PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah HIV/ AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan
banyak Negara di seluruh dunia. UNAIDS, badan WHO yang mengurusi masalah AIDS,
memperkirakan jumlah odha di seluruh dunia pada Desember 2004 adalah 35,9 – 44,3
juta orang. Saat ini tidak ada Negara yang terbebas dari HIV/ AIDS. HIV/ AIDS
menyebabkan berbagai krisis secara bersamaan, menyebabkan krisis kesehatan,
krisis pembangunan Negara, krisis ekonomi, pendidikan dan juga krisis
kemanusiaan. Dengan kata lain HIV/ AIDS menyebabkan krisis multidimensi.
Sebagai krisis kesehatan, AIDS memerlukan respon dari masyarakat dan memerlukan
layanan pengobatan dan perawatan untuk individu yang terinfeksi HIV. Individu
yang terjangkit HIV ini biasanya adalah individu yang mendapat darah atau produk darah
yang terkontaminasi dengan HIV dan anak-anak yang dilahirkan dariibu yang menderita
infeksi HIV.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai penambah pengetahuan tentang HIV/AIDS. Selain itu juga,
tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yakni virus yang
menyerang sistem imun sehingga kekebalan menjadi lemah bahkan sampai hilang.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Disease Syndrome,
yakni suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu virus HIV (Sujana, 2007).
HIV secara umum adalah virus yang hanya dapat menginfeksi manusia,
memperbanyak diri didalam sel manusia, sehingga menurunkan kekebalan manusia
terhadap penyakit infeksi. AIDS adalah sekumpulan tanda dan gejala penyakit akibat
hilangnya atau menurunnya system kekebalan tubuh seseorang yang didapat karena
terinfeksi HIV.
AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic menular, yang disebabkan
oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas
seluler, dan mengenai kelompok resiko tertentu, termasuk pria homoseksual,
atau biseksual, penyalahgunaan obat intra vena, penderita hemofilia, dan penerima
transfusi darah lainnya, hubungan seksual dan individu yang terinfeksi virus tersebut.
(DORLAN, 2002)
B. Etiologi
Etiologi atau penyebab dari HIV/AIDS karena terganggunya system imun dalam
tubuh ODHA. Partikel virus bergabung dengan sel DNA pasien sehingga orang yang
terinfeksi HIV akan seumur hidup tetap terinfeksi. Sebagian pasien memperlihatkan
gejala tidak khas seperti demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening,
ruam dan lain sebagainya pada 3-6 minggu setelah infeksi (Sudoyo, 2006).
3
Selain karena terganggunya system imun, HIV juga disebabkan oleh
penyebarluasan melalui berbagai jalur penularan diantaranya:
4
C. Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel
yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar
limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi
sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian
yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka
Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan
reproduksi dan banyaknya kematian sel T 4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer
penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah secara
progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T
penolong.
Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap
tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini,
jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi
mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur
oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru
akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang
didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah,
atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
Secara umum kronologis perjalanan infeksi HIV dan AIDS terbagi menjadi 4
stadium, antara lain (Nursalam, 2007) :
1. Stadium HIV
Dimulai dengan masuknya HIV yang diikuti terjadinya perubahan
serologik ketika hadap virus tersebut dan negatif menjadi positif. Waktu
masuknya HIV kedalam tubuh hingga HIV positif selama 1-3 bulan atau
bisa sampai 6 bulan (window period).
2. Stadium Asimptomatis (tanpa gejala)
5
Menunjukkan didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi belum
menunjukan gejala dan adaptasi berlangsung 5 - 10 tahun.
3. Stadium Pembesaran Kelenjar Limfe
Menunjukan adanya pembesaran kelenjar limfe secara menetap
dan merata (persistent generalized lymphadenophaty) dan berlangsung
kurang lebih 1 bulan.
4. Stadium AIDS
Merupakan tahap akhir infeksi HIV. Keadaan ini disertai
bermacam - macam penyakit infeksi sekunder.
