OLEH :
1.1.2 Etiologi
Menurut Risca,Iris (2014) HIV merupakan virus ribonucleic acid (RNA) yang
termasuk dalam subfamili lentivirus dan famili Retrovirus. Struktur HIV dapat dibedakan
menjadi dua tipe HIV-1 yang menyebar luar ke seluruh dunia dan HIV-2 yang hanya ada
di afrika Barat dan beberapa Negara Eropa. Sumber penularan infeksi HIV
1. Kontak seksual (heteroseksual, homoseksual) lewat mukosa genetal
2. Darah, produk darah (langsung menyebar hematogen) jaringan transplansi, jarumsuntik,
spuit
3. Vertikal dari ibu ke janin / bayi lewat infeksi intrapartum perinatal atau air susu ibu
1.1.4 Patofisiologi
Penyebab dari AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
termasukdalam famili retrovirus. Virus HIV melekat dan memasuki limfosit T helper
CD4+. Virustersebut menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel imunologik lain dan akan
mengalamidestruksi sel secara bertahap. Sel-sel ini, yang memperkuat dan mengulang
responsimunologik, dan bila sel-sel tersebut berkurang dan rusak, maka fungsi
imunologik lainterganggu.
HIV merupakan retrovirus yang membawa informasi genetic RANA. Pada saat
virusHIV masuk dalam tubuh virus akan menginfeksi sel yang mempunyai antigen CD4+
(Sel Tpembantu, helper T cell). Sekali virus masuk ke dalam sel, virus akan membuka
lapisanprotein sel dan menggunakan enzim Reserve transcriptase untuk mengubah RNA.
DNA virusakan terintergrasi dalam sel DNA host dan akan mengadakan duplikasi selama
proses normalpembelahan.
Dengan memasuki limfosit T4, virus memaksa limfosit T4 untuk
memperbanyakdirinya sehingga akhirnya menyebabkan kematian limfosit T4. kematian
limfosit T4membuat daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang infeksi dari
luar (baik viruslain, bakteri, jamur atau parasit). Hal itu menyebabkan kematian pada
orang yang terjangkitHIV/AIDS. Selain menyerang limfosit T4, virus AIDS juga
memasuki sel tubuh yang lain.Organ yang paling sering terkena adalah otak dan susunan
saraf lainnya. Virus AIDS diliputioleh suatu protein pembungkus yang sifatnya toksik
(racun) terhadap sel. Khususnya sel otakdan susunan saraf pusat dan tepi lainnya yang
dapat mengakibatkan kematian sel otak.
Sel CD4+ (Sel T pembantu / helper T cell) sangat berperan penting dalam
fungsisystem immune normal, mengenai antigen dan sel yang terinfeksi, dan
mengaktifkan sel Buntuk memproduksi antibody. Juga dalam aktivitas langsung pada
cell-mediated cell immune(immune sel bermedia) dan mempengaruhi aktivitas langsung
pada sel kongetitis duplikasi.
Menurut Long (2013) retrovirus /HIV dibawa oleh hubungan seksual, tranfusi
darahdan oleh ibu yang terkena infeksi ke fetus. Pada saat virus HIV masuk ke dalam
aliran darhamaka HIV mencari sel T4 dan pembantu sel virus melekat pada isyarat dari
T4 dan masuk kedalam sel dan mengarahkan metabolisme agar mengabaikan fungsi
normal (kematian sel T4)dan memperbanyak dari HIV. HIV baru menempel kepada sel
T4 dan menghancurkannya.Hal ini terjadi berulang-ulang kemudian terjadi sebagai
berikut :
1. Infeksi Akut
Terjadi infeksi imun yang aktif terhadap masuknya HIV ke dalam darah. HIV
masihnegatif. Gejala lainnya seperti demam, mual, muntah, berkeringat malam, batuk,
nyerisaat menelan dan faringgitis.
2. Infeksi kronik
Terjadi bertahun-tahun dan tidak ada gejala (asimtomatik), terjadi refleksi lambat
padasel-sel tertentu dan laten pada sel-sel lainnya
3. Pembengkakan kelenjar limfe
Gejala menunjukkan hiperaktivitas sel limfosit B dalam kelenjar limfe dapat persisten
selama bertahun-tahun dan pasien tetap merasa sehat. Pada masa ini terjadi progresi
terhadap dari adanya hiperplasia folikel dalam kelenjar limfe sampai dengan timbulnya
involusi dengan tubuh untuk menghancurkan sel dendritik pada otak juga sering terjadi,
pembesaran kelenjar limfa sampai dua tahun atau lebih dari nodus limfa pada daerah
inguinal selama tiga bulan atau lebih. HIV banyak berkonsentrasi pada liquor
serebrospinal.
