Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah HIV/ AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan
banyak Negara di seluruh dunia. UNAIDS, badan WHO yang mengurusi masalah
AIDS, memperkirakan jumlah odha di seluruh dunia pada Desember 2004 adalah
35,9 – 44,3 juta orang. Saat ini tidak ada Negara yang terbebas dari HIV/ AIDS. HIV/
AIDS menyebabkan berbagai krisis secara bersamaan, menyebabkan krisis
kesehatan, krisis pembangunan Negara, krisis ekonomi, pendidikan dan juga
krisis kemanusiaan. Dengan kata lain HIV/ AIDS menyebabkan krisis
multidimensi. Sebagai krisis kesehatan, AIDS memerlukan respon dari masyarakat
dan memerlukan layanan pengobatan dan perawatan untuk individu yang
terinfeksi HIV. Individu yang terjangkit HIV ini biasanya adalah individu yang
mendapat darah atau produk darah yang terkontaminasi dengan HIV dan anak-anak
yang dilahirkan dariibu yang menderita infeksi HIV.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Apa pengertian dari HIV/AIDS?


2. Apa penyebab dari timbulnya penyakit HIV/AIDS?
3. Bagaimana patofisiologi HIV/AIDS?
4. Apa komplikasi yang akan terjadi pada HIV/AIDS?

C. Tujuan

1
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah sebagai penambah pengetahuan tentang HIV/AIDS. Selain itu
juga, tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dari HIV/AIDS.


2. Mengetahui penyebab dari timbulnya penyakit HIV/AIDS.
3. Mengetahui bagaimana cara mencegah terinfeksinya virus HIV/AIDS

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Pengertian

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yakni virus yang
menyerang sistem imun sehingga kekebalan menjadi lemah bahkan sampai hilang.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Disease
Syndrome, yakni suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu virus HIV (Sujana,
2007).

HIV secara umum adalah virus yang hanya dapat menginfeksi manusia,
memperbanyak diri didalam sel manusia, sehingga menurunkan kekebalan manusia
terhadap penyakit infeksi. AIDS adalah sekumpulan tanda dan gejala penyakit akibat
hilangnya atau menurunnya system kekebalan tubuh seseorang yang didapat karena
terinfeksi HIV.

AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic menular, yang


disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi
berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok resiko tertentu, termasuk pria
homoseksual, atau biseksual, penyalahgunaan obat intra vena, penderita hemofilia,
dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual dan individu yang terinfeksi
virus tersebut. (DORLAN, 2002)

B. Etiologi

Etiologi atau penyebab dari HIV/AIDS karena terganggunya system imun


dalam tubuh ODHA. Partikel virus bergabung dengan sel DNA pasien sehingga orang
yang terinfeksi HIV akan seumur hidup tetap terinfeksi. Sebagian pasien
memperlihatkan gejala tidak khas seperti demam, nyeri menelan, pembengkakan
kelenjar getah bening, ruam dan lain sebagainya pada 3-6 minggu setelah infeksi
(Sudoyo, 2006).

Selain karena terganggunya system imun, HIV juga disebabkan oleh


penyebarluasan melalui berbagai jalur penularan diantaranya:

1. Ibu pada bayinya


Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero).
Berdasarkan laporan CDC Amerika, prevalensi penularan HIV dari ibu ke

3
bayi adalah 0’01% sampai 0,07%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum
ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi 20% sampai 30%,
sedangkan jika gejala AIDS sudah jelas maka kemungkinannya mencapai
50% (PELKESI, 1995).Penularan juga terjadi selama proses persalinan
melalui kontak antara membrane mukosa bayi dengan darah atau sekresi
maternal saat melahirkan (Lily V, 2004). Penularan dari ibu ke anak yang
biasa terjadi adalah sebagai berikut:
a) Selama dalam kandungannya (antepartum)
b) Selama persalinan (intrapartum)
c) Bayi baru lahir terpajan oleh cairan tubuh ibu yang terinfeksi
(post partum)
d) Bayi tertular melalui pemberian ASI
2. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/ AIDS

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke


pembuluh darah dan menyebar luas.

3. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril


Alat pemeriksaan kandungan seperti spekulum, tenakulum dan
alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang
terinfeksi HIV, dan langsung digunakan untuk orang lain yang tidak
terinfeksi bisa menularkan HIV (PELKESI, 1995).
4. Penularan melalui hubungan seks
 Pelecehan seksual pada anak.
 Pelacuran anak
 Hubungan sesame jenis yang melalui anal seks

C. Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel
yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar
limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus ( HIV )
menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus
yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam
respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain

4
dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T 4 yang juga
dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel
yang terinfeksi.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah
secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya
fungsi sel T penolong.
Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap
tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu
ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi
mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan
jamur oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya
penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang
parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200
sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
Secara umum kronologis perjalanan infeksi HIV dan AIDS terbagi menjadi 4
stadium, antara lain (Nursalam, 2007) :
1. Stadium HIV
Dimulai dengan masuknya HIV yang diikuti terjadinya
perubahan serologik ketika hadap virus tersebut dan negatif menjadi
positif. Waktu masuknya HIV kedalam tubuh hingga HIV positif
selama 1-3 bulan atau bisa sampai 6 bulan (window period).
2. Stadium Asimptomatis (tanpa gejala)
Menunjukkan didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi belum
menunjukan gejala dan adaptasi berlangsung 5 - 10 tahun.
3. Stadium Pembesaran Kelenjar Limfe
Menunjukan adanya pembesaran kelenjar limfe secara menetap
dan merata (persistent generalized lymphadenophaty) dan berlangsung
kurang lebih 1 bulan.
4. Stadium AIDS
Merupakan tahap akhir infeksi HIV. Keadaan ini disertai
bermacam - macam penyakit infeksi sekunder.