D. Manifestasi Klinis
Masa antara terinfeksi HIV dan timbul gejala-gejala penyakit adalah 6 bulan-10
tahun. Rata-rata masa inkubasi 21 bulan pada anak-anak dan 60 bulan/5tahun pada orang
dewasa. Tanda-tanda yang ditemui pada penderita AIDS antara lain :
1. Gejala yang muncul setelah 2 sampai 6 minggu sesudah virus masuk ke dalam
tubuh: sindrom mononukleosida yaitu demam dengan suhu badan 38 0 C sampai
400 C dengan pembesaran kelenjar getah benih di leher dan di ketiak, disertai
dengan timbulnya bercak kemerahan pada kulit.
2. Gejala dan tanda yang muncul setelah 6 bulan sampai 5 tahun setelah infeksi,
dapat muncul gejala-gejala kronis : sindrom limfodenopati kronis yaitu
pembesaran getah bening yang terus membesar lebih luas misalnya di leher,
ketiak dan lipat paha. Kemudian sering keluar keringat malam tanpa penyebab
yang jelas. Selanjutnya timbul rasa lemas, penurunan berat badan sampai kurang
5 kg setiap bulan, batuk kering, diare, bercak-bercak di kulit, timbul tukak
(ulceration), perdarahan, sesak nafas, kelumpuhan, gangguan penglihatan,
kejiwaan terganggu. Gejala ini diindikasikan dengan adanya kerusakan sistem
kekebalan tubuh.
3. Pada tahap akhir, orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya rusak akan
menderita AIDS. Pada tahap ini penderita sering diserang penyakit berbahaya
seperti kelainan otak, meningitis, kanker kulit, luka bertukak, infeksi yang
6
menyebar, tuberkulosis paru (TBC), diare kronik, candidiasis mulut dan
pneumonia.
Selain itu ada tanda-tanda gejala mayor dan minor untuk mendiagnosis HIV menurut
klasifikasi WHO, antara lain:
Gejala mayor:
a) Gagal tumbuh atau penurunan berat badan
b) Diare kronis
c) Demam memanjang tanpa sebab
d) Tuberkolosis
Gejala minor
a) Limfadenopati generalisa
b) Kandidiasis oral
c) Batuk menetap
d) Distress pernapasan / pneumonia
e) Infeksi berulang
f) Infeksi kulit generalisata
E. Pemeriksaan Penunjang
1. TB (PPD): untuk menentukan pemajanan dan atau penyakit aktif (harus diberikan
dengan panel anergi untuk menentukan hasil negative-palsu pada respons
defisiensi imun). Pada pasien AIDS, 100% akan memiliki mikobakterium TB
positif pada kehidupan mereka bila terjadi kontak.
2. Serologis:
a) Tes antibody serum: skrining HIV dengan ELISA. Hasil tes positif
mungkin akan mengindikasikan adanya HIV tetapi bukan
merupakan diagnosa.
b) Tes blot western: mengkonfirmasikan diagnosa HIV.
c) Sel T limfosit: penurunan jumlah total.
d) Sel T4 helper (indikator system imun yang menjadi media banyak
proses system imun dan menandai sel-B untuk menghasilkan
7
antibody terhadap bakteri asing): jumlah yang kurang dari 200
mengindikasikan respons defisiensi imun hebat.
3. Tes PHS: pembungkus hepatitis B dan antibody, sifilis, CMV mungkin positif.
4. Pemeriksaan neurologis, mis. EEG, MRI, skan CT otak, EMG/pemeriksaan
konduksi saraf: diindikasikan untuk perubahan mental, demam yang tidak
diketahui asalnya dan/atau perubahan fungsi sensori/motor (Doenges, 2001:836).
F. Komplikasi
1. Oral Lesi : nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan
2. Neurologik : kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi
sosial.
3. Gastrointestinal : diare, Hepatitis
4. Respirasi : Pneumocystic Carinii, TB
5. Dermatologik : dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder
dan sepsis.
G. Penatalaksanaan Medis
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila terinfeksi HIV maka terapinya yaitu :
1. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi
oportuniti, nosokomial, atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi
pasien di lingkungan perawatan yang kritis.
2. Terapi AZT (Azitomidin)
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat
enzim pembalik transcriptase.
3. Terapi antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistem immun dengan menghambat
replikasi virus atau memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya.
