Anda di halaman 1dari 14

Kode Mata Kuliah : MKK 1311

Nama Mata Kuliah : HIV-AIDS


Modul #3 Lembar Kegiatan Mahasiswa
Nama:________________________________________ Tanggal: ________________
Tingkat: ____________
Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Material:
Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik Pasien HIV- Buku dan alat tulis, buku sumber, laptop dan
AIDS proyektor

Sasaran Pembelajaran:
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat memahami: Referensi:
1. Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien 1. Sherwood, L. (2012). Human physiology: From
HIV-AIDS cells to systems, (8th ed.). California:
2. Memahami pemeriksaan diagnostic pada Thomson Learning.
pasien HIV-AIDS 2. Tortora, G.J. & Derrickson, B.H. (2011).
Principles of anatomy and physiology. New
York: Harper Collins Publisher Inc.
3. Kummar, V., Abbas, AK., Aster JC (2015)
Robbins and Cotran; Pathologic Basic of
1. Disease Ninth edition Philadelphia : Saunders
Elsevier.
4. https://www.slideshare.net/EkaNurulSiam/pem
eriksaanfisikhivaids

A. TINJAUAN PENDAHULUAN (Introduction)

Pada modul ini kita akan mempelajari topik mengenai Patofisiologi HIV-AIDS

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, jumlah kasus human immunodeficiency


virus (HIV) terus meningkat sejak 2010-2019. Angkanya pun mencapai 50.282 kasus pada 2019,
naik 7,78% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara, jumlah kasus acquired immune deficiency syndrome (AIDS) cenderung fluktuatif
mengarah ke penurunan. Bahkan, Kemenkes mencatat kasus AIDS berkurang 30,95% menjadi
7.036 kasus pada 2019. Jumlah tersebut menjadi yang terendah sejak 2010.

Berdasarkan provinsi, HIV paling banyak terjadi Jawa Timur, yakni 8.935 kasus. Sedangkan,
AIDS paling banyak terjadi di Jawa Tengah, yakni 1.613 kasus.

Mayoritas penderita HIV/AIDS merupakan laki-laki. Sedangkan berdasarkan usia, penderitanya


paling banyak berumur 25-49 tahun.

Tingginya kasus HIV di Indonesia salah satunya disebabkan oleh perilaku seks bebas. Selain itu,
hal tersebut karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku seksual berisiko,
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, serta penyakit menular seksual.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


B. MATERI PEMBELAJARAN

PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSTIK PADA KLIEN DENGAN HIV / AIDS

A. Pengertian
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
retrovirus HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan ditandai oleh suatu kondisi imunosupresi yang
memicu infeksi oportunistik, neoplasma sekunder, dan manifestasi neurologis (Kummar, et al. 2015).
AIDS adalah penurunan sistem imunitas secara progresif sehingga infeksi oportunistik dapat muncul
dan berakhir pada kematian. Infeksi oportunistik muncul dengan bentuk infeksi baru oleh
mikroorganisme lain (bakteri, fungi dan virus) atau reaktivasi infeksi laten yang dalam kondisi normal
dapat dikontrol oleh sistem imun sehingga tidak menimbulkan manifestasi. Munculnya infeksi
oportunistik mengindikasikan adanya efek pada imunitas yang dimediasi sel akibat imunodefisiensi
dan berhubungan dengan jumlah sel T CD4+ dan mekanisme lainnya (Pohan, 2006).

B. Pemeriksaan Fisik Pada Klien Dengan HIV / AIDS


Pemeriksaan fisik HIV dilakukan oleh dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda saat
ini. Pemeriksaan HIV meliputi antara lain:
a. Suhu
Demam umum pada orang yang terinfeksi HIV, bahkan bila tidak ada gejala lain. Demam
kadang-kadang bisa menjadi tanda dari jenis penyakit infeksi tertentu atau kanker yang lebih
umum pada orang yang mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah . Dokter akan memeriksa
suhu Anda pada setiap kunjungan.