4. Penyakit lain akan timbul antara lain :
a. Penyakit kontitusional
Gejala dengan keluhan yang disebakan oleh hal-hal yang tidak langsung
berhubungan dengan HIV seperti diare, demam lebih dari 1 bulan, berkeringat
malam, terasa lelah yang berlebih, berat badan yang menurun sampe dengan 10%
yang mengindikasikan AIDS (slim disease)
b. Gejala langsung akibat HIV/Kompleks Demensia AIDS (AIDS demensia complex)
Muncul penyakit-penyakit yang menyerang sistem syaraf antara lain mielopati,
neuropati perifer, penyakit susunan syaraf otak, kehilangan memori secara fluktoatik,
bingung, kesulitan konsentrasi, apatis dan terbatasnya kecepatan motorik. Demensia
penuh dengan adanya gangguan kognitif, verbalisasi, kemampuan motorik, penyakit
kontitusional.
c. Infeksi akibat penyakit yang di sebabkan parasit : pneumonia carinii protozoa
(PCP),cryptosporidictis (etero colitis), toxoplasmosis (CNS dissemminated desease),
danisoporiasis (coccodiosis), bakteri (infeksi mikrobakteri, bakteriemi,
salmonella,tubercullosis), virus sitomegelovirus : hati, retinaparu-paru, kolon; herpes
simplek)dan fungus (candidiasis pada oral, esofagus, intestinum)
d. Kanker sekunderMuncul penyakit seperti sarcoma kaposi.
e. Penyakit lain
f. Infeksi sekunder atau neoplasma lain yang berakibat pada kematian dimana
systemimunitas tubuh sudah pada batas minimal atau mugkin habis sehingga HIV
menguasaitubuh
1.1.6 Klasifikasi
Stadium HIV AIDS:
1. Stadium I
Tidak bergejala/asimptomatik, Limpadenopati generalisata
2. Stadium II
BB menurun < 10%. Kelainan kulit dan mukosa yg ringan, dermatitis seboroik, prurigo,
ulkus oral yg rekuren. Herpes Zoster dalam 5 tahun terakhir. Infeksi saluran nafas atas yg
berulang.
3. Stadium III
BB menurun > 10%. Diare kronis yg berlangsung > 1 bulan. Demam berkepanjangan > 1
bulan. Kandidiasis oral. Oral hairy lekoplakia. TB paru dalam tahun terakhir. Infeksi
bakteri yang berat seperti pneumoni, piomisitis
4. Stadium IV
HIV wasting syndrome. Pneumonia Pneumocytis carinii. Toksoplasmosis otak. Retinitis
CMV. TB di luar paru. Limfoma maligna. Encepalopati HIV. Mikosis dessiminata seperti
histoplasmosis
Klasifikasi klinis HIV AIDS: 2
1) Kategori Klinis A
Mencakup satu atau lebih keadaan ini pada dewasa/remaja dengan infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang sudah dapat dipastikan tanpa keadaan dalam
kategori klinis B dan C
a. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang simptomatik.
b. Limpanodenopati generalisata yang persisten
c. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) primer akut dengan sakit
yangmenyertai atau riwayat infeksi HIV yang akut.
2) Kategori Klinis B
Contoh-contoh keadaan dalam kategori klinis B mencakup :
a. Angiomatosis baksilaris
b. Kandidiasis orofaring/ vulvavaginal (peristen,frekuen / responnya jelek
terhadapterapi
c. Displasia serviks ( sedang / berat karsinoma serviks in situ )
d. Gejala konstitusional seperti panas ( 38,50C ) atau diare lebih dari 1 bulan.
e. Leukoplakial yang berambut
f. Herpes Zoster yang meliputi 2 kejadian yang bebeda / terjadi pada lebih dari
satudermaton saraf.