Obat-obatan ini adalah: didanosina, ribavirin, diedoxycytidine, recombinant
CD4+ dapat larut.
4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron
8
5. Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepat replikasi HIV.
6. Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis, membantu
megubah perilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko atau tidak
berisiko, mengingatkan cara hidup sehat dan mempertahankan kondisi hidup
sehat.
7. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan makanan
yang sehat, hindari sters, gizi yang kurang, obat-obatan yang mengganggu
fungsi imun. Edukasi ini juga bertujuan untuk mendidik keluarga pasien
bagaimana menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS dan
kemungkinan isolasi dari masyarakat.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a) Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Katholik
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Marital : Belum menikah
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Tanggal masuk RS : 06 Januari 2006 Jam 08.10
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2006 Jam 09.50
No. Medrec : 06010150
Diagnosa Medik : Diare akut pada ODHA
Alamat : Jl. Raya Mundu No: 66 Cirebon
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SMA
10
Hub. dengan Klien : Anak
Alamat : Jl. Raya Mundu No: 66 Cirebon
2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan saat masuk RS
Dua minggu sebelum berobat ke RSU Ciremai Cirebon klien
mengeluh pilek dan mencret dan berat badan dirasakan menurun, tanggal
19 Desember klien berobat ke RSU Ciremai dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium anti HIV dan klien diduga AIDS tapi untuk memastikan
diagnosa terebut dianjurkan dilakukan pemeriksaan konfirmasi anti HIV
Western Blot ke RSUPN Cipto Mangunkusumo. Dan klien disarankan
dirawat di RSU Hasan Sadikin. 4 hari sebelum berobat ke RSHS klien
mengeluh mencret 5 x/ hari konsistensi cair tanpa disertai lendir dan
darah, perut klien dirasakan nyeri, badan klien terasa lemas. Tanggal 06
Januari 2006 klien berobat ke RSHS kemudian dirawat di ruang 10A.
2) Keluhan saat pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 13 Januari 2006 pukul
09.50 WIB klien mengeluh demam, dan mencret 6-7 kali sejak satu hari
yang lalu, dengan konsistensi cair (+), darah (-), lendir (-), mencret
dirasakan bertambah ketika mengkonsumsi makanan pedas, klien
mengatakan mencret disertai sakit pada daerah perut, klien mengeluh mual
saat makan tanpa muntah dan klien juga mengatakan sakit pada waktu
menelan.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit mencret sampai
terjadi penurunan berat badan, nafsu makan berkurang dan timbul bercak-
bercak putih pada mulut, klien hanya berobat ke dokter praktek dan klien
mendapatkan obat anti diare dan vitamin, klien mengaku sering
mengkonsumsi zat-zat narkoba dan melakukan hubungan seks yang bebas
tanpa memakai pengaman.
c) Riwayat kesehatan keluarga
11
Klien menyangkal dikeluarganya ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, penyakit turunan seperti kencing manis, dan
hypertensi / darah tinggi. Klien mengatakan penyakit yang saat ini
diderita, hanya dirinya di keluarga.
3. Aktivitas sehari-hari
No Jenis aktivitas Di rumah Di Rumah Sakit
12
1 2 3 4
1 Nutrisi
a. Makan Klien makan dengan nasi Makan dengan bubur, sayur, dan
putih, sayur, dan lauk lauk pauk dengan telur. Buah-
pauk, buah kadang- buahan: pisang, lemon, serta pepaya.
kadang. Klien juga sempat makan makanan
Klien mengatakan tidak pedas yang dibawa adiknya.
mempunyai pantangan Klien hanya dapat menghabiskan ½
dalam mengkonsumsi porsi, makan sehari 3x, klien
makanan. Klien makan mengeluh mual saat makan dan
sehari 3x, satu porsi tidak muntah.
habis. Tidak ada keluhan Minum air putih sehari mencapai 4
mual dan muntah. botol aqua 500 ml
14
terdapat nyeri tekan, ukuran hati tidak membesar, berat badan sebelum
sakit 55 kg dan sesudah sakit 45 kg, LILA 16cm.
