Anda di halaman 1dari 21

ROLE PLAY

TERKAIT DENGAN PASIEN HIV-AIDS


Untuk memenuhi tugas mata ajar keperawatan HIV-AIDS

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Kelas : 3 C Transfer

Bayu Aji Wicaksono

Beta Bunga Ayuning Juwita

Dahlia Futri Priyadi

Farhan Rokhimi

Galuh Septika Maharani

Helen Novitasari

Husniyati Lutfhiyah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM S1 TRANSFER
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas perkenan dan izin-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan HIV-AIDS tentang “Asuhan Keperawatan
Terkait Dengan Pasien HIV-AIDS” sesuai waktu yang telah ditetapkan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Keperawatan HIV-AIDS.

Adapun makalah ini kami susun untuk mengetahui trend dan issue-issue kebijakan
pemerintah terkait dengan pasien hiv - aids di Indonesia, yang didapatkan dari
beberapa sumber buku, literatur yang membahas tentang materi yang berkaitan
dan juga melalui media internet.

Kami masih menerima dengan tangan terbuka terhadap kritik dan saran dari pihak
yang peduli terhadap makalahi ini agar menjadi bahan perbaikan di kemudian
hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
kelompok.

Jakarta, Januari 2019


Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
dan infeksi atau sindrom yang timbul karena ruskanya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency virus HIV
yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik aaupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV umunya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membrane mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung
HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, atapun oral),
transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-
cairan tubuh tersebut.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan
menurut UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih
dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS
sebagai salah satu epidemic paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru
saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region du dunia,
epidemic AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta)
hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-
anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV. Pada
tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta
orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan julmah besar
sejak tahun 1981
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang ttelah dikemukakaan maka beberapa masalah
yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari HIV-AIDS?
2. Bagaimana penyebab dari HIV-AIDS?
3. Apa tanda dan gejala dari HIV dan AIDS?
4. Bagaimana patofisiologi dari HIV-AIDS?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian HIV-AIDS.
2. Untuk mengetahui penyebab HIV-AIDS.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari HIV-AIDS.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari HIV-AIDS.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian HIV AIDS


Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan retrovirus yang
menjangkit sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel
dan makrofag komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan
menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan
terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan
mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sedangkan Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) menggambarkan berbagai gejala dan
infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV
telah ditetapkan sebagai penyebab AIDS, tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya
berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah
berkembang menjadi AIDS (Hoyle, 2016; 12).

B. Penyebab HIV/AIDS
Gallo (national Institute of Health, USA 1984) menemukan Virus HTLV-III
(Human T lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian
lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil
pertemuan International Committee on taxonomy of Viruses (1986) WHO
memberi nama resmi HIV. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain yang
dapat pula menyebabkan IADS, disebut HIV-2, dan berbeda dengan HIV-1 secara
genetic maupun antigenic. HIV-2 dianggap kurang pathogen dibandingkan
dengan HIV-1. Untuk memudahkan, kedua virus itu disebut sebagai HIV saja.

C. Tanda dan Gejala


Gejala penyakt AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui pada
penderita HIV AIDS yaitu sebagai berikut :
1. Panas lebih dari 1 bulan
2. Batuk-batuk
3. Sariawan dan nyeri menelan
4. Badan menjadi kurus sekali
5. Diare
6. Sesak napas
7. Pembesaran kelenjar getah bening
8. Kesadaran menurun
9. Penurunan ketajaman penglihatan
10. Bercak ungu kehitaman dikulit.
Gejala penyakit AIDS tersebut haraus ditafsirkan dengan hati-hati, karena dapat
merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya
gejala panas dapa disebabkan penyakit tipus dan tuberculosis paru. Bila terdapat
beberapa gejala bersama-sama pada seseoarng dan ia mempunyai perilaku atau
riwayat perilaku yang mudah tertular AIDS, maka dianjurkan ia tes darah HIV.
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang merasakan sakit seperti
flu. Dan saat fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami
demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare nuuropati, keletihan
ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.
Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus dari pertama penentuan
kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum adalah
Pneumocydtic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu
protozoa, infeksi lain termasuk meningitis, kandidiasis, cytomegalovirus,
mikrobakterial, atipikal.
1. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acut gejala tidak khas dan
mirip tanda dan gejala penyakit bisa seperti demam berkeringat, lesu
mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare, sakit leher, radang kelenjar getah
bening, dan bercak merah ditubuh.
2. Infeksi Human Immunodefiency Virus (HIV) tanpa gejala diketahui oleh
pemeriksa kadar Human oleh pemeriksa kadar Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dalam darah akan diperoleh hasil posotif.
3. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala
pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih dari 3
bulan.

