada kaki kanan dan panas. Di igd dilakukan pemeriksaan 156/90
mmhg, Nadi : 102x/permenit, rr : 26 x/permenit, gds :152 mg/dl ,dan
mendapatkan terapi medis : infus RL 20 Tpm, dan injeksi furosemide 1 ampul
dan terpasang nasal kanul 3 liter .
2. Diagnosa yang muncul
Berdasarkan Nanda International Inc. Diagnosis keperawatan: definisi &
klasifikasi (2015-2017) diagnosa keperawatan yang dinyatakan dalam teori
terdapat 5 diagnosa keperawatan untuk CHF namun dalam kasus pada Tn.T
dapat ditegakkan 2 masalah yaitu :
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Hiperventilasi
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Kelemahan fisik
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawtan telah disusun sesuai dengan diagnose keperawatan yang
muncul. Sesuai dengan teori implementasi dilaksanakan 3x24 jam, karena
keterbatasan waktu dan jadwal yang telah ditetapkan dari pihak rumah sakit,
penulis hanya melaksanakan 3x1 sift (± 6 jam sift) tetapi dalam pengelolaan
pasien melaksanakan 3x24 jam dengan bantuan TIM. Dari semua masalah yang
dihadapi oleh pasien perawat melaksanakan evaluasi sesuai dengan kriteria
hasil yang diharapkan pada masing-masing diagnosa keperawatan yang muncul.
Intervensi keperawatan telah disusun sesuai dengan teori asuhan keperawatan
pada pasien dengan CHF diambil dalam NIC-NOC edisi ke-6 tahun 2013,
43
penulis hanya menuliskan intervensi yang dibutuhkan pasien dan sesuai kondisi
pasien.
4. Implementasi
Pada saat implementasi, penulis mengikut sertakan pasien, keluarga, perawat
ruangan dan petugas kesehatan lain. Seluruh rencana tindakan keperawatan
yang telah direncanakan penulis dilaksanakan. Selama dilakukan tindakan
keperawatan, pasien bersikap kooperatif sehingga mempermudah kinerja
penulis serta perkembangan kondisi pasien.
5. Evaluasi
Dalam rangkaian asuhan keperawatan pada Tn.T dengan CHF yang telah
dilaksanakan penulis selama 3 hari, peenulis mampu melakukan asuhan
keperawatan dengan masalah keperawatan pertama yaitu ketidakefektifan pola
napas berhubungan dengan hiperventilasibelum teratasi, masalah yang kedua
yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik belum dapat
teratasi.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam proses belajar mengajar
khususnya tentang asuhan keperawatan CHF sehingga mahasiswa mampu
menerapkan dalam praktik di masyarakat.
2. Bagi Pelayan Kesehatan
Diharapkan pelayan kesehatan mampu meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat khususnya bagi pasien CHF maupun keluargayang lebih maksimal
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terutama dengan pendidikan
kesehatan tentang bagaimana memberikan tindakan kepada keluarga dengan
masalah penyakit CHF
44
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Hardi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis Dan
Nanda Nic-Noc.Edisi revisi jilid 2.MediaAction:Jogjakarta.
Johnson, M.,et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., Iet all. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Fifth
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika
Jayanti,N.2010.Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-kongestif/
(diakses pada tanggal 14 november 2015, pukul 20.00 wib)
http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2013/11/laporan-pendahuluan-gagal-
jantung.html#.ViuSjj8tz54 (diakses pada tanggal 14 november 2015 pukul 20.
30 wib)
45
46