4) Sistem Perkemihan
Tidak terlihat distensi kandung kemih, tidak teraba pembesaran ginjal,
tidak terdapat nyeri ketok costavertebra, tidak ada oedema palpebra, klien
dapat berkemih 3-4 x/hari + 100 cc warna kuning jernih tanpa ada
keluhan
5) Sistem Reproduksi
Area genital tidak dapat dikaji karena klien merasa malu. Klien hanya
mengatakan penisnya tidak dapat ereksi.
6) Sistem Endokrin
Tidak ada gambaran moon face, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid, tidak nampak pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada gerakan
tremor / ektra piramidal.
7) Sistem Muskuloskeletal
Atas
Ukuran simetris, bentuk normal, tidak ada poli dan
syndactyli, tidak terdapat atropi, tidak terdapat gambaran
tromboplebitis, gerakan bebas. Refleks bisep +/+, trisep
+/+, radiobrakhialis +/+. Kekuatan otot 5/5
Bawah
Ukuran simetris, bentuk normal, tidak ada
deformitas, pergerakan bebas, Homan tes negatif, tidak
ada oedema tungkai, kekuatan otot 5/5, refleks achiles
+/+, Refleks patela +/+, refleks babinski negatif. Sensasi
tajam tumpul positif.
8) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit ekstremitas atas dan bawah kering dan
bersisik terdapat keropeng diektrremitas atas dan bawah, rambut panjang
warna hitam dan tampak kotor, distribusi merata, tidak mudah dicabut,
kuku pendek bersih, tidak terdapat luka bekas operasi, badan klien teraba
15
panas dengan temperatur: 38.2oC per axila menggunakan termometer air
raksa. Turgor kulit menurun.
9) Sistem Penglihatan, Pendengaran, Wicara
Tidak terdapat gangguan pada penglihatan, wicara dan pendengaran
baik, terbukti klien dapat membaca dan menjawab pertanyaan yang
diajukan dengan benar, tidak menggunakan alat bantu baca dan
pendengaran.
10) Sistem Persyarafan
Fungsi serebral
Status Mental
o Orientasi
Klien dapat membedakan, petugas
dan sesama pasien. Klien dapat
menyebutkan tanggal, bulan, tahun,
keberadaannya saat ini, dan di kota mana
ia berada.
o Daya Ingat
Tidak terdapat gangguan baik jangka
panjang, dan pendek, Klien dapat
menyebutkan ulang 3 nama objek dengan
jelas yang diperlihatkan perawat. Klien
dapat mengingat tahun kelahiran saat
ditanya ia menjawab tahun 1978.
o Perhatian / Konsentrasi
Klien dapat meneruskan 5 angka
kedepan dan kebelakang dari pengurangan
yang disebutkan perawat.
o Konsentrasi
Caranya perawat menyebutkan kata-
kata yg tdk berhubungan kemudian klien
disuruh mengulang. Misal : Dan, Jika,
16
Kalau, Apabila, Atau. & mobil, makan,
mandi, tidur, terbang.Bahasa dan Wicara
Tidak mengalami gangguan wicara,
intonasi sesuai dengan keadaan emosi,
klien menggunakan bahasa Indonesia saat
wawancara, vokal jelas dan dapat
dimengerti, komunikasi non verbal sesuai
dengan emosi / afek (keadaan topik
pembicaraan).
Kesadaran
o Kompos mentis
Fungsi syaraf kranial
Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman tidak terganggu, klien
dapat membedakan dan mengenal antara bau kayu
putih dan kopi dengan mata tertutup secara
bergantian pada kedua nostril.
Nervus II (Optikus)
Klien dapat membaca koran pada jarak +30,
lapang pandang tidak mengalami penyempitan.
Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, trochlearis,
abdusen)
Klien dapat menggerakan bola matanya ke
arah yang diperintahkan pengkaji (lateral,medial,
oblique inferior dan superior), pupil isokor,
bereaksi terhadap cahaya.
Nervus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan pilinan kapas pada
wajah, otot maseter kuat, reflek kornea positif,
fungsi mengunyah baik.