b. Berat Bedan
Pemeriksaan berat badan dilakukan pada setiap kunjungan. Kehilangan 10% atau lebih
dari berat badan Anda mungkin akibat dari sindrom wasting, yang merupakan salah satu tanda-
tanda AIDS , dan yang paling parah Tahap terakhir infeksi HIV. Diperlukan bantuan tambahan
gizi yang cukup jika Anda telah kehilangan berat badan.
c. Mata
Cytomegalovirus (CMV) retinitis adalah komplikasi umum AIDS. Hal ini terjadi lebih sering
pada orang yang memiliki CD4 jumlah kurang dari 100 sel per mikroliter (MCL). Termasuk gejala
floaters, penglihatan kabur, atau kehilangan penglihatan. Jika terdapat gejala retinitis CMV,
diharuskan memeriksakan diri ke dokter mata sesegera mungkin. Beberapa dokter

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


menyarankan kunjungan dokter mata setiap 3 sampai 6 bulan jika jumlah CD4 anda kurang dari
100 sel per mikroliter (MCL).
d. Mulut
Infeksi Jamur mulut dan luka mulut lainnya sangat umum pada orang yang terinfeksi HIV.
Dokter akan akan melakukan pemeriksaan mulut pada setiap kunjungan. pemeriksakan gigi
setidaknya dua kali setahun. Jika Anda beresiko terkena penyakit gusi (penyakit periodontal),
Anda perlu ke dokter gigi Anda lebih sering.
e. Kelenjar getah bening
Pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati) tidak selalu disebabkan oleh HIV.
Pada pemeriksaan kelenjar getah bening yang semakin membesar atau jika ditemukan ukuran
yang berbeda, Dokter akan memeriksa kelenjar getah bening Anda pada setiap kunjungan.
f. Perut
Pemeriksaan abdomen mungkin menunjukkan hati yang membesar (hepatomegali) atau
pembesaran limpa (splenomegali). Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi baru atau mungkin
menunjukkan kanker. Dokter akan melakukan pemeriksaan perut pada kunjungan setiap atau
jika Anda mengalami gejala-gejala seperti nyeri di kanan atas atau bagian kiri atas perut Anda.
g. Kulit
Kulit merupakan masalah yang umum untuk penderita HIV. pemeriksaan yang teratur
dapat mengungkapkan kondisi yang dapat diobati mulai tingkat keparahan dari dermatitis
seboroik dapat sarkoma Kaposi . Dokter akan melakukan pemeriksaan kulit setiap 6 bulan atau
kapan gejala berkembang.
h. Ginekologi terinfeksi
Perempuan yang HIV-memiliki lebih serviks kelainan sel daripada wanita yang tidak
memiliki HIV. Perubahan ini sel dapat dideteksi dengan tes Pap. Anda harus memiliki dua tes
Pap selama tahun pertama setelah anda telah didiagnosa dengan HIV. Jika kedua pemeriksaan
Pap Smear hasilnya normal, Anda harus melakukan tes Pap sekali setahun. Anda mungkin
harus memiliki tes Pap lebih sering jika Anda pernah memiliki hasil tes abnormal.
Pemeriksaan fisik secara menyeluruh akan memberikan informasi tentang keadaan
kesehatan Anda saat ini. Pada Pemeriksaan selanjutnya dokter akan menggunakan informasi ini
untuk melihat apakah status kesehatan Anda berubah.

C. Pemeriksaan Diagnostik Pada Klien Dengan HIV / AIDS


Diagnostik AIDS ditegakkan bila ditemukan dua tanda mayor dan satu tanda minor tanpa
penyebab lain, yaitu : (Majalah Kedokteran Indonesia, 1995)
a. Tanda Mayor
1) Penurunan berat badan lebih dari 10% berat badan semula.
2) Diare kronik lebih dari 1 bulan.
3) Demam menetap lebih dari 1 bulan intermitten dan konstan.
b. Tanda minor
1) Batuk menetap lebih dari 1 bulan.
2) Dermatitis generalisata.
3) Herpes zoster rekuren.
4) Infeksi herpes simpleks virus kronik progresif disseminata.