D. Manifestasi Klinis
5
Masa antara terinfeksi HIV dan timbul gejala-gejala penyakit adalah 6 bulan-10
tahun. Rata-rata masa inkubasi 21 bulan pada anak-anak dan 60 bulan/5tahun pada
orang dewasa. Tanda-tanda yang ditemui pada penderita AIDS antara lain :
1. Gejala yang muncul setelah 2 sampai 6 minggu sesudah virus masuk ke
dalam tubuh: sindrom mononukleosida yaitu demam dengan suhu badan 380
C sampai 400 C dengan pembesaran kelenjar getah benih di leher dan di
ketiak, disertai dengan timbulnya bercak kemerahan pada kulit.

2. Gejala dan tanda yang muncul setelah 6 bulan sampai 5 tahun setelah infeksi,
dapat muncul gejala-gejala kronis : sindrom limfodenopati kronis yaitu
pembesaran getah bening yang terus membesar lebih luas misalnya di leher,
ketiak dan lipat paha. Kemudian sering keluar keringat malam tanpa
penyebab yang jelas. Selanjutnya timbul rasa lemas, penurunan berat badan
sampai kurang 5 kg setiap bulan, batuk kering, diare, bercak-bercak di kulit,
timbul tukak (ulceration), perdarahan, sesak nafas, kelumpuhan, gangguan
penglihatan, kejiwaan terganggu. Gejala ini diindikasikan dengan adanya
kerusakan sistem kekebalan tubuh.
3. Pada tahap akhir, orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya rusak akan
menderita AIDS. Pada tahap ini penderita sering diserang penyakit
berbahaya seperti kelainan otak, meningitis, kanker kulit, luka bertukak,
infeksi yang menyebar, tuberkulosis paru (TBC), diare kronik, candidiasis
mulut dan pneumonia.
Selain itu ada tanda-tanda gejala mayor dan minor untuk mendiagnosis HIV
menurut klasifikasi WHO, antara lain:
Gejala mayor:
a) Gagal tumbuh atau penurunan berat badan
b) Diare kronis
c) Demam memanjang tanpa sebab
d) Tuberkolosis
Gejala minor
a) Limfadenopati generalisa
b) Kandidiasis oral
c) Batuk menetap
d) Distress pernapasan / pneumonia

6
e) Infeksi berulang
f) Infeksi kulit generalisata

E. Pemeriksaan Penunjang
1. TB (PPD): untuk menentukan pemajanan dan atau penyakit aktif (harus
diberikan dengan panel anergi untuk menentukan hasil negative-palsu pada
respons defisiensi imun). Pada pasien AIDS, 100% akan memiliki
mikobakterium TB positif pada kehidupan mereka bila terjadi kontak.
2. Serologis:
a) Tes antibody serum: skrining HIV dengan ELISA. Hasil tes
positif mungkin akan mengindikasikan adanya HIV tetapi
bukan merupakan diagnosa.
b) Tes blot western: mengkonfirmasikan diagnosa HIV.
c) Sel T limfosit: penurunan jumlah total.
d) Sel T4 helper (indikator system imun yang menjadi media
banyak proses system imun dan menandai sel-B untuk
menghasilkan antibody terhadap bakteri asing): jumlah yang
kurang dari 200 mengindikasikan respons defisiensi imun
hebat.
3. Tes PHS: pembungkus hepatitis B dan antibody, sifilis, CMV mungkin positif.
4. Pemeriksaan neurologis, mis. EEG, MRI, skan CT otak, EMG/pemeriksaan
konduksi saraf: diindikasikan untuk perubahan mental, demam yang tidak
diketahui asalnya dan/atau perubahan fungsi sensori/motor (Doenges,
2001:836).
F. Komplikasi
1. Oral Lesi : nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan
2. Neurologik : kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi
sosial.
3. Gastrointestinal : diare, Hepatitis
4. Respirasi : Pneumocystic Carinii, TB
5. Dermatologik : dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder
dan sepsis.

7
G. Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila terinfeksi HIV maka terapinya
yaitu :
1. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi
oportuniti, nosokomial, atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi
pasien di lingkungan perawatan yang kritis.
2. Terapi AZT (Azitomidin)
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat
enzim pembalik transcriptase.
3. Terapi antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistem immun dengan menghambat
replikasi virus atau memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya.
Obat-obatan ini adalah: didanosina, ribavirin, diedoxycytidine,
recombinant CD4+ dapat larut.
4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron
5. Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepat replikasi HIV.
6. Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis,
membantu megubah perilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang
berisiko atau tidak berisiko, mengingatkan cara hidup sehat dan
mempertahankan kondisi hidup sehat.
7. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan makanan
yang sehat, hindari sters, gizi yang kurang, obat-obatan yang mengganggu
fungsi imun. Edukasi ini juga bertujuan untuk mendidik keluarga pasien
bagaimana menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS dan
kemungkinan isolasi dari masyarakat.