g. Idiopatik trombositopenik purpura
h. Penyakit inflamasi pelvis, khusus dengan abses Tubo Varii
3) Kategori Klinis C
Contoh keadaan dalam kategori pada dewasa dan remaja mencakup :
a. Kandidiasisbronkus,trakea / paru-paru, esophagus
b. Kanker serviks inpasif
c. Koksidiomikosis ekstrapulmoner / diseminata
d. Kriptokokosis ekstrapulmoner
e. Kriptosporidosis internal kronis
f. Cytomegalovirus ( bukan hati,lien, atau kelenjar limfe )
g. Refinitis Cytomegalovirus ( gangguan penglihatan )
h. Enselopathy berhubungan dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
i. Herpes simpleks (ulkus kronis,bronchitis,pneumonitis / esofagitis )
j. Histoplamosis diseminata / ekstrapulmoner )
k. Isoproasis intestinal yang kronis
l. Sarkoma Kaposi
m. Limpoma Burkit , Imunoblastik, dan limfoma primer otak
n. Kompleks mycobacterium avium ( M.kansasi yang diseminata /
ekstrapulmoner
o. M.Tubercolusis pada tiap lokasi (pulmoner / ekstrapulmoner )
p. Mycobacterium, spesies lain,diseminata / ekstrapulmoner
q. Pneumonia Pneumocystic Cranii
r. Pneumonia Rekuren
s. Leukoenselophaty multifokal progresiva
t. Septikemia salmonella yang rekuren
u. Toksoplamosis otakSindrom pelisutan akibat HIV
1.1.7 Komplikasi
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitisHuman Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia
oral,nutrisi,dehidrasi,penurunanberat badan, keletihan dan cacat.
2. Neurologik
a. Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung HIV pada sel saraf,
berefekperubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia,
danisolasi sosial.
b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,ketidakseimbangan
elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala,malaise, demam,
paralise, total / parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan
maranikendokarditis.
d. Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan HIV
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma,
dansarcomaKaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,
alkoholik.Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yangsebagai
akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gataldan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus,dan strongyloides dengan efek nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis,reaksi
otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa
terbakar,infeksiskunder dan sepsis.
6. Sensorik
a. Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
b. Pendengaran : Otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran
denganefek nyeri
1.1.9 Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan untuk mencegah
terpajannya HIV, bisa dilakukan dengan:
1. Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang
tidakterinfeksi.
2. Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir
yangtidak terlindungi.
3. Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status
HIVnya.
4. Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.
5. Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.
Apabila terinfeksi HIV, maka terapinya yaitu :
1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan,mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik,
nosokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah
kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien
dilingkungan perawatan kritis.
2. Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif
terhadapAIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat
enzimpembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4
nya <>3 .Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan HIV positif asimptomatik dan
sel T4 > 500mm3
3. Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan
menghambatreplikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya.
Obat-obat iniadalah :
a. Didanosine
c. Ribavirin
d. Diedoxycytidine
e. Recombinant CD 4 dapat larut
4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon,
makaperawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang
proseskeperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan
terapi AIDS.
5. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan
sehat,hindaristress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu
fungsi imun.Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T
dan mempercepatreflikasi HIV.
Terapeutik
1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
2. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang,jika perlu
3. Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
4. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
5. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
6. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum)
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada di luar rumah
7. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
DAFTAR PUSTAKA
Arriza, B. K., Dewi, E. K., & Kaloeti, (2011). Memahami Rekonstruksi Kebahagiaan Pada
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
Jurnal Psikologi Undip. Vol.10, No.2, Oktober 2011.
APLIKASI Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi
revisi jilid 1,2,3. (2013).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2012).
Profil Kesehatan Indonesia Jakarta: Depkes RI. Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI, (2016).
Laporan Perkembangan HIVAIDS triwulan 1 Tahun 2016. Jakarta.
Hanum. (2009). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Kementrian
Kesehatan RI. (2017).
Profi Kesehatan Provinsi NTT 2017. Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan
Indonesia 2014. Jakarta: Sekretaris Jenderal. Mandal, Bibhat K., Wilkins, Edmund G.L.,
Dunbar, Edward M., Mayon White, Richard T. Lecture Notes. (2004) : Penyakit Infeksi.
Jakarta: Erlangga. Nursalam dan Kurniawati, Ninuk Dian. (2011).
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
Carpenito, Lynda Juall. 2018. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan.
Edisi 2. Penerbit Buku KedokteranEGC: Jakarta.
Brunner dan Suddarth.2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
1. BIODATA :
Nama : Nn. G. B……………………………………….No.Reg…-…….…
Umur : 31 Tahun……………………………………………………………
Jenis Kelamin : Perempuan…………………………………………………………
Agama : Katholik……………………………………………………………
Alamat : Suku Dawan………………………………………………………
Pendidikan : SMA………………………………………………………………..
