DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Masmun Zuryati, M.Kep
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2 Transfer A
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat menular dan berpengaruh besar terhadap kehidupan sosial. Namun negara-negara
terinfeksi virus HIV yang sangat membahayakan ini, tidak hanya di negara berkembang
saja melainkan negara maju pun banyak masyarakatnya telah terinfeksi virus HIV/AIDS.
Penyakit mematikan ini menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia mulai dekade
80an di kawasan Amerika Utara. Sedangkan virus dari penyakit ini ialah Human
Immuno Deficiency virus (HIV), yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 1983
Human Immuno Deficiency virus (HIV) merupakan retrovirus yang terdiri dari
sampul dan inti. HIV merupakan virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh atau
perlindungan tubuh manusia. Virus inilah yang menyebabkan AIDS. Dan AIDS
merupakan definisi yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV pada stadium infeksi
berat. Virus ini terbagi menjadi dua sub-tipe, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Virus ini
menyerang sel limfosit, Limfosit adalah sel darah putih yang merupakan bagian penting
dari sistem kekebalan tubuh. -CD4 (salah satu sel darah putih). Virus HIV ditemukan
dalam cairan tubuh terutama pada cairan sperma, cairan vagina dan darah.
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama
lima hingga sepuluh tahun atau lebih. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih
yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS
akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi
memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke
dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud HIV/AIDS
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian HIV/AIDS
HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita.
kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat
kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama
lima hingga sepuluh tahun atau lebih. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
merupakan
virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS
akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi
memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke
dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama
kelamaan sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua
penyakit dapat masuk ke dalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah
terkena AIDS.
B. Penyebab HIV/AIDS
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen,
dan sekret vagina. Setelah memasuki tubuh manusia, maka target utama HIV adalah
limfosit CD 4 karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4. Virus
ini akan mengubah informasi genetiknya ke dalam bentuk yang terintegrasi di dalam
informasi genetik dari sel yang diserangnya, yaitu merubah bentuk RNA (ribonucleic
DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel hospes dan selanjutnya
diprogramkan untuk membentuk gen virus. Setiap kali sel yang dimasuki retrovirus
dapat bervariasi antar individu. Dibiarkan tanpa pengobatan, mayoritas orang yang
terinfeksi HIV akan mengembangkan tanda-tanda penyakit terkait HIV dalam 5-10
tahun, meskipun ini bisa lebih pendek. Waktu antara mendapatkan HIV dan diagnosis
AIDS biasanya antara 10‘15 tahun, tetapi terkadang lebih lama. Terapi antiretroviral
bereplikasi dan
oleh karena itu mengurangi jumlah virus dalam darah orang yang terinfeksi (dikenal
sebagai 'viral load').
a) Fase 1
Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah t erpapar dan
terinfeksi. Tetapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes darah.
Pada fase ini antibodi terhadap HIV belum terbentuk. Bisa saja terlihat/mengalami
gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).
b) Fase 2
Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu
sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat menularkan
pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu
c) Fase 3
Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai gejala AIDS.
Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu
malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak
sembuh- sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat
badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
d) Fase 4
Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan
tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya. Timbul penyakit tertentu yang
disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan
radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit
atau sarcoma kaposi, infeksi usus yang menyebabkan diare parah berminggu-minggu,
dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.
D. Penularan HIV/AIDS
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari individu
yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air mani dan cairan vagina. Individu tidak
a) Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah
terpapar HIV.
c) Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato, dan pisau
cukur yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama
dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Cara-
(2) Intranatal : saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina.
(3) Postnatal : setelah proses persalinan, melalui air susu ibu. Kenyataannya 25-
35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi di negara
berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV tertular
dari ibunya.
E. Gejala HIV/AIDS
yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama,
banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya. Beberapa minggu
pertama setelah infeksi awal, individu mungkin tidak mengalami gejala atau penyakit
seperti influenza termasuk demam, sakit kepala, ruam, atau sakit tenggorokan.
mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti kelenjar getah bening yang membengkak,
penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. Tanpa pengobatan, mereka juga bisa
F. Pencegahan HIV
Lima cara untuk mencegah penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE” sebagai berikut.
a) A (Abstinence): artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang
belum menikah.
b) B (Be faithful): artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak
berganti-ganti pasangan).
c) C (Condom): artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan
menggunakan kondom.
e) E (Education): artinya pemberian Edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV,
dimana kasusnya telah tercatat peningkatannya terus menerus baik di negara maju
maupun negara berkembang. Sehingga perlu adanya upaya yang lebih efektif untuk
menangani penyakit AIDS ini dengan upaya pencegahan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kata pencegahan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mencegah
atau penolakan terhadap suatu hal. Bila dispesialisasikan dalam bahasa kesehatan ,
pengertian dari pencegahan adalah segala bentuk aksi yang bertujuan untuk mencegah
penyakit agar tidak sampai terjadi. Pencegahan juga bisa berarti upaya untuk
HIV/AIDS :
1. Pencegahan Primer
Pencegahan ini hanya dapat efektif apabila dilakukan dan dipatuhi dengan
sehatataumencegahorangsehatmenjadisakit.Pencegahanprimer
dapat dilakukan :
a. Promosi Kesehatan
b. Proteksi Spesifik
berikut :
dilakukan melalui :
yang berisiko.
berhubungan
narkoba
sirkumsisi.
Dalam melakukan hubungan seksual, proteksi penularan
HIV/AIDS )
(3) Dan tidak melakukan hubungan seks
pasangan saja yang setia dan tidak terinfeksi HIV atau tidak
b) Melalui darah.
atau sikat gigi bekas pakai orang yang mengidap virus HIV.
(disposable).
c) Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya.
tertular penyakit lain atau menjadi kurang gizi. Bila ibu yang
apabila
supaya tidak menular dari ibu kepada bayinya dan bila sudah
dan keluarganya.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder terdiri dari deteksi dini dan pengobatan tepat (Porta
2008). Berikut salah satu contoh upaya pencegahan sekunder sebagai berikut
a. Deteksi Dini
b. Pengobatan Tepat
ada saat ini, pengobatan yang ada hanya disasarkan pada penyakit
sesuai.
Akhirnya WHO merekomendasikan untuk penggunaan Anti
jumlah
InfeksiHIV/AIDSmenyebabkanmenurunnyasistemimunsecara
berakhir pada kematian. Sementara itu, hingga saat ini belum ditemukan obat
infeksi
3. Pencegahan Tersier
yang dapat terjadi pada jangka waktu yang relatif lama dan juga memperbaiki
bisa diterapkan adalah penggunaan terapi ARV. Hingga sampai saat ini,
perkembangan
penderitadapatmelakukanaktivitassepertisemula/seoptimalmungkin.
Misalnya :
mengungkapkan perasaannya.
b. Membangkitkan harga dirinya dengan melihat keberhasilan
e. Selain itu perlu diberikan perawatan paliatif (bagi pasien yang tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita.
kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat
kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir.
B. Saran
dan masyarakat karena mereka membutuhkan dukungan moril yang lebih terutama
informasi mengenai gambaran postif dari ODHA agar stigma yang ada berkurang
sehingga masyarakat menjadi tidak takut untuk melakukan tes HIV dengan begitu
pencegahan penularan juga akan terlaksana lebih baik. Perlu adanya peningkatan
promosi program pencegahan penularan dari ibu ke anak. Perbaikan sarana pelayanan
kesehatan umum sangat diperlukan perlu adanya pelatihan khusus pada petugas kesehatan
An, S.J. et al., 2015. Program synergies and social relations : implications of integrating HIV
testing and counselling into maternal health care on care seeking. , pp.1‘12.
https://inilah.com/rileks/2268307/ini-metode-pencegahan-penularan-penyakit-hiv-aids 18 Juni
2021(diakses online)
Kakaire, O. et al., 2015. Clinical versus laboratory screening for sexually transmitted infections
prior to insertion of intrauterine contraception among women living with HIV / AIDS : a
Kinasih, S.E. et al., 2015. Perlindungan buruh migran Indonesia melalui deteksi dini HIV / AIDS
pada saat reintegrasi ke daerah asal The protection of Indonesian migrant workers
through early detection of HIV / AIDS at the time of reintegration into the place of
origin. , pp.198‘210.
Rumah, D.I. & Sanglah, S., 2011. PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI ANTI RETRO