D. Patofosiologi
Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV. Masa inkubasi AIDS diperkirakan
antara 10 minggu samapai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang yang
terinfeksi HIV akan meunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama, dan
mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Berbeda dengan virus
yang lain menyerang sel target dalam waktu singkat, virus HIV menyerang sela
target dalam waktu lama. Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel,
dalam hal ini sel darah putih yang disebut limfosit. Materi genetic virus
dimasukkan ke dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya
menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang
baru kemudian menginfeksi limfosit lainya dan menghancurkan.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu resptor protein yang disebut
CD4, yang terdapat diseaput bagian luat. CD4 adalah sebuah marker atau penanda
yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.
Sel-sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T
penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel
lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T
sitotoksik), yang akan kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan
organism asing. Infeksi HIV menyebabkan limfosit T penolong, sehingga terjadi
kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan kanker.
Seseoarng yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong melalui
3 tahap selama beberapa buan atau tahun. Seseorang yang sehatmemiliki limfosit
CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah
terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini
penderita bisa menular HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang
terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh
tidak mampu meredakan infeksi. Setelah sekitar 6 bulan, julmah partikel virus di
dalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita.
Perusak CD4+ dan penular penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar
partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter
dalam menentukan orang-orang yang berisiko tinggi menderita AIDS. 1-2 tahun
sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastic. Jika
kadarnya mencapai 200 sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap
infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit yang
menghasilkan antibody) dan seringkali menyebabkan produksi antibody yang
berlebihan. Antibody ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi yang
dialami penderita, tetapi antibody ini tidak banyak membantu dalam melawan
berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yg bersamaan, penghancuran
limfosit CD4+ oleh virus yang menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem
kekebalan tubuh dalam mengenali organism dan sasaran baru yang harus
diserang.
Setelah virus HIV masuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6 bulan
sebelum titer antibody terhadap HIV positif. Fase ini disebut “periode jendela”
(window period). Setelah itu penyakit seakan berhenti berkembang selama kurang
lebih 1-20 bulan, namun apabila diperiksa titer antibodinya terhadap HIV tetap
positif (fase ini disebut fase laten). Beberapa tahun kemudian baru timbul
gambaran klinik AIDS yang lengkap (merupakan sindrom/kumpulan gejala).
Perjalanan penyakit infeksi HIV sampai menjadi AIDS membutuhkan waktu
sedikitnya 26 bulan, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun setelah diketahui HIV
positif (Heri, 2012).

E. Cara Penularan HIV-AIDS


1. Hubungan seksual
2. Kontak langsung dengan darah/jarum suntik
3. Secara vertical, ibu hamil mengidap HIV kepada bayinya.

F. Pencegahan HIV-AIDS
Cara pencegahannya yaitu :
1. Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru setiap baik akan melakukan
penyuntikan atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya luka.
2. Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya : hubungan seks
yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini
memungkinkan penularan HIV).
3. Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tenang semua
resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri
dan bayinya, sehingga keputuasan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri
bisa dipertimbangkan.
4. Abstinensi
5. Melakukan prinsip monogrami.