Nervus VII (Facialis)
17
Klien dapat merasakan rasa manis, asin pada
2/3 anterior lidah, klien dapat menyeringai,
mengerutkan dahi, dan mengedepankan kedua
bibir ke arah depan
Nervus VIII ( Auditorius)
Klien dapat mendengar bisikan yang
diberikan perawat dengan telinga sebelah tertutup
dan klien dapat mengulanginya dengan benar, tes
tunjuk jari-hidung dapat dilakukan klien.
Nervus IX (Glosofaringeus)
Klien dapat merasakan rasa pahit pada 1/3
posterior lidah
Nervus X (Vagus)
Fungsi menelan terganggu, klien dapat
membuka mulut, uvula kaku dan tampak
kemerahan saat klien mengatakan “ah”
Nervus XI (Asesorius)
Klien dapat menggerakan leher ke kanan
dan ke kiri tanpa hambatan, otot
sternokledomastoideus tegang saat klien melawan
daya yang diberikan pada mandibula oleh
pengkaji. Klien dapat menahan beban yang
diberikan pada bahunya
Nervus XII (Hypoglosus)
Klien dapat menjulurkan lidah,
menggerakannya ke kanan dan ke kiri.
b) Data Psikologis
1) Status Emosi
Emosi klien stabil, klien aktif menjawab pertanyaan, tidak mudah
tersinggung, afek dan mimik muka sesuai keadaan.
2) Kecemasan
18
Klien mengaku bahwa dirinya diduga dengan diagnosis AIDS,
Klien bertanya kepada perawat apakah benar dia sudah positif mengidap
HIV? serta menanyakan; “Apakah penyakit saya bisa disembuhkan?”?
ekspresi wajah klien tampak cemas dan gelisah.
3) Pola Koping
Klien mengatakan bila mempunyai masalah klien hanya
mengatasinya sendiri kemudian bergaul dengan teman-teman dan untuk
mengalihkan masalahnya klien minum-minuman beralkohol sampai
mabuk dan melakukan hubungan sexual dengan PSK (Pekerja Sex
Komersial).
4) Gaya Komunikasi
Pada saat berkomunikasi klien cenderung diam, vokal jelas,
menggunakan bahasa Indonesia saat wawancara, sehari-hari klien
menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
c) Konsep Diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya, tetapi merasa
malu dan bingung karena sejak menderita sakit ini penis klien tidak dapat
ereksi.
2) Harga Diri
Klien mengatakan merasa bersalah atas perbuatannya selama ini dan
klien merasa malu dengan keadaan dirinya yang diduga mengidap HIV,
3) Peran Diri
Klien seorang pemuda sudah bekerja mengelola bengkel dan dapat
mencukupi kebutuhannya sehari-hari serta membiayai kuliah adiknya..
4) Identitas Diri
Klien mengaku dirinya adalah seorang bujangan, pendiam, tidak
gampang marah.
19
5) Ideal Diri
Klien mengatakan dirinya ingin cepat sembuh dan kembali
menjalankan aktifitas di bengkel yang dikelolanya.
d) Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarga serta saudaranya baik, klien ditunggu
oleh saudaranya yang perempuan. Klien dapat menjalin kerja sama dengan
petugas dan sesama pasien di ruang perawatan. Klien termasuk pribadi yang
kooperatif.
e) Data Spiritual
Klien beragama katholik, klien percaya penyakitnya dapat di
sembuhkan, klien mengatakan datangnya ke RS merupakan salah satu usaha
yang harus ia jalani karena penyakitnya merupakan cobaan dari Tuhannya.
Klien mengatakan jarang melakukan peribadahan sesuai dengan agama yang
di yakininya.
4. Pemeriksaan penunjang
20
1 2 3 4 5 6
1 6/01/06 Hematologi
Kimia klinik
- Ureum 43 mg /dl
15-50
- Kreatinin 1.12 mg /dl
0.6-1.1
- GDS 123 mg / dl
< 140
- SGOT 60 U/L0 C
sd. 37
- SGPT 59 U/L0 C
Sd. 40
- Albumin 2,3 Gr/dl
3,5-5,0
- Globulin 1,9 Gr/dl
3,1-3,7
AGD
22
Kemungkinan penyebab dan
NO DATA Masalah
dampak
1. DS : Virus HIV Kekuranga
n volume
(Rotavirus)
cairan
tubuh
- Klien mengatakan ò
berlebih
BAB 6-7 x/hari
Menurunkan
- Klien mengatakan jmlh &
sakit pada daerah fungsi CD-4
perut.