Pekerjaan : Pegawai Diler (Sales)………………………………………………
Tanggal MRS : 21 Januari 2019..……………………………………………………
Tanggal Pengkajian : 15 November 2021……………………………………………………
Golongan Darah : -………………………………………………………………..……
Diagnosa Medis : HIV/AIDS…………………………………………………………
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan lemas bibir ada bercak putih seperti jamur, mencret selama 7 hari, mual
– muntah dan tidak ada napsu makan
Genogram :
Laki-laki :
Perempuan :
Menikah :
Keturunan :
Pasien :
9. TANDA-TANDA VITAL
Suhu Tubuh : 37ºC
Denyut Nadi : 87x/menit
Tekanan Darah : 110/70mmHg
Pernafasan :20x/menit
TT / TB : 39 Kg, 150 cm
10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala :
Inspeksi: Warna hitam, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, bersih tidak ada
kelainan.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan dan edema.
Mata :
Bola mata simetris atau sejaja, kelopak mata tidak ada lesi atau lecet dan bengkak
konjungtiva merah muda, sklera putih, dan pupil mengecil saat ada cahaya dan membesar
saat tidak ada cahaya atau gelap
Leher :
Inspeksi: Tidak ada kelainan, tidak ada distensi vena jugularis, leher tampak kotor.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan dan tidak edema
Telinga :
Simetris tidak ada edema maupun lesi atau lecet. Terlihar bersih dan tidak ada kotoran.
Hidung :
Hidung Simetris tidak ada edema maupun lesi atau lecet, bersih
Mulut :
ada luka didalam mulut ,Lidah terlihat menebal, mukosa bibir kering
Paru :
Inspeksi: Tidak ada kelainan, bentuk dada simetris, tidak ada otot bantu pernapasan,
tidak ada retrakdasi dinding dada.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: Suara resonan.
Auskultasi : Bunyi Ronki ( ++), pasien batuk
E. Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi: Ictus cordis tidak nampak.
Palpasi: Tidak ada pembesaran jantung, dan tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi: Terdengar BJ I dan BJ 2 tunggal.
Perkusi : Tidak ada bunyi tambahan
F. Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi: Bentuk datar, mengembang saat ekspirasi dan mengempis saat inspirasi, tidak
ada luka, tidak ada bekas operasi, terdapat umblikus.
Auskultasi: Bising usus 36x/menit.hiperaktif
Perkusi: Timpani
Palapasi: ada nyeri tekan.
H. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
a. Ekstermitas Atas
Inspeksi: Terpasang IVFD RL 30 tpm pada tangan kiri.
Palpasi: Akral hangat, kekuatan otot dengan skala ROM 5 aktif
b. Ekstermitas bawah
Inspeksi: Tampak ada bekas luka di betis.
Palpasi: Kekuatan otot dengan skala 4 ROM aktif, akral hangat.
H. Pemeriksaan Neurologi :
Composmentis, GCS = E: 4, V : 5, M : 6
C.Serologi
HBSAG : Negative
HIV : Positife
d.Parasitologi
Malaria : Negative
e.Elektrolit
Tanggal pemeriksaan : 23 Januari 2019
Na : 163 mmol/L ( 135 – 148)mmol/L
K : 5,8 mmol/L ( 3,5 – 5,3 )mmol/L
CI : 119 mmol/L ( 98 – 106 )mmol/L
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Tanda Tangan Mahasiswa,
DO.
Pasen lemah,pucat,hanya
berbaring ditempat tidur,mukosa
bibir Kering, Mulut berbau,ada
bercak berwarna putih, lidah
kotor,tampak ada jamur , dan
bercak putih menutupi permukaan
lidah pasien.
Terpasang IVFD 30 tetes/menit
Nadi 87 x/menit
RR 20 x/menit
Tekanan
Darah 110/70
mmHg Suhu
37OC.
DS Hipovolemia(D.0023)
Pasien mengatakan lemas bibir ada Berhubungan dengan
bercak putih seperti jamur, mencret Kekurangan intake cairan
selama 7 hari, mual – muntah dan
tidak ada napsu makan
DO.
Pasien lemah, mukosa bibir kering,
mulut berbau berwarna putih,lidah
kotor,tampak bercak purih
menutupi permukaan lidah.
Terpasang IVFD RL 20 tetes
/menit
Tanda – tanda vital :
Nadi :134 x/menit
RR :36 x/menit
Tekanan
Darah:150/129
mmHg Suhu :
38,5OC.
Terpasang IFVFD RL 20
tetes/menit.
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. SIKI : Hipovolemia(D.0023)
a. Membrane mukosa Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
b. Berat badan Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
c. Intake cairan Dipertahankan/ditingkatkan pada 3
2. 02 16 nov 2021
NO. TANGGAL /
NO EVALUASI
DX JAM
1. 1 16 nov 2021
P : intervensi dilanjutkan
P: Intervensi dilanjutkan