G. Asuhan Keperawatan
Pengkajian keperawatan untuk penderita AIDS (Doenges, 1999 adalah :
1. Data Demografi
Nama :
Umur :
Diagnose medic :
Alamat :
Suku :
Agama :
Pekerjaan :
Status perkawinan :
Status pendidikan :
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu,pusing
dan diare.
b. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan terjadinya panas, merasa capek.
c. Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami panyakit yang dialaminya saat
ini.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
penyakit yang di derita pasien.
e. Keluhan Waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada masalah benjolan dileher.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,
progresi kelelahan/malaise, perubahan pola tidur.
2) Tanda : kelelahan otot, menurunnya masa otot, respon fisiologis terhadap
aktivitas seperti perubahan dalam TD, takikardi, pernafasan.
b. Sirkulasi
1) Gejala : proses penyembuhan luka yang lambat, perdarahan lama pada
cedera.
2) Tanda : takikardi, perubahan TD postural, menurunya volume nadi
nperifer, pucat atau sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.
c. Integritas ego
1) Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan (keluarga,
pekerjaan, gaya hidup) mengkuatirkan penampilan (menurunnya berat
badan), mengingkari diagnose, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak
berguna, rasa bersalah dan depresi.
2) Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, perilaku marah,
menangis, kontak mata yang kurang.
d. Eliminasi
1) Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa disadari
kram andominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
2) Tanda : feses encer atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare pekat
yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal.
Perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urine.
e. Integritas kulit
1) Gejala : Alopesia, lesi cacat, menurunnya berat badan, putus asa, depresi,
marah, menangis.
2) Tanda : Feses encer, diare pekat yang sering, nyeri tekanan abdominal,
abses rectal.
f. Makan/cairan
1) Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan, penurunan berat
bdan yang progresif.
2) Tanda : penurunan berat, dapat menunjukkan adanya bising usus
hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya selaput
putih dan perubahan warna, edema.
g. Hygiene
1) Gejala : tidak dapat menyelesaikan AKS.
2) Tanda : memperlihatkan penapilan yang tidak rapih, kekurangan dalam
perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
h. Nyeri/kenyamanan
1) Gejala : nyeri umum/local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit kepala,
nyeri dada pleuritis.
2) Tanda : pembengkakan pada sendi, penurunan rentang gerak, dan gerak
otot melindungi pada bagian yang sakit
i. Pernafasan
1) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk (muali
dari sedang sampai parah), produksi/non-produksi sputum. Bendungan
atau sesak pada dada.
2) Tanda : takipneu, distres pernafasan. Perubahan bunyi napas/bunyi napas
adventius, sputum kuning.
j. Seksualitas
1) Gejala : riwayat perilaku berisiko tinggi yakni mengadakan hubungan
seksual dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multiple,
aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan seks anal. Menurunnya
libido, terlalu sakit untuk tidak melakukan hubungan seks. Penggunaan
kondom yang tidak konsisten. Menggunakan pil pencegah hamil.
2) Tanda : kehamilan atau resiko terhadap hamil. Genitalia : pencegahan
kehamilan.
k. Interksi sosial
1) Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, misalnya : kehilangan
kerabat/orang terdekat, teman, pendukung. Rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangan
pendapatan. Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan yang
meninggalkan karena AIDS. Mempertanyakan kemampuan untuk tetap
mandiri, tidak mampu membuat rencana.
2) Tanda : perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat aktivitas yang
tak terorganisasi.
l. Penyuluhan/pembelajaran
1) Gejala : kegagala untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku
beresiko tinggi (seksual/penggunaan obat-obatan IV).
Penggunaan/penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini meroko,
penyalahgunaan alcohol.
2) Pertibangan rencana pemulangan : memerlukan bantuan keuangan, obat-
obatan/tindakan, perawatan kulit/luka, perlatan/bahan, transpotasi,
belanja makanan dan persiapan : perawat diri, prosedur perawatan teknis.