Memudahka
n Invasi MO
- Klien mengatakan
melalui
mencret dirasakan
bertambah ketika
Makanan &
mengkonsumsi
minuman
makanan pedas
ò
- Klien mengatakan
mual Melepaskan
enterotoxin
ò
DO :
Reaksi
- BAB 6-7x/hari
imflamasi
- Konsistensi feses
ò
cair (+), lendir (-),
darah (-), warna feces Peningkatan
kuning. motilitas sal-
cerna
- Turgor kulit
menurun
Diare tiap hari
- Mukosa mulut dan
bibir agak kering ò
Ditemukan
NO Diagnosa Keperawatan
(tanggal)
Kekurangan volume cairan tubuh; berlebih
1. 13-01-06
berhubungan dengan diare tiap hari
Perubahan kebutuhan nutrisi; kurang dari
2. kebutuhan berhubungan dengan asupan tidak 13-01-06
adekuat
Gangguan termoregulasi: hipertermi
3 berhubungan dengan invansi MO saluran cerna 13-01-06
dan infeksi virus HIV
Resiko tinggi perubahan membran mukosa oral
4. berhubungan dengan defesit imunologis dan 13-01-06
invasi kuman patogen ke mulut
Isolasi sosial berhubungan dengan prsepsi tidak
5. 13-01-06
diterima dalam masyarakat
24
C. Perencanaan
<
1 2 3 4 5
1 Kekurangan volume Jangka Panjang : 1. Anjurkan 1.
cairan tubuh berlebih klien untuk Memepertahankan
Volume cairan
berhubungan dengan minum keseimbangan
tubuh normal
diare tiap hari sedikitnya 2500 cairan, mengurangi
dipertahankan
ml/hari rasa haus dan
DS:
melembabkan
Jangka Pendek :
membran mukosa.
- Klien mengatakan
Setelah dilakukan
BAB 6-7x/hari
2. Menunjukan
intervensi selama 1
perfusi ginjal dan
- Klien mengatakan hari tercapai
status cairan
sakit pada daerah rehidrasi dengan
2. Ukur intake
perut kriteria :
3. Indikator tidak
dan out put
langsung dari
- Klien mengatakan - Frekuensi
status cairan
mencret bertambah BAB < 3 kali
bila makan makanan
3. Kaji turgor 4. Indikator dari
- Konsistensi
pedas
kulit, membran volume cairan
lembek
mukosa, dan rasa sirkulasi
- Klien mengatakan
- Turgor kulit haus
mual
5. Mendukung
baik
4. Observasi berkurangnya diare
DO:
- Membran tanda-tanda vital
6. Diperlukan untuk
- BAB 6-7x/hari mukosa lembab dan timbang BB.
mendukung /
- Konsistensi feses - Tanda vital 5. Anjurkan memperbesar
cair (+), lendir (-), klien untuk volume sirkulasi
25
darah (-), warna stabil menghidari dan jika mual atau
feses kuning. makanan pedas muntah terus
menerus
- Turgor kulit 6. Kolaborasi
menurun pemberian cairan
parenteral
- Mukosa mulut dan 7. Mengurangi
bibir agak kering kejang usus dan
peristaltik
- Kulit kering dan
bersisik
- Tensi 90/60
7. Berikan anti
mmHg,
spasmodik dan
- Nadi 104 x / menit. terapi lain sesuai
order
- Respirasi
28x/menit - Spasmal 3x1
tab
- Suhu 38,2 C 0
Jam 13.00-21.00-
05.00
- Aspar K 3x2
tablet
Jam 13.00-21.00-
05.00
-
Kotrimoksazol
2x400mg Jam
16.00 dan jam
26
04.00
- OMZ 1x1
tablet
Jam 21.00
- Itrakonazol
2x200 mg
27
DO : - Tidak mual 4. Anjurkan
saat makan klien untuk
- Uvula tampak
batasi cairan satu
kemerahan - Porsi makan
jam sebelum
5. Lambung
habis
makan dan pada
- Berat badan turun penuh akan
saat makan
dari 55 kg menjadi mengurangai
45 kg nafsu makan dan
5. Anjurkan
pemasukan
klien untuk
- Makan habis ½
makanan
makan dengan
porsi dalam 1 x
porsi kecil
makan 6. Indikator
frekuensi sering
kebutuhan
(6 kali /hari)
nutrisi
/pemasukan yang
6. Timbang berat
adekuat
badan sesuai
kebutuhan
3 Gangguan Tupan: 1. Berikan 1. Kompres
termoregulasi: kompres dingin dingin
Gangguan
hipertermi membentuk
termoregulasi tidak
berhubungan dengan menurunkan
terjadi
invansi MO saluran panas tubuh
cerna dan infeksi virus dengan cara
Tupen:
HIV, ditandai dengan : 2. Anjurkan konduksi
Setelah dilakukan banyak minum
DS 2.
