OLEH :
KELOMPOK 2
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN SPIRITUAL DAN KULTURAL PADA
PASIEN HIV/AIDS
2. Penyebab/Faktor Predisposisi
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesehatan spiritual
menurut Craven and Hirnle (2007) adalah :
a. Kebudayaan, termasuk didalamnya adalah tingkah laku, kepercayaan
dan nilai-nilai yang bersumber dari latar belakang sosial budaya.
b. Jenis kelamin : Spiritual biasanya bergantung pada kelompok sosial
dan nilai-nilai agama dan transgender. Misalnya yang menjadi
pemimpin kelompok spiritual adalah laki-laki.
c. Pengalaman sebelumnya : Pengalaman hidup baik yang positif atau
negatif dapat mempengarungi spiritualitas dan pada akhirnya akan
mempengarungi makna dari nilai-nilai spritual seseorang.
d. Situasi krisis dan berubah : Situasi yang dihadapi berupa perubahan
karena proses kematian atau sakitnya orang yang dicintai dapat
menyebabkan perubahan atau distress status spiritual. Situasi krisis
atau perubahan yang terjadi dalam kehidupan dapat memberikan
makna meningkatnya kepercayaan, bahkan dapat juga melemahkan
kepercayaannya.
e. Terpisah dari ikatan spiritual : Pengalaman selama di rumah sakit atau
menjalani perawatan di rumah sakit akan menyebabkan seseorang
terisolasi, berada pada lingkungan yang baru dan asing mungkin akan
menyebabkan perasaan tidak nyaman, kehilangan support sistem dan
daya juang.
f. Faktor Predisposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi
kognitif seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana
dalam proses interaksi ini akan terjadi transfer pengalaman yang
penting bagi perkembangan spiritual seseorang. Faktor predisposisi
sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi,
posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman
sosial, tingkatan sosial.
3. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala seseorang mengalami gangguan spiritual, yaitu:
a. Mengungkapkan kurangnya makna hidup
b. Mendemonstrasikan keputusasaan dan ketidakberanian
c. Memilih untuk tidak melakukan ritual keagamaan yang biasa
dilakukan
d. Mengungkapkan marah kepada tuhan
e. Mengekspresikan marah, dendam, ketakutan, melebihi arti kehidupan,
penderitaan dan kematian, meminta menemui pemimpin keagamaan
f. Faktor-faktor lain yang mengidentifikasikan masalah distres spiritual
meliputi faktor patofisiologi, terkait tindakan, dan faktor situasional
atau personal maupun lingkungan.
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan bagi penderita penyakit AIDS merupakan
tantangan yang besar bagi perawat karena setiap sistem organ berpotensi
untuk menjadi sasaran infeksi ataupun kanker. Disamping itu, penyakit ini
akan dipersulit oleh komplikasi masalah emosional, sosial dan etika.
Rencana keperawatan bagi penderita AIDS harus disusun secara
individual untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pasien Brunner
and Suddarth (2013). Pengkajian pada pasien HIV AIDS meliputi :
a. Pengkajian
Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, No. MR
b. Keluhan utama
Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi respiratori
ditemui keluhan utama sesak nafas. Keluhan utama lainnya ditemui
pada pasien HIV AIDS yaitu, demam yang berkepanjangan (lebih dari
3 bulan), diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus
menerus, penurunan berat badan lebih dari 10%, batuk kronis lebih
dari 1 bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh
jamur Candida Albicans, pembengkakan kelenjer getah bening
diseluruh tubuh, munculnya Harpes zoster berulang dan bercak-bercak
gatal diseluruh tubuh.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Dapat ditemukan keluhan yang biasanya disampaikan pasien HIV
AIDS adalah : pasien akan mengeluhkan napas sesak (dispnea) bagi
pasien yang memiliki manifestasi respiratori, batuk-batuk, nyeri dada
dan demam, pasien akan mengeluhkan mual, dan diare serta
penurunan berat badan drastis.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya
riwayat penggunaan narkotika suntik, hubungan seks bebas atau
berhubungan seks dengan penderita HIV/AIDS, terkena cairan tubuh
penderita HIV/AIDS.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya anggota keluarga yang
menderita penyakit HIV/AIDS. Kemungkinan dengan adanya orang
tua yang terinfeksi HIV. Pengkajian lebih lanjut juga dilakukan pada
riwayat pekerjaan keluarga, adanya keluarga bekerja di tempat
hiburan malam, bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).
f. Pola aktivitas sehari-hari (ADL)
1) Pola presepsi dan tata laksanaan hidup sehat
Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan menglami perubahan atau
gangguan pada personal hygiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti
pakaian, BAB dan BAK dikarenakan kondisi tubuh yang lemah,
pasien kesulitan melakukan kegiatan tersebut dan pasien biasanya
cenderung dibantu oleh keluarga atau perawat.