Rehabilitas ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan keluarga atau
orang terdekat, dengan melakukan konseling yang bertujuan untuk :

 Memberikan dukungan mental-psikologis

8
 Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang tidak berisiko
tinggi menjadi perilaku yang tidak berisiko atau kurang berisiko.
 Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa
mempertahankan kondisi tubuh yang baik.
 Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang
berkaitan dengan penyakitnya, antara lain bagaimana mengutarakan
masalah-masalah pribadi dan sensitif kepada keluarga dan orang
terdekat.

Edukasi pada masalah HIV/AIDS bertujuan untuk mendidik pasien dan


keluarganya tentang bagaimana menghadapi hidup bersama AIDS,
kemungkinan diskriminasi masyaratak sekitar, bagaimana tanggung jawab
keluarga, teman dekat atau masyarakat lain. Pendidikan juga diberikan tentang
hidup sehat, mengatur diet, menghindari kebiasaan yang dapat merugikan
kesehatan, antara lain: rokok, minuman keras. Narkotik, dsb.

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M DENGAN HIV/AIDS

A.       Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a) Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Katholik
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Marital : Belum menikah
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Tanggal masuk RS : 06 Januari 2006 Jam 08.10
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2006 Jam 09.50
No. Medrec : 06010150
Diagnosa Medik : Diare akut pada ODHA
Alamat : Jl. Raya Mundu No: 66 Cirebon
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SMA
Hub. dengan Klien : Anak
Alamat : Jl. Raya Mundu No: 66 Cirebon
2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang

10
1) Keluhan saat masuk RS
Dua minggu sebelum berobat ke RSU Ciremai Cirebon klien
mengeluh pilek dan mencret dan berat badan dirasakan menurun,
tanggal 19 Desember klien berobat ke RSU Ciremai dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium anti HIV dan klien diduga AIDS tapi untuk
memastikan diagnosa terebut dianjurkan dilakukan pemeriksaan
konfirmasi anti HIV Western Blot ke RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Dan klien disarankan dirawat di RSU Hasan Sadikin. 4 hari sebelum
berobat ke RSHS klien mengeluh mencret 5 x/ hari konsistensi cair
tanpa disertai lendir dan darah, perut klien dirasakan nyeri, badan klien
terasa lemas. Tanggal 06 Januari 2006 klien berobat ke RSHS
kemudian dirawat di ruang 10A.
2) Keluhan saat pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 13 Januari 2006 pukul
09.50 WIB klien mengeluh demam, dan mencret 6-7 kali sejak satu
hari yang lalu, dengan konsistensi cair (+), darah (-), lendir (-), mencret
dirasakan bertambah ketika mengkonsumsi makanan pedas, klien
mengatakan mencret disertai sakit pada daerah perut, klien mengeluh
mual saat makan tanpa muntah dan klien juga mengatakan sakit pada
waktu menelan.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit mencret sampai
terjadi penurunan berat badan, nafsu makan berkurang dan timbul
bercak-bercak putih pada mulut, klien hanya berobat ke dokter praktek
dan klien mendapatkan obat anti diare dan vitamin, klien mengaku
sering mengkonsumsi zat-zat narkoba dan melakukan hubungan seks
yang bebas tanpa memakai pengaman.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Klien menyangkal dikeluarganya ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, penyakit turunan seperti kencing manis, dan
hypertensi / darah tinggi. Klien mengatakan penyakit yang saat ini
diderita, hanya dirinya di keluarga.
3. Aktivitas sehari-hari

11
No Jenis aktivitas Di rumah Di Rumah Sakit

12
1 2 3 4
1 Nutrisi
a.       Makan Klien makan dengan nasi Makan dengan bubur, sayur, dan
putih, sayur, dan lauk lauk pauk dengan telur. Buah-
pauk, buah kadang- buahan: pisang, lemon, serta pepaya.
kadang. Klien juga sempat makan makanan
Klien mengatakan tidak pedas yang dibawa adiknya.
mempunyai pantangan Klien hanya dapat menghabiskan ½
dalam mengkonsumsi porsi, makan sehari 3x, klien
makanan. Klien makan mengeluh mual saat makan dan
sehari 3x, satu porsi tidak muntah.
habis. Tidak ada keluhan Minum air putih sehari mencapai 4
mual dan muntah. botol aqua 500 ml

Klien minum setiap kali


b.       Minum merasa haus, dan setiap
habis makan. Sehari
rata-rata 10 gelas air
putih ( 1 gelas = 250 cc)
2 Eliminasi
a.       BAB Klien mengatakan setiap Klien mengatakan BAB 6-7 x/hari
hari BAB 5x/hari, cair, tidak berlendir dan berdarah
konsistensi cair, darah dalam faeces saat BAB
dan lendir (-), warna Klien BAK 3x/hari warna kuning
faeces kuning. tidak merasakan keluhan apapun
b.       BAK Klien BAK 3-4 x/hari saat berkemih.
tidak ada keluhan
apapun saat berkemih
3 Personal
hygiene Sehari 2-3 kali, memakai Klien dapat mandi sendiri 1x/hari
a.       Mandi sabun dengan memakai sabun.
Klien mengaku menggosok gigi 2
Sehari 2x memakai odol hari sekali.
b.       Gosok gigi dan sikat gigi Klien keramas 1x pada saat awal
masuk RSHS dan membasahi
Klien keramas 2 rambut tiap kali mandi
c.        Keramas kali/minggu memakai Klien mengunting kuku sekali
13
shampo selama dirawat