PEMBAHASAN KASUS

Seseorang laki-laki Tn. R berumur 35 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan
diare terus menerus sudah 2 bulan ini, nafsu makan menurun, BB turun 10 kg dan
sebelum sakit. Hasil pengkajian perawat Pasien tampak sakit sedang, kesadaran
CM, kulit kering, mukosa bibir kering, tampak stomatitis pada sekitar mulut, BB
40 kg, TD 100/70 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 24x/menit, suhu 37.8oC. Hasil
pengkajian riwayat kesehatan sekarang Pasien bekerja sebagai pelayan restoran
cepat saji, Pasien menyukai sesame jenis sejak tamat SMA, Pasien sudah
melakukan hubungan sex sejak 2 tahun yang lalu dan berganti-ganti pasangan.
Pasien tinggal bersama dengan ibunya, ibunya tidak tau kebiasaan Pasien .
Pengobatan : paracetamol 3x500 mg, infuse RL 2000 mL/hari, cotrimoxacol
3x500mg, nistatin 3x0,5 cc, diet B DL 2.
Hasil lab, HB 10mg/dl, lecocit 24000µ/It, trombosit : 225.000 CD4 : 70.
Hasil RO thorax TB paru dupler.
Perawat : Selamat siang, sus !

Perawat : Selamat siang, saya mau mencatat identitas bapak dan apa keluhan bapak !

Pasien : Sus !! identitas saya dapat di catat sesuai dengan KTP dan keluhan saya :

BAB cair selama + 2 bulan, nafsu makan menurun, BB turun 10 kg dari


sebelum sakit, kulit saya kering dan bibi saya juga kering.

Perawat : Bapak !! Apa ada yang lainnya keluhannya dan saya mau periksa vital
signnya, maksudnya . T/D 100/70 mmhg, Temperatur 37.8 0C, Nadi 100
x/mnt, Napas 28 x/mnt dan BB 40 kg

Pasien : Keluhan lain tidak ada sus.

Perawat : Dokter !! Ini ada pasien baru dengan keluhan BAB cair selama + 2 bulan,
nafsu makan menurun, BB turun 10 kg dari sebelum sakit, tamapk sakit
sedang, kesadaran CM, kulit kering, mukosa bibir kering, tampak
stomatitis pada sekitar mulut, BB 40kg. T/D 100/70 mmhg, Temperatur
37.8 0C, Nadi 100 x/mnt, Napas 28 x/mnt.

Dokter : Selamat siang pak !! Apa benar keluhan bapak : ” BAB cair selama + 2
bulan, nafsu makan menurun, BB turun 10 kg dari sebelum sakit, kulit
saya kering dan bibi saya juga kering.

Pasien : Selamat siang !! Benar dok, keluhan saya seperti itu.

Dokter : Kalau begitu, saya mau periksa bapak !!

Paisen : Iya, silahkan !!

Dokter : Bapak harus di rawat untuk pemeriksaan dan pengobatan yang lebih lanjut
oleh spesialis penyakit dalam, jadi saya memberikan resep obat !!
Pengobatan : paracetamol 3x500 mg, infuse RL 2000 mL/hari,
cotrimoxacol 3x500mg, nistatin 3x0,5 cc, diet B DL 2.

Pasien : Saya serahkan kepada dokter, mana yang terbaik buat saya.
Dokter : Suster, bapak ini di bawa kee Ruang Nila untuk di rawat !!

Perawat (1) : Oh, ya dok !! saya bawa sekarang pasiennya !!

Di Ruang
Nila

Perawat (1) : Mba !! ini ada pasien baru dari UGD untuk di rawat di Ruang Mawar dan
ini status pasiennya !!

Perawat (2) : Iya mba !! Pasiennya ditidurkan di BED ini !!

Perawat (2) : Bapak !!! Sebentar lagi dokter spesialis penyakit dalam mau datang untuk
memeriksa bapak, jadi bapak jangan kemana-mana !!

Pasien : Iya sus.

Dokter internis : Sus, apa ada pasien saya di Ruang Nila ini !!!

Perawat (2) : Ada dok !! pasien dari UGD dengan BAB cair selama + 2 bulan, nafsu
makan menurun, BB turun 10 kg dari sebelum sakit, tampak sakit sedang,
kesadaran CM, kulit kering, mukosa bibir kering, tampak stomatitis pada
sekitar mulut, BB 40kg. T/D 100/70 mmhg, Temperatur 37.8 0C, Nadi 100
x/mnt, Napas 28 x/mnt.

Dokter internis : Bapak !!! Apa benar bapak sakit selama + 2 bulan BAB cair, nafsu makan
menurun, BB turunn 10 kg, dan saya mau periksa bapak !!

Pasien : Benar dok, sakit saya seperti yang dokter sebutkan dan silahkan periksa
dok !!!