2) Pola Nutrisi
Biasanya pasien dengan HIV/AIDS mengalami penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri menelan, dan juga pasien akan
mengalami penurunan BB yang cukup drastis dalam waktu singkat
(terkadang lebih dari 10% BB).
3) Pola Eliminasi
Biasanya pasien mengalami diare, fases encer, disertai mucus
berdarah.
4) Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pasien dengan HIV/AIDS pola istirahat dan tidur
mengalami gangguan karena adanya gejala seperi demam dan
keringat pada malam hari yang berulang. Selain itu juga didukung
oleh perasaan cemas dan depresi pasien terhadap penyakitnya.
5) Pola Istirahat dan tidur
Biasanya pada pasien HIV/AIDS aktivitas dan latihan mengalami
perubahan. Ada beberapa orang tidak dapat melakukan
aktifitasnya seperti bekerja. Hal ini disebabkan mereka yang
menarik diri dari lingkungan masyarakat maupun lingkungan
kerja, karena depresi terkait penyakitnya ataupun karena kondisi
tubuh yang lemah.
6) Pola presepsi dan konsep diri
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami perasaan marah,
cemas, depresi, dan stres.
7) Pola sensori kognitif
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami penurunan
pengecapan, dan gangguan penglihatan. Pasien juga biasanya
mengalami penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi,
kesulitan dalam respon verbal. Gangguan kognitif lain yang
terganggu yaitu bisa mengalami halusinasi.
8) Pola hubungan peran
Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan terjadi perubahan peran
yang dapat mengganggu hubungan interpersonal yaitu pasien
merasa malu atau harga diri rendah.
9) Pola penanggulangan stres
Pada pasien HIV AIDS biasanya pasien akan mengalami cemas,
gelisah dan depresi karena penyakit yang dideritanya. Lamanya
waktu perawatan, perjalanan penyakit, yang kronik, perasaan tidak
berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis
yang negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan
lain-lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu
menggunakan mekanisme koping yang kontruksif dan adaptif.
10) Pola reproduksi seksual
Pada pasaaien HIV AIDS pola reproduksi seksualitas nya
terganggu karena penyebab utama penularan penyakit adalah
melalui hubungan seksual.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien awal nya akan
berubah, karena mereka menggap hal menimpa mereka sebagai
balasan akan perbuatan mereka. Adanya perubahan status
kesehatan dan penurunan fungsi tubuh mempengaruhi nilai dan
kepercayaan pasien dalam kehidupan pasien, dan agama
merupakan hal penting dalam hidup pasien.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas istirahat Mudah lemah, toleransi terhadap aktifitas
berkurang, progresif, kelelahan, perubahan pola tidur.
2) Gejala sabjektif Demam kronik, demam atau tanpa mengigil,
keringat malam hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB
menurun, nyeri, sulit tidur.
3) Psikososial Kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan
pola hidup, mengungkapkan perasaan takut, cemas, meringis.
Satus mental Marah, pasrah, depresi, ide bunuh diri, hilang interest
pada lingkungan sekitar, gangguan proses pikir, hilang memori,
gangguan antensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
4) Neurologis Gangguan reflek pupil, vertigo, ketidak seimbangan,
kaku kuduk, kejang, paraf legia.
5) Muskuloskletal Focal motor deficit, lemah, tidak mampu
melakukan ADL
6) Kardiovaskuler Takikardi, sianosis, edema perifer, dizziness.
7) Pernafasan Nafas pendek yang progresif, batuk (sedang-parah),
batuk produktif/ non-produktif, sesak pada dada.
8) Integument kering gatal, rash dan lesi, turgor jelek.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Tempat/Tanggal Lahir : Karangasem, 09 Desember 1976
Umur : 46 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Gg. Mas No. 2 Karangasem
No.CM : 260300
Tanggal MRS : 20 Februari 2022
Tanggal pengkajian : 20 Februari 2022
Sumber informasi : Pasien dan keluarga pasien
Penanggung Jawab
Nama : Tn.R
Umur : 47 tahun
Pendidikan : D3
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gg. Mas No. 2 Karangasem
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Hindu
2. ALASAN DIRAWAT
Pasien di diagnosa medis menderita AIDS. Pasien tersebut dibawa
keluarganya ke RS dalam keadaan lemas, pucat, dan kurus. Setelah
dilakukan perawatan, pasien menolak untuk makan, pasien juga sering
menangis dan berteriak-teriak. Setelah dilakukan pengkajian,
keluarganya mengatakan bahwa dia belum menikah dan memiliki
seorang kekasih. Namun, sejak pasien sakit, kekasihnya tidak pernah
datang ke rumahnya baik untuk menjenguk ataupun menelepon. Keluarga
juga mengatakan bahwa pasien tidak mau berdoa lagi karena pasien
berkata bahwa Tuhan sudah jahat kepadanya. Pasien tersebut ingin
segera meninggal karena ingin segera bertemu Tuhan untuk protes
mengenai masalahnya.