Klien senantiasa
a) Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pernafasan
Pernafasan melalui hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung
(pch). Ukuran dan bentuk hidung simetris, tidak ada deviasi septum,
hidung kokoh, tidak ada sekret, terdapat bulu hidung (fibrise), Tidak
terdapat polip, pola nafas reguler, frekwensi 28x per menit, tes
kepatenan kuat nostril kanan dan kiri.
Diameter dada antero posterior (AP) 2:1, Pergerakan dada simetris
antara kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan, auskultasi bunyi nafas
vesikuler pada seluruh area paru serta tidak ditemukan ronchi dan
wheezing. Perkusi suara vokal premitus terdapat pada kedua paru.
Ekspansi paru kanan dan kiri sama.
2) Sistem Kardiovaskuler
Konjunctiva warna merah muda (tidak pucat), bibir tidak cyanosis,
Ictus cordis terdapat pada line midklavikula inter costalis (ICS) V,
tidak ada peninggian jugular vena pressure (JVP), pada pemeriksaan
auskultasi bunyi S1 pada daerah katup trikuspidal dan mitral, bunyi S 2
pada daerah katup aortik dan pulmonal di sela iga II parasternal kiri
dan sela iga II parasternal kanan. Bunyi jantung murni reguler, tidak
ada mur-mur, tidak ada oedema tungkai, tidak ada clubing finger,
capilary refile time (CRT) < 3 detik, akral hangat. Burgeur tes negatif,
Homan tes negatif, tensi darah 90/60 mmHg, Nadi 104 x per / menit.
3) Sistem Pencernaan
Bibir tidak cyanosis, mukosa mulut dan bibir agak kering, terdapat
bercak-bercak putih tipis di sisi lidah dan gusi, ukuran dan bentuk
simetris, warna gigi agak kuning, jumlah tidak lengkap, ditemukan
nyeri menelan, uvula kaku dan tampak kemerahan, bentuk abdomen
agak cekung, lembut, tidak teraba massa, tidak terdapat lesi / luka
bekas operasi, turgor kulit lambat, auskultasi bising usus 34x per
menit, pada perkusi terdapat bunyi tympani pada seluruh daerah
abdomen, kecuali pada kwadran kanan atas – hypocondriac kanan
(organ hati), pada palpasi terdapat nyeri tekan, ukuran hati tidak
membesar, berat badan sebelum sakit 55 kg dan sesudah sakit 45 kg,
LILA 16cm.
14
4) Sistem Perkemihan
Tidak terlihat distensi kandung kemih, tidak teraba pembesaran
ginjal, tidak terdapat nyeri ketok costavertebra, tidak ada oedema
palpebra, klien dapat berkemih 3-4 x/hari + 100 cc warna kuning
jernih tanpa ada keluhan
5) Sistem Reproduksi
Area genital tidak dapat dikaji karena klien merasa malu. Klien
hanya mengatakan penisnya tidak dapat ereksi.
6) Sistem Endokrin
Tidak ada gambaran moon face, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid, tidak nampak pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
gerakan tremor / ektra piramidal.
7) Sistem Muskuloskeletal
 Atas
Ukuran simetris, bentuk normal, tidak ada poli
dan syndactyli, tidak terdapat atropi, tidak terdapat
gambaran tromboplebitis, gerakan bebas. Refleks
bisep +/+, trisep +/+, radiobrakhialis +/+. Kekuatan
otot 5/5
 Bawah
Ukuran simetris, bentuk normal, tidak ada
deformitas, pergerakan bebas, Homan tes negatif,
tidak ada oedema tungkai, kekuatan otot 5/5, refleks
achiles +/+, Refleks patela +/+, refleks babinski
negatif. Sensasi tajam tumpul positif.
8) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit ekstremitas atas dan bawah kering
dan bersisik terdapat keropeng diektrremitas atas dan bawah, rambut
panjang warna hitam dan tampak kotor, distribusi merata, tidak mudah
dicabut, kuku pendek bersih, tidak terdapat luka bekas operasi, badan
klien teraba panas dengan temperatur: 38.2oC per axila menggunakan
termometer air raksa. Turgor kulit menurun.
9) Sistem Penglihatan, Pendengaran, Wicara

15
Tidak terdapat gangguan pada penglihatan, wicara dan
pendengaran baik, terbukti klien dapat membaca dan menjawab
pertanyaan yang diajukan dengan benar, tidak menggunakan alat bantu
baca dan pendengaran.
10) Sistem Persyarafan
 Fungsi serebral
 Status Mental
o Orientasi
Klien dapat membedakan,
petugas dan sesama pasien. Klien
dapat menyebutkan tanggal, bulan,
tahun, keberadaannya saat ini, dan di
kota mana ia berada.
o Daya Ingat
Tidak terdapat gangguan baik
jangka panjang, dan pendek, Klien
dapat menyebutkan ulang 3 nama
objek dengan jelas yang diperlihatkan
perawat. Klien dapat mengingat tahun
kelahiran saat ditanya ia menjawab
tahun 1978.
o Perhatian / Konsentrasi
Klien dapat meneruskan 5 angka
kedepan dan kebelakang dari
pengurangan yang disebutkan perawat.
o Konsentrasi
Caranya perawat menyebutkan
kata-kata yg tdk berhubungan
kemudian klien disuruh mengulang.
Misal : Dan, Jika, Kalau, Apabila,
Atau. & mobil, makan, mandi, tidur,
terbang.Bahasa dan Wicara

16
Tidak mengalami gangguan
wicara, intonasi sesuai dengan keadaan
emosi, klien menggunakan bahasa
Indonesia saat wawancara, vokal jelas
dan dapat dimengerti, komunikasi non
verbal sesuai dengan emosi / afek
(keadaan topik pembicaraan).
 Kesadaran
o Kompos mentis
 Fungsi syaraf kranial
 Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman tidak terganggu, klien
dapat membedakan dan mengenal antara bau
kayu putih dan kopi dengan mata tertutup
secara bergantian pada kedua nostril.
 Nervus II (Optikus)
Klien dapat membaca koran pada jarak
+30, lapang pandang tidak mengalami
penyempitan.
 Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, trochlearis,
abdusen)
Klien dapat menggerakan bola matanya
ke arah yang diperintahkan pengkaji
(lateral,medial, oblique inferior dan superior),
pupil isokor, bereaksi terhadap cahaya.
 Nervus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan pilinan kapas
pada wajah, otot maseter kuat, reflek kornea
positif, fungsi mengunyah baik.
 Nervus VII (Facialis)
Klien dapat merasakan rasa manis, asin
pada 2/3 anterior lidah, klien dapat

17
menyeringai, mengerutkan dahi, dan
mengedepankan kedua bibir ke arah depan
 Nervus VIII ( Auditorius)
Klien dapat mendengar bisikan yang
diberikan perawat dengan telinga sebelah
tertutup dan klien dapat mengulanginya
dengan benar, tes tunjuk jari-hidung dapat
dilakukan klien.
 Nervus IX (Glosofaringeus)
Klien dapat merasakan rasa pahit pada
1/3 posterior lidah
 Nervus X (Vagus)
Fungsi menelan terganggu, klien dapat
membuka mulut, uvula kaku dan tampak
kemerahan saat klien mengatakan “ah”
 Nervus XI (Asesorius)
Klien dapat menggerakan leher ke kanan
dan ke kiri tanpa hambatan, otot
sternokledomastoideus tegang saat klien
melawan daya yang diberikan pada mandibula
oleh pengkaji. Klien dapat menahan beban
yang diberikan pada bahunya
 Nervus XII (Hypoglosus)
Klien dapat menjulurkan lidah,
menggerakannya ke kanan dan ke kiri.
b) Data Psikologis
1) Status Emosi
Emosi klien stabil, klien aktif menjawab pertanyaan, tidak
mudah tersinggung, afek dan mimik muka sesuai keadaan.
2) Kecemasan
Klien mengaku bahwa dirinya diduga dengan diagnosis AIDS,
Klien bertanya kepada perawat apakah benar dia sudah positif

18
mengidap HIV? serta menanyakan; “Apakah penyakit saya bisa
disembuhkan?”? ekspresi wajah klien tampak cemas dan gelisah.
3) Pola Koping
Klien mengatakan bila mempunyai masalah klien hanya
mengatasinya sendiri kemudian bergaul dengan teman-teman dan
untuk mengalihkan masalahnya klien minum-minuman beralkohol
sampai mabuk dan melakukan hubungan sexual dengan PSK (Pekerja
Sex Komersial).
4) Gaya Komunikasi
Pada saat berkomunikasi klien cenderung diam, vokal jelas,
menggunakan bahasa Indonesia saat wawancara, sehari-hari klien
menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

c) Konsep Diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya, tetapi
merasa malu dan bingung karena sejak menderita sakit ini penis klien
tidak dapat ereksi.
2) Harga Diri
Klien mengatakan merasa bersalah atas perbuatannya selama ini
dan klien merasa malu dengan keadaan dirinya yang diduga mengidap
HIV,
3) Peran Diri
Klien seorang pemuda sudah bekerja mengelola bengkel dan dapat
mencukupi kebutuhannya sehari-hari serta membiayai kuliah adiknya..
4) Identitas Diri
Klien mengaku dirinya adalah seorang bujangan, pendiam, tidak
gampang marah.
5) Ideal Diri
Klien mengatakan dirinya ingin cepat sembuh dan kembali
menjalankan aktifitas di bengkel yang dikelolanya.
d) Data Sosial
19
Hubungan klien dengan keluarga serta saudaranya baik, klien
ditunggu oleh saudaranya yang perempuan. Klien dapat menjalin kerja
sama dengan petugas dan sesama pasien di ruang perawatan. Klien
termasuk pribadi yang kooperatif.
e) Data Spiritual
Klien beragama katholik, klien percaya penyakitnya dapat di
sembuhkan, klien mengatakan datangnya ke RS merupakan salah satu
usaha yang harus ia jalani karena penyakitnya merupakan cobaan dari
Tuhannya. Klien mengatakan jarang melakukan peribadahan sesuai
dengan agama yang di yakininya.

4. Pemeriksaan penunjang

No Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Satuan


normal

20
1 2 3 4 5 6
1 6/01/06 Hematologi

- Haemoglobin 10.7 13-18 gr / dl

- Leucosit 9.700 3.8-10.6rb /mm3

- Hematokrit 31,0 40-52 %

- Trombosit 372.000 150-440 / mm3


rb

Kimia klinik

- Ureum 43 mg /dl
15-50
- Kreatinin 1.12 mg /dl
0.6-1.1
- GDS 123 mg / dl
< 140
- SGOT 60 U/L0 C
sd. 37
- SGPT 59 U/L0 C
Sd. 40
- Albumin 2,3 Gr/dl
3,5-5,0
- Globulin 1,9 Gr/dl
3,1-3,7

AGD

- Ph Arteri 7,410 mmHg


7,35 –
- PCO2 25,5 mmHg
7,45

- PO2 112,5 mmHg


35 – 48

- HCO3- 15,9 meq/L


80 - 108

- Total CO2 16,7 mmHg


22 – 26
Arteri
-7,0 meq/L
22 – 29
- Base Excess
21
98,3
Arteri (-2) – (+3)

- Saturasi O2 95 – 98 %
5. Terapi Medi
5. Terapi Medis
a) IVFD RL 3000cc/24jam
b) KCL 250 Eq dalam 500cc Dextrose 5%
c) Aspar k 3x2 tablet
d) Spasmal 3x1 tablet
e) Kotrimoksazol 2x400mg
f) OMZ 1x1 tablet
g) Itrakonazol 2x200 mg
h) Diet lunak rendah serat
B. Analisa Data

22
Kemungkinan penyebab dan
NO DATA Masalah
dampak
1. DS : Virus HIV Kekuranga
n volume
(Rotavirus)
cairan
tubuh
- Klien mengatakan ò
berlebih
BAB 6-7 x/hari
Menurunkan
- Klien mengatakan jmlh &
sakit pada daerah fungsi CD-4
perut.
Memudahka
n Invasi MO
- Klien mengatakan
melalui
mencret dirasakan
bertambah ketika
Makanan &
mengkonsumsi
minuman
makanan pedas
ò
- Klien mengatakan
mual Melepaskan
enterotoxin

ò
DO :
Reaksi
- BAB 6-7x/hari
imflamasi

- Konsistensi feses
ò
cair (+), lendir (-),
darah (-), warna feces Peningkatan
kuning. motilitas sal-
cerna
- Turgor kulit
menurun
Diare tiap hari
- Mukosa mulut dan
bibir agak kering ò

- Kulit kering dan Kehilangan cairan yang


bersisik berlebihan

- Tensi 90/60 mmHg, 23 ò

- Nadi 104 x / menit. Kekurangan volume cairan


1. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

Ditemukan
NO Diagnosa Keperawatan
(tanggal)
Kekurangan volume cairan tubuh; berlebih
1. 13-01-06
berhubungan dengan diare tiap hari
Perubahan kebutuhan nutrisi; kurang dari
2. kebutuhan berhubungan dengan asupan tidak 13-01-06
adekuat
Gangguan termoregulasi: hipertermi
3 berhubungan dengan invansi MO saluran cerna 13-01-06
dan infeksi virus HIV
Resiko tinggi perubahan membran mukosa oral
4. berhubungan dengan defesit imunologis dan 13-01-06
invasi kuman patogen ke mulut
Isolasi sosial berhubungan dengan prsepsi tidak
5. 13-01-06
diterima dalam masyarakat

C. Perencanaan

24
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

<
1 2 3 4 5
1 Kekurangan volume Jangka Panjang : 1. Anjurkan 1.
cairan tubuh berlebih klien untuk Memepertahankan
Volume cairan
berhubungan dengan minum keseimbangan
tubuh normal
diare tiap hari sedikitnya 2500 cairan, mengurangi
dipertahankan
ml/hari rasa haus dan
DS:
melembabkan
Jangka Pendek :
membran mukosa.
- Klien mengatakan
Setelah dilakukan
BAB 6-7x/hari
2. Menunjukan
intervensi selama 1
perfusi ginjal dan
- Klien mengatakan hari tercapai
status cairan
sakit pada daerah rehidrasi dengan
2. Ukur intake
perut kriteria :
3. Indikator tidak
dan out put
langsung dari
- Klien mengatakan - Frekuensi
status cairan
mencret bertambah BAB < 3 kali
bila makan makanan
3. Kaji turgor 4. Indikator dari
- Konsistensi
pedas
kulit, membran volume cairan
lembek
mukosa, dan rasa sirkulasi
- Klien mengatakan
- Turgor kulit haus
mual
5. Mendukung
baik
4. Observasi berkurangnya diare
DO:
- Membran tanda-tanda vital
6. Diperlukan untuk
- BAB 6-7x/hari mukosa lembab dan timbang BB.
mendukung /
- Konsistensi feses - Tanda vital 5. Anjurkan memperbesar
cair (+), lendir (-), stabil klien untuk volume sirkulasi
darah (-), warna menghidari dan jika mual atau
feses kuning. makanan pedas muntah terus
menerus
- Turgor kulit 6. Kolaborasi

25
menurun pemberian cairan
parenteral
- Mukosa mulut dan 7. Mengurangi
bibir agak kering kejang usus dan
peristaltik
- Kulit kering dan
bersisik

- Tensi 90/60
7. Berikan anti
mmHg,
spasmodik dan
- Nadi 104 x / menit. terapi lain sesuai
order
- Respirasi
28x/menit - Spasmal 3x1
tab
- Suhu 38,2 C 0