tindakan perawatan
3. Anjurkan
selama 1x 24 jam,
- Klien mengeluh 3. Memudahkan
klien
suhu badan klien
demam evaporasi panas
mengenakan
turun dengan
badan
pakaian tipis dan
- Klien kriteria:
mudah menyerap
mengatakan
28
BAB 6-7x/hari - Klien keringat 4. Antipiretik
mengatakan menurunkan set
DO: 4. Kolaborasi
“Badan tidak poin suhu badan
doker untuk
panas”
- Badan klien teraba
pemberian
panas
- Badan klien antipyretik
tidak teraba
- Mukosa mulut dan
panas
bibir agak kering
- Bibir dan
- BAB 6-7x/hari
mulut lembab
- Tensi: 90/60
- Tanda tanda
mmHg
vital dalam
- Nadi: 104x/menit keadaan normal
- Respirasi:
28x/menit
- Suhu: 38,2 0 C
4 Resiko tinggi Tupan : 1. Berikan 1. Mengurangi
perubahan membran perawatan oral rasa tidak
Tidak terjadi
mukosa oral setiap hari dan nyaman,
perubahan
berhubungan dengan setiap setelah meningkatkan
membram mukosa
defesit imunologis dan makan, gunakan segar dan
oral
invasi kuman patogen sikat gigi halus, mencegah
ke mulut pasta gigi non pembentukan
abrasif, dan asam yang
Ditandai dengan :
Tupen : pelembab bibir. dikaitakan dengan
partikel makanan
DS :
Setelah dilakukan
yang tertinggal
intervensi
- Klien mengatakan
2. Kolaborasi
29
gogok gigi tiap dua keperawatan pemberian obat 2. Tindakan
hari sekali selama 2 hari tidak pencuci mulut pengobatan
terjadi lesi di wewenang medis
- Klien mengatakan 3. Cuci mulut
mukosa oral,
sakit pada waktu klien dengan 3. Menghindarkan
dengan kriteria :
menelan larutan hidrogen mukosa mulut
Lidah dan peroxida /salin dari lesi akibat
- Klien mengatakan
gusi bersih atau larutan MO dan
demam
dari bercak soda kue meningkatkan
putih 2x/hari sesuai kenyamanan
DO :
hasil kolaborsi
Uvula tidak 4. Membran
- Terdapat bercak
kemerahan 4. Kaji mukosa oral yang
putih tipis pada
membran terdapat selaput
pinggir lidah dan
Klien tidak
mukosa oral putih dan uvula
gusi
sakit menelan
setelah tindakan tampak
saat makan
- Uvula kaku dan kemerahan
tampak kemerahan beresiko
Klien dapat
terjadinya lesi dan
membersihkan
infeksi
mulut tanpa
sakit
30
DS : Tupen : dapat mempengaruhi
diri, saat pasien takut
- Klien mengatakan Setelah dilakukan 2. Tentukan
penolakan / reaksi
merasa bersalah atas intervensi persepsi klien
orang lain.
perbuatannya selama keperawatan tentang situasi.