3. RIWAYAT PENYAKIT
a. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengalami penyakit AIDS serta gangguan dalam sistem
kepercayaan yang memberikan harapan arti kehidupan
b. Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat melakukan seks bebas pada saat berkerja di
dunia malam yang melakukan seks bebas tidak pernah menggunakan
alat pengaman (kondom)
6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Vital sign
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,2 ̊ C
2) Kesadaran : Compos mentis GCS : 15
Eye :4
Motorik :6
Verbal :5
3) Status Gizi
Tinggi badan : 157 cm
Berat badan : 31 kg
IMT : 12,91 ( Berat badan kurang )
Lingkar lengan : 19 cm
b. Wajah
Simetris kiri dan kanan, tampak pucat, tidak ada lesi dan tidak ada
udema.
c. Kepala
Kepala simetris, tidak ada pembengkakan pada kepala dan tidak ada
lesi.
d. Rambut
Rambut bewarna hitam, distribusi rambut tidak merata, rambut
mudah rontok, berketombe.
e. Mata
Mata simetris kiri dan kanan, terdapat kantung mata, konjungtiva
anemis, sklera tidak ikhterik,reflek cahaya positik kiri dan kanan,
reflek pupil isokor, ukuran pupil 2mm/2mm
f. Hidung
Hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak
terdapat pembengkakan, tidak terdapat nyeri tekan.
g. Mulut
Bibir tampak kering dan pecah-pecah, terdapat condidiasis oral,
terdapat sariawan, terdapat gigi yang berlubang
h. Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat pembengkakan di area telinga,
terdapat serumen di kedua telinga.
i. Leher
Leher simetris, tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening, dan
tidak terdap bendungan vena jugularis.
j. Paru-Paru
1) Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak terdapat
retraks dinding dada
2) Palpasi : Premitus kiri dan kanan sama
3) Perkusi : Sonor
4) Auskultasi :Bronko vasikuler
k. Jantung
1) Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
2) Palpasi :Ikhtus kordis teraba
3) Perkusi : batas-batas jantung dalam batas normal
4) Auskultasi : regular
l. Abdomen
1) Inspeksi : terdapat distensi abdomen, tidak terdapat udema dan
juga lesi
2) Ausklutasi : bising usus 20 x/m
3) Palpasi : hepar teraba dan terdapat nyeri tekan
4) Perkusi : saat dilakukan perkusi hepar didapatkan suara pekak
m. Kulit
Kulit terlihat kering, tidak terdapat tanda-tanda lesi (sarkoma kaposi)
terdapat sarkoma kaposi, turgor kulit jelek.
n. Genitalia
Pasien mengatakan tidak ada keluhan di area kemaluan.
o. Ekstremitas
1) Atas : Pasien terpasang IVFD Wida KN-2 8 tetes/menit di tangan
sebelah kanan, akral teraba dingin, tidak ada udema, CRT < 2
detik, tonus otot melemah
2) Bawah : tidak terdapat udema, akral teraba dingin, CRT < 2
detik, tonus otot melema
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Penunjang; Laboratorium DLL
Pemeriksaan diambil tanggal 21 Februari 2022 pukul 18.18
Jenis Pemeriksaan RESULT UNIT NORMAL
b. Serologi
HBSAG : Negative
HIV : Positive
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Analisis Data
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI
Paraf/
No Tgl/ jam Implementasi Respon
Nama
intruksi
13.00 relaksasi, meditasi, dan bagaimana cara lebih rileks dan percaya
12.30 waktu tenang untuk aktivitas sudah tidak percaya kepada tuhan
Brunner and Suddarth (2013) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC.
Collein, I. (2015) ‘Makna Spiritualitas Pada Pasien HIV/AIDS Dalam Konteks
Asuhan Keperawatan Di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta’, Fik
Ui, p. 3. Available at:
http://r2kn.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/64483.
Craven, F. . and Hirnle, J. C. (2007) Fundamentals of nursing: Human health and
function. Edited by Lippincott wiliam and Wilkins. Philadelphia.
Siskaningrum, A. and Bahrudin (2019) Modul Pemebelajaran Keperawatan HIV
AIDS. Edited by M. Sholeh. Icme Press. Available at:
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/2/Keperawatan HIV AIDS.pdf.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan
Indoneisa:Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Lembar Pengesahan
ttd
Nama Pembimbing/CT