Jam 13.00-21.00-
05.00

- Aspar K 3x2
tablet

Jam 13.00-21.00-
05.00

-
Kotrimoksazol
2x400mg Jam
16.00 dan jam
04.00

- OMZ 1x1
tablet

Jam 21.00

26
- Itrakonazol
2x200 mg

Jam 16.00 dan jam


04.00
2. Perubahan kebutuhan Tupan : 1. Hilangkan 1. Mengurangai
nutrisi; kurang dari rangsang stimulus pusat
Perbaikan status
kebutuhan tubuh lingkungan yang muntah di medula
nutrisi
berhubungan dengan berbahaya atau
asupan tidak adekuat kondisi yang
memperburuk
2. Meningkatkan
Ditandai :
Tupen : refleks gag
selera dan
DS : masukan makanan
Setelah dilakukan 2. Berikan
intervensi selama 3 makanan dalam
- Klien mengatakan
hari berat badan kondisi hangat
berat badan menurun
dapat dan menarik dan 3. Makan yang
- Klien mengatakan dipertahankan mudah ditelan mendatangkan
mual pada saat dengan kriteria: mual
3. Anjurkan
makan menyebabkan
- Berat badan klien untuk
klien enggan
- Klien mengatakan tetap batasi makanan
untuk makan
sakit pada waktu yang
- Nafsu makan
menelan menyebabkan 4. Mengurangi
membaik
mual dan muntah kekenyangan
DO :
- Tidak mual
4. Anjurkan
- Uvula tampak saat makan
klien untuk
kemerahan
batasi cairan satu
- Porsi makan
jam sebelum
- Berat badan turun habis 5. Lambung
makan dan pada
dari 55 kg menjadi penuh akan
saat makan
45 kg mengurangai
nafsu makan dan
5. Anjurkan
- Makan habis ½
pemasukan

27
porsi dalam 1 x klien untuk makanan
makan makan dengan
6. Indikator
porsi kecil
kebutuhan
frekuensi sering
nutrisi
(6 kali /hari)
/pemasukan yang
6. Timbang berat adekuat
badan sesuai
kebutuhan
3 Gangguan Tupan: 1. Berikan 1. Kompres
termoregulasi: kompres dingin dingin
Gangguan
hipertermi membentuk
termoregulasi tidak
berhubungan dengan menurunkan
terjadi
invansi MO saluran panas tubuh
cerna dan infeksi virus dengan cara
Tupen:
HIV, ditandai dengan : 2. Anjurkan konduksi
Setelah dilakukan banyak minum
DS 2.
tindakan perawatan
3. Anjurkan
selama 1x 24 jam,
- Klien mengeluh 3. Memudahkan
klien
suhu badan klien
demam evaporasi panas
mengenakan
turun dengan
badan
pakaian tipis dan
- Klien kriteria:
mudah menyerap
mengatakan
- Klien keringat
BAB 6-7x/hari
mengatakan 4. Antipiretik
4. Kolaborasi
DO: “Badan tidak menurunkan set
doker untuk
panas” poin suhu badan
- Badan klien teraba pemberian
panas - Badan klien antipyretik
tidak teraba
- Mukosa mulut dan
panas
bibir agak kering
- Bibir dan
- BAB 6-7x/hari
mulut lembab

28
- Tensi: 90/60 - Tanda tanda
mmHg vital dalam
keadaan normal
- Nadi: 104x/menit

- Respirasi:
28x/menit

- Suhu: 38,2 0 C
4 Resiko tinggi Tupan : 1. Berikan 1. Mengurangi
perubahan membran perawatan oral rasa tidak
Tidak terjadi
mukosa oral setiap hari dan nyaman,
perubahan
berhubungan dengan setiap setelah meningkatkan
membram mukosa
defesit imunologis dan makan, gunakan segar dan
oral
invasi kuman patogen sikat gigi halus, mencegah
ke mulut pasta gigi non pembentukan
abrasif, dan asam yang
Ditandai dengan :
Tupen : pelembab bibir. dikaitakan dengan
partikel makanan
DS :
Setelah dilakukan
yang tertinggal
intervensi
- Klien mengatakan
2. Kolaborasi
keperawatan 2. Tindakan
gogok gigi tiap dua
pemberian obat
selama 2 hari tidak pengobatan
hari sekali
pencuci mulut
terjadi lesi di wewenang medis
- Klien mengatakan mukosa oral,
3. Cuci mulut
3. Menghindarkan
sakit pada waktu dengan kriteria :
klien dengan
mukosa mulut
menelan
larutan hidrogen
 Lidah dan dari lesi akibat
peroxida /salin
- Klien mengatakan gusi bersih MO dan
atau larutan
demam dari bercak meningkatkan
soda kue
putih kenyamanan
DO : 2x/hari sesuai
 Uvula tidak hasil kolaborsi 4. Membran
- Terdapat bercak
kemerahan mukosa oral yang
putih tipis pada 4. Kaji
terdapat selaput

29
pinggir lidah dan  Klien tidak membran putih dan uvula
gusi sakit menelan mukosa oral tampak
saat makan setelah tindakan kemerahan
- Uvula kaku dan
beresiko
tampak kemerahan  Klien dapat
terjadinya lesi dan
membersihkan
infeksi
mulut tanpa
sakit

5 Isolasi sosial Tupan : Persepsi 1. 1. Mengurangi


berhubungan dengan tidak diterima Batasi/hindari perasaan pasien akan
persepsi tidak diterima dalam masyarakat penggunaan isolasi fisik dan
dalam masyarakat hilang masker, baju menciptakan
dan sarung hubungan sosial yang
Ditandai dengan :
tangan, jika positif.
memungkinkan
2. Isolasi sebagian
.
dapat mempengaruhi
DS : Tupen :
diri, saat pasien takut
- Klien mengatakan Setelah dilakukan penolakan / reaksi
2. Tentukan
merasa bersalah atas intervensi orang lain.
persepsi klien
perbuatannya selama keperawatan
tentang situasi. 3. Pasien akan
ini selama tiga hari,
mengalami isolasi
klien menunjukan
- Klien merasa malu fisik
peningkatan
dengan keadaan
perasaan harga
dirinya yang diduga
diri, dengan
mengidap HIV 3. Berikan
kriteria :
waktu untuk
DO :
 Klien dapat bicara dengan
berinteraksi klien selama
- Pada saat
aktif dan dan diantara
berkomunikasi klien
terbuka aktivitas
cenderung diam

30
- Ekspresi wajah klien dengan perawatan,
tampak cemas dan petugas tetap memberi
4. Membantu
gelisah dukungan,
 Klien memantapkan
perlakukan
- Klien bertanya tampak tidak partisipasi pada
dengan penuh
kepada perawat apakah murung hubungan sosial.
penghargaan
benar dia sudah positif
dan
 Klien mau 5. Indikasi bahwa
mengidap HIV?
menghormati
bersosialisasi putus asa dan ide
perasaan klien
- Klien bertanya; dengan untuk bunuh diri
“Apakah penyakit saya lingkunganny sering muncul, ketika
4. Dorong
bisa disembuhkan?” a tanda-tanda ini
adanya
diketahui oleh
hubungan yang
pemberi perawatan,
aktif dengan
pasien pada umumnya
orang terdekat
ingin berbicara
mengenai perasaan
bunuh diri, terisolasi
5. Waspadai
dan putus asa.
gejala-gejala
verbal/nonverb
al, misal:
menarik diri,
putus asa
perasaan
kesepian.
Tanyakan
kepasien:
apakah pernah
berfikir untuk
bunuh diri ?

31
D. Pelaksanaan dan Evaluasi

N Tangg D Wakt Implementasi dan Evaluasi Paraf


o1 al
2 3P 4u 5 &
6
1 13-1- 3 10.50 I: Berikan kompres dingin Nama
06
E:

DS: Klien mengatakan: ”Merasa nyaman


dengan kompres dingin

DO:-

2 3 10.55
13-1- I: Menganjurkan banyak minum
06
E:

DS:

DO: Klien mau minum ¾ gelas

32
3 3 11.00

13-1- I:
06
Menganjurkan klien mengenakan pakaian
tipis dan mudah menyerap keringat

DS:
4 2 11.00
DO: Klien mau mengganti dengan pakaian
yang tipis
13-1-
06 I: Anjurkan klien untuk menghindari
makanan pedas

E:

DS: Klien mengatakan; ”Mengerti dan tidak


5 2 11.05
akan mengkonsumsi makanan pedas

DO: -

13-1-
06
I: Menganjurkan klien untuk batasi
6 3 11.10 makanan yang menyebabkan mual dan
muntah

E:

DS:-
13-1-
06
DO: Klien tampak mengerti

I: Menganjurkan klien untuk batasi cairan


satu jam sebelum makan dan pada saat
makan
7 3 11.15

33
E:

DS:

DO: Klien mengerti

13-1-
06
I: Menganjurkan klien untuk makan dengan
porsi sedikit frekuensi sering
8 5 11.20
E:

DS:

DO: Klien mengerti

13-1-
9 5 11.20
06
I: Membatasi/menghindari penggunaan
masker, baju dan sarung tangan

E:

DS:

DO: Klien mau berkomunikasi dengan


perawat
13-1-
06

I: Memberikan waktu untuk bicara dengan


10 5 11.35
klien selama dan diantara aktivitas
perawatan, tetap memberi dukungan,
mengusahakan verbalisasi, perlakukan
dengan penuh penghargaan dan

34
menghormati perasaan klien

E:

11 1 12.00 DS:-

13-1- DO: Klien mau berkomunikasi dengan


06 perawat secara aktif

I: Mewaspadai gejala-gejala verbal /


nonverbal, misal : menarik diri, putusasa
perasaan kesepian

E:

13-1-
DS: Klien mengatakan “ Kesepian karena
06
tidak ada yang menunggu.
12 1 12.05
DO: -

I: Mengobservasi tanda –tanda vital

E:

DS:-

DO: - Tensi : 90/60 mmHg

- N: 98 x/mnt

13-1-
- R: 26 x/mnt
06
- S: 37,7 0 C

35
I : Kaji turgor kulit, membran mukosa,
dan rasa haus

E:

DS:

Klien mengatakan : ”Masih merasa haus”

DO:

Turgor kulit menurun, membran mukosa


kering,

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Etiologi AIDS disebabkan oleh virus HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus
sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.

36
Cara penularan AIDS yaitu melalui hubungan seksual, melalui darah
( transfuse darah, penggunaan jarum suntik dan terpapar mukosa yang mengandung
AIDS), transmisi dari ibu ke anak yang mengidap AIDS.
Sasaran bagi pasien HIV/ AIDS dengan mencakup pasien mengalami risiko
infeksi minimal, pasien tidak menyebarkan penyakit pada orang lain, pasien
mendapatkan nutrisi yang optimal, dan pasien berpartisipasi dalam kelompok sebaya
dan aktivitas keluarga.

B. Saran
Karena sampai saat ini belum diketahui  vaksin atau obat yang efektif untuk
pencegahan atau penyembuhan AIDS, maka untuk menghindari infeksi HIV dan
menekan penyebarannya, cara yang utama adalah melakukan tindakan pencegahan
melalui perubahan perilaku.
Kepada para pembaca khususnya perawat, diharapkan dengan adanya makalah
ini dapat melaksanakan tindakan yang tepat dan benar dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada penderita HIV/ AIDS.

37

Anda mungkin juga menyukai