ini selama tiga hari, 3. Pasien akan
klien menunjukan mengalami isolasi
- Klien merasa malu
peningkatan fisik
dengan keadaan
perasaan harga
dirinya yang diduga
diri, dengan 3. Berikan
mengidap HIV
kriteria : waktu untuk
bicara dengan
DO :
Klien dapat
klien selama
berinteraksi
- Pada saat dan diantara
aktif dan
berkomunikasi klien aktivitas
terbuka
cenderung diam perawatan,
dengan
tetap memberi
- Ekspresi wajah klien petugas
dukungan, 4. Membantu
tampak cemas dan
perlakukan memantapkan
Klien
gelisah
dengan penuh partisipasi pada
tampak tidak
penghargaan hubungan sosial.
- Klien bertanya murung
dan
kepada perawat apakah
5. Indikasi bahwa
Klien mau menghormati
benar dia sudah positif
putus asa dan ide
bersosialisasi perasaan klien
mengidap HIV?
untuk bunuh diri
dengan
4. Dorong sering muncul, ketika
- Klien bertanya; lingkunganny
adanya tanda-tanda ini
“Apakah penyakit saya a
hubungan yang diketahui oleh
bisa disembuhkan?”
aktif dengan pemberi perawatan,
orang terdekat pasien pada umumnya
ingin berbicara
31
mengenai perasaan
bunuh diri, terisolasi
5. Waspadai
dan putus asa.
gejala-gejala
verbal/nonverb
al, misal:
menarik diri,
putus asa
perasaan
kesepian.
Tanyakan
kepasien:
apakah pernah
berfikir untuk
bunuh diri ?
32
D. Pelaksanaan dan Evaluasi
DO:-
2 3 10.55
13-1- I: Menganjurkan banyak minum
06
E:
DS:
3 3 11.00
I:
13-1-
Menganjurkan klien mengenakan pakaian
06
tipis dan mudah menyerap keringat
DS:
4 2 11.00
DO: Klien mau mengganti dengan pakaian
yang tipis
33
06 makanan pedas
E:
13-1-
06 I: Menganjurkan klien untuk batasi
makanan yang menyebabkan mual dan
muntah
6 3 11.10
E:
DS:-
13-1-
DO: Klien tampak mengerti
06
I: Menganjurkan klien untuk batasi cairan
satu jam sebelum makan dan pada saat
makan
7 3 11.15 E:
DS:
13-1-
06
I: Menganjurkan klien untuk makan dengan
porsi sedikit frekuensi sering
34
E:
8 5 11.20 DS:
DS:
13-1-
06 I: Memberikan waktu untuk bicara dengan
klien selama dan diantara aktivitas
perawatan, tetap memberi dukungan,
10 5 11.35 mengusahakan verbalisasi, perlakukan
dengan penuh penghargaan dan
menghormati perasaan klien
E:
DS:-
35
11 13-1- 1 12.00 perawat secara aktif
06
E:
12 1 12.05
E:
DS:-
- N: 98 x/mnt
- R: 26 x/mnt
13-1-
06 - S: 37,7 0 C
36
E:
DS:
DO:
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Etiologi AIDS disebabkan oleh virus HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus
sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.
Cara penularan AIDS yaitu melalui hubungan seksual, melalui darah ( transfuse
darah, penggunaan jarum suntik dan terpapar mukosa yang mengandung AIDS),
transmisi dari ibu ke anak yang mengidap AIDS.
37
Sasaran bagi pasien HIV/ AIDS dengan mencakup pasien mengalami risiko
infeksi minimal, pasien tidak menyebarkan penyakit pada orang lain, pasien mendapatkan
nutrisi yang optimal, dan pasien berpartisipasi dalam kelompok sebaya dan aktivitas
keluarga.
B. Saran
Karena sampai saat ini belum diketahui vaksin atau obat yang efektif untuk
pencegahan atau penyembuhan AIDS, maka untuk menghindari infeksi HIV dan
menekan penyebarannya, cara yang utama adalah melakukan tindakan pencegahan
melalui perubahan perilaku.
Kepada para pembaca khususnya perawat, diharapkan dengan adanya makalah ini
dapat melaksanakan tindakan yang tepat dan benar dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada penderita HIV/ AIDS.
38