Dokter internis : Bapak, ada resep obat untuk di beli di Apotik RS dan juga ada
pemeriksaan laboratorium !! Pengobatan : paracetamol 3x500 mg, infuse
RL 2000 mL/hari, cotrimoxacol 3x500mg, nistatin 3x0,5 cc, diet B DL 2.

Pasien : Iya dok, nanti saya beli obatnya di Apotik RS ini !!!

Dokter internis : Sus !! Kompirmasi dengan analis laboratorium untuk pemeriksaan


laboratorium serum HIV dan hasilnya sampaikan kepada saya !!!

Perawat (2) : Mba, ada pasien untuk pemeriksaan serum HIV

Analis Lab. : O, yaa !!! nanti saya kesana.

Analis Lab. : Mba, pasien mana yang mau saya ambil darahnya !!

Perawat (2) : Tn.R, yang usianya 35tahun mba !!!

Analis Lab. : Bapak, saya mau mengambil darah bapak untuk pemeriksaan di
laboratorium.

Pasien : Silahkan, Bu !!

Analis Lab. : Bapak, pengambilan darah sudah selesai dan hasil nanti saya sampaikan
kepada suster Ruang Mawar ini !!

Pasien : Terima kasih, Bu !!!

1 jam
kemudian

Analis Lab. : Mba, ini hasil lab. Nya HB 10 mg/dl, lekosit 24000 µ/lt, trombosit :
225.000, CD : 70.

Perawat : Oya, terima kasih !!

Hari ke 2

Dokter internis : Sus, Bagaimana dengan hasil laboratoriumnya !!

Perawat (2) : Hasil lab. Nya HB 10 mg/dl, lekosit 24000 µ/lt, trombosit : 225.000, CD :
70.

Dokter internis : Sus, saya mau ketemu pasiennya dan mana status pasiennya !!!!
Perawat (2) : Ini status pasiennya, dok !!!

Dokter internis : Selamat siang pak !!!

Pasien : Selamat siang dok !!!

Dokter internis : Apakah bapak pernah atau sering gonta ganti pasangan pada saat
berhubungan dengan lain jenis !!!!

Pasien : Benar dok !!! saya sudah melakukan hubungan sex sejak 2 tahun yang lalu
dan berganti-ganti pasangan sejak tamat SMA.

Dokter internis : Dari hasil pemeriksaan Lab. Ternyata bapak menghidap penyakit HIV

Pasien : Aaaaakh, saya menghidap penyakit HIV !!!

Dokter internis : Iya, nanti penjelasan lebih lanjut untuk bapak tentang HIV, saya serahkan
kepada konselor RS !!!

Dokter internis : Sus, sampaikan kepada konselor untuk memberikan penjelasan dan
pengarahan kepada pasien Bapak R !!!

Perawat (2) : Iya dok !!

Ibu Pasien : Sus !!! Apa sakit anak saya !!!

Perawat (2) : Sakit anak ibu adalah berak-berak dan kondisinya lemah, perlu pengobatan
dan perawatan di RS ini.

Ibu Pasien : Apa penyakit anak saya bisa disembuhkan !!!

Perawat : Bu !!!! InsyaAllah bisa disembuhkan, yang terpenting adalah pasien mau
mengikuti arahan dokter dan perawatnya dalam pengobatan dan
keperawatan di RS ini.

Ibu Pasien : Saya berdoa semoga anak saya cepat sembuh, ya sus !!!

Perawat (2) : Halo, Mba El, ada permintaan dari dokter internis untuk menjelaskan dan
mengarahkan pasein HIV ini !!!

Konselor (1) : Ooo Iya, nanti saya kesana.


Konselor (1) : Selamat siang Mba !!! mana pasiennya

Perawat (2) : Ini pasiennya

Konselor (1) : Selamat siang pak.

Pasien : Selamat siang.

Konselor (1) : Perkenalkan nama saya A sebagai konselor bapak sekarang, saya mau
berbicara kepada bapak tentang penyakit yang bapak derita atau alami
sekarang, apakah bersedia dan bapak ada waktu buat saya !!!