Bentuk pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan HIV dan AIDS, meliputi pemeriksaan
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Laboratorium
Test dan pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendiagnosa HIV dan memantau
perkembangan penyakit serta responya terhadap terapi HIV. Test laboratprium ini terdiri dari :
a. Serologi
a) Test antiboby serum : Skrining HIV dan Elisa. Hasil test positif, tapi bukan merupakan
Diagnosa
b) Test blot western : Mengkonfirmasi diagnose HIV

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


c) Sel T limfosit : Penurunan jumlah otal
d) Sel T4 helper : Indikator system imun
e) T8 (sel supresor sitopatik) : rasio terbaik (2:1) atau lebih besar dari sel seppresor pada sel
helper (T8 ke T4), mengindikasikan supresi imun.
f) P24 (Protein Pembungkus HIV) : Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi
progresi normal
g) Kadar Ig : Meningkat, terutama IgA,IgG,IgM yang normal atau mendekati normal
h) Reaksi rantai polymerase : Mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel
perifer monoseluler
i) Test PHS : pembungkus hepatitis B dan antibody, sifilis, CMV mungkin positif.
b. Budaya
Histology, pemeriksaan sitologi urine, darah, feses, cairan spinal, luka, sputum dan sekresi
untuk mengidentifikasi adanya infeksidari paresit, protozoa, jamur, bakteri dan virus.
c. Neurologi
EFG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf),dilakukan denga biopsy pada waktu
PCP ataupun dugaan kerusakan paru-aru
d. Test Antibody
Terdiri dari :
a) Test Enzim-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Mengidentifikasi antibody yang secara spesifik ditujukan kepada virus HIV. ELISA tidak
menegakkan diagnose AIDS tapi hanya menunjukan bahwa seseorang terinfeksi atau
pernah terinfeksi HIV
b) Western Blot Assay
Mengenali antibody HIV dan memastikan seropositifitas HIV
c) Indirect Immunoflouresence
Penggantian pemeriksaan western blot untuk memastikan seropositifitas
d) Radio Immuno Precipitation assay (RIPA)
Mendeteksi protein dari antibody
e) Darah Lengkap
Dengan menggunakan tes ini, jumlah sel darah putih yang tinggi dapat berarti
tubuh melakukan perlawanan terhadap infeksi yang mungkin tidak terdeteksi; jumlah sel
darah merah yang rendah dengan hemoglobin dan hematocrit bisa jadi merupakan
anemia akibat konsumsi obat HIV; dan jumlah platelet yang rendah dapat mempengaruhi
pembekuan darah. Tes ini tidak secara langsung memperlihatkan perkembangan
berkenaan dengan HIV, tetapi tetap membantu dengan memonitor kesehatan
keseluruhan seseorang.
f) Skrining Kimia Darah
Test ini merupakan skrining umum untuk mengukur apakah organ-organ tubuh
anda (jantung, hati, ginjal, pankreas), otot dan tulang, bekerja dengan benar dengan
mengukur kimia-kimia tertentu dalam darah. Tes ini penting untuk mendeteksi infeksi atau
efek samping obat. Salah satu fokus terpenting dalam tes ini adalah monitor ensim hati.
Hati merupakan organ tubuh penting karena hati membantu memproses obat-obatan, dan
karena obat-obatan ini menuntut lebih banyak dari hati anda, ada kemungkinan terjadi
toksisitas hati. Albumin, alkalin, fosfat dan bilirubin juga perlu dimonitor untuk memastikan
hati anda bekerja dengan baik. Fokus penting lain adalah untuk memonitor tingkat lipid
jantung anda. Tes ini membantu memonitor kolesterol LDL (kolesterol jahat), kolesterol
HDL (kolesterol sehat) serta trigliserida.
g. Pemeriksaan Jumlah Cd4
Tes ini mengukur jumlah sel CD4 (T sel) dalam tubuh anda, berdasarkan kesehatan
sistim kekebalan tubuh anda. Fokus dari tes ini adalah untuk mengukur jumlah CD4
absolut. Jumlah CD4 absolut adalah jumlah sel CD4 yang ada dalam sistim kekebalan
tubuh anda. Sel CD4 merupakan bagian dari sistim kekebalan tubuh yang bertugas untuk
melawan infeksi dan juga merupakan sel-sel yang secara langsung menjadi sasaran HIV.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Dalam perkembangannya, HIV mengambil alih sel CD4, memanfaatkan sel-sel ini
untuk bereplikasi, dan dalam proses tersebut membunuh sel CD4 yang asli. Hal inilah
mengapa tes jumlah CD4 menjadi indikator yang berguna untuk menentukan kesehatan
sistim kekebalan tubuh. Semakin banyak jumlah sel CD4, semakin kuat sistim kekebalan
tubuh anda.
Biasanya seseorang yang hidup dengan HIV dianjurkan untuk memonitor jumlah
CD4 mereka untuk memastikan jumlahnya di atas 200. Namun bila jumlah CD4 anda di
bawah 200, anda dianjurkan untuk bekerjasama dengan dokter untuk memulai rejimen
pengobatan atau melakukan perbaikan dalam rejimen obat yang kini anda konsumsi.
Dengan tes jumlah CD4, anda dianjurkan untuk melakukan tes begitu anda dites positif
HIV, kemudian secara berkala tiap tiga hingga enam bulan. Biasanya laboratorium butuh
waktu dua minggu untuk memproses tes ini.

CHECK FOR UNDERSTANDING

C. MENGECEK PEMAHAMAN (Checking for Understanding)


Setelah membaca dan memahami materi tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut ini:

1. Sebutkan tanda mayor HIV-AIDS


________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
2. Sebutkan pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada pasien HIV-AID, dan sebutkan
hasilnya

Bagian yang diperiksa Hasil

2. Sebutkan pemeriksaan serologi untuk HIV-AIDS


Bagian yang diperiksa Hasil

D. PENUTUP PEMBELAJARAN

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


1. Pemeriksaan fisik pasien HIV-AIDS dapat dilakukan dengan memeriksa : suhu, berat
badan, mata, mulut, kelenjar getah bening, perut, mulut, ginekologi terinfeksi.
2. Pemeriksaan diagnostic pasien HIV-AIDs dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi,
pemeriksaan antibody, budaya, neurologi.

LESSON WRAP-UP
You are done with this session! Let’s track your progress. Shade the session number you just
completed.
Teori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Praktikum

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Tuliskan 3 ringkasan yang telah anda pelajari dan pahami:


1.

2.
3.
Tuliskan 2 hal (materi/ dll) yang ingin anda pelajari terkait materi saat ini:
1.

2.

Tuliskan 1 pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami


1.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Kode Mata Kuliah : MKK 1311
Nama Mata Kuliah : HIV-AIDS
Modul #3 Lembar Kegiatan Mahasiswa
Nama:________________________________________ Tanggal: ________________
Tingkat: ____________
Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Material:
ASKEP KLIEN DENGAN HIV-AIDS (PRAKTIKUM) Buku dan alat tulis, buku sumber, laptop dan
proyektor
Sasaran Pembelajaran:
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat memahami: Referensi:
1. Menegakkan diagnose keperawatan 1. Sherwood, L. (2012). Human physiology:
2. Membuat perencanaan keperawatan From cells to systems, (8th ed.).
3. Membuat Intervensi Keperawatan California: Thomson Learning.
2. Tortora, G.J. & Derrickson, B.H. (2011).
Principles of anatomy and physiology.
New York: Harper Collins Publisher Inc.
3. Kummar, V., Abbas, AK., Aster JC
2. (2015) Robbins and Cotran; Pathologic
Basic of Disease Ninth edition
Philadelphia : Saunders Elsevier.
4. https://www.slideshare.net/EkaNurulSiam/
pemeriksaanfisikhivaids

A. TINJAUAN PENDAHULUAN (Introduction)

Pada modul ini kita akan mempelajari topik mengenai Patofisiologi HIV-AIDS

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, jumlah kasus human immunodeficiency


virus (HIV) terus meningkat sejak 2010-2019. Angkanya pun mencapai 50.282 kasus pada 2019,
naik 7,78% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara, jumlah kasus acquired immune deficiency syndrome (AIDS) cenderung fluktuatif
mengarah ke penurunan. Bahkan, Kemenkes mencatat kasus AIDS berkurang 30,95% menjadi
7.036 kasus pada 2019. Jumlah tersebut menjadi yang terendah sejak 2010.

Berdasarkan provinsi, HIV paling banyak terjadi Jawa Timur, yakni 8.935 kasus. Sedangkan,
AIDS paling banyak terjadi di Jawa Tengah, yakni 1.613 kasus.

Mayoritas penderita HIV/AIDS merupakan laki-laki. Sedangkan berdasarkan usia, penderitanya


paling banyak berumur 25-49 tahun.

Tingginya kasus HIV di Indonesia salah satunya disebabkan oleh perilaku seks bebas. Selain itu,
hal tersebut karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku seksual berisiko,
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, serta penyakit menular seksual.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


B. MATERI PEMBELAJARAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIV / AIDS

Konsep Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan bagi penderita penyakit AIDS merupakan tantangan yang besar bagi perawat
karena setiap sistem organ berpotensi untuk menjadi sasaran infeksi ataupun kanker.
Disamping itu, penyakit ini akan dipersulit oleh komplikasi masalah emosional, social dan etika. Rencana
keperawatan bagi penderita AIDS harus disusun secara individual untuk memenuhi kebutuhan masing-
masing pasien (Brunner & Suddarth, 2013)

1. Pengkajian Keperawatan

Identitas, Keluhan Utama dan Riwayat Kesehatan


a. Identitas Klien
Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, diagnosa medis, No. MR

b. Keluhan utama
Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi respiratori ditemui keluhan utama sesak
nafas. Keluhan utama lainnya ditemui pada pasien HIV AIDS yaitu, demam yang berkepanjangan
(lebih dari 3 bulan), diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus, penurunan
berat badan lebih dari 10%, batuk kronis lebih dari 1 bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan
disebabkan oleh jamur Candida Albicans, pembengkakan kelenjer getah bening diseluruh tubuh,
munculnya Harpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh tubuh.

c. Riwayat kesehatan sekarang


Dapat ditemukan keluhan yang biasanya disampaikan pasien HIV AIDS adalah : pasien akan
mengeluhkan napas sesak (dispnea) bagi pasien yang memiliki manifestasi respiratori, batuk-batuk,
nyeri dada dan demam, pasien akan mengeluhkan mual, dan diare serta penurunan berat badan
drastis.

d. Riwayat kesehatan dahulu


Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya riwayat penggunaan narkotika
suntik, hubungan seks bebas atau berhubungan seks dengan penderita HIV/AIDS, terkena cairan
tubuh penderita HIV/AIDS.

e. Riwayat kesehatan keluarga


Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya anggota keluarga yang menderita penyakit HIV/AIDS.
Kemungkinan dengan adanya orang tua yang terinfeksi HIV. Pengkajian lebih lanjut juga dilakukan
pada riwayat pekerjaan keluarga, adanya keluarga bekerja di tempat hiburan malam, bekerja
sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).

Pola aktivitas sehari-hari (ADL)

a. Pola presepsi dan tata laksanaan hidup sehat


Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan menglami perubahan atau gangguan pada personal hygiene,
misalnya kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB dan BAK dikarenakan kondisi tubuh yang lemah,
pasien kesulitan melakukan kegiatan tersebut dan pasien biasanya cenderung dibantu oleh
keluarga atau perawat.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


b. Pola Nutrisi
Biasanya pasien dengan HIV/AIDS mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri
menelan, dan juga pasien akan mengalami penurunan BB yang cukup drastis dalam waktu singkat
(terkadang lebih dari 10% BB).

d. Pola Eliminasi
Biasanya pasien mengalami diare, fases encer, disertai mucus berdarah.

e. Pola Istirahat dan tidur


Biasanya pasien dengan HIV/AIDS pola istirahat dan tidur mengalami gangguan karena adanya
gejala seperi demam dan keringat pada malam hari yang berulang. Selain itu juga didukung oleh
perasaan cemas dan depresi pasien terhadap penyakitnya.

f. Pola aktivitas dan latihan


Biasanya pada pasien HIV/AIDS aktivitas dan latihan mengalami perubahan. Ada beberapa orang
tidak dapat melakukan aktifitasnya seperti bekerja. Hal ini disebabkan mereka yang menarik diri dari
lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja, karena depresi terkait penyakitnya ataupun
karena kondisi tubuh yang lemah.

g. Pola presepsi dan konsep diri


Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami perasaan marah, cemas, depresi, dan stres.

h. Pola sensori kognitif


Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami penurunan pengecapan, dan gangguan penglihatan.
Pasien juga biasanya mengalami penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan dalam
respon verbal. Gangguan kognitif lain yang terganggu yaitu bisa mengalami halusinasi.

i. Pola hubungan peran


Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan terjadi perubahan peran yang dapat mengganggu hubungan
interpersonal yaitu pasien merasa malu atau harga diri rendah.

j. Pola penanggulangan stres


Pada pasien HIV AIDS biasanya pasien akan mengalami cemas, gelisah dan depresi karena
penyakit yang dideritanya. Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit, yang kronik, perasaan
tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,
kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu
menggunakan mekanisme koping yang kontruksif dan adaptif.

k. Pola reproduksi seksual


Pada pasaaien HIV AIDS pola reproduksi seksualitas nya terganggu karena penyebab utama
penularan penyakit adalah melalui hubungan seksual.

l. Pola tata nilai dan kepercayaan


Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien awal nya akan berubah, karena mereka menggap
hal menimpa mereka sebagai balasan akan perbuatan mereka. Adanya perubahan status
kesehatan dan penurunan fungsi tubuh mempengaruhi nilai dan kepercayaan pasien dalam
kehidupan pasien, dan agama merupakan hal penting dalam hidup pasien.

Pemeriksaan Fisik

a. Gambaran Umum : ditemukan pasien tampak lemah.

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


b. Kesadaran pasien : Compos mentis cooperatif, sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran, apatis,
samnolen, stupor bahkan coma.

c. Tanda-tanda vital :
TD : Biasanya ditemukan dalam batas normal
Nadi : Terkadang ditemukan frekuensi nadi meningkat
Pernafasan : Biasanya ditemukan frekuensi pernafasan meningkat
Suhu : Biasanya ditemukan Suhu tubuh menigkat karena demam.

d. BB : Biasanya mengalami penurunan (bahkan hingga 10% BB) TB : Biasanya tidak mengalami
peningkatan (tinggi badan tetap)

e. Kepala : Biasanya ditemukan kulit kepala kering karena dermatitis seboreika

f. Mata : Biasanya ditemukan konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik, pupil isokor, reflek pupil
terganggu,

g. Hidung : Biasanya ditemukan adanya pernafasan cuping hidung.

h. Gigi dan Mulut: Biasanya ditemukan ulserasi dan adanya bercak-bercak putih seperti krim yang
menunjukkan kandidiasi.

i. Leher : kaku kuduk ( penyebab kelainan neurologic karena infeksi jamur Cryptococcus neoformans),
biasanya ada pembesaran kelenjer getah bening,

j. Jantung : Biasanya tidak ditemukan kelainan

k. Paru-paru : Biasanya terdapat yeri dada, terdapat retraksi dinding dada pada pasien AIDS yang
disertai dengan TB, Napas pendek (cusmaul), sesak nafas (dipsnea).

l. Abdomen : Biasanya terdengar bising usus yang Hiperaktif

m. Kulit : Biasanya ditemukan turgor kulit jelek, terdapatnya tanda-tanda lesi (lesi sarkoma kaposi).

n. Ekstremitas : Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun, akral dingin.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang
beresiko.
b. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi
non opportunistik yang dapat ditransmisikan.
c. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi,
kelelahan.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
e. Diare berhubungan dengan infeksi GI
f. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang
dicintai.

3. Intervensi Keperawatan

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION
CHECK FOR UNDERSTANDING

A. MENGECEK PEMAHAMAN (Checking for Understanding)


Setelah membaca dan memahami materi tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut ini:
1. Berdasarkan materi diatas terkait diagnose keperawatan, uraikan intervensi keperawatan
berdasarkan SIKI. (untuk 3 diagnosa keperawatan, dipilih dari diagnose yang diatas).

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Diagnosa 1 : Intervensi : (Observasi, Terapi, Edukasi, Kolaborasi)

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION


Diagnosa 2 : Intervensi : (Observasi, Terapi, Edukasi, Kolaborasi)

Diagnosa 3 : Intervensi : (Observasi, Terapi, Edukasi, Kolaborasi)

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION

Anda mungkin juga menyukai