Pasien : Silahkan, apa yang akan kita bicarakan !!

Konselor (1) : Saya harapkan ibu dapat tabah dan sabar atas penyakit yang bapak derita,
sebagaimana yang di sampaikan dr. E K,S.PD tentang penyakit bapak
yaitu HIV !!

Pasien : Sus, saya sudah tahu tentang penyakit saya !!!

Pasien : Apa yang harus saya lakukan, sus !!! sekarang

Konselor (1) : Yang bapak lakukan sekarang, bapak menerimanya dengan sabar dan
tabah, berusaha untuk berobat, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan beraktifitas seperti biasa !! Apakah bapak sudah
menikah !!!

Pasien : Belum

Konselor (1) : Kapan bapak melakukan gonta ganti pasangan saat berhubungan dengan
lawan jenis !!!

Pasien : Sejak saya lulus SMA sus!!!

Konselor (1) : Kemungkinan, penularan HIV nya lewat hubungan sexual.

Pasien : Ooo, itu jadi tempat penularannya !!

Konselor (1) : Apakah bapak tahu tentang penyakit HIV !!

Pasien : Saya tidak tahu


Konselor (1) : Penyakit HIV di sebabkan oleh virus HIV yang menyerang kekebalan

tubuh dan penularannya lewat persalinan, hubungan sex, transfusi darah,


bekas jarum yang digunakan oleh penderita HIV !!!

Pasien : Ohh, jadi itu penyebab dan penularan penyakit HIV !!!

Konselor (2) : Apakah bapak, mau orang tuanya diberitahu tentang penyakit bapak !!!

Pasien : Jangan diberitahu orang tua saya, agar tidak timbul kemarahan, kebencian,
sehingga mengganggu hubungan keharmonisan saya !!

Konselor (2) : Bapak, ikuti arahan dokter, suster dan konselor selama bapak di dalam
pengobatan, perawatan dan konseling HIV di RS

Pasien : Iya, saya mengerti dan mengikuti arahannya !!

Konselor (2) : Saya berdoa semoga penyakit bapak ini dapat di sembuhkan, paling tidak
dapat mengurangi penderitaan yang bpak alami !!

Pasien : Terima kasih atas doanya.

Konselor (2) : Saya kira cukup pembicaraan kita pada hari ini, sebelumnya saya ucapkan
terima kasih atas waktu yang diberikan !!

Pasien : Saya juga mengucapkan terima kasih atas pemberitahuan tentang penyakit
saya dan nasehat-nasehatnya, sus !!!

Konselor (2) : Selamat siang, ibu

Pasien : Selamat siang, sus !!!


DAFTAR PUSTAKA

Ditjen PP & PL. Departemen Kesehatan RI. (2016). Statistik Kasus HIV di Indonesia.

Diakses dari http://www.spiritia.or.id/stats/ statCurr.stat2016.xls.

Edi Suharto. 2016. “Analisis Kebijakan Publik, dalam Abdul Najib, PolaKebijakan
Penanggulangan dan Penularan Terhadap PerkembanganVirus HIV/AIDS dan
Peran Bagi Pekerja Sosial. Artikel: Jurnal PanggungHukum, edisi Vol. 1. No. 2.
Juni.

Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS, Kementerian Kesehatan Indonesia 2015-2020.

Estimasi Populasi Kunci HIV di Indonesia 2016, Kementerian Kesehatan Indonesia.

Global AIDS Response Progress Report (GARPR) 2011-2015.

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-
dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2017.pdf

https://aidsfree.usaid.gov/sites/default/files/hts_policy_indonesia_2014.pdf

https://health.detik.com/read/2017/05/22/142433/3508084/763/0/5-kabar-penularan-hiv-
aids-yang-ternyata-hoax

https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/dokumen-kebijakan/category/17-peraturan-
pusat-national-regulation

Kusman Ibrahim, Yusshy Kurnia H, Laili Rahayuwati, Baiq Emi Nurmalisa, Siti Ulfah
Rifa’atul Fitri (2017). Hubungan antara Fatigue, Jumlah CD4, dan Kadar
Hemoglobin pada Pasien yang Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Jurnal Keperawatan Padjadjaran,Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai